• Tidak ada hasil yang ditemukan

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 122 TAHUN 2017 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 122 TAHUN 2017 TENTANG"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 122 TAHUN 2017

TENTANG

TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SERTA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan dan menindaklanjuti ketentuan Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 50 ayat (17) serta Pasal 66 Ayat (22a) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, dipandang perlu untuk mengatur tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah.

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

(2)

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler Dan Keuangan Pimpinan Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

(3)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 9. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2006 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 230) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 3 Tahun 2015 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 281);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SERTA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Selatan.

(4)

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin penyelenggaraan kewenangan daerah otonom.

3. Kepala Daerah adalah Gubernur.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. 5. Tim Anggaran Pemerintah Daerah adalah selanjutnya disingkat TAPD

adalah Tim yang dibentuk dengan keputusan Kepala Daerah dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Kepala Daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari Pejabat Perencana Daerah, PPKD dan Pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

6. Inspektorat Provinsi adalah SKPD yang bertugas melakukan pengawasan secara internal terhadap pelaksanaan program/kegiatan yang ada pada SKPD.

7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat menjadi SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/ pengguna barang.

8. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah unsur penunjang urusan pemerintahan pada pemerintah daerah yang melaksanakan pengelolaan keuangan daerah

9. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut kepala BPKD adalah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.

10. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. 11. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA adalah Pejabat

pemegang kewenangan Penggunaan Anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.

12. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan PA dalam pelaksanaan APBD pada SKPD.

13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan

(5)

ditetapkan dengan peraturan daerah.

14. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.

15. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD. 16. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang

selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan dan rencana belanja program dan kegiatan SKPD sebagai dasar penyusunan APBD.

17. Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut RKA-PPKD memuat RKA-SKPD dan RKA-SKPKD yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja dan rencana pembiayaan. 18. Rencana Kerja dan Anggaran SKPKD yang selanjutnya disingkat

RKA-SKPKD adalah rencana kerja dan anggaran badan pengelolaan keuangan daerah selaku bendahara umum daerah.

19. Rencana Kerja dan Anggaran Perubahan SKPD yang selanjutnya disingkat RKAP-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana perubahan pendapatan dan rencana perubahan belanja program dan kegiatan SKPD sebagai dasar penyusunan Perubahan APBD.

20. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.

21. Prakiraan Maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.

22. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

(6)

23. Penganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.

24. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD. 25. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya balk yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

26. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

27. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

28. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

29. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.

30. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan dan belanja yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh pengguna anggaran.

31. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan yang selanjutnya disingkat DPAL adalah dokumen yang memuat sisa belanja tahun sebelumnya sebagai dasar pelaksanaan anggaran tahun berikutnya

32. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk

(7)

mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Asas pelaksanaan peraturan Gubernur ini meliputi: a. tertib;

b. taat pada Peraturan Perundang-undangan; c. efektif; d. efisien; e. ekonomis; f. transparan; g. bertanggungjawab; h. keadilan; i. kepatutan; dan

j. manfaat untuk masyarakat.

(2) Tujuan peraturan gubernur ini adalah mengatur tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

BAB III RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang Lingkup Peraturan Gubernur ini, terdiri atas: a. Tata cara penyusunan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD; b. Tata cara penyusunan RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD;

c. Tata cara penyusunan rancangan DPA-SKPD dan DPA-SKPKD; dan d. Tata cara penyusunan rancangan DPPA-SKPD dan DPPA-SKPKD.

(8)

BAB IV

TATA CARA PENYUSUNAN RKA-SKPD DAN RKA-SKPKD

Pasal 4

(1) Berdasarkan nota kesepakatan tentang KUA dan PPAS, TAPD menyiapkan rancangan Surat Edaran Kepala Daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD sebagai acuan Kepala SKPD dan Kepala SKPKD dalam menyusun RKA-SKPD dan RKA-SKPKD;

(2) Rancangan surat edaran Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

a. prioritas pembangunan daerah dan program/kegiatan yang terkait; b. alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap program/kegiatan

SKPD;

c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD; dan

d. dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPAS, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja dan standar satuan harga. (3) Sebagaimana dimaksud Surat Edaran Kepala Daerah perihal penyusunan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan paling lambat awal bulan Agustus tahun anggaran berjalan.

Pasal 5

(1) Berdasarkan pedoman penyusunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), kepala SKPD menyusun RKA-SKPD dan kepala SKPKD menyusun RKA-SKPKD.

(2) Penyusunan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD wajib mempedomani program, kegiatan dan plafon anggaran yang tertuang dalam KUA dan PPAS.

(3) RKA-SKPD dan RKA-SKPKD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja.

Pasal 6

(1) Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dilaksanakan dengan

(9)

menyusun prakiraan maju.

(2) Prakiraan maju sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan.

(3) Pendekatan penganggaran terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dilakukan dengan memadukan seluruh proses perencanaan dan penganggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan di lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen rencana kerja dan anggaran.

(4) Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang terukur secara kuantitatif dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang terukur secara kuantitatif termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.

Pasal 7

(1) Untuk terlaksananya penyusunan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD berdasarkan pendekatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dan terciptanya kesinambungan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD, kepala SKPD mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya sampai dengan semester pertama tahun anggaran berjalan.

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan menilai program dan kegiatan yang belum dapat dilaksanakan dan/atau belum diselesaikan tahun-tahun sebelumnya untuk dilaksanakan dan/atau diselesaikan pada tahun yang direncanakan atau 1 (satu) tahun berikutnya dari tahun yang direncanakan.

