• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Risk Assessment of Nano

Ingredients in Food

Products

Dedi Fardiaz

Department of Food Science and Technology, and SEAFAST Center

(2)

Risk analysis is a powerful tool for carrying out science-based analysis and for

reaching sound, consistent solutions to food safety problems.

The use of risk analysis can promote ongoing

improvements in public

health and provide a basis for

expanding international trade in foods.

(3)

FAO, 2006. 1. Hazard identification 2. Hazard characterization 3. Exposure assessment 4. Risk characterization Risk Analysis (Codex Alimentarius

Commission) Science Based

Policy Based

Exchange of Information Risk analysis digunakan untuk:

• menghitung perkiraan risiko terhadap kesehatan manusia, • mengidentifikasi menerapkan tindakan yang tepat untuk

mengendalikan risiko, dan

• mengkomunikasikan risiko dan tindakan yang diperlukan kepada

(4)

• Bagaimana anda tahu kalau pangan

ini mengandung bahaya (hazard)?

Adakah Nano Material?

• Seberapa besar bahaya yang

dikandung?

4

Adakah bahaya yang terkandung dalam pangan yang anda makan? Bahaya biologik (mikrobiologik, dsb)? Kimiawi (Nano Material)? Fisik?

(5)

?

Hazard

Risk

• Hazard is a fact

• Risk is a probability

Bagaimana kita mengetahui risiko?

Kita perlu tahu berapa banyak pangan (beserta bahaya di dalamnya) yang kita makan? Dedi Fardiaz Nano Technology, Jakarta, 9 May 2014 5

Hazard: A biological, chemical or physical agent in, or condition of, food with the potential to cause an

adverse health effect.

Risk: A function of the probability of an adverse health effect and the severity of that effect, consequential to a hazard(s) in food.

Diperlukan pengujian laboratorium untuk mengetahui adanya bahaya dalam pangan

(6)

Definition of Nanomaterials

In the ‘Second Regulatory Review on Nanomaterials’15, the 2011 Recommendation on the definition of nanomaterials

(Commission Recommendation 2011/696/EU, OJ L 275, 20.10. 2011) was confirmed, defining ‘nanomaterial’ as

“a natural, incidental or manufactured material containing

particles, in an unbound state or as an aggregate or as an

agglomerate and where, for 50 % or more of the particles in the number size distribution, one or more external dimensions is in the size range 1 nm-100 nm. In specific cases and where

warranted by concerns for the environment, health, safety or competitiveness the number size distribution threshold of 50 % may be replaced by a threshold between 1 and 50 %... ”

This is the definition to be used in EU legislation and instruments of implementation where appropriate and will be reviewed in 2014.

(7)
(8)

Di Alam Dalam Pangan

(9)
(10)

1 cm

1 cm

Luas permukaan: 6 cm2 Luas permukaan: 60.000.000 cm 2

(semua kubus 1 nm)

(11)

Teknologi ini merubah sifat-sifat fisiko-kimia, seperti:

• Sifat optik, seperti warna; • Kekuatan bahan;

• Konduktivitas; • Kelarutan; dan • Reaktivitas

Contoh lain, memasukkan partikel nano dalam film akan memperbaiki

sifat-sifat:

• Kekuatan bahan;

• Pertahanan secara optik maupun

permeabilitas

• Ketahanan terhadap suhu dan api

(12)

Beberapa keprihatinan akan keamanan produk nano terhadap kesehatan, antara lain:

• Apakah mengubah pola penyerapan bahan dan

metabolismenya di dalam tubuh?

• Partikel nano secara tidak langsung menjadi sumber

kontaminan dalam pangan?

• Seberapa besar toksisitas dari partikel nano?

• Metode analitik dan model prediktif belum cukup untuk

mengkaji keamanan dari partikel nano?

Oleh karena itu, beberapa indikator potensi toksisitas yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan cara pengujian yang sesuai (EFSA, 2011), antara lain adalah:

• Reaktivitasnya yang tinggi (katalitik, reaksi kimia, biologik), • Morfologinya yang kompleks (kristalinitas, serat, porositas), • Interaksinya dengan biomolekul seperti DNA dan enzim,

(13)

Deskripsi generic Codex dalam Pengkajian Risiko (Risk Assessment) Hazard Identification

Identifikasi bahan biologi, kimia dan fisik yang mampu menyebabkan pengaruh buruk terhadap kesehatan yang mungkin terkandung dalam pangan atau kelompok pangan

tertentu.

Risk Characterization

Estimasi kualitatif dan/atau kuantitatif, termasuk ketidakpastiannya, dari probabilitas kejadian dan keburukannya yang diketahui atau potensi pengaruh buruk terhadap kesehatan pada suatu populasi

tertentu berdasarkan identifikasi dan karakterisasi bahaya serta exposure assessment.

Hazard Characterization

Evaluasi kualitatif dan/atau kuantiatif dari karakteristik pengaruh buruk terhadap kesehatan terkait dengan bahan biologi, kimia dan fisik yang

mungkin terkandung dalam pangan.

Untuk bahan kimia, pengkajian dose-response perlu dilakukan. Untuk bahan biologi dan fisik, pengkajian dose-response dilakukan jika data dapat

diperoleh.

Exposure Assessment

Evaluasi kualitatif dan/atau kuantitatif dari kemungkinan paparan bahan-bahan

biologi, kimia dan fisik melalui pangan,

juga paparan dari sumber-sumber lain jika terkait.

