• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN Vol. 3 No. 2 Juni 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN Vol. 3 No. 2 Juni 2018"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGALAMAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KREATIVITAS MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

1ANNE RUMONDANG MALAU, 2YOHANA EPIPANIAS HUTABARAT 1,2UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

ABSTRACT

This research tests and analyzes the influence of experience and creative thinking skills on student creativity. The research was conducted on 120 students who were studying at the faculty of Economics of HKBP Nommensen University. Sampling is done with the technique purposive (intentionally). Data collection using online questionnaires to get information about the experience, creative thinking skills and creativity of students. Based on the research results shows the experience and creative thinking ability to positively influence the student's creativity. The results of the hypothesis testing showed that the experience of significant positive effect on student creativity and creative thinking ability has a significant positive effect on student creativity. The hypothesis testing uses Structural Equation Modelling (SEM) with the help of the LISREL program.

Keywords : Experience, Creative Thinking Skills, Student Creativity

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup suatu organisasi. Sumber daya manusia memerlukan kreativitas untuk menghasilkan inovasi bagi organisasi. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda dari individu yang lain, yaitu kreativitas. Kreativitas adalah ide baru dan berguna. Ide baru dan berguna tersebut dikembangkan untuk menghasilkan produk inovatif yang bermanfaat bagi organisasi. Kreativitas merupakan bagian penting dari perilaku inovatif (Pieterse et al, 2010). Namun, kreativitas berbeda dengan inovasi. Kreativitas merupakan pengembangan ide-ide baru dan berguna, sedangkan inovasi merupakan hasil implementasi dari ide-ide tersebut. Penelitian ini hanya membahas mengenai kreativitas saja. Sawyer menyatakan ada beberapa tujuan kreativitas,yaitu pertama, kreativitas dapat membantu mengidentifikasi dan menyadari talenta kreatif yang unik dari seseorang, kedua, kreativitas dapat membantu para pemimpin untuk merespon secara lebih baik tantangan dalam menghadapi masyarakat modern, ketiga kreativitas dapat menyelesaikan persoalan, keempat, kreativitas dapat menyadari pentingnya paradigma positif pengalaman dan kesehatan mental, kelima kreativitas dapat membantu tenaga pengajar lebih produktif, kelima, kreativitas dapat menghasilkan intelektual (Sawyer, 2006).

Ada beberapa faktor penentu kreativitas, yaitu dua diantaranya pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif. Dengan adanya pengalaman, pengetahuan individu akan semakin luas, sehingga pengalaman dapat dikonseptualisasikan sebagai pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksudkan disini adalah keseimbangan antara luas dan kedalaman pengetahuan. Pengalaman mendalam dan fokus di satu area tertentu memungkinkan seseorang membangun keahlian teknis yang dapat dijadikan landasan untuk bisa memiliki kreativitas dalam domain. Kemampuan untuk mengembangkan cara yang berbeda dan baru, menyiratkan kebutuhan akan fokus yang lebih luas dan beragam (Adam, 2005).

Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang kuat untuk menghasilkan ide baru dengan menggabungkan ide yang sebelumnya berbeda. Pada p8enelitian ini kemampuan berpikir kreatif dikonseptualisasikan sebagai kecerdasan. Amabile menyatakan bahwa kecerdasan, yaitu kenyamanan yang tidak setuju dengan orang lain, menggabungkan pengetahuan dari bidang yang sebelumnya berbeda, mampu bertahan melalui masalah yang sulit, kemampuan untuk melangkah jauh dari usaha dan kembali dengan perspektif yang cerah.

Ada beberapa faktor penentu kreativitas mahasiswa yang diteliti dan dianalisa dalam penelitian ini, yaitu pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif.. Pengalaman yang banyak akan menghasilkan Pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki individu dapat digunakan untuk mengembangkan ide baru. Ketika seseorang memiliki kemampuan berpikir kreatif dalam hal ini kecerdasan, membantu individu tersebut untuk membuat sesuatu yang baru dan berbeda. Penelitian sebelumnya

(2)

mengenai kreativitas masih banyak yang belum konsisten dan konklusif, beberapa studi dilakukan dengan berbagai domain bidang khusus dan ditemukan hasil yang kurang menyakinkan (Anne, 2012). Studi survei dengan berbagai bidang pekerjaan dan pengaturan diperlukan untuk mendapatkan hasil yang menyakinkan. Pengaturan penelitian yang melibatkan mahasiswa merupakan salah satu peluang menemukan faktor yang mempengaruhi kreativitas individu. Mahasiswa merupakan individu yang diharapkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan memiliki tujuan akhir kreativitas mahasiswa. Untuk memahami hal tersebut, maka perlu menyelidiki pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif pada kreativitas mahasiswa. Penelitian sebelumnya lebih sering meneliti kreativitas di tingkat perusahaan, yaitu karyawan (Gong, 2009). Tabel 1.1 menguraikan beberapa penelitian sebelumnya yang telah diteliti mengenai pengaruh pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif terhadap kreativitas mahasiswa.

Tabel 1. Penelitian Terdahulu Kreativitas Individu

Dalam memahami temuan yang belum sesuai dan untuk mengungkap berbagai faktor yang menghasilkan kreativitas di berbagai domain bidang, maka penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisa pengaruh pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif terhadap kreativitas mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen.

Kerangka Pemikiran

Pengalaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kreativitas. Pengalaman dikonseptualisasikan sebagai pengetahuan. Pengetahuan merupakan keseimbangan antara luas dan kedalaman pengetahuan. Gardner dalam Adams menyatakan ada dua jenis pengetahuan yang diperlukan untuk kreativitas, yaitu pertama adalah pengalaman yang mendalam dan fokus jangka di satu area tertentu memungkinkan orang membangun keahlian teknis yang dapat dijadikan landasan untuk memiliki kreativitas dalam domain. Kedua, kemampuan untuk menggabungkan elemen yang sebelumnya berbeda dengan cara baru, yang menyiratkan kebutuhan akan fokus yang lebih luas dan beragam minat. Kedua pengetahuan tersebut diindikasi menghasilkan ide-ide yang baru pada saat mengeluarkan kemampuan dalam bekerja.

Artikel Variabel Metode Analisis Hasil/Temuan

Pieterse et

al., 2010 Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional, Perilaku Inovatif dan Peran Pemberdayaan Psikologis Survei Karyawan (Instansi Pemerintah Belanda) Pengaruh positif kepemimpinan transformasional pada perilaku inovatifdimoderasi oleh peran pemberdayaan psikologis Gong et

al., 2009 Kepemimpinan Transformasional, Orientasi

Pembelajaran,

Kreativitasdan Creative

self-efficacy

Survei,

Longitudinal Karyawan (Agen Asuransi) Pengaruh positif Kepemimpinan Transformasional & Orientasi Pembelajaran pada Kreativitas karyawan dimediasi oleh Creative self-efficacy

Anne, 2012 Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional dan orientasi pembelajaran dengan variabel pemediasi Creative self-efficacy. Survei Karyawan

(Perhotelan) Pengaruh negatip kepemimpinan transaksional pada kreativitas karyawan

(3)

Beberapa peneliti menyatakan bahwa dalam mencapai keseimbangan antara kedalaman dan keluasan pengetahuan untuk memaksimalkan potensi perlu bekerja sama dengan orang-orang yang basis pengetahuannya berbeda.

Ramadhan (2009) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu (1) Pendidikan: adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah secara berkelanjutan.Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan semakin mudah untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat.(2) Media massa/informasi: Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun informal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan tentang inovasi baru. (3) Lingkungan: adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.. (4) Pengalaman: sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. (5) Usia: mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Individu yang memiliki banyak pengalaman akan memperoleh banyak pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh semakin tinggi tingkat kreativitas individu.

Amabile menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang kuat untuk menghasilkan ide baru dengan menggabungkan ide yang sebelumnya berbeda. Kemampuan berpikir kreatif disini dikonseptualisasikan sebagai kecerdasan, yang mana didefinisikan sebagai, kenyataan yang tidak setuju dengan orang lain, menggabungkan pengetahuan dari bidang yang sebelumnya berbeda, mampu bertahan melalui masalah yang sulit, kemampuan untuk melangkah jauh dari usaha dan kembali dengan perspektif yang cerah. Sternberg menyatakan bahwa, ada tiga aspek utama kecerdasan, yaitu pertama, sintetis (kreatif) merupakan kemampuan yang menghasilkan ide baru, berkualitas tinggi, dan sesuai tugas. Hal ini merupakan kemampuan untuk mendefinisikan kembali masalah secara efektif dan berpikir secara mendalam. Kedua, analitis merupakan pemikiran kritis atau analitis yang terlibat dalam kreativitas sebagai kemampuan untuk menilai gagasan seseorang, untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan seseorang, dan menyarankan cara untuk memperbaikinya. Ketiga, praktis merupakan kemampuan untuk menerapkan keterampilan intelektual dalam konteks sehari-hari dan untuk menjual gagasan kreatif. Ketiga aspek kecerdasan tersebut penting untuk dimiliki oleh setiap individu dan kelompok. Mahasiswa yang mampu menekankan ketiga aspek tersebut adalah mahasiswa yang mampu berpikir kreatif, sehingga ketiga aspek tersebut penting untuk diterapkan secara keseluruhan. Mahasiswa yang menggunakan kemampuan berpikir kreatif akan tampak dari perilaku mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran maupun dari perilaku mahasiswa sehari-hari.

