• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank - Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Melalui Analisis Rasio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank - Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Melalui Analisis Rasio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2012"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank

Menurut Undang-undang RI No. 10 tahun 1998 tanggal 10 Nopember

1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Sedangkan menurut Kasmir (2004:11) menyatakan bahwa “bank

merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat dan

memberikan jasa bank lainnya.”

Aktivitas perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang

dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan

cara membeli dari masyarakat luas.

Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka

oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke

masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit (

Lending ). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada

(2)

bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan prinsip syariah

dapat berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.

Keuntungan utama dari perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional

diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpanan

dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih

bunga ini di bank dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu bank

mengalami suatu kerugian dari selisih bunga, di mana suku bunga simpanan lebih

besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal dengan nama Negatif

spread.

Di samping itu perbankan juga melakukan kegiatan jasa- jasa ini diberikan

untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik

yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak

langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi :

‐ Jasa Pemindahan Uang ( Transfer )

‐ Jasa Penagihan ( Inkaso )

‐ Jasa Kliring ( Clearing )

‐ Jasa Penjualan Mata Uang Asing ( valas )

‐ Jasa Safe Deposit Box

‐ Travellers cheque

‐ Bank draft

‐ Letter of Credit ( L/C )

(3)

‐ Serta jasa bank lainnya

B. Jenis – Jenis Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis

perbankan yang diatur dalam Undang – undang Perbankan. Jika kita melihat

jenis perbankan sebelum keluar Undang – undang Perbankan nomor 10 tahun

1998, dengan sebelumnya yaitu Undang – undang nomor 14 tahun 1967, maka

terdapat beberapa perbedaan . Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai

lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

dana tidak berbeda satu sama lainnya.

Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi bank, serta

kepemilikan bank. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya

kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan wilayah

operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat dari segi pemilikan saham

yang ada serta akte pendiriannya.

Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka

layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu. Jenis

perbankan juga dibagi ke dalam caranya menentukan harga jual dan harga beli.

Menurut Undang – Undang RI Nomor 10 tahun 1998 maka jenis

perbankan terdiri dari:

a. Bank Umum

(4)

Di mana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya menjadi

Bank Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan Bank

Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ).

Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan

Undang – undang nomor 10 tahun 1998 adalah sebagai berikut :

a. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahasecara

konvensional dan atau secara prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan

adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah.

Bank umum sering disebut Bank Komersil ( commercial bank )

b. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )

Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan

BPR jauh jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

Ditinjau dari segi kepemilikannya maksudnya adalah siapa saja yang

memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan

penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:

(5)

Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah,

sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

Contoh bank milik pemerintah antara lain:

‐ Bank Negara Indonesia 46 ( BNI )

‐ Bank Rakyat Indonesia ( BRI )

‐ Bank Tabungan Negara ( BTN )

Sedangkan Bank milik pemerintah daerah ( pemda ) terdapat di daerah

tingkat I dan tingkat II masing –masing provinsi. Sebagai contoh :

‐ Bank Sumut

‐ Bank Jabar

‐ Bank Nagari

b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta

nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian

keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank swasta nasional

antara lain :

‐ Bank Muamalat

‐ Bank Central Asia

‐ Bank Danamon

c. Bank milik koperasi

Kepemilikan saham- saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang

(6)

‐ Bank Umum Koperasi Indonesia

d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik

milik swasta asing atau milik pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki

pihak luar negeri.

Contoh bank asing antara lain :

‐ Deutsche Bank

‐ Bank Of America

‐ Bank Of Tokyo

‐ City Bank

e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak

swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh

warganegara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain:

‐ Sumitomo Niaga Bank

‐ Inter Pasifik Bank

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga jual

maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu:

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank

yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah

bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh koloniel

(7)

Menurut Kasmir (2004:38), dalam mencari keuntungan dan menentukan

harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional

menggunakan 2 metode yaitu:

1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro,

tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk

pinjamannya ( kredit ) juga ditentukan berdsarkan tingkat suku bunga

tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila

suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman maka dikenal

dengan nama negative Spreed, hal ini telah terjadi di akhir tahun 1998 dan

sepanjang tahun 1999.

2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau

menerapakan berbagai biaya- biaya dalam nominal atau persentasie

tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

b. Bank yang berdasarkan Prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip Syariah belum lama berkembang di Indonesia.

Namun diluar negeri terutama di Negara- Negara Timur Tengah bank yang

berdasarkan Prinsip Syariah sudah berkembang Prinsip pesat sejak lama.

Bagi bank yang berdasarkan Prinsip syariah dalam penentuan harga

produknya sangat berbeda dengan bank berdasarakan prinsip konvensional . Bank

berdasarkan Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam

antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau

(8)

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang

berdasarkan Prinsip Syariah adalah sebagai berikut :

1. Pembiayaan berdasarkan Prinsip bagi hasil ( mudharabah )

2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal ( musharakah )

3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan ( murabahah )

4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ( ijarah )

5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang

disewa dari pihak bank oleh pihak lain ( ijarah waiqtina )

Sedangkan penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank Prinsip

Syariah dasar hukumnya adalah alquran dan sunnah rosul. Bank berdasarkan

prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga

tertentu. Bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah bunga adalah riba.

C. Sumber- Sumber Dana Bank

“Yang dimaksud dengan sumber- sumber dana bank adalah usaha bank

dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya” Kasmir (2004:61). Hal ini

sesuai dengan fungsinya bahwa bank adalah lembaga keuangan di mana kegiatan

sehari- harinya adalah dalam bidang jual beli uang. Tentu saja sebelum menjual

uang ( memberikan pinjaman ) bank harus lebih dulu membeli uang( menghimpun

dana ) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank mencari keuntungan.

Adapun sumber- sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut :

(9)

Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal

sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya.

Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari :

a. Setoran modal dari pemegang saham

b. Cadangan- cadangan bank, maksudnya adalah cadangan- cadangan bank

pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya.

Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba yang akan

dating.

c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum

dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan

sebagai modal untuk sementara waktu.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi

bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai

operasinya dari sumber dana ini.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya

Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami

kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas.

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini di bagi ke dalam 3 jenis yaitu :

‐ Simpanan Giro ( Demand Deposit )

‐ Simpanan Tabungan ( Saving Deposit )

(10)

D. Prinsip Umum Manajemen/Pengelolaan Bank

Menurut Ktut Silvanita (2009:19) “Manajemen bank komersial memiliki

empat tugas utama, yaitu manajemen utang/kewajiban, manajemen asset,

manajemen likuiditas, dan manajemen kecukupan modal”.

1. Manajemen Kewajiban/Utang

Pengelolaan kewajiban merupakan tugas manajer bank untuk memperoleh

dana secara optimal. Sejak tahun 1960-an, bank-bank besar mulai

menemukan cara untuk meningkatkan kewajiban bank dengan

mengembangkan pasar antarbank, dan mengembangkan instrument keuangan

baru. Dengan kata lain bank semakin berani melakukan pinjaman untuk

membiayai asetnya yang menguntungkan.

2. Manajemen Aset

Pengelolaan asset adalah tugas manajer bank untuk mengalokasikan dana

secara optimal. Untuk memaksimalkan keuntungannya, bank mengalokasikan

dananya ke asset yang memberikan pengembalian yang tinggi, risiko yang

rendah, dengan tingkat likuiditas yang cukup.

3. Manajemen Likuiditas

Pengelolaan likuiditas adalah tugas manajer bank untuk memenuhi penarikan

dana nasabah secara optimal. Untuk itu bank harus memiliki dana/kas tunai

yang cukup, sehingga penarikan dana tidak mengganggu pos-pos lain dari

(11)

4. Manajemen Kecukupan Modal

Pengelolaan kecukupan modal merupakan tugas manajer bank untuk

memenuhi kecukupan modal antara lain : (1) menghindarkan bank terhadap

kemungkinan terjadinya kegagalan bank, (2) jumlah modal yang dimiliki

bank mempengaruhi pendapatan pemilik bank/pemegang saham, (3)

memenuhi batas minimum modal bank yang ditentukan oleh regulator.

E. Penilaian Kesehatan Bank

Sebagaimana layaknya manusia, di mana kesehatan merupakan hal yang

paling penting di dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan

kemampuan kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus

selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya.

Kesehatan bank menurut Kasmir (2008:41) “Tingkat kesehatan bank dapat

diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional

perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan

baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.”

Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Bank Indonesia Nomor

6/10/2004 Tahun 2004 mengenai tingkat kesehatan perbankan adalah hasil

penilaian kualitatif atas beberapa aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau

kinerja suatu bank melalui penilaian kualitatif maupun penilaian kuantitatif

(12)

Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank

merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional

perbankan secara normal yang berupa penilaian kualitatif atas beberapa aspek

yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian

kualitatif maupun penilaian kuantitatif terhadap faktor-faktor penilaian tingkat

kesehatan bank.

Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi.

Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi

yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia

sebagai pengawas dan Pembina bank -bank dapat memberikan arahan atau

petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan

kegiatan operasinya.

Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh

Bank Indonesia. Kepada bank -bank diharuskan membuat laporan baik yang

bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu

periode tertentu.

Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan

atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah,

karena itulah yang diharapkan dan supaya dipertahankan terus kesehatannya.

Akan tetapi bagi bank terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat

pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank

(13)

Penilaian yang dilakukan oleh Bank Indonesia meliputi beberapa aspek,

yaitu :

1. Aspek permodalan

Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban

penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR

( Capital Adequaci Ratio ) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio

tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (

ATMR ) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus

8%.

2. Aspek kualitas asset

Yaitu untuk menilai jenis- jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaianaset

harus sesuai dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan

memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan

aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif

terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca

yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

3. Aspek kualitas manajemen

Dalam mengelola kegiatan bank sehari- hari juga dinilai kualitas

manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya

dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari pendidikan serta

pengalaman para karyawannya dalam menangani berbagai kasus –kasus yang

terjadi dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan,

(14)

manajemen likuiditas. Penilaian didasarkan kepada jawaban dari 250

pertanyaan yang diajukan mengenai manajemen Bank yang bersangkutan.

4. Aspek Likuditas

Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat

membayar semua hutang- hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan

deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan

kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara

jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar.

Yang dianalisis dalam rasio ini adalah

a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro,

tabungan, deposito dan lain- lain.

5. Aspek rentabilitas

Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah,

setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas

yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat . Penilaian juga

dilakukan dengan :

a. Rasio Laba terhadap Total Aset ( ROA )

b. Dan Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi ( BOPO ).

Semua aspek penilaian analisis CAMEL ( Capital, Aset, Management,

Earning dan Liquidity ). Disamping dengan penilaian terhadap kesehatan Bank

(15)

1. Ketentuan pelaksanaan pemberian Kredit Usaha kecil ( KUK ) &

Pelaksanaan Kredit Eksport

2. Pelanggaran ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK )

atau sering disebut Legal Lending Limit

3. Pelanggaran Posisi Devisa Netto

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank

wajib memelihara kesehatannya. Kesehatan Bank yang merupakan cerminan

kondisi dan kinerja Bank merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam

menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu, kesehatan

Bank juga menjadi kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola

(manajemen), dan masyarakat pengguna jasa Bank.

Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin

kompleks dan beragam dapat meningkatkan eksposur risiko dan profil risiko

Bank. Sejalan dengan itu pendekatan penilaian secara internasional juga mengarah

pada pendekatan pengawasan berdasarkan risiko. Peningkatan eksposur risiko dan

profil risiko serta penerapan pendekatan Pengawasan berdasarkan risiko tersebut

selanjutnya akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

Sesuai dengan perkembangan usaha Bank yang senantiasa bersifat dinamis

dan berpengaruh pada tingkat risiko yang dihadapi, maka metodologi penilaian

Tingkat Kesehatan Bank perlu disempurnakan agar dapat lebih mencerminkan

kondisi Bank saat ini dan di waktu yang akan datang. Penyesuaian tersebut perlu

(16)

sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja Bank termasuk dalam penerapan

manajemen risiko dengan fokus pada risiko yang signifikan, dan kepatuhan

terhadap ketentuan yang berlaku serta penerapan prinsip kehati-hatian.

Penyesuaian tersebut dilakukan dengan menyempurnakan penilaian Tingkat

Kesehatan Bank menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dan menyesuaikan

faktor-faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan

berdasarkan risiko merupakan penilaian yang komprehensif dan terstruktur

terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata

kelola yang baik, rentabilitas, dan permodalan.

Pendekatan tersebut memungkinkan Bank Indonesia sebagai pengawas

melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena penilaian

dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan

pada risiko yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada Bank

dalam rangka menetapkan tindak lanjut pengawasan.

Selain itu sejalan dengan penerapan pengawasan berdasarkan risiko maka

pengawasan tidak cukup dilakukan hanya untuk Bank secara individual tetapi juga

harus dilakukan terhadap Bank secara konsolidasi termasuk dalam penilaian

tingkat kesehatan. Oleh karena itu, penilaian Tingkat Kesehatan Bank juga harus

mencakup penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara konsolidasi.

Sehubungan dengan itu, penilaian Tingkat Kesehatan Bank perlu diatur

(17)

Menurut Irsyad Lubis (2010:49), Apabila menurut penilaian Bank

Indonesia menilai suatu bank mengalami kesulitan dan membahayakan

kelangsungan hidupnya maka, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:

1. Pemegang saham menambah modal

2. Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank

3. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip

Syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan

modalnya.

4. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain

5. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh

kewajiban

6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh harta dan atau sebagian

kegiatan bank kepada pihak lain

7. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban kepada

Referensi

Dokumen terkait

Bank berdasarkan syariah Islam atau Bank Islam adalah suatu lembaga.. perbankan yang menggunakan sistem dan operasinya berdasarkan

Dengan melihat kondisi perbankan saat ini, maka penelitian tentang analisis penilaian tingkat kesehatan bank (studi kasus pada bank umum pemerintah go public yang

Menurut Peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI/2004, Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja

Pasal 1 ayat 13 berbunyi: “Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan pembiayaan kegiatan usaha,

Penilaian kinerja keuangan perbankan BUMN yang terdiri atas Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, dan Bank Mandiri selama tiga tahun

RGEC, Risk Profile, Earnings, Capital. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan kegiatan usahan Kesehatan bank merupakan salah satu hal

menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH (Studi Perbandingan

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki kualitas laba yang baik adalah Bank Syariah Indonesia yang banyak dikenal masyarakat sehingga bank syariah indonesia