• Tidak ada hasil yang ditemukan

Glokalisasi Budaya Populer Pada Dalam Mu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Glokalisasi Budaya Populer Pada Dalam Mu"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Glokalisasi Budaya Populer Pada Dalam Musik Rap Budaya Lokal Yogya

Hip-Hop Foundation

.

Ferdy Karel Soukotta

362011027

Tes Tengah Semester Kajian Budaya

Pendahuluan

(2)

Landasan teori

Teori Sosial kritik

Menurut Marbun, kritik social merupakan frase yang terdiri dari dua kata, yaitu kritik dan social masyarakat. Smenetara di sisi lain, webset menjelaskan bahwa kritik berasal dari kata “kinned” yang berarti “to judge” atau menghakimi. Sementara itu social memiliki pengertian kehidupan bersama dalam masyarakt sebagai kelompok yang memiliki aturan di dalamnya. Berdasarkan definisi tersebut, astrid susanto menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kritik social masyarakat adalah suatu aktifitas yang berhubungan dengan penilaian, perbandungan, dan pengungkapan mendenai kondisi social suatu masyarakat yang terkait dengan nilai-nilai yang dianut ataupu nilai-nilai yang dijadikan pedoman teori kritis berpegang pada nilai historitas, bahwa dunia haruslah dinamis dan berubah secara aktif. Kemudian teori kritis menentang dominasi, eksploitasi dan penindasan yang hegemoni masyakat. Dominasi dipandang suatu yang bersifat structural yang dibvangun oleh institusi sosial yang besar datipada kehidupan sosial sehari-hari.dominasi merupakan bentuk hasil reproduksi kesadaran palsu manusia. Yang didasarkan pada pemahaman marx. Kesadaran palsu diperservasi akan adanya paradigm postivis yang menggambarkan masyarakat sebagai entitas yang dikendalikan oleh hukum kaku, yang menjaga relasi perilaku manusia. Dominasi di masa lalu dan masa kini akan diluruhkan akan suatu masa depan yang lebih baik yang dimulai dari masa lalu dan masa kini. Dengan teori sosial kritis, masyarakat didorong untuk mengutamakan kesadaran akan situasi mereka dan memahami akar global dan rasional penindasan yang mereka alami dan kemudian agar masyarakat selalu melakukan pergerakan sosial politik yang intensif dan politis. Bentuk penyebaran nilai-nilai teori sosial bersifat sukarela bukan memaksa dan perubahan tersebut dimulai dari lingkup terkecil yaitu dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan itu pula, teori sosial kritis juga menggambarkan hubungan antara struktur dan manusia secara dialektis. Kemajuan akan didapat apabila manusia yakin bahwa manusia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kebebasan mereka sendiri dan mencegah mereka ditindas dan menindas sesamanya atas nama masa depan kebebasan jangka panjang.

Glokalisasi

(3)

Mereka dipengaruhi oleh keadaan sekelilingm mereka.. budaya tersebut menjadi entitas dalam

diri mereka .

“it is these cultural barriers that separate “us”; it defines us; ultimately, it finished

us: “culture, rather than being added on, so to speak, to finished or virtually finished animal,

was ingredient, and centrally ingredient, in the production of that animal itself

” (Geertz 47).

Glokalisasi muncul ketika budaya lokal yang dipegang oleh kelompok masyarakat

dengan budaya global yang dibawa oleh sapuan arus globalisasi. Glokalisasi didefinisikan oleh

beberapa ahli; kebudayaan lokal adalah melengkapi kebudayaan regional, dan kebudayaan

regional adalah bagian-bagian yang hakiki dalam bentukan kebudayaan nasional.

Lebih lanjut, mengenai budaya lokal dan budaya nasional, Judistira mengatakan bahwa

dalam pembentukannya, kebudayaan nasional memberikan peluang terhadap budaya lokal untuk

mengisinya. Adapun definisi budaya nasional yang mempunyai keterkaitan dengan budaya lokal

adalah sebagai berikut:

1. Kebudayaan kebangsaan (kebudayaan nasional) berlandaskan kepada puncak-puncak

kebudayaan daerah,

2. Kebudayaan kebangsaan ialah gabungan kebudayaan daerah dan unsur-unsur kebudayaan

asing,

3. Kebudayaan kebangsaan menurut rekayasa pendukung kebudayaan dominan melalui

kekuasaan politik dan ekonomi: dan

4. Kebudayaan kebangsaan dibentuk dari unsur-unsur kebudayaan asing yang modern

dalam mengisi kekosongan dan ketidaksepakatan dari berbagai kebudayaan daerah

(Judistira, 2008:41)

Thomas Friedman, mendefinisikan glokalisasi sebagai kemampuan sebuah budaya (lokal)

ketika bertemu dengan budaya kuat lainnya (global), akan menyerap pengaruh-pengaruh tersebut

dan secara alami masuk dan memperkaya budaya (lokal) tersebut, menolak hal-hal yang bersifat

sangat asing. Menyaring budaya tersebut, dan dinikmati dalam perayaan perbedaan.

