• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN PERUBAHAN KEDUA RKPD KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DOKUMEN PERUBAHAN KEDUA RKPD KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2017"

Copied!
725
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN KEDUA PERATURAN BUPATI BULUKUMBA

NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Tentang

KEDUA PERATURAN BUPATI BULUKUMBA

NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA

TAHUN 2017

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN BULUKUMBA

2017

“Penguatan Ekonomi Masyarakat

Melalui Optimalisasi Sektor Pertanian,

Perdagangan dan Infrastruktur”

KEDUA PERATURAN BUPATI BULUKUMBA

RENCANA KERJA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN BULUKUMBA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Landasan Hukum ...

2

1.3 Hubungan Antar Dokumen ...

4

1.4 Sistematika Perubahan RKPD ...

4

1.5 Maksud dan Tujuan ...

5

1.6 Gambaran Perubahan Kerangka Ekonomi Makro ...

6

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun lalu

2.1 Capaian Target Kinerja dan Penyerapan Anggaran

Program/Kegiatan ...

15

2.2 Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Program dan

Kegiatan ...

24

BAB III Rancana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah dalam

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

...

93

3.1 Matriks Perubahan Rencana Kerja dan Kegiatan Prioritas

Kabupaten Bulukumba Tahun 2017 ...

94

(7)

ii

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

5.

UPT Diknas Kecamatan Rilau Ale ...

117

6.

UPT Diknas Kecamatan Gantarang ...

119

7.

UPT Diknas Kecamatan Kindang ...

121

8.

UPT Diknas Kecamatan Herlang ...

123

9.

UPT Diknas Kecamatan Bontotiro ...

125

10.

UPT Diknas Kecamatan Bontobahari ...

127

11.

UPT Diknas Kecamatan Kajang ...

129

12.

SMP Negeri 1 Bulukumba ...

131

13.

SMP Negeri 2 Bulukumba ...

133

14.

SMP Negeri 3 Bulukumba ...

135

15.

SMP Negeri 4 Bulukumba ...

137

16.

SMP Negeri 5 Bulukumba ...

139

17.

SMP Negeri 6 Bulukumba ...

141

18.

SMP Negeri 7 Bulukumba ...

142

19.

SMP Negeri 8 Bulukumba ...

143

20.

SMP Negeri 9 Bulukumba ...

145

21.

SMP Negeri 10 Bulukumba ...

147

22.

SMP Negeri 11 Bulukumba ...

149

23.

SMP Negeri 12 Bulukumba ...

151

24.

SMP Negeri 13 Bulukumba ...

153

25.

SMP Negeri 14 Bulukumba ...

154

26.

SMP Negeri 15 Bulukumba ...

156

27.

SMP Negeri 16 Bulukumba ...

157

28.

SMP Negeri 17 Bulukumba ...

159

29.

SMP Negeri 18 Bulukumba ...

160

30.

SMP Negeri 19 Bulukumba ...

162

31.

SMP Negeri 20 Bulukumba ...

163

32.

SMP Negeri 21 Bulukumba ...

164

33.

SMP Negeri 22 Bulukumba ...

165

34.

SMP Negeri 23 Bulukumba ...

166

35.

SMP Negeri 24 Bulukumba ...

167

36.

SMP Negeri 25 Bulukumba ...

168

37.

SMP Negeri 26 Bulukumba ...

169

38.

SMP Negeri 27 Bulukumba ...

170

39.

SMP Negeri 28 Bulukumba ...

171

40.

SMP Negeri 29 Bulukumba ...

172

41.

SMP Negeri 30 Bulukumba ...

173

42.

SMP Negeri 31 Bulukumba ...

174

43.

SMP Negeri 32 Bulukumba ...

175

44.

SMP Negeri 33 Bulukumba ...

176

45.

SMP Negeri 34 Bulukumba ...

177

46.

SMP Negeri 35 Bulukumba ...

178

47.

SMP Negeri 36 Bulukumba ...

179

48.

SMP Negeri 37 Bulukumba ...

180

49.

SMP Negeri 38 Bulukumba ...

182

50.

SMP Negeri 39 Bulukumba ...

183

51.

SMP Negeri 40 Bulukumba ...

185

52.

SMP Negeri 41 Bulukumba ...

187

53.

SMP Negeri 42 Bulukumba ...

188

54.

SMP Negeri 43 Bulukumba ...

189

55.

SMP Negeri 44 Bulukumba ...

190

56.

SMP Negeri 46 Bulukumba ...

191

(8)

iii

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

64.

SMP Negeri Satap 6 Bulukumba ...

199

65.

SMP Negeri Satap 7 Bulukumba ...

200

66.

SMP Negeri Satap 8 Bulukumba ...

201

67.

SMP Negeri Satap 9 Bulukumba ...

202

68.

SMP Negeri Satap 10 Bulukumba ...

203

69.

SMP Negeri Satap 11 Bulukumba ...

204

70.

SMP Negeri Satap 12 Bulukumba ...

205

71.

SMP Negeri Satap 13 Bulukumba ...

206

72.

SMP Negeri Satap 14 Bulukumba ...

207

73.

SMP Negeri Satap 15 Bulukumba ...

209

74.

SMP Negeri Satap 18 Bulukumba ...

210

75.

SMP Negeri Terbuka Bulukumba ...

211

76.

SMP Negeri Terbuka Gangking ...

212

77.

SMP Negeri Terbuka Bulukumpa ...

213

78.

SMP Luar Biasa Ujung Bulu ...

214

79.

SKB Bulukumba ...

215

80.

TK Pembina ...

217

81.

TK Pembina Gantarang ...

219

82.

Akademi Keperawatan ...

221

83.

Dinas Kesehatan ...

222

84.

RSUD H.A.Sultan Dg Raja ...

240

85.

Puskesmas Caile ...

243

86.

Puskesmas Ponre ...

246

87.

Puskesmas Gattareng ...

249

88.

Puskesmas Borong Rappoa ...

252

89.

Puskesmas Balibo ...

255

90.

Puskesmas Manyampa ...

258

91.

Puskesmas Ujung Loe ...

261

92.

Puskesmas Tanete ...

264

93.

Puskesmas Bontobangun ...

267

94.

Puskesmas Karassing ...

270

95.

Puskesmas Herlang ...

273

96.

Puskesmas Bontobahari ...

276

97.

Puskesmas Lembanna ...

279

98.

Puskesmas Kassi ...

282

99.

Puskesmas Batang ...

285

100.

Puskesmas Bontotiro ...

288

101.

Puskesmas Tanah Towa ...

291

102.

Puskesmas Salassae ...

294

103.

Puskesmas Palangisang ...

297

104.

Puskesmas Bontonyeleng ...

300

105.

UPTD Instalasi Farmasi ...

303

106.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ...

306

107.

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air ...

330

108.

Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan ...

339

109.

Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik ...

353

110.

Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran ...

359

111.

Dinas Sosial ...

365

112.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah ...

372

113.

Dinas Tenaga Kerja ...

377

114.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ...

382

115.

Dinas Ketahanan Pangan ...

391

(9)

iv

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

123.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ...

461

124.

Dinas Pemuda dan Olahraga ...

