• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Ventilasi Silang pada Ruang T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penggunaan Ventilasi Silang pada Ruang T"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Sistem Ventilasi Silang pada Ruang Keluarga Rumah

Tropis

Djayanti Arum Sari (100113542), Lidya Otte (100113643), Ruth Cahayanti S (100113635), Melissa Sharon R (100113704)

Abstrak

Indonesia is a country that has a tropical climate with average temperatures of 31.52 ˚C. Indonesia also has two seasons: rainy and dry season. Thus, the above matters into considera-tion for one of the architects in designing a good shelter. One challenge is how to create an at-mosphere of a room that is thermally comfortable. To create a comfortable thermal environment in a room, one thing to consider is the ventilation of the room. There are several types of vents that can be used, ranging from natural ventilation (not involving machinery), artificial tion (air conditioner involved will lower temperature and humidity), and semi artificial ventila-tion (natural ventilaventila-tion, assisted by a fan but do not involve tools lowering the temperature). One type of ventilation that can be used is natural ventilation, cross ventilation in this case can be used.

In a residential home, there is plenty of space to each of the functions and needs. How-ever, the room will require good ventilation, so that the temperature and air quality of the rooms are maintained. Ventilation requirements of each room is different, depending on the type of space,capacity, and the types of activities that take place in it. One of the favorite rooms in resi -dential home was largely a family room. The living room is a room together and are active members of the family. Therefore, the living room into a space ventilation system must be con-sidered.

Keywords: tropical, cross ventilation, the family room

Latar Belakang

Indonesia memiliki iklim tropis dengan kelembaban udara yang cukup tinggi. Hal ini membuat suhu udara yang kita rasakan menjadi kurang nyaman. Udara yang kita rasakan kerap kali membuat kita merasa panas. Setelah itu biasanya kita mulai mencari cara untuk mendinginkan tubuh. Mulai dari mengipas-ngipas badan, mandi, mencari minuman dingin, dan lain sebagainya. Namun, hal-hal tersebut tidak bisa dilakukan setiap saat. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah termal dalam suatu ruangan biasanya dipasang AC atau kipas angin. AC dan kipas angin merupakan salah satu bentuk ventilasi buatan. Selain ventilasi buatan kita masih memiliki ventilasi alami berupa bukaan-bukaan pada dinding bangunan. Salah satu jenis venti-lasi alami adalah ventiventi-lasi silang. Ventiventi-lasi silang dapat membantu poses pertukaran udara dalam ruangan menjadi lebih baik.

Kemudian, untuk menyeimbangi iklim tropis Indonesia tipe rumah hunian yang cocok adalah tipe hunian rumah tropis. Bangunan tropis adalah bangunan yang telah disesuaikan karakteristiknya dengan iklim tropis yang kita alami di Indonesia. Bangunan tropis memiliki banyak bukaan sebagai ventilasi agar perputaran udara dalam ruangan menjadi lebih baik. Per-putaran udara yang baik dalam ruang dapat memberikan kenyamanan termal yang lebih baik pada ruang tersebut.

(2)

keluarga biasanya juga lebih tinggi dari ruangan-ruangan lainnya, maka dari itu kualitas udara dalam ruangan ini harus semakin diperhatikan.

Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang ventilasi udara terkait bangunan di daerah beriklim tropis. Serta menganalisa penggunaan sistem ventilasi silang pada ruang keluarga rumah di daerah tropis dengan mengamati :

• karakteristik rumah tropis

• jenis sistem ventilasi dan macam ventilasi yang ada

• sistem ventilasi udara yang cocok pada ruang keluarga rumah tropis • syarat terjadinya ventilasi silang yang baik

• serta, keuntungan dan kerugiaan penggunaan sistem ventilasi silang. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat ditemukan adalah : Bagaimanakah Penggunaan Ventilasi Silang pada Ruang Keluarga Rumah Tropis? Dengan sub-pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa karakteristik dari rumah tropis? 2. Apa saja jenis- jenis sistem ventilasi? 3. Apa saja macam ventilasi yang ada?

4. Ventilasi apakah yang cocok digunakan pada ruang keluarga rumah tropis? 5. Apa saja syarat untuk terjadinya ventilasi silang yang baik?