(3) Dalam hal suatu program dan kegiatan merupakan tahun terakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan, kebutuhan dananya harus dianggarkan pada tahun yang direncanakan.

Pasal 8

(10)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) berdasarkan pada : a. indikator kinerja;

b. capaian atau target kinerja; c. analisis standar belanja; d. standar satuan harga;

e. standar pelayanan minimal; dan f. standar kebutuhan barang.

(2) Indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari program dan kegiatan yang direncanakan.

(3) Capaian atau target kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, adalah ukuran prestasi kerja yang akan dicapai yang berwujud kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan.

(4) Analisis standar belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

(5) Standar satuan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, adalah harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku di suatu Daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

(6) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, adalah tolok ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib Daerah.

(7) Standar kebutuhan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, adalah satuan jumlah barang yang dibutuhkan sebagai acuan perhitungan pengadaan dan penggunaan barang milik daerah dalam perencanaan kebutuhan barang milik daerah pada SKPD.

Pasal 9

(1) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk masing-masing program dan kegiatan, untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya.

(11)

memuat informasi tentang urusan pemerintahan daerah, organisasi, standar biaya, prestasi kerja yang akan dicapai dari program dan kegiatan.

(3) RKA-SKPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal (3) huruf a memuat rencana pendapatan, rencana belanja tidak langsung, dan rencana pembiayaan untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya.

Pasal 10

(1) Rencana pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), memuat kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan daerah, yang dipungut/dikelola/diterima oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Peraturan Perundang-Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Peraturan Daerah, Peraturan Pemerintah atau Undang-Undang. (3) Rencana belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) memuat

kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-masing diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek belanja.

(4) Rencana pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), memuat kelompok penerimaan pembiayaan yang dapat digunakan untuk menutup defisit APBD dan pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk memanfaatkan surplus APBD yang masing-masing diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek pembiayaan.

(5) Urusan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), memuat bidang urusan pemerintahan daerah yang dikelola sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi.

(6) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), memuat nama organisasi atau nama SKPD selaku pengguna anggaran/ pengguna barang.

(7) Standar biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf c, adalah adalah merupakan satuan biaya berupa harga satuan, tarif dan indeks yang ditetapkan untuk menghasilkan biaya komponen keluaran dalam penyusunan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD dan RKAP-SKPD dan

(12)

RKAP-SKPKD.

(8) Prestasi kerja yang hendak dicapai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), terdiri dari indikator, tolok ukur kinerja dan target kinerja yang dinyatakan secara kuantitatif.

(9) Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) memuat nama program yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.

(10) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), memuat nama kegiatan yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.

Pasal 11

(1) Indikator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7) meliputi masukan, keluaran dan hasil.

(2) Tolok ukur kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7) merupakan ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dari keadaan semula dengan mempertimbangkan faktor kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan.

(3) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7) merupakan hasil dari suatu program atau keluaran dari suatu kegiatan yang dinyatakan secara kuantitatif.

Pasal 12

RKA-SKPD menurut kelompok belanja terdiri dari: a. belanja tidak langsung;

b. belanja langsung.

Pasal 13

Kelompok belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud pasal 12 huruf a merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang berisi jenis belanja pegawai yang dibagi menurut obyek belanja terdiri dari:

(13)

b. tambahan penghasilan PNS;

c. belanja penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH;

d. biaya pemungutan pajak daerah;

e. belanja tambahan penghasilan guru PNSD; f. insentif pemungutan retribusi daerah; g. insentif pemungutan pajak daerah; h. uang kehormatan KPID;

i. belanja subsidi;

j. belanja subsidi kepada perusahaan/lembaga; k. belanja hibah;

l. belanja hibah kepada pemerintah pusat; m. belanja hibah kepada pemerintah desa;

n. belanja hibah kepada perusahaan daerah/BUMD/BUMN; o. belanja hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi swasta; p. belanja hibah kepada kelompok masyarakat/perorangan; q. belanja hibah dana BOS;

r. belanja hibah kepada sarana keagamaan;

s. belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan pemerintah desa; t. belanja bagi hasil pajak daerah kepada Provinsi;

u. belanja bagi hasil pajak daerah kepada kabupaten/kota; v. belanja bagi hasil pajak daerah kepada pemerintah desa; w. belanja bagi hasil retribusi daerah kepada kabupaten/kota; x. belanja bagi hasil retribusi daerah kepada pemerintahan desa;

y. belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa;

z. belanja bantuan keuangan kepada provinsi;

aa. belanja bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota; bb. belanja bantuan keuangan kepada Desa;

cc. belanja bantuan keuangan kepada pemerintah daerah/pemerintah desa lainnya;

dd. belanja bantuan keuangan kepada partai politik;

ee. belanja bantuan keuangan kepada kegiatan pangamanan dan penegakan Hukum dan HAM; dan

(14)

Pasal 14

Kelompok belanja langsung sebagaimana dimaksud pasal 12 huruf b merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:

a. belanja pegawai;

b. belanja barang/jasa; dan c. belanja Modal.

Pasal 15

Jenis belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada pasal 14 huruf a dibagi menurut rincian obyek belanja yang terdiri dari:

a. honorarium; b. lembur.

Pasal 16

(1) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pasal 14 huruf b digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang dinilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah, termasuk barang yang akan diserahkan atau dijual kepada masyarakat atau pihak ketiga.

(2) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berisi berupa belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan, dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai, pemeliharaan, jasa konsultansi, lain-lain pengadaaan barang/jasa, dan belanja lainnya yang sejenis serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat atau pihak ketiga.

(15)

Pasal 17

(1) Belanja modal sebagaimana dimaksud pada pasal 14 huruf c digunakan untuk rencana penganggaran dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.

(2) Nilai aset tetap berwujud sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli/bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan.

(3) Belanja modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berisi berupa belanja modal pengadaan tanah, belanja modal pengadaan alat berat, belanja modal pengadaan alat angkutan darat bermotor, belanja modal pengadaan alat angkutan darat tidak bermotor, belanja modal pengadaan alat angkutan diatas air bermotor, belanja modal pengadaan alat angkutan diatas air tidak bermotor, belanja modal pengadaan alat angkutan udara, belanja modal pengadaan alat bengkel, belanja modal pengadaan alat pengolahan pertanian dan peternakan, belanja modal pengadaan peralatan kantor, belanja modal pengadaan perlengkapan kantor, belanja modal pengadaan komputer, belanja modal pengadaan meubelair, belanja modal pengadaan peralatan dapur, belanja modal pengadaan penghias ruangan rumah tangga, belanja modal pengadaan alat studio, belanja modal pengadaan alat komunikasi, belanja modal pengadaan alat ukur, belanja modal pengadaan alat kedokteran, belanja alat laboratorium, belanja modal pengadaan konstruksi jembatan, belanja modal pengadaan konstruksi jaringan air, belanja modal pengadaan penerangan jalan, taman dan hutan kota, belanja modal pengadaan instalasi listrik dan telepon, belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian*) bangunan, belanja modal pengadaan buku/kepustakaan, belanja modal pengadaan barang bercorak kesenian, kebudayaan, belanja modal pengadaan hewan/ternak dan tanaman, belanja modal pengadaan alat persenjataan/keamanan, belanja aset lainnya yang terdiri dari belanja modal aset tak berwujud, belanja modal pengadaan pembelian konstruksi/bangunan/alat informasi, belanja modal dana Bantuan Operasional Sekolah, belanja modal pengadaan

(16)

peralatan evakuasi/penyelamatan dan belanja modal Badan Layanan Umum Daerah.

Pasal 18

RKA-PPKD digunakan untuk menampung:

a. pendapatan yang berasal dari pendapatan asli daerah, dan pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; serta penerimaan pembiayaan.

b. belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga; serta pengeluaran pembiayaan.

Pasal 19

(1) Format RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada pasal 12 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Gubernur ini.

(2) Format RKA-PPKD sebagaimana dimaksud pada pasal 18 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Gubernur ini.

Pasal 20

(1) RKA-SKPD dan RKA-SKPKD dikerjakan sesuai dengan bagan alir pengerjaan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD yang tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Gubernur ini.

(2) RKA-SKPD dan RKA-SKPKD disampaikan kepada PPKD paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya surat edaran pedoman penyusunan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD dan/atau RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD.

(17)

BAB V

TATA CARA PENYUSUNAN DPA-SKPD DAN DPA-SKPKD

Pasal 21

(1) PPKD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah Peraturan Daerah tentang APBD ditetapkan, memberitahukan kepada semua Kepala SKPD agar menyusun rancangan DPA-SKPD dan DPA-SKPKD.

(2) Rancangan DPA-SKPD dan DPA-SKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merinci sasaran yang hendak dicapai, program, kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan.

(3) Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD dan DPA-SKPKD kepada PPKD paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Format Rancangan DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Gubernur ini.

Pasal 22

(1) Pada SKPKD disusun rancangan DPA-SKPD dan DPA-SKPKD

(2) Rancangan DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat program/kegiatan.

(3) DPA-SKPKD digunakan untuk menampung:

a. pendapatan yang berasal dari pendapatan asli daerah, dan pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan daerah yang sah serta Penerimaan pembiayaan.

b. belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga serta pengeluaran pembiayaan.

(4) Format Rancangan DPA-SKPKD sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Gubernur ini.

(18)

BAB VI

TATA CARA PENYUSUNAN RKAP-SKPD DAN RKAP-SKPKD

Pasal 23

(1) Berdasarkan nota kesepakatan KUA Perubahan dan PPAS Perubahan TAPD menyiapkan rancangan surat edaran Kepala Daerah perihal pedoman penyusunan RKAP-SKPD yang memuat program dan kegiatan baru dan/atau kriteria DPA-SKPD dan DPA-SKPKD yang dapat diubah untuk dianggarkan dalam perubahan APBD sebagai acuan bagi kepala SKPD dan kepala SKPKD.

(2) Rancangan surat edaran Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup:

a. PPAS perubahan APBD yang dialokasikan untuk program baru dan/atau kriteria DPA-SKPD yang dapat diubah pada setiap SKPD. b. batas waktu penyampaian RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD dan/atau

DPA-SKPD dan DPA-SKPKD yang telah diubah kepada PPKD; dan c. Dokumen sebagai lampiran meliputi kebijakan umum perubahan

APBD, PPAS perubahan APBD, standar analisa belanja dan standar harga.

(3) Pedoman penyusunan RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD dan/atau kriteria DPA-SKPD dan DPA-SKPKD yang dapat diubah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan oleh Kepala Daerah paling lambat minggu ketiga bulan Agustus tahun anggaran berjalan.

Pasal 24

(1) Berdasarkan pedoman penyusunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3), kepala SKPD menyusun RKAP-SKPD dan Kepala SKPKD menyusun RKAP-SKPKD.

(2) Penyusunan RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD wajib mengacu dan mempedomani program, kegiatan dan plafon anggaran yang tertuang dalam nota kesepakatan KUA dan PPAS.

(3) RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja.

(19)

Pasal 25

(1) Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3), dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju.

(2) Prakiraan maju sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan.

(3) Pendekatan penganggaran terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3), dilakukan dengan memadukan seluruh proses perencanaan dan penganggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan di lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen rencana kerja dan anggaran.

(4) Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3), dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dan hasil serta manfaat yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.

Pasal 26

(1) Untuk terlaksananya penyusunan RKAP-SKPD berdasarkan pendekatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3), dan terciptanya kesinambungan RKAP-SKPD, kepala SKPD mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya sampai dengan semester pertama tahun anggaran berjalan.

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertujuan menilai program dan kegiatan yang belum dapat dilaksanakan dan/atau belum diselesaikan tahun-tahun sebelumnya untuk dilaksanakan dan/atau diselesaikan pada tahun yang direncanakan atau 1 (satu) tahun berikutnya dari tahun yang direncanakan.

(3) Dalam hal suatu program dan kegiatan merupakan tahun terakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan, kebutuhan dananya harus dianggarkan pada tahun yang direncanakan.

(20)

Pasal 27

(1) Penyusunan RKAP-SKPD berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3), berdasarkan perubahan pada:

a. indikator kinerja;

b. capaian atau target kinerja; c. analisis standar belanja; d. standar satuan harga;

e. standar pelayanan minimal; dan f. standar kebutuhan barang.

(2) Indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari program dan kegiatan yang direncanakan.

(3) Capaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan ukuran prestasi kerja yang akan dicapai yang berwujud:

a. kualitas; b. kuantitas; c. efisiensi; dan

d. efektifitas pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan.

(4) Analisis standar belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

(5) Standar satuan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku disuatu daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

(6) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, merupakan tolok ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah.

(7) Standar kebutuhan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, adalah satuan jumlah barang yang dibutuhkan sebagai acuan perhitungan pengadaan dan penggunaan barang milik daerah dalam perencanaan kebutuhan barang milik daerah pada SKPD.

Pasal 28

(21)

rencana pendapatan, rencana belanja untuk masing-masing program dan kegiatan, serta rencana pembiayaan untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya.

(2) RKAP-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga memuat informasi tentang urusan:

a. pemerintahan daerah; b. organisasi;

c. standar biaya;

d. prestasi kerja yang akan dicapai; e. program; dan

f. kegiatan.

(3) RKAP-SKPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a memuat rencana pendapatan, rencana belanja tidak langsung, dan rencana pembiayaan untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya.

Pasal 29

(1) Rencana pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1), memuat kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan daerah, yang dipungut/dikelola/diterima oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah peraturan daerah, peraturan pemerintah atau undang-undang. (3) Rencana belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1), memuat

kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-masing diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek belanja.

(4) Rencana pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1), memuat kelompok penerimaan pembiayaan yang dapat digunakan untuk menutup defisit APBD dan pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk memanfaatkan surplus APBD yang masing-masing diuraikan menurut jenis, obyek dan rincian obyek pembiayaan.

(22)

ayat (2) huruf a, memuat bidang urusan pemerintahan daerah yang dikelola sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi.

(6) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf b, memuat nama organisasi atau nama SKPD selaku pengguna anggaran/ pengguna barang.

(7) Standar biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf c, adalah adalah merupakan satuan biaya berupa harga satuan, tarif dan indeks yang ditetapkan untuk menghasilkan biaya komponen keluaran dalam penyusunan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD dan RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD.

(8) Prestasi kerja yang akan dicapai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf d, terdiri dari:

a. indikator;

b. tolok ukur kinerja; dan c. target kinerja.

(9) Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf e, memuat nama program yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.

(10) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf f, memuat nama kegiatan yang akan dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.

Pasal 30

(1) Indikator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (8) huruf a, meliputi masukan, keluaran dan hasil.

(2) Tolok ukur kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (8) huruf b, merupakan ukuran prestasi kerja yang akan dicapai dari keadaan semula dengan mempertimbangkan faktor kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan.

(3) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (8) huruf c, merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

(23)

Pasal 31

RKAP-SKPD menurut kelompok belanja terdiri dari: a. belanja tidak langsung;

b. belanja langsung.

Pasal 32

Kelompok belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud pasal 31 huruf a merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang berisi jenis belanja pegawai yang dibagi menurut obyek belanja terdiri dari :

a. Gaji dan tunjangan;

b. Tambahan penghasilan PNS;

c. Belanja penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH;

d. Biaya pemungutan pajak daerah;

e. Belanja tambahan penghasilan guru PNSD; f. Insentif pemungutan retribusi daerah; g. Insentif pemungutan pajak daerah; h. Uang kehormatan KPID;

i. Belanja subsidi;

j. Belanja subsidi kepada perusahaan/lembaga; k. Belanja hibah;

l. Belanja hibah kepada pemerintah pusat; m. Belanja hibah kepada pemerintah desa;

n. Belanja hibah kepada perusahaan daerah/BUMD/BUMN; o. Belanja hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi swasta; p. Belanja hibah kepada kelompok masyarakat/perorangan; q. Belanja hibah dana BOS;

r. Belanja hibah kepada sarana keagamaan;

s. Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan pemerintah desa; t. Belanja bagi hasil pajak daerah kepada Provinsi;

u. Belanja bagi hasil pajak daerah kepada kabupaten/kota; v. Belanja bagi hasil pajak daerah kepada pemerintah desa; w. Belanja bagi hasil retribusi daerah kepada kabupaten/kota;

(24)

x. Belanja bagi hasil retribusi daerah kepada pemerintahan desa;

y. Belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa;

z. Belanja bantuan keuangan kepada provinsi;

aa. Belanja bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota; bb. Belanja bantuan keuangan kepada Desa;

cc. Belanja bantuan keuangan kepada pemerintah daerah/pemerintah desa lainnya;

dd. Belanja bantuan keuangan kepada partai politik;

ee. Belanja bantuan keuangan kepada kegiatan pangamanan dan penegakan Hukum dan HAM; dan

ff. Belanja tidak terduga.

Pasal 33

Kelompok belanja langsung sebagaimana dimaksud pasal 31 huruf b merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:

a. Belanja pegawai;

b. Belanja barang/jasa; dan c. Belanja Modal.

Pasal 34

Jenis belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada pasal 33 huruf a dibagi menurut rincian obyek belanja yang terdiri dari:

a. Honorarium; b. Lembur.

Pasal 35

(1) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pasal 33 huruf b digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang dinilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dalam melaksanakan

(25)

program dan kegiatan pemerintah daerah, termasuk barang yang akan diserahkan atau dijual kepada masyarakat atau pihak ketiga.

(2) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (33) yang berisi berupa belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan, dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai, pemeliharaan, jasa konsultansi, lain-lain pengadaaan barang/jasa, dan belanja lainnya yang sejenis serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat atau pihak ketiga

Pasal 36

(1) Belanja modal sebagaimana dimaksud pada pasal 33 huruf c digunakan untuk rencana penganggaran dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.

(2) Nilai aset tetap berwujud sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli/bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan.

(3) Belanja modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berisi berupa belanja modal pengadaan tanah, belanja modal pengadaan alat berat, belanja modal pengadaan alat angkutan darat bermotor, belanja modal pengadaan alat angkutan darat tidak bermotor, belanja modal pengadaan alat angkutan diatas air bermotor, belanja modal pengadaan alat angkutan diatas air tidak bermotor, belanja modal pengadaan alat angkutan udara, belanja modal pengadaan alat bengkel, belanja modal pengadaan alat pengolahan pertanian dan peternakan, belanja modal pengadaan peralatan kantor, belanja modal pengadaan perlengkapan kantor, belanja modal pengadaan komputer, belanja modal pengadaan meubelair, belanja modal pengadaan peralatan dapur, belanja modal pengadaan penghias ruangan rumah tangga,belanja modal pengadaan

(26)

alat studio, belanja modal pengadaan alat komunikasi, belanja modal pengadaan alat ukur, belanja modal pengadaan alat kedokteran, belanja alat laboratorium, belanja modal pengadaan konstruksi jembatan, belanja modal pengadaan konstruksi jaringan air, belanja modal pengadaan penerangan jalan, taman dan hutan kota, belanja modal pengadaan instalasi listrik dan telepon, belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian*) bangunan, belanja modal pengadaan buku/kepustakaan, belanja modal pengadaan barang bercorak kesenian, kebudayaan, belanja modal pengadaan hewan/ternak dan tanaman, belanja modal pengadaan alat persenjataan/keamanan, belanja aset lainnya yang terdiri dari belanja modal aset tak berwujud, belanja modal pengadaan pembelian konstruksi/bangunan/alat-alat informasi, belanja modal dana Bantuan Operasional Sekolah, belanja modal pengadaan peralatan evakuasi/penyelamatan dan belanja modal Badan Layanan Umum Daerah.

Pasal 37

RKAP-PPKD digunakan untuk menampung:

a. Perubahan atas pendapatan yang berasal dari pendapatan asli daerah, dan pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; serta Penerimaan pembiayaan.

b. Perubahan atas belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga; serta pengeluaran pembiayaan.

Pasal 38

(1) Format RKAP-SKPD sebagaimana dimaksud pada pasal (23) tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Gubernur ini.

(2) Format RKAP-PPKD sebagaimana dimaksud pada pasal (23) tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Gubernur ini.

(27)

Pasal 39

(1) RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD dikerjakan sesuai dengan bagan alir pengerjaan RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD yang tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Gubernur ini.

(2) RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD disampaikan kepada PPKD paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya surat edaran pedoman penyusunan RKAP-SKPD dan RKAP-SKPKD.

BAB VII

TATA CARA PENYUSUNAN DPPA-SKPD DAN DPPA-SKPKD

Pasal 40

(1) PPKD Paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD ditetapkan, memberitahukan kepada semua kepala SKPD agar menyusun rancangan DPPA-SKPD dan DPPA-SKPKD.

(2) DPA-SKPD dan DPA-SKPKD yang mengalami perubahan dalam tahun berjalan seluruhnya harus disalin kembali ke dalam SKPD dan DPA-SKPKD.

(3) Dalam DPPA-SKPD dan DPPA-SKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terhadap rincian obyek pendapatan, belanja atau pembiayaan yang mengalami penambahan atau pengurangan atau pergeseran harus disertai dengan penjelasan latar belakang perbedaan jumlah anggaran baik sebelum dilakukan perubahan maupun setelah dilakukan perubahan.

