• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Standar Nasional Pendidikan Ten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Standar Nasional Pendidikan Ten"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini telah memprioritaskan pendidikan bagi masyarakatnya. Karena, sebagaian orang memandang bahwa pendidikan dapat membentuk jati diri seseorang, selain itu pendidikan adalah investasi di masa yang akan datang. Investasi ini akan dirasakan masyarakat bukan dalam jangka waktu yang pendek, tetapi akan terasa setelah sepuluh atau dua puluh tahun mendatang. Banyak negara-negara maju karena masyarakatnya mengenyam pendidikan dengan baik. Karena pendidikan itu identik dengan perkembangan zaman, dan persaingan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pendidikan salah satu faktor dalam menunjang suatu negara untuk terus bisa berkembang dan maju.

Pendidikan di Indonesia ini telah lama mengalami perkembangan dalam segala aspek bidang. Begitupula dengan perundang-undangan yang mengatur tentang sistem pendidikan nasional. Terciptanya sekolah-sekolah berstandar nasional dan internasional di hampir seluruh wilayah Indonesia. Pemerataan pendidikan dan kesempatan dalam memperoleh pendidikan yang diberlakukan untuk seluruh masyarakat Indonesia, dan lapangan pekerjaan yang terbuka bagi mereka yang berpotensi dan mampu bersaing.

(2)

Sekolah bermutu dan telah memenuhi standar nasional pendidikan inilah masih harus terus ditingkatkan. Dijelaskan dalam Undang-undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003 pada pasal 5 bahwa “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, oleh karena itulah kebutuhan akan sekolah yang bermutu di masyarakat saat ini sedang menjadi perhatian bagi para pemerhati pendidikan.

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan acuan bagi seluruh sekolah di Indonesia untuk dapat mencapai target pencapaian mutu. Standar yang menjadi acuan untuk dapat meningkatkan setiap aspek manajemen sekolah telah diatur dalam Undang-undang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan lainnya yang memuat hal tersebut. Salah satu aspeknya yaitu Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Standar pendidik dan Tenaga Kependidikan ini dilihat dari kompetensi dan kualifikasi akademik yang harus dimiliki dan dikuasai oleh pendidik dan tenaga kependidikan.

Pendidik atau guru merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran disekolah, selain itu fungsinya juga sebagai orang yang mendidik. Sejauh ini, perhatian kepada guru sedang menjadi center of topic, karena adanya sertifikasi guru berarti kita dapat melihat sejauh mana kualifikasi guru dalam memenuhi standar sebagai pendidik. Tenaga kependidikan seperti Kepala sekolah, tenaga perpustakaan, Tenaga Administrasi Sekolah, dan Tenaga Laboran, juga harus memenuhi kriteria dan kualifikasi agar tidak terciptanya efektifitas dan efisiensi sekolah, serta ketercapaian dalam penjaminan mutu sekolah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini dibahas tentang kualifikasi dan kompetensi yang berkenaan dengan pendidik dan tenaga kependidikan dalam menunjang peningkatan mutu sekolah.

B. Rumusan Masalah

(3)

1. Bagaimanakah kualifikasi untuk menjadi Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan?

2. Bagaimanakah kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang berkompeten?

3. Bagaimankah Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan mkalah ini yaitu:

1. Mengetahui kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi standar.

2. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai dengan stndar kompetensi yang telah ditetapkan.

(4)

BAB II KAJIAN TEORI

A. KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Pendidik dan Tenaga Kependidikan merupakan hal yang urgent dalam menunjang tercapainya keberhasilan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi yang dijelaskan dalam Undang-Undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003. Sedangkan, Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Dijelaskan lebih rinci dalam Undang-undang NO. 14 tahun 2005 bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengahUntuk memenuhi tugas dan fungsi tersebut maka ada beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi baik oleh pendidik atau tenaga kependidikan.

1. Kualifikasi Pendidik

Kualifikasi bagi guru dijelaskan dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 yaitu Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007, bahwa kualifikasi akademik guru sesuai dengan jenjang pendidikan yaitu:

a) Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

(5)

bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

b) Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

c) Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

d) Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2. Kualifikasi Tenaga Kependidikan

a) Kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah terdiri atas Kualifikasi Umum, dan Kualifikasi Khusus (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007)

Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:

(6)

2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 57 tahun;

3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan

4) Memilki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

Kualifikasi Khusus kepala Sekolah/Madrasah meliputi:

1) Kepala Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah sebagai berikut:

 Bersatatus sebagai guru TK/RA;

 Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA; dan

 Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

2) Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut: Berstatus sebagai guru SD/MI;

 Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan

(7)

Kepala Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SMP/MTs;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs; dan 3) Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh

lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SMA/MA;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SMK/MAK;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK; dan

(8)

Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan SDLB/SMPLB/SMALB;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SLB/SDLB yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sebagai berikut:

1) Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai kepala sekolah;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan pendidikan; dan

3) Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang di tetapkan Pemerintah.

b) Tenaga Administrasi Sekolah

(9)

khusus (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2008).

1. Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB

Kepala tenaga administrasi SD/MI/SDLB dapat diangkat apabila sekolah/ madrasah memiliki lebih dari 6 (enam) rombongan belajar. Kualifikasi kepala tenaga administrasi SD/MI/SDLB adalah sebagai berikut:

a. Berpendidikan minimal lulusan SMK atau yang sederajat, program studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun.

b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Kepala Tenaga Administrasi SMP/MTs/SMPLB

Kepala tenaga administrasi SMP/MTs/SMPLB berkualifikasi sebagai berikut:

a. Berpendidikan minimal lulusan D3 atau yang sederajat, program studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/ madrasah minimal 4 (empat) tahun.