(4)

reestablish a link between the benefits of the global dimension- in terms technology, information,

and economics – and local realities. While, at the same time, establishing of planet’s resource

and on authentic social and cultural rebirth of disadvantages population

CERFE, 2003

Budaya lokal yang dimediasi oleh perusahaan lokal mutinasional, industry hiburan dan

media, disesuaikan dengan kondisi lokal yang terkait dengan proses afirmasi identitas

masyarakat lokal tersebut sesuai dengan tempat, kondisi pemukiman, dan etnisitas agar dapat

bertahan dari serangan global darti kapitalisme, media dan industry.

Dalam glokalisasi budaya, terdapat beberapa ategori yang mempresentasi proyeksi

glokalisasi dalam fenomena sosial, identitas budaya dan makna. Ada empat factor untuk

menganalisa kategori tersebut; penerimaan budaya, jarak sosial, ritual sosial, dan kebiasaan

kolektif dan pola-pola asosiasi. Antara lain ada empat kategori dari proyeksi glokalisasi :

1. Relativitas; pelaku sosial berusaha untuk melestarikan budaya mereka sebelum institusi,

praktik dan makna dalam lingkungan baru, sehingga mencerminkan komitmen untuk diferensiasi

dari budaya lokal.

2. Akomodasi: pelaku sosial pragmatis menyerap praktek-praktek, lembaga-lembaga dan makna

yang terkait dengan masyarakat lain, untuk mempertahankanunsur-unsur kunci dari budaya lokal

sebelumnya.

Hibridasi: actor sosial mendsintesis fenomena budaya lokal dan lainnya untuk menghasilkan

praktik budaya yang berbeda dan hybrid, institusi dan makna.

Transformasi : aktor sosial yang datang untuk mendukung praktek, lembaga atau maskna yang

terkait dalam budaya. Transformasi bisa mendapatkan bentuk-bentuk budaya segar atau lebih

kstem meninggalkan budaya lokal dalam mendukung alternative yang atau mendukung

budaya-budaya hegemoninya

Sejarah Hip-Hop

(5)

masyarakat Amerika, Amerika Latin dan Afro. Jadi Hip-hop ini adalah satu ke satuan dari berbagai elemen-elemen yang di antaranya adalah DJ (Disk Jokey), MC (Rapp,Rapping), Breakdance (B-boy dan B-girl) dan Graffiti, dan semakin jauh ada pula hadir elemen lainya seperti Beatbox, Streetball dan fashion, mungkin di era tahun 2012 ini juga sudah banyak seperti adanya Hip-Hop dance dan Suffle dance.

Asal mula Hip-Hop itu sendiri hadir pertama kali dari The Bronx di kota New York dan Hip-Hop di perkenalkan oleh orang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five. Sampai sekarang Hip-Hop itu telah berkembang luas keseluruh negara-negara di dunia termasuk di negara Indonesia, jadi sekarang ini intinya adalah Hop-Hop itu bukan budaya di negara Amerika saja tetapi sudah menjad i budaya di seluruh negara-negara yang ada di dunia. Jadi yang harus kalian ketahui juga sebelum tahun 1970'an yaitu tahun 1520 kawasan Sedwick Avenue di New York banyak yang mengklaim bahwa kawasan ini adalah tempat lahirnya komunitas Hip-Hop, di kawasan itu pula ada seorang yang bernama Clive Campbell, siapakah Clive Campbell itu? Clive Campbell adalah seorang yang menjadikan tempat tinggal atau rumahnya di jadikan tempat berkumpulnya pemuda-pemuda yang menjalani komunitas Hip-Hop. Disana pula terdapat DJ Kool Herc yang memperkenalkan turntable pada tahun 1973. DJ Kool Herc selalu membawakan lagu-lagu dari James Brown, Jimmy castor, dan Bebe Rooth. Kata Hip-Hop itu sendiri berasal dari kosakata Afro-Amerika, Hip itu adalah "memberi tahu" atau "sekarang" dengan akhiranya Hep, dan ada juga pendapat lain yang memberi tahu bahwa kata Hip-Hop itu sendiri Bebop. Lain hal menurut Keith "Cowboy" Wiggins dari anggota Grandmaster Flash dan The Furious Five, istilah "Hip-Hop" itu sendiri adalah kata atau kalimat waktu becanda kepada temannya yang baru bergabung di Angkatan Bersenjata, dan bercerita bahwa suara kaki-kaki tentara itu tersebut bergerak seirama dengan kata Hip-Hop, jadi setiap kali pementasan, seorang Rapper "Cowboy" menjadikan kata Hip-Hop tersebut sebagai gerak dan kata-kata dalam pementasan Rapping di atas pertunjukannya.