6. Keuntungan dan kerugian penggunaan ventilasi silang?

Kajian Teori

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ventilasi berarti pertukaran udara ; per-putaran udara secara bebas di dalam ruangan. Dalam arsitektur ventilasi dapat diwujudkan berupa bukaan seperti jendela dan pintu. Ventilasi dibutuhkan agar dalam suatu ruangan terdapat pergantian antara fresh air dan used air. Jika pergantian udara dalam suatu ruangan baik , maka kualitas udara dalam ruangan tersebut juga akan baik.

Dengan kondisi Indonesia yang terletak di daerah iklim tropis, maka daerah kenyaman termal untuk daerah tropis dapat dibagi sebagai berikut 1 :

1. Sejuk nyaman, antara temperatur 20,5°C – 22,8°C 2. Nyaman optimal, antara temperatur 22,8°C – 25,8°C 3. Hangat nyaman, antara temperatur 25,8°C – 27,1 °C

Ventilasi silang adalah sistem sirkulasi udara dimana bukaan-bukaan diletakkan sedemikian rupa sehingga udara bisa mengalir dengan baik. Sistem ventilasi ini membantu men-jaga kualitas dan temperatur udara di dalam ruangan.2

Ventilasi silang dapat meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan serta mendukung gaya hidup produktif dan sehat. Dengan penggunaan ventilasi silang, penggunaan AC dapat

1 As’Ari,S.Pd.,Mohammad. Base of The Air Conditioning System,Program Keahlian Teknik Pendinginan dan Tata

Udara SMK Negeri 1, Cirebon.

(3)

dikurangi karena dengan adanya ventilasi silang dapat membuat udara dalam ruangan menjadi sejuk.

Kemudian, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah menye-butkan bahwa persyaratan kualitas udara dalam ruang rumah meliputi :

a. Kualitas fisik, terdiri dari parameter: partikulat (Particulate Matter/PM2,5 dan PM10), suhu udara, pencahayaan, kelembaban, serta pengaturan dan pertukaran udara (laju ventilasi). b. Kualitas kimia, terdiri dari parameter: Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Timbal (Plumbum=Pb), asap rokok (Environmental Tobacco Smoke/ETS), Asbes,Formaldehid (HCHO), Volatile Organic Compound (VOC); dan

c. Kualitas biologi terdiri dari parameter: bakteri dan jamur. Persyaratan Fisik

No. Jenis Parameter Satuan Kadar yang dipersyaratkan

1. Suhu ˚C 18-30

No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimal

yang Dipersyaratkan Keterangan

6. Asbes Serat/ml 5 Panjang serat 5µ

7. Formaldehid (HCHO) Ppm 0,1 30 menit

8. Volatile Organic Compound (VOC)

ppm 3 8 jam

9. Environmental Tobaco Smoke (ETS)

(4)

Persyaratan Kontaminan Biologi

Parameter kontaminan biologi dalam rumah adalah parameter yang mengindikasikan kondisi kualitas biologi udara dalam rumah seperti bakteri, dan jamur.

No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimal

1. Jamur CFU/m3 0 CFU/m3

2. Bakteri Patogen CFU/m3 0 CFU/m3

3. Angka Kuman CFU/m3 < 700 CFU/m3

Catatan :

- CFU= Coloni Form Unit

- Bakteri patogen yang harus diperiksa : Legionela, Streptococcus aureus, Clostridium dan bak-teri patogen lain bila diperlukan.

Rumah tropis adalah rumah yang elemen-elemennya didesain sedemikian rupa agar da-pat sesuai dan peka terhadap iklim tropis yang dialami Indonesia untuk mencapai kenyamanan ruang bagi penghuninya Konsep rumah tropis pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan bentuk bangunan dan juga bukaan-bukaan pada dind-ing banguann.

Rumah tropis diasumsikan memiliki banyak bukaan sebagai ventilasi alami pada ruan-gan. Tujuannya antara lain untuk mendapatkan udara yang sejuk sehingga dapat meminimalisir rasa panas yang dirasakan akibat suhu udara yang tinggi. Konsep peletakkan ventilasi sendiri memanfaatkan aliran angin dan arahnya sehingga memberikan efek hembusan angin yang menyejukkan.