(10)

3. Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB

Kepala tenaga administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB berkualifikasi sebagai berikut:

a. Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4 (empat) tahun, atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 8 (delapan) tahun.

b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat, dan dapat diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga kependidikan minimal 50 orang.

5. Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan

Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan, atau SMA/MA dan memiliki sertfikat yang relevan.

6. Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat.

(11)

8. Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat, dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.

9. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan

Berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan.

10. Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat dan dapat diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan belajar.

11. Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum

Berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki minimal 12 rombongan belajar.

12. Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLB

Berpendidikan minimal SMK/MAK/SMA/MA atau yang sederajat.

13. Petugas Layanan Khusus

a. Penjaga Sekolah/Madrasah

Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.

(12)

Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dan diangkat apabila luas lahan kebun sekolah/madrasah minimal 500 m2 .

c. Tenaga Kebersihan

Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.

d. Pengemudi

Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat, memiliki SIM yang sesuai, dan diangkat apabila sekolah/madrasah memiliki kendaraan roda empat.

e. Pesuruh

Berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang sederajat.

c) Pengawas sekolah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007 telah mengatur standar kualifikasi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas, berikut penjelasannya.

1. Kualifikasi Pengawas Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut:

a. Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi;

(13)

TK/RA atau kepala sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas TK/RA;

2) Guru SD/MI bersertifikat pendidik sebagai guru SD/MI dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun di SD/MI atau kepala sekolah SD/MI dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SD/MI;

b. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;

c. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan;

d. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan

e. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.

2. Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut :

a. Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan berbasis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi terakreditasi;

(14)

SMP/MTs atau kepala sekolah SMP/MTs dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMP/MTs sesuai dengan rumpun mata pelajarannya.

2) Guru SMA/MA bersertifikat pendidik sebagai guru dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di SMA/MA atau kepala sekolah SMA/MA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMA/MA sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;

3) Guru SMK/MAK bersertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di SMK/MAK atau kepala sekolah SMK/MAK dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas SMK/MAK sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;

b. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;

c. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan;

d. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan

(15)

B. STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1. Kompetensi Guru Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

a) Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya meliputi:

1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; 2) pemahaman terhadap peserta didik;

3) pengembangan kurikulum atau silabus; 4) perancangan pembelajaran;

5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; 6) pemanfaatan teknologi pembelajaran;

7) evaluasi hasil belajar; dan

8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b) Kompetensi kepribadian mencakup sebagai berikut: 1) beriman dan bertakwa;

(16)

9) jujur; 10) sportif;

11) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; 12) secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan 13) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

c) Kompetensi sosial merupakan kemampuan Guru sebagai bagian dari Masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk: 1) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun;

2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

4) pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik;

5) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan

6) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

d) Kompetensi profesional merupakan kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan

2) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

(17)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 bahwa standar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas adalah sebagai berikut:

NO. DIMENSI

KOMPETENSI KOMPETENSI

1 Kepribadian 1.1 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhalak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.

1.2 Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. 1.3 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan

diri sebagai kepala sekolah/madrasah.

1.4 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

1.5 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah. 1.6 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin

pendidikan.

2 Manajerial 2.1 Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

2.2 Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

2.3 Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.

2.4 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.

2.5 Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

(18)

NO. DIMENSI

KOMPETENSI KOMPETENSI

optimal.

2.7 Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

2.8 Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah. 2.9 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaa

peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

2.10 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

2.11 Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

2.12 Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah. 2.13 Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah

dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

2.14 Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

2.15 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

2.16 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

(19)

NO. DIMENSI

KOMPETENSI KOMPETENSI

3.2 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

3.3 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

3.4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.

3.5 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

4 Supervisi 4.1 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

4.2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

4.3 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

5 Sosial 5.1 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.

5.2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 5.3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau

kelompok lain. 3. Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang TAS yaitu kompetensi kepribadian, sosial, teknis, dan manajerial bagi kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah (Permediknas No. 24 tahun 2008) yaitu sebagai berikut:

(20)

2) Memiliki etos kerja, 3) Mengendalikan diri, 4) Memiliki rasa percaya diri, 5) Memiliki fleksibilitas, 6) Memiliki ketelitian, 7) Memiliki kedisiplinan,

8) Memiliki kreativitas dan inovasi, dan 9) Memiliki tanggungjawab,

b. Kompetensi sosial, meliputi: 1) Bekerjasama dalam tim, 2) Memberikan layanan prima, 3) Memiliki kesadaran berorganisasi, 4) Berkomunikasi efektif, dan

5) Membangun hubungan kerja. c. Kompetensi teknis, meliputi:

1) Melaksanakan administrasi kepegawaian, 2) Melaksanakan administrasi keuangan,

3) Melaksanakan administrasi sarana dan prasarana,

4) Melaksanakan administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat,

5) Melaksanakan administrasi persuratan dan pengarsipan, 6) Melaksanakan administrasi kesiswaan,

7) Melaksanakan administrasi kurikulum,

8) Melaksanakan administrasi layanan khusus, dan

9) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). d. Kompetensi manajerial

1) Mendukung pengelolaan standar nasional pendidikan, 2) Menyusun program dan laporan kerja,

(21)

6) Menciptakan iklim kerja kondusif,

7) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, 8) Membina staf,

9) Mengelola konflik, dan 10) Menyusun laporan.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang TAS yaitu kompetensi kepribadian, sosial, dan teknis bagi pelaksana urusan (Permediknas No. 24 tahun 2008) yaitu sebagai berikut:

a. Kompetensi kepribadian, meliputi: 1) Memiliki integritas dan akhlak mulia 2) Memiliki etos kerja,

3) Mengendalikan diri, 4) Memiliki rasa percaya diri, 5) Memiliki fleksibilitas, 6) Memiliki ketelitian, 7) Memiliki kedisiplinan,

