PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK TUGAS ARTIKEL
“PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIFITAS REMAJA”
Disusun oleh : Mutiara Mufatikhah
1401050033
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
PERKEMBANGAN BAKAT DAN KREATIFITAS REMAJA
Remaja merupakan tahapan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Pada masa remaja sangat terlihat perbedaan yang mencolok dibanding pada saat masih kanak-kanak. Perbedaan yang sangat signifikan adalah keingintahuan remaja akan sesuatu hal, ingin diakui oleh kelompoknya dan lain-lain. Tahap perkembangan dan pertumbuhan remaja ini dianggap sebagai pintu gerbang menuju dewasa.
Dari usia dini setiap anak dibekali potensi. Potensi yang dimiliki masing-masing anak berbeda karena setiap anak memiliki keunikan sendiri. Orang tua dan orang-orang yang ada disekitarnya sudah seharusnya membantu mereka dalam mengembangkan bakat dan kreatifitas yang dimilikinya. Berdasarkan penilitian para pakar anak dari Amerika yaitu Dr. Keith Osbon, Dr. Burton L. White, dan Prof Dr. Benyamin Bloom tingkat intelektual anak sebagai berikut :
1. Tingkat perkembangan intelektual otak anak, sejak lahir sampai usia 4 tahun mencapai 50%. Pada masa ini disebut sebagai masa emas atau Golden Age. Anak mampu dengan cepat rangsangan yang diterimanya. Oleh karena itu, pada masa ini orang tua harus memanfaatkan dengan baik dengan memberikan rangsangan dengan hal-hal yang baik.
2. Hingga usia 8 tahun anak telah memiliki tingkat intelektual mencapai 80%.
3. Memasuki usia 18 tahun tingkat intelektual anak hamper mendekati 100%. Setelah usia 18 tahun dikatakan bahwa intelektualitas anak tidak mengalami perkembangan lagi.
Kecerdasan emosional anak sangatlah penting. Orang tua harus sejak dini mengasah kecerdasan emosional anak. Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik terkadang akan mampu mengasah bakatnya dengan baik pula. Dr. Yaomil Agus Achir berpendapat bahwa seorang yang berbakat selain memiliki keunggulan intelektif juga memiliki keunggulan non intelektif.
pada diri kita sendiri. Setelah mengetahui bakat yang dimiliki sebaiknya asah dan beri kesempatan untuk diri sendiri mengasah bakat tersebut.
Agar bakat dan kreatifitas yang dimiliki masing-masing pribadi dapat berkembang memerlukan dorongan baik dari segi internal ataupun eksternal. Pendorong yang berasal dari dalam diri ( internal ) antara lain motivasi dan hasrat yang kuat untuk berprestasi. Pendorong yang berasal dari luar ( eksternal ) misalnya keluarga, sekolah atau lingkungan sekitar. Pada segi proses anak diarahkan pada pemikiran untuk menemukan hubungan-hubungan baru untuk mendapatkan jawaban atau cara-cara untuk menghadapi dan mengatasi masalah yang dihadapi. Jangan berfokus pada hasil akhir melainkan pada proses yang sedang dijalani. Cara bermain dianggap cocok untuk membuat anak mengembangkan kreativitasnya.
Ada berbagai hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreatifitas dan bakat seorang anak. Dengan bermain beserta rekreasi seseorang dapat menemukan perwujudan dirinya sendiri. Seseorang akan mampu mengeksplore yang ada pada dirinya saat bermain ataupun berekreasi. Kreatifitas yang menuntut sikap kreatif dari individu iu sendiri perlu dipupuk untuk melatih anak berfikir flexible, fluency, originality, elaboration, dan redefinition sesuai ciri berfikir kreatif menurut Guilford (Supriadi, 2001).
DAFTAR PUSTAKA
Munandar,S.C. 1991. “Kreatifitas dan Keberbakatan strategi Mewujudkan Potensi Kreatifitas dan Bakat”. Jakarta: IT Gramedia Pusaka Utama