467

125.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah ...

474

126.

Dinas Perikanan ...

481

127.

Dinas Pariwisata ...

491

128.

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan ...

498

129.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan ...

514

130.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian ...

522

131.

Sekretariat Daerah ...

529

132.

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ...

546

133.

Kecamatan Ujung Bulu ...

553

134.

Kelurahan Bentenge ...

557

135.

Kelurahan Kasimpureng ...

560

136.

Kelurahan Loka ...

564

137.

Kelurahan Tanah Kongkong ...

567

138.

Kelurahan Bintarore ...

570

139.

Kelurahan Caile ...

573

140.

Kelurahan Ela-ela ...

576

141.

Kelurahan Kalumeme ...

579

142.

Kelurahan Terang-terang ...

582

143.

Kecamatan Ujung Loe ...

585

144.

Kelurahan Dannuang ...

588

145.

Kecamatan Bulukumpa ...

591

146.

Kelurahan Jawi-jawi ...

594

147.

Kelurahan Tanete ...

597

148.

Kelurahan Ballasaraja ...

600

149.

Kecamatan Rilau Ale ...

603

150.

Kelurahan Palampang ...

606

151.

Kecamatan Gantarang ...

609

152.

Kelurahan Matekko ...

613

153.

Kelurahan Jalanjang ...

616

154.

Kelurahan Mariorennu ...

619

155.

Kecamatan Kindang ...

623

156.

Kelurahan Borong Rappoa ...

626

157.

Kecamatan Herlang ...

630

158.

Kelurahan Tanuntung ...

634

159.

Kelurahan Bontokamase ...

637

160.

Kecamatan Bontotiro ...

640

161.

Kelurahan Eka Tiro ...

643

162.

Kecamatan Bontobahari ...

646

163.

Kelurahan Benjala ...

649

164.

Kelurahan Sapolohe ...

652

165.

Kelurahan Tanah Lemo ...

655

166.

Kelurahan Tanah Beru ...

658

167.

Kecamatan Kajang ...

661

168.

Kelurahan Tanah Jaya ...

664

169.

Kelurahan Laikang ...

667

170.

Inspektorat Daerah ...

671

171.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) ...

676

172.

Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) ...

687

173.

Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) ...

698

174.

Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM ...

703

(10)

1

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, mewajibkan pemerintah daerah untuk

menyusun RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka

waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,

prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk

jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman kepada

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan program strategis nasional yang

ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Dengan demikian RKPD mempunyai kedudukan, peran dan fungsi yang

sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat:

1. Secara substansial, memuat arah kebijakan ekonomi dan keuangan

daerah, rencana program, kegiatan, indikator kinerja, pagu indikatif,

kelompok sasaran, lokasi kegiatan, prakiraan maju, dan Perangkat Daerah

penanggung jawab yang wajib dilaksanakan pemerintahan daerah dalam 1

(satu) tahun;

2. Secara normatif, menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)

dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang akan diusulkan

oleh kepala daerah untuk disepakati bersama dengan DPRD sebagai

landasan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (R-APBD);

3. Secara

operasional,

memuat

arahan

untuk

peningkatan

kinerja

pemerintahan dibidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta

Pemerintah daerah yang menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala

Perangkat Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang

ditetapkan dalam Renja PD; dan

4. Secara faktual, menjadi tolok ukur untuk menilai capaian kinerja

penyelenggaraan pemerintahan daerah merealisasikan program dan

kegiatan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Penyusunan RKPD berpedoman pada arah kebijakan pembangunan

nasional, arah kebijakan pembangunan daerah, tahapan dan tatacara

penyusunan, tahapan dan tata cara penyusunan perubahan, pengendalian

dan evaluasi, serta konsistensi perencanaan dan penganggaran sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

RKPD Tahun 2017 dapat diubah dalam hal terjadi:

1.

Perubahan kebijakan dan strategi baik di tingkat nasional maupun di

tingkat pemerintah daerah yang tidak perlu merubah RPJMD;

2.

Penambahan kegiatan baru yang tidak perlu merubah RPJMD; dan

(11)

2

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana

program dan kegiatan prioritas daerah.

2. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran

sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;

3. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam

peraturan perundang-undangan; dan/atau

4. Pergeseran pagu kegiatan antar perangkat daerah, penghapusan kegiatan,

penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau

pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan

kelompok sasaran kegiatan.

Dalam hal keadaan darurat sebagaimana ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan, pemerintah daerah dapat melaksanakan kegiatan

terlebih dahulu untuk mengatasi keadaan darurat dimaksud dan selanjutnya

ditampung dalam Perubahan RKPD Tahun 2017.

Memperhatikan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengamanatkan bahwa

penyusunan RAPBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan

tercapainya tujuan bernegara, Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang

menyatakan bahwa RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPBD, maka

untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran,

Perubahan RKPD Tahun 2017 yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala

Daerah menjadi landasan penyusunan Perubahan KUA dan Perubahan PPAS

untuk menyusun Perubahan APBD Tahun 2017.

Perubahan RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,

program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, kerangka pendanaan

dan pagu indikatif, yang bersumber dari APBD maupun sumber-sumber

pendanaan lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam mengakomodasi berbagai

kepentingan rakyat, terus berupaya melakukan perbaikan dan pembenahan

dengan tujuan agar masyarakat merasa aman, nyaman, dan tentram menuju

masyarakat yang sejahtera dan terdepan. Perubahan regulasi yang ditetapkan

di tahun 2017 dan melihat perkembangan pembangunan Kabupaten

Bulukumba pelaksanaan sampai dengan tahun berjalan, maka berbagai

keadaan tersebut layak dijadikan dasar petimbangan untuk melakukan

perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017.

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Perubahan RKPD)

Kabupaten Bulukumba Tahun 2017, dirasakan sangat penting untuk

konsistensi dan keselarasan serta kesinambungan upaya pencapaian visi dan

misi Kabupaten Bulukumba dengan lebih efektif dan efisien.

1.2. Landasan Hukum

Landasan Hukum dalam Penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten

Bulukumba Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

(12)

3

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

4.

Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tangung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

5.

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

6.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun

2007 Nomor 43 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4708);

7.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4815);

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penyusunan,

Pengendalian,

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan

Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 106, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6057);

13.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

(13)

4

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

Tahun 2018;

17.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 10 Tahun 2007 tentang

Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Daerah (Lembaran Daerah

Kabupaten Bulukumba Tahun 2007 Nomor 10);

18.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 7 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bulukumba

Tahun 2005-2025;

19.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 7 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bulukumba

Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2010

Nomor 7);

20.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah;

21.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 21 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BulukumbaTahun 2012-2032

(Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2012 Nomor 21);

22.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021

(Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 Nomor 7);

23.

Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 14 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah

Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 Nomor 14);

24.

Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 69 Tahun 2016 tentang Perubahan

atas Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 35 Tahun 2016 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2017.

