BAB VIII – ASPEK PEMBIAYAAN
Pemerintah Kota Probolinggo dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan
daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 jo.
Pemendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
dan secara spesifik pengelolaan keuangan Daerah Kota Probolinggo diatur dalam
Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Probolinggo dilaksanakan dalam
suatu sistem terintegrasi diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan
dengan Peraturan Daerah. APBD merupakan instrumen yang menjamin terciptanya
disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan
maupun belanja daerah.
Struktur APBD Kota Probolinggo terdiri dari (1) Penerimaan Daerah yang
didalamnya terdapat pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah; (2)
Pengeluaran Daerah yang didalamnya terdapat Belanja Daerah dan (3) Pengeluaran
Pembiayaan Daerah.
Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk
menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah
dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah, sehingga analisis
pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan
daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah guna
VIII.1. PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan daerah merupakan penerimaan pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan di daerah yang diperoleh
dari sumber- sumber penerimaan daerah antara lain Pendapatan Asli Daerah
(PAD), dana perimbangan dan Lain-lain pendapatan yang sah.
Kapasitas keuangan Daerah akan menentukan kemampuan pemerintah
Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan masyarakat. Analisis kemampuan
Pemerintah dapat diukur dari penerimaan pendapatan daerah selama 5 tahun
terakhir (2010 – 2014) yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun
ketahun dengan rata-rata peningkatan pendapatan daerah pertahun sebesar
Tabel VIII. 1 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Probolinggo Tahun 2010-2014
Periode (dalam Rp.000.000) Pertambahan Proporsi
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Rata-rata
1 PENDAPATAN DAERAH 471.917,428 614.208,005 566.210,945 682.356,282 753.482,007 13,32%
1.1 Pendapatan Asli Daerah 40.085,224 69.261,489 57.455,036 78.355,778 80.748,089 23,79% 10,55%
1.1.1 Pajak Daerah 6.848,149 13.933,503 11.713,782 20.951,122 19.063,571 39,35%
1.1.2 Retribusi Daerah 26.696,155 11.006,288 10.584,456 11.870,774 12.349,794 -11,60%
1.1.3 Bagian Laba BUMD 1.179,091 1.027,155 1.653,391 739,527 1.033,357 8,14%
1.1.4 Lain-lain PAD Yang Sah 5.361,830 43.294,543 33.503.406 44.794,355 48.301,367 181,59%
1.2 Dana Perimbangan 330.155,546 458.387,348 377.700,434 495.412,229 535.432.002 15,12% 71,15%
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak 35.566,410 57.969,915 43.798,799 48.536,475 48.579,196 12,36%
1.2.2 DAU 259.533,136 367.601,263 311.327,135 414.534,284 454.208,196 17,26%
1.2.3 DAK 35.056 32.816,170 22.574,5 32.341,470 32.644,610 1,65%
1.3 Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah 101.676,658 86.559,168 131.055,476 108.588,275 137.301,916 11,46% 18,30%
1.3.1 Hibah - 1.212,541 3.067,547 - - 13,25%
-1.3.2 Dana Darurat - - - 0,00%
-1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
25.727,397 33.568,942 35.314,617 43.315,480 46.760,606 16,57%
1.3.4 Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus 49.262,646 43.681,655 78.229,091 58.181,950 58.099,963 10,50%
1.3.5
Bantuan Keuangan dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
26.686,615 8.096,030 14.444,220 7.090,845 32.441,347 78,84%
Berdasarkan tabel rata-rata realisasi pertumbuhan dan kontribusi
rata-rata selama 5 tahun terakhir (2010-2014) sebesar 12,07 % per tahun dan
kontribusi pertumbuhan rata-rata per-obyek pendapatan terhadap total
pendapatan daerah dominasi paling besar adalah dana perimbangan dengan
persentase sebesar 78,62% dari Total Pendapatan, sedangkan PAD sebesar
7,04% dan Lain-lain pendapatan yang sah sebesar 14,34%.
