• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Pertanian Menurut Islam jauh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengolahan Pertanian Menurut Islam jauh"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH STUDY ISLAM III

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERTANIAN SECARA ISLAM

Disusun oleh :

Uswatun Khasanah 1304010014

Ahmad Gozali 1304010019

Aditya Angga 1304020009

Dyan Haryanto 1304020011

Nur Baeti Alfiani 1304020023 Lutfi Rachmanda 1304020027 Anggie Fitriani 1304020030

Subhan 1404020035

Deni Adi Prasetyo 1504020051

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI/AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua khususnya kepada penulis makalah ini sehingga dapat menyelesaikan tugasnya dalam membuat makalah. Sholawat serta salamnya semoga dilimpahkan kepada junjunan kita Nabi Besar Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya, serta orang-orang yang taat pada ajarannya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangannya, baik dalam penyusunan maupun dalam tutur bahasanya. Namun penulis tetap mengharapkan dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat pada semua yang berkepentingan, khususnya bagi penulis sendiri.

Untuk itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan sebagai landasan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang sederhana ini mencapai tujuan yang dimaksud dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Purwokerto, 7 Desember 2015

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kepentingan sektor pertanian dalam kehidupan manusia dan keperluannya begitu kentara sejak zaman terawal lagi. Sejak sekian lama sektor pertanian senantiasa diberikan penekanan oleh ahli agronomi dalam kajian dan tulisan mereka. Dalam Islam, kegiatan pertanian merupakan salah satu daripada pekerjaan yang mulia dan amat digalakkan. Kepentingannya tidak dapat dinafikan lagi apabila hasil industri ini turut menyumbang kepada hasil makanan negara selain merupakan sumber pendapatan petani. Kegiatan di dalam bidang ini merupakan di antara cara yang mudah bagi mendapat ganjaran pahala daripada Allah Subhanahu wa Ta‘ala di samping mendapat manfaat atau pendapatan yang halal daripada hasil jualan keluaran pertanian.

Peranan pertanian sebagai sektor andalan perekonomian nasional telah terbukti baik pada saat kondisi ekonomi Indonesia dalam keadaan normal maupun pada saat krisis ekonomi. Peran pokok sektor pertanian yang nanmpak adalah sebagai mesin penggerak ekonomi nasional dalam menciptakan ketahanan pangan, mendukung perkembangan sektor sekendair dan tersier serta menyumbang devisa bagi negara.

Perkembangan pertanian berikutnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mewujudkan pertanian maju, efisiensi dan tangguh. Dalam pelaksanaan pembangunan tersebut dirancang suatu proses transformasi atau perpindahan struktur sektor pertanian yaitu dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), modal dan IPTEK serta manajemen modern.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dapat diambil permasalahan, antara lain:

1. Bagaimana pengelolaan sumberdaya lahan pertanian

2. Apa potensi sumberdaya manusia atau tenaga kerja pertanian 3. Bagaimana cara pengelolaan modal dalam usaha pertanian

C. TUJUAN

Tujuan dari penyususnan makalah ini yaitu:

(4)

2. Mengetahui penjelasan mengenai pengelolaan sumberdaya manusia atau tenaga kerja pertanian

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

Pekerjaan atau mata pancaharian seseorang kian bertambah banyak sesuai dengan bertambahnya penduduk dan semakin khususnya keahlian seseorang. Namun sebenarnya pada asalnya hanya ada tiga profesi sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Mawardi. Dia berkata: “Pokok mata pencaharian tersebut adalah bercocok tanam (pertanian), perdagangan dan pembuatan suatu barang(industri)”.

Banyaknya ayat al-Quran yang menyebutkan mengenai hasil tanaman dan buah-buahan yang sebagain menunjukkan betapa pentingnya bidang pertanian pada pandangan Islam. Antaranya Allah berfirman dalam QS Yasin 34-35

“Kami menjadikan (di atas muka bumi ini tempat yang sesuai untuk dibuat) ladang-ladang kurma dan anggur. Kami pancarkan banyak mata air (di situ). Tujuannya supaya mereka boleh mendapat rezeki daripada hasil tanaman tersebut dan tanam-tanaman lain yang mereka usahakan. Adakah mereka berasa tidak perlu bersyukur?” (Yasin : 34-35)

Dalam surah yasin ayat 34-35 Telah jelas bahwa Allah menjelaskan dengan sangat detail tentang penciptaan muka bumi sebagai tempat yang sesuai untuk dijadikan kebun-kebun yang baik supaya manusia dapat berusaha dan mengambil rizki dari itu semua yaitu tumbuh-tunbuhan yang mereka tanam.

Kesuburan Tanah, Artinya:

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. (QS. Al-A’raf [7]: 58)

Para ulama berselisih tentang manakah yang paling baik dari ketiga profesi tersebut. Madzhab As-Syafi’i berpendapat bahwa pertanian adalah yang paling baik. Sedangkan Imam Al-Mawardi dan Imam An-Nawawi berpendapat bercocok tanam lah yang paling baik karena beberapa alasan:

1. Bercocok tanam adalah merupakan hasil usaha tangan sendiri. Dalam Shohih Al-Bukhori dari Miqdam bin Ma’dikariba rodhiyallohu’anhu dari Nabi shollallohu‘alaihiwasallam, Beliau bersabda:

(6)

“Tidaklah seorang memakan makanan yang lebih baik dari orang yang memakan dari hasil usaha tangannya, dan adalah Nabi Dawud ‘alaihi salam makan dari hasil tangannya sendiri”.

Dan yang benar adalah apa yang di-nash-kan oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam yaitu hasil tangannya sendiri. Maka bercocok tanam adalah profesi terbaik dan paling utama karena merupakan hasil pekerjaan tangan sendiri.

2. Bercocok tanam memberikan manfaat yang umum bagi kaum muslimin bahkan binatang. Karena secara adat manusia dan binatang haruslah makan, dan makanan tersebut tidaklah diperoleh melainkan dari hasil tanaman dan tumbuhan. Dan telah shohih dari Jabir rodhiyallohu ‘anhu dia berkata: telah bersabda Rosululloh shollallohu‘alaihi wa sallam:

َو ًةَقَدَص ُهَل َوُهَف ُرْيّطلا ِتَلَكَأ اَم َو ًةَقَدَص ُهَل ُهْنِم َقِرُس اَم َو ًةَقَدَص ُهَل ُهْنِم َلِكُأ اَم َناَك ّلِإ اًسْرَغ ُسِرْغَي ٍمِلْسُم ْنِم اَم ًةَقَدَص ُهَل َناَك ّلِإ ٌدَحَأ ُهُؤَزْرَي َل “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman tersebut bagi penanamnya menjadi sedekah, apa yang dicuri dari tanamannya tersebut bagi penanamnya menjadi sedekah, dan tidaklah seseorang merampas tanamannya melainkan bagi penanamnya menjadi sedekah”. (HR Muslim).

Dalam riwayat Imam Muslim yang lain disebutkan

ِةََََماَيِقْلا ِم ْوََََي ىَلِإ ًةَقَد ََََص ُهََََل َناََََك ّلِإ ٌرَََْيَط َلَو ٌةّباَد َلَو ٌنا ََََسْنِإ ُهَََْنِم ُلَََُكْأَيَف ا ًَََسْرَغ ُمِل َََْسُمْلا ُسِرَََْغَي َلَف “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kemudian memakan tanaman itu manusia, binatang, dan burung melainkan bagi penanamnya menjadi sedekah hingga hari kiamat”.

(7)

Pemupukan merupakan salah satu proses penting dalam pengelolaan sumberdaya pertanian. Karena proses pemupukan juga akan sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman tersebut. Oleh karena itu selain kita harus mengetahui hukum dari penggunaan pupuk. Penggunaan pupuk kandang menurut islam merupakan pemanfaatan dan memperjual-belikan najis. Untuk lebih jelasnya, perbedaan ulama di dalam menentukan status hukum menggunakan dan memperjual-belikan pupuk najis adalah sebagai berikut : PENDAPAT PERTAMA : Boleh menggunakan dan memperjual-belikan pupuk yang najis. Yang tidak boleh diperjual-belikan hanyalah kotoran manusia yang tidak tercampur dengan tanah. Ini adalah pendapat Hanafiyah dan sebagian dari ulama Malikiyah seperti Ibnu Majisyun.

