• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ramdan Ep, Tondok ET, Wiyono S, Hidayat SH, Widodo. 2017. PENGARUH APLIKASI CENDAWAN ENDOFIT TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ramdan Ep, Tondok ET, Wiyono S, Hidayat SH, Widodo. 2017. PENGARUH APLIKASI CENDAWAN ENDOFIT TERHADAP"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERKUMPULAN AGROTEKNOLOGI/AGROEKOTEKNOLOGI INDONESIA (PAGI)

& PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

PROSIDING

Seminar dan Lokakarya Nasional Perkumpulan

Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia (PAGI)

“Dari Lahan Sub Optimal Bersama PAGI Menuju

Kemandirian Pangan Nasional”

(2)

i

PROSIDING

Seminar dan Lokakarya Nasional Perkumpulan

Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia (PAGI)

Dari Lahan Sub Optimal Bersama PAGI Menuju

Kemandirian Pangan Nasional

Surabaya, 22-23 Nopember 2017 Hotel Swiss Bellin Tunjungan Surabaya

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Skretariat: Jl. Raya Telang PO BOX 2 Kamal, Bangkalan Madura

(3)

ii

PROSIDING

PAGI

Seminar dan Lokakarya Nasional Perkumpulan

Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia (PAGI)

Penerbit dan Panitia tidak bertanggung jawab terhadap kebenaran, kesalahan, keakuratan isi, dan akibat yang diakibatkan oleh penggunaan sebagian atau

seluruh materi makalah dalam prosiding ini. Pengutipan, pengambilan, penggunaan, atau penerbitan kembali sebagian atau seluruh materi makalah dalam

prosiding ini hanya dapat dilakukan atas ijin penulis yang bersangkutan. Penerbit dan Panitia seminar dan lokakarya nasional tidak bertanggung jawab secara

hukum atas akibat yang mungkin dihasilkan.

ISBN 978-602-73476-3-2

DIPUBLIKASIKAN OLEH:

Program Studi Agroteknologi

(4)

iii PROSIDING

Seminar dan Lokakarya Nasional Perkumpulan Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia (PAGI).

Dari Lahan Sub Optimal Bersama Pagi Menuju Kemandirian Pangan Nasional. Universitas Trunojoyo Madura, Kamal-Bangkalan-Madura, Indonesia.

PANITIA

Penanggung Jawab : Dr. Ir. Gita Pawana. MSi Ketua : Dr. Ir. Eko Murniyanto, MP

Sekretaris : Diana Nurus Sholehah, S.Farm. MSi. Bendahara : Miftahol Arifin, S.Kom

Sie Kesekretariatan : Syaiful Khoiri, SP. MSi Yusy Purwaningsih, SP Sie Acara : Drs. H. Kaswan Badami, MSi

Dr. Ir. A. Arsyadmunir, MS Dr. Achmad Amzeri, SP. MP Dr. Ir. RA. Sidqi Zaed ZM, MS Nur Kholis Firdaus, SP, MSc Sie Konsumsi : Rosasi Dwi Alianti, Amd

Ir. Sinar Suryawati, MSi Sie Perlengkapan : Ir. Suhartono, MP

Edy Suryono, SP

Ir. Ahmad Djunaedi, MP Sie Pubdekdok : Nurul Hidayat, SP

Reviewer & Editor : Dr. Agr. Eko Setiawan, SP, MSi Ir. Slamet Supriyadi, MSi Nurholis, SP, MSi

ISBN : 978-602-73476-3-2 Cetakan Pertama : Pertama, Februari 2018

Penerbit:

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang, PO. Box. 2 Kamal, Bangkalan-Madura.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Hom swasti astu.

Salam sejahtera bagi yang lain

Alhamdulillahirobbilálamiin, sepantasnya dihaturkan keharibaan Illahi Robbi, dzat pemberi pertolongan dan kemudahan bagi sekalian kehidupan, termasuk persiapan hingga terselenggaranya Seminar dan Lokakarya Nasional (Semloknas) Perhimpunan Agroteknologi/ Agroekoteknologi Indonesia (PAGI) di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, yang ditempatkan di Hotel Bell-Inn Surabaya.

Tema Seminar Nasional yang ditetapkan adalah “Dari Lahan Sub Optimal

Bersama PAGI Menuju Kemandirian Pangan Nasional”, sehingga akan dipaparkan karya ilmiah yang berupa konsep dan hasil penelitian yang berkaitan dengan teknologi dan inovasi bioenergi, budidaya, pengelolaan lahan, pengendalian OPT hingga mitigasi perubahan iklim. Lokakarya Nasional juga

menetapkan tema yaitu “Pengembangan Kurikulum Prodi

Agroteknologi/Agroekoteknologi Menuju Percepatan Pembentukan Lulusan

Berdaya Saing Global”. Terdapat 3 (tiga) materi utama dan 45 materi penunjang

dalam Semnas serta 3 (tiga) materi utama dalam Lokakarya. Disamping itu pada hari ke dua akan dihantarkan para peserta untuk mengenal Pulau Madura lebih dekat melalui destinasi wisata alam, kuliner dan religi.