Perkembangan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami
rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun (tahun 2010 – 2014) sebesar 4,72% per
tahun, hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan daerah telah berhasil
melampaui target yang direncanakan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Probolinggo tahun 2005 – 2010 yang
ditargetkan sebesar 4% per tahun.
Pencapaian target tersebut merupakan wujud keseriusan Pemerintah
Kota Probolinggo dalam menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan asli daerah (PAD). Kebijakan pemerintah Kota Probolinggo dalam
upaya meningkatkan PAD dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
sumber-sumber PAD yaitu dengan melakukan langkah-langkah identifikasi
sumber-sumber pendapatan potensial maupun penyesuaian tarif
retribusi/pajak daerah yang sudah tidak relevan dengan perkembangan kondisi
dengan tidak membebani masyarakat.
Namun demikian jika dilihat dari kontribusi PAD terhadap penerimaan
pendapatan daerah masih relatif kecil, ketergantungan Pemerintah Kota
Probolinggo terhadap Pemerintah Pusat dan Provinsi masih cukup tinggi.
Kontribusi penerimaan yang berasal dari dana perimbangan sebesar 78,62%,
PAD sebesar 7,04%, dan lain-lain penerimaan pendapatan daerah yang sah
sebesar 14,34%, hal tersebut dapat diartikan bahwa kemandirian Keuangan
Daerah Kota Probolinggo dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan masih bergantung pada
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi.
Perkembangan realisasi Penerimaan Daerah dari Dana Perimbangan juga
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 13,18% per tahun, dengan
kontribusi terbesar pada pos Dana Alokasi Umum (DAU) yang mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 14% per tahun. Kenaikan Penerimaan Dana
Perimbangan tersebut menggambarkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan
Pemerintah Kota Probolinggo dalam menggali potensi pada pos-pos Dana
Pos Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah juga mengalami
pertumbuhan yang meningkat. Penerimaan pada Pos ini berumbser dari
Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kota untuk
mendanai program/kegiatan pembantuan yang ada di Kota Probolinggo.
Berdasarkan kinerja pertumbuhan dan kontribusi pendapatan daerah
rata-rata selama 5 tahun terakhir, untuk pemenuhan pendanaan
pembangunan dalam RPJMD Kota Probolinggo Tahun 2014-2019 kebijakan
pengelolaan keuangan daerah diarahkan pada peningkatan kemandirian
keuangan daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan melalui upaya intensifikasi dan ektensifikasi pendapatan
daerah, optimalisasi aset dan kekayaan pemerintah kota termasuk
mengembangkan BUMD baru dengan menganut prinsip-prinsip; (1) Potensial,
lebih menitikberatkan pada potensi daripada jumlah atau jenis pungutan yang
banyak; (2) Tidak memberatkan masyarakat; (3) Tidak merusak lingkungan; (4)
Mudah diterapkan dan dilaksanakan; dan (5) Penyesuaian pendapatan baik
mengenai tarif maupun materinya. Sedangkan asumsi target penerimaan
pendapatan daerah adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan Asli daerah (PAD).