Berkata as-Sarakhsi di dalam al- Mabsuth (24/ 27) :

ازئاج هعيب ناك كلذ عمو نيعلا مرحم نيقرسلاو امارح هلوانت ناك نإو زئاج نيقرسلا عيب كلذكو “ Begitu juga dibolehkan jual beli pupuk (najis), walaupun hal itu haram untuk dimakan, dan haram dzatnya, walaupun begitu, jual beli pupuk tersebut dibolehkan. “

Dalil-dalil mereka sebagai berikut :

Pertama : Pupuk tersebut sangat bermanfaat bagi para petani dan mereka sangat membutuhkannya.

Kedua : Penggunakan pupuk ini sudah berlangsung lama secara turun temurun di masyarakat, dan tidak ada satupun yang mengingkarinya. Ini menunjukkan kebolehan.

Ketiga : Kaidah Fiqh yang berbunyi :

ريسيتلا بلجت ةقشملا

“ Suatu kondisi yang susah bisa mendatangkan suatu kemudahan”. Keempat : Kaidah Fiqh juga :

عستا رملا قاض اذإو

“ Suatu kondisi yang sempit bisa mendatangkan keluasan di dalam perbuatan”. PENDAPAT KEDUA : Tidak boleh menggunakan pupuk najis, tetapi boleh menggunakan sesuatu yang mutanajis (yang terkena najis), seperti halnya pupuk najis yang dicampur dengan air, kemudian air tersebut disiramkan ke tanaman. (Muhammad Ulays, Manhu al-Jalil:1/ 55-56)

(8)

Untuk Syafi’iyah mereka berpendapat boleh menggunakan pupuk najis, tetapi tidak boleh memperjual-belikannya. Berkata Imam Nawawi di dalam al-Majmu’ (4/448) :

سجنلا لبزلاب ضالا ديمست زوجي

“ Dibolehkan memupuk tanah dengan kotoran binatang yang najis. “

Beliau juga menyatakan di tempat yang sama tentang penggunaan barang-barang najis untuk keperluan umum :

نأ زوجيو نفسلا نهدو حابصتسلا ف ةتيملا محشو سجنتملا نهدلاب عافتنلا زاوج حيحصلا انبهذم نأ انركذ دق اويطلاو الللل ةتيملاو لحنلل سجنتملا لسعلا ماعطا هلو َهعيبي لو هلمعتسيف نوباصلا نهدلا اذه نم ذختي ريرج نب دمحمو ءاطع لاق هبو انبهذم اذه ااودلل سجنتملا ماعطلا ماعطاو اهريغو ةدئاصلا “ Sudah kita sebutkan di atas, bahwa madzhab kami yang benar (Syafi’iyah) : dibolehkan memanfaatkan minyak najis, lemak dari bangkai untuk penerangan lampu, dan untuk mengecat kapal. Dan dibolehkan juga memakai minyak ini untuk dibuat sabun dan dipakainya, tetapi tidak untuk diperjual-belikan. Dibolehkan juga memberikan madu yang terkena najis untuk lebah, dan bangkai untuk makanan anjing dan burung pemburu dn sejenisnya. Begitu juga dibolehkan memberikan makanan yang terkena najis untuk binatang-binatang. Ini adalah pendapat madzhab kami (Syafi’iyah), dan ini juga pendapat ‘Atho’ dan Muhammad Jarir”.

Walaupun Syafi’iyah melarang jual-beli barang najis, tetapi mereka membolehkan untuk memberikannya kepada orang lain dengan mengambil upah, mereka menyebutnya dengan isqath haq (menggugurkan hak) . Di dalam Hasyiatu asy-Syarwani dan al-Abadi(4/235) disebutkan :

نم قح تطقسأ هل قحتسملا لوقي نأ هقيرطو فئاظولا نع لوزنلا ف امك مهاادلاب سجنلا نع ديلا لقن زوجيو تلبق رخلا لوقيف اذلب اذه “ Dibolehkan memindahkan kepemilikan sesuatu yang najis dengan imbalan uang dirham, sebagaimana seseorang yang mengundurkan diri dari tugasnya, dan caranya : pemiliknya mengatakan : saya gugurkan hak-ku terhadap barang ini dengan imbalan sekian, yang menerima menjawab : saya terima”.

Berkata Ibnu Qudamah di dalam al-Mughni (4/ 327) : عفاشلاو كلام لاق اذهبو .سجنلا نيجرسلا عيب زوجي لو

“ Tidak boleh jual beli pupuk yang najis . Ini adalah pendapat Malik dan Syafi’I juga. “ Mereka beralasan bahwa pupuk tersebut adalah sesuatu yang najis, seperti bangkai maka tidak boleh diperjualbelikan.

(9)

Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan.

Sumber daya manusia di dalam sektor pertanian adalah Petani. Dengan kata lain petani merupakan sumber daya manusia yang berperan sebagai manajer dan kultivator atau juru tani. Petani berbeda dengan buruh tani. Petani itu memiliki lahan sendiri, dimanajemeni sendiri, diolah sendiri dan dibantu oleh seorang buruh tani yang merupakan petani yang tiak memiliki lahan serta tidak memiliki ketrampilan manajemen pertanian.

Sumber daya manusia merujuk pada jasa yang disediakan oleh tenaga kerja termasuk keterampilan wirausaha dan manajemen. Sumberdaya manusia hingga batas tertentu termasuk sumberdaya yang langka meskipun angka pengangguran di daerah yang bersangkutan tidak sama dengan nol. Bentuk formasi sumberdaya manusia lainnya adalah kemampuan manajemen yang antara lain menyediakan jasa kewirausahaan, misalnya membentuk perusahaan baru, renovasi dan atau ekspansi perusahaan yang telah ada. 1. Peran sumberdaya manusia dibidang pertanian

Bidang usaha yang paling maju di Indonesia adalah bidang pertanian. Maju dalam arti paling dahulu diusahakan, jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam usaha itu paling banyak, serta pengalaman bangsa Indonesia di bidang ini tentunya paling banyak.

Di dalam bidang pertanian, sumberdaya manusia memiliki berbagai peranan yang berpengaruh dalam kegiatan produksi, yaitu:

a. Petani pemilik, yaitu petani yang mengusahakan sendiri tanahnya.

b. Petani penggarap yaitu petani yang mengusahakan tanah orang lain atas dasar bagi hasil.

c. Buruh tani ialah orang yang menyewakan tenaganya untuk usaha pertanian.

Sumber daya manusia sangat diperlukan dalam mengambil dan mengolah sumber daya alam, sehingga dapat lebih berguna untuk memenuhi kebutuhannya. 2. Permasalahan yang terkait dengan sumberdaya manusia

Menurut Anton Apriyanto, Permasalahan sumberdaya manusia di bidang pertanian terdapat pada 2 faktor, yaitu

a. Tingkat pendidikan yang rendah. b. Keterampilan kurang.

(10)

Pembentukan lembag–lembaga pertanian yang berfungsi untuk memfasilitasi dan membimbing petani seperti LSM Pertanian “Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI – Indra Lubis)”.

Pengelolaan tanah pertanian yang dilarang untuk dilakukan adalah dalam bentuk membagihasilkan antara pemilik lahan dengan penggarap dalam sistem muzara’ah dan mukhabarah serta meyewakan lahan pertanian kepada orang lain. 1. Larangan Bagi Hasil Sistem Muzara’ah dan Mukhabarah

Hukum Islam melarang secara tegas pengelolaan tanah pertanian dengan sistem bagi hasil antara pihak pemilik lahan dengan penggarap yang disebut dengan muzara’ah atau mukhabarah. yang hukumnya tidak boleh dilakukan menurut hukum Islam. Penggarap dalam muzara’ah atau mukhabarahaktivitasnya mencakup seluruh pengelolaan mulai dari membajak, menanami, memupuki, menyirami, meyiangi, memupuk termasuk juga menjada dan memeliharanya dari gangguan hama dan penyakit serta selain itu juga memanen tanaman tersebut.

Dalam sebuah riwayat, Rafi’ bin Hudaij mengatakan sebagai berikut :

“Pada zaman Rasulullah saw kita mengarapkan tanah lahan kepada orang lain atas perjanjian bagi hasil (mukhabarah semakna dengan muzara’ah). Pada suatu hari ia didatangi oleh salah seorang pamannya yang memberitahu bahwa Rasullah saw melarang suatu perbuatan yang sebenarnya bermanfaat bagi kita. Jika mentaati larangan beliau pasti akan memperoleh manfaat yang lebih besar. Rafi’ bertanya : “larangan mengenai apa?” Pamannya itu menjawab : Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa mempunyai tanah lahan hendaklah ia menanaminya dan tidak menyewakannya dengan sepertiga, seperempat atau bahan pangan tertentu.” (HR. Abu Daud)

Riwayat lainnya yang berasal dari Abdullah bin Umar mengatakan sebagai berikut : “Pada mulanya kami berpendapat bahwa bagi hasil (muzara’ah) tidak ada salahnya, tetapi kemudian Rafi’ bin Hudaij memberitahu bahwa Rasulullah saw melarang hal itu.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmudziy dan Nasa’iy)

2. Larangan Menyewakan Tanah Pertanian

(11)

yang lain seperti makanan, hasil pertanian, atau dengan apapun yang termasuk ke dalam penyewaan lahan pertanian. Dasar pelarangan ini adalah sabda Rasulullah saw : “Siapa yang mempunyai sebidang tanah, hendaknya dia menanaminya, atau hendaknya diberikan kepada saudaranya. Apabila dia mengabaikannya maka hnedaknya tanahnya diambil.”(HR. Bukhari)

Dalam riwayat lain Rasulullah saw juga bersabda :

“Rasulullah saw melarang pengamblilan sewa atau bagi hasil atas tanah.” (HR. Muslim)

Beliau saw juga bersabda :

“Bahwa Rasulullah saw melarang menyewakan tanah. Para shahabat bertanya : ‘Bolehkan kami menyewakan tanah dengan sebagian dari hasil biji-bijiannya?’ Beliau menjawab : ‘Tidak.’. Mereka bertanya lagi :”Bagaimana kalau kami sewakan dengan padi-padian Itibn)?’ Beliau menjawab: ‘Tidak’. Mereka masih bertanya :’Bagaimanakah kalau kami sewakan dengan hasil tanaman yang tumbuh dekat rabi’ (parit) yang mengalir.” Beliau menjawab:’Tidak, tanamilah sendiri atau kau berikan kepada saudaramu (sesama Muslim).” (HR. An-Nasa’i)

Semangat konservasi dan pelayaan terhadap pelestarian alam dan lingkungan terdapat cukup banyak dalam istilah yang telah digunakan, baik yang kita temukan di dalam al-Qur’an maupun dalam kitab-kitab klasik. Beberapa diantaranya dalam istilah tersebut disebutkan secara spesifik dalam bentuk praktis yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Beberapa institusi penting yang dapat dipandang sangat vital sifatnya dilihat dalam kondiri terkini yang menyangkut : pembagian lahan, hutan, pengelolaan hidupan liar, pertanian dan tata kota, ada beberapa hal istilah:

1. Ihya al-mawat, menghidupkan lahan yang terlantar dengan cara reklamasi atau

5. Hima, kawasan yang dilindungi untuk kemaslahatan umum dan pengawetan habitat alami.

6. Waqaf, lahan yang dihibahkan untuk kepentingan publik (ummat).

(12)

maupun kemanusiaan, juga untuk kepentingan alam sekitar termasuk flora dan fauna yang termasuk ciptaan Allah SWT. Enam bentuk dan istilah istitusi ini dapat dijumpai di berbagai literatur tentang pengelolaan negara (seperti kibat al-Ahkam al Sulthaniyah) hingga kitab hukum perdata (Majalla al-Ahkam al-Adaliyyah yang sudah menjadi petunjuk pelaksanaan) dari berlakunya syariat Islam di jaman Turki Ustmani.