Pembahasan

 Karakteristik dari rumah tropis

← Ciri bangunan tropis di Indonesia sabagai berikut : 1. Atap

← Untuk melindungi bangunan dari panas matahari dan hujan, maka digunakan atap. Atap berfungsi untuk menangkal sinar matahari maupun hujan dan membentuk pembanyangan untuk bukaan dinding. Atap juga berfungsi untuk melindungi ruang pada bukaan dinding. Atap merupakan pelindung bangunan dari panas dan hujan.

← Pada masa ini, pembuatan atap menghabiskan biaya paling tinggi, dapat menca-pai 50 % dari harga bangunan, khususnya untuk rumah tipe kecil. Oleh karena itu meru-pakan pemborosan bila atap yang dibuat ternyata tidak mampu menjalankan tugas dan fungsi utamanya dengan baik.

← Atap adalah unsur bangunan yang pertama kali menerjang perubahan cuaca, baik panas (sinar matahari) maupun dingin (air hujan). Oleh karena itu, atap pada lingkugan tropis terbukti tepat pada kemiringan sudut minimal 30°. Proteksi oleh atap dicapai dengan triti-san yang cukup panjang mencapai ±90 cm, terbuat dari bahan yang tidak silau misalnya genteng kodok, beton, rumbia, dan sirap.

(5)

← Selain atap, bangunan biasanya menggunakan material yang mampu meredam panas dengan finishing warna yang cerah namun tidak menyilaukan, misalnya putih, krem, dan abu-abu. Pada bukaan dindingnya terdapat kisi-kisi berupa jalusi yang berguna menangkal sinar matahari masuk namun masih memungkinkan aliran udara masuk ke dalam ruangan.

← Hal yang paling khas dari fasad (muka bangunan) adalah penerapan beranda (teras) yang selalu dihadirkan baik di depan maupun di belakang bangunan. Beranda berfungsi sebagai ruang perantara dan penghalang serta penyaring udara panas yang datang dari luar. Beranda yang baik adalah yang mampu menghadirkan suasana sejuk. Oleh karena itu, penghijauan teras dengan tanaman-tanaman tertentu akan sangat mem-bantu.

3. Lantai

← Memang tidak ada yang terlalu khas selain biasanya lantai diangkat dari tanah atau dibuat seperti rumah panggung agar memungkinkan lantai juga ikut bernapas se-hingga ruangan menjadi sejuk. Karena itu, pemakaian lantai dari bahan kayu pada rumah banyak dijumpai.

← Selain memungkinkan udara masuk, juga akan memberikan rasa hangat pada malam hari. Lantai rumah panggung lebih aman dari perembesan air tanah yang dapat menyebabkan kelembapan. Kondisi lembap seperti ini sangat tidak baik untuk bahan lan-tai dan kesehatan penghuni.

←Tipe rumah tropis pada umunya adalah memiliki bukaan cukup untuk meng-hasilkan debit ventilasi untuk mencapai tingkat kenyamanan dan kesehatan ruang. Namun begitu yang dijadikan ukuran mengenai persyaratan kuantitas debit ventilasi di Indonesia telah ditetapkan melalui SK SNI-T-14-93. 4

← Yang perlu diperhatikan dari desain rumah tropis - Suhu Udara Tinggi

- Rumah tropis sebaiknya diberi bukaan jendela dan pintu yang lebar, sirkulasi udara yang lapang, serta plafon yang tinggi. Bukaan lebar dapat dimaksimalkan dengan menciptakan teras di sekeliling rumah. Tentu bila kondisi lahan Anda memungkinkan. Lihat contoh gambar rumah dengan bukaan lebar.

- Curah Hujan Tinggi

- Dua musim ekstrem daerah tropis adalah musim panas dan musim hujan. Di musim hu-jan, curah hujan tinggi. Artinya, jumlah air yang menimpa atap rumah Anda akan cukup banyak. Konsekuensinya, atap harus dapat mengalirkan air dengan cukup cepat. Desain rumah yang cocok untuk daerah bercurah hujan tinggi adalah kemiringan atap yang cukup besar. Disarankan minimal kemiringan atap adalah 30 derajat. Lihat contoh gambar rumah dengan plafon dan kemiringan atap yang tinggi.

