• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGARUH PUTARAN MESIN TERHADAP HASIL SERBUK LEMPUNG PADA MESIN PENGGILING BAHAN KERAMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of PENGARUH PUTARAN MESIN TERHADAP HASIL SERBUK LEMPUNG PADA MESIN PENGGILING BAHAN KERAMIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PUTARAN MESIN TERHADAP HASIL SERBUK LEMPUNG PADA MESIN PENGGILING BAHAN KERAMIK

1

Chusnul Azhari 2

Bayu Priyanto

Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung JL. Soekarno-Hatta No. 597, Bandung 40284

Telp. (022) 7301738, 70791003 Fax. (022) 7304854

Abstract

as much 72% of ceramic IKM businessmen can not produce 80% clay powder from machine capacity because the parameter setting of ball mill machine is not suitable. These parameters include engine speed, alumina ball diameter and operating time. Effect of machine rotation on clay powder result .The machine capacity used in this research is 5 kg using diameter 20 mm alumina ball with machine operating time for 10 hours without stopping. The chunks of clay used weighing 5,000 grams and the resulting clay fineness requirements must pass 100 mesh sieve as it is the best raw material in the manufacture of pottery type pottery.It was concluded that the resulting clay powder weighing 4,246,378 gram at optimum rotation was 79,796 rpm which was calculated from equation = -21126,63636 + 635,9484848 x- 3,984848485 x2 whereas most clay powder which pass 100 mesh is 4,825 gram at round engine 80 rpm. it is advisable to use the weight of alumina spheres and various clays of clay and the time of milling is greater than 10 hours so that the influence of the independent variables can be seen.If you want better results it is advisable to use materials other than clay as the material to be milled while the alumina ball as a grinding medium

can be replaced by using stainless steel balls.

Keywords: Round Machine, Clay Powder, Grinding Machine.

Abstrak

Sebanyak 72 % pengusaha IKM keramik tidak dapat menghasilkan serbuk lempung 80 % dari kapasitas mesin dikarenakan pengaturan parameter mesin ball mill tidak sesuai. Parameter tersebut antara lain putaran mesin, diameter bola alumina dan waktu pengoperasiannya. Pengaruh besaran putaran mesin terhadap hasil serbuk lempung. Kapasitas mesin yang digunakan pada penelitian ini adalah 5 kg menggunakan diameter bola alumina 20 mm dengan waktu pengoperasian mesin selama 10 jam tanpa berhenti. Bongkahan lempung yang digunakan seberat 5.000 gram dan syarat kehalusan lempung yang dihasilkan harus lolos ayakan 100 mesh karena merupakan bahan baku terbaik dalam pembuatan keramik jenis gerabah. Disimpulkan bahwa serbuk lempung yang dihasilkan seberat 4.246,378 gram pada putaran optimum mesinyaitu 79,796 rpm yang dihitung dari persamaany = -21126,63636 + 635,9484848 x -3,984848485 x2 sedangkan hasil serbuk lempung terbanyak yang lolos 100 mesh adalah 4.825 gram pada putaran mesin80 rpm. disarankan untuk mengunakan berat bola alumina dan bongkahan lempung yang bervariasi serta waktu penggilingannya lebih besar dari 10 jam supaya pengaruh variabel bebas tersebut dapat terlihat. Apabila menginginkan hasil lebih baik lagi disarankan untuk menggunakan bahan selain lempung sebagai bahan yang akan digiling sedangkan bola alumina sebagai media grinding dapat diganti dengan menggunakan bola stainless steel.