Sangat membanggakan dan sepantasnya diucapkan penghargaan kepada peserta seminar mengingat Semnas ini diikuti dari Perguruan Tinggi yang berasal dari Provinsi Sumut, Sumbar, Riau, Kepulauan Riau (Babel), Kalteng, NTB, NTT (Maumere Timor), Banten, DKI, Jabar, Jateng, DIY dan Jatim. Lokakarya diikuti Kaprodi dan Sekprodi Agroteknologi/ Agroekoteknologi PT se Indonesia, kami sampaikan selamat datang dan terima kasih. Kesempatan yang membahagiakan ini disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada kepala daerah, Dirjen Belmawa, Rektor UTM, Sekjen PAGI, Pemateri utama, segenap panitia serta pendukung kegiatan Semloknas Tahun 2017. Dengan kerendahan hati kami mohon maaf apabila dalam pelaksanaan kegiatan ini masih terpandang banyak kekurangannnya. Selanjutnya memohon kepada pimpinan kiranya berkenan memberikan sambutan sekaligus membuka acara ini.

(6)

v

SAMBUTAN REKTOR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera buat kita semua

Yang terhormat

 Dirjen Bilmawa Kemenristekdikti, Bapak Prof. Dr. Intan Ahmad

 Sekjen PAGI, Bapak Prof. Dr. Ir. Hadiwiyono, MSi.

 Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura

 Pembicara Lokakarya dan Pemateri Utama Seminar Nasional

 Para Pemakalah penunjang dan undangan yang berbahagia

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat dan hidayahnya sehingga kita dapat menghadiri acara Seminar dan Lokakarya Nasional PAGI. Disamping itu kami sampaikan Selamat Datang di Universitas Trunojoyo Madura, namun dengan pertimbangan kemudahan jangkauan peserta kegiatan ini kita tempatkan di Surabaya.

Bapak/Ibu Hadirin yang saya hormati

Berkurangnya lahan produktif menjadi permasalahan nasional dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Lahan pertanian yang ada saat ini tidak kesemuanya berproduksi optimal, banyak kendala diantaranya masalah kesuburan, ketersediaan air, pengelolaan serta konservasi untuk mendukung daya produksi. Disisi lain Negara indonesia memiliki sekitar 86,24% lahan pertanian berupa sub optimal. Salah satu yang menjadi keterbatasan di beberapa wilayah adalah pengelolaan dan pemanfaatan lahan sub optimal masih belum terkelola dengan baik.

Selama ini lahan sub optimal identik dengan keterbelakangan, kemiskinan, pengangguran, dan rawan pangan. Hal tersebut adalah potret umum daerah pertanian lahan sub optimal, meskipun tidak semuanya benar. Dengan keterbatasan air, kesuburan kimia dan biologi, lahan sub optimal masih mempunyai potensi diantaranya tanaman penghasil metabolit sekunder untuk bahan baku industry obat, kosmetik, pangan specific dan lainnya. Permasalahan tersebut mendorong para ilmuan untuk menciptakan dan menerapkan teknologi dan inovasi yang tepat. Karenanya tepat jika Seminar Nasional ini mengambil

tema : “Dari Lahan Sub-optimal Bersama PAGI Menuju Kemandirian Pangan

(7)

vi

Kami sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada pemateri utama, yaitu Prof. Dr. Hadiwiyono dari PAGI, Dr. Marga Mandala dari Unej dan Dr. Achmad Amzeri dari UTM serta para pemakalah penunjang atas konsep dan hasil penelitiannya di Lahan Sub-optimal. Kita harapkan hal-hal tersebut dapat menjadi wahana komunikasi untuk saling tukar informasi serta penanganan lahan sub-optimal bagi kesejahteraan pemilik/ petani, sekaligus menunjang kemandirian pangan nasional.

Bapak/Ibu Hadirin yang berbahagia

Sebagai lembaga pendidikan, kita dituntut menghasilkan lulusan yang analisis, professional disamping kompetensi yang sesuai dengan tuntutan pengguna. Pengguna lulusan Perguruan Tinggi (PT) khususnya

Agroteknologi/Agroekoteknologi dihadapkan pada kebijakan “yang terbatas” di

Kementerian khususnya Kementerian Pertanian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan institusi swasta. Ragam profesi menuntut kompetensi yang beragam pula, disinilah menjadi tantangan bagi para pengelola program studi, pengelola fakultas hingga kemenristekdikti untuk merancang kurikulum yang dapat mengakomodasi ragam tersebut.

