PENANGANAN
PENANGANAN
PASCA-PANEN, PENGOLAHAN DAN
PANEN, PENGOLAHAN DAN
MUTU PANGAN
MUTU PANGAN
2
mempunyai sifat mudah rusak
Pangan hasil pertanian merupakan benda hidup : proses
metabolisme
Teknologi penanganan pasca panen rendah
Kerusakan bahan pangan :
• susut kuantitas • susut kualitas
Perlu Penanganan pasca panen
Pertimbangan Penanganan Pangan
setelah Panen
Faktor penyebab susut kualitas dan kuantitas
sifat komoditi pangan yang tidak tahan simpan
kehilangan karena penanganan: tercecer, rontok,
tidak dikumpulkan kembali, dimakan hama
kerusakan mekanis oleh cara atau peralatan
yang digunakan pada saat pasca panen
Kerusakan mikrobiologis
A. Penyebab Utama Kerusakan Bahan Pangan
suhu
sinar
bakteri, ragi dan kapang
aktivitas enzim
serangga, parasit dan tikus
kadar air & aktivitas air (aw)
jangka waktu penyimpanan. oksigen
Penyebab & Jenis Kerusakan Pangan
Penyebab & Jenis Kerusakan Pangan
B. Jenis Kerusakan Bahan Pangan
kerusakan biologi
kerusakan fisiologi
kerusakan mikrobiologi
kerusakan fisik
kerusakan mekanis
kerusakan kimia
A. Serealia dan Kacang-kacangan
Pengeringan
Penyimpanan
1. Pengeringan
Pangan hasil pengeringan harus tetap mempunyai kualitas baik
2. Penyimpanan
memperpanjang atau menunda waktu penggunaan
penyebab kerusakan : kapang, insekta, rodensia dan respirasi perlu memperhatikan : suhu, kadar air dan kelembaban
ruangan penyimpanan
Teknologi Pasca Penen -
Teknologi Pasca Penen -
Komoditas Pangan
Komoditas Pangan
B. Sayuran
1. Pencucian dan sortasi membuang bahan tanah
2. Pendinginan memilih bahan yang baik dan busuk
3. Pelapisan Lilin untuk sayuran tertentu seperti apel & tomat 4. CAS dan MAS penyimpanan dengan udara terkendali
Pencucian dan sortasi Pendinginan
Pelapisan lilin CAS (Controlled Athmosphere Storage) dan
MAS (Modifiet Atmosphere Storage)
a. Penanganan
utama
pemilihan (sorting),
pemisahan berdasarkan ukuran (sizing) pemilihan berdasarkan mutu (grading)
b. Penanganan
tambahan
• precoolingpelilinan (waxing, pencucian, ) degreening,C. Buah-buahan
1. Penanganan utama dan tambahan 2. Penyimpanan dingin
3. CAS dan MAS
D. Daging dan Unggas
1. Pelayuan daging (Aging)2. Curing 1.
Pelayuan daging (
Aging
) :
penyimpanan daging selama beberapa waktu, dengan kondisi serta tujuan tertentu, dilakukan pada suhu sedikit lebih rendah dari suhu kamar dalam waktu lebih kurang 2 x 24 jam.
2
.
Curing
:
pengolahan daging dengan penambahan campuran garam Bahan yang digunakan adalah senyawa NaCl, garam nitrat/
nitrit dan gula.
Daging yang telah di-curing disebut green cured meat
E. Telur
1. Pembersihan/Pencucian2. Pendinginan 3. Pelapisan kulit telur dengan minyak 4. Penanganan telur utuh lain
1.