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada RPJMD Kota Probolinggo
Tahun 2010-2015 diproyeksikan sebesar 7% per tahun, dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Realisasi penerimaan PAD selama kurun waktu lima tahun terakhir
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,72%;
b. Kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pusat tentang Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang diserahkan Pemerintah daerah
pada tahun 2011 dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang direncanakan
akan diserahkan ke Pemerintah Daerah pada tahun 2013; serta
c. Upaya serius dari pemerintah Kota Probolinggo dalam menggali potensi
sumber-sumber pendapatan asli daerah melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi PAD
2. Dana Perimbangan
Proyeksi penerimaan dari Dana Perimbangan pada RPJMD Kota
Probolinggo Tahun 2014-2019 sebesar 13% dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Realisasi penerimaan Dana Perimbangan selama kurun waktu lima
b. Bekurangnya penerimaan Dana Perimbangan yang berasal dari Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
c. Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan pos yang memiliki Kontribusi
terbesar dalam menyokong penerimaan Dana Perimbangan yakni sebesar
81,89%. Berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah, DAU diberikan berdasarkan celah
fiskal/keuangan dan alokasi dasar. Celah fiskal/keuangan merupakan
kebutuhan daerah yang dikurangi dengan kapasitas fiskal/keuangan
daerah. Kebutuhan daerah merupakan variabel-variabel yang ditetapkan
undang-undang antara lain penduduk, luas wilayah,penduduk miskin dan
indeks harga, perhitungan kapasitas keuangan didasarkan atas PAD dan
Dana Bagi Hasil yang diterima daerah, sedangkan alokasi dasar
merupakan pemenuhan gaji PNS.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
Penerimaan pada pos ini juga diproyeksikan mengalami
peningkatan sebesar 10% per tahun. Dalam upaya optimalisasi penerimaan
pendapatan, maka Pemerintah Kota Probolinggo harus secara intensif
melakukan koordinasi menggali potensi penerimaan Lain-lain pendapatan
daerah yang sah dengan Pemerintah Pusat, Provinsi maupun pemerintah
daerah lainnya.
Penerimaan pendapatan daerah pada RPJMD Kota Probolinggo Tahun
2014-2019 yang terdiri dari penerimaan Pendapatan Asli daerah, Dana
Perimbangan dan Lain-lain Penerimaan Daerah yang sah diproyeksikan
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 11,25% per tahun. Secara rinci
Tabel VIII. 2 Proyeksi Perkiraan Pendapatan Daerah Kota Probolinggo pada Tahun 2015 – 2019
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2014
NO URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019
1 PENDAPATAN DAERAH 828.830.207.483 911.713.228.232 1.002.884.551.055 1.103.173.006.160 1.213.490.306.776 1.1 Pendapatan Asli Daerah 88.822.898.161 97.705.187.977 107.475.706.774 118.223.277.452 130.045.605.197
1.1.1 Pajak Daerah 20.969.928.540 23.066.921.394 25.373.613.533 27.910.974.887 30.702.072.375
1.1.2 Retribusi Daerah 13.584.773.785 14.943.251.164 16.437.576.280 18.081.333.908 19.889.467.299
1.1.3 Bagian Laba BUMD 1.136.692.663 1.250.361.930 1.375.398.123 1.512.937.935 1.664.231.728
1.1.4 Lain-lain PAD Yg Sah 53.131.503.172 58.444.653.490 64.289.118.838 70.718.030.722 77.789.833.795
1.2 Dana Perimbangan 588.975.201.807 647.872.721.988 712.659.994.187 783.925.993.606 862.318.592.966 1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak 53.437.115.207 58.780.826.728 64.658.909.401 71.124.800.341 78.237.280.375
1.2.2 DAU 499.629.015.600 549.591.917.160 604.551.108.876 665.006.219.764 731.506.841.740
1.2.3 DAK 35.909.071.000 39.499.978.100 43.449.975.910 47.794.973.501 52.574.470.851
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yg Sah 151.032.107.515 166.135.318.267 182.748.850.094 201.023.735.103 221.126.108.613
1.3.1 Hibah - - - -
-1.3.2 Dana Darurat - - - -
-1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi danPemerintah Daerah Lainnya 51.436.666.515 56.580.333.167 62.238.366.484 68.462.203.132 75.308.423.445
1.3.4 Dana Penyesuaian dan OtonomiKhusus 63.909.959.300 70.300.955.230 77.331.050.753 85.064.155.828 93.570.571.411
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi dan
VIII.2. BELANJA DAERAH
Pengelolaan belanja daerah dilaksanakan berlandaskan pada anggaran
Kinerja (Performance budget) yaitu belanja daerah yang berorientasi pada
pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan
efektifitas pelayanan publik, yang berarti belanja daerah harus berorientasi
pada kepentingan publik. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja daerah
harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik terutama
masyarakat miskin dan kurang beruntung (pro-poor), pertumbuhan ekonomi
(pro-growth) dan perluasan lapangan kerja (pro-job).