Lebih dari itu, kebutuhan dan penyediaan pekerjaan juga menjadi tantangan yang tidak kalah pentingnya. Kebutuhan tenaga kerja menyangkut banyak sector dan sepertinya belum terkoordinasi, hal ini makin memprihatinkan jika semua sector (kementerian, BUMN dan swasta) belum mengetahui Agroteknologi/ Agroekoteknologi. Gejala tersebut dapat ditunjukkan lulusan Agroteknologi/ Agroekoteknologi hanya dapat menempati jabatan sebagai pengawas benih di lingkungan Kementan, sedangkan lulusan lainnya dalam lingkup budidaya pertanian lebih banyak. Tidak dipungkiri bahwa kebijakan pendidikan di lingkungan Kemenristekdikti diarahkan menciptakan pekerjaan (bukan mencari pekerjaan/ wiraswasta), namun lagi-lagi kebijakan dan atau regulasi untuk memberikan ruang juga terbatas. Jika ini semua, kedepan, dapat diagendakan oleh PAGI maka dapat menghasilkan sumbangan pemikiran bagi pemerintah dan bagi anggotanya untuk mempersiapkan pendidikan yang lebih baik. Meskipun demikian, tidak ada sesuatu hal yang sia-sia, sub tema yang telah ditetapkan dalam lokakarya kali ini kita harapkan menghasilkan pengembangan kurikulum yang match dengan dunia kerja, baik secara nasional hingga global.

(8)

vii

Akhirnya, selamat berseminar dan berlokakarya serta menikmati destinasi wisata alam, wisata kuliner dan wisata religi di Pulau Madura.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Rektor

(9)

viii

DAFTAR ISI

Cover i

Kata Pengantar iv

Sambutan Rektor v

Daftar Isi viii

Makalah Utama 1

Strategi Pengelolaan Keberlanjutan Kesuburan pada Lahan Sub Optimal

Marga Mandala 2

Virulence and Genetic Diversity of Fusarium oxysporum f. sp. cepae of Isolated Originated from Tawangmangu, Karanganyar, Central Java

Zainal D. Fatawai, Salim Widono, Hadiwiyono 5

Perakitan Varietas Jagung pada Lahan Sub Optimal

Achmad Amzeri 7

Makalah Penunjang 10

Aspek Kebijakan 11

Pemberdayaan Kelompok Tani Melalui Pemanfaatan Buah dan Limbah Biji Pepaya (Carica Papaya) dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Petani di Kabupaten Lebak Provinsi Banten

Andi Apriany Fatmawaty, Palmawati Tahir, Nuniek Hermita 12

Sumber Daya Lahan dan Lingkungan 19

Tinjauan Pengelolaan Kesuburan Tanah Sesuai Kaidah Konservasi di Wilayah Desa Petarangan, Kab Temanggung, Jawa Tengah

Inkorena G.S.Sukartono, Etty Hesthiati, Tri waluyo, Syaiful Hidayat,

Vicky Try A 20

Peningkatan Produktivitas Lahan Kering Melalui Intensitas Tanam dengan Tanaman Kacang Hijau (Vignaradiata L.)

Ahmad Arsyadmunir 28

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) dan Jagung (Zea mays L.) pada Pola Tumpang Sari dengan Berbagai Waktu Tanam dalam Dua Musim Tanam pada Dataran Rendah

Indra Dwipa 42

Prediksi Erosi dan Tingkat Bahaya Erosi Pertanaman Hortikultura pada Lahan Berlereng di Hulu DAS Jeneberang

(10)

ix

Evaluasi Kesuburan Beberapa Jenis Tanah di Perkebunan Tebu

Amran Jaenudin, Maryuliyanna 68

Aspek Potensi Hayati, Bahan Tanam, Persiapan Lahan, dan Penanaman 86

Ketahanan Padi Varietas Lokal terhadap Hawar Daun Bakteri

Dwiwiyati Nurul Septariani, Hadiwiyono, Supyani, Mohammad Nur

Udin 87

Kajian Karakter Fisiologi Beberapa Varietas Kacang Panjang (Vigna

sesquipedalis L. Fruwirth)dan Toleransinya Terhadap Cekaman Kekeringan

Mahayu Woro Lestari, Sugiarto, Maria Ulfah 96

Uji Ketahanan Beberapa Genotip Jagung (Zea mays L.) Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)

Kaswan Badami, Achmad Amzeri 107

Penggunaan Thidiazuron dan Arang Aktif pada Induksi Tunas Vanda tricolor

secara In Vitro

Innaka Ageng Rineksane, Gatot Supangkat, Agung Astuti 113

Kajian Potensi Elaeidobius kamerunikus Faust (Coleoptera: Curculionidae)

dan Thrips hawaiiensis Morgan (Thysanoptera:Thripidae) sebagai Agen

Polinator pada Tanaman Kelapa Sawit

Siska Efendi, Dewi Rezki 122

Pengembangan Genotipe Jagung Toleran Kekeringan dan Umur Genjah di Lahan Kering Marginal

St. Subaedah, Saida, Sudirman Numba 132

Eksplorasi dan Aplikasi Mikoriza Sebagai Masukan Teknologi Pupuk Hayati Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Mutu Melon

Muhammad, Haris Setyaningrum 144

Respons Dua Genotipe Kedelai Terhadap Aplikasi Alfa Tokoferol pada Kondisi Cekaman Salinitas