Kata Kunci: Putaran Mesin,Serbuk Lempung,Mesin Penggiling. I. PENDAHULUAN

Saat ini industri kecil menengah atau IKM di bidang keramik semakin banyak.Untuk mengolah bongkahan lempung tersebut, pengusaha keramik membutuhkan suatu

(2)

grinding(bola-bola alumina). Lempung yang berupa bongkahan akan dimasukkan ke dalam mesin yang telah diisi oleh bola-bola alumina kemudian digiling sehingga menjadi butiran-butiran yang kecil. Semakin kecil butiran lempung yang dihasilkan maka akan semakin baik untuk membuat keramik.Akan tetapi untuk mendapatkan hasil butiran kecil lempung yang banyak diperlukan putaran mesin yang optimal dan dapat menghasilkan serbuk lempung sebanyak lebih dari 80% kapasitas mesin.

II. TINJAUAN PUSTAKA MesinBall mill

Mesin ball mill, sejenis penggiling adalah perangkat mesin berbentuk silinder yang terbuat dari bahan keramik atau stainless steel dan digunakan saat penggilingan atau pencampuran bahan seperti bahan baku keramik, bahan kimia dan lain-lain. Di industri kecil menengah atau IKM di bidang keramik, mesin ball mill dapat beroperasi sangat lama biasanya lebih dari 24 jam tanpa henti.

Gambar 1. Spesifikasi MesinBall mill

Apabila mesin ball mill beroperasi di atas putaran kritis yang berarti bahwa gaya sentrifugal lebih besar dari gaya gravitasi, bola-bola penggiling akan menempel pada dinding dan tidak menjatuhi bahan yang digiling dan bola-bola tersebut berputar bersama mesin ball mill. Dalam hal ini tumbukan yang terjadi kecil sekali dan penggilingan tentu saja tidak efisien.Apabila mesin ball mill berputar jauh di bawah putaran kritisnya maka gerakan bola sangat terbatas dan frekuensi tumbukan hanya sedikit dan penggilingan juga tidak efisien. Hasil yang baik akan didapat bila mesin beroperasi pada putaran sekitar 80 – 100%

dari putaran kritis.Rumus untuk putaran kritis yaitu:

= 42,3 √ − Dimana:

Nkr= putaran kritis [rpm] D = diameter dalam mesin[m] d = diameter bola alumina [m] Regresi Non Linier

Regresi non linier ialah bentuk hubungan atau fungsi di mana variabel bebas x dan atauvariabel tak bebas y dapat berfungsi sebagai faktor atau variabel dengan pangkattertentu.Bentuk paling sederhana dari analisis regresi non linier adalahy = a + b x + c x2 (fungsi kuadratik). Sedangkan rumus untuk mencari nilai a, bdan c, yaitu:

an + bx+cx2=y ax+ bx2+ cx3=xy ax3+ bx3+ cx4=x2y

Persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan matriks berikut:

 

  

  

=

  

Untuk mengetahui derajat kesesuaian dari persamaan yang didapat, dihitung nilai koefisien korelasi yang berbentuk:

=

.

Dengan r adalah koefisien korelasi, sedang SPDxy, SPDx dan SPDy diberikan oleh bentuk:

= . − ∑ .∑

= − ∑

= − ∑

Nilai r bervariasi antara 0 dan 1. Jika r = 0 maka tidak ada hubungan antara kedua variabel. Jika r = (+1) maka hubungannya sangat kuat dan bersifat searah.

III. METODE PENELITIAN

(3)

dilakukan untuk menggambarkan skema hubungan dan pengaruh yang lebih dalam dari dua atau lebih fakta-fakta serta sifat-sifat objek yang diteliti.

Alat dan Bahan untuk Pengambilan Data a) MesinBall Mill

Mesin ball milladalah mesin yang digunakan untuk menghaluskan atau menghancurkan suatu material menjadi partikel yang lebih kecil atau dalam bentuk serbuk halus dengan bantuan bola yang menggelinding dalam tabung mesin yang terus berputar sedangkan waktunya diatur atau ditentukan oleh orang yang mengoperasikan mesin tersebut.