8) Memiliki kreativitas dan inovasi, dan 9) Memiliki tanggungjawab,

b. Kompetensi sosial, meliputi: 1) Bekerjasama dalam tim, 2) Memberikan layanan prima, 3) Memiliki kesadaran berorganisasi, 4) Berkomunikasi efektif, dan

5) Membangun hubungan kerja.

c. Kompetensi teknis menyesuaikan dengan pelaksana urusan yang meliputi:

1) Melaksanakan administrasi kepegawaian, 2) Melaksanakan administrasi keuangan,

(22)

4) Melaksanakan administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat,

5) Melaksanakan administrasi persuratan dan pengarsipan, 6) Melaksanakan administrasi kesiswaan,

7) Melaksanakan administrasi kurikulum,

8) Melaksanakan administrasi layanan khusus, dan

9) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang petugas layanan khusus yaitu kompetensi kepribadian, sosial, dan teknis (Permediknas No. 24 tahun 2008) yaitu sebagai berikut:

a. Kompetensi kepribadian, meliputi: 1) Memiliki integritas dan akhlak mulia, 2) Memiliki etos kerja,

3) Mengendalikan diri, 4) Memiliki rasa percaya diri, 5) Memiliki fleksibilitas, 6) Memiliki ketelitian, 7) Memiliki kedisiplinan,

8) Memiliki kreativitas dan inovasi, dan 9) Memiliki tanggungjawab,

b. Kompetensi sosial, meliputi: 6) Bekerjasama dalam tim, 7) Memberikan layanan prima, 8) Memiliki kesadaran berorganisasi, 9) Berkomunikasi efektif, dan

10) Membangun hubungan kerja. c. Kompetensi teknis

 Penjaga sekolah;

(23)

3) Menerapkan prosedur operasi standar pengamanan sekolah/madrasah,

 Tukang kebun;

1) Menguasai penggunaan peralatan pertanian dan perkebunan, dan

2) Menguasai pemeliharaan tanaman,  Tenaga kebersihan;

1) Menguasai teknik-teknik kebersihan, dan 2) Menjaga kebersihan sekolah/madrasah.

 Pengemudi

1) Menguasai teknik mengemudi, dan 2) Menguasai teknik perawatan kendaraan.

 Pesuruh

1) Mengenal wilayah,

2) Menguasai prosedur pengiriman dokumen dinas, dan 3) Melayani kebutuhan rumahtangga sekolah/madrasah.

4. Kompetensi Pengawas

Seorang pengawas pendidikan harus memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian dan pengembangan, dan kompetensi sosial. Berdasarkan pada Permendikbud Nomor 12 tahun 2007 berikut penjabaran setiap kompetensinya yaitu sebagai berikut.

a. Kompetensi kepribadian, meliputi: 1) Tanggungjawab,

2) Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah, 3) Memiliki rasa ingin tahu dengan hal-hal baru, dan 4) Menumbuhkan motivasi kerja.

(24)

1) Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi untuk meningkatkan mutu pendidikan,

2) Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi dan tujuan,

3) Menyusun metode kerja dan instrumen pengawasan,

4) Menyusun laporan hisl-hasil pengawasan dan menindaklanjuti untuk perbaikan,

5) Membina kepala sekolah dan guru, dan

6) Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu sekolah dalam akreditasi.

c. Kompetensi supervisi akademik, meliputi:

1) Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah dasar dan sekolah menengah atau kejuruan,

2) Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran /bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan, 3) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran

dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah dasar, sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP,

4) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan,

(25)

6) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan),

7) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan,

8) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran/ bimbingan.

d. Kompetensi evaluasi pendidikan, meliputi:

1) Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan,

2) Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah lainnya dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan,

3) Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan,

4) Memantau pelaksanaan pembelajaran/ bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu, dan 5) Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala

sekolah, kinerja guru dan staf sekolah.

e. Kompetensi penelitian dan pengembangan, meliputi:

1) Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah,

2) Menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karirnya sebagai pengawas.

(26)

4) Melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya.

5) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif.

6) Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan dan atau bidang kepengawasan dan memanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan .

7) Menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan.

8) Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik perencanaan maupun pelaksanaannya.

f. Kompetensi Sosial, meliputi:

1) Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

2) Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan

C. PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Mutu adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa (services) yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan, kepuasan (satisfaction) pelanggan (costumer) yang dalam pendidikan dikelompokan menjadi dua, yaitu internal costumer dan eksternal (Fattah, 2012). Internal costumer yaitu siswa atau mahasiswa sebagai pembelajar (learners) dan eksternal costumer yaitu masyarakat dan dunia industri. Mutu tidak berdiri sendiri, artinya banyak factor untuk mencapainya dan untuk memelihara mutu. Dalam kaitan ini peran dan fungsi sistem penjamin mutu (Quality Assurance System) sangat dibutuhkan.

(27)

proses untuk membangun kepercayaan dengan cara melakukan pemenuhan persyaratan atau standar minimum pada komponen input, komponen proses, dan hasil atau outcome sesuai sesuai dengan yang diharapkan oleh stake holders (UNESCO 2006). Lebih lanjut dinyatakan bahwa penjamin mutu memiliki dua bentuk, yaitu: pertama, dalam bentuk desain kegiatan proses perbaikan dan pengembangan mutu secara berkelanjutan (continuous quality improvement), dan kedua, dalam bentuk budaya mutu (quality culture) yang mengandung tata nilai (values) yang menjadi keyakinan stake holder pendidikan dan prinsip atau asas-asas yang dianutnya. Dengan demikian penjamin mutu sebagai suatu sistem mengandung tata nilai dan asas dalam proses perubahan, perbaikan dan peningkatan mutu secara berkelanjutan.

Stake holder pendidikan seperti orang tua, masyarakat, pemerintah, dan dunia industry memilki persepsi yang berbeda tentang mutu. Perbedaan ini berimplikasi bagi sekolah institusi pendidika akan perlunya menetapkan standar mutu sebagai acuan dalam mencapai mutu pendidikan.

Penetapan standar mutu pendidikan atau pendekatan berbasis standar (standar based approach) dimaksud untuk mengukur dan menilai pemenuhan standar sebagaimana yang telaah ditetapkan dalam kebijakan mutu (quality policy). Dalam kaitan ini Green, 1994, menyatakan bahwa sistem penjamin mutu memilki lima pendekatan, yaitu; (1) quality as exceptional (highest standards), (2) quality as conforming to standard. (3) quality as fitness for purpose, (4) quality as effectiveness achieving institutional goal,dan (5) quality as meeting costumer stated or implied needs.

(28)

implementasi kebijakan untuk mencapai akutabilitas satuan pendidikan terhadap masyarakat atau public. Oleh karena itu diberbagai Negara akreditasi (accreditation) dijadikan salah satu cara atau metode yang digunakan dalam sistem penjamin mutu pendidikan dan manajemen mutu secara keseluruhan ( Total Quality Management/TQM). Di Negara kita, akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis (pasal 60 PP.19/2005), melalui pendekatan audit, pengukuran evaluasi dan yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) PT, BAN SM, DAN BAN PNFI.

Sistem penjamin mutu pendidikan dibangun atas dasar filosofis yang mengandung nilai-nilai dan konsep inti (core values an Concept) yang berkaitan erat satu dengan lainnya. Landasan filosofis dan konsep inti tersebut merupakan landasan untuk bertindak dan memberi atau menerima umpan balik. Grand Desain SPMP ini disusun berdasarka nilai-nilai yang menjadi kriteria keberhasilan SPMP dan memperkuat budaya mutu yang diharapkan oleh setiap satuan pendidikan. Nilai-nilai filosofis dalam perspektif sistem penjamin mutu pendidikan menjadi landasan dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Nilai-nilai atau Core Values and concept adalah :

1. Kepemimpinan yang visioner (visionary Leadership),

2. Pembelajaran berfokus pendidikan (Learning-Centered Educatioan),

3. Pembelajaran perorangan dan organisasi (Organizational and Personal Learning),

4. Menghargai tenaga pendidik, staf dan mitra kerja (Valuing Faculty, Staff and Partner),

5. Kegesitan (Agility),

6. Fokus pada masa depan (Focus on the Future), 7. Mengelola inovasi (Managing for Innovation),

8. Manajemen berdasarkan fakta (Management by Fact), 9. Pertanggung jawaban social ( Social Responsibility),

(29)

11. Perspektif kesisteman (System Perspective).

Kesebelasan nilai-nilai filosofis berdasarkan konsep Baldrige (2009-2010) mencakup tujuh kriteria dalam perspektif kesisteman. Ketujuh kriteria itu merupakan parameter untuk mengukur kinerja institusi pendidikan yag termasuk kategori bermutu atau unggul (Excellence).

Tujuh kriteria Bridge dalam keunggualan Organisasi yaitu : 1. Kepemimpinan (Leadership),

2. Perencanaan strategis (Strategic Planning), 3. Fokus kepada pelanggan ( Costumer Focus),

4. Kebutuhan adanya Pengukuran, Analisia, dan Manajemen Pengetahuan Organisasi (Measurement, Analysis, and Knowledge Management),

5. Fokus terhadap sumber daya manusia ( Human Resources Fokus), 6. Manajemen proses (Process Management), dan

7. Hasil (Result).

Kriteria Baldrige dalam perspektif kesisteman untuk mengelola organisasi pendidikan khususnya membutuhkan sinergitas, integritas, konsistensi, kesepadanan, (lingkages) antara perencanaan, proses, ukuran, dan tindakan-tindakan perbaikan dan pengembangan standar.

Di Indonesia, perihal Penjamin mutu diatur oleh Peraturan Pemerintah No.19/2005, pasal 91:

1. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjamin mutu pendidikan,

2. Penjamin mutu pendidikan dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan,

3. Penjamin mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis dan terencana dalam suatu program penjamin mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.

(30)

kriteria yang mengacu pada standar nasional pendidikan. Standar Nasional Pendidikan mencakup:

1. Standar Kompetensi Lulusan’ 2. Standar Isi

3. Standar Proses

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5. Standar Sarana dan Prasarana

6. Standar Pembiayaan Pendidikan 7. Standar Penilaian

Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen Pemerintah Indonesia yang diterapkan melalui berbagai kebijakan. Pendidikan nasional merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha. Oleh karena itu, penjamin mutu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai pihak ( Mutu Adalah Tanggung Jawab Bersama). Tahapan penjamin mutu pendidikan dimulai dari penepatan standar mutu, pemenuhan standar, pengukuran dan evaluasi dengan cara pengumpulan data dan analisis, perbaikan dan pengembangan standar dalam peningkatan mutu pendidikan yang mengacu pada acuan mutu pendidikan yaitu Standar Pelayanan Minimal, Standar Nasional Pendidikan dan Standar Mutu Pendidikan yang melampaui Standar Nasional Pendidikan.

Pelaksanaan penjamin mutu pendidikan meliputi jalur pendidika formal, nonformal, dan informal, jenis pendidikan umum dan kejuruan, serta jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Karakteristik khusus yang dimiliki oleh masing-masing jalur, jenis dan jenjang tersebut memberikan implikasi terhadap beragamnya peran dan tanggung jawab dalam penjaminan mutu. Pendidikan Tinggi memiliki otomomi untuk mengelola penjamin mutu, sementara jenjang pendidikan dasar dan menengah dibawah kewenangan pemerintah kabupaten/kota/provinsi.

(31)

Provinsi / Kabupaten/Kota, dan masyarakat memiliki keragaman mutu pendidikan. Untuk mengatasi keragaman tersebut, beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain :

1. Penetapan perangkat peraturan perundangan-undangan yang memberikan arah pelaksanaannya

2. Komitmen pimpinan 3. Sistem pengelolaan 4. Koordinasi yang baik

5. Pengetahuan dan kesadaran tentang penjamin mutu pada setiap individu. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara terpadu dengan satuan/program pendidiakn dalam kerangka Sistem Penjamin Mutu Pendidikan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 63 tahun 2009 tantang sistem Penjamin Mutu Pendidikan.

Mengacu kepada hal tersebut salah satunya yaitu peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah sesuai dengan kualigikasi, dan kompetensi yang berdasarkan atas Standar Nasional Pendidikan yaitu Undang-Undang nomor 32 tahun 2013. Maka dalam peningkatan pendidik dan tenaga kependidikan berpusat pada kompetensi yag harus dikembangkan, adapun kompetensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (mengutip dalam file direktori upi oleh Asep Suryana):

1. Kompetensi guru untuk “Assessing and Evaluating Students Behavior.” Mengenal jiwa anak didik merupakan syarat mutlak dalam proses pembentukan kepribadian individu, menemtukan sifat dan tingkah laku anak tidak bisa dilakukan dengan cepat, harus ditempuh dengan jalan Assessing, memperkira-kirakan untuk kemudian dievaluasi dengan tepat, minat, motivasi, angan-angan dan sebagainya merupakan faktor penghambat dalam proses pendidikan dan pengajaran.

2. Kompetensi guru untuk “Planning Instruction”

Instruction artinya pengajaran/pelajaran. Planning Instruction artinya kompetensi guru dalam membuat persiapan mengajar.

3. Kompetensi guru untuk “Conduction or Implementing Intruction”

Conducting artinya seorang pemimpin pagelaran. To Emplement berarti to perform atau Fulfield menampilkan atau malaksanakan interaksi PBM. Sub Competencies Conducting or implementing

(32)

1) Pengantar : Introduction, melakukan apersepsi sebanyak 10% waktu seluruh penampilan.

2) Inti atau Core, waktunya 70/80% dari keseluruhan 3) Penutup atau Closure (Posttest, waktunya 10/15%) b. Motivating and Reinforcing

Kompetensi untuk memupuk memberikan motivasi kepada para anak didiknya supaya lebih bergairah belajar dengan menonjolkan mengapa mereka harus mempelajari bidang studi tertentu dalam rangka mencapai cita-cita hidupnya.

c. Conducting Discussing Small Group Activities Proses belajar- mengajar dengan metode diskusi. d. Conducting Individual Aktivities

Kemampuan guru untuk diberikan pada anak didiknya kegiatan-kegiatan perorangan dengan tujuan mengisi kekurangan yang ada pada diri anak baik dalam bidang akademik, emosional, mental dan sebagainya. Remedial Teaching sebagai Feollovo-up nya.

e. Providing For Feedback / menyedikan umpan balik. f. Presenting in Formations.

Guru harus mampu menuangkan buah pikirannya secara tertulis dalam kata-kata yang dapat ditangkap dengan mudah oleh siswa.

g. Utilizing Inductive or Problem Solving

Prosedur deduktif bertolak dari yang umum ke yang khusus. h. Qeustioning and Responding

Komunikasi oleh guru yang dilakukan dengan tanya jawab. i. Kompetisi Operating Hardware

Hardware: alat-alat pembantu komunikasi pendidikan seperti OHP, projektor dan sebagainya.

4. Kompetensi Performing Administrative Duties

Menyelenggarakan kewajiban yang bersangkut paut dengan administrasi sekolah:

 Buku induk;  Buku kas;

 Mengkaver rapat sekolah;

 Korespondensi (membuat surat/membahas surat); dan

 Administrasi yang berhubungan dengan manajemen kelas khususnya dalam bidang edukatif : daftar kemampuan siswa (Unecdobel records). 5. Kompetensi Communicating

Kemampuan komunikasi baik secara vertikal maupun secara horizontal Guru melakukan komunikasi dengan dirinya sendiri, anak didik, atasan, masyarakat atau dengan sesama guru.

6. Kompetensi Developing Personal Skills

(33)

7. Kompetensi Developing Pupil Self

(34)

BAB III PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Observasi dan Wawancara

Observasi dan wawancara untuk standar nasional pendidikan (SNP) dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciamis, SMP Negeri 1 Ciamis merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama terbaik di Kabupaten Ciamis, SMP Negeri 1 Ciamis merupakan sekolah model 8 Sekolah Standar Nasional yang sebelumnya merupakan sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), karena kebijakan RSBI dicabut sehingga sekarang sekolah tersebut menjadi sekolah standar nasional (SSN). SMP Negeri 1 Ciamis memiliki kepala sekolah yang kompeten dibidangnya, Dr. Agus Somantri, M.Pd., selain itu juga telah memiliki penjamin mutu sekolah tersendiri, penanggungjawab mutu oleh wakil kepala sekolah, Amar, M.Pd.. Menurut beliau SMP Negeri 1 Ciamis ini memang mengutamakan mutu guna menjamin pendidikan terbaik, khususnya di Kabupaten Ciamis, umumnya di Indonesia. Stuktur organisasi penjamin mutu sekolah disusun berdasarkan pada 8 standar nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, 8 standar tersebut diantaranya adalah standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Pada observasi dan wawancara, kami hanya mengobservasi mengenai standar pendidik dan tenaga kependidikan. Instrumen observasi menggunakan angket, yang kami gunakan adalah instrumen supervisi, monitoring, dan evaluasi berdasarkan SNP oleh Direktorat PSMP Direktorat Jenderal Mandikdasmen. Dan wawancara yang kami lakukan hanya merupakan pengembangan dari angket yang kami observasi.