Nini Rahmawati, Revandy I. M. Damanik 156

Pengaruh Aplikasi Cendawan Endofit Terhadap Pertumbuhan Bibit Cabai Evan Purnama Ramdan, Efi Toding Tondok, Suryo Wiyono, Sri

Hendrastuti Hidayat, Widodo 165

Potensi Buah Mangrove Apel (Sonneratia alba) sebagai Insektisida Nabati Victor George Siahaya, Trijunianto Moniharapon, Meigy Nelce

(11)

x

Aspek Air, Pupuk, Hormon, Pangkas, dan Organisme Pengganggu

Tanaman 186

Peran Aplikasi Kitosan dan Asam Salisilat terhadap Produksi Kedelai

Yaya Hasanah, Mariani Sembiring, Rijalul Afkar 187

Pengaruh Pemberian Kompos Jerami dan Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Ciherang Serta Intensitas Penyakit Hawar Bakteri

R. Eviyati 195

Efektivitas Waktu Aplikasi dan Dosis Trichoderma sp sebagai Pengendali Penyakit Layu Fusarium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Akhmad Rezki, Nurul Hidayati, Fahruddin Arfianto, Pienyani

Rosawanti 206

Pengaruh Pupuk Organik Limbah Jarak Pagar terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Wijen (Sesamum indicum L.)

Roni Syaputra, Suminar Dyah Nugra Heni, Yoga Anggaga Yogi Titiek Yulianti

215

Induksi Tunas Andalas (Morus macroura Miq.) Jantan Secara in vitro pada Media dengan Zat Pengatur Tumbuh Berbeda untuk Mempersiapkan Kebun Induk

Aswaldi Anwar, Koni Rahmadia, Yusniwati, Armansyah, Aprizal

Zainal 224

Pengaruh Pupuk Organik dan Jarak Tanam Terhadap C-Organik Populasi Jamur Tanah dan Bobot Kering Akar serta Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada Inceptisols Jatinangor Sumedang

Ida Adviany, Suli Suswana, Dick Dick Maulana 234

Pengaruh Aplikasi Boron pada Pembungaan Berbagai Kultivar Bawang Merah (Allium cepa L. Aggregatum group) pada Dataran Rendah

Alfu Laila, Lutfy Ditya Cahyanti 249

Karakterisasi Pupuk Organik Limbah Jarak Pagar (Jatropha curcas)

Berdasarkan SNI

Roni Syaputra, Titiek Yulianti 257

Pengaruh Pupuk ZA dan Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil

(12)

xi

Respons Tanaman Jagung (Zea mays) Akibat Aplikasi Jarak Tanam dan Pemberian Pupuk Anorganik yang Berbeda

Endang Kantikowati, Asep Yaya Komajaya, YudiYusdian, Siti

Winarti Utami 281

Pertumbuhan Tanaman Kedelai Hitam dengan Pemberian FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)

Rama Adi Pratama, Kiki Zakiah 287

Pengaruh Peningkatan Takaran Pupuk Buatan dan Kompos Jegpit (Jerami Gandum Plus Titonia) Terhadap Produksi Tanaman Gandum (Triticum

aestivum L.) pada Inceptisol

Agustian, Imra, Eti Farda Husin, Syafrimen Yasin 292

A Population of Goosegrass (Eleusine indica) from Oil Palm Field Resistant to Glyphosate and Paraquat

301 Edison Purba

Pertumbuhan dan Produksi Baby Corn pada Kombinasi Media Tanam dan Dosis Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)

Nirwana, Suryanti HS 308

Uji 4 Varietas Kedelai (Glycine Max L.) Terhadap Pemberian Herbafarm

T. Edy Sabli, Mardaleni, Selvia Sutriana, Maruli Tua 316

Aspek Panen dan Penanganan Lepas Panen 326

Daya Simpan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) pada Perlakuan Pelapisan

327 Yenisbar, Luluk Prihastuti EW, Mufti Ali Iskandar

Pengaruh HCL terhadap Reduksi Kalsium Oksalat pada Iles-Iles

(Amorphophallus muelleri)

Kisroh Dwiyono, Ikna S Jalip, Annastasya Rahmadhani 347

Karakteristik Fisik beberapa Jenis Klon Biji Kakao pada Berbagai Lama Fermentasi

(13)

165

PENGARUH APLIKASI CENDAWAN ENDOFIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI

Evan Purnama Ramdan1, Efi Toding Tondok2, Suryo Wiyono 2, Sri Hendrastuti Hidayat2, Widodo2

1.Staff Pengajar Universitas Gunadarma, Depok 16424 2.Staf Pengajar Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680

Alamat Korespondensi : Program Studi Agroteknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma. Jalan Margonda Raya 100 Pondok Cina, Depok.