(4) DPPA-SKPD dan DPPA-SKPKD dapat dilaksanakan setelah dibahas TAPD, dan disahkan oleh PPKD berdasarkan persetujuan Sekretaris Daerah.

(5) Format DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Gubernur ini.

(28)

Pasal 41

(1) SKPD menyusun DPPA-SKPD dan SKPKD menyusun DPPA-SKPKD. (2) DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat

program/kegiatan.

(3) DPPA-SKPKD digunakan untuk menampung:

a. pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan hibah;

b. belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga; dan

c. penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah.

(4) Format DPPA-SKPKD sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Gubernur ini.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 42

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 67 Tahun 2015 tentang Tata cara Penyusunan Dan Pembahasan Rencana Kerja Dan Anggaran Satuan Kerja SKPD dan Perubahan Rencana Kerja Dan Anggaran Satuan Kerja SKPD serta Tata cara Penyusunan Dan Verifikasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja SKPD dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja SKPD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 67) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(29)

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 43

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Ditetapkan di Makassar pada tanggal 06 Juli 2017

GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

Dr. H. SYAHRUL YASIN LIMPO, S.H., M.Si., M.H.

Diundangkan di Makassar pada tanggal 06 Juli 2017

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN,

Ir. H. ABDUL LATIF, M.Si., MM.

(30)

LAMPIRAN I : PERATURAN GUBERNUR SULSEL NOMOR 122 TAHUN 2017

TANGGAL 06 JULI 2017

FORMAT RKA-SKPD

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

RENCANA KERJA ANGGARAN

SKPD

(RKA –SKPD)

TAHUN ANGGARAN ………. URUSAN PEMERINTAHAN : x.xx ………. ORGANISASI : x.xx.xx ………. Pengguna Anggaran a. Nama b. NIP c. Jabatan : : : : ……… ……… ………

Kode Nama Formulir

RKA – SKPD Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA – SKPD 1 Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah

RKA – SKPD 2.1 Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA – SKPD 2.2 Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA – SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah

*) coret yang tidak perlu

LOGO DAERAH

(31)

A. FORMULIR RKA-SKPD

Halaman ……..

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RKA-SKPD

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran ……..

Urusan Pemerintahan : x. xx. ……….

Organisasi : x. xx. xx. ……….

Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kode

Rekening Uraian Jumlah (Rp)

1 2 3 ……..,tanggal……….. Kepala SKPD (tanda tangan) (nama lengkap) NIP.

(32)

B. FORMULIR RKA-SKPD 1

Halaman ………

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RKA SKPD 1

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran …

Urusan Pemerintahan : x. xx. ………

Organisasi : x. xx. xx. ………

Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kode

Rekening Uraian

Rincian Penghitungan

Jumlah (Rp) volume satuan Harga Tarif/

1 2 3 4 5 6 = (3 x 5) x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx Jumlah ……..,tanggal……….. Kepala SKPD (tanda tangan) (nama lengkap) NIP. Keterangan : Tanggal Pembahasan :

Catatan Hasil Pembahasan : 1.

2. Dst

Tim Anggaran Pemerintah Daerah:

No Nama NIP Jabatan Tandatangan

1 2 3 4 5 6

(33)

C. FORMULIR RKA-SKPD 2.1

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RKA SKPD 2.1

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran …

Urusan Pemerintahan : x. xx. ……….

Organisasi : x. xx. Xx. ……….

Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kode

Rekening Uraian

Tahun n

Tahun n+1 volume satuan Harga satuan Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6=(3x5) 7 x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx Jumlah ……..,tanggal……….. Kepala SKPD (tanda tangan) (nama lengkap) NIP. Keterangan : Tanggal Pembahasan :

Catatan Hasil Pembahasan :

1. 2. Dst

Tim Anggaran Pemerintah Daerah:

No Nama NIP Jabatan Tandatangan

1 2 3 4 5 6

(34)

D. FORMULIR RKA-SKPD 2.2

Halaman …..

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RKA-SKPD 2.2

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran …

Urusan Pemerintahan : x. xx. .……….

Organisasi : x. xx. xx. ..……….

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Kode

Uraian KegiatanLokasi Target Kinerja (Kuantitatif)

Jumlah Program Kegiatan Tahun n Tahun n+1 Belanja

Pegawai Barang & Jasa Modal Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9=6+7+8 10 xx Program …. Xx Kegiatan …. xx Kegiatan …. xx dst …. xx Program …. xx Kegiatan …. xx Kegiatan …. xx dst …. xx dst …. xx dst …. Jumlah ……..,tanggal……….. Kepala SKPD (tanda tangan) (nama lengkap) NIP. Keterangan : Tanggal Pembahasan :

Catatan Hasil Pembahasan : 1.

2. Dst

Tim Anggaran Pemerintah Daerah:

No Nama NIP Jabatan Tandatangan

1 2 3 4 5 6

(35)

E. FORMULIR RKA-SKPD 2.2.1

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RKA-SKPD 2.2.1

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran …...

Urusan Pemerintahan : x. xx. ………. Organisasi : x. xx. xx. ………. Program : x. xx. xx. xx. ……….

Kegiatan : x. xx. xx. xx. xx. Kegiatan Pembinaan Kelompok Petani Lokasi kegiatan : ……….