(14)

SCIENTIFIC OPINION

Pedoman pengkajian risiko dari aplikasi ilmu & teknologi nano dalam rantai pangan dan pakan

EFSA Scientific Committee

European Food Safety Authority (EFSA), Parma, Italy

EFSA Journal 2011;9(5):2140

Pedoman diberikan terhadap:

1. Persyaratan karakterisasi fisiko-kimia dari ENM (Engineered Nano

Materials) yang digunakan sebagai: bahan tambahan pangan, enzim, perisa, FCM (Food Contact Materials), novel foods, bahan tambahan pakan dan pestisida, dan;

2. Pendekatan pengujian untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi sifat nano, dan umumnya, termasuk informasi dari genotoksisitas in

vitro, penyerapan, distribusi, metabolisme dan ekskresi serta

mengulang studi toksisitas oral dengan pengulangan dosis 90-hari pada tikus.

(15)

Risiko ENM ditentukan oleh komposisi kimia, sifat-sifat fisiko-kimia, dan interaksinya dengan jaringan di dalam tubuh, dan potensi paparannya.

Karakterisasi fisiko-kimia diperlukan untuk mengidentifikasi suatu ENM dan menentukan apakah pedoman ENM ini bisa diterapkan.

Jika pedoman ENM diterapkan, hasil dari pengujian akan

memberikan informasi untuk mengkaji bahaya (hazard), yang

jika digabungkan dengan pengkajian paparan (exposure

assessment), dapat menjadi dasar bagi karakterisasi risiko (risk characterization).

Parameter-parameter ADME (Absorption, Distribution,

Metabolism and Excretion) kemungkinan juga dipengaruhi oleh komposisi kimia ENM serta sifat-sifat fisiko-kimianya (bentuk, ukuran, kelarutan, muatan permukaan, dan reaktivitas

(16)

Hazard Identification Hazard Characterization Exposure Assessment Risk Characterization Informasi tentang ENM (Engineered Nano Materials)

(17)

Karakterisasi ENM sebelum digunakan dalam aplikasi pangan/pakan

Informasi terkait ENM sebelum digunakan dalam aplikasi pangan/pakan

(18)
(19)

Jenis aplikasi nanomaterial (ingredient/additive/ pesticide/food contact material dsb.)

Identifikasi (dan kalau mungkin, tentukan jumlahnya) ENM dan fraksi degradasi bukan bentuk nano dalam

matriks pangan/pakan

Tentukan jumlah migration/transfer

Identifikasi (dan kalau mungkin, tentukan jumlahnya) ENM dan fraksi degradasi

bukan bentuk nano dalam simulan pangan atau matriks pangan/pakan

Apakah ENM masih

ada?

Ya

Lakukan exposure assessment dengan memperhatikan ENM dan

fraksi bukan bentuk nano

Tidak perlu mempertimbangkan bentuk nano. Pertimbangkan kebutuhan akan exposure

assessment dari fraksi bukan bentuk nano

Tidak

(20)

Apakah ENM terdapat dalam Pangan/Pakan? Apakah ENM diserap dari GIT (saluran pencernaan)? Apakah ENM semuanya berubah menjadi bentuk-bukan- nano dalam GIT?

Lakukan pengkajian pengaruh GIT lokal dan kemungkinan terserapnya ENM sebelum berubah ke bentuk bukan-nano? ENM tidak (atau hanya sebagian) berubah ke bentuk – bukan-nano Lakukan uji in vitro dan in vivo

(21)

KESIMPULAN

• Sesungguhnya pendekatan Risk Assessment yang digunakan Codex Alimentarius Commission yang terdiri dari (1) Hazard Identification, (2) Hazard Characterization, (3) Exposure

Assessment, dan (4) Risk Characterization dapat dipakai untuk Risk Assessment dari Nano Materials (NM).

• Metode deteksi dan karakterisasi NM dalam pangan masih belum umum dilakukan. Pihak Industri pengembang NM sesungguhnya adalah pihak yang paling tahu tentang

karakteristik NM yang diproduksinya. Dengan demikian, informasi tentang NM ini penting bagi risk assessor untuk dapat melakukan karakterisasi hazard dari NM terkait.

• EFSA (EFSA Journal 2011;9(5):2140) menerbitkan ‘Guidance on the risk assessment of the application of nanoscience and

nanotechnologies in the food and feed chain’ yang lengkap

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan cara demikian, pompa sentrifugal akan dapat memindahkan atau memompakan fluida ketempat- tempat yang lebih jauh atau lebih tinggi, jadi dalam hal ini pompa

nantinya akan menjalankan semua proses pembuatan film dari awal praproduksi hingga akhir pascaproduksi selain itu dari jumlah crew yang terlibat kita bisa tahu seberapa rumit

1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati,

Selain itu, jaringan jalan sekunder juga berfungsi untuk melayani keperluan Selain itu, jaringan jalan sekunder juga berfungsi untuk melayani keperluan

Hubungan antara pertumbuhan biomassa, aktivitas enzim selulase dan kadar gula reduksi yang dihasilkan pada proses hidrolisis batang pohon singkong dengan

Perjumpaan dengan tanda bekas harimau menjadi lebih sering di kawasan dekat sungai yang perburuan hewan mangsanya sedikit dan jarang penebangan pohon hutannya (Tabel

Akan tetapi jika Pelanggan meminta atau lebih memilih untuk mendapatkan layanan jaminan yang diberikan berdasarkan Jaminan Produk Terbatas ini ketika Pelanggan tersebut tidak

Usaha penyembuhan dengan terapi keagamaan ini sangat tepat untuk orang yang mengalami gangguan mental atau jiwa, lebih-lebih lagi korban penyalahgunaan narkotika, karena