• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yuk Parenting Ala Anti Mainstream!

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yuk Parenting Ala Anti Mainstream!"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Parenting merupakan suatu perjalanan dalam membentuk ikatan yang sangat bernilai antara orang tua dan anak. Sangatlah penting untuk mengerti kebutuhan dan keunikan anak dan tidak sekedar mengikuti tren dalam mendirikan parenting/pola asuh.

Parenting ala anti mainstream adalah pola asuh yang bersifat customize atau menyesuaikan baik  penyesuaian dari orang tua, maupun dan khususnya menyesuaikan anak. Dalam

mendirikan dan menerapkan pola asuh, orang tua menjadi pihak yang berpengetahuan sehingga tidak sekedar mengikuti tren yang ada dan mampu memilah informasi yang ada.

Saat ini memang anak-anak sangat beruntung karena banyaknya penyedia jasa baik

pendidikan, aktivitas extrakurikular, rekreasi, sehingga ada berbagai macam les. Penyedia jasa tes dan assessment pun juga banyak sekali, dari finger print sampai IQ test, minat bakat. Semua jasa itu pada dasarnya bersifat positif namun dalam penggunaannya terkadang menjadi tidak efektif. Misalnya, orang tua karena mengetahui ada berbagai macam kegiatan dari

dance

, yoga hingga robotik akhirnya kalap mau mendorong anaknya untuk mengikuti begitu banyak kegiatan sehingga efektivitas/manfaat dari kegiatan tersebut menjadi tidak terlihat karena anak ada yang menjadi jenuh karena terlalu banyak aktivitas, performa akademik menurun,

menunjukkan perilaku yang kurang kooperatif, tidak menunjukkan minatnya, ikatan dengan orang tua juga merenggang karena ada unsur paksaan/terlalu mendorong, perkembangan akhlak terbengkalai karena hanya fokus terhadap aneka ragam aktivitas.

Metode parenting ini mengikuti keunikan dinamika keluarga dan anak, karena bersifat customiz

e jadi

keunikan karakteristik orang tua dan anak menjadi fokus utama dalam parenting anti mainstream

ini. Pertama, keunikan karakteristik orang tua; sebagai orang tua tentunya kita dilatar belakangi nilai budaya, nilai agama, nilai kemanusiaan yang berbeda-beda, maka dari itu kiat pertama dari parenting anti

mainstream

adalah mendesain pola asuh yang diinginkan dengan menyamakan visi dan misi orang tua. Dalam menyamakan visi dan misi, ada beberapa hal yang bisa didiskusikan dengan pasangan:

1. Kualitas dan karakter seperti apa yang diinginkan pada anak?

(2)

dan dicontohkan?

4. Suasana seperti apa yang harus disiapkan oleh orang tua sebagai lingkungan rumah yang mendukung tumbuh kembang anak baik secara fisik, kognitif, emosi dan sosial?

5. Apakah harapan terhadap anak realistis atau terlalu memaksakan keinginan orang tua?

Dengan memulai parenting dari yang mendasar seperti visi misi tersebut, maka haluan utama sudah ada kemudian dapat direalisasikan sebagai peraturan di rumah/rules, pembagian tugas orang tua terhadap anak, sehingga tidak mudah terpengaruh dengan tren-tren karena kita dapat memilah-milah aktitivas yang sesuai dengan visi misi orang tua.

Selanjutnya, parenting anti-mainstream menyesuaikan keunikan anak dimana kita melihat kesiapan mental, usia, kebiasaan, minat dan karakter anak. Misalnya, orang tua dapat melihat anak menunjukkan minat, kemampuan pada menggambar lebih daripada aktivitas meronce

atau puzzle maka secara umum anak bisa mulai

difasilitasi aktivitas yang dalam area seni  (melukis, clay art

, musik) walaupun tetap didukung menjalani puzzle

dan meronce

. Bila anak tidak menunjukkan minat dan performa yang diatas rata-rata pada nilai matematika, maka sebaiknya orang tua cermat melihat dan mendengar minat dan kemampuan anak.

Seringkali terjadi orang tua tidak mendengar anak sehingga anak merasa tidak dimengerti, stress

karena tidak bisa mengikuti matematika dengan baik, merasa kurang percaya diri, hingga anak jadi tidak termotivasi ke sekolah ataupun meneruskan ke jenjang universitas karena takut akan tekanan yang ada. Orang tua jangan panik dengan membandingkan kemampuan dan progress anak terhadap anak lain ataupun menekan anak hanya karena prestise atau menjaga status.

Pola asuh yang cenderung cocok untuk parenting anti-mainstream adalah pola asuh demokratik sehingga dapat terjalin komunikasi dua arah orang tua-anak walaupun tetap menjunjung tinggi disiplin dan kemandirian. Unsur utama dalam menerapkan pola asuh anti mainstream

yaitu konsistensi, komitmen, konsekuensi. Konsistensi berarti peraturan berdasarkan visi misi yang disetujui pasangan diterapkan secara konsisten oleh kedua orang tua. Komitmen berarti orang tua dalam menerapkan pola asuh, peraturan, pembagian peran dalam rumah dilakukan dengan penuh komitmen. Konsekuensi berarti dalam pola asuhnya anak dididik mengenai adanya konsekuensi dari perilaku yang ditunjukkan baik positif maupun negatif.

(3)

Dalam pola asuh, walaupun menekankan pada nilai disiplin dan mandiri, orang tua perlu

berbicara dengan bahasa anak melalu 3S dan 1T, yaitu security, self-worth dan significance se rta

time .