SEJARAH HIP HOP DI INDONESIA (versi indonesia)

Hip Hop adalah sebuah gerakan kebudayaan yang mulai tumbuh sekitar tahun 1970’an yang dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan Latin-Amerika. Hip Hop merupakan perpaduan yang sangat dinamis antara elemen-elemen yang terdiri dari MCing (lebih dikenal rapping), DJing, Breakdance, dan Graffiti. Belakangan ini elemen Hip Hop juga diwarnai oleh beatboxing, fashion, bahasa slang, dan gaya hidup lainnya.

(6)

Grandmaster Flash dan The Furious Five. Awalnya musik Hip Hop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockey dengan membuat fariasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik. “Rapping” kemudian hadir untuk mengisi vokal dari bunyi-bunyi tersebut. Sedangkan untuk koreografinya, musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-patah yang dikenal dengan breakdance. Pada perkembangannya Hip Hop juga dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual muncullah Graffiti sebagai bagaian dari budaya Hip Hop.

Ada pendapat yang mengatakan Hip Hop sebenarnya berasal dari kosakata Afro-Amerika, yakni hip yang secara harfiah dapat diartikan sebagai “memberitahu” atau “sekarang” dan akhiran hep. Ada juga pendapat lain yang mengatakan “hip hop” merupakan sebutan lain dari Bebop. Namun menurut Keith “Cowboy” Wiggins, salah satu anggota Grandmaster Flash and the Furious Five, istilah “hip hop” terinspirasi saat ia bercanda dengan temannya yang baru bergabung dengan Angkatan Bersenjata. Bunyi “hip hop” sendiri merupakan tiruan bunyian hentakan kaki tentara. SEJARAH HIP HOP INDONESIA

kini perkembangan music di indonesia begitu pesat. Tapi music hiphop juga masih tetap terdengar walaupun industri musik indonesia kini begitu bersaing. bermula dari IWA K yang terinspirasi dari Almarhum Farid Hardja & Benyamin.S dengan lagunya yang berrima dan di baca sedikit cepat lalu IWA K memperkenalkan hiphop di indonesia yang kemudian disusul oleh DENADA namun kini DENADA sudah beralih ke dangdut, walaupun demikian perjalanan hiphop di indonesia masih belum berhenti. Munculah SINDICAT yang lagunya menjadi soundtrack serial sun go kong di televisi. Belanjut ke tahun berikutnya lahirlah NEO yang terkenal dengan singgelnya BORJU. Kemudian group-group music hiphop mulai semakin berkembang mulai dari SAYKOJI yang dulu bukan apa-apa namun kini karyanya menjadi top di tahun 2009-2010, dan masih banyak lagi raper2 yang mewarnai tanah air dari tahun ke tahun.

Musik hip hop mulai diproduksi di Indonesia pada awal tahun 1990-an, dan artis Indonesia pertama yang merilis full-lenght hiphop album adalah iwa.k, yang telah merilis lima album hingga saat ini ( kuingin kembali, topeng, kramotak,mesin imajinasi, Vinividivunky ). sebelum merilis album solo diapun sempat berkolaborasi denganMeliyana manuhutu dalam album beatify yang dirilis di jepang. selain Iwa.k rapper yang bisa dibilang eksis pada era itu adalah Boys got no brain dan NEO.

rapper-rapper indonesia mencoba mengkombinasikan bahasa slank, serta simbol-simbol anak muda, serta bahasa pergaulan pada saat itu dan juga mengangkat bahasa regional atau daerah setempat ( sunda, jawa, betawi).

(7)

vulgar, dan jarang sekali mengangkat tema-tema tentang kekerasan dan sex bebas. jika american rapper pada waktu itu lebih banyak mengangkat tema tentang ketidakpuasaan rasial (african-american), rapper indonesia lebih banyak mengangkat tentang ketidakpuasan pemerintahan pada masa itu (orde baru).

tema yang biasa diangkat untuklagu-lagu di Hiphop indonesia ditujukan untuk kaum muda yang cenderung mengarah ke arah Boredom (Blake “Bosan), dan tema-tema kesenjangan sosial seperti ( Sound da clan “anak gedongan”, Black skin “cewek matre) dan tentang degradasi moral dalam pemerintahan (NEO “KKN”.).

