• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi - Persepsi Pengusaha Kota Medan Tentang Kebijakan Bank Indonesia Tentang Lindung Nilai (Hedge)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi - Persepsi Pengusaha Kota Medan Tentang Kebijakan Bank Indonesia Tentang Lindung Nilai (Hedge)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagimanusia

dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern danekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun

pada prinsipnya mengandung makna yang sama.

Persepsi menurut Kamus Bahasa Indonesia, persepsi berarti tanggapan (penerimaan) langsung hal melalui pancainderanya (Depdiknas, 2002:1239).

Menurut Chaplin, persepsi adalah proses mengetahui atau mengenal objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera (Chaplin, 1993:358).

Secara terminologi, terdapat beberapa rumusan tentang persepsi, diantaranya menurut Walgito, persepsi adalah mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau serupa, dapat memfokuskan perhatiannya pada satu objek,

sedangkan objek-objek lain disekitarnya dianggap sebagai latar belakang. Kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan

sebagainya itu, yang selanjutnya dinterpretasi (Walgito ,2004:86).

Selanjutnya menurut Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses

untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada

(2)

8 negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses

pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan

aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang

bersangkutan.

Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir,

pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain. Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang

sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut

pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik

positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera muncul ketika ada stimulus yang

(3)

9 2.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja tetapi ada faktor-faktor yang

mengetahuinya, faktor- faktor inilah yang menjadi dua orang yang melihat sesuatu yang sama akan memberikan interprestasi yang berbeda tentang yang dilihat itu.

Adapun faktor tersebut adalah sebagai berikut: a. Faktor fungsional persepsi

Yang dimaksud faktor fungsional persepsi adalah faktor yang timbul dari

orang yang mempersepsi kebutuhan, sikap (suara hati), kepentingan, pengalaman dan tahapan dalam mempengaruhi tanggapan seseorang

terhadap sesuatu.

b. Faktor struktural persepsi

Yang dimaksud dengan faktor struktural persepsi yaitu faktor yang

muncul dari apa yang akan dipersepsi, misalnya hal-hal baru seperti gerakan, tindak-tanduk dan ciri-ciri yang tidak biasa akan turut juga

dalam menentukan persepsi orang yang melihatnya. c. Faktor situasi persepsi

Yang dimaksud situasi persepsi yaitu faktor yang muncul sehubungan

karena situasi pada waktu mempersepsi sebagai contoh orang yang memakai pakaian renang di tempat yang tidak ada hubungannya dengan

olahraga renang tentunya akan mempengaruhi persepsi yang dilihatnya. d. Faktor personal persepsi

Yang dimaksud dengan faktor personal persepsi yaitu: pengalaman,

(4)

10 Sedangkan menurut Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal

Yaitu berupa perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,

keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

b. Faktor eksternal

Yaitu berupa latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,

pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi di atas dapat

disimpulkan bahwa faktor situasi dan sasaran lebih bersifat objektif. Artinya individu mempunyai kecenderungan yang sama terhadap objek yang akan

dipersepsi sedangkan faktor pelaku lebih objektif karena individu banyak dipengaruhi untuk keadaan psikisnya.

2.1.2 Proses Terjadinya Persepsi

Individu mengenali suatu objek dari dunia luar dan ditangkap melalui inderanya. Bagaimana individu menyadari, mengerti apa yang diindera ini

(5)

11 a. Proses fisik atau kealaman

Maksudnya adalah tanggapan tersebut dimulai dengan objek yang

menimbulkan stimulus dan akhirnya stimulus itu mengenai alat indera atau reseptor.

b. Proses fisiologis

Yang dimaksud dengan proses fisiologis yaitu stimulus yang diterima oleh alat indera kemudian dilanjutkan oleh syarat sensorik ke otak.

c. Proses psikologis

Yang dimaksud dengan proses psikologis adalah proses yang terjadi

dalam otak sehingga seseorang dapat menyadari apa yang diterima dengan reseptor itu sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. (Walgito, 2010 : 90-91). Jadi proses terjadinya persepsi itu berawal dari

objek yang menimbulkan stimulus kemudian stimulus itu mengenai alat indera, kemudian dilanjutkan oleh syaraf sensorik ke otak, dalam otak

stimulus itu diproses sehingga seseorang dapat menyadari apa yang diterima dengan reseptor itu.

Menurut Krech dan Cruch merumuskan dalil persepsi:

a. Persepsi bersifat selektif secara fungsional, yang berarti bahwa yang mendapat tekanan dalam persepsi biasanya untuk memenuhi tujuan

(6)

12 b. Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti

seseorang mengorganisasikan stimuli yang melihat konteksnya walaupun

stimulus yang diterima tidak lengkap, maka mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang seorang

persepsikan (Rahman, 2009 : 56-59).

Persepsi mengarah ke cara umum dilihat, dirasakan, dicicipi atau dibaui. Dengan kata lain, persepsi dapat dikatakan sebagai apa yang dialami oleh seorang

manusia. Persepsi pengalaman seorang tentang dunia, muncul dari melakukan penginderaan ditambah cara kita memproses informasi penginderaan. William

James berkata: “Sebagian dari apa yang seorang dapatkan melalui indera dan objek sebelum seseorang, keluar dari pikiran seseorang itu sendiri” menunjuk ke proses yang aktif dari melakukan penginderaan yang membuat pengalaman

seseorang tentang dunia.

Proses yang mendasar dalam bentuk persepsi adalah pengenalan akan

suatu figur dalam suatu latar belakang. Seorang melihat objek-objek dan bentuk-bentuk dari pengalaman sehari-hari berdiri suatu latar belakang. Contoh gambar digantung di dinding, kata dilihat dalam suatu halaman, dan melodi berasal dari

ulangan nada dalam belakang musik, gambar, kata dan melodi ini ditangkap sebagai figur, sedang dinding/halaman dan nada-nada adalah latar belakang.

(7)

13 2.1.3 Aspek-Aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah mencerminkan suatu interaksi dari proses

untuk mencapai tujuan sistem. Komponen-komponen sikap tersebut menurut Allport (dalam Mar‟at, 1991) ada tiga yaitu:

1. Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengalaman

kemudian akan terbentuk suatu kepercayaan tentang objek sikap tersebut. 2. Komponen afektif

Afektif berhubungan dengan rasa bahagia dan tidak bahagia. Jadi sifatnya langsung yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.

3. Komponen konatif

Merupakan persiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan

dengan objek sikapnya.

Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996) menyatakan bahwa sikap itu mengundang tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu:

1) Komponen perseptual yaitu komponen yang bersamaan dengan pengalaman, tatap muka, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan

dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.

(8)

14 merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak bahagia merupakan hal yang negatif.

3) Komponen perilaku yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan tidak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan

intensitas sikap yaitu menunjukkan besar kecilnya.

Rukoach (Walgito, 2003) memberikan pengertian bahwa dalam persepsi terkandung komponen perseptual dan juga komponen perilaku, yaitu sikap

merupakan posisi untuk berbuat atau berperilaku. Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan posisi untuk berbuat atau berperilaku.

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung komponen perseptual, komponen emosional, dan juga komponen perilaku, yaitu merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap orang pada suatu objek sikap

merupakan manifestasi dari ketiga komponen tersebut yang saling berinteraktif untuk memahami, merasakan dan konsisten satu dengan lainnya.

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perbedaan Persepsi

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1996: 43-44), menyatakan bahwa

terdapat beberapa forktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu: a. Perhatian.

Biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsang yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu atau dua obyek saja. Perbedaan fokus antara satu orang dengan orang lain

(9)

15 b. Set.

Set adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul

c. Kebutuhan.

Kebutuhan-keebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang

akan mempengaruhi persepsi seseorang. Kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan persepsi yang berbeda pula.

d. Sistem nilai.

Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh terhadap persepsi

e. Ciri kepribadian.

Ciri kepribadian akan mempengaruhi persepsi pula f. Gangguan kejiwaan.

Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dari ilusi, halusinasi bersifat individual, hanya

dialami oleh penderita yang bersangkutan saja 2.1.5 Teori-Teori Persepsi

Teori adalah serangkaian hipotesia atau proporsi yang saling berhubungan

tentang suatu gejala (fenomena) atau sejumlah gejala (Sarwono, 2008:5).

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2008:241-244), dalam bukunya yang

berjudul “Teori – teori Psikologi Sosial” terdapat 4 teori besar persepsi sosial yaitu:

a. Teori Heider, adalah teori yang dicetuskan oleh Heider. Teori ini bersifat

(10)

16 yang umum tersebut menunjukkan kekayaan dan keluasan pikiran. Oleh karena itu, teori ini banyak merangsang sumbangan-sumbangan teori

psikolog-psikolog sosial.

b. Teori Jones & Davis adalah teori yang dicetuskan oleh Jones dan Davis.

