• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di negara tersebut tidak diinvestasikan ke negara lain. Apabila dana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di negara tersebut tidak diinvestasikan ke negara lain. Apabila dana"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki fungsi strategis bagi pengembangan ekonomi suatu negara sebagai salah satu sarana investasi masyarakat agar dana (modal) milik masyarakat di negara tersebut tidak diinvestasikan ke negara lain. Apabila dana milik masyarakat dari suatu negara banyak diinvestasikan ke negara lain, maka akan berpotensi mengakibatkan krisis moneter pada negara tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh H. Budi Untung bahwa:

“Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian yang besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri (capital flight) bukan hanya merupakan akibat dari merosotnya (depresiasi) nilai rupiah, atau tingginya inflasi dan suku bunga di suatu negara, tetapi juga diakibatkan karena tidak tersedianya alternatif investasi yang menguntungkan di negara tersebut, dan/atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa negara lain menjanjikan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan bursa di negara asalnya”.1

Peran penting lainnya dari pasar modal adalah pasar modal merupakan sarana untuk meningkatkan pendapatan negara, sebagaimana yang dijelaskan oleh Irham Fahmi, yaitu:

“Keberadaan pasar modal di suatu negara dengan segala dinamikanya akan menggambarkan betapa besarnya perhatian pemerintah negara tersebut untuk ikut serta mendongkrak naiknya tingkat pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menyebabkan angka pengangguran mengalami penurunan dan lebih jauh mampu menggenjot pendapatan dari segi fiskal (pajak). Penambahan dari sudut fiskal akan terlihat pada saat berbagai perusahaan yang go public tersebut memperoleh peningkatan pendapatan dan otomatis semakin besar pendapatan maka pendapatan dari hasil penerimaan pajak juga akan mengalami kenaikan. Naiknya pendapatan fiskal akan menyebabkan APBN negara akan ikut mengalami kenaikan”.2

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

1 H. Budi Untung, 2012, Hukum Bisnis Pasar Modal, Andi, Yogyakarta, hlm.10. 2 Irham Fahmi, 2013, Rahasia Saham dan Obligasi, Alfabeta, Bandung, hlm.12.

(2)

Suatu perseroan yang ingin menjual sahamnya pada bursa efek harus terlebih dahulu mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disebut OJK dan melakukan penawaran umum atau Initial Public

Offering yang selanjutnya disebut IPO. Untuk melakukan IPO, suatu perseroan

harus mengeluarkan biaya yang besar. Diungkapkan oleh Asril Sitompul dan dikutip dalam penelitian Pratiwi Puspitho Andini, yaitu : “Diantara berbagai resiko yang ada dalam menjadi perusahaan publik, salah satu hal yang paling signifikan adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam melakukan IPO, antara lain biaya proses, pelaksanaan dan biaya-biaya yang perlu dikeluarkan setelah terjadinya IPO...”.3

Diluar dari biaya besar yang harus dikeluarkan untuk melakukan IPO, perseroan juga harus melalui rangkaian proses yang berwajib dilalui sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Secara garis besar dijelaskan oleh Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S bahwa rangkaian proses IPO adalah:

1. Tahap persiapan internal, yang dibagi menjadi :

a. Penunjukkan penjamin emisi atau underwriter, profesi penunjang, dan lembaga penunjang pasar modal

b. Pengajuan pernyataan kehendak untuk going public dan perolehan perjanjian pendahuluan pencatatan efek pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

c. Penyusunan dan penandatanganan perjanjian terkait lainnya

2. Pengajuan pernyataan pendaftaran emisi efek pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

3. Permintaan perubahan/tambahan informasi

4. Jawaban atas permintaan perubahan/tambahan informasi

5. Pernyataan OJK/Bapepam LK tentang izin publikasi prospektus ringkas 6. Pengumuman prospektus ringkas

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

3 Pratiwi Puspitho Andini, “Backdoor Listing Sebagai Alternatif Go Public”, Tesis, Program Pascasarjana Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2012, hlm.5.

(3)

7. Penawaran awal (bookbuilding)

8. Penyampaian informasi harga dan keterbukaan lainnya 9. Surat pernyataan efektif dari OJK

10. Pengumuman perbaikan atau tambahan informasi prospektusa ringkas 11. Masa penawaran umum (pasar perdana)

12. Akhir masa penawaran umum 13. Penjatahan

14. Refund dan distribusi

15. Pencatatan (listing) di Bursa

16. Laporan hasil penawaran umum dan penjatahan.4

Panjangnya proses yang harus dilalui serta besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu perseroan untuk melakukan proses IPO tersebut serta tidak adanya garansi apabila telah melewati segala macam rangkaian proses IPO suatu perseroan akan mendapatkan lolos untuk mendapatkan pernyataan efektif dari OJK, menjadi latar belakang munculnya fenomena dalam dunia pasar modal yang disebut dengan backdoor listing. Secara sederhana backdoor listing digambarkan sebagai aksi korporasi yang mengakibatkan suatu perseroan tertutup dapat listing pada bursa efek tanpa melalui proses IPO namun dengan cara mengambilalih Emiten yang telah tercatat di bursa efek.