- Kelembaban Tinggi

(6)

← Selain itu, sekarang ini sudah banyak dijual alat yang dapat menyerap kandun-gan air di dalam rumah. Alat semacam ini dapat mengurangi kelembaban udara. Kalau Anda mempunyai rumahdi daerah-daerah dataran tinggi, seperti Bandung, Puncak, Bogor se-baiknya menggunakan alat pengurang kelembaban. Selain menghindari jamur, keluarga Anda pun akan merasa lebih sehat.

 Jenis-jenis Sistem Ventilasi Udara

← Perencanaan penghawaan alami, yaitu dengan ventilasi udara pada perencanaan bangunan terbagi menjadi tiga jenis :

A. Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Horisontal.

← Perancangan tata ruang yang benar harus dengan memperhatikan kelancaran sirkulasi atau pengaliran udara yang dapat melalui seluruh ruang-ruang yang diran-cang. Kelancaran aliran/ sirkulasi udara pada suatu susunan ruang bisa diperoleh den-gan:

1. Membuat lubang-lubang ventilasi pada bidang-bidang yang saling berseberangan (cross ventilation).

2. Memanfaatkan perbedaan suhu pada masing-masing ruang, karena udara akan men-galir dari daerah dengan suhu rendah (yang mempunyai tekanan tinggi) kedaerah den-gan suhu tinggi (yang mempunyai tekanan rendah).

← Dengan memperhatikan dua hal diatas, dalam perancangan tata ruang, perlu dipikirkan 1). Spesifikasi arah angin dominan pada suatu lokasi dimana bangunan akan didirikan, dan 2). Dengan memperhitungkan perancangan tata ruang yang dapat menghasilkan ruang dengan kondisi suhu ruang yang bervariasi, untuk mengarahkan dan memperlancar sirkulasi udara ruang, yaitu dengan upaya pengolahan pelubangan-pelubangan yang berbeda-beda.

← Bentuk ventilasi udara horisontal yang biasa digunakan adalah jendela konven-sional dengan daun jendela dari kaca atau panel kayu yang bisa dibuka lebar pada siang hari. Kemudian ada pula jendela bouvenlicht, yaitu jendela dengan 2 bilah kaca yang memiliki celah diantara keduanya yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Bou-venlicht biasanya dipasang pada kamar mandi atau toilet. Ada pula jenis jendela kaca nako dengan bilah-bilah kaca yang bisa dibuka tutup. Selain itu, juga bisa dibuat ventilasi udara berbentuk lubang kisi-kisi angin dengan susunan horizontal pada dinding bangunan. Metode untuk membuat lubang ventilasi juga bervariasi mulai dengan membuat lubang dinding, kusen kayu dengan kisi-kisi arah horizontal , ataupun menggunakan rooster dari bahan beton, metal, aluminium atau kayu.

B. Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Vertikal.

← Mangunwijaya (1980:153) menyebutkan bahwa prinsip perancangan ventilasi vertikal adalah berdasarkan suatu teori bahwa udara kotor dan kering akan selalu mengalir keatas secara alamiah, sedangkan udara segar dengan berat jenis yang lebih besar akan selalu mengalir kebawah atau selalu mendekati lantai.

← Prinsip diatas harus diperhatikan dalam upaya perancangan tata ruang, sehingga pem-buangan udara kotor keluar ruangan dan suplai udara segar ke dalam ruangan dapat ter-penuhi.

