• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh return bagi hasil (mudharabah) terhadap dana pihak ketiga (DPK) pada Bank Muamalat Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh return bagi hasil (mudharabah) terhadap dana pihak ketiga (DPK) pada Bank Muamalat Indonesia"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH) TERHADAP DANA

PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK MUAMALAT INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.S)

SITI MASTUROH

(206046103882)

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

iii

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan (pedoman penulisan skripsi) yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 28 Oktober 2010

SITI MASTUROH

(3)

iv

Berhasilnya suatu bank dalam menghimpun dana dari masyarakat di pengaruhi beberapa faktor, baik dari internal bank maupun faktor eksternal.

Return bagi hasil merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penghimpunan dana masyarakat. Tingkat return bagi hasil yang kompetitif terhadap suku bunga Bank Konvensional menarik nasabah untuk menyimpan dananya di Bank Syariah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh return bagi hasil terhadap perkembangan dana pihak ketiga mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia pada periode januari 2005-Desember 2009.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana yang diolah dengan menggunakan program SPSS 15,0. Dari hasil pengolahan data diketahui variabel return bagi hasil berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan dana pahak ketiga mudharabah. Return bagi hasil mempengaruhi perkembangan dana pihak ketiga mudharabah sebesar 32,1%.

(4)

v

Subhanallah Walhamdulillah Wa Laailaahaillallah Wallahu Akbar. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam tak luput tercurah kepada kekasih Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Sebagai manusia yang tak luput dari salah dan ketidak sempurnaan, penulis menyadari skripsi yang berjudul “ PENGARUH RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK

MUAMALAT INDONESIA “ ini masih banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan ilmu serta pengalaman yang penulis miliki.

Proses penyelesaian skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan dan kontribusi banyak pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terkira kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(5)

vi

masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Pihak Muamalat Institute dan segenap karyawan Bank Muamalat Indonesia yang telah berkenan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas bantuan, ilmu serta pengalamannya.

5. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, terima kasih atas penyediaan fasilitas kepustakaan sehingga membantu penulis untuk melakukan studi kepustakaan.

6. Ibunda, Ayahanda, Adikku dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan dukungan, kepercayaan, do’a dan kasih sayang yang tak terhingga dengan setulus hati serta selalu berusaha memenuhi segala kebutuhan penulis dari awal sampai akhir kuliah.

(6)

vii

Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, 28 Oktober 2010

(7)

viii

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR GAMBAR ……… xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ……… 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 5

D. Review Studi Terdahulu ……… 6

E. Hipotesis ………. 7

F. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan ………... 8

G. Sistematika Penulisan ………. 14

BAB II RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH) DAN DANA PIHAK KETIGA A. Return Bagi Hasil 1. Definisi Bagi Hasil ……….. 17

2. Metode Perhitungan Bagi Hasil ………. 18

(8)

ix

A. Sejarah Singkat Tentang Bank Muamalat ………. 31

B. Visi dan Misi ………. 34

C. Struktur Organisasi ……… 34

D. Produk-Produk, Pendanaan dan Jasa Bank Muamalat …….. 36

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Pembahasan 1. Mekanisme Penentuan Return Di Bank Muamalat Indonesia ………. 44

2. Penyebab Dan Penghambat Nasabah Menyimpan Dana Di Bank ……….... 45

B. Hasil Analisis 1. Interpretasi Variabel a. Return Bagi Hasil ……… 53

b. Jumlah Dana Pihak Ketiga Mudharabah ……… 55

2. Pengaruh Return Bagi Hasil Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Muamalat Indonesia ……….. 56

(9)

x

(10)

xi

2.1 Metode Perhitungan Dengan Saldo Akhir Bulan ……… 19

2.2 Metode Perhitungan Dengan Saldo Rata-Rata Harian ……… 21

4.1 Pertumbuhan DPK Selama Tahun 2009 ……… 47

4.2 Perkembangan Tingkat Bagi Hasil BMI Selama Tahun 2009 ……… 48

4.3 Variables Entered / Removed ………. 56

4.4 Descriptive Statistics ………... 57

4.5 Model Summary ………. 57

4.6 ANOVA ……….. 58

4.7 Coefficients ……….... 59

(11)

xii

Gambar Halaman

(12)

1

Bank adalah lembaga intermediasi yang kegiatan pokoknya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Tabungan, Giro Dan Deposito. Dana yang telah terkumpul akan disalurkan kembali kepada Masyarakat dalam bentuk pembiayaan.1 Sama halnya Perbankan Syari’ah kegiatan utamanya tidak jauh berbeda dengan Perbankan Konvensional. Intermediasi adalah fungsi bank untuk menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat.2 Dana yang dikumpulkan oleh bank dari masyarakat disebut Dana Pihak Ketiga (DPK) sementara dana yang disalurkan oleh bank ke masyarakat disebut pembiayaan.

Tahun 2008 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sistem keuangan, baik Domestik maupun Global. Krisis yang bermula dari suprime mortage telah mengganggu stabilisasi sisitem keuangan. Pertumbuhan perbankan syariah pada tahun 2008 cukup meredup justru ketika diprediksikan bisa mencetak sejarah menguasai 5% asset Perbankan Nasional. Dana Pihak Ketiga hanya Tumbuh 22,88%, jauh lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2007 sebesar 35,46%.

1

Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Dist ribusi Hasil Usaha Bank Syariah,(Jakart a: Rasindo, 2005),

cet .1, h 18.

2

(13)

Dalam menghadapi Krisis Moneter pada tahun 2008 Bank Indonesia menaikan BI rate menjadi 8,5%. Dengan menerapkan kebijakan ini diharapkan akan mendorong Perbankan Nasional untuk menaikan suku bunga pendanaan dan penyaluran kredit secara bervariatif, tergantung kondisi keuangan internal masing-masing bank.3

Dengan meningkatnya BI rate mendorong seluruh perbankan konvensional ikut menaikkan suku bunganya. Sementara, Margin Bagi Hasil DPK perbankan syari’ah tidak bisa dinaikan tanpa didasarkan pada performa penyaluran pembiayaan bagi masyarakat.4

Menurut Adiwarman Karim, bagi perbankan syariah krisis moneter memberikan tekanan pada sisi bagi hasil bank syari’ah kepada Nasabah, Penabung, Dan Deposan yang sulit bersaing dengan bunga bank konvensional, dimana bagi hasil perbankan syari’ah menjadi kurang kompetitif terhadap suku bunga yang dibayarkan bank konvensional kepada Nasabah, Penabung Dan Deposannya. Inilah yang dalam istilah perbankan syariah disebut displaced commercial risk atau resiko berpindahnya dana dari bank syari’ah.5

Bank syari’ah makin tertinggal dibandingkan bank umum dalam mengumpulkan dana masyarakat. kesimpulan ini muncul dari Nilai Dana Pihak

3

(14)

Ketiga (DPK) di Perbankan Syari’ah kian merosot. Data Perbankan Syariah yang dikelola Bank Indonesia (BI) memperlihatkan, nilai dana masyarakat di Bank Syari’ah pada akhir Juli 2008 sebesar Rp 32,90 Triliun, nilai tersebut lebih kecil Rp 150 Miliar dibandingkan dengan dana masyarakat per akhir Juni 2007, yang sebesar Rp 33,05 triliun. Penurunan tersebut diindikasikan karena persaingan antara Bank Syari’ah dengan Bank Konvensional yang semakin ketat, dalam bentuk agresifitas bank umum dalam menawarkan bunga.6

Untuk mempertahankan besaran dana masyarakat, Bank Syari’ah kini mulai memberikan Nisbah Atau Bagi Hasil simpanan yang lebih kompetitif. Beberapa bank syari’ah yang sudah mulai kompetitif memperbaiki struktur nisbahnya diantaranya adalah Niaga syari’ah dengan tingkat nisnah berkisar 9,5 %-10% untuk nasabah institusi dan untuk nasabah ritel berkisar 7,75%-8,75%. Bank Syari’ah Mandiri ekuivalen dengan 12%. Bank Syari’ah Mega Indonesia

(BSMI) juga menaikkan nisbah dari 8,5%-9% menjadi sekitar 10% .7

Bank Muamalat Indonesia merupakan bank umum syari’ah pertama di Indonesia pada saat didirikannya tahun 1991, dan sampai saat ini memainkan peran penting dalam perkembangan industri Perbankan Syari’ah Nasional. Pada tahun 1997, ketika terjadi krisis moneter yang melanda Indonesia, Bank Muamalat Indonesia mampu bertahan dari terpaan krisis ekonomi. Saat Bank konvensional berguguran, Muamalat dengan pola Islamic banking concept tetap

6

“ Direkt ori Perbankan Indonesia” , art ikel diakses pada 05 april 2010 dari ht tp:/ / w w w .bi.go.id.

7

(15)

tegak, luput dari likuidasi. Hingga saat ini, kinerja Bank Muamalat terus menunjukan perkembangan positif.

Akan tetapi Bank Muamalat sebagai Bank Pertama Yang berdiri di Indonesia masih kalah bersaing dengan Bank-Bank Syari’ah lainnya yang belum lama berdiri. Sampai saat ini Bank Muamalat hanya mampu memberikan nisbah bagi hasil sebesar 22% untuk simpanan. Nisbah sebesar itu setara dengan bunga Bank konvensional sebesar 7,5%. Untuk nasabah Deposito, Bank Muamalat memberikan nisbah yang besarnya dua kali lipat dari nisbah tabungan, yaitu berkisar 50% - 54%. Itu setara dengan bunga konvensional sebesar 12%.

Memperhatikan hal-hal yang telah diidentifikasi diatas, mendorong minat dan gagasan penulis untuk mengangkatnya menjadi bahan dan judul skripsi. Atas dasar itulah penulis memilih judul “PENGARUH RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA

BANK MUAMALAT INDONESIA”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).

(16)

a. Variabel yang akan digunakan untuk meneliti adalah return bagi hasil produk simpan dan perkembangan Dana Pihak Ketiga di Bank Muamalat Indonesia.

b. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan Bulanan dari Januari 2005 sampai dengan Desember 2009.

c. Tempat penelitian ini adalah di Muamalat Insitute yang beralamat di Jl. Prutulip No.3 Blok Sentrum Ruko Pinangsia Karawaci Tangerang.

2. Perumusan Masalah

Dalam rangka pembatasan masalah, penulis merumuskan beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah mekanisme penentuan Return Bagi Hasil di Bank Muamalat Indonesia?

b. Berapa return bagi hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan sesudah biaya operasional?

c. Berapa Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah :

(17)

b. Untuk mengetahui return bagi hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan sesudah biaya operasional

c. Untuk mengetahui pengaruh Return Bagi Hasil terhadap penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada bank Muamalat Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Kalangan Akademisi, diharapkan mampu memperluas informasi dalam rangka menambah serta meningkatkan khazanah pengetahuan di bidang perbankan syariah.

b. Bagi Praktisi, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, saran dan masukan dalam merumuskan kebijakan terkait Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bank Muamalat Indonesia.

c. Bagi Masyarakat, diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi dan gambaran tentang Produk Bank Syariah dan segala bentuk Dana Pihak Ketiga.

D. Review Studi Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian ini, penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang membahas topik yang sejenis, diantaranya :

(18)

solvabilitas”. Penelitian ini membahas korelasi pertumbuhan DPK dengan solvabilitas.

2. Budi Rahma Wardana, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. “Efektifitas Model Penghimpunan Dana Pihak Ketiga”. Penelitian ini membahas Efektifitas model penghimpunan dana pihak ketiga.

Dari penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa fokus pembahasan masih tertuju pada hubungan pertumbuhan dana pihak ketiga dan pembiayaan perbankan syariah dengan solvabilitas, Efektifitas Model penghimpunan dana pihak ketiga. Belum ada penelitian yang mengangkat tentang Pengaruh Return Bagi Hasil (Mudharabah) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Muamalat Indonesia. Oleh Karena itu penulis bermaksud untuk melengkapi penelitian-penelitian di atas dengan mengadakan penelitian dengan variabel serupa namun dengan pembahasan yang berbeda.

E. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah:

Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return Bagi Hasil terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Muamalat Indonesia.

(19)

F. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan

1. Pendekatan Penelitian

Dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang merujuk pada data deskriptif (deskriptif analitis). Penelitian deskriptif analitis yaitu metode untuk memberikan pemecahan masalah dengan mengumpulkan data lapangan, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisis data dan menginterprestasikan dengan tujuan memberikan gambaran sistematis, faktual, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang berkaitan dengan Return Bagi Hasil.8

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan empiris dengan memakai statistik inferensial, artinya setelah data dikumpulkan maka dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data dan kemudian menginterpretasikan hasil analisisnya.9 Hasil analisis tersebut diinterpretasikan dengan memakai skala rasio, yaitu skala dimana angka mempunyai makna yang sesungguhnya, sehingga angka nol (0) dalam skala ini diperlakukan sebagai dasar perhitungan dan pengukuran objek penelitian.10

8

Winarm o Suracm ad, Dasar dan Tehnik Research, (Bandung: CV. Tarsit o, 1972), h. 25.

9

Singgih Sant oso, Buku Lat ihan SPSS Stat istik Paramet rik, (Jakart a: PT. Elex M edia Kom put indo,

2000), h. 4.

10

Efferin Sujoko, dkk, M et ode Penelit ian untuk Akuntansi, Suat u Pendekat an Praktis, (Jaw a

(20)

2. Jenis Data

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika atau permodelan matematis.11

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data. Yaitu: a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui:

1) Laporan Keuangan Profit Distribution dari Januari 2005 - Desember 2009 Bank Muamalat Indonesia.

2) Laporan Tahunan Annual Report Muamalat Indonesia. b. Data Sekunder

adalah referensi tambahan yang digunakan menunjang dan melengkapi data primer. Data sekunder ini sudah terlampir dalam daftar pustaka.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah pertama wawancara. Wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara tidak terstruktur dalam artian tidak menggunakan daftar pertanyaan yang baku. Kedua penelitian kepustakaan, dalam penelitian ini penulis mencari dan mengumpulkan

11

Singgih Sant oso, Buku Latihan SPSS St atist ik Pramet rik, (Jakart a: PT. Elex M edia Kom putindo,

(21)

data-data dari perpustakaan sesuai dengan objek materi yang diteliti. Dengan cara membaca, memahami dan menginterpretasikan buku-buku, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topik pembahasan skripsi ini.

4. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (independent variable) dengan lambang X yaitu Return Bagi Hasil dan variabel terikat (dependent variable) dengan lambang Y yaitu Dana Pihak Ketiga Mudharabah.

No. Jenis Variabel Pengukuran

1. Variabel X

Return bagi Hasil

(22)

Deposito Mudharabah. Data berbentuk persentase dari perkembangan perbulan DPK yang berhasil dihimpun PT. Bank Muamalat Indonesia. disajikan setiap bulan selama 5 tahun yaitu dari Januari 2005 - Desember 2009.

5. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah tersedia akan diolah dengan menggunakan SPSS For Windows versi 15.0 yang didalamnya sudah terdapat hal-hal sebagai berikut: a. Analisis Deskriptif Variabel

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan jumlah sampel yang dipakai, rata-rata dan standar deviasi dari variabel independen dan dependen.

b. Uji Koefisien Determinasi

(23)

independen dan dependennya. Berikut pedoman intrepretasi koefisien

Sumber: Sugiyono, Metode penelitian bisnis, hal. 183. c. Uji ANOVA

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan sudah layak atau belum. Pengujian dilakukan dengan membandingkan angka taraf signifikan (sig) sebesar 0,05 (5%) dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Jika probabilitas (sig penelitian) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya hubungan kedua variabel linier, maka model regresi yang digunakan sudah benar dan layak digunakan.

(24)

d. Regresi Sederhana

Regresi sederhana digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu variabel berpengaruh terhadap variabel yang lainnya.

Rumus regresi adalah

Y : a + bx

Di mana:

Y : Variabel terikat X : variabel bebas

a : konstanta (harga Y jika x=0) b : koefisien regresi

e. Korelasi

(25)

f. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan sebelum model persamaan yang telah terbentuk digunakan untuk melakukan estimasi atas besarnya variabel terikat yang akan dihasilkan dari variabel bebas yang besarnya telah diketahui.

Ho : koefisien regresi tidak signifikan Ha : koefisien regresi signifikan

Berdasarkan hipotesis tersebut, pengujian dapat dilakukan dengan melihat nilai siginifikansi level (sig) yang terdapat pada tabel coefficients dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika probabilitas (sig penelitian) < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas (sig penelitian) > 0,05 maka Ho diterima g. Tehnik Penulisan

Penulisan ini mengacu pada buku penulisan skripsi yang diterbitkan oleh fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

G. Sitematika Penulisan

Dalam membahas skripsi ini penulis membagi kedalam Lima Bab. Pada tiap-tiap Bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(26)

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Review studi Terdahulu, metode penelitian dan Tehnik Penulisan, dan Sistematika penulisan. BAB II RETURN BAGI HASIL DAN PENGHIMPUNAN DANA PIHAK

KETIGA PADA BANK MUAMALAT INDONESIA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan : pertama, Return Bagi Hasil yang dilengkapi definisi dan metode perhitungan bagi hasil. Kedua, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dilengkapi Pengertian Dana Pihak Ketiga (DPK), Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga dan Mudharabah.

BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan gambaran umum Bank Muamalat.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil temuan penelitian kemudian hasil temuan tersebut akan diolah dengan menggunakan teknik : Hipotesa, Analisa Regresi serta pengujian Annova, koefisien regresi, dan koefisien determinasi.

BAB V PENUTUP

(27)

16

1. Definisi Bagi Hasil

Menurut kamus Bahasa Indonesia, bagi hasil diartikan sebagai pemberian perolehan suatu usaha kepada mitra usaha atas keikutsertaan modal atau kerja pengelolaan dalam jumlah yang ditentukan bersama sebelumnya. Secara rinci pengertian kata hasil menunjuk pada perolehan atau pendapatan.1

Bagi Hasil dalam Sistem Perbankan Syariah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan di dalam aturan syariah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.

Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam Perbankan Syariah terdiri dari tiga sistem, yaitu:

a. Profit and Loss sharing yaitu para pihak akan memperoleh bagian hasil sebesar nisbah yang telah disepakati dikalikan besarnya keuntungan bersih (profit) yang diperoleh oleh pengusaha setelah total pendapatan dikurangi

1

(28)

biaya-biaya, sedangkan apabila mengalami kerugian ditanggung bersama sebanding dengan kontribusi masing-masing pihak.

b. Profit Sharing, yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.2

c. Revenue Sharing merupakan hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank.3

Dalam prakteknya metode profit and loss sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil pada pembiayaan musyarakah, kemudian metode profit sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil dalam pembiayaan Mudharabah, sedangkan metode revenue sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil untuk Nasabah Deposan yang menyimpan dananya di Bank Syari’ah dengan skema Tabungan Mudharabah atau Deposito Mudharabah.4

2. Metode Perhitungan Bagi Hasil

Untuk perhitungan bagi hasil, bank melakukan perhitungan dengan saldo akhir bulan dan dengan saldo rata-rata harian.

2

Tim Pengem bangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implement asi Operasional Bank

Syariah, (Jakart a: Djam bat an, 2001), h.264 3

Akm al Yahya, Profit Dist ribut ion, ht t p/ / w w w.Ifibank.go.id

4

Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakart a: Gadjah M ada Universit y

(29)

a. Perhitungan dengan Saldo Akhir Bulan

Keseluruhan dana yang dikelola oleh bank akan dikelompokan berdasarkan jenisnya, misalnya menjadi Giro, Tabungan, Deposito 1 Bulan, 3 Bulan, 6 Bulan, 12 Bulan. Maka Bank dapat menggunakan tabel berikut sebagai alat bantu.

Tabel 2.1

Metode Perhitungan Dengan Saldo Akhir Bulan

(30)

Wajib Minimum (GWM), dan biasanya bank juga memperhitungkan adanya kelebihan cadangan yang disimpannya di atas kewajibannya yang 5% tersebut, juga memperhitungkan dana-dana yang ditarik-setor oleh nasabah investor (floating). Ketiga komponen ini menjadi basis pengurang dalam penghitungan bobot di kolom 2. Kolom 3 adalah saldo yang benar-benar dapat diinvestasikan oleh bank. Kolom 4 adalah pendistribusian pendapatan yang diperoleh oleh bank kedalam masing-masing jenis dana. Kolom 5 adalah nisbah nasabah investor. Dengan mengalikan kolom 4 dan kolom 5, maka didapat bagian pendapatan nasabah untuk masing-masing jenis dana. Untuk memudahkan bank untuk menghitung bagi hasil kepada tiap-tiap investor, maka bank menghitung pendapatan nasabah pada kolom 6 tersebut dalam bentuk persentase, yaitu pada kolom 7.5

b. Perhitungan dengan saldo Rata-Rata Harian

Bank dapat pula melakukan perhitungan berdasarkan saldo rata-rata harian berdasarkan tabel berikut ini.

5

Adiw arman Karim , Bank Islam: Analisa Fiqh dan Keuangan (Jakart a: Raja Grafindo Persada,

(31)

Tabel 2.2

Metode Perhitungan dengan Saldo Rata-Rata Harian Jenis Saldo menggambarkan saldo yang mengendap. Bobot dihitung hanya dengan GWM sebagai faktor pengurang.

(32)

dalam perhitungan bobot di kolom 2. Kolom 3 adalah saldo yang benar-benar dapat diinvestasikan oleh bank. Kolom 4 adalah pendistribusian pendapatan yang diperoleh oleh bank ke dalam masing-masing jenis dana. Untuk memudahkan bank untuk menghitung bagi hasil kepada tiap-tiap investor, maka Bank menghitung pendapatan nasabah pada kolom 6 tersebut dalam persentase, yaitu pada kolom 7.6

B. Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Syariah

1. Definisi Dana Pihak Ketiga

Bagi sebuah bank Sebagai lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan usaha dan persoalan utama. Tanpa dana, Bank tidak dapat berbuat apa-apa artinya tidak dapat berfungsi sama sekali.

Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan.7 Dana yang dimiliki atau yang di kuasai bank tidaklah berasal dari milik bank sendiri, tapi juga ada dana pihak lain. Dana yang dikuasai bank bersumber dari:

a. Dana modal sendiri, dana yang bersumber dari modal bank sendiri atau berasal dari para pemegang saham. Dana ini disebut Dana Pihak Pertama. b. Dana pinjaman dari pihak luar. Ini disebut dana pihak ke Dua.

6

Ibid, h.327-328

7

(33)

c. Dana dari masyrakat. Dana ini disebut dengan dana pihak ke Tiga.8

Dana dari pihak luar atau dana dari pihak ke tiga adalah dana yang dimiliki bank secara tidak permanen. Dana tersebut yang sewaktu–waktu ditarik kembali. Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang berasal dari pemilik bank itu sendiri ditambah dengan cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan yang tanam kembali pada bank baru mencapai 7% dari total aktiva 8%.9 Jadi dana pihak ke tiga adalah sejumlah uang yang dimiliki bank dan berasal dari pihak luar yang menyimpan uangnya. Dengan kata lain uang yang dimiliki bukan milik bank sendiri tapi titipan dari pihak luar. Bank hanya sebagai lembaga yang menghimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.

Dalam pandangan syariah uang bukanlah merupakan suatu komoditi melainkan hanyalah alat untuk mencapai pertumbuhan ekonomis (economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga dimana “uang mengembang-biakan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau tidak.10

Dalam konsep syariah juga tidak dikenal money demand for speculation. Hal ini dikarenakan spekulasi terhadap uang tidak diperbolehkan. Karena pada

8

Ibid. hal. 87

9

Zainal arifin, Dasar-dasar menegemen bank syariah edisi referensi, (Jakart a:Alfabet a 2006),

h.50

10

(34)

hakikatnya uang adalah milik Allah SWT yang diamanahkan untuk dapat dipergunakan oleh manusia sebesar-besarnya bagi kepentingan bersama. Dalam pandangan islam, uang adalah flow concept, karenanya harus selalu berputar dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan akan semakin baik bagi perekonomian. Sebaliknya, uang idle hanya akan memperkecil kesempatan masyarakat menikmati kemakmuran ekonomi.11

2. Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga

Dalam menghimpun dana dari masyarakat, Bank Syariah menawarkan berbagai macam kemudahan dan jenis simpanan yang dapat dipilih oleh nasabah. Masyarakat dapat menyimpan uangnya dalam bentuk Giro, Tabungan, ataupun Deposito.12

a. Simpanan Giro (Demand Deposit)

Simpanan Giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun

11

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.185

12

(35)

perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena dana yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.13 b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kwitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam prakteknya bunga tabungan lebih besar dari jasa giro.14 c. Simpanan Deposito (Time Deposite)

Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut.

Namun saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam prakteknya jenis deposito terdiri dari Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito, dan Deposito On Call.

Dalam melakukan praktek penggalangan dana dari masyarakat, bank syariah mempunyai prinsip tersendiri yang berbeda dengan prinsip yang

13

M uchdarsyah sinungan, M anajemen Dana, h. 89

14

(36)

digunakan bank konvensional. Prinsip tersebut adalah mudharabah dan wadi’ah.15

3. Mudharabah

a. Definisi mudharabah

Kata Mudharabah berasal dari kata al-dharb fi al-ardhi’ yaitu usaha dalam perniagaan. Mudharabah disebut juga dengan qiradh, yang berasal dari kata qardhu dengan makna qath’u (potongan), karena pemilik modal memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan untuk mendapatkan keuntungan (laba). Mudharabah disebut juga dengan mu’amalah. Pengertian Mudharabah ialah akad antara dua pihak dimana salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang (sebagai modal) kepada pihak lainnya untuk diperdagangkan. Laba dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.16

Menurut Adiwarman Karim, Mudharabah adalah salah satu bentuk produk perbankan syariah yang terdiri dari kerja sama antara dua pihak atau lebih dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah uang kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian keuntungan.17

15

Adiw arman karim , Ekonomi Islam : Suat u Kajian Kontemporer, (gem a insani: jakart a, 2001), h.