Tabel 3.1 Spesifikasi MesinBall Mill

Diameter dalam

mesin : 250 mm

Tinggi bagian dalam

mesin : 180 mm

Lebar mesin : 600 mm Panjang mesin : 800 mm Tinggi mesin : 1000 mm Bagian dalammesin : batalining

alumina Putaran mesin : 30 rpm – 144

rpm

Gambar 2. Spesifikasi MesinBall mill

Pada IKM keramik putaran mesin yang digunakan sekitar 40 rpm sampai 60 rpm. Sedangkan pada penelitian ini, putaran mesin dapat diatur dengan menggunakan inverter motor listrik dari putaran 30 rpm sampai 144 rpm. Jika diameter dalam mesin telah diketahui dari data spesifikasi mesin maka putaran kritis dapatdihitung.Putaran kritis (nkr) dapat dihitung dengan menggunakan rumus, yaitu:

D = Diameter dalam mesin [m] = 250 mm = 0,25 m

d = Diameter bola alumina yang digunakan [m]

= 20 mm = 0,02 m

= 42,3 √ − = 42,3 √ /

0,25 − 0,02 = 88,2 rpm

Grafik 3.1 Putaran Mesin dengan Waktu Pengoperasian

Dalam percobaan awal digunakan alat ukur rotary encoder untuk mencari kestabilan putaran mesinball mill. Percobaan tersebut dilakukan dengan 4 putaran mesin yaitu 60 rpm, 70 rpm, 80 rpm dan 90 rpm selama waktu pengoperasian maksimum 24 jam. Pada grafik 3.1 menjelaskan bahwa dari awal putaran mesin akanmengalami percepatan atau tidak stabil sampai waktu pengoperasian 9 jam. Setelah waktu pengoperasian lebih dari 9 jam putaran mesin akan stabil, hal ini terjadi karena bongkahan lempung yang digiling di dalam mesin telah menjadi serbuk atau halus. Serbuk lempung yang dihasilkan oleh tumbukan bola alumina akan menyebabkan putaran mesin menjadi lebih stabil karena tidak ada lagi gesekan antara bongkahan lempung yang berat dengan bola alumina.

b) Bola Alumina Diameter 2 cm

(4)

Tabel 3.2 Spesifikasi Bola Alumina

Kadar Al2O3 : 95 % Kadar SiO2 : 5 % Kerapatan : 3,6 g/cm3 Penyerapan

air : 0,01 %

Massa : 34 gram / buah Kekerasan : 9 skala Moh’s

Warna : putih

Gambar 3.3 Bola Alumina Diameter 2 cm.

c) Bongkahan Lempung Maksimal Berdiameter 10 cm

Lempung atau tanah liat adalah kata umum untuk menyebut mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameterkurang dari 0,01 mikrometer. Lempung membentuk gumpalan keras saat kering danlengket apabila basah terkena air. Lempung memiliki sifat sangat plastis, mudah dibentuk dan menyerap air, menyusut saatkering serta membesar saat basah. Plastisitas berfungsi sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga keramik yang dibentuk tidak mengalami keretakan atau pecah serta berubah bentuk.Lempung yang digunakan pada penelitian ini berasal dari daerah Plered, Purwakarta dengan kandungan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Spesifikasi Lempung Kadar Al2O3 : 18,31% Kadar SiO2 : 61,91%

Kadar CaO : 0,43%

Kadar Fe2O3 : 22,21% Kerapatan : 2,68 kg/m3

Gambar 3.6 Lempung Daerah Plered.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel tak bebas dan variabel bebas. Variabel tak bebas adalah variabelyang perubahannya tergantung pada variabel-variabel lain. Dalam merencanakan suatu percobaan harus dipilih dan ditentukan dengan jelas variabel tak bebas yang akan diteliti.Pada penelitian ini, penulis menggunakan variabel tak bebas yaitu hasil serbuk lempung.Berat serbuk lempung yang dihasilkan oleh mesin ball mill merupakan variabel tak bebas karena hasilnya dipengaruhi oleh putaran mesinnya. Berdasarkan hipotesis yang ada dijelaskan bahwa semakin cepat putaran mesin maka hasil serbuk lempungnya akan semakin banyak.