C. PENGELOLAAN MODAL DALAM USAHA PERTANIAN

Sumber daya modal adalah barang-barang (sarana) yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang lain, misalnya: uang, bahan mentah, mesin, perkakas, dan sebagainya.

Modal dalam usaha tani diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu secara langsung atau tak langsung dalam suatu proses produksi. Pembentukan modal bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani, serta menunjang pembentukan modal lebih lanjut. Sumber daya modal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Menurut Sifatnya

a. Modal Lancar, yaitu modal yang hanya dapat digunakan satu kali dalam proses produksi seperti bahan baku dan bahan mentah.

b. Modal Tetap, yaitu modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali dalam proses produksi, seperti mesin-mesin atau peralatan. menghasilkan barang dan jasa, seperti kendaraan umum.

3. Menurut Bentuknya

a. Modal Abstrak, yaitu modal yang tidak berbentuk fisik (tidak berwujud) tapi sangat menentukan hasil produksi seperti keahlian seseorang.

b. Modal Konkrit, yaitu modal yang wujud fisiknya dapat dilihat (berwujud) seperti mesin-mesin.

4. Modal menurut pemiliknya

(13)

b. Modal masyarakat, artinya modal tersebut dimiliki oleh banyak orang dan untuk kepentingan orang banyak. Misalnya, jalan dan jembatan.

5. Modal menurut bentuknya

a. Uang, artinya modal berupa dana.

b. Barang, artinya modal berupa alat yang digunakan dalam proses produksi. Misalnya, mesin, gedung, dan kendaraan.

6. Modal menurut sumbernya

a. Modal sendiri, artinya modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Misalnya, saham dan tabungan.

b. Modal pinjaman, artinya modal pinjaman dari pihak

Permasalahan pembiayaan (pemodalan) pertanian disebabkan oleh: 1. Kelangkaan sumber daya modal.

2. Terbatasnya lembaga peminjaman kridit.

3. Terbatasnya lembaga asuransi di bidang pertanian.

Solusi yang ditawarkan untuk pemecahan masalah yang terkait dengan sumberdaya modal dengan mendorong peran lembaga keuangan (bank dan non-bank) untuk masuk sektor pertanian dengan skema yang menguntungkan petani.

(14)

A. KESIMPULAN

Dalam Islam, kegiatan pertanian merupakan salah satu daripada pekerjaan yang mulia dan amat digalakkan. Kepentingannya tidak dapat dinafikan lagi apabila hasil industri ini turut menyumbang kepada hasil makanan negara selain merupakan sumber pendapatan petani. Kegiatan di dalam bidang ini merupakan di antara cara yang mudah bagi mendapat ganjaran pahala daripada Allah Subhanahu wa Ta‘ala di samping mendapat manfaat atau pendapatan yang halal daripada hasil jualan keluaran pertanian.

Hukum syariat Islam mempunyai bentuk-bentuk dasar dan semangat konservasi alam yang baik sebagai referensi. Beberapa prinsip diatas sebenarnya dapat diadaptasi sebagai bentuk dasar dalam konservasi alam melalui syariat Islam. Keperluan konservasi yang semakin kompleks dan meluas, dapat saling mengisi antara enam aspek diatas. Misalnya, apabila lahan di sekitar taman nasional masih diperlukan untuk pembangunan fasilitas taman nasional yang diadopsi sebagai hima’ dalam syariat Islam, maka masyarakat dapat dilibatkan untuk mewakafkan lahan sebagai bentuk amaliah mereka untuk kepentingan konservasi alam.