Kemampuan berpikir kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, atau kemampuan menempatkan dan mengombinasikan sejumlah objek yang berbeda dari pemikiran manusia yang bersifat dapat dimengerti, berdaya guna, dan inovatif dengan berbagai macam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi. Kemampuan berpikir kreatif memiliki ciri-ciri perilaku yang meliputi empat sub variable, yaitu (1) kelancaran (fluency) merupakan kemampuan untuk mengemukakan banyak gagasan, jawaban serta penyelesaian suatu masalah. Individu yang lancar dalam berpikir kreatif akan memiliki banyak cara untuk melakukan berbagai hal, salah satunya adalah ketika individu diberikan suatu pertanyaan maka individu tersebut akan cenderung memberikan beberapa alternatif jawaban, (2) kerincian (elaboration) merupakan kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan yang dimiliki oleh diri sendiri maupun orang lain. Individu yang dapat berpikir kreatif secara keseluruhan akan lebih rinci dalam menentukan suatu obyek, gagasan, dan situasisehingga lebih menarik, (3) fleksibilitas (flexibility) merupakan kemampuan untuk menghasilkan banyak alternatif gagasan, pertanyaan, jawaban yang bervariasi dan kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, (4) Orisinalitas (originality) merupakan kemampuan untuk menumbuhkan sesuatu baru yang unik, kemampuan memikirkan cara yang tidak lazim untukmengungkapkan diri sendiri, dan kemampuan untuk membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian atau unsur tertentu(Gunawan, 2014). Kemampuan berpikir kreatif biasa terjadi karena seseorang mencoba sesuatu dengan sengaja (Andangsari, ). Berawal dari kesengajaan, seseorang mampu mengerjakan tugas dan terbiasa. Mahasiswa yang melakukan berbagai macam percobaan sederhana dalam kegiatan pembelajaran akan lebih mudah memahami konsep-konsep pembelajaran tersebut.Mahasiswa dituntut berpikir kreatif dalam pembelajaran, sehingga dapat memahami pelajaran yang diterima dengan lebih baik.

(4)

Dalam mencapai sesuatu yang bernilai, individu harus memiliki kreativitas yang berbeda dari individu yang lain. Kreativitas merupakan ide baru dan berguna. Ide baru dan berguna tersebut dapat dikembangkan untuk menghasilkan produk inovatif yang bermanfaat bagi organisasi. Perilaku inovatif diperlukan dalam kelangsungan hidup suatu organisasi. Kreativitas merupakan bagian penting dari perilaku inovatif. Kreativitas berkaitan dengan inovasi, sehingga perlu membedakan kreativitas dengan inovasi. Kreativitas merupakan pengembangan ide-ide baru dan berguna sedangkan menyatakan bahwa inovasi merupakan hasil implementasi dari ide-ide tersebut (Pieterse et al., 2010). Dalam hal ini kreativitas merupakan kunci kesuksesan dari sebuah inovasi.

Munandar dalam Gunawan dkk mendefinisikan kreativitas dengan menggunakan pendekatan empat P, antara lain pendekatan pribadi, proses, produk, dan pendorong. (1) Definisi Pribadi: setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Dengan memiliki kepribadian yang unik individu dapat terlihat berbeda dengan individu yang lain. Kepribadian ini yang akan membentuk kreativitas seseorang. (2) Definisi Proses: proses disini merupakan bagaimana cara individu untuk bisa melalui persoalan yang ada. Dengan menggunakan kemampuan berpikir kreatif individu bisa melalui proses dari persoalan tersebut diantaranya berpikir bagaimana agar bisa memecahkan berbagai persoalan yang ada, mengerti setiap persoalan yang dihadapi dan mencari solusi dari persoalan tersebut. (3) Definisi Produk: sebagai hasil dari proses yang dilalui. Individu yang memiliki kemampuan berpikir kreatif akan lebih mampu dalam menciptakan produk dengan cara yang kreatif. Dalam hal ini individu yang kreatif akan terlihat berbeda dalam menciptakan produk yang baru dari sebelumnya. (4) Definisi

Pendorong: setiap individu berpikir kreatif agar bisa menciptakan hal-hal yang baru. Hal-hal tersebut dapat dihasilkan

dengan baik jika individu memiliki motivasi. Motivasi disini adalah kemampuan bagi individu untuk terdorong melakukan sesuatu yang ingin dicapai. Motivasi tersebut juga dapat mendorong kreativitas seseorang dalam hal yang positif”.

Kreativitas merupakan suatu topik yang tidak hanya relevan bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi kegiatan lainnya seperti di dunia pendidikan. Kreativitas merupakan sumber penting dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi yangpeduli terhadap growth (pertumbuhan) dan change (perubahan). Setiap individu yang memiliki kreativitas akan jauh lebih unggul dibandingkan yang tidak memiliki kreativitas. Pada dasarnya semua individu maupun kelompok memiliki kreativitas, namun hanya beberapa saja yang dapat memanfaatkan kreativitas tersebut. A. Roe dalam Hadiyati () menyatakan ada syarat-syarat orang yang kreatif, yaitu keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience), pengamatan melihat dengan cara yang biasa dilakukan (observanvce seeing things in unusual ways), keinginan (curiosity), toleransi terhadap ambiguitas (tolerance of apporites), kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan (independence in

judgement, thought and action), memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy), Kepercayaan

terhadap diri sendiri (self-reliance), Tidak sedang tunduk pada pengawasan kelompok (not being subject to group standard

and control), Ketersediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungkan (willing to take calculated risks).

Ada banyak hal yang mendorong kreativitas seseorang.Timpe menyatakan ada empat sifat utama yang membuat seseorang kreatif,yaitu kepekaan masalah, aliran gagasan, keaslian dan fleksibilitas kreatif. Pada dasarnya kreativitas dimiliki oleh setiap individu tetapi hanya individu yang berpotensi mampu mengetahui kreativitas yang ada dalam dirinya. Adapun ciri-ciri individu yang kreatif adalah sebagai berikut :

a. Sensitivitas terhadap lingkungan,.

b. Fleksibel, terbuka, ingin tahu, dan selektif,. c. Penilaian bebas,

d. Toleransi terhadap kesamaan, e. Fleksibilitas mental,

Pengembangan Hipotesis

Pengalaman dikonseptualisasikan sebagai pengetahuan. Pengetahuan merupakan keseimbangan antara luas dan kedalaman pengetahuan (Gardner).. Beberapa peneliti menyatakan bahwa dalam mencapai keseimbangan antara kedalaman dan keluasan pengetahuan untuk memaksimalkan potensi perlu bekerja sama dengan orang-orang yang basis pengetahuannya berbeda. Pengalaman dikonseptualisasikan sebagai pengetahuan didefinisikan sebagai kemampuan yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, sehingga ketika individu memiliki pengetahuan yang lebih luas dan beragam, individu tersebut mampu menghasilkan ide baru dan bermanfaat. Oleh karena itu, pengaruh pengalaman terhadap kreativitas mahasiswa dapat dirumuskan sebagai berikut: Hipotesis 1:Pengalaman Berpengaruh Positif Terhadap

(5)

Kemampuan berpikir kreatif dikonseptualisasikan sebagai kecerdasan. Individu yang menggunakan kemampuan berpikir kreatif akan tampak dari perilaku individu dalam kegiatan pembelajaran maupun dari perilaku individu sehari-hari. Kemampuan berpikir kreatif dapat memudahkan seseorang untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang dimiliki dan mempertajam kemampuan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang timbul dalam materi tertentu. Seperti dalam kegiatan di lingkungan kampus mahasiswa dapat mempelajari materi-materi yang disajikan dengan baik, dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kreatif mempengaruhi kreativitas mahasiswa dapat dirumuskan sebagai berikut: Hipotesis 2: Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpengaruh Positif Terhadap Kreativitas Mahasiswa.

Model Penelitian

Mahasiswa merupakan salah satu sumber daya manusia yang nantinya menjadi faktor penggerak dan faktor pelaksana yang melaksanakan kegiatan dalam organisasi. Pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif merupakan faktor yang mendorong terciptanya kreativitas. Kedua faktor tersebut menyebabkan kreativitas mahasiswa meningkat sehingga dapat memperbaiki efektivitas kerjanya. Kerangka pemikiran tersebut diterjemahkan ke dalam sebuah model penelitian sebagai berikut:

Gambar 1. Model Penelitian METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat konfirmatori dengan menguji hipotesis menggunakan metode survei. Unit analisis penelitian adalah individu dan jenis data yang digunakan adalah data cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Universitas HKBP Nommensen. Mahasiswa dipilih, karena mahasiswa merupakan salah satu individu yang memiliki kreativitas dalam konsep pembelajarannya. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan. Kreativitas tidak didefinisikan melekat pada satu jenis tugas atau pekerjaan (Gong et al., 2009; Malau, 2012). Mahasiswa Fakultas Ekonomi menerima berbagai macam informasi dan pengetahuan yang pastinya membantu mereka menghasilkan kreativitas. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan teknik purposive. Beberapa kriteria yang ditentukan pada setiap sampel, yaitu pertama individu yang dipilih adalah mahasiswa yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi (program studi Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Akuntansi dan D3 Perpajakan), kedua Mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa yang memiliki indeks prestasi 3,00, ketiga, mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa yang mengambil matakuliah Kewirausahaan, Stastika, Perekonomuan Indonesia dan Manajemen Operasional atau Manajemen Operasi dan Jasa yang diasumsikan menghasilkan output kreativitas dalam pembelajarannya.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang diberikan kepada responden Kuesioner ini akan dibagikan secara langsung kepada responden dengan terstruktur. Kuesioner ini meliputi data diri responden, dan daftar pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu, pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif sebagai variabel independen dan kreativitas sebagai varibael dependen. Defenisi operasional untuk variabel-variabel dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

Pengalaman (X1)

Kemampuan Berpikir Kreatif (X2)

(6)

Tabel 2. Definisi Operasional

Pada penelitian ini pengukuran variabel yang digunakan adalah skala likert. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan di uji, setiap masing-masing jawaban akan diberikan skor. Skor yang akan diberikan adalah mulai dari 1 sampai dengan 5, yang mana nilai 1 merupakan skor terendah (sangat tidak setuju) dan nilai 5 merupakan skor tertinggi (sangat setuju).

Metode analisis data berkaitan dengan beberapa pengujian, antara lain uji validitas, uji reliabilitas dan pengujian hipotesis. Penelitian ini akan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan bantuan software LISREL 8.7 untuk menganalisa data penelitian. SEM merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara konstrak laten dan indikatornya, konstrak laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara langsung. Menurut Hair et al, bahwa SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel dependen dan independen secara langsung (Yamin dan Kurniawan, 2008).

Penelitian ini menggunakan dua pengujian, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas. Instrumen penelitian yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel. Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan program LISREL yang bertujuan untuk mengetahui faktor pada setiap indikator penelitian. Rule

of thumb digunakan sebagai penilaian validitas model pengukuran yang mempunyai t-value dari standardized loading factor> 1,96 dan standardized loading factor ≥ 0,70. Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui kekonsistenan

variabel indikator penelitian. Construct Reliability digunakan sebagai penilaian model pengukuran. Construct

Reliabilitydikatakan bagus, apabila nilai construct reliability ≥ 0.70 dan nilai variance extracted-nya ≥ 0.50.

Pengujian model digunakan untuk menguji apakah model tersebut merupakan model yang baik sebagai hasil penelitian. Ada dua tahap yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi model, yaitu model pengukuran dan model struktural. Model pengukuran menggambarkan hubungan antara item dengan konstrak yang diukur. Sedangkan model struktural menggambarkan hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Model pengukuran dalam SEM mengukur apakah

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Pengukuran Pengalaman

(X1)

Pengetahuan merupakan keseimbangan antara luas dan kedalaman pengetahuan. (Amabile) 1. Pendidikan 2. Media massa/informasi 3. Lingkungan 4. Pengalaman 5. Usia Likert Kemampuan Berpikir Kreatif (X2) Kecerdasan merupakan pertama, kenyataan yang tidak setuju dengan orang lain. Kedua,

menggabungkan pengetahuan dari bidang yang sebelumnya berbeda. Ketiga, mampu bertahan melalui masalah yang sulit. Keempat, kemampuan untuk melangkah jauh dari usaha dan kembali dengan perspektif yang cerah. (Amabile)

1. Sintetis (kreatif) 2. Analitis

3. Praktis

Likert

Kreativitas (Y) Kreativitas merupakan pengembangan ide-ide baru dan berguna. (Amabile) 1. Kepekaan masalah 2. Aliran gagasan 3. Keaslian 4. Fleksibilitas kreatif Likert

(7)

hubungan kedua variabel valid atau tidak. Pengukuran ini memiliki ketepatan model yang menjadi kepuasan apabila item-item yang terlibat mampu menjadi indikator dari konstrak yang diukur dan dibuktikan dengan adanya nilai eror pengukuran yang rendah. Model struktural digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen dan variabel dependen.