(7)

1. Pelubangan dan atau kisi-kisi pada langit-langit, yang memungkinkan udara kotor dan kering bisa menerobos keluar ruangan secara vertikal,

2. Adanya pori-pori pada atap, aplikasinya pada susunan genting yang masih mempunyai sela-sela.

3. Penerapan “skylight”, yaitu sistem pencahayaan dari atap yang dikombinasikan den-gan lubang-lubang ventilasi vertikal pada daerah tersebut, denden-gan demikian panas aki-bat adanya radiasi sinar matahari dari skylight bisa berfungsi sebagai penyedot udara, hal ini disebabkan di daerah tersebut terjadi tekanan udara rendah akibat timbulnya ke-naikan suhu udara,

← Pada kasus-kasus tertentu dapat terjadi, angin yang datang masuk ke ruangan ternyata terlalu kencang, sehingga justru menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan dan diupayakan adanya semacam louvre atau kisi-kisi yang dipasang pada lubang tersebut. Kisi-kisi tersebut berfungsi sebagai sarana untuk membelokkan dan memperlambat kecepatan angin yang masuk ruangan, sehingga ruangan bisa terasa nyaman. Brown (1987:87) menyatakan bahwa dengan dipasangnya louvre atau kisi-kisi tersebut, dapat mengurangi kecepatan angin dari 9 - 40 km/jam menjadi 5 – 7,5 km/jam.

C. Sirkulasi Udara Dengan Sistem Ventilasi Kombinasi.

← Sirkulasi udara dengan sistem ventilasi kombinasi yaitu merupakan penggabun-gan antara sistem ventilasi vertikan dan horisontal. Perencanaan penghawaan alami (sis-tem ventilasi udara) akan lebih efektif apabila merupakan penggabungan antara sis(sis-tem ventilasi horisontal dengan sistem ventilasi vertikal, karena kedua sistem tersebut akan saling menunjang.

 Macam Ventilasi

← Ada 3 Macam Ventilasi :

1. Ventilasi alamiah, pergantian udara secara alami tanpa melibatkan peralatan mekanis, d i-mana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang lubang pada dinding, dsb.

(8)

3. Ventilasi semi buatan, ventilasi alami yang dibantu oleh kipas angin untuk menggerakkan

udara tetapi tidak melibatkan alat penurun suhu.

 Ventilasi yang cocok digunakan pada ruang keluarga rumah tropis

← Sistem yang paling baik digunakan untuk merancang sistem sirkulasi udara (penghawaan) yang alami pada ruang keluarga rumah yang berada di daerah berilkim tropis adalah dengan sistem ventilasi silang (cross ventilation), pada sistem ventilasi silang sirku-lasi udara diatur sedemikian rupa agar bisa mengalir dari satu titik ventisirku-lasi udara menuju titik ventilasi udara lain, dan begitu sebaliknya. Dengan adanya perbedaan tekanan didalam dan diluar bangunan, maka aliran udara tidak akan terjebak di dalam rumah, yang menye-babkan rumah terasa pengap dan panas.

← Sistem penghawaan alami hanya bisa dilakukan di daerah Tropis Lembab, di-mana temperatur udara lebih rendah daripada temperatur kulit.

← ←

Gambar 1. Aliran udara pada ventilasi dilihat dari potongan vertikal

Sumber :

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/fisika_bangunan_1/bab1_iklim.pdf ←

 Syarat untuk Terjadinya Ventilasi Silang yang Baik

1. Tata letak ruang pada arah yang tepat bagi angin untuk mencapainya. Gambar 2. Tata letak ruangan terhadap arah angin

Sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/fisika_bangunan_1/bab1_iklim.pdf

(9)

2. Perencanaan lubang masuk angin dan kondisi-kondisi udara pada dinding luar meru-pakan pengarah udara masuk ke dalam ruang

Gambar 3. Posisi ventilasi inlet & outlet berdasarkan arah datang angin

(10)

Gambar 4. Alternatif posisi inlet dan outlet

Sumber: http://probohindarto.files.wordpress.com/2010/12/gambaranpenghawaansilangpadaruangan3.jpg

3. Aliran udara yang terbentuk diarahkan pada tempat dimana manusia berada Gambar 5.Ketinggian peletakan ventilasi inlet & outlet sesuai dengan pengguna

Sumber:

http://probohindarto.files.wordpress.com/2010/12/gambaranpenghawaansilangpadaruangan11.jpg

pada ruang keluarga atau ruang tamu : aliran udara terbentuk setinggi orang duduk

4. Ditentukan oleh tipe dari pemakaian ruang dan iklim yang ada setempat. Guna menca-pai distribusi aliran angin yang baik maka sebaiknya sudut angin datang ialah sekitar 45-60 % terhadap bidang dinding muka. Elemen penangkap angin, sirip dinding vertikal misalnya, dapat membantu mempercepat aliran angin kedalam ruangan. Hal ini dikarenakan adanya benturan angin yang secara aerodinamis dapat menghasilkan kecepatan tambahan.

5. Lokasi dan tipe jendela juga menentukan suksesnya penghawaan silang. Umumnya apa-bila “as” yang menghubungkan antara kedua jendela paralel dengan arah datangnya angin, penghawaan akan lebih baik hasilnya. Yang perlu diperhatikan untuk daerah tropis lembab, lubang pembukaan sebaiknya setinggi kurang lebih 1.00-1.50 m dari lantai. Ketinggian ini adalah ketinggian dimana manusia sensitif terhadap aliran angin yang ada, rasa “nyaman”

dapat dicapai

Keuntungan dan kerugian penggunaan ventilasi silang Dengan menggunakan ventilasi silang maka :

• Aliran udara di dalam ruang akan terus berganti sehingga udara di dalam ruangan tetap segar dan tidak pengap.

• Keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh pengguna ruang tetap terjaga.

(11)

• Dapat membebaskan udara ruangan dari bakteri, terutama bakteri pathogen yang

cen-derung hidup dan berkembang dalam ruangan yang tingkat kelembapan tinggi. • Menjaga tingkat kelembaban 30 sampai 50 persen.

• Dapat meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan serta mendukung gaya hidup pro-duktif dan sehat.

• Dengan penggunaan ventilasi silang (alamiah) ini, pemilik rumah dapat menghemat bi-aya pemakaian AC karena selalu diliputi hawa sejuk.

• Ventilasi silang yang tepat juga dapat membantu mengurangi alergen rumah tangga. Dalam hal ini dapat mengurangi alergi dan gejala asma dan membantu mengurangi penyakit pernafasan lain.

Salah satu kerugian penggunaan ventilasi silang (alamiah) yaitu, lubang-lubang venti-lasi ini bisa menjadi jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya kedalam rumah sehingga da-pat mengganggu aktivitas ataupun kesehatan penghuni.

Ada pula kerugian bila penempatan ventilasi silang tidak tepat, yaitu : 1. Penempatan ventilasi dengan jarak terlalu dekat.

Gambar 6. Jarak penempatan ventilasi

Sumber: http://rumahbuatmu.blogspot.com/2010/03/solusi-rumah-sejuk-sehat-dan-nyaman.html

← Hal ini akan menyebabkan perputaran angin terjadi terlalu cepat.

2. Penempatan bukaan yang berseberangan.

Gambar 7. Penempatan ventilasi yang bersebrangan

(12)

← Hal ini akan meyebabkan angin masuk langsung keluar.

Kesimpulan

(13)

Penggunaan sistem ventilasi yang efektif dan penempatan ventilasi udara yang tepat pada bangunan di daerah beriklim tropis lembab yaitu sistem ventilasi silang (cross ventilation). Sistem ventilasi silang ini cocok digunakan pada ruang keluarga rumah tinggal yang berada di daerah yang beriklim tropis lembab karena temperatur udara di daerah tropis lembab ini lebih rendah daripada temperatur kulit. Pada pengaplikasian ventilasi silang, penghawaan dalam ruan-gan melalui dua lubang ventilasi (sebagai sirkulasi udara) yang diatur sedemikian rupa agar bisa mengalir dari satu titik ventilasi udara menuju titik ventilasi udara lain, dan begitu sebaliknya, sehingga perputaran udara di dalam ruang dapat berlangsung baik (udara dalam ruang terus berganti). Perputaran udara yang baik dalam ruang dapat memberikan kenyamanan termal yang lebih baik pada ruang tersebut.

Ventilasi silang ini dapat menguntungkan dalam hal kesehatan karena dapat membe-baskan udara ruangan dari bakteri, terutama bakteri pathogen yang cenderung hidup dan berkembang dalam ruangan yang tingkat kelembapan tinggi. Selain itu, ventilasi silang (alamiah) ini juga menguntungkan dalam hal finansial karena rumah tidak perlu lagi menggu-nakan AC. Namun ada pula salah satu kerugiannya, lubang-lubang ventilasi ini bisa menjadi jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya kedalam rumah sehingga dapat mengganggu ak-tivitas ataupun kesehatan penghuni.