Security

berarti memberi rasa aman pada anak, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara psikologis. Orang tua yang menjaga rasa aman dengan mencintai anak sepenuhnya sehingga tidak mengancam anak dengan mengatakan "apabila nakal berarti bukan anak ayah ibu".

Bila ada perilaku yang menyimpang maka orang tua secara spesifik merujuk pada perilaku yang menyimpang tersebut misalnya dipanggil tidak menjawab, maka orang tua dapat memberi pengertian pada anak bahwa tidak menjawab pada saat dipanggil orang tua merupakan

perilaku yang kurang sopan (dengan mengatakan “kamu tidak sopan”).

Self-worth berkaitan dengan cara orang tua berbicara, mendengarkan dan memperilakukan anak. Misalnya, pencapaian yang kecil pun orang tua memberikan apresiasi maka anak memiliki kepercayaan diri. Kemudian pada saat anak ingin bercerita dengan orang tua,

usahakan dengarkan dan bila sedang sibuk maka tatap mata anak, memeluk/mengusap anak kemudian jelaskan anda sedang sibuk namun begitu selesai anda berjanji akan mendengarkan dan menemani anak. Pastikan anda menepati janji anda, maka anak akan merasa dihargai.

Significance adalah mendukung anak anda melakukan kegiatan rumah/housework dan tidak membiarkan pembantu melakukan semuanya. Walaupun anda mampu, namun sebaiknya anda mendukung anak untuk mandiri melakukan kegiatan rumah sehingga mereka merasa penting dan tentunya meningkatkan kepercayaan dirinya.  Bahasa anak yang terakhir adalah waktu. Momen dimana anda menyediakan waktu untuk berbicara atau bermain dengan anak

merupakan harta karun tersendiri. Sesibuk apapun anda, cobalah untuk menyediakan waktu 30 menit untuk anak anda.

Kiat dalam membuat behavior plan/routine yaitu usahakan memilih kegiatan yang ada unsur ac hivement, closeness, enjoyment

. Contoh memasak merupakan kegiatan yang mengandung 3 unsur tersebut karena dapat membuat sesuatu sehingga tercipta rasa pencapaian, kemudian kegiatan tersebut dapat menjadi

(4)

video game

maka hanya unsur enjoyment

yang dominan, ada baiknya untuk quality time

keluarga mempertimbangkan bermain board game

(monopoli, ular tangga, uno staco

, dll) karena terdapat 3 unsur yang telah disebut. Memang tidak mesti semua aktivitas terdapat 3 unsur tsb, namun orang tua sudah bisa memilah dan menerapkan aktivitas yang mana dapat diprioritaskan sebagai bagian dari rutinitas anak.

Pola asuh manapun pasti akan mendapati anak yang berperilaku kurang kooperatif dan

memang ini merupakan bagian dari parenting untuk mendisiplinkan anak.  Pastikan saja anda konsisten dengan konsekuensi negatif dan positif serta diimbangi dengan memenuhi kebutuhan anak melalui bahasa  3S 1T, maka anak akan tumbuh kembang secara optimal. Pola asuh anti-mainstream

tentunya bisa diterapkan ke berbagai keluarga baik bekerja dan tidak bekerja, keluarga tradisional ataupun modern dengan aneka keunikannya karena seperti yang telah dibahas bahwa parenting anti

mainstream

diawali dengan menyesuaikan orang tua.

Kesimpulan dalam parenting anti mainstream ialah pentingnya orang tua untuk berdiskusi dengan pasangan, mengevaluasi diri sebagai orang tua, menyesuaikan harapan orang tua dengan realitas yang ada dan paling penting ialah mengerti anak, cintailah anak sepenuhnya. Disiplinkan anak dengan tegas dan konsisten menunjukkan kasih sayang dan rasa cinta sedangkan seringkali mengalah pada anak malah akan menimbulkan masalah nantinya. Pola asuh itu bagaikan obat dengan dosis, orang tua hendak menyesuaikan dosis mengikuti

kebutuhan orang tua dan kebutuhan anak. Utamakan perkembangan akhlak daripada intellektual karena ketinggalan secara intelektual/akademis itu mudah untuk dikejar namun ketertinggalan akhlak/mental membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diperbaiki.

Marisa M Sjahrir, B.A, S.Psi, M.Counseling Klinik Parent Education Center & Psychology

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian dari Hasbi (2012) yang menunjukkan bahwa penderita DM di wilayah kerja puskesmas Praya memiliki persepsi

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan membaca label informasi kedaluwarasa produk makanan pada mahasiswa FKM USU angkatan 2014 tahun

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tokoh dalam Dwilogi novel Padang Bulan dan novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata sudah

Nilai defisit air hujan yang terbesar ialah pada bulan Oktober tahun 2015 yaitu 156,81 mm, besarnya nilai defisit air hujan disebabkan oleh kecilnya nilai curah

Selain itu fungsi dari pemanasan adalah untuk memepercepat kelarutan dari asam salisilat sehingga dapat bercampur dengan sempurna, hal ini dikarenakan proses pemanasan akan

Penelitian ini dilakukan dengan membuat ekstrak daun mimba dengan dua metode yang berbeda, yaitu maserasi dan soxhletasi dan masing-masing ekstrak ini

Pada penelitian inventarisasi jamur makroskopis yang dilakukan di Hutan Adat Kantuk diketahui bahwa jenis jamur yang paling banyak ditemukan pada setiap famili adalah

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan koefisien regresi variabel faktor psikologis bertanda positif dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk