• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL STRATEGI BERSAING PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL STRATEGI BERSAING PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

PENGEMBANGAN MODEL STRATEGI BERSAING PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)

Ivoletti Walukow1), Shane A. Pangemanan2)

1

Akuntansi, Politeknik Negeri Manado, Jl. Kampus Buha, Manado, 95254 E-mail : ivolettiwalukow@gmail.com

Abstract

Activity sector Small and Medium Industries (SMI) at Minahasa in general is still an act of "home industry" including one of them is Craft Ceramics Pulutan. The research objective is to identify and analyze the problems faced by SMI Industrial ceramics Pulutan, internal factors as strengths and weaknesses, external factors as the opportunities and threats, determine the strategic positioning of SMI, draft a reliable model of competitive strategy for SMI. The research method used qualitative descriptive analysis, IFE matrix, EFE matrix, SPACE matrix, SWOT matrix and QSPM. The results showed internal factors Strategic Power of SMI 8 variables such as Quick service, competitively priced, well-known, easy to book, nice design, capital loan is easy, the number of models and the strategic location and 8 variables weakness that there is no purpose in the future, expensive raw materials, price high products, product quality, monotonous promotion, education level, family management and small business capital. Strategic External factors, with 7 variables as opportunities consisting of: MICE, development of the interior, lifestyle, society, economy, investment policy, information technology development and population growth. Variable threat consists of seven variables, namely the increase in the cost of production, imported products, customer loyalty, the state of tourism, declining purchasing power, the threat of competitors in the market and emulate the model variations. SPACE analysis results showed Pulutan ceramics industry in the face of competition are in a competitive position.

Keywords: Model, competitive strategy, QSPM

Abstrak

Kegiatan sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kabupaten Minahasa pada

umumnya masih merupakan usaha “Home Industry” termasuk salah satu diantaranya adalah Kerajinan Keramik Pulutan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang dihadapi IKM Industri kerajinan keramik Pulutan, faktor internal sebagai kekuatan dan kelemahan, faktor eksternal sebagai peluang dan ancaman, mengetahui positioning strategis IKM, membuat rancangan model strategi bersaing yang handal bagi IKM. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif, matriks IFE, matriks EFE, matriks SPACE, matriks SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan faktor Internal Strategis dengan Kekuatan IKM 8 variabel berupa Cepat pelayanan, harga bersaing, terkenal, gampang dipesan, desain bagus, pinjaman modal gampang, banyaknya model dan lokasi strategis dan 8 variabel kelemahan yakni tidak ada tujuan kedepan, bahan baku mahal, harga produk tinggi, kualitas produk, promosi monoton, tingkat pendidikan, manajemen keluarga dan modal usaha kecil. Faktor Eksternal Strategis, dengan 7 variabel sebagai peluang yang terdiri dari: MICE, perkembangan interior, gaya hidup masyarakat, pertumbuhan ekonomi, kebijakan investasi, perkembangan teknologi informasi dan pertambahan penduduk. Variable ancamannya terdiri dari 7 variabel yakni Peningkatan biaya produksi, produk import, loyalitas pelanggan, keadaan pariwisata, daya beli menurun, ancaman pesaing dipasar dan meniru variasi model. Hasil Analisis SPACE menunjukkan industry kerajinan keramik pulutan dalam menghadapi persaingan berada pada posisi kompetitif.

(2)

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

PENDAHULUAN

Keramik adalah bagian integral dalam ekonomi masyarakat desa Pulutan. Untuk meningkatkan kualitas keramik sebagai sebuah produk yang dapat memiliki nilai jual, pemerintah berkali-kali memberikan intervensi baik dari segi peningkatan kualitas produksi dan design produk melalui pengembangan ketrampilan pembuat keramik maupun intervensi ekonomi untuk meningkatkan kemampuan produksi pembuat keramik serta kemampuan untuk bertahan ditengah gempuran produk-produk keramik seperti Taiwan dan Cina. Tetapi intervensi yang dilakukan selama ini belum berhasil mengangakat “selling point” atau nilai jual keramik Pulutan.

Dalam pengamatan walaupun kehadiran keramik ini telah ada selama beberapa dekade, tetapi keramik IKM Pulutan tidak dapat bersaing dengan competitor baru baik dari segi kualitas dan inovasi design, kualitas bahan mentah, maupun channel

distribusi. Khusus yang terakhir ini, keramik Pulutan dijual dengan model door to door dengan (branding) yang sangat lemah dibanding dengan competitor lainnya.

Kegiatan sektor Industri kecil dan Menengah (IKM) di Kabupaten Minahasa pada

umumnya masih merupakan usaha “Home Industry” seperti Kerajinan Keramik

Pulutan. Peranan dari industri kecil dan menengah ini mampu menunjang perekonomian masyarakat disamping berperan membantu pemerintah dalam hal menanggulangi pengangguran serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.

Menghadapi persaingan yang semakin ketat ini, IKM semestinya memiliki strategi yang handal agar bisa menang dalam persaingan, karena strategi bersaing merupakan langkah strategis secara terencana untuk mampu bersaing dan bertahan dengan persaingan, menarik perhatian konsumen, serta merebut pasar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah permasalahan apa saja yang dihadapi industri kerajinan Keramik Pulutan dalam menghadapi persaingan, bagaimana faktor internal sebagai kekuatan dan kelemahan bagi industri kerajinan Keramik Pulutan dalam menghadapi persaingan, untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor eksternal sebagai peluang dan ancaman bagi industri kerajinan Keramik Pulutan dalam menghadapi persaingan, bagaimanakah

positioning strategis industri kerajinan Keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa dalam menghadapi persaingan, model strategi bersaing apa yang bisa diterapkan oleh industri kerajinan Keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa dalam menghadapi persaingan.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model strategi bersaing yang handal bagi industri kerajinan keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang dihadapi industri kerajinan keramik Pulutan, untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal sebagai kekuatan dan kelemahan bagi industri kerajinan keramik Pulutan dalam menghadapi persaingan, untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor eksternal sebagai peluang dan ancaman bagi industri kerajinan keramik Pulutan dalam menghadapi persaingan, untuk mengetahui

positioning strategis industri kerajinan keramik Pulutan dalam menghadapi persaingan, untuk membuat model strategi bersaing yang handal bagi industri kerajinan keramik Pulutan dalam menghadapi persaingan.

(3)

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

lainnya, dari hasil penelitian ini dapat menghasilkan pengembangan model strategi bersaing bagi industri Kerajinan Keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa yakni pembaharuan strategi bersaing bagi industri kerajinan Keramik Pulutan, sehingga memberikan nuansa baru dalam menjalankan usaha kedepan, mengingat industri kerajinan Keramik Pulutan mempunyai peranan strategis dalam meningkatkan perekonomian Kabupaten Minahasa, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat serta menumbuhkan aktivitas perekonomian di daerah, dan model strategi bersaing yang dihasilkan pada penelitian ini berisi langkah-langkah yang dapat diterapkan oleh para pengerajin, sehingga pengerajin memiliki pijakan yang tepat, sehingga mampu membangkitkan kembali motivasi para pengerajin dalam menemukan terobosan-terobosan baru yang lebih inovatif dalam bersaing meraih pangsa pasar, memperkuat posisi dalam pasar, dan bertahan terhadap tekanan persaingan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Desa Pulutan Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa merupakan sentra IKM kerajinan keramikPulutan. Dan adanya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak KekayaanIntelektual (HKI) atau Hak Cipta.

Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah para pengrajin keramik Pulutan yang populasinya berjumlah 215 unit usaha. Metode pengumpulan Data observasi, wawancara, angket (kuesioner), dan dokumentasi

Variabel-variabel dalam penelitian ini dianalisis dari internal factor evaluation

(IFE)dan dari external factor evaluation (EFE). Variabel-variabel EFE peluang:

(1) Pertumbuhan ekonomi, (2) Kebijakan investasi, (3) Kondisi politik yang kondusif, (4) Pertambahan penduduk yang tinggi,(5) Kesadaran masyarakat perkembangan

interioryang ada, (6) Gaya hidup masyarakat, (7) Perkembangan teknologi informasi. Variabel-variabel EFE ancaman:

(1) Loyalitas pelanggan,(2) kondisi pariwisata, (3) Daya beli menurun, (4)Banyak produk impor, (5) Ancaman pesaing di pasar, (6) Meniru variasi model, (7) Peningkatan biaya produksi.

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukurdengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus pearson productmoment (Riduwan, 2004:109-110).

Rumus korelasi product moment adalah sebagaiberikut:

(4)

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

Yi : skor total (seluruh item) n : jumlah responden

Sugiyono (2005:116) instrumen penelitian dikatakan valid, apabila koefisienkorelasinya (rhitung) ≥ 0,30. Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi dari alat ukur.Adapun rumusnya adalah:

k. r rα =

1+(k-1)r Di mana :

α = keandalan alpha Cronbach

r = rata-rata korelasi di antara butir pertanyaan k = jumlah butir pertanyaan dalam skala

Menurut Ferdinan (2002:173) instrumen (kuisioner) penelitian dikatakan reliable

bila nilai a dariCronbach’s> 0,6 pada taraf signifikan 5%,

Metode Analisis Data

Penelitian ini menghasilkan model strategi bersaing yang dianggap cocok untukdiimplementasikan oleh IKM kerajinan keramik Pulutan dalam menghadapi persaingan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu: (1) analisis kualitatif; (2) matriks IFE dan EFE; (3) matriks SPACE; (4) matriks SWOT; (5) QSPM, dan(6) analisis statistik deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Faktor Internal Sebagai Kekuatan dan Kelemahan IKM Kerajinan Keramik Pulutan Dalam Menghadapi Persaingan.

Berdasarkan Survey awal yang sudah dilakukan di lokasi, maka dapat diidentifikansi variable penelitian untuk IKM keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa adalah 32 Variabel. Dimana variable-variabel tersebut adalah Faktor Internal sebanyak 16 Variable dan Faktor eksternal sebanyak 14 variable.Faktor kekuatan terdiri dari 8 (delapan) variabel dan kelemahan 8 (delapan) variabel. Sedangkan untuk faktor eksternal terdiri dari 7 (tujuh) variabel peluang dan 7(ancaman) variabel ancaman.

1. Variabel Internal (Kekuatan)

Faktor kekuatan internal diperoleh bobot dan rating dari ke delapan variable total capaian skor sebesar 2,6671 dengan rata-rata 0,33. Tabel berikut ini memperlihatkan hasil analisis ke 8 variabel.

Tabel 5.4.1

Faktor Internal Strategis Kekuatan (Strengths) IKM Keramik Pulutan Kab. Minahasa

No. Faktor Strategis Bobot Rating Scor

1. Desain bagus 0,1437 2,56 0,3680

(5)

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

No. Faktor Strategis Bobot Rating Scor

3. Banyaknya model 0,1087 3,27 0,3556

4. Cepat pelayanan 0,1376 3,0 0,4130

5. Harga Bersaing 0,1144 2,85 0,3262

6. Terkenal 0,1250 2,58 0,3226

7. Gampang dipesan 0,1376 2,57 0,3538

8. Lokasi srategis 0,1128 2,14 0,2414

Jumlah 1.0000 21,36 2,6671

2. Faktor Internal (Kelemahan)

Tabel 5.4.2

Tabel Faktor Internal Strategis Kelemahan (Weakness)

IKM Keramik Pulutan Kab. Minahasa

No. Faktor Strategis Bobot Rating Skor

1 Bahan baku 0,1301 -2,26 - 0,2942

2 Tidak ada tujuan kedepan 1,1555 -2,70 - 0,4199

3 Promosi monoton 0,1255 -2,18 - 0,2737

4 Kualitas produk 0,1267 -2,20 - 0,2788

5 Tingkat pendidikan 0,1146 -1,99 - 0,2281

6 Manajemen Keluarga 0,1146 -1.99 - 0,2281

7 Harga produk tinggi 0,1278 -2,22 - 0,2838

8 Modal Usaha kecil 0,1048 -1,82 - 0,1908

Jumlah 1.0000 -17,36 -2.1976

Analisis Faktor Eksternal sebagai Peluang dan Ancaman bagi IKM Keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa.

Berdasarkan survey di lokasi, beberapa variable faktor eksternal yang teridentifikasi termasuk dalam peluang dan ancaman bagi industri keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa.

1. Faktor Eksternal (Peluang)

Tabel 5.5.1

Faktor Eksternal Strategis Peluang (Opportunities)

IKM Keramik Pulutan di kabupaten Minahasa

No. Faktor Strategis Bobot Rating Skor

1 Pertumbuhan ekonomi 0,1268 1,99 0,2523

(6)

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

3 MICE 0,2001 3,14 0,6284

4 Pertambahan penduduk 0,1089 1,71 0,1863

5 Perkembangan interior 0,1612 2,53 0,4079

6 Gaya hidup masyarakat 0,1580 2,48 0,3919

7 Perkembangan teknologi informasi 0,117 1.85 0,2181

Jumlah 1.0000 15,56 2,3376

2. Faktor Eksternal (Ancaman)

Tabel 5.5.2

Faktor Eksternal Strategis Ancaman (Treaths)

IKM Keramik Pulutan Kabupaten Minahasa

No. Faktor Strategis Bobot Rating Skor 1 Loyalitas pelanggan 0,1555 - 2,71 - 0,4215 2 Keadaan pariwisata 0,1521 - 2,65 - 0,4031 3 Daya beli menurun 0,1452 - 2,53 - 0,3674 4 Produk impor 0,1182 - 2,87 - 0,2436 5 Ancaman pesaing dipasar 0,1262 - 2,20 - 0,2778 6 Meniru variasi model 0,1182 - 2,06 - 0,2436 7 Peningkatan biaya produksi 0,1842 - 3,21 - 0,5915 Jumlah 1.0000 - 18,23 - 2,7779

Positioning Strategis IKM Kerajinan Pulutan di Kabupaten Minahasa dalam Menghadapi persaingan

Di bawah ini diperlihatkan posisi strategis dari IKM Kerajinan Pulutan di Kabupaten Minahasa dalam menghadapi persaingan adalah berada pada posisi Bersaing seperti yang terlihat pada gambar di bawah.

Berdasarkan hasil analisis matriks SPACE menunjukan bahwa posisi IKM Kerajinan keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa dalam menghadapi persaingan berada pada posisi bersaing.Pada posisi kuadran 4 (empat) menyatakan bahwa Industrii Kerajinan Keramik Pulutan terdapat pada posisi keunggulan kompetitif besar dalam industry yang sedang tumbuh cepat.

(7)

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

Gambar 5.6

Positioning Strategis IKM Kerajinan Pulutan di Kabupaten Minahasa Dalam Menghadapi Persaingan dengan Analisis SWOT

Model Strategi Bersaing Bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kerajinan Keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa

Untuk mendapatkan suatu model stategi bersaing dilkukan Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Dan dari delapan hasil strategi yang sudah dihasilkan dengan analisis SWOT selanjutnya dilanjutkan dengan analisis QSPM

(Quantitative Strategic Planning Matrix), untuk menentukan ketertarikan relative (Relative Attractiveness )dari pelaksanaan staregi alternative. Tujuannya adalah untuk mendapatkan strategi yang paling baik dan cocok dan memungkinkan sebagai prioritas untuk diimplementasikan.Hasil dengan analisis QSPM dapat ditentukan dengan prioritas strategi yang bisa diimplementasikan oleh pengrajin keramik pulutan yang ada di Kabupaten Minahasa dalam menghadapi perasaingan dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 5.8

Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Strategi Bersaing Industri Kecil dan Menengah Kerajinan Keramik Pulutan Di Kabupaten Minahasa Sesuai Skala Prioritas

NO STRATEGI KODE TAS

1 Memperluas pasar baik di daerah, luar daerah bahkan luar negeri S01 2,375

2 Adanya mitra kerja (menjalin kerjasama) dengan

perusahan-perusahan lain S02 2,571

3 Membentuk Asosiasi WO1 3,50

(8)

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

4 Meningkatkan manajemen pemasaran W02 2,33

5 Meningkatkan daya saing produk ST1 2,375

6 Kerjasama yang sangat dibutuhkan ST2 2,25

7 Meningkatkan Sumberdaya manusia WT1 2,375

8 Diversifikasi Produk WT2 3,33

Hasil analisis dengan Matrikx QSPM menunjukkan bahwa sebagai prioritas. Strategi yang bisa dilakukan oleh para pengrajin keramik pulutan di Kabupaten Minahasa sesuai dengan urutannya yakni, Membentuk asosiasi,2).Diversifikasi produk, Adanya mitra kerja (menjalin kerjasama) dengan perusahan-perusahan lain, 3). sumber daya manusia, 4)Memperluas pangsa pasar, 5). Tingkatkan daya saing, 6). Meningkatkan system manajemen, 7). Kerjasama dengan importir dan eksportir

Model Strategi Bersaing IKM Kerajinan Keramik Pulutan

Pengembangan Model Strategi Bersaing Dengan Pendekatan

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Industri Kerajinan Keramik Pulutan Di Kabupaten Minahasa

BENTUK ASOSIASI

MITRA KERJA DIFERSIFIKASI

PRODUK

PERLUAS PASAR

TINGKATKAN SDM TINGKATKAN

DAYA SAING

TINGKATKAN MAJANEMEN

(9)

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan maka beberapa kesimpulan yang dihasilkan adalah :

1. Industri Keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa masih kalah dalam persaingan oleh karena permasalahan yang dihadapi antara lain : Mutu atau kualitas produk yang dihasilkan masih banyak yang belum memenuhi standard, banyak konsumen belum puas akan hasil produk yang telah dihasilkan. Selain itu peralatan teknologi yang digunakan belum memadai/terbatas. Bahan baku tambahan masih sulit didapatkan karena keterbatasan sumber daya alam serta keterbatasan biaya. Untuk memasarkan produk para pengrajin kurang akses transportasi dan informasi yang memadai sehingga pemasaran produk menjadi terbatas dan tidak berkembang. Dari segi biaya/Modal sangat terbatas mengakibatkan permintaan konsumen dengan hasil produksi tidak sesuai. Disamping itu juga peran Institusi atau pemerintah setempat sangat kurang perhatian mengakibatkan IKM Keramik Pulutan tidak berkembang.

2. Terdapat 32 variabel faktor internal dan faktor eksternal. Dimana variable-variabel tersebut adalah Faktor Internal sebanyak 16 Variable dan Faktor eksternal sebanyak 14 variable. Faktor kekuatan terdiri dari 8 (delapan) variabel dan kelemahan 8 (delapan) variabel. Sedangkan untuk factor eksternal terdiri dari 7 (tujuh) variabel peluang dan 7(tujuh) variabel ancaman.

3. Berdasarkan hasil analisis matriks SPACE menunjukan bahwa positioning IKM Kerajinan keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa dalam menghadapi persaingan berada pada posisi bersaing. Pada posisi kuadran 4 (empat) menyatakan bahwa Industri terdapat pada posisi keunggulan kompetitif besar dalam industri yang sedang tumbuh cepat.

4. Rencana tahapan selanjutnya adalah menganalisis data angka yang diperoleh dari Matriks QSPM yang akan menunjukan sejumlah urutan strategi sebagai prioritas yang bisa dilakukan oleh para pengrajin keramik pulutan di Kabupaten Minahasa berdasarkan skor tertinggi

SARAN

1. Pengrajin IKM Keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa harus memperhatikan mutu produk yang dihasilkan. Karena produk yang tidak bermutu akan kalah bersaing di pasar bebas.

2. Peralatan/ teknologi yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, terjangkau, dan dapat digunakan secara efisien. Jika ingin berkembang dengan pesat maka harus dapat mengikuti perkembangan teknologi dan peralatan yang modern.

3. Pengrajin IKM Keramik Pulutan memerlukan bahan baku tambahan yang tetap atau dapat diperoleh secara terus menerus dengan cara memperoleh distributor tetap.

4. Dibidang pemasaran dibutuhkan kinerja yang optimal sehingga produk IKM Keramik Pulutan di Kabupaten Minahasa dapat bersaing di pasar internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Allison, et, al. 2005. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba, Terjemahan. FaisalBasri.Yayasan Obor Jakarta.

Arassy, A. 2010.Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Industri Kecil.http://arasyalimudin.blogspot.com

(10)

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, 15 – 16 Oktober 2016

David, F.R. 2004.Manajemen Strategis Konsep-Konsep. Francis Marion University.Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey 07458.

Day, George. 1996b. “Creating a Market-Driven Organization”. Sloan Management Review, 41 (Fall);11-22

Firmansyah. 2010. Analisis Usaha Pengrajin Dalam Upaya Mempertahankan Keberlangsungan Industri Kecil Keramik Kecamatan Lokowaru Kota Malang. Fak. Ilmu Administrasi UNIBRAW

Gema Industri Industri Kecil. 2007. Industri kerajinan Keramik Pulutan Minahasa Menanti Dewa penyelamat. Edisi XVIII/Juni 2007

Hitt, Michael A., Ireland, R. Duane and Hoskisson, Robert E.,(1997). Manajemen Strategis Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, Jakarta. Penerbit: Erlangga.

Gambar

Tabel 5.4.2

Referensi

Dokumen terkait

a) Hasil belajar akademik yaitu dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa.. atau tugas-tugas akademis penting lainnya.

Dalam pokok bahasan yang terkait dengan mata pelajaran menguasai alat ukur listrik dan elektronika selain menuntut keterampilan dari siswa, keaktifan siswa juga

Cara ini merupakan pemberian informasi yang sasarannya ke pasien dan keluarga hanya untuk sekedar tahu dan mengingatkan, namun tidak ada yang bisa menjamin apakah pasien dan

Ulama Hanabilah sama seperti pendapat ulama Hanafiyyah, yaitu jika anak tidak memiki ahli waris maka pemeliharaan atau pengasuhannya dilimpahkan kepada kerabat

[r]

media pembelajaran pada materi Sistem Organisasi Kehidupan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan ketrampilan berkomunikasi diperoleh dari hasil respon

Perkembangan jaman selalu berdampak pada berkembangnya pola pikir dan perilaku masyarakat suku dayak Pompakng yang dulunya berfungsi sebagai adat dan upacara

Oleh karena itu dengan adanya komunikasi visual promosi menggunakan pendekatan fotografi diharapkan dapat memasarkan kawasan wisata Loksado dengan menggambarkan