Pada perkembangannya hiphop mulai menunjukkan taringnya di Indonesia di pertengahan tahun 90an. Pesta rap 1, 2 dan Pesta rap 3

IWA K sebagai pelopor hiphop di Indonesia dalam bidang music

Iwa Kusuma (lahir di Bandung, Jawa Barat, 25 Oktober 1970; umur 39 tahun) atau lebih dikenal dengan nama panggungnya Iwa-K adalah seorang artis rap (rapper) dan juga seorang pelopor musik rap Indonesia.

Di Indonesia, nama Iwa sudah sangat menyatu dengan musik rap. Pada era 80-an, saat anak muda dilanda musik rock, Iwa sudah mulai bergelut dengan musik rap, sebuah genre musik yang lebih menekankan pada teknik berceloteh, dibanding instrumen musik. Kecintaannya pada musik asal Amerika Serikat ini bermula dari kesenangannya bermain breakdance. Iwa sangat terpikat oleh gaya bertuturnya yang begitu “groovy”, dinamis dan jujur sebagai medianya untuk berkreasi. Iwa membentuk grup rap untuk pertama kalinya saat ia duduk di bangku kelas 1 SMA bersama teman-temannya, Sampai pada tahun 1989 akhirnya ia bersua dengan personil Guest Band, antara lain Macan Riupasa, Tori Sudarsono, Yudis Dwi Korana, Satya “N’ti” M, dan Gustav. Di sinilah ia memperoleh kesempatan untuk unjuk gigi di studio rekaman dan mulai ngerap bersama Guest Band. Dia juga berkolaborasi dengan dengan Melly Manuhutu dalam album Beatify (1991) yang dirilis di Jepang, hingga solo albumnya yang terkini Iwa masih mempercayakan Guest Music Production dalam memproduksi musiknya. Iwa pernah mengambil kuliah di FISIP jurusan Hubungan Internasional di Universitas Parahyangan, Bandung. Tahun 1993 Iwa K mengukuhkan dirinya sebagai rapper lewat debut albumnya Kuingin Kembali. Setahun kemudian, penghargaan berupa BASF Award sudah di tangannya lewat album kedua yang bertajuk Topeng (1994). Album ketiga Kramotak! (1996) dan keempat Mesin Imajinasi (1998) meraih sukses yang sama.

(8)

SEJARAH HIP HOP LUAR

1520 Sedwick Avenue adalah sebuah kawasan di New York yang diklaim sebagai tempat awal lahirnya komunitas HipHop. “Disinilah kami berasal”, cetus Clive Campbell, salah seorang yang merelakan lantai satu di rumahnya dijadikan sebuah markas untuk berkumpul. “Kebudayaan Hip Hop berawal dan lahir disini, yang nantinya akan tersebar di seluruh dunia, di sinilah kami barasal karena memang kami tidak memiliki tempat lain untuk bertemu, bukan di tempat lain” sahutnya. Selain nama tersebut, terdapat pula nama DJ Kool Herc yang memperkenalkan turntable pada saat itu di sebuah party pada tahun 1973. Pada awal penampilannya, DJ Kool Herc membawakan lagu-lagu dari James Brown, Jimmy Castor, dan Babe Rooth. Kool Herc pula lah yang akhirnya menciptakan scratch dan bunyi-bunyian aneh yang menimbulkan sebuah sensasi yang luar biasa pada saat itu.

HipHop terasa kurang lengkap tanpa MC. Celah inilah yang dilihat oleh Melle Mel, MC pertama pada dunia Hip Hop. Pada awalnya Melle Mel merasa bingung apa yang akan diucapkannya pada penampilan pertamanya tersebut, namun karena dirinya telah dipenuhi kebosanan dengan peraturan-peraturan dari pemerintah yang mengekang, akhirnya Melle Mel mengeluarkan rasa bencinya pada pemerintah dan pandangannya tentang kehidupan lewat lirik-liriknya. Mulai saat itu lah musik HipHop lebih banyak menceritakan tentang kehidupan disekitar masyarakat kulit hitam dan teriakan-teriakan serta protes suara hati mereka kepada pemerintahan yang berlaku tidak adil. Lirik-lirik musik Hip Hop cenderung keras dan tegas. Itulah Hip Hop.

Hip Hop sebagai kebudayaan diperjelas lagi pada tahun 1983 oleh Black Spades yang merupakan anggota dari Afrika Bambaataa dan The Soulsonic Force lewat track yang berjudul “Planet Rock”. Lagu ini merupakan sebuah musik Hip Hop yang menarik karena memiliki perpaduan antara rap yang sederhana dan irama musik disko yang diciptakan melalui drum electronic dan synthesizer. Pada tahun 1985 berulah dengan teknologi stereo, Run DMC, LL Cool J, The Fat Boys, Herbie Hancock, Soulsonic Force, Jazzy Jaz, dan Stetsasonic yang mengeluarkan album-album andalannya sehingga menjadi legenda musik Hip Hop hingga saat ini.

Hip Hop juga memiliki masa kejayaannya masing-masing. Setiap masa menghasilkan beberapa artis dan hits yang cukup meledak, dan memiliki pengikut yang tidak sedikit.

Rap

(9)

Jackson, &Gatto, 1995; Smith, 2005). Musik rap berbeda dengan hip-hop tetapi merupakan

bagian dari budaya Hip-Hop (George, 1994; Smitherman, 1997). Hip-Hop mengacu pada respon

budaya terhadap Afro American yang bekerja dan berpendatan rendah terutamastigmarisasi

sosial yang terjadi (Tate, 1999). Musik rap berasal dari tradisi Afrika yang berbicara dengan

ritme dan tambahan

beat

pad umumnya sebagai altar belakang suara (1994; Zillman et al, 1995).

Music rap adalah genre yang terlahir dari para kaum proletar (budak). Music rap sendiri

berkembang di jalan-jalan tengah kota di permukiman kumu Afro America (Foreman,

2004;Watkins: 2004). Seiring berjalannya waktu music rap semakin popular. Kaum kulit hitam

telah membentuk perlawanan karena ketidakadilan yang mereka hadapi, dan menyebutnya,

“urban neglect” (Martinez, 1997), yang menimbulkan resistansi dalam lagu-lagu mereka

mempotret kekerasan karena kondisi itulah yang terjadi di komunitas mereka

(Anderson1994:82). Ada beberapa cirri dari music rap dari segi vocal yaitu

flow, vocal emphasis,

vocal quality and resonance, register and range, recording texture, space, and arrangement.

Rap adalah salah satu unsur musik hip-hop. Rap merupakan teknik vokal yang berkata-kata dengan cepat, sementara pelakunya disebut rapper. Biasanya, rap diiringi oleh DJ maupun sebuah band.

Biasanya, rapper seperti penyanyi biasa, yaitu bernyanyi solo. Contohnya adalah Xzibit dan Jay-Z. Ada pula rapper yang menjadi anggota band, misalnya Mike Shinoda dari Linkin Park. Umumnya, rapper berkulit hitam karena banyak rapper berasal dari daerah pinggiran. Di antara sedikit rapper yang berkulit putih adalah Eminem dan Sean Paul. Rapper sering disebut pula dengan MC (Master of Ceremony).

Di Indonesia sendiri, musik rap telah berkembang dan menjadi salah satu genre yang diminati banyak anak muda. Musisi rap atau hip-hop lokal di dalamnya termasuk, Iwa K, Neo, Soul ID, Yacko, SAYKOJI, Rotra, X-Calibour, Daviuz, DyNamiD, Dmust Akira, Lazy P, Flatboy, 8 ball, Jaypey dan masih banyak lagi.

.

(10)

Musik rap juga masuk diberbagai budaya lokal daerah Indonesia. Salah satu budaya lokal yang bertemu dengan music rap yang mengandung budaya hip-hop adalah budaya jawa. Pertemuan tersebut sangat intensif di beberapa daerah, terutama di Yogyakarta dimana budaya urban lokal hidup berdampingan. Muski rap pada mulanya dipakai dalam lagu musisi jogja pada akhir tahun 2000-an, yaitu king cobra dengan lagunya Ngayoyakarta. Seiring waktu perkembangan rap di Indonesia semakin unik. Bahkan mereka berani meng-crossover dengan berbagai genre musik. Dari lirik pun tak hanya memakai bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan daerah pun juga diterapkan dalam repetan rima para rapper. Dan siapa sangka jika kultur hip hop ini bisa berakulturasi dengan musik dan daerah di Indonesia. Di tangan pemuda yang tergabung dalam sebuah grup Jogja Hip Hop Foundation, musik perlawanan kaum minoritas di Amerika ini menjadi unik. Mereka mencoba memadukan musik hip hop dengan musik dan bahasa daerah mereka, Jogja. Besetan turntable serta irama rancak musik elektronik berpadu dinamis dengan musik tradisional khas Jogja. Lirik-lirik bahasa Jawa walau dinilai segmented ternyata mendapat sambutan positif dari kalangan rapper. Bahkan saat mereka tampil di New York banyak yang memberikan applause dan salut dengan musik mereka.