Pada analisis multivariate SEM tidak memiliki uji statistik tunggal terbaik yang dapat digunakan untuk menjelaskan kekuatan dalam memprediksi sebuah model. Dalam hal ini uji kecocokan model dipilih karena dapat digunakan untuk melihat apakah sebuah model baik atau tidak. Menurut Hair et al dalam Yamin dan Kurniawan (2008) ada tiga ukuran-ukuran keseluruhan kecocokan model yaitu ukuran kecocokan mutlak (absolute fit measures), ukuran kecocokan inkremental (incremental fit

measures) dan ukuran kecocokan parsimoni (parsimonious fit measures).

Ukuran kecocokan mutlak adalah ukuran kecocokan yang bersifat menyeluruh yang mana meliputi model struktural dan model pengukuran terhadap matriks korelasi dan matriks kovarians. Untuk mengukur kecocokan mutlak, ada beberapa ukuran tertentu sebagai berikut: Goodness-of-fit index (GFI), nilai GFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai GFI yang medekati 1 merupakan model yang baik. Pada penelitian ini nilai GFI yang diinginkan ≥0,9. Root mean square error of approximation

(RMSEA), model dikatakan baik apabila RMSEA < 0.08. Ukuran kecocokan incremental adalah ukuran kecocokan yang

bersifat relatif yang mana digunakan untuk membandingkan model yang disarankan dengan model dasar yang digunakan oleh peneliti. Untuk mengukur kecocokan incremental, ada beberapa ukuran tertentu sebagai berikut: Normed fit index (NFI), model dikatakan baik apabila nilai NFI ≥ 0,9. Nilai 0,8 ≤ NFI ≤ 0,9 dikatakan marginal fit. Nilai NFI berkisar antara 0-1.

Comparative fit index (CFI), model dikatakan baik apabila nilai CFI ≥ 0,9. Nilai 0,8 ≤ CFI ≤ 0,9 dikatakan marginal fit. Nilai

CFI berkisar antara 0-1.

Ukuran kecocokan parsimoni adalah ukuran kecocokan yang mempertimbangkan banyaknya koefisien dalam suatu model. Dalam mengukur kecocokan parsimoni dibutuhkan pengukuran yaitu Akaike information criterion (AIC) dan Consistent

Akaike information criterion (CAIC) yang digunakan untuk perbandingan antarmodel. Model dikatakan baik apabila AIC dan

CAIC memiliki nilai positif lebih kecil HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran angket secara online, total butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 butir pernyataan. Kuesioner tersebut didistribusikan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan yang sedang mengambil mata kuliah Manajemen Operasi Jasa, Kewirausahaan, Matematika Bisnis, Perekonomian Indonesia dan Statistika dengan indeks prestasi kumulatif ≥ 3,00, yang diperlukan sebagai informasi untuk mengetahui pengaruh pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif terhadap kreativitas mahasiswa pada Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan.Dalam penelitian ini sebanyak 120 mahasiswa yang menjadi responden. Tabel berikut menjelaskan jumlah responden tersebut.

Tabel 3. Jumlah Responden

Mata Kuliah Jumlah

Statistika 44 Kewirausahaan 6 Manajemen Operasi 36 Matematika Bisnis 18 Perekonomian Indonesia 16 Total 120

Penelitian ini menggunakan two-step approach, yaitu tahap pertama melakukan pengujian model pengukuran menggunakan pendekatan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan tahap kedua, ditambahkan model struktural asli pada model pengukuran hasil tahap pertama untuk model keseluruhan SEM. Pada CFA, pengaruh suatu variabel laten terhadap variabel teramati ditentukan terlebih dahulu.Variabel-variabel teramati tersebut dipandang sebagai indikator-indikator yang dipengaruhi oleh konsep atau fenomena yang mendasarinya sama, yaitu variabel laten. Analisis faktor konfirmatori untuk menguji validitas dan reliabilitas konstruk dapat dilakukan melalui first order confirmatory analysis.

Model pengukuran ini dianalisis untuk menentukan kecocokannya terhadap data. Pada tahap pertama harus diperoleh model pengukuran yang mempunyai kecocokan data-model, validitas dan reliabilitas yang baik.