Jumlah Tahun n-1 : Rp ... (...) Jumlah Tahun n : Rp ... (...) Jumlah Tahun n+1 : Rp ... (...)

Indikator & Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung

Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja

Capaian Program Masukan Keluaran Hasil

Kelompok Sasaran Kegiatan : ………

Rincian Anggaran Belanja

menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kode

Rekening Uraian

Rincian Penghitungan

Jumlah (Rp) volume satuan satuan Harga

1 2 3 4 5 6=(3 x 5) X x X xx xx X x X xx xx X x X xx xx Jumlah ……..,tanggal……….. Kepala SKPD (tanda tangan) (nama lengkap) NIP. Keterangan : Tanggal Pembahasan : Catatan Hasil Pembahasan : 1.

2.

Tim Anggaran Pemerintah Daerah:

No Nama NIP Jabatan Tandatangan

1 2 3

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

(36)

FORMAT RKA-SKPKD

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

RENCANA KERJA ANGGARAN

SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

(RKA - SKPKD)

TAHUN ANGGARAN ………. URUSAN PEMERINTAHAN : x.xx ………. ORGANISASI : x.xx.xx ………. Pengguna Anggaran a. Nama b. NIP c. Jabatan : : : : ……… ……… ………

Kode Nama Formulir

RKA - SKPKD Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

RKA - SKPKD 1 Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

RKA - SKPKD 2.1 Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah RKA - SKPKD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah RKA - SKPKD 3.2 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

*) coret yang tidak perlu

LOGO DAERAH

(37)

A. FORMULIR RKA-SKPKD

Halaman ……..

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

RKA-SKPKD

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran ……

Urusan Pemerintahan : x. xx. ……….

Organisasi : x. xx. xx. ……….

Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

Kode

Rekening Uraian Jumlah (Rp)

1 2 3 ……..,tanggal……….. Kepala SKPD (tanda tangan) (nama lengkap) NIP.

(38)

B. FORMULIR RKA-SKPKD 1

Halaman ………

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH RKA- SKPKD 1

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran …

Urusan Pemerintahan : x. xx. ………

Organisasi : x. xx. xx. ………

Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah Kode

Rekening Uraian

Rincian Penghitungan

Jumlah (Rp) volume satuan Satuan Harga

1 2 3 4 5 6 = (3 x 5) x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx Jumlah ……..,tanggal……….. Kepala SKPD (tanda tangan) (nama lengkap) NIP. Keterangan : Tanggal Pembahasan :

Catatan Hasil Pembahasan : 1.

2. Dst

Tim Anggaran Pemerintah Daerah:

No Nama NIP Jabatan Tandatangan

1 2 3 4 5 6

(39)

C. FORMULIR RKA-SKPKD 2.1

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH RKA SKPKD 2.1

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran …

Urusan Pemerintahan : x. xx. ……….

Organisasi : x. xx. Xx. ……….

Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

Kode

Rekening Uraian

Tahun n

Tahun n+1 volume satuan Harga satuan Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6=(3x5) 7 x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx Jumlah ……..,tanggal……….. Kepala SKPD (tanda tangan) (nama lengkap) NIP. Keterangan : Tanggal Pembahasan :

Catatan Hasil Pembahasan :

1. 2. Dst

Tim Anggaran Pemerintah Daerah:

No Nama NIP Jabatan Tandatangan

1 2 3 4 5 6

(40)

D. FORMULIR RKA-SKPKD 3.1

Halaman ……..

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH RKA-SKPKD 3.1

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran ……

Urusan Pemerintahan : x. xx. ……….

Organisasi : x. xx. xx. ……….

Rincian Penerimaan Pembiayaan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

Kode

Rekening Uraian Jumlah (Rp)

1 2 3 ……..,tanggal……….. Kepala SKPD (tanda tangan) (nama lengkap) NIP. Keterangan : Tanggal Pembahasan :

Catatan Hasil Pembahasan : 1.

2. Dst

Tim Anggaran Pemerintah Daerah:

No Nama NIP Jabatan Tandatangan

1 2 3 4 5 6

(41)

E. FORMULIR RKA-SKPKD 3.2

Halaman ……..

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH RKA-SKPKD 3.2

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran ……

Urusan Pemerintahan : x. xx. ……….

Organisasi : x. xx. xx. ……….

Rincian Pengeluaran Pembiayaan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

Kode

Rekening Uraian Jumlah (Rp)

1 2 3 ……..,tanggal……….. Kepala SKPD (tanda tangan) (nama lengkap) NIP. Keterangan : Tanggal Pembahasan :

Catatan Hasil Pembahasan : 1.

2. Dst

Tim Anggaran Pemerintah Daerah:

No Nama NIP Jabatan Tandatangan

1 2 3 4 5 6

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

(42)

LAMPIRAN II : PERATURAN GUBERNUR SULSEL NOMOR 122 TAHUN 2017

TANGGAL 06 JULI 2017 1. BAGAN ALIR PENGERJAAN RKA-SKPD

2. BAGAN ALIR PENGERJAAN RKA-SKPKD

RKA

SKPD

RKA

SKPD 2.2

RKA

SKPD 1

RKA SKPD

2.1

RKA SKPD

RKA

SKPD 2.1

RKA

SKPKD

RKA

SKPKD

2.1

RKA

SKPKD

1

RKA

SKPKD

3.1

RKA

SKPKD

3.2

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

(43)

LAMPIRAN III : PERATURAN GUBERNUR SULSEL NOMOR 122 TAHUN 2017

TANGGAL 06 JULI 2017

FORMAT DPA-SKPD

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

(DPA – SKPD)

TAHUN ANGGARAN ………. URUSAN PEMERINTAHAN : x.xx ………. ORGANISASI : x.xx.xx ………. Pengguna Anggaran a. Nama b. NIP c. Jabatan : : : : ……… ……… ………

Kode Nama Formulir

DPA – SKPD Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Satuan Kerja Perangkat Daerah DPA – SKPD 1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah DPA – SKPD 2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah DPA – SKPD 2.2 Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah DPA – SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah

*) coret yang tidak perlu

LOGO DAERAH

(44)

A. FORMULIR DPA-SKPD

Halaman ……..