Berikut ini adalah contoh penerapan ventilasi silang yang baik pada ruang keluarga rumah tinggal di daerah tropis :

Gambar 8. Contoh penerapan ventilasi silang yang baik pada ruang keluarga Sumber: Analisis penulis

Gambar 9. Contoh penerapan venture effect Sumber: http://www.normandesigner.com/design-review

Pada gambar di atas, penerapan penggunaan ventilasi silangnya dengan

(14)

udara dari ruang keluarga sehingga mempercepat pegerakan aliran udara sehingga menimbulkan efek dingin pada ruangan, disebut venture effect.

Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. L.M.F. Purwanto, (2004), KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN KOLO-NIAL BELANDA DI SEMARANG, Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata.

2. Widagdo, Suharyo, (2009), KUALITAS UDARA DALAM RUANG KERJA

http://www.batan.go.id/ptrkn/file/Epsilon/vol_13_03/p5.pdf

3. Talarhosa, Basaria, (2005), MENCIPTAKAN KENYAMANAN THERMAL DALAM BANGUNAN, Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik USU.

4. Samodra, FX Teddy Badai, dan Santosa, Kinerja Termal Rumah Tinggal Pedesaan Se-bagai Strategi Konservasi Energi, Program Doktor Arsitektur, Jurusan Arsitektur , In-stitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya

5. SNI Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara

pada bangunan gedung.

http://repository.binus.ac.id/content/R0494/R049499719.PDF

6. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1077/MENKES/PER/V/2011 download : 21 March (2012).

http://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pmk-no-1077-th-2011-ttg-pedoman-penyehatan-udara-dalam-ruang-rumah.pdf

7. Iklim, download : 30 March (2012)

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/fisika_bangunan_1/bab1_iklim.pdf

8. Satwiko,Prasasto, 2009, Fisika Bangunan,Penerbit Andi,Yogyakarta.

9. Perancangan Untuk Lingkungan, download : 5 April (2012) http://www.scribd.com/doc/57434286/perancangan-untuk-lingkungan

10.Tropis. download : 1 April (2012) http://www.scribd.com/doc/78300993/Presentasi-tropis-Cover

Gambar

Gambar 1. Aliran udara pada ventilasi dilihat dari potongan vertikal
Gambar 3. Posisi ventilasi inlet & outlet berdasarkan arah datang angin
Gambar 5.Ketinggian peletakan ventilasi inlet & outlet sesuai dengan pengguna
Gambar 7. Penempatan ventilasi yang bersebrangan
+2

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan dan menindaklanjuti ketentuan Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 50 ayat (17)

Himpunan ini disebut populasi, sedangkan setiap individu dalam populasi disebut kromosom (merupakan representasi dari solusi ) dan yang menempati kromosom disebut gen

Beberapa pihak yang terlibat sebagai pelaksana kegiatan eksperimen (percobaan/penelitian) di laboratorium antara lain pengguna laboratorium, kepala laboratorium, pembimbing

Adapaun pada pemberdayaan di Sorowajan terdapat pemanfaatan kearifan lokal masyarakat yaitu pada pilar ke 2 dan pilar ke 4 yaitu pada pilar ke 2 dari Cuci Tangan

Melalui kegiatan m-P3MI Provinsi Jambi telah dilakukan penerapan teknologi pemupukan pada tanaman karet rakyat ini. Diharapkan rekomendasi teknologi pemupukan karet ini

Berdasarkan beberapa pemaparan dari konteks zaman Revolusi Industri di Inggris dan juga zaman Pencerahan yang terjadi juga di Inggris, membuat penulis berpendapat bahwa

Stres memang kerap terjadi pada setiap orang, salah satunya yang dialami oleh RF dalam menjalani kehidupan sebagai PSK dan berbagai tekanan yang terjadi menjadikan ia

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka pada bagian akhir ini penulis dapat membuat kesimpulan mengenai