1.3 Hubungan Antar Dokumen

Dengan mengacu pada ketentuan pasal 17 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengamanatkan

bahwa Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka

mewujudkan tercapainya tujuan bernegara dan ketentuan pasal 25 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa RKPD menjadi pedoman

penyusunan APBD, maka untuk menjaga konsistensi antara perencanaan

dan penganggaran, dilakukan perubahan RKPD Tahun 2017 yang ditetapkan

dengan Peraturan Bupati Bulukumba dan menjadi landasan penyusunan

Kebijakan Umum Perubahan APBD dan Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara Perubahan APBD Tahun 2017, yang digunakan dalam

penyusunan perubahan RAPBD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017.

1.4 Sistematika Perubahan RKPD

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba tahun 2017 disusun dengan

sistematika sebagai berikut:

1.

Bab I

: Pendahuluan.

(14)

5

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

Pada Bab ini memuat kegiatan lanjutan tahun 2016,

pergeseran kegiatan antar perangkat daerah, penghapusan

kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif,

penambahan atau pengurangan target kinerja, pagu indikatif,

lokasi, kelompok sasaran yang mengalami perubahan dan

yang tidak mengalami perubahan. Rencana program dan

kegiatan prioritas daerah tersebut mencakup semua rencana

program dan kegiatan prioritas yang akan dianggarkan

melalui belanja tidak langsung, belanja langsung dan

pengeluaran pembiayaan.

4.

Bab IV

: Penutup.

memuat hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan

kebutuhan.

1.5 Maksud dan Tujuan

1.5.1 Maksud

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya

disingkat Perubahan RKPD adalah dokumen perubahan perencanaan daerah

untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan Perubahan Rencana

Pembangunan Tahunan Daerah yang disusun dengan maksud untuk

menyesuaikan dokumen perencanaan tahunan dengan perkembangan

keadaan dalam tahun berjalan.

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017, yang mencakup

perubahan kebijakan dan strategi baik di tingkat nasional maupun di tingkat

pemerintah daerah maupun penambahan atau perubahan kegiatan baru

harus tetap menjadi bagian utuh dari upaya pelaksanaan RPJMD Kabupaten

Bulukumba Tahun 2016-2021.

1.5.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten

Bulukumba Tahun 2017 yaitu:

1.

Sebagai acuan bagi seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di

Kabupaten Bulukumba dalam merumuskan dan menjalankan perubahan

kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah tahun 2017.

2.

Sebagai Pedoman dalam penyusunan Perubahan Kebijakan Umum

Anggaran (Perubahan KUA) dan Penyusunan Perubahan Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara (Perubahan PPAS) dan sebagai tahapan dalam

penyusunan

Perubahan

Rencana

Anggaran

dan

Belanja

Daerah

(Perubahan RAPBD) Tahun 2017.

3.

Sebagai pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah untuk menyusun

Perubahan Renja PD dan Perubahan RKA PD.

4.

Alat untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasannya.

1.5.3 Dasar Pertimbangan Perubahan

(15)

6

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

3.

Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran

sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;

4.

Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam

peraturan perundang-undangan; dan/atau

5.

Pergeseran pagu kegiatan antar perangkat daerah, penghapusan kegiatan,

penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau

pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan

kelompok sasaran kegiatan.

1.6 Gambaran Perubahan Kerangka Ekonomi Makro

1.6.1 Kondisi Perekonomian Nasional

Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2017 tumbuh membaik sebesar

5,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,94 %

(yoy). Pertumbuhan yang tinggi tercatat pada ekspor dan belanja pemerintah.

Perbaikan kinerja ekspor terutama dipengaruhi oleh membaiknya harga

komoditas global, seperti batubara dan karet, serta meningkatnya

pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu, meningkatnya konsumsi

pemerintah didorong oleh belanja barang dan modal sehingga dapat

memperbaiki kinerja investasi terutama investasi bangunan. Sementara itu,

pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap kuat. Secara spasial, perbaikan

PDB triwulan I 2017 ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di Jawa terkait

investasi dan di Kalimantan karena ekspor. Di sisi lain, perlambatan ekonomi

terjadi di Sumatera karena penurunan investasi dan perdagangan antar

daerah, serta di Sulampua dan Balinusra karena menurunnya ekspor bahan

tambang.

Inflasi pada triwulan I 2017 tetap terkendali dalam kisaran sasaran

inflasi 2017 yaitu 4±1%, meski sedikit lebih tinggi dibanding periode triwulan

sebelumnya. Pada akhir triwulan I 2017, realisasi inflasi IHK tercatat sebesar

3,61% (yoy) atau lebih tinggi dibanding periode akhir triwulan IV 2016 yang

sebesar 3,02% (yoy). Tekanan kenaikan inflasi di periode triwulan ini

bersumber dari kelompok

administered prices

, terutama terkait penerapan

sejumlah kebijakan tarif di awal tahun 2017. Sementara itu, inflasi inti relatif

stabil dan inflasi pangan bergejolak (

volatile foods

) tercatat lebih rendah.

Secara bulanan, sepanjang periode triwulan I 2017 tekanan inflasi yang

cukup tinggi hanya terjadi pada bulan Januari yakni sebesar 0,97% (mtm)

karena didorong oleh penerapan kenaikan tarif perpanjangan STNK dan tarif

listrik. Tekanan inflasi kembali menurun pada Februari 2017 menjadi sebesar

0,23% (mtm) dan pada Maret 2017 bahkan mengalami deflasi 0,02% (mtm)

seiring dengan melimpahnya pasokan pangan. Memasuki awal triwulan II

2017, IHK kembali mengalami inflasi namun masih berada pada level yang

cukup rendah yakni sebesar 0,09% (mtm) pada April 2017. Realisasi inflasi

IHK pada awal triwulan II 2017 dipengaruhi oleh kenaikan inflasi pada

kelompok

administered price

(AP), sementara inflasi inti tercatat cukup

rendah, sedangkan

volatile foods

bahkan masih tercatat mengalami deflasi.

Secara tahunan, inflasi IHK pada April 2017 tercatat sebesar 4,17% (yoy),

masih sejalan dengan kisaran sasaran inflasi 2017.

(16)

7

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

(Malaysia). Pada April 2017 nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil. Hingga

akhir April 2017, rupiah menguat sebesar 1,07% (ytd) menjadi Rp13.329 per

dolar AS. Di sisi eksternal, berlanjutnya penguatan rupiah dipengaruhi oleh

meningkatnya sentimen negatif terhadap arah kebijakan perekonomian AS

dan kenaikan pertumbuhan Tiongkok yang mendorong berlanjutnya aliran

modal asing masuk ke negara EM termasuk Indonesia. Sementara di sisi

domestik, penguatan rupiah didukung oleh meningkatnya cadangan devisa

pada akhir Maret 2017 sejalan dengan perbaikan

outlook sovereign rating

dan

sentimen positif terhadap kondisi dan prospek perekonomian Indonesia.

Berlanjutnya penguatan rupiah pada April 2017 juga disertai volatilitas yang

tetap rendah dibanding negara

peers.

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada April

2017, didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas. Surplus neraca

perdagangan April 2017 tercatat 1,24 miliar dolar AS, lebih rendah

dibandingkan dengan surplus Maret 2017 yang sebesar 1,40 miliar dolar AS.