Pembersihan/pencucian:
Bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari permukaan kulit telur
Dapat dilakukan dengan : larutan deterjen sanitaiser (NaOH
0.35% dan klorin kurang dari 50 ppm) atau dengan cara kering dengan menggosok permukaan telur dengan bahan abrasif, misal
2. Pendinginan
menyimpan telur dalam waktu yang lebih lama, penyimpanan pada suhu 50-600F3. Pelapisan Kulit Telur dengan Minyak
bertujuan untuk menutup pori-pori kulit untuk menghambat
penguapan air dan karbon dioksida, sehingga telur lebih tahan lama disimpan
Syarat minyak : tidak bau, tidak berasa, kental dan mampu
menutup seluruh permukaan dengan rata, tidak mengkilat. Contoh: parafin, pentana, minyak biji kapas
4. Cara Penanganan Telur Utuh yang lain
Pemanasan telur pada suhu 600C selama 10 menit
pembentukan lapisan tipis albumen yang terkoagulasi
F. Susu
Pasteurisasi
holding method
o Dipanaskan pada suhu 650C selama 30 menit
o Suhu di atas 660C menimbulkan flavor susu,
merusak lapisan tipis di sekitar butiran lemak
high temperature short time (HTST)
o Dipanaskan pada suhu 71.70C selama 15-16 detik
G. Ikan dan Hasil Perikanan Lain
Pendinginan Pembekuan
1. Pendinginan :
a. Pengesan (icing)b. Pendinginan dalam udara dingin (chilling in cold air)
c. Pendinginan dalam air (chilling in water) d. Metode pendinginan supra (super chilling)
2. Pembekuan
1. Sharp freezing : pembekuan lambat tidak dianjurkan
2. Air-blast freezing : pembekuan cepat dianjurkan
3. Contact-plate freezing : pembekuan cepat dianjurkan 4. Immersion freezing : pembekuan cepat, dipakai di kapal
penangkapan
5. Cryogenic freezing : pembekuan cepat, hanya dipraktekan untuk udang
Prinsip-prinsip Pengolahan Pangan
Pengolahan Pangan dengan Penggunaan
Panas
Pengolahan Pangan dengan Suhu Rendah Pengolahan Pangan dengan Fermentasi Pengolahan Pangan dengan Bahan
Tambahan Kimiawi
Pengolahan Pangan dengan Penggunaan
Panas
Tujuan :
– Makanan jadi lebih enak – Daya simpan lebih lama
Hal yang diharapkan selama pemanasan : – Destruksi protein
– Perubahan warna – Perubahan flavour – Perubahan tekstur
– Peningkatan daya cerna komponen pangan
Hal yang tidak diinginkan selama pemanasan : – Degradasi nutrient (zat gizi)
Pengolahan Pangan dengan Penggunaan Panas ...
Proses penggunaan panas untuk meningkatkan kelezatan :
– Pembakaran/pemanggangan
– Perebusan
– Penggorengan
Proses penggunaan panas untuk tujuan meningkatkan daya simpan :
– Blanching : pemanasan pendahuluan sebelum proses pembekuan, pengeringan dan
pengalengan
– Sterilisasi : membebaskan pangan dari
mikroorganisme, suhu tinggi dari titik didih air – Pasteurisasi : perlakuan panas pada suhu lebih
Pengolahan Pangan dengan Suhu
Rendah
Tujuan : menghambat laju proses respirasi bahan pangan setelah dipanen
Keuntungan : punya pengaruh paling kecil terhadap perubahan tekstur, rasa dan nilai gizi
Ada 2 jenis:
– Pendinginan (cooling) / refrigerasi : di atas suhu titik beku tapi kurang dari 15 c
– Pembekuan (freezing) : biasa pada suhu -12 c sampai -24 c
Pengolahan Pangan dengan Fermentasi
Merupakan cara memproduksi berbagai
produk yang menggunakan biakan mikroba melalui aktivitas metabolisme aerob dan
anaerob
Hasil fermentasi tergantung jenis bahan pangan (substrat), jenis mikroba dan
lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba
Makanan hasil fermentasi : tempe, roti, tauco, kecap, oncom, terasi, sayur asin, keju,
Keuntungan Fermentasi :
Hasil fermentasi terutama asam dan alkohol dapat mencegah pertumbuhan mikroba
beracun dalam makanan
Bahan pangan yang difermentasi biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dari bahan aslinya, mis : produksi vit b2, vit b12, provitamin a
Pengolahan Pangan dengan Bahan Tambahan Kimiawi
Tambahan kimiawi/food additives : suatu bahan atau campuran bahan yang secara alamiah
tidak terdapat pada makanan, ditambahkan secara sengaja dalam pengolahan
Tujuan :
– Untuk meningkatkan rasa, warna
– Menstabilkan dan memperbaiki tekstur
– Sebagai pengental
– Mencegah pelengketan dan
– Pengkayaan (fortifikasi) makanan dengan vitamin dan mineral
Pemakaian Food Additives Tidak Diperkenankan Apabila :
Untuk menutupi adanya teknik pengolahan Untuk menutupi adanya teknik pengolahan
dan penanganan yang salah
dan penanganan yang salah Untuk menipu konsumenUntuk menipu konsumen
Menyebabkan penurunan nilai gizi produkMenyebabkan penurunan nilai gizi produk Pengaruh yang dikehendaki bisa diperoleh Pengaruh yang dikehendaki bisa diperoleh
dengan pengolahan secara lebih baik yang
dengan pengolahan secara lebih baik yang
secara ekonomis fisibel
Berdasarkan Fungsinya Food Additives Diklasifikasi Sbb :
1.