86.

16

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah jilid-4, (Pena pundi Aksara: Jakart a, 2008), h. 217

17

(37)

Menurut M. Nejatullah Siddiqi, Mudharabah berarti bahwa satu pihak menyediakan modal dan pihak lain memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan usaha, berdasarkan kesepakatan bahwa keuntungan dari usaha tersebut akan dibagi menurut bagian yang ditentukan.18

Secara umum Mudharabah terbagi menjadi dua jenis: 1) Mudharabah Mutlaqah

Dalam Mudharabah Mutlaqah tidak ada batasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan apa pun kepada bank, ke bisnis apa dan yang disimpannya itu hendak disalurkan atau penetapan penggunaan akad-akad tertentu ataupun mensyaratkan dananya diperuntukan bagi nasabah tertentu. Jadi, bank memiliki kebebasan penuh. Dari penerapan sistem Mudharabah mutlaqah di atas dikembangkan deposito Mudharabah dan tabungan Mudharabah.19 2) Mudharabah Muqayyadah

Dalam Mudharabah muqayyadah ada batasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah memberikan persyaratan kepada bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan atau penetapan penggunaan akad-akad tertentu.20

18

M . Nejat ullah Siddiqi, Kemit raan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam, (Jakart a: Dana

Bhakt i Prim a Yasa, 1996), h.8

19

Ahm ad Syarbayi, al-mu’jam al-iqt isad al-islam (Beirut Dar Alam il Kut ub, 1997), h. 10

20

(38)

Mudharabah muqayyadah ada dua jenis: a) Mudharabah muqayyadah on balance sheet

Jenis ini merupakan simpanan khusus karena pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank.

b) Mudharabah muqayyadah of balance sheet

Jenis ini merupakan penyaluran dana mudharabah kepada pelaksana usahanya. Bank bertindak sebagai pelantara yang mempertemukan antara pemilik dengan pelaksana usaha.21

b. Landasan hukum mudharabah

(39)

Artinya :

”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendakinya.” (QS. Al-Maidah 1).

(40)

3. wadi’ah

wadi’ah adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik asset dan kustodian (bank) untuk melindungi asset/kapital dari kerusakan atau kehilangan serta menjaga keamanan asset.24

(41)
(42)

30

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H (1 Nopember 1991), Pendirian Bank yang diprakarsai oleh beberapa tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan beberapa cendekiawan Muslim yang tergabung dalam Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) serta Pemerintah ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh dan pemimpin Muslim terkemuka, beberapa pengusaha Muslim, serta masyarakat. Bentuk dukungan dari masyarakat yaitu berupa komitmen pembelian saham senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan Akta Pendirian Perseroan. Selanjutnya, dalam acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor, diperoleh tambahan modal dari masyarakat Jawa Barat sebesar Rp 22 milyar sehingga menjadi Rp 106 milyar sebagai wujud dukungannya serta mendapat dukungan langsung dari Presiden dan mulai beroperasi pada 27 Syawal 1412 H (1 Mei 1992).1

Setelah 2 tahun beroperasi, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa pada 27 Oktober 1994. Pengakuan ini semakin memperkuat posisinya sebagai bank syariah pertama di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan.

1

“ Sekilas Bank M uam alat” , Laporan Tahunan Bank M uamalat (Annual Report), (Jakart a:

(43)

Pada tahun 2008 merupakan tahun yang sangat berat sekali untuk dunia perbankan, Krisis finansial menghantam Indonesia dan berdampak luas terhadap bisnis, termasuk sektor perbankan Dikarenakan kondisi bisnis yang tidak kondusif, sejumlah bank di Indonesia collapse, Dengan memakai sistem syariah menjadikan Bank Muamalat terjaga dari negative spread pada saat terjadi krisis moneter pada tahun 1997-1998, sehingga membuat Bank Muamalat tetap bertahan dalam kategori A dan dalam hal ini bank muamalat tidak membutuhkan pengawasan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) maupun rekapitalisasi modal dari pemerintah. Namun, Bank Muamalat tetap berupaya mencari pemodal potensial guna memperkuat permodalannya dengan menyelenggarakan Right Issue I pada tahun 1999 dan dalam kegiatan ini berhasil mendapatkan pemegang saham baru yaitu Islamic Development Bank (IDB).

Dengan usaha yang Ekstra keras dan disiplin Bank Muamalat Telah berhasil membalikkan kerugian finansial pasca krisis tahun 1998 menjadi keuntungan yang signifikan bagi Bank.2

Pasca krisis tahun 1998, Bank Muamalat mulai bangkit dari keterpurukan dan mengawalinya dengan pengangkatan direksi baru dari internal. Kemudian menggelar rencana kerja lima tahun untuk mengembalikan Bank Muamalat ke kondisi keuangan dan pertumbuhan yang berkesinambungan. Hasil kinerja Bank Muamalat dari tahun 1998 hingga 2008 tersebut dibuktikan dengan

2

(44)

meningkatanya total aktiva Bank Muamalat sebesar 25,3 kali lipat menjadi Rp 12,60 triliun, jumlah ekuitas tumbuh sebesar 23,6 kali lipat menjadi Rp 966 milyar, dan perkembangan jumlah nasabah hingga menjadi 2,9 juta nasabah. Bank Muamalat menutup tahun krisis finansial global 2008 dengan peningkatan laba bersih 43% menjadi Rp 207 miliar, di kala laba sektor perbankan konvensional nasional secara agregat menurun sebesar 13%, dan laba agregat perbankan syariah pun turun 20%.3

Pada tahun 2009, PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk berubah nama menjadi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sesuai dengan akta No. 104 tanggal 12 Nopember 2008 dari notaris Arry Supratno, S.H., notaris di Jakarta. Akta pernyataan tersebut disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU- 98507.AH.01.02.TH.08 tanggal 22 Desember 2008 dan dicatat dalam tata usaha pengawasan Bank Indonesia sejak 4 September 2009.4 Pada tahun yang sama, Bank Muamalat pertama kalinya membuka cabang internasional di Kuala Lumpur Malaysia dan melaksanakan pergantian manajemen pada bulan Juli 2009. Berdasarkan laporan keuangan (audited), pada akhir 2009 total aset Bank Muamalat mencapai Rp 16.027,18 miliar atau tumbuh 27,09% yang sebagian besarnya berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu sebesar Rp 13.316,90 miliar. Dan dari Dana Pihak

3

Ibid, h. 7. 4

(45)

Ketiga yang terkumpul tersebut sebesar Rp 11.428,01 miliar disalurkan pada aktivitas Pembiayaan serta investasi syariah lainnya.5

B. Visi dan Misi

1. Visi

“menjadi bank yang benar-benar menjalankan sistem Syariah, berbagi hasil dengan seadil-adilnya sesuai dengan syariah”

2. Misi

Menjadi Model Lembaga Keuangan Syariah dunia, dengan penekanan pada semangat jiwa kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif dalam upaya meningkatkan nilai dari para pemegang saham.

C. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal yang mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara garis besar organisasi Bank Muamalat dapat dijelaskan sebagai berikut:

5

(46)

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. RUPS ini diadakan pada akhir tahun yang dihadiri oleh seluruh pemegang saham perusahaan.

2. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Terdiri dari cendikiawan muslim dan ulam ayang berkompeten. DPS bertugas untuk menyeleksi dan mengawasi produk-produk dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh Bank Muamalat Indonesia, agar tidak melanggar ketentuan syariah.

Ketua : K.H. Ma’ruf Amin

Anggota : Prof. Dr. H. Muardi Chatib Anggota : Prof. Dr. H. Umar Shihab

3. Dewan Komisaris

Di dalam struktur kedudukan organisasi, dewan komisaris sejajar dengan dewan pengawas syariah. Dewan komisaris terdiri dari pemegang saham serta membawahi dewan direksi dan dewan audit.

Komisaris Utama : Dr. Widigdo Sukarman Komisaris Independen: Emirsyah Satar, S.E.

Komisaris Independen: Ir. Andre Mirza Hartawan, M.B.A.

(47)

Komisaris : Irfan Ahmed Akhtar, CFA

Komisaris : Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf, M.A. & FIS

4. Dewan Direksi

Dewan direksi berfungsi dan bertanggung jawab atas segala aktifitas bank, baik produk jasa yang dipasarkan, maupun atas semua pembiayaan yang diberikan.

Direktur Utama : Ir. Arviyan Arifin

Direktur : Farouk Abdullah Alwyni, M.A., M.B.A. Direktur : Ir. Andi Buchari, M.M.

Direktur : Adrian Asharyanto Gunadi, M.B.A. Direktur : Ir. Luluk Mahfudah

D. Produk-Produk, Pendanaan dan Jasa Bank Muamalat

1. Produk Penghimpunan Dana

a. Shar-e

(48)

 Shar-e fulPROTEK, berkerja sama dengan PT Asuransi Takaful Keluarga

 Shar-e Sharia Mega Covers, bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Mega Life

 Shar-e Taawun Card, bekerja sama dengan PT Asuransi Bintang

 Shar-e Fitrah Card, bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Sinarmas

b. Tabungan Ummat

Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia.

1) TabunganKu

Merupakan tabungan bebas biaya administrasi bulanan yang dapat diakses dengan mudah dan murah. Nasabah cukup menyediakan dana Rp 20.000 untuk dapat memiliki rekening TabunganKu. Nasabah TabunganKu dapat menyetor di seluruh kantor cabang dan menarik di kantor cabang Bank Muamalat secara bebas biaya.

2) Tabungan Haji Arafah dan Arafah Plus

(49)

Tabungan Haji Arafah Plus diperuntukkan bagi nasabah premium yang memiliki perencanaan haji singkat.

3) Deposito Mudharabah

Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan badan hukum yang tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan.

4) Deposito Fulinves

Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa.

5) Giro Wadi’ah

Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan.

6) Kas Kilat

Muamalat kas kilat-i (mk2) adalah layanan pengiriman uang yang cepat, mudah, murah dan aman dari Malaysia ke Indonesia melalui rekening tabungan Shar-E, bekerja sama dengan Bank Muamalat Malaysia Berhad.

7) Dana Pensiun Muamalat

(50)

2. Produk Pembiayaan – Financing Products

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Muamalat dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Pembiayaan yang diberikan dapat digunakan untuk kebutuhan Modal Kerja, Investasi atau Konsumtif.

Ada 3 macam bentuk pembiayaan yang tersedia di Bank Muamalat, yaitu a. Pembiayaan Jual Beli

Bentuk pembiayaan jual beli di Bank Muamalat terbagi menjadi 3, yaitu : 1) Murabahah

Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati. Konsep ini digunakan untuk penanaman Modal Kerja, Investasi dan Konsumtif.

2) Salam

(51)

3) Istishna’

Adalah jual beli berdasarkan pesanan yang pembayarannya dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan. Digunakan Untuk pembiayaan pembangunan gedung.

b. Pembiayaan Bagi Hasil

Ada 3 bentuk pembiayaan bagi hasil yang ditawarkan Bank Muamalat kepada nasabah, yaitu sebagai berikut :

1) Musyarakah

Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama. 2) Musyarakah Mutanaqisah

Adalah Musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan asset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya. Konsep ini dapat digunakan untuk pembelian rumah, melalui pengajuan pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah (KPR) Syariah Baiti Jannati.

3) Mudharabah

(52)

proyek atau usaha-usaha yang mudah dalam penentuan pendapatan dan biaya usaha.

c. Pembiayaan Sewa

Selain pembiayaan jual beli dan bagi hasil, Bank Muamalat juga menyediakan pembiayaan sewa dengan 3 bentuk, yaitu :

1) Ijarah

Adalah perjanjian sewa dimana Bank akan mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya kepada nasabah.

2) Ijarah Muntahia Bittamlik

Adalah perjanjian sewa antara Bank dengan Nasabah dimana pada akhir masa sewa penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut. Ijarah dan IMBT digunakan untuk pembiayaan alat-alat berat.

3) Qardh

(53)

3. Produk Jasa – Service Products

Selain produk penghimpunan dana dan pembiayaan, di Bank Muamalat juga tersedia produk jasa. Ada 4 macam produk jasa yang ditawarakan, antara lain :

a. Wakalah

Adalah akad pemberian wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang (sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Prinsip wakalah digunakan untuk collection, agency/aranger.

1) Kafalah

Berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.

2) Hawalah

Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.

3) Rahn

Berarti perikatan jaminan hutang dengan jaminan barang atau biasa disebut gadai.

b. Jasa Layanan – Services

(54)

1) ATM

Layanan ATM 24 jam disediakan untuk memudahkan nasabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan, transfer antar Bank, pemeriksaan saldo, pembayaran Zakat-Infaq-Sedekah (ZIS), dan tagihan telepon. 2) SalaMuamalat

Merupakan layanan phone banking 24 jam dan call center untuk memudahkan nasabah.

3) Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)

Merupakan jasa yang memudahan Nasabah dalam membayar Zakat-Infaq-Sedekah (ZIS), melalui kantor dan ATM Bank Muamalat, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat. Nasabah juga dapat membayar (ZIS), melalui layanan SalaMuamalat.

4) Jasa-jasa lain

Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, bank draft, dan referensi bank.6

6

(55)

43

1. Mekanisme Penentuan Return Di Bank Muamalat Indonesia

Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam Perbankan Syariah terdiri dari dua sistem, yaitu:

1) Profit Sharing, yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.1

2) Revenue Sharing merupakan hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank.

Prinsip utama Bank Muamalat sebagai bank syariah adalah pada tata cara/ketentuan pemberian imbalan yang dilakukan dengan sistem bagi hasil. Dengan demikian, realisasi imbalan yang diterima nasabah akan berbeda-beda setiap bulannya tergantung dari pendapatan hasil investasi yang dilakukan bank pada bulan yang bersangkutan.

1

Tim Pengem bangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implement asi Operasional Bank

(56)

2. Return Bagi Hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan

sesudah biaya operasional

HI – 1000

Nisbah (ratio) adalah porsi/bagian yang menjadi hak masing-masing pihak pada proses distribusi bagi hasil antara nasabah dengan bank. Angka didepan (misalnya angka 50 pada 50:50) merupakan porsi nasabah.

Penetapan bagi hasil di bank muamalat dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung HI-1000 (baca: Ha-i-seribu), yakni angka yang menunjukkan hasil investasi yang diperoleh dari penyaluran setiap seribu rupiah dana yang diinvestasikan oleh bank. Sebagai contoh: HI – 1000 bulan februari 2009 adalah 11,22. Hal tersebut berarti bahwa dari setiap Rp.1000,- dana yang diinvestasikan oleh bank akan menghasilkan Rp. 11,22. Apabila nisbah 50:50, maka porsi nasabah adalah 50% dari 11,22 sehingga untuk setiap Rp 1.000,- dana nasabah akan memperoleh bagi hasil sebesar Rp 5,61. Secara umum hal tersebut dirumuskan sebagai berikut:

*) HI-1000 Sebelum Bagi Hasil

(57)

untuk bulan februari 11,22. Maka untuk mengetahui nilai bagi hasil yang akan didapatkan Pak Slamet adalah:

Bagi hasil nasabah = Rp. 56.100,-

LAPORAN DISTRIBUSI BAGI HASIL per 28 Februari 2009

Rupiah USD

Tot al pendapat an 119.215.339.996,50 1.097.293.454,88

DPKM 9.776.456.192.185,65 593.852.972.695,65

GWM / Giro Wajib M inimum 488.822.809.609,28 5.938.529.726,96

Tot al Invest asi 10.093.769.186.157,30 616.787.726.465,94

Jumlah hari kalender 28 hari 28 hari

HI-1000 11,22 1,76

* ) hasil investasi per seribu rupiah dana yang diinvestasikan

(58)

Tabel 4.1

PERKEMBANGAN TINGKAT BAGI HASIL BMI SELAMA TAHUN 20093

Laporan Keuangan Profit Dist ribution Bank M uam alat Indonesia Tahun 2009

3

(59)
(60)

Deposito 3

B. Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Dana Pihak Ketiga

1. Interpretasi Variabel

a. Return Bagi Hasil (RBH)

Return Bagi Hasil yang akan digunakan sebagai variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah data Return Bagi Hasil yang merupakan persentase return atau kembalian yang diperoleh oleh nasabah yang menyimpan dananya dalam bentuk mudharabah, baik berupa Tabungan maupun Deposito di bank Maumalat Indonesia.

(61)

Gambar 4.1

Return Bagi Hasil

(62)

b. Jumlah Dana Pihak Ketiga Mudharabah (DPKM)

Jumlah dana Pihak Ketiga Mudharabah yang akan dipakai sebagai variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah jumlah DPK yang menggunakan produk Mudharabah berupa Tabungan dan Deposito. Data berbentuk persentase dari perkembangan perbulan DPKM dari Januari 2005 sampai dengan Desember 2009.

DPKM = jumlah DPKM pada periode tertentu x100% Total DPKM 2005-2009

Perkembangan DPKM yang diperoleh Bank Muamalat Indonesia dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 4.2

Dana Pihak Ketiga Mudharabah

(63)

sampai April tahun 2009 mengalami kenaikan secara bertahap, mulai dari 1% sampai dengan 2,4%. Pada pertengahan tahun 2009, DPKM BMI mengalami kenaikan yang signifikan sampai Akhir tahun 2009 mulai dari 2,4% sampai dengan 2,8%.

2.Pengaruh Return Bagi Hasil Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)

Mudharabah

Pada penelitian ini, untuk mengetahui besarnya pengaruh Return Bagi Hasil terhadap DPKM digunakan metode analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan SPSS versi 15.0.

a All requested variables entered. b Dependent Variable: DPKM

(64)

a. Analisis Deskriptif Variabel sebesar 1.6839 dan 0.55089, sedangkan untuk Bagi Hasil sebesar 14.1825 dan 1.18935.

(65)

dikatakan Sedang dan angka korelasi positif menunjukkan hubungan yang searah, artinya semakin tinggi Return Bagi hasil maka akan meningkatkan DPKMbank tersebut.

Sedangkan R square menunjukan nilai koefisien determinasi sebesar 0,321, artinya 32,1% variabel Y (DPKM) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel X (Bagi Hasil). Dengan demikian sisanya 67,9% pertumbuhan DPKM dipengaruhi oleh hal-hal atau variabel lain.

c. Uji ANOVA

(66)

d. Uji koefisien regresi

pada output ini, dikemukakan nilai koefisien dan konstanta dari persamaan regresi. Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah:

dari hasil pengolahan didapatkan model persamaan regresi: Y = 5.406 + 0,026 X

(67)

Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilakukan uji hipotesis. Dari tabel di atas didapatkan nilai sig. sebesar 0,000 untuk return bagi hasil. Karena nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian Ho yang menyatakan bahwa “tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return Bagi Hasil terhadap DPKMditolak dan berarti benar bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Return Bagi Hasil terhadap DPKM.