Surplus neraca perdagangan pada April 2017 yang lebih rendah dipengaruhi

oleh turunnya surplus neraca perdagangan nonmigas yang lebih besar dari

penurunan defisit neraca perdagangan migas. Meski demikian, surplus

neraca perdagangan pada April 2017 menunjukkan kinerja yang jauh lebih

baik jika dibandingkan surplus pada April 2016 yang hanya sebesar 0,88

miliar dolar AS.

Surplus neraca perdagangan nonmigas pada April 2017 tercatat 1,87

miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya

yang sebesar 2,2 miliar dolar AS. Menurunnya surplus neraca perdagangan

nonmigas tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekspor nonmigas sebesar

0,98 miliar dolar AS (mtm), lebih besar dari penurunan impor nonmigas yang

sebesar 0,69 miliar dolar AS (mtm). Penurunan ekspor nonmigas terutama

dipengaruhi oleh turunnya ekspor lemak dan minyak hewan, bahan bakar

mineral, karet dan barang dari karet, mesin/peralatan listrik, dan pakaian

jadi bukan rajutan. Sementara itu, penurunan impor nonmigas terutama

disebabkan oleh turunnya impor mesin dan peralatan mekanik, plastik dan

barang dari plastik, bahan kimia organik, kapal laut dan bangunan terapung,

serta bahan bakar mineral. Di sisi migas, defisit neraca perdagangan migas

turun dari 0,77 miliar dolar AS pada Maret 2017 menjadi 0,63 miliar dolar AS

pada April 2017. Penurunan defisit neraca perdagangan migas tersebut

dipengaruhi oleh penurunan impor migas sebesar 0,67 miliar dolar AS (mtm)

yang melebihi penurunan ekspor migas yang sebesar 0,53 miliar dolar AS

(mtm).

Melihat perkembangan ekonomi nasional tersebut, maka direncanakan

prospek perekonomian nasional mengalami perubahan pada beberapa

indikator ekonomi nasional yang akan berdampak pada perubahan anggaran

tahun 2017.

(17)

8

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

antara Pemerintah dan Bank Indonesia baik di tingkat pusat maupun daerah

dalam menjaga tingkat inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran inflasi

nasional yaitu 4±1 persen.

Nilai tukar rupiah dalam RAPBNP tahun 2017 diusulkan sebesar

Rp13.400 per dolar Amerika Serikat atau melemah dibandingkan dengan

asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp13.300 per dolar Amerika

Serikat.

Outlook

nilai tukar rupiah tersebut mempertimbangkan potensi risiko

terutama terkait rencana kebijakan moneter Amerika Serikat yang akan

menaikkan kembali tingkat suku bunga acuan dan kebijakan proteksi

perdagangannya. Di sisi lain, status

investment grade

dari beberapa lembaga

rating

internasional dan stabilitas ekonomi makro yang terjaga dengan baik

diperkirakan akan berdampak positif terhadap aliran modal masuk ke dalam

negeri dan dapat menahan risiko pelemahan nilai tukar rupiah serta

sekaligus menurunkan

yield

surat berharga negara. Oleh karena itu, tingkat

suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan sebesar 5,2 persen atau lebih rendah

dari asumsi APBN tahun 2017 sebesar 5,3 persen.

Berdasarkan tren peningkatan harga minyak, rata-rata ICP sampai

dengan akhir tahun 2017 diperkirakan sebesar 50 dolar Amerika Serikat per

barel, lebih tinggi dari asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar 45 dolar

Amerika Serikat per barel. Sementara

lifting

minyak dan gas bumi sampai

dengan akhir tahun diperkirakan tidak berbeda dengan asumsi

lifting

migas

APBN tahun 2017 yaitu rata-rata mencapai 815 ribu barel per hari untuk

minyak dan 1.150 ribu barel per hari setara minyak untuk gas bumi.

Perubahan asumsi dasar ekonomi makro tersebut tetap mengacu pada

pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah yang terdapat pada

RPJMN 2015-2019 serta sasaran tahunan sebagaimana tercantum dalam RKP

tahun 2017. Rincian asumsi dasar ekonomi makro sebagai berikut:

Indikator Ekonomi

2016

2017

Realisasi

APBN

RAPBNP

a. Pertumbuhan Ekonomi (%yoy)

5,0

5,1

5,2

b. Inflasi (%yoy)

3,0

4,0

4,3

c. Nilai Tukar (Rp/USD)

13.307

13.300

13.400

d. Tingkat Bunga SPN 3 Bulan Rata-rata (%)

5,7

5,3

5,2

e. Harga Minyak Mentah Indonesia (USD/barel)

40

45

50

f.

Lifting

Minyak Bumi (ribu barel per hari)

829

815

815

g.

Lifting

Gas Bumi (ribu barel setara minyak per

hari)

1.180

1.150

1.150

Sumber: Kementerian Keuangan, 2017.

1.6.2 Kondisi Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

A. Pertumbuhan Ekonomi

(18)

9

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

Transportasi Dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum;

Real Estate; Administrasi Pemerintahan; Jasa Pendidikan; Dan Jasa

Kesehatan. Lapangan Usaha Perdagangan Besar Dan Eceran; Transportasi

Dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum diperkirakan

meningkat sebagai dampak dari meningkatnya aktivitas masyarakat pada

Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Sementara itu, kinerja jasa

pendidikan diperkirakan meningkat sebagai dampak dari pelaksanaan Ujian

Nasional di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah

Atas (SMA). Pada usaha konstruksi diperkirakan terjadi peningkatan akibat

beberapa proyek akan mulai direalisasikan pada triwulan II 2017. Sesuai

dengan informasi anekdotal, beberapa instansi telah melakukan lelang pada

triwulan I 2017.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2017 yang

melambat terutama disebabkan oleh net ekspor antar daerah dan luar negeri.

Pada triwulan I 2017, net ekspor antar daerah dan net ekspor luar negeri

tercatat tumbuh terkontraksi masing-masing -80,85% (yoy) dan -68,03% (yoy).

Meski pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2017 mengalami perlambatan,

namun tetap tumbuh kuat. Pertumbuhan ekonomi Sulsel yang terjaga

didukung oleh menguatnya konsumsi rumah tangga yang tercatat tumbuh

5,54% (yoy) di triwulan I 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat 5,29% (yoy). Selain itu, pertumbuhan konsumsi pemerintah dan

investasi (PMTB) yang tercatat tumbuh positif masing-masing mencapai

3,75% (yoy) dan 7,36% (yoy) dapat menopang pertumbuhan Sulsel di periode

laporan.

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2017 diperkirakan

meningkat. Peningkatan tersebut didorong oleh tetap kuatnya konsumsi

rumah tangga akibat meningkatnya aktivitas masyarakat dalam menghadapi

Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Risiko yang perlu diwaspadai pada

triwulan laporan adalah kinerja ekspor yang diperkirakan menurun akibat

harga komoditas utama Sulsel yang turun di awal triwulan II 2017, seperti

nikel dan kopi. Selain itu, pasokan nikel yang meningkat dari Negara pesaing

utama yaitu Filipina, disertai dengan perlambatan konsumen utama logam

(Tiongkok) mendorong

oversupply

dari nikel sehingga harga komoditas

tertekan pada triwulan II 2017. Komoditas kopi juga mengalami penurunan

harga akibat pasokan yang meningkat dari Brazil dan Vietnam. Pertumbuhan

ekonomi Sulsel pada triwulan II 2017 diperkirakan berada pada kisaran

7,5%-7,9% (yoy).

B. Inflasi

(19)

10

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

Rp1.647/kWh. Selain itu, pada kelompok

volatile food

, permintaan

masyarakat diperkirakan meningkat karena memasuki bulan Ramadhan dan

hari raya lebaran.

Peningkatan tekanan inflasi pada triwulan I 2017 terjadi pada Kelompok

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau; Perumahan, Air, Listrik,

Gas dan Bahan Bakar; Kesehatan; serta Transpor, Komunikasi dan Jasa

Keuangan. Inflasi kelompok Makanan Jadi tercatat 4,28% (yoy) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya 3,63% (yoy). Selain itu, kelompok lain

yang mengalami peningkatan yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar; kesehatan; dan transpor, komunikasi dan jasa keuangan

menjadi masing-masing 3,52% (yoy); 2,74% (yoy); dan 3,61% (yoy) pada

periode laporan, dari sebelumnya 2,76% (yoy); 2,65% (yoy); dan -0,87% (yoy).

Di sisi lain, kelompok bahan makanan mengalami penurunan tekanan inflasi

dari 6,36% (yoy) menjadi 3,94% (yoy). Kelompok lain yang mengalami

penurunan yaitu kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga masing-masing dari 2,97% (yoy) dan 0,83% (yoy) pada triwulan IV

2016 menjadi 1,89% (yoy) dan 0,81% (yoy) pada triwulan I 2017.

Pada awal triwulan II 2017, tekanan inflasi diperkirakan dalam tren

meningkat. Berdasarkan hasil Survei Konsumen yang diselenggarakan oleh

Bank Indonesia bahwa indeks harga 3 bulan yang akan datang mengalami

peningkatan dari 173,7 di triwulan I 2017 menjadi 186,8 di triwulan II 2017.

Peningkatan tersebut diperkirakan berasal dari inflasi administered price

seiring dengan kebijakan dari pemerintah pusat terkait pengalihan subsidi

listrik pada daya 900 VA di tanggal 1 Mei dan 1 Juli 201715. Selain itu, Hari

Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang jatuh pada bulan Mei dan Juni,

diperkirakan turut mendorong konsumsi masyarakat terutama pada

kelompok volatile food. Memperhatikan perkembangan harga hingga bulan

Mei 2017, laju inflasi Sulsel pada triwulan II 2017 diperkirakan akan

meningkat, dan berada pada rentang sasaran inflasi tahun 2017 sebesar

4%±1%.

Faktor penahan inflasi di triwulan II 2017 diperkirakan berasal dari

volatile food. Meski mengalami peningkatan tekanan inflasi, namun panen

raya yang terjadi pada bulan Maret-April 2017 diperkirakan dapat menahan

tekanan inflasi yang lebih tinggi. Hingga awal triwulan II 2017, inflasi volatile

food meningkat dari 3,72% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 4,18% (yoy) di

triwulan II 2017. Sementara itu, inflasi kelompok inti diperkirakan relatif

terjaga pada tingkat yang aman.

C. Investasi

(20)

11

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

investasi di periode laporan tumbuh 4,84% (yoy) atau sebesar Rp23,60 triliun

dari triwulan sebelumnya sebesar Rp23,08 triliun. Di sisi lain meski impor

barang modal melambat, namun tetap tumbuh positif 63,23% (yoy) atau

mencapai USD54,69 juta di periode laporan.

Selain dari sisi pemerintah, investasi yang dilakukan oleh pihak swasta

juga tumbuh meningkat. Investasi swasta yang meningkat di triwulan I 2017

(yoy) terlihat dari rencana proyek baru yang mengalami peningkatan.

Berdasarkan data BCI Asia, jumlah proyek infrastruktur yang dimulai di

triwulan I 2017 didorong pembangunan gedung baru, perumahan, apartemen

dan supermarket. Proyek infrastruktur swasta yang dimulai pada triwulan

laporan yaitu pembangunan energi listrik di Kabupaten Sidrap dan

Kabupaten Maros dengan kapasitas 150 KV, PLTU Barru 2 dengan kapasitas

100 MW, perumahan, sekolah, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan.

Sementara itu, komponen perubahan inventori hasil olahan industri

nikel tumbuh meningkat. Komponen perubahan inventori di periode

pelaporan tercatat 158,99% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan posisi

inventori nikel sebesar -116,70% (yoy) di triwulan IV 2016, yang disebabkan

oleh durasi

shutdown

yang lebih singkat akibat pemeliharaan yang lebih cepat

dibandingkan prediksi awal sehingga mendorong peningkatan produksi di

triwulan I 2017.

Proyek-proyek

multiyears

masih akan menjadi motor investasi di Sulsel.

Banyaknya proyek infrastruktur berskala besar di Sulsel diperkirakan masih

akan menjadi motor pertumbuhan investasi di Sulsel, yang salah satunya

adalah pembangunan

Makassar New Port

(MNP). Menurut informasi anekdotal

dan FGD yang dilakukan, perkembangan MNP Tahap 1 A sudah mencapai

30% yaitu pembangunan dermaga, dengan dana mencapai Rp1,8 triliun

hingga tahun 2018.

Sampai dengan saat ini, realisasi proyek Kereta Api Makassar – Parepare

mencapai 20 Km dan masih terkendala pembebasan lahan dan pembiayaan.

Menurut informasi anekdotal, pemerintah pusat telah menganggarkan proyek

Kereta Api Makassar – Parepare sebesar Rp500 miliar di tahun 2017, atau

mencapai Rp5 triliun di tahun 2017-2019. Sementara itu, pembangunan

smelter oleh beberapa perusahaan diperkirakan mulai produksi pada akhir

tahun 2016, sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Pembangkit

Listrik Tenaga Uap dalam tahap pengembangan.

Selain berbagai proyek tersebut di atas, juga terdapat proyek yang

terkait dengan ketahanan pangan. Pada dasarnya proyek ini merupakan

proyek multiyear yang diperkirakan akan turut mendorong ekonomi Sulsel ke

depan, antara lain Bendung Baliase, Bendungan Karalloe, Bendungan

Paselloreng, dan Waduk Tunggu Nipa Nipa. Total anggaran proyek multiyear

yang bersumber dari APBN diperkirakan sebesar Rp1,9 triliun.

D. Ekspor dan Impor

(21)

12

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

Membaiknya kinerja ekspor (LN) tidak lepas dari meningkatnya kinerja

ekspor Nikel. Hal ini dikarenakan pangsa ekspor Nikel menyumbang 55,12%

dari total ekspor LN Sulsel di triwulan I 2017. Nilai ekspor nikel tercatat

mengalami pertumbuhan 28,01% (yoy) membaik dibandingkan dengan

pertumbuhan di periode sebelumnya yang mencapai 2,81% (yoy). Peningkatan

nilai ekspor ini tidak terlepas dari tetap kuatnya harga komoditas nikel di

pasar internasional. Sepanjang triwulan I 2017, harga nikel mencapai

USD10.274,34/mt atau tumbuh 20,78% (yoy), dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 14,44% (yoy).