(8)

Gambar 2. Model Pengukuran Konstruk Keseluruhan Sumber : Data Diolah, 2018

(9)

Tabel 4. Hasil Uji Kecocokan Keseluruhan Model Pengukuran Ukuran GOF Target Tingkat Kecocokan Hasil Evaluasi

GFI ≥ 0.90 0.86 Marginal Fit

NNFI ≥ 0.90 0.90 Fit

NFI ≥ 0.90 0.93 Fit

RFI ≥ 0.90 0.87 Marginal Fit

IFI ≥ 0.90 0.95 Fit

CFI ≥ 0.90 0.95 Fit

Sumber : Data Diolah, 2018

Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa model pengukuran untuk variabel pengalaman dinyatakan fit dan indikator konstruk pengalaman dinyatakan valid dan reliabel, yang mana nilai, yang mana nilai standardized loading factors lebih besar dari 0,50 dan nilai construct reliability lebih besar dari 0,70 yaitu 0,95 serta nilai variance extractedlebih besar dari 0,50 yaitu 0.83. Variabel kemampuan berpikir kreatif dinyatakan valid dan reliabel, yang mana nilai standardized loading

factors lebih besar dari 0,50 dan nilai construct reliabilitylebih besar dari 0,70 yaitu 0.95 serta nilai variance extractedlebih

besar dari 0,50 yaitu 0.87. Variabel kemampuan berpikir kreatif dinyatakan valid dan reliabel, yang mana nilai standardized

loading factors lebih besar dari 0,50 dan nilai construct reliability lebih besar dari 0,70 yaitu 0.97 serta nilai variance extracted lebih besar dari 0,50 yaitu 0.97.

Langkah selanjutnya setelah model pengukuran dinyatakan fit, dilakukan pengujian terhadap model struktural dengan menambahkan model pengukuran yang telah fit ke dalam model struktural. Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap pengujian kesesuaian model berdasarkan beberapa kriteria uji kesesuaian model yang sama dengan kriteria uji kesesuaian model pada model pengukuran.

(10)

Model Struktural Standardized Loading Factor

Sumber : Data Diolah, 2018

Tabel 4.6. Hasil Uji Kesesuaian Model Struktural

Ukuran GOF Target tingkat kecocokan Hasil Evaluasi

GFI ≥ 0.90 0.86 Marginal Fit

NNFI ≥ 0.90 0.90 Fit

NFI ≥ 0.90 0.93 Fit

RFI ≥ 0.90 0.87 Marginal Fit

IFI ≥ 0.90 0.95 Fit

CFI ≥ 0.90 0.95 Fit

Sumber : Data Diolah, 2018

Setelah kriteria uji kesesuaian terpenuhi atas model struktural yang diestimasi, maka dilanjutkan dengan analisa terhadap hubungan-hubungan model struktural. Berdasarkan analisis terhadap model struktural sebagai berikut:

Structural Equations :

KM = 0.26*PE + 0.54*KBK, Errorvar= 0.58R² = 0.42 (0.070) (0.11) (0.18)

3.66 4.79 3.24

Evaluasi dilakukan terhadap persamaan model struktural mencakup t-value dari koefisien estimasi lebih besar dari sama dengan 1,96 menunjukkan signifikan, selanjutnyadilihat nilai koefisien deterninasi (R2) untuk mengetahui varians dari

(11)

skan variabel endogen. Dari persamaan struktural diketahui bahwa masing-masing konstruk pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif mampu menjelaskan bahwa konstruk kreativitas sebesar (R² = 0.42) Tabel berikut menyajikan nilai koefisien dan t-value hasil analisa model struktural.

Tabel Nilai Koefisien Dan t-Value

No Path Koefisien t-Value Kesimpulan

1 Kreativitas Pengalaman Kemampuan Berpikir Kreatif 0.26 0.54 4.79 3.24 Signifikan Signifikan

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan keberadaan pengaruh yang telah diduga dalam hipotesis. Pengaruh yang dihasilkan dari hasil olah data melaporkan hipotesis yang telah diprediksi terdukung atau tidak terdukung. Dapat disimpulkan bahwa untuk hipotesis satu terdukung karena pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap kreativitas dan untuk hipotesis dua terdukung karena kemampuan berpikir kreatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kreativitas.

Selanjutnya akan dibahas bagaimana hasil dari penelitian yang telah dilakukan untuk mengungkap pengaruh dan memperluas hasil dari penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan objek penelitian yang berbeda. Pembahasan hasil pengujian hipotesis satu dan dua sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisa persamaan struktural, hipotesis satu terdukung. Dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap kreativitas mahasiswa, sehingga pengalaman meningkatkan kreativitas mahasiswa. Berdasarkan hasil analisa persamaan struktural, hipotesis dua terdukung. Dimana hasil penelitian ini menunjukkanbahwa kemampuan berpikir kreatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kreativitas mahasiswa, sehingga kemampuan berpikir kreatif meningkatkan kreativitas mahasiswa. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Pada penelitian yang menggunakan mahasiswa sebagai objek penelitian untukmelihat bagaimana pengaruh pengalaman terhadap kreativitas ternyata berpengaruh positif dan signifikan.

2. Kemampuan berpikir kreatif memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kreativitas mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif akan mempengaruhi tingkat kreativitasnya.

Saran

1. Dalam penelitian ini ditemukan hubungan antara pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif terhadap kreativitas.Dengan adanya hubungan antara pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif terhadap kreativitas mahasiswa, mahasiswa yang berada di Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen bisa meningkatkan kreativitasnya. Peneliti mengharapkan agar pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif bisa terus-menerus dikembangkan supaya mendampakkan hasil yang positif terhadap peningkatan kreativitas mahasiswa kedepannya. 2. Untuk mahasiswa agar memperhatikan terus-menerus setiap keputusan dan tindakan yang ingin dilakukan. Dengan

demikian dalam mengambil segala keputusan dan tindakan setiap mahasiswa akan jauh lebih baik kedepannya.

3. Untuk Institusi Universitas HKBP Nommensen Medan agar terus membenahi kemampuan yg dimiliki untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa di Universitas HKBP Nommensen Medan. Dengan demikian mahasiswa bisa mengembangkan kreativitasnya dalam pasar persaingan di dalam maupun di luar negeri.

4. Untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian dengan penyebaran kuesioner secara langsung. Dalam penelitian ini penyebaran kuesioner secara online kurang mendukung berjalannya penelitian, karena banyak responden yang kurang teliti dan kurang memberikan kesempatan waktunya dalam mengisi setiap pertanyaan yang disajikan.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Karlyn, 2005.The Sources of Innovation and Creativity, National Center on Education and the Economy for the New Commission on the Skills of the American Workforce.

Anne R. Malau, 2012. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksional, Orientasi Pembelajaran Terhadap Kreativitas Karyawan Dengan Variabel Pemediasi Creative Self-Efficacy. Universitas Gadjah Mada. Gunawan, Imam & dkk, 2014. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis dengan Prestasi Belajar Mahasiswa,Premiere Educandum. Vol. 4 /no. 1.

Hadiyati, Ernani, 2011. Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil,Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan. Vol. 13/no. 1.

Pieterse, Anne Nederveen, 2010.Transformational and Transactional Leadership and Innovative Behavior, Erasmus University, Rotterdam, The Netherlands.

Ramadhan,19 April 2009, Pengetahuan Dan Faktor-FaktorYang Mempengaruhi,

https://forbetterhealth.wordpress.com/pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi/

Sawyer, R. Keith, 2006. Explaining of Creativity, Oxford University Press, Inc. 198 Madison Avenue, New York. Timpe, A, Dale, 1992. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, Juni 2014, PT Elex Media Komputindo. Yamin, Sofyan &HeriKurniawan,2008. Structural Equation Modeling, Penerbit Salemba Infotek.

Gambar

Tabel 1. Penelitian Terdahulu Kreativitas Individu
Gambar 1.  Model Penelitian  METODE PENELITIAN
Tabel 2. Definisi Operasional
Tabel 3. Jumlah Responden
+5

Referensi

Dokumen terkait

5 Reputasi KAP yang diproksikan dengan Big Four (4) tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan yang dapat dilihat pada tabel 4.8 , tingkat signifikansi

Dimana dengan akad seseorang sudah terikat dengan perjanjiannya baik itu antara seseorang dengan Allah maupun antara seseorang dengan hamba-hambanya (makhluk

Sedangkan yang dimaksud dengan pengeluaran pendapatan adalah biaya-biaya yang hanya akan memberi manfaat dalam periode berjalan, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan ini tidak

Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa komunikasi pemasaran merupakan kegiatan atau usaha yang di lakukan oleh sebuah perusahaan guna menyebarluaskan informasi

Ilokusi asertif ialah ilokusi yang melibatkan pembicara pada kebenaran proposisi yang diekspresikan atau diungkapkan.Dalam data banyak ditemukan kalimat pernyataan

Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan uji serempak (uji-F) menunjukkan bahwa variabel Promosi dan Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap variabel Minat Beli

Siswa yang selama ini merasa kesulitan untuk mengembangkan ide/gagasan pokok ke dalam rangkaian kalimat penjels menjadi lebih mudah karena dapat menggunakan gambar

Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa masih banyak mahasiswa yang memiliki tingkat kepatuhan yang rendah dikarenakan mahasiswa mulai beradaptasi dengan lingkungan