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DPA-SKPD

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran ……

Urusan

Pemerintahan : x. xx. ……….

Organisasi : x. xx. xx. ……….

Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kode

Rekening Uraian Jumlah (Rp)

1 2 3

Defisit

RENCANA PELAKSANAAN ANGGARAN SKPD PER TRIWULAN

No. Uraian Triwulan JUMLAH

I II III IV

1 2 3 4 5 6 7=3+4+5+6

1. Pendapatan Daerah 2. Belanja Daerah

2.1 Belanja Tidak Langsung 2.2 Belanja Langsung Makassar, ... Menyetujui, Sekretaris Daerah --- Pangkat : NIP :

(45)

B. FORMULIR DPA-SKPD 1

Halaman ………

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir RKA-SKPD 1

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran …

Urusan Pemerintahan : x. xx. ………

Organisasi : x. xx. xx. ………

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kode

Rekening Uraian

Rincian Penghitungan

Jumlah (Rp) volume satuan Satuan Harga

1 2 3 4 5 6 = (3 x 5) x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx Jumlah Rencana pendapatan per Triwulan

Triwulan I : Rp. Triwulan II : Rp. Triwulan III : Rp. Triwulan IV : Rp. Jumlah : Rp. Mengesahkan: Kepala BPKD selaku PPKD --- Pangkat: NIP Makassar, ... Kepala SKPD --- Pangkat : NIP.

(46)

C. FORMULIR DPA-SKPD 2.1

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DPA SKPD 2.1

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran …

Urusan Pemerintahan : x. xx. ……….

Organisasi : x. xx. Xx. ……….

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kode

Rekening Uraian

Tahun n

Tahun n+1 volume satuan Harga satuan Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6=(3x5) 7 x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx x x x xx xx Jumlah Rencana pendapatan per Triwulan

Triwulan I : Rp. Triwulan II : Rp. Triwulan III : Rp. Triwulan IV : Rp. Jumlah : Rp. Mengesahkan: Kepala BPKD selaku PPKD --- Pangkat: NIP Makassar, ... Kepala SKPD --- Pangkat : NIP.

(47)

D. FORMULIR DPA-SKPD 2.2

Halaman …..

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir

RKA-SKPD 2.2

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran …

Urusan Pemerintahan : x. xx. .……….

Organisasi : x. xx. xx. ..……….

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Kode

Uraian KegiatanLokasi Kinerja Target (Kuantitatif)

Triwulan

Urusan Program Kegiatan

Sumber Tahun n Jumlah Dana I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 xx Xx Program …. Xx Kegiatan …. xx Kegiatan …. xx dst …. xx Xx Program …. xx Kegiatan …. xx Kegiatan …. xx dst …. xx Xx Program …. xx Kegiatan …. xx Kegiatan …. xx Xx dst …. xx dst …. Jumlah Mengesahkan: Kepala BPKD selaku PPKD --- Pangkat : NIP : Makassar, ... Kepala SKPD --- Pangkat : NIP :

(48)

E. FORMULIR DPA-SKPD 2.2.1

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir

RKA – SKPD 2.2.1

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran …...

Urusan Pemerintahan : x. xx. ………. Organisasi : x. xx. xx. ………. Program : x. xx. xx. xx. ……….

Kegiatan : x. xx. xx. xx. xx. Kegiatan Pembinaan Kelompok Petani Lokasi kegiatan : ……….

Jumlah Tahun n-1 : Rp ... (...) Jumlah Tahun n : Rp ... (...) Jumlah Tahun n+1 : Rp ... (...)

Indikator & Tolok Ukur Kinerja Belanja Langsung

Indikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja

Capaian Program Masukan Keluaran Hasil

Kelompok Sasaran Kegiatan : ………

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kode

Rekening Uraian

Rincian Penghitungan

Jumlah (Rp) volume satuan satuan Harga

1 2 3 4 5 6=(3 x 5)

X x X xx xx X x X xx xx X x X xx xx

Jumlah

Rencana pendapatan per Triwulan

Triwulan I : Rp. Triwulan II : Rp. Triwulan III : Rp. Triwulan IV : Rp. Jumlah : Rp. Mengesahkan: Kepala BPKD selaku PPKD --- Pangkat: NIP Makassar, ... Kepala SKPD --- Pangkat : NIP.

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 317 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan pasal 177 Peraturan Pemerintah Nomor 12

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 320 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 298 ayat (1) Peraturan Menteri

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 314 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 111 ayat (8) Peraturan Pemerintah

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 273 ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 142 ayat (1) Peraturan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 70 ayat (2) Peraturan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 317 ayat ( 1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 177 Peraturan Pemerintah Nomor 12

bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 317 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan pasal 177 Peraturan Pemerintah Nomor 12

bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 314 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bersama Gubernur Nusa