Selain nikel, nilai ekspor beberapa komoditas unggulan Sulsel juga

mengalami perbaikan. Pertumbuhan nilai ekspor komoditas olahan kakao dan

udang meningkat masing-masing 17,74% (yoy) dan 33,65% (yoy) dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh -11,49% (yoy) dan 9,07% (yoy). Membaiknya

permintaan dari Negara mitra dagang menjadi salah satu pendorong kinerja

ekspor komoditas ini. Sementara itu, pertumbuhan nilai rumput laut dan biji

kakao mengalami kontraksi yang disebabkan oleh menurunnya produksi

rumput laut dan harga komoditas kakao yang menurun. Pertumbuhan ekspor

rumput laut dan biji kakao masingmasing menurun dari 3,05% (yoy) dan

-2,37% (yoy) di triwulan IV 2016 menjadi -24,98% (yoy) dan -43,64% (yoy) di

triwulan I 2017. Penurunan ekspor rumput laut disebabkan oleh produksi

menurun, sementara untuk biji kakao lebih disebabkan oleh harga komoditas

yang menurun.

Jika dilihat secara lebih rinci, nikel matte masih merupakan komoditas

dengan pangsa terbesar dalam struktur ekspor, sedangkan

mesin-mesin/pesawat mekanik menjadi penyumbang terbesar dalam impor di

triwulan I 2017. Pangsa nilai ekspor komoditas nikel matte mencapai 55,12%

dalam struktur ekspor luar negeri Sulsel, yang kemudian diikuti oleh ikan

dan udang, biji coklat dan coklat olahan dengan pangsa masing-masing

11,01% dan 9,51%. Untuk impor luar negeri, pangsa nilai impor

mesin-mesin/pesawat mekanik mencapai 30,30% dari total impor Sulsel di triwulan

I 2017. Disusul kemudian gandum-ganduman (19,04%) dan mesin dan

peralatan listrik (18,84%).

Berdasarkan negara tujuan, Jepang merupakan negara tujuan utama

ekspor Sulsel, sedangkan Tiongkok merupakan negara yang paling besar

penyedia barang-barang yang diimpor Sulsel. Di triwulan I 2017, nilai ekspor

Sulsel ke Jepang mencapai 59,08% dari total ekspor Sulsel, yang kemudian

diikuti oleh Amerika Serikat (12,01%), dan Tiongkok (6,29%). Sementara dari

sisi impor, sebagian besar barang yang masuk ke Sulsel berasal dari Tiongkok

yang mencapai 63,15% dari total impor Sulsel, yang kemudian diikuti oleh

Australia (6,21%) dan Argentina (5,41%).

1.6.3 Kondisi Perekonomian Kabupaten Bulukumba

(22)

13

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

Perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya

peranan masing-masing lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB

Bulukumba. Sumbangan terbesar pada tahun 2016, dihasilkan oleh lapangan

usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 41,14 persen, kemudian

sektor Perdagangan Besar dan Ecerean; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

sebesar 15,82 persen, dan sektor Konstruksi sebesar 9,46 persen.

PDRB Kabupaten Bulukumba tahun 2016 Atas Dasar Harga Berlaku

(ADHB/Juta) sebesar Rp10.855.707,00**, sedangkan PDRB Atasa Dasar

Harga Konstan (ADHK/Juta) sebesar Rp7.241.156,20**. Sedangkan PDRB

Perkapita Kabupaten Bulukumba tahun 2016 sebesar Rp26.270.438,54**

tumbuh 12,70 persen dibandingkan PDRB perkapita Kabupaten Bulukumba

tahun 2015 sebesar Rp23.309.161,40**.

Secara spasial, peningkatan inflasi Sulsel di triwulan I 2017 disebabkan

oleh peningkatan tekanan inflasi di seluruh kabupaten/kota IHK di Sulsel.

Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bone, dan Kota Makassar mengalami

inflasi tertinggi pada triwulan I 2017 masing-masing menjadi 4,06% (yoy),

3,84% (yoy) dan 3,45% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2016

masing-masing 1,48% (yoy), 1,50% (yoy) dan 3,18% (yoy). Meskipun inflasi di

Kota Parepare meningkat, namun berada di peringkat terendah yaitu

mencapai 2,56% (yoy) di triwulan laporan. Tekanan inflasi di Kota Makassar

diperkirakan

karena karakteristik daerah

perkotaan

yang

memiliki

permintaan tinggi, namun produksi relatif rendah (

excess demand

),

khususnya untuk komoditas pangan. Kekurangan bahan pangan tersebut

harus dipasok dari daerah lain yang surplus bahan pangan dengan jalur

distribusi yang relatif panjang, sehingga ongkos untuk pendistribusian barang

menjadi relatif mahal.

Bulukumba berhasil mempertahankan inflasi di level rendah. Semenjak

dimasukkan sebagai salah satu kota inflasi di awal tahun 2014, Bulukumba

secara konsisten berhasil menurunkan tingkat inflasinya. Setelah berhasil

menurunkan inflasi dari 13,94% (yoy) di awal 2014 menjadi 2,16% (yoy) di

triwulan I 2016, Bulukumba kembali berhasil mempertahankan inflasi di level

yang relatif rendah, yaitu 1,48% (yoy) pada akhir triwulan IV 2016. Meskipun

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, angka inflasi

Bulukumba tersebut berada di peringkat pertama inflasi terendah di Sulawesi

Selatan.

Pada triwulan I 2017, Bulukumba menjadi daerah dengan inflasi

tertinggi di Sulawesi Selatan. Peningkatan inflasi yang terjadi di Bulukumba

pada triwulan laporan cukup signifikan. Inflasi Bulukumba pada triwulan I

2017 mencapai 4,06% (yoy) meningkat cukup signifikan dari sebelumnya

1,48% (yoy). Komoditas yang meningkat signifikan yaitu biaya perpanjangan

STNK, cabe rawit, kepala, ikan kembung dan kangkung dengan inflasi

masing-masing 104,27% (yoy), 57,86% (yoy), 45,00% (yoy), 44,25% (yoy) dan

36,57% (yoy) di triwulan laporan.

(23)

14

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

1

PDRB ADHB (Juta

Rupiah)

9.568.061,10 10.855.707,00 10.897.610,41* 11.610.677,33

2

PDRB ADHK (Juta

Rupiah)

6.773.592,30

7.241.156,20

-*

7.648.581,04

3

PDRB perkapita

(Rupiah)

23.309.161,40 26.270.438,54 24.350.975,04* 27.790.041,42

4

Laju Pertumbuhan

Ekonomi (%)

5,61

6,90

5,97**

7,11 – 7,21

5

Inflasi (%)

2,17

1,48

1±4

(24)

15

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

2.1 Capaian Target Kinerja dan Penyerapan Anggaran Program/Kegiatan

Pengukuran capaian target kinerja dan penyerapan dana Program/

kegiatan

RKPD

Kabupaten

Bulukumba

Tahun

2016

dilaksanakan

berdasarkan Permendagri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan

Daerah Tahun 2015. Untuk mengukur tingkat capaian kinerja dan realisasi

anggaran tersebut maka digunakan beberapa kriteria penilaian seperti yang

terlihat pada tabel berikut:

NO

INTERVAL NILAI

REALISASI KINERJA

KRITERIA PENILAIAN

REALISASI KINERJA

SIMBOL

1

91%

100%

SANGAT TINGGI

ST

2

76%

≤ 90%

TINGGI

T

3

66%

≤ 75%

SEDANG

S

4

51%

≤ 65%

RENDAH

R

5

≤ 50%

SANGAT RENDAH

SR

Secara umum, rata-rata capaian kinerja dan keuangan RKPD

Kabupaten Bulukumba Triwulan IV Tahun 2016 adalah rata-rata capaian

kinerja mencapai

93,31%,

dan rata-rata capaian keuangan mencapai

87,91%.

Apabila menggunakan kategori interval 1 tahun sesuai Permendagri

Nomor 27 tahun 2014, maka capaian kinerja RKPD termasuk dalam kategori

Sangat Tinggi (ST),

dan capaian keuangan termasuk dalam kategori

Tinggi

(T)

.

Capaian kinerja dan keuangan dalam Evaluasi Hasil RKPD Kabupaten

Bulukumba tahun 2016 berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan,

diuraikan sebagai berikut.

1.

Urusan Wajib

Dalam RKPD Kabupaten Bulukumba terdapat 26 urusan wajib, dan dari

26 urusan wajib tersebut terdapat 19 urusan yang tingkat capaian

kinerjanya telah mencapai/melampaui target triwulan IV (100%) yaitu:

Urusan Perumahan, Urusan Penataan Ruang, Urusan Perhubungan,

Urusan Lingkungan Hidup, Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil,

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Urusan

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Urusan Sosial, Urusan

Koperasi dan UKM, Urusan Penanaman Modal, Urusan Pemuda dan

Olahraga, Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, Urusan

Pemerintahan Umum, Urusan Ketahanan Pangan, Urusan Pemberdayaan

Gambar 4.1

(25)

16

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

Sedangkan untuk tingkat capaian keuangannya, maka terdapat 1 urusan

yang tingkat capaian keuangannya telah mencapai/melampaui target

triwulan IV (100 persen) yaitu: Urusan Statistik (100%). Sedangkan urusan

lainnya belum mencapai target maksimal (100%).

Tidak tercapainya target kinerja dan keuangan maksimal akan dijelaskan

secara umum di bawah.

2.

Urusan Pilihan

Dalam RKPD Kabupaten Bulukumba terdapat 8 urusan pilihan, dan dari 8

urusan pilihan tersebut terdapat 5 urusan yang tingkat capaian kinerjanya

telah mencapai/melampaui target triwulan IV (100%) yaitu: Urusan

Kehutanan, Urusan Pariwisata, Urusan Kelautan dan Perikanan, Urusan

Perdagangan, dan Urusan Perindustrian. Sedangkan 1 urusan lainnya

belum mencapai target maksimal yaitu Urusan Pertanian (99,82%), selain

itu terdapat 2 urusan pilihan yang tidak dapat diukur kinerja dan

keuangannya karena tidak terdapat program dan kegiatan didalamnya

disebabkan urusan tersebut ditarik kewenangannya ke pusat dan provinsi.

Gambar 4.2

Tingkat capaian kinerja dan realisasi keuangan berdasarkan urusan wajib

dibandingkan dengan target tahunan.

Gambar 4.3

(26)

17

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

Kinerja

Keuangan

Urusan Wajib

1

Urusan Wajib Pendidikan

99.02

ST

94.36

ST

2

Urusan Wajib Kesehatan

98.69

ST

96.08

ST

3

Urusan Wajib Pekerjaan Umum

97.31

ST

88.08

T

4

Urusan Wajib Perumahan

100

ST

71.00

S

5

Urusan Wajib Penataan Ruang

100

ST

89.50

T

6

Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan

92.93

ST

90.10

T

7

Urusan Wajib Perhubungan

100

ST

95.40

ST

8

Urusan Wajib Lingkungan Hidup

100

ST

94.41

ST

9

Urusan Wajib Pertanahan

93.98

ST

92.68

ST

10 Urusan Wajib Kependudukan dan Capil

100

ST

95.57

ST

11

Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

100

ST

98.82

ST

12

Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga

Sejahtera

100

ST

85.16

T

13 Urusan Wajib Sosial

100

ST

95.86

ST

14 Urusan Wajib Ketenagakerjaan

91.67

ST

88.86

T

15 Urusan Wajib Koperasi dan UKM

100

ST

86.81

T

16 Urusan Wajib Penanaman Modal

100

ST

96.60

ST

17 Urusan Wajib Kebudayaan

99.17

ST

95.59

ST

18 Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

100

ST

98.93

ST

19

Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam

Negeri

100

ST

95.20

ST

20 Urusan Wajib Pemerintahan Umum

100

ST

95.41

ST

21 Urusan Wajib Ketahanan Pangan

100

ST

99.51

ST

22 Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat Desa

100

ST

98.99

ST

23 Urusan Wajib Statistik

100

ST

100

ST

24 Urusan Wajib Kearsipan

100

ST

99.75

ST

25 Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika

100

ST

93.87

ST

26 Urusan Wajib Perpustakaan

100

ST

99.16

ST

Urusan Pilihan

1

Urusan Pilihan Pertanian

99.82

ST

97.28

ST

2

Urusan Pilihan Kehutanan

100

ST

98.99

ST

3

Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral

0.00

SR

0.00

SR

4

Urusan Pilihan Pariwisata

100

ST

91.35

ST

5

Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan

100

ST

94.66

ST

6

Urusan Pilihan Perdagangan

100

ST

91.15

ST

7

Urusan Pilihan Perindustrian

100

ST

79.92

T

8

Urusan Pilihan Transmigrasi

0.00

SR

0.00

SR

Total Semua Urusan

(27)

18

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

mencapai 99,02 persen (sangat tinggi), sedangkan total rata-rata capaian

keuangan mencapai 94,36 persen (sangat tinggi). Kinerja dan keuangan

tidak terserap maksimal disebabkan karena:

- Adanya perubahan regulasi yang terjadi dengan terbitnya

Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang

melimpahkan kewenangan pendidikan menengah menjadi kewenangan

Provinsi yang menyebabkan perubahan kebijakan bidang pendidikan

utamanya

pelaksanaan

pendidikan

gratis

tingkat

pendidikan

menengah. Selama ini penyediaan dana pendidikan gratis di Sulawesi

Selatan dilaksanakan dengan

cost Sharing

dengan komposisi 60 persen

disediakan melalui APBD Kabupaten/kota dan 40 persen disediakan

melalui APBD Provinsi Sulsel. Dengan perubahan kewenangan terkait

pendidikan

menengah

yang

dilimpahkan

ke

Provinsi

maka

keberlanjutan

cost sharing

pendidikan gratis tingkat menengah dikaji

kembali oleh Pemerintah Provinsi Sulsel sehingga pada triwulan IV

kegiatan pendidikan gratis tingkat pendidikan menengah tidak

terealisasi 100 persen.