Teori ini terbatas pada atribusi terhadap orang. Tetapi teori ini menjelaskan juga tentang kondisi-kondisi yang harus ada untuk dapat terjadinya prediksi.

c. Teori Kelley, adalah teori yang dikemukakan oleh Kelley. Teori ini terbatas pada atribusi terhadap lingkungan luar. Teori ini masih relatif

baru dan belum mampu merangsang penelitian karena para psikolog sosial lebih tertarik pada persepsi, atribusi dan keputusan / penilaian pribadi daripada atribusi lingkungan.

d. Teori Festinger, adalah teori yang ditemukan oleh Festinger. Teori ini hanya sedikit menyinggung proses atribusi dan persepsi sosial. Secara

khusus, teori ini membicarakan proses yang digunakan oleh seorang individu untuk menilai keampuhan pendapatnya sendiri dan kekuatan dari kemampuan-kemampuannya sendiri dalam hubungan dengan

pendapat-pendapat dan kemampuan-kemampuan orang lain yang ada dalam suatu lingkungan sosial. Hal terpenting menurit teori Festinger

(11)

17 2.2 Kebijakan Bank Indonesia Tentang Lindung Nilai (Hedge)

Bank Indonesia secara resmi menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No.15/8/2013 tanggal 7 Oktober 2013 tentang lindung nilai kepada bank guna melindungi kestabilan nilai tukar rupiah.

Tujuan dari PBI ini adalah mendukung terciptanya pasar valas domestik yang lebih berkembang, likuid, dan efisien, sehingga dapat mendukung pencapaian BI dalam memelihara kestabilan nilai tukar rupiah dan sebagai upaya

melindungi dari ketidakpastian ekonomi global, para pelaku ekonomi perlu melakukan transaksi lindung nilai terhadap kegiatan ekonominya, dengan

menggunakan instrumen derivatif antara lain forward dan swap. Diharapkan pula bahwa transaksi lindung nilai yang dilakukan pelaku ekonomi dapat mendukung pendalaman pasar valuta asing domestik. Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No.15/8/2013 tanggal 7 Oktober 2013 tentang lindung nilai adalah sebagai berikut: Lindung Nilai adalah cara atau teknik untuk mengurangi risiko yang

timbul maupun yang diperkirakan akan timbul akibat adanya fluktuasi harga di pasar keuangan.

2.3 Pengertian tentang Lindung Nilai (Hedging)

Setiap perusahaan yang melakukan transaksi internasional tentu akan mempunyai receivable (penerimaan) dan payable (pengeluaran) dalam berbagai

valas. Untuk menentukan apakah perlu dilakukan hedging atau tidak atas penerimaan atau pengeluaran dalam suatu valas yang perlu diperhatikan adalah fluktuasi kurs (apresiasi/depresiasi) valas tersebut. Adanya risiko fluktuasi nilai

(12)

18 untuk menghindar maupun mengurangi kerugian dari fluktuasi nilai tukar tersebut. Adapun tindakan yang dilakukan pihak manajemen salah satunya adalah

dengan melakukan teknik lindung nilai atau disebut hedging.

Menurut Bank Indonesia, lindung nilai (hedging) adalah cara atau teknik

untuk mengurangi risiko yang timbul maupun yang diperkirakan akan timbul akibat adanya fluktuasi harga di pasar keuangan.

Menurut Gallagher, hedging adalah suatu tindakan keputusan keuangan

yang digunakan untuk menghindari atau melindungi risiko kerugian.

Menurut Hady, pengertian hedging yaitu tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi risiko kerugian sebagai akibat fluktuasi kurs valas.

Menurut T. Sunaryo (2009) prinsip hedging adalah menutupi kerugian

posisi aset awal dengan keuntungan dari posisi instrumen hedging. Sebelum melakukan hedger hanya memegang sejumlah aset awal. Setelah melakukan

hedging, hedger memegang sejumlah aset awal dan sejumlah tertentu instrumen hedging. Portfolio yang terdiri atas aset awal dan instrumen hedging-nya disebut portfolio hedging. Portfolio hedging ini mempunyai risiko yang lebih rendah

dibanding risiko aset awal.

Menurut Paul Merrick (1998) seperti dikutip oleh Kusmanto, hedging atau

hedge didefinisikan sebagai berikut: “A hedge is one or more traders perfomed in order to protect an existing market exsposure against market movement”. Jadi pada dasarnya hedging merupakan suatu cara produsen atau investor untuk

(13)

19 Menurut F.R. Edward (1991) seperti dikutip oleh Leuthold, Raymod M, et, al (1989) pengertian hedging secara teknis adalah suatu proses untuk mengambil

posisi dalam pasar berjangka yang berlawanan dengan posisi yang dimilikinya di pasar fisik dalam jumlah/besar kontrak sama.

Lindung nilai atau hedging, atau hedge merupakan istilah yang sangat popular dalam perdagangan berjangka. Dimana hedging merupakan salah satu fungsi ekonomi dari perdagangan berjangka, yaitu transfer of risk. Hedging

merupakan suatu strategi untuk mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh turun-naiknya harga.

Definisi yang telah disebutkan dapat disimpulkan dengan teknik hedging ini maka kerugian dari suatu risiko akibat fluktuasi mata uang asing dapat dikurangi melalui instrumen keuangan, sehingga tidak membawa dampak yang

lebih banyak bagi keuangan perusahaan. Dengan teknik hedging, suatu perusahaan dapat menghitung secara pasti jumlah yang akan dibayarkan atau

piutang yang akan diterima pada masa yang akan datang, meskipun di pasar telah terjadi perubahan nilai tukar.

Individu atau perusahaan yang melakukan hedging pada perdagangan

berjangka, disebut: “hedger”.

2.3.1 Tujuan Lindung Nilai (Hedging)

Secara umum tujuan lindung nilai adalah untuk mengurangi variabilitas arus kas di masa depan karena perusahaan melakukan pinjaman bunga variabel dan swapping untuk tingkat bunga tetap. Lindung nilai ini ditujukan oleh para

(14)

20 Tujuan dibentuknya kebijakan mengenai lindung nilai oleh Bank Indonesia adalah:

1. Mengurangi ketergantungan pelaku ekonomi (nasabah bank) terhadap transaksi di cash market (spot) dalam memenuhi kebutuhan valas.

2. Mendorong pengembangan transaksi lindung nilai yang terkait dengan kegiatan ekonomi di Indonesia.

3. Memperkuat pengelolaan risiko (risk management) bank dan pelaku

ekonomi.

4. Mendukung terciptanya pasar valas domestik yang lebih berkembang,

likuid, dan efisien sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan BI dalam mencapai dan memelihara stabilitas nilai tukar rupiah.

2.3.2 Sasaran Lindung Nilai (Hedging)

Sasaran dibentuknya kebijakan lindung nilai oleh Bank Indonesia adalah: a. perorangan yang memiliki kewarganegaraan Indonesia; atau

(15)

21 2.4. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Persepsi Pengusaha

Eksportir

Lindung Nilai (Hedging)

Analisis Deskriptif

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Kognitif Bentuk Soal 3.1 Menerapkan logika dan algoritma computer 4.1 Menggunakan fungsi-fungsi perintah (Command) • Konsep logika dan algoritma • Notasi flowchart

Perubahan fraksi harga tahun 2014 yang diikuti dengan penurunan satuan perdagangan (lot), sehingga memberikan dampak bagi investor retail dengan modal yang relatif terbatas akan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu bersalin di RSUD Ambarawa dengan melihat kadar hemoglobin ibu hamil yang dikategorikan menjadi dua yaitu anemia dan

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen terhadap keputusan dalam pembelian beras premium di Pasar

Penelitian ini menggunakan penelitianyang dilakukan oleh Rustiarini(2013) sebelumnya pada KAP di Bali sebagai dasar dari pembuatan penelitian untuk menerapkan permasalahan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengobservasi variabilitas fenotipik populasi hasil persilangan mentimun Padang generasi F2 dan mendapatkan tanaman mentimun

Proses uji dimulai dari akuisisi citra uji dengan menggunakan bantuan aplikasi Google Earth dan kemudian dilakukan preprocessing, segmentasi dan

Kevlar Kevlar terdiri terdiri dari dari molekul-molekul yang relatif rigid, yang membentuk struktur seperti lembaran-lembaran molekul-molekul yang relatif rigid, yang