Variabel bebas adalah variabel yang perubahannya tidak tergantung pada variabel lain.Pada tahap ini akan dipilih faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berat serbuk lempung yang dihasilkan. Di penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah variasi putaran mesin, berat bongkahan lempung dan berat bola alumina.Dalam seluruh percobaan tidak semua faktor yang adadivariasikan, karena akan membuat pelaksanaan percobaan dan analisisnya menjadi kompleks. Hanya variabel yang dianggap penting saja yang divariasikan sebab selain untuk mempermudah dalam perhitungan datanya serta menghemat waktu dan biaya penelitian. Oleh karena itu, penelitian akan dilakukan dengan menggunakan 10 percobaan variasi putaran mesin yaitu dari 55 rpm sampai dengan 100 rpm sedangkan rencana variasi putaran mesin yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 3.4 Rencana Percobaan Penelitian

Percobaan PutaranMesin

1 55 rpm

2 60 rpm

3 65 rpm

4 70 rpm

5 75 rpm

6 80 rpm

7 85 rpm

8 90 rpm

9 95 rpm

(5)

Prosedur Proses Penggilingan

Langkah-langkah yang harus

dilakukan sebelum

melakukanpercobaanadalah sebagai berikut: a) Pada percobaan ini menggunakan

lempung seberat 5000 gram dan bola alumina sebanyak 3 kg.

b) Lempung dan bola alumina tersebut dimasukkan ke dalam mesin.

c) Atur putaran mesin pada putaran 55 rpm di percobaan pertama. Pada percobaan kedua hingga kesepuluh putaran mesin yang digunakan sesuai dengan tabel rencana percobaan penelitian.

d) Setelah proses penggilingan selama 10 jam, mesin akan berhenti beroperasi kemudian matikan mesin dengan menekan tombol OFF.

e) Keluarkan serbuk lempung dan bola alumina dari dalam mesin dan letakkan ke dalam wadah.

f) Ambil serbuk lempung dari dalam wadah dan saring dengan ayakan 100mesh. g) Pisahkan serbuk lempung yang lolos

ayakan 100 mesh dengan yang tidak lolos.

h) Timbang hasilnya dengan menggunakan timbangan digital dan catat datanya untuk dianalisis.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Data penelitian ini didapatkan dari Laboratorium Keramik Teknik Balai Besar Keramik Bandung dengan waktu pengoperasian mesinball millselama 10 jam tanpa henti.Massa bola alumina yang digunakan pada penelitian ini adalah 3 kg.Massa lempung yang digunakan adalah 5000 gram. Dari percobaan yang dilakukan sebanyak 10 kali didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Serbuk Lempung

Putaran mesin

55 5000 2050 2950

60 5000 2565 2435

65 5000 3180 1820

70 5000 3595 1405

75 5000 4010 990

80 5000 4825 175

85 5000 4276 724

90 5000 3727 1273

100 5000 2629 2371

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada percobaan pertama (putaran mesin 55 rpm) sampai percobaan keenam (putaran mesin 80 rpm), hasil serbuk lempung yang lolos ayakan 100 mesh semakin banyak. Pada putaran mesin tersebut akan terjadi tumbukan antara bola alumina dengan bongkahan lempung karena putaran yang digunakan di bawah putaran kritis mesin yaitu 88,2 rpm. Sedangkan pada percobaan kedelapan sampai percobaan kesepuluh, putaran mesin yang digunakan di atas putaran kritis sehingga bola alumina di dalam mesin kemungkinan ikut berputar atau tidak jatuh ke bawah untuk menumbuk bongkahan lempung. Proses penghalusannya terjadi akibat gesekan antara bola alumina yang satu dengan lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil serbuk lempung yang dihasilkan menurun jumlahnya.

Banyaknya serbuk lempung yang dihasilkan pada mesin ball mill sangat dipengaruhi oleh proses tumbukan bola alumina. Bola alumina yang terdapat di dalam mesin akan ikut berputar sampai ketinggian tertentu lalu jatuh untuk menumbuk bongkahan lempung. Maksimum ketinggian jatuhnya bola alumina untuk menumbuk bongkahan lempung sama dengan diameter dalam mesin yaitu 250 mm.

Gambar 4.1 Perbandingan Tinggi Jatuhnya Bola Alumina.

Jika putaran mesin yang digunakan adalah 55 rpm (percobaan pertama) maka ketinggian jatuhnya bola alumina dapat dihitung dengan rumus perbandingan sebagai berikut:

Dimana:

h = ketinggian jatuhnya bola alumina [mm] nkr= putaran kritis [rpm]

= 88,2 rpm

n = putaran yang digunakan [rpm] = 55 rpm

(6)

= 250 mm

dengan demikian,

= 155,89 mm

Ketinggian jatuhnya bola alumina akan menghasilkan energi potensial per satu buah bola alumina. Energi potensial yang dihasilkan pada saat putaran mesin 55 rpm dengan massa satu buah bola alumina sebesar 34 gram dan gravitasi yang digunakan adalah 9,81 m/s2 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Ep = m.g.h Dimana:

Ep= Energi potensial [Joule]

m = Massa 1 buah bola alumina [kg] = 34 gram = 0,034 kg

g= gravitasi [m/s2] = 9,81 m/s2

h = ketinggian jatuhnya bola alumina [m] = 155,89 mm = 0,15589 m

dengan demikian, Ep = m.g.h

Ep = 0,034 kg x 9,81 m/s2x 0,15589 m = 0,052 Joule

Maka energi potensial yang dihasilkan oleh satu buah bola alumina dengan putaran mesin 55 rpm adalah 0,052 Joule.Pada penelitian ini menggunakan 88 buah bola alumina yang jumlahnya didapatkan dari pembagian berat bola alumina yang digunakan yaitu 3 kg dengan berat satu buah bola alumina adalah 34 gram.Dari perhitungan tersebut dijelaskan bahwa putaran mesinball millberbanding lurus dengan energi yang akan dihasilkan. Semakin tinggi putaran mesin, energi yang akan dihasilkan juga semakin besar. Akan tetapi kecepatan putarnya dibatasi oleh putaran kritis. Ketika putaran mesin diatas putaran kritis, bola alumina akan bergerak mengelilingi permukaan dalam mesinball mill dan tidak akan memberikan tumbukan kepada bongkahan lempung. Oleh karena itu, perlu diketahui putaran mesin yang paling optimal untuk dapat menghasilkan energi tumbukan terbesar.Untuk data perhitungan ketinggian jatuhnya bola alumina dan energi potensial dengan putaran mesin 55 rpm sampai 85 rpm dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2Hasil Perhitungan Ketinggian Jatuhnya Bola Alumina. / 1 bola alumina

55 rpm 155,89 mm 0,052 Joule 60 rpm 170,06 mm 0,057 Joule 65 rpm 184,24 mm 0,062 Joule 70 rpm 198,41 mm 0,066 Joule 75 rpm 212,58 mm 0,071 Joule 80 rpm 226,75 mm 0,076 Joule 85 rpm 240,93 mm 0,080 Joule

Data yang sudah diperoleh dihitung dengan analisis regresi kuadrat sehingga hubungan antara pengaruh variasi putaran mesin terhadap hasil serbuk lempung bisa diketahui.Data penelitian yang dihitung adalah data serbuk lempung yang lolos 100 mesh saja karena serbuk lempung tersebut merupakan bahan baku pembuatan keramik gerabah yang baik. Jika serbuk lempung yang dihasilkan lebih kasar dari 100 mesh, maka serbuk lempung tersebut akan sulit dibentuk keramik gerabah oleh pengrajin di IKM sedangkan tabel 4.3 menunjukan hasil perhitungan serbuk lempung.

Fungsi kuadratikdapat dicari solusinya dengan menggunakan tiga persamaan, yaitu:

Pers (1)

a

n + bx+cx2=y Pers (2)

a

x+ bx2+ cx3=xy Pers (3)

a

x3+ bx3+ cx4=x2y

Dari tabel 5.3 didapat tiga persamaan matematika yang akan dihitung dengan menggunakan matriks. Dimana

a

, b dan c adalah konstanta yang akan menentukan fungsi persamaan matematikanya.

Pers (1) 10

a

+ 775b+ 62125c=34035

Pers (2) 775

a

+ 62125b+ 5134375c =2675450

Pers (3) 62125

a

+ 5134375b +43583125c = 215976750

(7)

Grafik 4.1 Hasil Serbuk Lempung dengan Putaran Mesin.

Nilai konstanta

a

, b dan c telah didapat dari perhitungan matriks sehingga fungsi matematika dari regresi kuadrat y =

a

+ bx + cx2dapat diketahui. Fungsi yang didapat adalahy = -21126,63636 + 635,9484848 x- 3,984848485 x2, sehingga bisa dicari nilai maksimumnya dengan rumus:

= − 635,9484848 2 − 3,984848485

= 79,79581749 [ ] dan nilai ymaxyaitu:

ymax = -21126,63636 + 635,9484848

(79,79581749)

+-3,984848485(79,79581749)2 ymax= 4246,378252 [gram]

ymax merupakan hasil serbuk lempung jika putaran mesin yang digunakan adalah 79,79581749 rpm.

Untuk mengetahui derajat kesesuaian dari fungsi matematikanya, dihitung nilai koefisien korelasi (r) dengan cara yaitu:

= . − ∑ .∑

= 2675450 − 775.34035 10 = 37737,5

= − ∑ = 62125 − 775 10 = 2062,5

= − ∑

= 122364905 − 34035 10 = 6526782,5

=

. =

37737,5 2062,5 x 6526782,5

= 0,325256944

Nilai r = 0,33 maka ada hubungan antara keduavariabel putaran mesin dengan hasil serbuk lempung tetapi sangat lemah karena nilai r <0,5.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari grafik 4.1 dapat dilihat bahwa untuk hasil serbuk lempung terbesar yaitu pada putaran 80 rpm dengan waktu penggilingan selama 10 jam tanpa henti dan diameter bola alumina yang digunakan adalah 20 mm. Hasil serbuk lempung terbesar yang lolos 100 mesh adalah 4.825 gram dengan menggunakan berat bola aluminaadalah3 kg dan berat bongkahan lempungnya adalah 5.000 gram. Hasil serbuk lempung terbesar dihasilkan pada putaran 80 rpm karena putaran mesin yang digunakan mendekati dengan putaran kritisnya yaitu 88,2 rpm sehingga energi potensial yang dihasilkan per satu buah bola alumina menjadi lebih besar. Energi potensial tersebut akan mengakibatkan tumbukan yang terjadi di dalam mesin ball mill menjadi lebih besar dan dapat menghaluskan lempung hingga menjadi serbuk.Hasil serbuk lempung yang dihasilkan nantinya dapat digunakan oleh IKM dibidang keramik untuk membuat guci, gentong dan lain sebagainya seperti ditunjukan oleh gambar dibawah ini.

Gambar 4.2 Serbuk Lempung dan Keramik Hias.

V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkanhasil pengolahan data hasil serbuk lempung yang diperoleh dari variasi putaran mesin ball mill, maka dapat disimpulkan yaitu :

1. Putaran mesinyang menghasilkan serbuk lempung terbanyak adalah 80 rpm dengan hasil serbuk lempungnya yang lolos yaitu 100 meshadalah 4.825 gram.

(8)

-3,984848485 x2. Daripersamaan tersebut didapatkan putaran optimum mesindari hasil perhitungan yaitu 79,796 rpm dan serbuk lempung yang dihasilkan seberat 4.246,378 gram.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari penulis setelah melakukan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mengunakan berat bola alumina dan bongkahan lempung yang bervariasi serta waktu penggilingannya lebih besar dari 10 jam supaya pengaruh variabel bebas tersebut dapat terlihat.

2. Pada penelitian selanjutnya juga disarankan untuk menggunakan bahan selain lempung sebagai bahan yang akan digiling sedangkan bola alumina sebagai media grinding dapat diganti dengan menggunakan bolastainless steel.

DAFTAR PUSTAKA

Bai, Yan dkk. 2014. Energy Calculation Model of Ball Kinematics Based on Ball Mill Coal Load. International Journal of Innovative Computing, Information and Control: Volume 10 Number 5 halaman 1715-1725

Clermont dan Haas. 2010. Optimization of Mill Performance by Using Online Ball Mill and Pulp Measurements. The Journal of The Southern African Institute of Milling and Metallurgy: Volume 110 halaman 133-140 Kartikasari, Ratnadkk. 2007. Karakterisasi Ball Mill Import pada Industri Semen Indonesia.

Jurnal Teknik Mesin: Volume 9 No. 1 halaman 18-24

Khurmi, R.S dan J.K Gupta. 2007. Machine Design. New Delhi: Eurasia Publishing House

Kumar, Prem dkk. 2015. Characterization of Cu Chips Producing Through High Energy Ball Mill. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology: Volume 4 Issue 6 halaman 1675-1679

Meriam, J.L dan L.G Kraige. 2007. Mekanika Teknik Statika.Jakarta: Erlangga

Nazir,Moh.2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Nur, Meilia. 2010. Statistika Deskriptif dan Induktif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ramezanidan Neitzert. 2012. Mechanical Milling of Aluminium Powder Using Planetary Ball Mill Process. Journal of Achievements in Materials and Manufacturing Engineering: Volume 55 Issue 2 halaman 790-798

Roy, Vincent A. 2009. Ceramic. London:Mc Graw-Hill Book Company Inc.

Singer, Felix dan Sonja S. Singer. 2007. Industrial Ceramics. London: Chapman and Hall

Sularsodan Suga Kiyokatstu. 2009. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Gambar

Gambar 1. Spesifikasi Mesin Ball millApabila mesin ball mill beroperasi diatas putaran kritis yang berarti bahwa gayasentrifugal lebih besar dari gaya gravitasi,bola-bola penggiling akan menempel padadinding dan tidak menjatuhi bahan yangdigiling dan bola-
Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Ball Mill
Gambar 3.3 Bola Alumina Diameter 2 cm.
Grafik 4.1 Hasil Serbuk Lempung denganPutaran Mesin.

Referensi

Dokumen terkait

Merkuri, timbal, dan arsen dengan bantuan bakteri yang mengandung koenzim metilokoba- lamin akan mengubah logam berat menjadi senyawa metil dari logam tersebut yang

Berdasarkan kajian kes ini saya dapat membezakan penyakit pneumonia dengan penyakit respiratori yang lain berdasarkan pada sign and simptom yang ditunjukkan oleh penyakit

Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian, maka dilakukan pengujian hipotesis menggunakan Uji t yang bertujuan untuk membuktikan apakah terpaan

Setelah dihitung kandungan Chrom total dalam kerupuk kulit dengan metode adisi standar sebesar 0,036 mg/g baku mutu kandungan Chrom total menurut Dirjen POM tahun

Gambar 7 adalah hasil perhitungan kerapatan keadaan struktur titik nano pada material silikon dan germanium sampai dengan energi berkisar 220 meV. Ukuran titik nano sama pada

Oleh karena itu apabila terjadi kesalahan yang dilakukan Notaris dalam pembuatan akta autentik maka Notaris tersebut wajib bertanggung jawab secara perdata

Bahan Hukum yang digunakan yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung, penerapan media mind mapping dengan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan motivasi