• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standard Operating Procedure Aliansi BEM SI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Standard Operating Procedure Aliansi BEM SI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Standard Operating Procedure Aliansi BEM SI

KEANGGOTAAN

Anggota BEM SI

Anggota BEM SI adalah semua BEM yang terhimpun dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia. Anggota BEM SI diwajibkan menunjuk dua orang penangung jawab yang mewakili anggota pada koordinasi dengan komponen struktural BEM SI lainnya, yang terdiri dari satu orang penanggung jawab utama dan satu orang penanggung jawab pembantu.

Syarat Keanggotaan BEM SI

1 Tidak tergabung dengan aliansi BEM lainya setingkat nasional

2 Mengikuti setidaknya 2 kali agenda wilayah, 1 kali agenda nasional

3 BEM Universitas yang terdafar di indonesia

4 Mendapat rekomendasi dari Korwil terkait secara tertulis

Hak

1.

Memberikan masukan atas pelaksanaan eskalasi isu kepada Korwil dan Korsu.

2.

Mendapatkan informasi dari Korwil dalam setiap isu nasional dan regional.

Kewajiban

1. Melaksanakan panduan eskalasi isu yang diberikan oleh Kooordinator Pusat untuk

diterapkan di kampus masing-masing.

2. Mengikuti dua agenda nasional (Rakernas dan Munas) dan setiap agenda wilayah.

3. Melakukan semua eskalasi isu yang telah di sepakati di Munas BEM SI dan Isu-isu

insidental yang telah di putuskan korpus dangan pertimbangan korsu terkait.

4. Ikut serta melaksanakan kebijakan politik BEM SI.

5. Bukti otentik anggota aliansi.

(2)

ALUR KORDINASI BEM SI

Koodinator Pusat BEM SI

Koordinator Pusat adalah BEM Universitas yang berdasarkan Ketetapan Musyawarah Nasional BEM SI sebelumnya ditunjuk untuk menjalankan fungsi koordinasi BEM SI. Koordinator Pusat diwajibkan menunjuk dua orang penangung jawab korpus yang terdiri dari satu orang penanggung jawab utama dan satu orang penanggung jawab pembantu.

Tugas dan Wewenang Korpus antara lain :

1.

Memastikan koordinasi eskalasi setiap isu yang telah disepakati pada MUNAS BEM SI dapat terlaksana dalam ruang lingkup nasional dengan memastikan Setiap Korwil dan Korsu melaksanakan tugasnya dengan baik dan mendorong agar komunikasi antara Korsu dengan Korwil berjalan harmonis.

2.

Memastikan akumulasi sumber daya untuk implementasi eskalasi isu secara nasional berjalan lancar untuk didistribusikan kepada anggota BEM SI yang membutuhkan.

3.

Memberikan sanksi kepada Anggota BEM SI, Korwil, Korsu atau Koordinator Forum Perempuan yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik dengan pertimbangan dari Korwil dan Korsu lainnya.

(3)

Hak Koordinator Pusat antara lain :

1. Berhak mengikuti setiap negosiasi dengan pihak eksternal yang diselenggaraka oleh korwil

dan atau korsu.

2. Memimpin eskalasi isu yang telah disepakati pada MUNAS BEM SI dalam ruang lingkup

nasional terutama dalam hal hubungan eksternal seperti menjadi representasi BEM SI

pada setiap negosiasi dengan pemerintah atau lembaga negara yang relevan dengan isu

tersebut dan menjadi pihak yang berhak mengeluarkan pernyataan pers pada media massa

nasional

3. Melantik Anggota baru Aliansi BEM SI yang telah di rekomendasikan oleh Koordinator

Wilayah

Koordinator Forum Perempuan BEM SI

Koordinator Forum Perempuan adalah BEM Universitas yang berdasarkan Ketetapan Musyawarah Nasional BEM SI sebelumnya ditunjuk untuk menjalankan fungsi peningkatan kapabilitas perempuan di semua regonal. Koordinator Forum Perempuan diwajibkan menunjuk dua orang penangung jawab Koordinator Forum Perempuan yang terdiri dari satu orang penanggung jawab utama dan satu orang penanggung jawab pembantu.