Diawali dengan berbagai acara kecil seperti It’s Hip Hop Reunion dan Angkringan Hip Hop, kemudian pada tahun 2006-2009 memulai proyek Poetry Battle; eksplorasi karya puisi Indonesia dari puisi-puisi tradisional hingga kontemporer dengan media hip hop. Dari proyek itu menghasilkan dua buah album kompilasi Poetry Battle 1 & 2, dan berhasil membentuk identitas dan sikap berkarya JHF.

Dengan segala keunikan yang dimilikinya; mencampurkan musik hip hop dengan tradisi Jawa, JHF mulai diundang ke panggung-panggung internasional, diawali dengan pementasan di Esplanade Singapore tahun 2009, tahun 2011 JHF diundang pentas DI Asia Society – New York. Pada tahun 2010, Jogja Hip Hop Foundation meluncurkan film dokumenter Hiphopdiningrat; sebuah potret perjalanan hip hop Jawa. Film itu kemudian mendapatkan respon positif dari berbagai media dan kemudian diundang ke berbagai festival film internasional.

(11)

Lirik yang kritis, syair dengan bahasa jawa yang dilafalkan secara cepat kemudian dicampur dengan beat-beat hip-hop dan kemeja batik yang selalu menempel di badannya adalah satu ciri khas dari Mohammad Marzuki atau yang lebih kerap menyamar dengan nama Kill The DJ.Dia adalah sosok founder dari Jogja Hip Hop Foundation (JHF) yang telah menebar mantra hip-hop jawa sejak tahun 2003. Bagi dia, pemaknaan lahirnya hip-hop Jawa bukan semata-mata tendensi kontemporer saja, tapi lebih apa-adanya, natural, alamiah, dan kejujuran pada ekspresi.

JHF sendiri beranggotakan Ki Jarot (Kill The DJ, Jahanam, Rotra), tiga paduan yang mumpuni dalam pergerakan dunia hip-hop. Kill The DJ sendiri adalah pendiri Performance Fucktory, Parkinsound, Republik Art, United of Nothing, dan Jogja Hip Hop Foundation. Dia juga berhasil menciptakan Poetry Battle yang menghasilkan trilogi hip-hop yang semua liriknya dihasilkan dari bacaannya terhadap teks asli Serat Centhini. Jahanam yang merilis album perdananya di tahun 2003 dengan tajuk Jahanam Su! telah berhasil menyedot lebih dari 20.000 copy di awal kemunculannya. Sedangkan Rotra, adalah legenda dari G-Tribe yang merupakan kru hip-hop berbahasa Jawa pertama di Yogyakarta dan bahkan Indonesia. Ki Ageng Gantas atau yang akrab dipanggil Anto, adalah pionir hip hop berbahasa Jawa. Formulasi Rotra juga diperkuat oleh Lukman Hakim atau yang lebih terkenal dengan sebutan Rajapati. Semua perjalanan ini telah terpotret dalam satu film dokumenter, Hiphopdiningrat yang telah diluncurkan tahun di 2010 silam.

Bahasa menjadi hal terpenting dalam hip-hop, karena musik hip-hop penuh dengan kata-kata. Mereka merasa lebih bebas bila nge-rap dalam bahasa Jawa, bahkan sering kali bahasa Indonesia kurang nyaman di-hip-hop-kan. Ada bunyi-bunyi dalam bahasa Jawa yang tidak ada dalam bahasa Indonesia. Hal yang juga tak kalah penting bagi mereka dalam bermusik hip hop adalah di mana mereka ketika manggung mereka menikmati apa yang mereka kerjakan, for the music for the stage dan mereka menikmati layaknya jatilan trance. Memberikan energi jujur mendidikasikan tubuhmu terhadap kejujuran panggung, kejujuran ekspresi. Mereka anggap penonton dapat menangkap energinya.

Terkadang orang awam menganggap kalau HIP-HOP itu menampilkan pakaian besar (longgar) seperti baju besar dan celana besar, sampai sepatu pun besar, tapi apa salah orang awam tersebut mengakatan seperti itu . Tentunya tidak salah, tapi HIP-HOP itu adalah sebuah gerakan budaya.

(12)

Jogja Hip-hop foundation merupakan hasil akulturasi budaya hip-hop diusung dengan budaya jawa. Budaya hip-hop dibawa arus globalisasi dalam ini Indonesia dengan kemasan Jay z, Lil wayne, dan masih banyak lagi. Globalisasi music rap ditandai dengan banyak rapper yang hadir, memproduksi lagu-lagu baru disetiap waktunya dan memultiplikasi lagu-lagu mereka dalam bentuk CD dan Kaset. Major label dimana mereka melakukakn remkaman bekerja sama dengan perusahaan rekaman nasional atau jaringan mereka di Indonesia seperti sony Indonesia, BMG, Aquasrius untuk mendistribusikan karya mereka ke khalayak sebagai bentuk expansion dan stretchin. Media massa melakukan perannya sebgai pemberi informasi, memberitakan kabar seputar selebriti hip-hop rap tersebut dalam konten mereka masing-masing. Yang pada umumnya di televisi, majalah remaja dan music. Hal ini dilakukan untuk membentu hubungan parasosial antara masyarakat Indonesia dengan mereka para rapper terkenal, sehingga intensifikasi dan akselerasi penyebaran informasiu dari interaksi, terlebih dengan hadirnya media baru. Masyarakat yang sudah tersentuh dengan budaya Hip-Hop hasil terpaan arus globalisasi tersebut, kemudian merasa tertarik untuk mencoba, mendalami, mengimitasi, dan bereksperimen dengan budaya Hip-Hop, budaya Hip-Hop urban tanah air. Para rapper luar yang sukses di Indonesia adalah para rapper yang membawa aliran gangsta rap, yang menyajikan budaya Hip-Hop yang mysoginst, hipermaterialisme, glamorisme seks dan kekerasan (Program MTV Indonesia). Budaya hHip-Hop yang masuk di Indonesia ini menciptakan budaya urban yang banyak ditemui di kota besar seperti breakdance, mural, graffiti, clubbing, dan rapper. Pada tahun 2003, di sebuah kota yang jauh dari ajkarta, dimana budaya lokal jawa masih kenta, Jogja Hip-Hop Foundation hadir sebagai sekumpulan musisi yang mengusung genre music rap Hip-Hop dalam karya mereka. Globalisasi menunjukan perannya pada fenomena ini bahwa sesuai dengan pendapat Athoni Giddeng mengenai globalisasi, budaya Hip-Hop yang lahir di budaya lokal Afro-American di kawasan Bronx, New York diakomodasi oleh globalisasi sehingga mempengarhi perkembangan budaya Hip-Hop rap JHF dalam budaya lokal di Yogvyakarta yang letak antara kedua kebudayaan sangatlah jauh.

(13)

perlawanan atas ketidakadilan yang terjadi, kembali dihidupkan semangatnya oleh JHF melalui lagu-lagu mereka: Seperti lagu Cecak Nguntal Boyo, sebagai bentuk perlawanan korupsi, kemudian laguj yogya istimewa, saat isu keistimewaan Yogyakarta akan dicabut oleh pemerintah lagu ini ada sebagai ungkapan penolakan. Karakter JHF sangatlah kuat dalam lagu-lagu mereka. Ini terlihat bahawa perbedaan mereka sangatlah jauh dari budaya Hip-Hop mainstream. Mereka membawa budaya jawa dan menggabungkan itu menjadi satu dengan budaya hip-hop sebenarnya. Membawa music rap ke tingkat lokal dengan memakai bahasa jawa sebagai pengantar dai ide-ide mereka dan mengusung tema-tema kritik yang keras. Glokalisasi yang dilakukan JHF ini sesuai dengan pernyataan Thomas Friedman, bahwa budaya lokal mampu menyerap budaya global, untuk memperkaya merekas dan menolak serta menyaring budaya tersebut dalam perayaan perbedaan, penggunaan bahasa jawa sebagai bahasa pengantar dan pemakaian konsep-konsep kebijaksanaan lokal dalam lagu mereka dalam menghadapi budaya hip-hop barat yang cenderung menghegemoni dan menghancurkan bduaya lokal, sejalan dengan pernyataan Appadurai bahwa semakik kuat terpaan budaya global maka masyarakat lokal semakin cenderung untuk melakukan indigenization ke dalam budaya lokal mereka, sebagai bentuk counter-hegemony dan perlawanan atas kesadaran palsu bahwa budaya global tersebut dalam tingkatan tertentu buka buday lokal mereka yang telah menjadi indentitas.

Glokalisasi JHF bertipe hibridasi. Hal ini dapat diamati berdasarkan cultural receptivity. JHF sukses menghasilkan jenis music baru music rap, campuranantara beat elektronik yang menghentak dan berulan-ulang dengan music gamelan, jathilan dan uyo-uyon dengan lirik jawa.

Kesimpulan

Bentuk pandangan kritis terhadap perkembangan globalisasi yang semakin memuncak bukan berarti mengartikan bahwa budaya global mampu menghegemoni nilai dan norma serta menyingkirkan budaya lokal yang ada di dalam masyarakat. Ketika budaya global dan budaya lokal dapat berjalan bersamaan akan membuat keuntunggan bagi institusi yang semakin dinamis. Ketika ada proses timbale balik antara budaya lokal dan budaya global, berarti juga akan adanya penambahan kekayaan dalam merekonstruksi nila dan norma. Fenomena glokalisasi dalam pandangannya berdasarkan dialektika bahwa interaksi budaya yang terwujud haruslah dikaji dari sudut pandang patrikularisme-universalisme. Sehingga gambaran kenyataan dari fenomena tersebut dapat dipahami secara utuh.

(14)

gamelan dan shalawatan disertai dialek bahasa walikan yang unik. JHF mampu menggunakan beat techno, rhyme dan keseluruhan music rap serta dukungan fasilitas media dan teknologi untuk mengajak kaum muda agar kembali memahami budaya lokal dan mengangkat budaya lokal yang semakin merosot.

(15)

Agger, Ben. 2003. Teori Sosial Kritik. Penerapan dan Implikasinya. Yogyakarta; Kreasi Wacana

Appadural, A. (1996) Modernity At Large; Cultural Dimension of Globalization Minneapolus; Unioversity of Minnesota Press

Baldwin. D.L (2004). Black Empires, white desires: The spatial politics of identity in the age of Hip-Hop. In M. Foreman. & M.A. Neal (Eds). That’s the point: the Hip-Hop studies reader (pp.159-176). New York & London : Routledge

Conrad, Kate : Dixon, travis & Shang, Yuanyuan. 2009. Journal of Broadcating & Electronic Media : Controversial Rap Themes and Skin Tone Distortion: A content Analysis of Rap Music videos. 1;156

Dixon. T. & Brooks. T (2002). Rap music and rap audiences, 8(2), 106-116

Garna, Judistira K. 2008. Budaya Sunda : Melintasi Waktu Menantang Masa Depan. Bandung : Lemlit Unpad.

Giulianotti, Richard & Robertson, Roland 2007. “SAGE Journals Online: Forms of Glocalization; Glocalization and the Entertaiment: The psychology of its appeal (pp. 175-196). Mahwah, NJ; Lawrence Erlaum Associates.

Hooks. B. (1992). Black looks : Race and representation. Boston : South end press.

Jameson, Frederik and Masao Miyoshi. 1998. The Culture of Globalization. Durham/London:Duke University Press

Johnson, J, Jakson, A, & Gatto, L . (1995). Violent attitudes and deferred academicaspirations : Deleterious effects of exposure to rap music. Basic and Applied Social Psychology, 16(172), 27-41.

Lull,J. (2000). Media, Communication, Culture: A Global Approach . 2nd Edition. Columbia University

Press. New York.

Marti nez, Theresa A. 18-97. “Popular Culture as oppositional Culture: Rap as Resistance.”Sociological perspective 40(2);265-286

Pieterse. J.N. (1995) ‘Globalization as Hybridization’, in M. Featherstone, S. Lash and R. Robertson (eds) Global Modernities, pp. 44-68. London; Sage.

(16)

Swngwdouw, Erik (2004). “Globalization or Blocalosation ? Networks, Territories and Recaling.” Cambridge Review of International Affairs, 17 (1) : 25-48

Internet :

-

(17)

Referensi

Dokumen terkait

12 peserta didik memiliki motivasi belajar IPA tinggi dan 15 peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat tinggi.Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

PLANNING DESIGN Sitting area seabagai salah satu sarana pada landscape yang dapat dimamfaat kan oleh pengunjung.untuk duduk-du duk.atau nonton pertunjukan Tempat untuk tanaman

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery learning dan minat belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa; (3) Pada kelompok

Oleh yang demikian, projek ini bertujuan untuk menghasilkan satu perisian multimedia bagi tajuk konsep nombor bagi kanak-kanak prasekolah berasaskan pendekatan permainan..

Menurut Sarwono (2006) komunikasi orang tua dan anak dapat menentukan seberapa besar kemungkinan anak tersebut melakukan tindakan seksual, semakin rendah komunikasi

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2) Terlibat dalam pemecahan masalah. 3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan

 Franco Gudang : Kebalikannya syarat jual beli loko gudang, pada syarat jual beli ini, penjual menanggung biaya pengiriman barang sampai ke gudang pembeli..  Free on board :