Gambaran Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Daerah
kota Probolinggo selama 3 tahun terakhir (2012 – 2014) sebagaimana
tabel dibawah ini.
Tabel VIII. 3 Proporsi Realisasi Belanja terhadap ABD Kota Probolinggo Tahun 2012-2014
NO URAIAN PROPORSI PROPORSI
RATA
-1 Belanja Pegawai 279.558.344.263,85 301.273.207.631,60 358.536.322.796,92 90,47%
2 Belanja Bunga - - - 0,00%
3 Belanja Subsidi - - - 0,00%
4 Belanja Hibah 14.103.845.000,00 22.000.794.406,42 22.397.250.000,00 5,65% 5 Belanja Bantuan
Sosial
6.690.350.000,00 10.509.120.000,00 12.225.750.000,00 3,09%
6 Belanja Bagi Hasil - - - 0,00%
7 Belanja Bantuan Keuangan
625.722.777,00 622.972.777,00 626.000.000,00 0,16%
8 Belanja Tidak terduga
519.058.050,00 856.058.600,00 2.500.000.000,00 0,63%
B BELANJA LANGSUNG
309.673.632.751,03 320.669.885.044,41 386.961.755.121,00
1 Belanja Pegawai 58.613.098.291,00 65.612.242.153,00 69.509.422.207,00 17,96% 2 Belanja Barang
dan Jasa
166.354.008.580,55 186.895.963.008,67 201.637.957.918,45 52,11%
3 Belanja Modal 84.706.525.879,48 68.161.679.882,74 115.814.374.995,55 29,93% TOTAL BELANJA 611.170.952.841,88 655.932.038.459,43 783.247.077.917,92 13,37%
Sumber : Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Tahun 2014
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir (tahun
2012 - 2014) proporsi rata-rata penggunaan anggaran Belanja Tidak Langsung
terhadap jumlah Anggaran Belanja sebagian besar digunakan untuk belanja
pegawai dengan proporsi rata-rata 97,65%, sedangkan proporsi rata-rata
52,11% dan belanja Modal sebesar 29,93%, sedangkan belanja pegawai hanya
17,96%.
Gambaran proporsi anggaran Belanja untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur Kota Probolinggo selama 3 tahun terakhir (2012 – 2014) sebagaimana
tabel dibawah ini.
Tabel VIII. 4 Proporsi Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Probolinggo Tahun 2012-2014
NO URAIAN PROPORSI PERTMB
RATA2
2012 2013 2014
A BELANJA TIDAK
LANGSUNG 278.601.359.743 300.151.389.894 356.858.543.214 1 Belanja Gaji dan
Tunjangan 220.398.475.283 232.248.656.831 269.758.810.214 75,59%
2 Belanja Tambahan
Penghasilan 55.540.608.800 65.250.964.100 84.440.133.000 23,66%
3
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
1.912.000.000 1.912.000.000 1.912.000.000 0,54%
4 Belanja Pemungutan
Pajak Daerah 750.275.660 739.768.963 747.600.000 0,21%
B BELANJA LANGSUNG 67.647.865.209 75.234.924.975 71.950.011.090
1 Belanja Honorarium PNS 28.269.868.189 31.669.641.005 27.960.308.840 38,86%
2 Belanja Uang Lembur 4.481.771.745 4.700.709.778 5.950.372.560 8,27%
3 Belanja Beasiswa
Pendidikan PNS 182.000.000 185.000.000 60.000.000 0,08%
4
Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bintek PNS
2.520.350.750 1.533.500.900 1.623.574.400 2,26%
5 Belanja Premi Asuransi
Kesehatan 319.913.785 8.400.000 424.000.000 0,59%
6 Belanja Makanan dan
Minuman Pegawai 464.159.089 520.558.300 513.894.000 0,71%
7 Belanja Pakaian Dinas
dan Atributnya 985.222.605 726.747.000 1.089.368.000 1,51%
8 Belanja Pakaian Khususdan Hari - hari Tertentu 2.589.972.582 3.680.708.533 3.368.685.250 4,68%
9 Belanja Perjalanan Dinas 27.834.606.464 32.209.659.459 30.959.808.040 43,03%
10 Belanja Perjalanan
Pindah Tugas - - - 0,00%
11 Belanja PemulanganPegawai - - - 0,00%
Gambaran Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama,
tahun 2012 – 2014 sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel VIII. 5 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Probolinggo Tahun 2012-2014
N
O URAIAN
JUMLAH RUPIAH (Rp) PERTUMBUHRATA-RATA AN
2012 2013 2014
Rp. Rp. Rp. %
A BELANJA TIDAK
LANGSUNG 222.310.475.283 234.160.656.831,00 271.670.810.213,92 1 Belanja Gaji dan
Tunjangan 220.398.475.283 232.248.656.831,00 269.758.810.213,92 99,30%
2
1.912.000.000 1.912.000.000,00 1.912.000.000,00 0,70%
3 Belanja Bunga - - - 0,00%
4 Belanja Bagi Hasil - - - 0,00%
0,00%
B BELANJA
LANGSUNG 13.529.565.585 14.366.357.675,33 18.368.494.727,00 6,76% 1 Belanja HonorariumPNS Khusus Guru - - - 0,00%
2 Belanja Beasiswa 182.000.000 185.000.000,00 60.000.000,00 0,02%
3
Belanja Jasa Kantor (Khusus Tagihan Bulanan Kantor seperti Listrik, Air,
12.949.706.895 13.993.407.941,33 17.933.432.227,00 6,60%
4 Belanja Sewa Gedung Kantor (yang telah ada
397.858.690 187.949.734,00 375.062.500,00 0,14%
0,00% C PEMBIAYAAN
PENGELUARAN 2.000.000.000 - - 0,00%
1 Pembentukan Dana 2.000.000.000 - - 0,00%
2 Pembayaran Pokok
- - - 0,00%
TOTAL (A+B+C) 237.840.040.868 248.527.014.506,33 290.039.304.940,92 Sumber : Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Tahun 2014
Dengan memperoleh gambaran kebutuhan belanja tidak langsung dan
pengeluaran pembiayaan yang bersifat wajib dan mengikat serta prioritas
utama sebagaimana tabel diatas, maka dapat diproyeksikan anggaran belanja
selama 5 tahun kedepan (2015 -2019) untuk menghitung kerangka
Tabel VIII. 6 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Probolinggo pada
2015 2016 2017 2018 2019
RP. (000.000) % Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
A BELANJA TIDAK LANGSUNG
271.670,810 93,67% 298.837.891.235,31 328.721.680.358,84 361.593.848.394,73 397.753.233.234,20 437.528.556.557,62
1 Belanja Gaji dan Tunjangan
269.758,810 99,30% 296.734.691.235,31 326.408.160.358,84 359.048.976.394,73 394.953.874.034,20 434.449.261.437,62
2 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH
1.912 0,70% 2.103.200.000,00 2.313.520.000,00 2.544.872.000,00 2.799.359.200,00 3.079.295.120,00
3 Belanja Bunga - 0,00%
- - - -
-4 Belanja Bagi Hasil - 0,00%
- - - -
-B BELANJA LANGSUNG 18.368,495 6,33% 20.205.344.199,70 22.225.878.619,67 24.448.466.481,64 26.893.313.129,80 29.582.644.442,78 1 Belanja Honorarium
PNS Khusus Guru dan
- 0,00%
- - - -
-2 Belanja Beasiswa 60 0,33% 66.000.000,00 72.600.000,00 79.860.000,00 87.846.000,00 96.630.600,00 3 Belanja Jasa Kantor
(Khusus Tagihan Bulanan Kantor seperti Listrik, Air,
17.933,432 97,63% 19.726.775.449,70 21.699.452.994,67 23.869.398.294,14 26.256.338.123,55 28.881.971.935,91
4 Belanja Sewa Gedung Kantor (yang telah ada
375.062,5 2,04% 412.568.750,00 453.825.625,00 499.208.187,50 549.129.006,25 604.041.906,88
C Pembiayaan Pengeluaran
- 0,00% - - - -
-1 Pembentukan Dana - 0,00%
- - - -
-2 Pembayaran Pokok - 0,00%
- - - -
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa belanja yang wajib dan
mengikat serta prioritas utama yang harus dikeluarkan Pemerintah Kota
Probolinggo selama periode tahun 2014-2019 mengalami peningkatan.
Sedangkan untuk Belanja daerah tidak mengikat yang dipergunakan
untuk mendanai program/kegiatan pembangunan baik belanja tidak langsung
maupun belanja langsung sebagaimana tabel berikut :
Tabel VIII. 7 Proyeksi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Tidak Mengikat Kota Probolinggo Tahun 2010-2015
URAIAN TAHUN
JUMLAH RUPIAH Rp. (000.000)
2015 2016 2017 2018 2019
RP. (000.000)
% RP. RP. RP. RP. RP.
Belanja 424.710,75 5
467.181,831 513.900,014 565.290,015 621.819,017 684.000,918
A. Belanja Tidak Langsung
37.749 8,89% 41.523,900 45.676,29 50.243,919 55.268,311 60.795,142
Bantuan Sosial 12.225,750 32,39% 13.448,325 14.793,158 16.272,473 17.899,721 19.689,693
Bantuan Hibah
22.397,250 59,33% 24.636,975 27.100,673 29.810,740 32.791,814 36.070,995
Belanja Tak Terduga
2.500 6,62% 2.750 3.025 3.327,5 3.660,25 4.026,275
Bantuan kepada Provinsi / Kab / kota
626 1,66% 688,6 757,46 833,206 916.526,6 1.008,179
B. Belanja Langsung
386.961,75 5
91,11% 425.657,931 468.223,724 515.046,096 566.550,706 623.205,776
Urusan Wajib 360.886,10 0
93,26% 396.974,710 436.672,181 480.339,399 528.373,339 581.210,673
Urusan Pilihan 26.075,655 6,74% 28.683,220 31.551,542 34.706,697 38.177,366 41.995,103
Total (A+B)
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2014
Belanja tidak langsung yang tidak wajib dan tidak mengikat yang
terdiri dari belanja hibah, bantuan sosial, belanja bunga dan belanja tidak
terduga yang direncanakan digunakan untuk :
1. Belanja Hibah
Belanja Hibah dipergunakan untuk mendorong lembaga/badan/organisasi
untuk berperan aktif dalam pembangunan. Belanja ini direncanakan akan
diberikan secara hibah kepada lembaga/badan/organisasi yang ada di Kota
Probolinggo
2. Belanja Bantuan Sosial
Belanja bantuan sosial direncanakan untuk mendukung program-program
Pemerintah Kota Probolinggo dalam upaya peningkatan kehidupan sosial
3. Belanja Tidak Terduga
Belanja ini dperuntukan bagi kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat
diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah Kota Probolinggo serta
kegiatan yang tidak biasa/tanggap darurat.
Untuk belanja langsung yang tidak wajib dan tidak mengikat digunakan
untuk berbagai program/ kegiatan dengan tetap mengedepankan program/
kegiatan prioritas.
Prioritas program/kegiatan tersebut dipisahkan menjadi prioritas I,
prioritas II dan prioritas III, dimana prioritas I mendapatkan prioritas pertama
sebelum prioritas II. Demikian selanjutnya Prioritas III mendapatkan alokasi
anggaran setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan pendanaannya.
Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan Visi dan
Misi atau program unggulan/dedicated Kepala Daerah yang definitif harus
dilaksanakan oleh daerah pada periode lima tahun mendatang.
Program prioritas I berhubungan langsung dengan kepentingan publik,
bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai
manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya
ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah.
Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja
yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah .
Program Prioritas II merupakan program prioritas di tingkat SKPD yang
merupakan penjabaran per urusan yang berhubungan dengan
program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada
masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan
permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas
dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang
berhubungan dengan itu.
Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi
belanja- belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS,
belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, dan belanja
tidak terduga. Secara keseluruhan belanja wajib/mengikat dan belanja
tidak mengikat pada RPJMD Kota Probolinggo Tahun 2014-2019 adalah
Tabel VIII. 8 Rekapitulasi Belanja Wajib/ Mengikat dan Belanja Tidak Mengikat Kota Probolinggo Tahun 2015-2019
URAIAN
TAHUN DASAR 2014
JUMLAH RUPIAH (RP. 000.000)
2015 2016 2017 2018 2019
Belanja Wajib/
Mengikat 290.039,305 319.043,235 350.947,559 386.042,315 424.646,546 467.111,201 Belanja Tidak
Mengikat 424.710,755 467.181,831 513.900,014 565.290,015 621.819017 684.000,918 Jumlah 714.750,060 786.225,066 864.847,573 951.332,330 1.046.465,563 1.151.112,119
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2014
VIII.3. PEMBIAYAAN DAERAH
Pembiayaan adalah transaksi keuangan dearah yang dimaksudkan untuk
menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah, ketika terjadi
defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari Sisa Lebih
perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari
dana cadangan, maupun hasil Penjualan aset daerah yang dipisahkan.
Sedangkan Pengeluaran dalam pembiayaan itu sendiri adalah angsuran
hutang, bantuan modal dan transfer ke dana Cadangan. Gambaran
Pembiayaan Riil Daerah selama 3 tahun terakhir (2012-2014) sebagai pada
tabel di bawah ini.
Tabel VIII. 9 Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Probolinggo Tahun 2012-2014
NO URAIAN P e r i o d e (Thn.)
2012 2013 2014
1 Realisasi Pendapatan Daerah 614.208.004.952,76 682.356.282.136,16 753.482.006.802,92 Dikurangi Realisasi :
2 Belanja Daerah 611.170.952.841,88 655.932.038.459,43 783.247.077.917,92 3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2.250.000.000,00
A. Surplus/Defisit Riil Ditutup oleh realisasi : penerimaan pembiayaan : 4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SiLPA) Tahun
Anggaran Sebelumnya
45.201.987.814,85 45.989.039.925,73 29.765.071.115,00
5 Pencairan Dana Cadangan 2.500.000.000,00 6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yg dipisahkan
7 Penerimaan Pinjaman Daerah 8 Penerimaan Kembali Pemberiaan
Pinjaman Daerah
9 Penerimaan Piutang Daerah
B. Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Tahun
Berkenaan ( A-B )
45.989.039.925,73 74.913.283.602,46
Pada tabel penutup defisit riil diatas menunjukkan bahwa pada tahun
2012 Realisasi Belanja Daerah masih dibawah (lebih kecil) dari pada realisasi
pendapatan, yang berarti tidak terjadi defisit anggaran atau surplus sebesar
Rp. 00000000, sehingga tidak diperlukan anggaran penutup defisit riil
pada tahun 2012, oleh karena itu SiLPA tahun sebelumnya (tahun 2011) tidak
dialokasikan guna menutup defisit melainkan dialokasi sepenuhnya sebagai
penerimaan pembiayaaan pada tahun berkenaan (tahun 2012) dan akan
menambah SiLPA tahun berkenaan (tahun 2012) yang selanjutnya akan
menjadi bagian sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya
pada tahun anggaran 2012. Demikian pula untuk tahun 2013 dan tahun
2014 terjadi kondisi yaitu Surplus atau defisit Anggaran.