Tugas dan Wewenang Koordinator Forum Perempuan antara lain :

1. Memastikan koordinasi eskalasi isu yang berkaitan dengan peningkatan kapabilitas perempuan yang telah disepakati pada MUNAS BEM SI dapat terlaksana dalam ruang lingkup nasional dengan menjalin komunikasi dengan Korsu dengan Korwil.

Hak Koordinator Forum Perempuan adalah :

1. Menjadi representasi BEM SI pada setiap negosiasi dengan pihak eksternal di tingkat nasional berkaitan dengan peningkatan kapabilitas perempuan .

(4)

Koordinator Wilayah

Koordinator Wilayah adalah BEM Universitas yang berdasarkan Ketetapan Musyawarah Nasional BEM SI sebelumnya ditunjuk untuk menjalankan fungsi koordinasi BEM SI di masing-masing regional. Setiap Koordinator Wilayah diwajibkan menunjuk dua orang penangung jawab korwil yang terdiri dari satu orang penanggung jawab utama dan satu orang penanggung jawab pembantu.

Hak dan Wewenang Koordinator Wilayah antara lain :

1.

Berkoordinasi dengan Koordinator Pusat untuk mengimplementasikan pedoman eskalasi isu yang telah dipersiapkan Kordinator Pusat melalui koordinator isu sehingga dalam tataran praktis dapat

2.

terlaksana di seluruh kampus di masingmasing wilayah, termasuk di dalamnya adalah akumulasi sumber daya seperti dana dan sukarelawan.

3.

Mengkoordinasikan anggota BEM SI di wilayah regional masing-masing untuk merencanakan dan mengeksekusi respon atas isu yang bersifat spesifik di masing- masing regional dengan berkoordinasi dengan Korsu yang relevan dengan isu tersebut.

4.

Memberikan informasi ekskalasi Aliansi BEM SI kepada anggota aliansi dan calon anggota aliansi.

Hak Koordinator Wilayah, antara lain :

1. Memimpin eskalasi isu yang telah disepakati pada MUNAS BEM SI dalam ruang lingkup

wilayah terutama dalam hal hubungan eksternal seperti menjadi representasi BEM SI

pada setiap negosiasi dengan pemerintah atau lembaga negara yang relevan dengan isu

tersebut dan menjadi pihak yang berhak mengeluarkan pernyataan pers pada media massa

regional.

2. Merekomendasikan anggota baru BEM SI yang berasal dari wilayahnya masing-masing

dengan syarat telah mengikuti minimal satu kali agenda Nasional BEM SI dan mengikuti

minimal dua kali agenda wilayah.

(5)

Koordinator Isu

Koordinator isu adalah BEM Universitas yang bertanggung jawab menyelenggarakan eskalasi isu tertentu dan memberikan pengarahan terkait isu tersebut kepada anggota BEM SI di seluruh regional. Koordinator Isu diwajibkan menunjuk dua orang penangung jawab korsu yang terdiri dari satu orang penanggung jawab utama dan satu orang penanggung jawab pembantu untuk setiap isu yang diamanahkan.

Wewenang Kordinator Isu antara lain :

1.

Melakukan kajian dan mempersiapkan perencanaan eskalasi isu nasional yang telah disepakati di MUNAS BEM SI untuk diterapkan di seluruh kampus di semua regional

2.

Mempersiapkan pedoman eskalasi isu yang telah disepakati di MUNAS BEM SI untuk dapat diadopsi oleh anggota BEM SI di setiap regional

3.

Berkoordinasi dengan Koordinator Wilayah untuk menerapkan eskalasi isu yang telah dipersiapkan di seluruh kampus di semua regional.

4.

Menerima masukan dari anggota BEM SI terkait permintaan atas isu spesifik yang muncul di regional tertentu yang relevan dengan isu yang sedang dipegang Korsu dan mempersiapkan kajian dan strategi khusus sesuai dengan permintaan tersebut.

Hak Koordinator Isu antara lain :

1. Memimpin eskalasi isu dalam ruang lingkup nasional terutama dalam hal hubungan eksternal seperti menjadi representasi BEM SI pada setiap negosiasi dengan pemerintah atau lembaga negara yang relevan dengan isu tersebut dan menjadi pihak yang berhak mengeluarkan pernyataan pers pada media massa.

(6)

POLA PENGAMBILAN SIKAP POLITIK DAN ISU

Sikap poltik

Untuk pengambilan sikap politik BEM SI akan di laksanakan oleh Korpus berkordinasi dengan Korwil.

Sikap isu

1. Isu Nasional

Untuk penyikapan isu nasional di laksanakan oleh kordinator pusat dengan pertimbangan

kordinator isu.

2. Isu isidental

Untuk penyikapan isu yang sifatnya insidental di laksanakan oleh kordinator pusat dan

korwil dengan pertimbangan korsu terkait.

SANKSI

1. Surat Peringatan

Pertama.

Sanksi ini

ditujukan pada

Korpus/Korwil/Korsu/Anggota BEM SI yang bermasalah (tidak melaksanakan

kewajiban dan/atau tindakan lainnya yang dianggap merugikan BEM SI) dan

dikeluarkan pada pertemuan berikutnya ( Konsolnas, Rakernas, atau Munas) setelah

pelanggaran tersebut dilakukan, serta diputuskan berdasarkan kesepakatan forum yang

di keluarkan oleh Kourpus atau Korwil.

2. Surat Peringatan

Kedua.

Sanksi yang ditujukan

pada

Korpus/Korwil/Korsu/Anggota BEM SI yang bermasalah dan sebelumnya secara

berturut-turut telah menerima SP1 dan ternyata setelahnya masih melakukan

pelanggaran yang sama. Pengesahan SP2 diputuskan berdasarkan kesepakatan pada

(7)

pertemuan selanjutnya ( Konsolnas, Rakernas, atau Munas ) setelah SP1 dikeluarkan

oleh Kourpus atau Korwil.

3. Surat Pernyataan Instruksi Non aktif. Sanksi yang ditujukan pada

Korpus/Korwil/Korsu/Anggota BEM SI yang bermasalah berdasarkan kesepakatan pada

pertemuan ketiga ( Konsolnas, Rakernas, atau Munas ) setelah secara berturut-turut SP1

dan SP 2 dikeluarkan pada Pertemuan pertama dan kedua dan ternyata masih melakukan

pelanggaran yang sama. Sanksi ini disahkan jika berdasarkan kesepakatan forum, Evaluasi

dan Pertanggung jawaban dari Korpus, Korsu, atau Korwil yang bersangkutan tidak dapat

diterima atau tidak memberikan laporan pertanggungjawaban sama sekali.

Jakarta, Juni 2015

Koordinator Pusat BEM SI

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Pembangunan Sarana BLK dan Kantor BLK (DBH Cukai) (DPAL) Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Kegiatan Pembangunan Sarana BLK dan Kantor BLK (DBH Cukai) (DPAL) Dinas Sosial, Tenaga

Indonesia, tanah pusaka, P'saka kita semuanya, Marilah kita mendoa, Indonesia bahagia. Suburlah tanahnya,

Universitas Negeri

• Partner with international donors to raise support for strengthening civil society and building local philanthropic traditions (Foundation for Community Development—FDC).. • Build

sama ada pengaruh yang sangat signifikan antara disiplin dan motivasi kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan adminstrasi masyarakat di Kecamatan Cot

Makanan yang dimakan sangat berpengaruh pada kesehatan dan kecantikan rambut. Misalnya makanan yang banyak mengandung lemak/pedas, dapat memicu kelenjer lemak dipori-pori