- Pelaksanaan Program kegiatan pendidikan gratis terbagi menjadi dua

yaitu tingkat dasar dan tingkat menengah yang mengalami

keterlambatan transferan dana dari Provinsi dimana pada triwulan III

diterima pada Bulan Nopember dan Triwulan ke IV pada tanggal 30

Desember 2016.

- Beberapa kegiatan fisik telah mencapai 100 Persen dan keuangan tidak

mencapai target maksimal disebabkan pembayaran yang tertunda

akibat mekanisme pencairan DAK ditingkat pusat dan menjadi utang

Pemerintah Daerah Kab. Bulukumba.

2.

Urusan Wajib Kesehatan

Untuk Urusan Wajib Kesehatan, total rata-rata capaian kinerja

mencapai 98,69 persen (sangat tinggi), sedangkan total rata-rata capaian

keuangan mencapai 96,08 persen (sangat tinggi). Kinerja dan keuangan

belum tercapai maksimal disebabkan karena:

- Terdapat beberapa kegiatan di Rumah Sakit Umum Daerah H. A.

Sultan Daeng Radja yang tidak selesai 100 persen disebabkan karena

beberapa kegiatan pengadaan alat kesehatan yang tidak dilaksanakan

karena

basic price

alat tersebut tidak terdapat dalam katalog

pengadaan.

-

Beberapa kegiatan fisik telah mencapai 100 Persen dan keuangan tidak

mencapai target maksimal disebabkan pembayaran yang tertunda

akibat mekanisme pencairan DAK ditingkat pusat dan menjadi utang

Pemerintah Daerah Kab. Bulukumba.

-

Kegiatan Jaminan Persalinan (Jampersal) pada Dinas Kesehatan hanya

terealisasi sebesar 5,59 persen. Rendahnya serapan anggaran kegiatan

Jampersal harus mendapat perhatian serius pemerintah pusat karena

hampir diseluruh kabupaten/kota serapan kegiatan ini sangat rendah.

Beberapa hambatan secara umum yang menyebabkan rendahnya

serapan anggaran kegiatan Jampersal ini adalah:

Standar pelayanan

medis kurang spesifik,

banyak tenaga kesehatan yang tidak

(28)

19

Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017

3.

Urusan Wajib Pekerjaan Umum

Untuk Urusan Wajib Pekerjaan Umum, total rata-rata capaian

kinerja mencapai 97,31 persen (sangat tinggi), sedangkan total rata-rata

capaian keuangan mencapai 88,08 persen (tinggi). Kinerja dan keuangan

belum tercapai maksimal disebabkan karena:

- Terdapat

beberapa

kegiatan

Proyek

Pemerintah

Daerah

dan

Desentralisasi (P2D2) bidang jalan, bidang irigasi, dan bidang sanitasi

yang terdapat di 3 Organisasi Perangkat Daerah yaitu: Dinas Bina

Marga, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, dan Dinas Tata Ruang,

Perumahan dan Cipta Karya yang tidak terserap maksimal disebabkan

karena anggaran tersebut turun di bulan Nopember 2016 dan

dipergunakan untuk perencanaan, monitoring dan pengendalian

program fisik sedangkan di tahun tersebut untuk perencanaan tahun

2017 sudah selesai sehingga tidak digunakan dan kembali dimasukkan

dalam APBD Tahun 2017 untuk perencanaan, monitoring dan

pengendalian program fisik tahun 2018.

- Terdapat beberapa kegiatan fisik yang tidak selesai tepat waktu di

tahun 2016 dan dibayarkan sesuai capaian fisik per 31 Desember

2016, dan kegiatan tersebut tetap jalan dan diselesaikan di tahun 2017

sesuai dengan aturan dengan memberikan denda maksimal sebesar 5

persen (atas 1/1000 per hari keterlambatan) dari nilai kontrak dan

rekanan terhindar dari sanksi

blacklist

apabila pekerjaan dapat

diselesaikan dalam kurun waktu 50 (lima puluh) hari.

- Beberapa kegiatan fisik telah mencapai 100 Persen dan keuangan tidak

mencapai target maksimal disebabkan pembayaran yang tertunda

akibat mekanisme pencairan DAK ditingkat pusat dan menjadi utang

Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba.

4.

Urusan Wajib Perumahan

Untuk Urusan Wajib Perumahan, total rata-rata capaian kinerja

mencapai 100 persen (sangat tinggi), sedangkan total rata-rata capaian

keuangan mencapai 71 persen (sedang). Kinerja tercapai maksimal

sedangkan keuangan belum tercapai maksimal disebabkan karena

pembayaran yang tertunda akibat mekanisme pencairan DAK ditingkat

pusat dan menjadi utang Pemerintah Daerah Kab. Bulukumba.

5.

Urusan Wajib Penataan Ruang

Untuk Urusan Wajib Penataan Ruang, total rata-rata capaian kinerja

mencapai 100 persen (sangat tinggi), sedangkan total rata-rata capaian

keuangan mencapai 89,50 persen (tinggi). Kinerja tercapai maksimal

sedangkan keuangan belum tercapai maksimal disebabkan karena

pembayaran yang tertunda akibat mekanisme pencairan DAK ditingkat

pusat dan menjadi utang Pemerintah Daerah Kab. Bulukumba.

6.

Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan

Untuk Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan, total rata-rata

capaian kinerja mencapai 92,93 persen (sangat tinggi), sedangkan total

rata-rata capaian keuangan mencapai 90,10 persen (tinggi). Kinerja dan

keuangan belum tercapai maksimal disebabkan karena:

Gambar

Gambar 4.1 Perbandingan rata - rata
Gambar 4.3 Tingkat capaian kinerja

Referensi

Dokumen terkait

lonceng gereja dari.. Setiap frase memiliki motif dan terjadi pengulangan motif dalam beberapa frase pada bagian A’. Pada bagian akhir aria ini terdapat pergerakan akor 5

Validasi CCAM dengan data observasi diperoleh hasil yang baik pada akurasi kejadian hujan dan parameter tekanan permukaan laut, untuk parameter suhu permukaan,

Tugas Anda adalah memilih salah satu dari empat pilihan yang merupakan lanjutan dari deretan pola atau gambar

Dengan demikian, melalui uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa implementasi Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2001 Tentang Larangan di Kabupaten Pamekasan

Secara umum, arahan pengendalian konversi hutan menjadi perkebunan sawit ialah membentuk kepolisian khusus dan tim teknis pengawasan dan pertimbangan konversi

Salah satu contoh, apabila barang yang diorder dari customer tidak sesuai tanggal pengiriman yang diminta oleh customer dan pada saat barang yang diterima

Pada penelitian dashboard dapat digunakan untuk melakukan analisa cara pembayaran, jenis penyakit, dan perbandingan jumlah penderita penyakit yang diderita oleh

Jos kokeilun oletettaisiin aiheuttaneen sivukulumuutokset jo kahden ensimmäisen kokeiluvuoden aikana (Lapissa 2003–2004 ja Kainuussa 2005–2006) ja estimoinnit uusitaan tällä