No HP: 085777886807, Email: [email protected]

ABSTRAK

Cendawan endofit telah diketahui memiliki hubungan spesifik dengan inangnya, baik sebagai agens hayati untuk mengendalikan penyakit pada tanaman maupun agens pemacu pertumbuhan. Delapan cendawan endofit yang berasal dari tanaman cabai (Capsicum annum) telah diseleksi berdasarkan uji patogenisitas, kemudian diuji terhadap pertumbuhan bibit cabai. Suspensi cendawan endofit diuji pada konsentrasi 2.8 x 106 cfu mL-1 untuk dua tahap aplikasi. Tahap pertama, suspensi cendawan endofit diaplikasikan melalui perendaman benih, yaitu 100 butir cabai dalam 100 mL suspensi cendawan endofit. Tahap kedua, suspensi cendawan endofit diaplikasikan melalui penyiraman, yaitu 10 mL suspensi cendawan endofit per tanaman di sekitar perakaran. Parameter pertumbuhan tanaman yang diamati meliputi pengukuran tinggi tajuk dan jumlah daun pada satu minggu setelah bibit pindah tanam; sedangkan pengukuran panjang akar, bobot basah dan kering biomassa dilakukan pada empat minggu setelah pindah tanam. Pengamatan terhadap parameter pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa aplikasi cendawan endofit mennyebabkan penambahan tinggi tajuk dan panjang akar, berturut-turut sebesar 39.9 – 56.1% dan 24.1 – 33.3%; serta peningkatan bobot basah dan kering bibit cabai, berturut-turut 44.2 – 73.9% dan 29.7 – 69.7%.

Kata kunci : Agens hayati, agens pemacu pertumbuhan, Capsicum annum, uji patogenisits

ABSTRACT

Endophytic fungi have been known to have a specific relationship with its plant host, i.e. as a biological control agent to control plant disease or as plant growth-promoting agents. Eight endophytic fungi was isolated from chili plants (Capsicum annum) and selected based on pathogenicity test before application on

chili seedlings. Endophytic fungi was tested on 2.8x106 cfu mL-1 concentration in

(14)

166

four weeks after transplanting. It was observed that application of endophytic

fungi improved plant height and root length by 39.9 – 56.1% and 24.1-33.3%,

respectively; as well as fresh and dry weight of chili seedlings by 44.2 - 73.9% and 29.7 - 69.7%, respectively.

Keywords: Biological control agent, Capsicum annum, endophytic fungi, plant growth promoting agent

PENDAHULUAN

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura utama yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Peningkatan produksi cabai masih menemui kendala, baik dalam pemilihan benih, serangan hama dan penyakit, serta kultur teknis. Kementan RI (2017) melaporkan bahwa produksi cabai besar di Indonesia pada tahun 2016 hanya meningkat 0.04% dari tahun 2015, sedangkan produktivitas cabai nasional -2.05%. Angka tersebut tentu masih rendah dibandingkan dengan kebutuhan terhadap cabai. Marnita et al. (2017) melaporkan bahwa produktivitas tanaman yang menurun dapat disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik, seperti cuaca dan organisme pengganggu tanaman.

Beberapa upaya untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman diantaranya penggunaan unsur hara, zat pengatur tumbuh, dan penggunaan mikroba bermanfaat (Sutriati dan Saufan, 2012; Agustiansyah et al. 2013; Arinasa, 2015; Marpaung dan Hutabarat, 2015). Mikroba yang sedang banyak diteliti manfaatnya adalah cendawan endofit (CE), baik sebagai agens hayati maupun agens pemacu pertumbuhan tanaman. CE merupakan cendawan yang hidup dalam jaringan tanaman inang tanpa menimbulkan gejala penyakit (Schulz dan Boyle, 2005). Keberadaan CE pada inangnya mempunyai hubungan spesifik, seperti promosi pertumbuhan tanaman dan ketahanan tanaman terhadap patogen (Arnold et al.,

2003; Kavroulakis et al., 2007; Ganley et al., 2008).

CE asal tanaman cabai telah dilaporkan sebagai agens hayati untuk P.

capsici secara in vitro, F. oxsporum, antraknosa, dan layu bakteri (Paul et al.,

2012; Asniah et al., Istikorini, 2008; Irawati et al. 2016). Sementara sebagai agens pemacu pertumbuhan, CE telah dilaporkan mampu memicu pertumbuhan benih cabai saat perkecambahan yang ditunjukkan dengan penambahan tinggi tajuk dan panjang akar (Ramdan et al., 2013; Irawati et al., 2017). Marnita et al. (2017) telah melakukan pengujian CE Penicillium sp., Rhizoctonia sp., dan Geotrichum

sp. dengan berbagai metode (perendaman benih, perendaman akar, penyemprotan daun dan penyemprotan buah) dengan hasil yang baik terhadap pertumbuhan dan produksi cabai. Malinowski dan Belesky (2000) menyatakan bahwa cara kerja CE di alam tidaklah tunggal tetapi dalam komunitas untuk menghasilkan multi-mekanisme yang melindungi inangnya dari lingkungan biotik dan abiotik yang tidak mendukung. Peluang untuk memaksimalkan potensi CE masih terbuka baik melalui kombinasi perlakuan, cara aplikasi yang tepat, formulasi yang mendukung dan perawatan tanaman yang tepat.