(35)

sebanyak 6 orang, S3 sebanyak 1 orang, dan D-1 sebanyak 2 orang. Dan guru tidak tetap (non PNS) sebanyak 7 orang dengan kualifikasi S1. Aspek yang kedua adalah kesesuaian latar belakang pendidikan, indikatornya kesesuaian antara latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan, dari seluruh guru 76-100% sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Aspek ketiga kesehatan jasmani dan rohani, indikatornya kesehatan jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan tingkat kehadiran mengajar dalam waktu satu semester adalah 96-100%. Keempat aspek kompetensi pedagogik sebagai agen pembelajar, indikator yang pertama mengenai kemampuan merencanakan, pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, jumlah guru yang mampu merencanakan pembelajaran terbukti dengan adanya seperti RPP, bahan ajar, media pembelajaran, administrasi penilaian, dll, adalah 76-100% dan hasil atau produk RPP yang dipersiapkan untuk pembelajaran dibuat atau dipersiapkan MGMP sekolah kemudian dikembangkan dikelas oleh masing-masing guru. Indikator yang kedua jumlah guru yang melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran dengan bukti presensi mengajar, catatan kegiatan pembelajaran, perangkat penilaian hasil belajar, dll, adalah sebanyak 76-100%.

Indikator yang ketiga adalah kompetensi mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip pembelajaran, jumlah guru yang mampu mengevaluasi dengan bukti kepemilikan perangkat/kumpulan soal-soal (instrument) sesuai yang diajarkan, sebanyak 76-100% guru memiliki kemampuan mengevaluasi, dengan bukti dokumen penilaian hasil belajar peserta didik sebanyak 76-100%, prestasi/penghargaan tertinggi yang diperoleh guru baik individu maupun kelompok ditinjau dari kompetensi pedagogik dalam satu tahun terakhir adalah mencapai tingkat provinsi.

(36)

dilakukan sekolah antara lain dibuktikan dengan : (1) adanya peraturan/tata tertib guru, (2) pemberian penghargaan bagi yang berprestasi/tidak melakukan pelanggaran, (3) dokumen peraturan pemberian sanksi yang melanggar, (4) pola pembinaan lainnya yang relevan, adalah ≥ 4 pola pembinaan kepribadian, dan prestasi/penghargaan tertinggi yang diperoleh guru ditinjau dari kompetensi kepribadian adalah mencapai tingkat provinsi.

Aspek keenam adalah kompetensi sosial sebagai agen pembelajaran, indikatornya komunikasi secara efektif dan santun dengan sesama guru, tenaga kependidikan, dan orangtua siswa. Sekolah menyelenggarakan kegiatan untuk pembinaan kompetensi sosial guru, yaitu dapat berkomunikasi secara efektif dan santun dengan sesama guru, tenaga kependidikan, dan orangtua siswa, seperti: (1) rapat dewan guru mingguan/2 mingguan/bulanan (rutin), (2) rapat semua warga sekolah (guru dan karyawan), (3) rapat dengan komite sekolah/orang tua siswa, (4) rapat dengan pihak lain (pemangku kepentingan), dalam satu tahun terakhir terpenuhi sebanyak ≥ 4 kegiatan pembinaan kompetensi sosial, Guru-guru yang melakukan pengabdian di masyarakat (umum) dalam bentuk: (1) terlibat dalam kegiatan kampung/pengurus kampung, (2) pengabdian di sekolah lain, (3) terlibat dalam pemberantasan buta huruf/aksara, (4) pemberian jasa konsultasi kepada masyarakat, (5) pemberian les/tambahan pembelajaran tanpa pamrih, (6) dan kegiatan lain yang relevan, dalam satu tahun terakhir adalah sekitar 76-100%, dan Prestasi/penghargaan tertinggi yang diperoleh guru baik individu maupun kelompok ditinjau dari kompetensi sosial adalah dalam satu tahun terakhir mencapai tingkat provinsi.

(37)

evaluasi/penilaian, (9) dan lainnya yang relevan, dalam satu tahun terakhir memenuhi ≥ 8 komponen, Sekolah melaksanakan kegiatan terprogram untuk pembinaan kompetensi profesional guru sesuai dengan bidang-bidangnya, seperti: (1) diklat bidang studi, (2) diklat peningkatan metode pembelajaran, (3) diklat system evaluasi/penilaian pembelajaran, (4) diklat penulisan karya ilmiah, (5) diklat penelitian, (6) pengembangan bahan ajar, (7) pengembangan media pembelajaran, (8) dll yang relevan, dalam satu tahun terakhir memenuhi ≥ 8 komponen, jumlah guru yang melaksanakan/mengikuti seminar/lokakarya ilmiah sesuai bidangnya dalam satu tahun terakhir mencapai 76-100%. Indikator kompetensi penelitian jumlah guru yang melaksanakan penelitian dalam satu tahun terakhir mencapai 51-75%. Indikator kompetensi penulisan karya ilmiah, jumlah guru yang membuat karya tulis ilmiah dalam satu tahun terakhir mencapai 26-50%. Pengembangan kompetensi profesional guru ditinjau dari keaktifan dalam penulisan karya tulis ilmiah melalui media local/sekolah: (1) surat kabar, (2) bulletin, (3) jurnal, (4) majalah, (5), tabloid, (6) dan lainnya yang relevan dalam satu tahun terakhir telah memenuhi: 3-5 media. Prestasi/penghargaan/kejuaraan yang diperoleh tertinggi oleh guru baik individu maupun kelompok (sebagai guru teladan, berprestasi, dll) ditinjau dari kompetensi profesional dalam satu tahun terakhir adalah mencapai tingkat: provinsi.

(38)

Universitas Negeri Solo, S2 Lingkungan Hidup Universitas Siliwangi Tasikmalaya, dan S3 Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Indikator kesesuaian, Akreditasi PT asal kualifikasi pendidikan kepala sekolah diperoleh dari perguruan tinggi yang terakreditasi. Indikator sertifikat, kepemilikan sertifikat atau sejenisnya (misalnya sertifikat calon /sebagai kepala sekolah) yang dikeluarkan oleh lembaga diklat yang resmi/profesional adalah memiliki/ada.

Aspek kualifikasi khusus minimum, indikator keberadaan SK sebagai guru SMP kepemilikan SK sebagai guru memiliki/ada. Indikator sertifikasi pendidik kepala sekolah memiliki/ada/telah lulus. Indikator surat keputusan (SK) kepala sekolah, kepemilikan SK sebagai kepala sekolah : memiliki/ada.

Aspek pengalaman mengajar sebagai guru SMP, indikator memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya selama 5 tahun di SMP, pengalaman mengajar kepala sekolah (sebagai guru) adalah: ≥ 5 tahun dan pengalaman kerja sebagai kepala sekolah: ≥ 4 tahun.

(39)

memenuhi: ≥ 5 jenis, prestasi/penghargaan/perolehan juara kepala sekolah ditinjau dari aspek kompetensi kepemimpinan (misalnya sebagai kepala sekolah teladan/berprestasi/dll) selama satu tahun terakhir adalah pada tingkat: provinsi.

Aspek kemampuan kewirausahaan, indikator memiliki keampuan kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/ jasa sebagai sumber belajar siswa. Kemampuan kepala sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan usaha yang dapat dipergunakan untuk pusat sumber belajar siswa, seperti: kantin, koperasi, pertokoan, perkebunan, peternakan, perikanan, pertanian, tiketing, dan sebagainya, dapat ditunjukkan dalam satu tahun terakhir memenuhi: ≥ 8 jenis kegiatan usaha sekolah, kemampuan kepala sekolah dalam melibatkan siswa mengelola kegiatan usaha sekolah seperti: kantin, koperasi, pertokoan, perkebunan, peternakan, perikanan, pertanian, tiketing, dan sebagainya, dapat ditunjukkan dalam satu tahun terakhir siswa yang terlibat adalah: (76-100)%, tingkat kemanfaatan/keuntungan dalam aspek pembinaan kesiswaan dengan adanya kegiatan usaha sekolah seperti: sebagai sarana unjuk kebolehan/prestasi siswa, sebagai tempat pembiasaan, sebagai sarana pengembangan diri, sebagai tempat membina kejujuran, sebagai sarana mengaplikasikan pengetahuan, sebagai sarana praktikum siswa, sebagai sarana pembinaan manajemen usaha bagi siswa/guru, dan sebagainya, selama satu tahun terakhir adalah: ≥ 6 jenis keuntungan.

(40)

Komponen tenaga administrasi, aspek kualifikasi akademik minimum Kepala Administrasi. Memiliki kualifikasi akademik minimun : (1) Pendidikan minimal (D-III) (2) Dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku : Kualifikasi pendidikan kepala administrasi adalah: ≥ D III dan keahlian kepala administrasi dengan bidang tugasnya adalah: sesuai/sama. Aspek masa kerja waktu diangkat menjadi kepala administrasi. Indikatornya (1) Masa kerja minimal 4 tahun (2) Dibuktikan dengan SK pengangkatan, Pengalaman kerja waktu diangkat menjadi kepala administrasi: ≥ 4 tahun. Aspek kualifikasi akademik minimum tenaga administrasi. Indikatornya Memiliki kualifikasi akademik minimum : (1) Pendidikan menengah atau yang sederajat. (2) Dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, kualifikasi pendidikan tenaga administrasi adalah: ≥ SLTA atau yang sederajat (lebih karena kepala tata usaha sudah S1 jurusan hukum). Tenaga administrasi yang memiliki kualifikasi pendidikan menengah atau yang sederajat sebanyak: ≤ 2 orang. Aspek kepemilikan kesesuaian latar belakang pendidikan dengan tugasnya sebagai tenaga administrasi. Indikatornya latar belakang pendidikan dengan program pendidikan yang sesuai dengan tugasnya sebagai tenaga administrasi, keahlian tenaga administrasi dengan bidang tugasnya dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebanyak: 4 orang.

(41)

kepala perpustakaan, (1) Masa kerja minimal 3 tahun dari jalur pendidikan dan 4 tahun dari jalur tenaga kependidikan (2) Dibuktikan dengan SK pengangkatan, Pengalaman kerja waktu diangkat menjadi kepala perpustakaan adalah: ≥ 3 tahun dari akademisi atau 4 tahun dari non akademisi. Aspek kepemilikan kesesuaian latar belakang pendidikan dengan tugasnya sebagai tenaga perpustakaan. Indikatornya latar belakang pendidikan dengan program pendidikan yang sesuai dengan tugasnya sebagai tenaga perpustakaan. Latar belakang pendidikan minimal SLTA dan dengan program pendidikan yang sesuai dengan tugasnya sebagai tenaga perpustakaan yaitu memiliki sertifikat pustakawan dalam satu tahun terakhir sebanyak: 2 orang.

(42)

program pendidikan yang sesuai dengan tugasnya sebagai kepala laboratorium, Latar belakang bidang pendidikan kepala laboratorium IPA sesuai dengan bidang tugasnya (Biologi, Fisika, atau Kimia), adalah: ya/sesuai. Latar belakang bidang pendidikan kepala laboratorium Komputer sesuai dengan bidang tugasnya (Teknologi Informasika, Manajemen Informatika, Elektronika, dan sejenisnya), adalah: ya/sesuai. Aspek kualifikasi akademik minimum teknisi laboratorium. Indikatornya Memiliki kualifikasi akademik minimum : (1) Pendidikan minimal (D-II) yang relevan dengan peralatan laboratorium. (2) Dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kualifikasi pendidikan teknisi laboratorium ipa minimum D-II yang relevan dengan tugasnya di laboratorium ipa atau memiliki sertifikat sebagai teknisi laboratorium IPA (ahli peralatan) adalah: tidak. Kualifikasi pendidikan teknisi laboratorium komputer minimum D-II yang relevan dengan tugasnya di laboratorium komputer atau memiliki sertifikat sebagai teknisi laboratorium komputer (ahli peralatan) adalah: ya. Aspek kualifikasi akademik minimum laboran. Indikatornya, (1) Pendidikan minimal (D-I) (2) Dibuktikan dengan SK pengangkatan, Kualifikasi pendidikan laboran IPA minimum D-I yang relevan dengan tugasnya di sebagai laboran IPA ATAU memiliki sertifikat sebagai laboran IPA (membantu teknisi laboratorium IPA) adalah: tidak. Kualifikasi pendidikan laboran Komputer minimum D-I yang relevan dengan tugasnya di sebagai laboran Komputer ATAU memiliki sertifikat sebagai laboran Komputer (membantu teknisi laboratorium komputer) adalah: ya.

(43)

B. Perbandingan Dengan Standar

Kajian analsis diatas hampir seluruh komponen telah memenuhi dan sesuai dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan. Tetapi dalam makalah ini tidak terlalu dikaji mengenai pengawas sekolah. Karena, hanya terfokus pada sistem penjaminan mutu di SMPN 1 Ciamis, yang dilihat dari aspek pendidik dan tenaga kependidikan.

Dilihat dari kualifikasi guru yang telah memenuhi standar, yaitu kebanyakan sarjana (S1), selain itu Kepala Sekolah yang memenuhi kualifikasi, dan Tenaga Administrasi Sekolah. selain dilihat dari kualifikasi juga dilihat dari kompetensi yang menunjang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

(44)

dan dijelaskan lebih rinci lagi pada Undang-undang NO. 14 tahun 2005 tentang tenaga kependidikan. Dalam Undang-undang no. 14 tahun 2005 dijelaskan mengenai kualifikasi yang harus dimiliki pendidik, sedangkan untuk kualifikasi tenaga kependidikan ada pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007. Kualifikasi tersebut menjadi acuan penting terhadap penilaian mut dan kualitas dari pendidik dan tenaga pendidik sebagai peran proses pembelajaran yang bermutu untuk menghasilkan output yang bermutu. Dari hasil observasi ke SMP Negeri 1 Ciamis secara keseluruhan komponen dan aspek penilaian mutu tenaga pendidik dan kependidikan sudah baik yaitu 76-100% dengan komponen penilaian yaitu pendidik meliputi beberapa aspek yaitu : aspek akademik, latar pendidikan, kesehatan jasmani dan rohani, kompetensi pedagogik, kepribadian, social dan professional. Penilaian Kepala sekolah meliputi aspek penilaian kualifikasi khusus minimum, pengalaman mengajar SMP, kepemimpinan, kewirausahaan dan aspek evaluasi dan monitoring. Sedangkan dilihat dari Tenaga Administrasi sekolah telah menunjang, dan dalam pelayanan khusus sudah dapat terlaksana dengan baik.

B. Rekomendasi 1. Bagi sekolah

Dari hasil observasi kelompok secara keseluruhan sudah baik, namun alangkah lebih baiknya pihak sekolah lebih meningkatkan lagi kinerja dari pendidik dan tenaga kependidikan agar kualitas sekolah yang sudah baik dan menjadi salah satu sekolah menengah unggulan di Ciamis menjadi sekolah terbaik dengan kualitas dan mutu pendidikan yang sangat baik. 2. Bagi mahasiswa

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Fattah. Nanang (2012), Sistem Penjamin Mutu Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

(46)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 tahun tentang kualifikasi dan kompetensi pengawas.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2008 tentang Tenaga Administrasi Sekolah.

Suryana Asep, (2013). Paradigma baru pengelolaan tenaga pendidik. [online] tersedia di:

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan untuk tugas akhir, saya mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk dapat membantu dengan menjawab daftar pertanyaan

rata-rata ulangan harian peserta didik sebesar 74,13 setelah diterapkan Pembelajaran Berbasis Masalah nilai rata-ratanya meningkat yaitu sebesar 82,27.. Artinya dengan

Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, karena pengumpulan data (jenis informasi) bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif peka terhadap

Total ongkos tersebut hanya mencakup kegiatan produksi hingga menghasilkan kualitas standar (tidak termasuk kegiatan pasca panen) dan sudah memperkirakan besarnya sewa lahan

Dipandang dari prosedur aktivitas penelitian yang penulis lakukan untuk menyusun skripsi ini, menunjukkan bahwa penulis menggunakan penelitian kualitatif.

Pencemaran nama baik merupakan suatu tindak kejahatan dunia maya atau cybercrime yang diatur pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal 310 sampai dengan 321 dan juga diatur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Humas menyusun strategi agar fungsi tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan Universitas Negeri Makassar diantaranya, berusaha

problémák jelzése, adminisztráció ellátása, stb.). A teljesítmény több dolog kombinációját jelenti. Tudnunk kell, hogy amit mértünk, nagymértékben meghatározza,