Gambaran komposisi penutup defisit anggaran seluruhnya berasal dari
Sisa Lebih Perhitungan (SiLPA) sebagamana tabel dibawah ini :
Tabel VIII. 10 Komposisi Penutup Defisit Anggaran Seluruhnya Berasal dari Sisa LebihPerhitungan (SILPA) Kota Probolinggo Tahun 2012-2014
NO URAIAN Proporsi dari total defisit riil
2012 2013 2014
1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran
Sebelumnya 0% -
-2 Pencairan Dana Cadangan 0% -
-3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan 0% -
-4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0% -
-5 Penerimaan, Kembali Pemberian Pinjaman
Daerah 0% -
-6 Penerimaan Piutang Daerah 0% -
-7 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
berkenaan 0% -
-Sumber : Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Tahun 2014
Tabel VIII. 11 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kota Probolinggo Tahun 2012-2014
1 Saldo Kas Neraca
Daerah 46.045.461.071,87 75.027.352.102,46 - -Dikurangi :
4 Kas di Bendahara Penerimaan (Pendapatan yang Ditangguhkan)
56.421.146,14 114.068.500,00 -
-Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (1-2-3) 45.989.039.925,73 74.913.283.602,46 -
Berdasarkan gambaran sisa lebih riil perhitungan anggaran. Maka dapt
dihitung proyeksi kapasitas penerimaan pembiayaan daerah untuk 5 (lima)
tahun kedepan (2010-2015), sebagaimana tabel berikut:
Tabel VIII. 12 Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Kota Probolinggo Tahun Anggaran 2015-2019
2015 2016 2017 2018 2019
1 Saldo Kas
Neraca Daerah 75.027,352 18,80% 42.649,976 46.914,974 51.606,471 56.767,118 62.443,830 Dikurangi :
0,11% 44,835 49,318 54,250 59,675 65,642
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
42.605,141 46.865,656 51.552,221 56.707,443 62.378,188
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2014
VIII.4. NERACA DAERAH
Neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan
pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio
aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan
daerah. Analisis neraca daerah sekurang-kurangnya dilakukan untuk hal-hal
sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
Ratio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah
daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Data Rasio Likuiditas selama 3 (tiga) tahun terakhir tahun 2012 – 2014
Tabel VIII. 13 Rasio Likuiditas Kota Probolinggo Tahun 2012-2014
1 Rasio Lancar Aset Lancar 60.742.562.956,31 91.054.322.893,88
-Kewajiban Jangka
Pendek 2.051.729.388,72 3.519.467.351,02
-2 Rasio Quick Aset Lancar
-Persediaan 55.998.475.866,70 86.231.108.153,91 -Kewajiban Jangka
Pendek 2.051.729.388,72 3.519.467.351,02
-3
Rasio Total Hutang terhadap Total Aset
Total Hutang 2.051.729.388,72 3.519.467.351,02
-Total Aset 1.500.485.251.156,73 1.602.539.751.612,03
-4 Rasio Hutang
Terhadap Modal Total Hutang 2.051.729.388,72 3.519.467.351,02
-Total Ekuitas 1.498.433.521.768,01 1.599.020.284.261,01
-5 Rata - rata Umur
Sumber : Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Tahun 2014
b. Rasio Solvabilitas
Ratio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah
daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang.
Rasio Solvabilitas selama 3 (tiga) tahun terakhir tahun 2012 –
2014 sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel VIII. 14 Rasio Solvabilitas Kota Probolinggo Tahun 2012-2014
NO URAIAN RUMUS N-3 N-2 N-1
2012 2013 2014
1 Rasio Kewajiban Terhadap Aset Kewajiban / Aset 0,14% 0,22% -2 Rasio Kewajiban Terhadap
Ekuitas
Kewajiban / Ekuitas
0,14% 0,22%
VIII.5. REKOMENDASI PEMBIAYAAN DAERAH
Dari data keuangan yang ada dan juga berdasarkan proyeksi selama
lima tahun kedepan, Kota Probolinggo masih memerlukan dukungan dana dari
Pemerintah Provinsi dan Pusat untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
infrastruktur khususnya dibidang cipta karya.
Dalam rangka hal tersebut Kota Probolinggo sanggup untuk
mengalokasikan anggaran untuk pendamping kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan, antara lain berupa : • Dana sharing pembangunan fisik
• Dana pengawasan pelaksanaan kegiatan