(68)

Perhatikan tabel interpretasi r-product moment untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan Hipotesis: Ho : tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel

Ha : ada hubungan (korelasi) antara dua variable

Pengujian berdasarkan uji probabilitas (prob) : Jika probabilitas > 0.05, maka Ha diterima.

Jika probabilitas < 0.05, maka Ha ditolak.

Pada bagian output (kolom sig. (2-tailed)), untuk korelasi variabel DPKM dengan Return Bagi Hasil didapat angka probabilitas sebesar 0.000 atau probabilitas dibawah 0.05 (0.000 < 0.05). dengan demikian Ho ditolak atau hal ini

(69)

C.Analisis Penulis

Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa Return Bagi Hasil mempunayi pengaruh yang signifikan terhadap DPKM Bank Muamalat Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut berarti ada penolakan Ho dan penerimaan Ha.

(70)

62

1. Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam Perbankan Syariah terdiri dari dua sistem, yaitu:

a. Profit Sharing b. Revenue Sharing

Prinsip utama Bank Muamalat sebagai bank syariah adalah pada tata cara/ketentuan pemberian imbalan yang dilakukan dengan sistem bagi hasil. Dengan demikian, realisasi imbalan yang diterima nasabah akan berbeda-beda setiap bulannya tergantung dari pendapatan hasil investasi yang dilakukan bank pada bulan yang bersangkutan.

2. Return Bagi Hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan sesudah biaya operasional

HI – 1000

(71)

Secara umum hal tersebut dirumuskan sebagai berikut:

*) HI-1000 Sebelum Bagi Hasil

3. Hasil penghitungan koefisien determinasi yang memunculkan angka 32,1% yang berarti Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Mudharabah (DPKM) dipengaruhi oleh Return Bagi Hasil sebesar 32,1%. Angka 32,1% adalah angka yang signifikan. Sedangkan variabel lain yang juga dapat dikategorikan sebagai faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPKM) sebesar 67,9%.

B.Saran

1. Disarankan kepada Manajemen Bank Muamalat Indonesia dalam menentukan porsi bagi hasil yang diberikan kepada nasabah harus lebih kompetitif dengan tingkat suku bunga bank konvensional sehingga dapat meminimalisir terjadinya displacement risk, karena jika Bank Muamalat tidak mempriorotaskannya kemungkinan besar Nasabahnya akan berpindah ke Bank lain yang memberikan nisbah bagi hasil yang lebih besar hal ini dapat merugikan Bank.

(72)

dananya di Bank Muamalat sehingga dapat menambah Dana Pihak Ketiga (DPK).

(73)

DAFTAR PUSTAKA

Wiroso. penghimpunan dana dan distribusi hasil usaha bank syariah, Jakarta, Rasindo, 2005, cet.1, h 18.

Nugroho, Burhan dkk. Statistik Terapan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2004), h. 111

Widayat. Riset Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), h.155

Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Prametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000), h.4

Sugiono. Statistik untuk Penelitian, (Bandung, 2007), h. 250

Mauludi, Ali. Statisitk 1, (Ciputat, Puma Heza Lestari, 2006), h. 102 Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta, Balai Pustaka, 1989), h.300

Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h.264

Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), h. 138

Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah jilid-4, (Pena pundi Aksara: Jakarta, 2008), h. 217

Yahya, Akmal. Profit Distribution, http//www.Ifibank.go.id

(74)

---, Ekonomi Islam : Suatu Kajian Kontemporer, (gema insani: jakarta, 2001), h. 86.

Sinungan, Muchdarsyah. Managemen Dana bank edisi ke2, (Jakarta, Bumi aksara 1997), hal 83

Arifin, Zainal. Dasar-dasar menegemen bank syariah edisi referensi, (Jakarta:Alfabeta 2006), hal.50

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.185

Siddiqi, M. Nejatullah. Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam, (Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), h.8

Al-Syarbayi, Ahmad. al-mu’jam al-iqtisad al-islami (Bairut : Dar Alamil Kutub, 1997), 10.

DSN, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Untuk Lembaga Keuangan Syariah, (DSN MUI dan bank Indonesia, Jakarta 2001), h. 39-47.

Ibn Yazid al-Qizwini, Abu Abdillah Muhammad. Sunan Ibn Majah, vol.II (Bairut: Daar al-Fiqr)h.768

Bin Saurah Ibn Musa Turmuzi, Abi Isa Muhammad Isa. Jamii’ul Turmuuzi, (Riyadh: Darussalam lin- Nasyri Wat Tauzi,1999)h. 500-5001

(75)

Laporan Tahunan Bank Muamalat (Annual Report), (Jakarta: Muamalat Institute, 2009), h. 150.

(76)

INTERNET

Setyawan B. Aris, modul bahan kuliah ekonomi moneter, artikel ini diakses pada 19 Desember 2009 dari http://www.Epdf.com

DPK Bank Syariah Tertekan Bank Konvensional” diakses pada 23 Juli 2010 dari http://www.republika.com

Karim Adiwarman, perbankan syariah, diakses pada 25 Oktober 2009 dari http://www.republika.com

Direktori Perbankan Indonesia”, artikel diakses pada 05 april 2010 dari http://www.bi.go.id.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 2.1 Metode Perhitungan Dengan Saldo Akhir Bulan
Tabel 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.4.1.4 Perbandingan Kuat Tarik Belah Rerata Beton Normal dan Beton Polimer Termodifikasi Alami Amylum Serta Bahan Tambah Madu Pada Umur 28 Hari

[r]

Artinya identitas menjadi sesuatu yang cair sehingga peneliti melihat iklan rokok U-mild mampu membuat sebuah identitas alternatif mengenai “cowo” dalam

Adapun saran yang diberikan pe- neliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah: (1) Pembe- lajaran menggunakan keterampilan metakognisi dengan metode

Strategi Marketing Mix atau Bauran Pemasaran, dapat diartikan sebagai sekumpulan dari variabel-variabel yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh perusahaan untuk

Berdasarkan hasil uji t dalam pengujian hipotesis pada tabel diatas, hasilnya adalah dari kelima variabel komponen fraud triangle yang dimoderasi dengan keahlian

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

dengan atau dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah. Selain melalui optimalisasi penerimaan pendapatan, maka untuk meningkatkan penerimaan daerah dapat dilakukan