(15)

167

karena itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan khazanah keilmuan mengenai manfaat CE sebagai agens pemacu pertumbuhan tanaman.

METODE PENELITIAN

Penyiapan Isolat Cendawan Endofit

CE yang digunakan terdiri dari delapan isolat, yaitu Aspergillus galur HAG1, Penicillium galur PAB2, Penicillium galur MAG1, Fusarium galur MAGR1, hifa steril HAJ1, hifa steril HAJ2, hifa steril PBG7, dan isolat CBG5. Kedelapan cendawan endofit merupakan kultur koleksi dari Laboratorium Mikologi IPB yang sebelumnya telah teruji tidak patogenik dan memiliki potensi memacu pertumbuhan benih pada perkecambahan (Ramdan et al., 2013).

Pembuatan Suspensi Cendawan Endofit

CE yang diaplikasikan pada penelitian ini terdiri dari CE yang memproduksi konidia dan berupa hifa steril, sehingga penyiapan suspensinya berbeda. Pada CE yang membentuk masa konidia dilakukan pemanenan kondia dengan cara menambahkan 10 mL akuades steril pada koloni CE yang ditumbuhkan pada medium Potato Dextrose Agar (PDA). Pada permukaan medium digosok menggunakan jarum ose untuk memisahkan konidium. Sementara pada CE yang berupa hifa steril dilakukan pemanenan propagul hifa dengan cara menumbuhkan terlebih dahulu CE pada medium Potata Dextrose Broth (PDB) yang diinkubasi selama 7 hari pada shaker dengan kecepatan 130 rpm. Kumpulan miselium yang tumbuh dipisahkan dari PDB dan dibilas dengan akuades steril sebanyak 3 kali. Kemudian dimasukkan ke dalam 100 mL akuades steril dan dihancurkan menggunakan homogenizer Ika Turrax T18 Basic pada kecepatan 3..500 – 24.000 rpm selama 5 menit hingga didapatkan suspensi yang relatif homogen. Konesentrasi CE yang digunakan ialah 2.8 x 106 cfu mL-1.

Aplikasi Cendawan Endofit

Benih cabai yang digunakan berasal dari varietas Gelora, yang terlebih dahulu disterilisasi permukaan menggunakan NaOCL 1% selama 2 menit, kemudian dibilas dengan akuades steril sebanyak 2 kali. Setiap 100 butir benih direndam dalam 100 mL suspensi CE selama 15 jam, kemudian disemai pada baki semai dengan medium semai komersial. Pada saat bibit cabai mencapai umur 3 minggu setelah semai (MSS). CE diaplikasikan kembali dengan penyiraman suspensi sebanyak 10 mL per tanaman di sekitar perakaran. Akuades steril digunakan sebagai kontrol untuk perlakuan perendaman dan penyiraman. Pada umur 4 MSS benih cabai dipindah tanam ke polybag yang berisi media tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Pemeliharaan bibit dilakukan dengan penyiraman tanaman secara berkala.

Variabel Pengamatan

(16)

168

Sementara panjang akar, bobot basah dan bobot kering biomassa diukur pada akhir pengamatan pada tanaman berumur 4 minggu setelah pindah tanam (MSPT). Panjang akar diukur dari pangkal batang sampai ujung akar, sedangkan bobot kering diukur setelah tanaman dikeringkan pada oven selama tiga hari dengan suhu 60 oC.

Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan ulangan sebanyak 3 kali, setiap perlakuan terdiri dari 3 bibit. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program SAS versi 9.1. Perlakuan yang menunjukkan beda nyata diuji lanjut dengan uji selang berganda Duncan pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aplikasi CE menunjukkan respon yang berbeda terhadap pertumbuhan bibit cabai (Tabel 1). Hasil analisis ragam menjukkan ada 5 CE (Penicillium galur PAB2, hifa steril HAJ1, hifa steril HAJ2, hifa steril PBG7, dan isolat CBG5) yang memiliki pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertambahan tinggi bibit cabai dengan penambahan tinggi bibit sebesar 39.9–56.1%. Hal ini diduga CE mempunyai kemampuan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan memproduksi sejumlah metabolit pemacu tumbuh. Metabolit yang telah dilaporkan mampu diproduksi oleh cendawan endofit adalah indole acetic acid

(IAA) giberelin, auksin, dan sitokinin (Dai et al. 2008; Hamayun et al. 2010; Khan et al. 2012).

Gambar 1. Tinggi bibit cabai selama 4 minggu setelah pindah tanam

Peningkatan pertumbuhan tanaman oleh CE juga diduga adanya transfer nutrisi yang diperoleh secara saprofitik dari rhizosfer, karena adanya perpanjangan hifa dari silinder vascular ke rhizosfer. Caldwell et al. (2000) menyebutkan bahwa CE bersepta gelap mampu mengakses karbon, nitrogen, dan fospor dari rhizosper menjadi tersedia bagi inang. Penambahan tinggi tanaman dimulai pada minggu ketiga setelah pindah tanaman, sedangkan pada minggu

0

Umur tanaman (minggu setelah pindah tanam)

(17)

169

pertama dan kedua setelah pindah tanaman penambahan tinggi masih belum terlihat perbedaan yang signifikan (Gambar 1).