1. Zat pengawetZat pengawet : : NNa Benzoat, garam,gula, sulfit, a Benzoat, garam,gula, sulfit, nitrat
nitrat 2.
2. Zat pewarnaZat pewarna : :
– AlamiAlami : antosianin, flavonoid, karotenoida, : antosianin, flavonoid, karotenoida,
xanton, khlorofil
xanton, khlorofil
– Identik alamiahIdentik alamiah : betakaroten, cantha : betakaroten, cantha xanthin, karotenal
xanthin, karotenal
– SintetisSintetis : dye (larut air), lake (tidak larut air) : dye (larut air), lake (tidak larut air)
3.
3. Penyedap rasa dan aromaPenyedap rasa dan aroma : msg : msg
4.
4. Zat pemanis sintetisZat pemanis sintetis : sakarin (400), siklamat : sakarin (400), siklamat (30)
Berdasarkan Fungsinya Food Additives
Diklasifikasi Sbb :
5.
5. Zat penjernihZat penjernih larutanlarutan : gelatin, arang aktif, : gelatin, arang aktif, tannin
tannin 6.
6. Pengambang adonan Pengambang adonan : : bikarbonatbikarbonat (
(NNaaHCOHCO3), 3), garam fosfatgaram fosfat
7.
7. Asidulan (zat pengasam)Asidulan (zat pengasam) : asam asetat, : asam asetat, asam laktat, asam fumarat
asam laktat, asam fumarat 8.
8. Zat PemucatZat Pemucat: : Nitrogen oksidaNitrogen oksida, , CCl2, l2, CCllOO2, 2, KBrO
KBrO33
9.
9. Surfaktan Surfaktan : pengemulsi, penstabil (cmc): pengemulsi, penstabil (cmc)
10.
10. AntioksidanAntioksidan : BHA (Butylated Hydroxy : BHA (Butylated Hydroxy Anisol), BHT (Butylated Hydroxy Toluen
Pengolahan Pangan dengan Pengeringan
Prinsip : mengurangi jumlah air dalam pangan dengan cara menguapkan air tsb dengan energi panas mencapai kadar air tertentu shg mikroba dan enzim perusak pangan tidak aktif atau mati Kerugian :
– Mutu pangan menurun karena adanya
perubahan sifat fisik (warna dan bentuk), perubahan sifat kimia dan penurunan nilai gizi
Jenis Pengeringan :
1. Pengeringan Alamiah (Sun Drying)
2. Pengeringan Buatan (Artificial Drying) – Pengering Tungku (Kiln Drier)
– Pengeringan Beku (Freeze Drier) – Pengeringan Terowongan (Tunnel
Drier)
– Pengering Rak Hampa (Vacum Drief Drier)
– Pengering Ban Berjalan (Continous Belt Drier)
Pengaruh Pengeringan Terhadap Nilai Gizi
Konsentrasi protein, karbohidrat, lemak dan mineral meningkat
Vitamin dan zat warna (pigmen) umumnya
rusak atau berkurang
Pemanasan yang terlalu lama dan suhu tinggi
mengakibatkan protein makanan kurang berguna
Pada buah-buahan kerusakan utama adl pada
karbohidratnya : terjadi perubahan warna karena reaksi browning dan karamelisasi
Pada suhu tinggi oksidasi lemak dalam bahan
Mutu Pangan
Gizi
Fisik
Cita rasa
Keamanan (Food Savety)
Jumlah jenis zat gizi
Kuantitas jenis zat gizi
Ketersediaan biologis
Bentuk Ukuran Warna
Tekstur
Rasa
Sosial Ekonomi Budaya Agama Politik Nilai Pangan/Makanan