Demikian pula zona-zona harim, dapat dimasyarakatkan melalui penyadaran kepada masyarakat bahwa melestarikan kawasan aliran air dan jasa ekosistem merupakan anjuran syariat. Maka dengan memahami penerapan syariat yang menganjurkan pada kemaslahatan bersama dan didalamnya adalah unsur ibadah kepada Allah SWT, akan lebih banyak partisipasi ummat dalam menyumbangkan lahan-lahan mereka untuk kepentingan konservasi.

Dari beberapa pandangan ulama di atas, maka pendapat yang lebih mendekati kebenaran adalah sebagai berikut : Jika pupuk kandang dari binatang yang boleh dimakan dagingnya seperti unta, sapi, kambing dan ayam, maka boleh digunakan dan diperjual-belikan. Jika pupuk tersebut dari binatang yang tidak boleh dimakan dagingnya, seperti babi dan keledai, atau dari kotoran manusia, jika masih asli dan belum diolah oleh pabrik, maka hukumnya boleh digunakan dan haram untuk diperjual-belikan. Tetapi jika sudah diolah oleh pabrik dan sudah berubah zat dan kandungannya, maka boleh digunakan dan diperjual-belikan jika memang hal itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

(15)

Penggunaan pupuk dalam pengelolaan sumberdaya lahan pertanian, jika pupuk yang tidak najis sudah cukup, maka sebaiknya tidak menggunakan pupuk najis, walaupun sudah diolah oleh pabrik. Sehingga menghindari penggunaan dari pupuk najis/kandang

Sebaiknya pengolahan sumberdaya lahan dikelola oleh pemilik lahan, tidak menggunakan bagi hasil ataupun menyewakan lahan.

(16)

Anonymous. 2014. Hukum Jual Beli Pupuk Kandang. http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/491/hukum-jual-beli-pupuk-kandang/ . Diakses pada tanggal 6 desember 2015

Apriyanto, A. 2011. Pembangunan Pertanian di Indonesia.

http://www.deptan.go.id/renbangtan/konsep_pembangunan_pertanian.pdf. Diunduh pada tanggal 6 April 2011

M. Taufik. 2010. Hukum Islam Seputar Tanah: Pengelolaan pertanian yang terlarang. https:// mtaufiknt.wordpress.com/2010/10/14/hukum-islam-seputar-tanah-4-pengelolaan-tanah-pertanian-yang-terlarang/ . Diakses pada tanggal 7 desember 2015

Nadjamuddin Ramly. 2007. Islam Rmah Lingkungan. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan faktor peluang yang dimiliki sekolah adalah animo masyarakat terhadap sekolah tinggi, jumlah murid meningkat setiap tahunnya, sekolah berasrama, hubungan

Bagi pihak yang mendukung Amerika Serikat untuk bergabung dalam TPPA, perjanjian ini memberikan banyak keuntungan bagi Amerika Serikat karena sesuai dengan kepentingan

Bapak Johan, S.Kom., MM., selaku Ketua Jurusan Sistem Informasi Binus University dan juga selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak pengarahan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Prabu Brawijaya sebagai tokoh utama pada jagong pertama wayang beber Pacitan memiliki beberapa karakter antara lain; cermat, adil,

Hasil penelitian ini adalah (1) pemahaman guru terhadap strategi pembelajaran menulis puisi sudah baik karena guru sudah memahami teori dan pelaksanaan strategi pembelajaran;

Tadi secara istilahi atau epistimologis disebutkan, “Islam” adalah satu agama dan sistem ajaran Ilahiyah (ketuhanan) yang berasal dari Allah SWT yang disampaikan

Inst.sistem AC yg meliputi perangkat AC Indoor unit & Outdoor unit (termasuk dudukannya), pipa refrigrant lengkap dengan isolasidan pipa drain, kabel daya & stop kontak.

Beroperasi dengan tujuan melakukan pengawasan disekitar Rawa Pening, dalam pengolahan analisa teknis, olah gerak akan dilakukan pada saat kapal diam (V= 0 knot)