Pengamatan jumlah daun menunjukkan tidak terdapat beda nyata antara aplikasi CE dengan kontrol (Tabel 1). Hal ini diduga karena umur bibit cabai pada saat pengamatan berlangsung masih muda, sehingga pertumbuhan dan perkembangan sel daunnya belum tumbuh dengan sempurna. Meskipun demikian, hasil pengamatan mingguan menunjukkan jumlah daun bibit cabai yang diberi aplikasi endofit cenderung lebih banyak dibandingkan dengan kontrol (Gambar 2). Jumlah daun paling besar ditunjukkan oleh bibit cabai yang diberi aplikasi CE hifa steril HAJ2 dan hifa steril HAJ1. Sementara jumlah daun yang lebih rendah ditunjukkan oleh bibit cabai yang tidak diberi perlakuan (kontrol) sebesar 14.0 buah.

Gambar 2. Jumlah daun selama 4 minggu setelah pindah tanam

Hasil pengukuran bobot basah dan bobot kering biomassa menunjukkan bahwa cendawan endofit memberikan pengaruh terhadap bobot dari bibit cabai (Gambar 3). Perlakuan cendawan endofit menunjukkan bertambahnya bobot basah dari bibit cabai sebesar 44.2– 73.9% dibandingkan dengan. Bobot basah yang paling tinggi ditunjukkan oleh perlakuan hifa steril PBG7, diikuti oleh isolat CBG5, Penicillium galur MAG1, dan hifa steril HAJ2.

Seiring dengan penambahan bobot basah bibit, bobot kering bibit juga mengalami peningkatan bobot sebesar 29.7 – 69.7% dibandingkan dengan kontrol. Bobot basah yang paling tinggi ditunjukkan oleh CE hifa steril PBG7,

Fusarium galur MAGR1 dan hifa steril HAJ2. Koloniasi CE telah ditemukan yang

menemukan bahwa kolonisasi cendawan endofit non-sporulasi mampu meningkatkan biomassa akar peppermint (Mucciarelli et al., 2003), dan bobot

Umur tanaman (minggu setelah pindah tanam)

(18)

170

Isolat cendawan endofit

Bobot basah Bobot kering

Gambar 3. Bobot basah dan kering bibit cabai setelah pemberian cendawan endofit

Sementara itu panjang akar bibit cabai berdasarkan analisis ragam menunjukkan adanya perbedaan nyata antara perlakuan dengan kontrol (Tabel 1), dengan peningkatan panjang akar sebesar 24.1 – 33.3%. Akar yang paling panjang ditunjukkan oleh bibit cabai yang diberi perlakuan hifa steril HAJ1 diikuti oleh hifa steril HAJ2 dan hifa steril PABG7. Vasudevan et al. (2002) melaporkan bahwa pada varietas padi IR 24, IR 50, dan Joythi terjadi peningkatan panjang akar setelah pemberian endofit, masing-masing sebesar 47.8; 46.9; dan 44.0%. Sesuai dengan laporan Schulz (2006) kolonisasi akar bibit Larix deciduas oleh cendawan endofit P. fortinii dan Cryiptosporiopsis sp. signifkan dalam meningkatkan tinggi tajuk, panjang akar, serta bobot kering akar dan tajuk.

Tabel 1 Pengaruh cendawan endofit terhadap respon pertumbuhan tanaman Kode isolat Tinggi tajuk

(cm)1,2 Jumlah daun

Panjang akar (cm)

Aspergillus galur HAG1 29.8±3.7ab 15.7±2.9a 17.7±1.8a

Penicillium galur PAB2 34.8±4.3a 14.7±0.6a 17.7±1.6a

Penicillium galur MAG1 29.3±2.2ab 14.3±1.5a 16.7±1.3ab

Fusarium galur MAGR1 30.8±6.7ab 14.3±0.6a 17.2±1.9a

Hifa steril HAJ1 31.2±4.5a 16.0±2.6a 18.8±0.8a Hifa steril HAJ2 32.8±3.5a 16.3±2.1a 18.0±2.6a Hifa steril PBG7 34.7±3.7a 15.7±1.1a 18.0±1.7a Isolat CBG5 32.7±4.0a 15.7±0.6a 17.5±0.9a Kontrol 22.3±7.0b 14.0±0.0a 14.1±1.5b Keteranagan: 1rataan±standar deviasi, 2Angka-angka pada kolom yang sama yang

diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang Duncan).

KESIMPULAN

(19)

171

panjang akar (24.1 – 33.3%), serta bobot basah (44.2 – 73.9%) dan bobot kering (29.7 – 69.7%). Sementara CE yang konsisten mempengaruhi pertumbuhan bibit cabai yaitu Penicillium galur PAB2, Hifa steril HAJ1, Hifa steril HAJ2, Hifa steril PBG7, dan isolat CBG5.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini didanai melalui Hibah Penelitian Unggulan Strategis Nasional, Direktorat Perguruan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2011–2012.

DAFTAR PUSTAKA

Arnold AE, Mejia LC, Kyllo D, Rojas EI, Maynard Z, Robbins N, Herre EA. 2003. Fungal endophytes limit pathogen demage in a tropical tree. PNAS. 100:15649-15654.

Asniah, Lestari D, Mariadi, Darlian L. Potensi cendawan endofit nonpatogen asal akar tanaman cabai (Capsicum annuum L.) sebagai biofungisida patogen

Fusarium oxysporum. Agriplus. 24(2): 177-183.

Caldwell BA, Jumpponen A, Trappe JM. 2000. Ulitization of major detrital subrates by dark-septate, root endophytes. Mycologia. 92:230-232.

Dai C, Yu B, Li X. 2008. Screening of endophytic fungi that promote the growth

of Euphorbia pekinensis.Afr J Biotechnol. 7:3505-3510.

Ganley RJ, Sniezko RA, Newcombe G. 2008. Endophyte-mediated resistance against white pine blister rust in Pinus monticola. Forest Ecology and

Management. http://www.cnr.uidaho.edu/crissp/CRISSP%20pdf/Ganley,%

20R.%20Endophytemediated%20resistance%20against%20white%20pin %20blister%20rust%20publication.pdf. diakses tanggal 2012 Jun 2010.

Hamayun M, Khan SA, Khan AL, Tang DS, Hussain J, Ahmad B, Anwar Y, Lee IJ. 2010. Growth promotion of Cucumber by pure cultures of gibberellins-producting Phoma sp. GAH7. J Microbiol Biotechnol. 26:889-894.

Irawati AFC, Sastro Y, Sulastri, Suhartono MT, Mutaqin KH, Widodo. 2016. Cendawan endofit yang potensial meningkatkan ketahanan cabai merah terhadap penyakit layu bakteri. J Fitopatol Indones.12(4):133–141.

(20)

172

Kavroulakis N, Ntougias S, Zervakis GI, Ehaliotis C, Haralampidis K, Papadopoulou KK. 2007. Role of ethylene in the protection of tomato plants against soil-borne fungal pathogens conferred by an endophitic

Fusarium solani strain. J Exp Bot. 58:3853-3864.

Khan SA, Hamayun M, Khan AL, Lee IJ, Shinwari ZK, Kim J. 2012. Isolation of plant growth promoting fungi from dicots inhabiting coastal sand dunes of Korea. J. Bot. 44:1453-1460.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia [Kementan RI]. 2017. Produktivitas Cabai Besar Menurut Provinsi 2012-2016. http://www.pertanian.go.id/Datatahun/HortiATAP2016/Produktivitas%20 Cabai%20Besar.pdf. Diakses tanggal 13 November 2017.

Khan SA, Hamayun M, Khan AL, Lee IJ, Shinwari ZK, Kim J. 2012. Isolation of plant growth promoting fungi from dicots inhabiting coastal sand dunes of Korea. J. Bot. 44:1453-1460.

Marnita Y, Lisnawita, Hasanuddin. 2017. Potensi jamur endofit terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai. Jurnal Pertanian Tropik.

4(2):1-12.

Mucciarelli M, Scannerini S, Bertea C, Maffei M. 2003. In vitro dan in vivo

peppermint (Mentha piperita) growth promotion by nonmycorrhizal fungal colonization. New Phytol. 158:579-591.

Paul NC, Deng JX, Sang HK, Choi YP, Yu SH. 2012. Distribution and antifungal activity of endophytic fungi in different growth stages of chili pepper

(Capsicum annuum L.) in Korea. Plant Pathol J. 28:10–19.

Ramdan EP, Widodo, Tondok ET, Wiyono S, Hidayat SH. 2013. Cendawan endofit nonpatogen asal tanaman cabai dan potensinya sebagai agens pemacu pertumbuhan. J Fitopatol Indones. 9(5):138–144.

Schulz B. 2006. Mutualistic Interactions with fungal root endophytes. Di Dalam: Di dalam: Schulz BJE, Boyle CJC, Sieber TN, editor. Microbial root

endophytes. Berlin (DE): Springer-verlag. hlm 261-279.

(21)

173

Varma A, Singh A, Sahay NS, Sharma J, Roy A, Kumari M, Raha D, Thakran S, Deka D, Bharti K, Hurek T, Blechert O, Rerer KH, Kost G, Hahn A, Maier W, Walter M, Strack D, Kranner I. 2000. Piriformospora indica: an axenically culturable mycorrhiza-like endosymbiotic fungus. Di dalam: Hock B, editor. The Mycota, vol IX. New York (US): Springer. hlm 125-150.

Gambar

Gambar 1. Tinggi bibit cabai selama 4 minggu setelah pindah tanam
Gambar 2. Jumlah daun selama 4 minggu setelah pindah tanam
Gambar 3. Bobot basah dan kering bibit cabai setelah pemberian cendawan endofit

Referensi

Dokumen terkait