Dalih efisiensi dalam menjalankan suatu kegiatan bisnis tersebut tidak bisa dijadikan alasan pembenar bagi perseroan untuk menyimpangi suatu norma atau aturan hukum. Meskipun Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang selanjutnya disebut UUPM dan peraturan pelaksananya telah diberlakukan untuk mengakomodir kegiatan pasar modal tersebut, namun hingga saat ini belum terdapat peraturan yang mengatur tentang aksi backdoor listing di Indonesia. Belum diaturnya praktek backdoor listing dalam peraturan pasar modal di Indonesia mengakibatkan terjadinya kesimpangsiuran mengenai praktek backdoor

listing itu sendiri.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

(4)

Disatu sisi backdoor listing sebagai suatu sarana dari pengusaha-pengusaha besar untuk meraih keuntungan pribadi dengan merugikan investor-investor kecil. Contoh kasus yang menganggap backdoor listing sebagai upaya positif untuk perseroan yang telah listing di Bursa adalah backdoor listing yang dilakukan oleh PT BW Plantation Tbk (kini menjadi PT Eagle High Plantation Tbk). Hal tersebut dikarenakan setelah terjadi aksi backdoor listing tersebut, terdapat peningkatan laba bersih sebesar 30,2% (tiga puluh koma dua persen).5 Atas aksi backdoor listing yang dilakukan tersebut, PT BW Plantation Tbk juga mendapatkan tanggapan postif dari salah satu analis pasar modal, yaitu adalah Panin Sekuritas yang merekomendasikan atau menyarankan untuk membeli saham PT BW Plantation Tbk yang kini menjadi PT Eagle High Plantation Tbk tersebut.6

Disisi lain, terdapat pihak yang menganggap bahwa proses backdoor listing merupakan ide jahat dan merupakan upaya pembodohan terhadap investor retail yang dipaksa membeli saham dengan harga tinggi, kemudian harga saham tersebut dihancurkan dengan berbagai preemtive right issue dan private placement. Pada kasus backdoor listing yang dilakukan oleh PT BW Plantation Tbk tersebut juga dinilai merugikan investor publik sebesar 65% (enam puluh lima persen) dari modal dibandingkan dengan sebelum adanya aksi backdoor listing tersebut, sehingga Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISSI) melayangkan surat protes kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait aksi back door listing tersebut.7

Kasus lain yang juga menggambarkan betapa merugikannya backdoor listing adalah kasus penjualan saham PT Sekawan Intipratama Tbk. yang selanjutnya !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

5 Sukirno, Dulu Rugi, Sekarang BWPT Cetak Laba Setelah Dicaplok Peter Sondakh,

http://www.m.bisnis.com, diakses pada tanggal 11 Februari 2016.

6 Inilahcom, PT BW Plantation (BWPT) Berencana Melakukan Right Issue Senilai US$ 1 Miliar, Atau

Sekitar Rp 11 Triliun. Analis Melihat Rencana Ini Positif Terhadap Perseroan, http://www.m.inilah.com, diakses pada tanggal 11 Februari 2016.

7 Beritasatu, MISSI Protes Right Issue BW Plantation ke OJK, http://www.m.beritasatu.com, diakses pada tanggal 11 Februari 2016.

(5)

disebut SIAP. Pada kasus backdoor listing ini dilakukan dengan cara SIAP seolah-olah membeli RITS Venture dan dilanjutkan dengan aksi penggabungan yang mana SIAP menjadi existing company. Setelah menjadi existing company, kegiatan usaha SIAP berubah dari perusahaan yang bergerak di bidang plastik kemudian berubah menyesuaikan dengan kegiatan RITS Venture, yaitu bergerak di bidang pertambangan batu bara. Strategi penggabungan ini terbukti menarik minat investor untuk membeli saham SIAP karena SIAP hanya perseroan kecil di pasar modal sehingga SIAP terlihat menjadi perseroan yang seolah-olah memiliki prospek menjanjikan kedepannya. Pada kasus SIAP tersebut terjadi kejahatan perdagangan semu serta repo (repurchase agreement) saham yang akhirnya terjadi gagal bayar diikuti dengan forced sell sehingga mengakibatkan harga saham SIAP di bursa menjadi turun drastis.8

Berdasarkan hal tersebut di atas, aksi backdoor listing oleh sebagian pihak dianggap sebagai aksi yang merugikan investor retail (investor masyarakat) karena tidak ada keterbukaan (full disclosure) latar belakang dilakukannya aksi korporasi (pengambilihan maupun penggabungan) yang sedang dilakukan oleh Emiten tersebut. Dikarenakan tidak adanya keterbukaan yang dilakukan oleh Emiten, aksi pengambilalihan atau/dan penggabungan perseroan tersebut hanya dipahami oleh investor publik sebagai bentuk pengembangan perseroan bukan dipahami sebagai bagian dari proses backdoor listing. Padahal sebagaimana kita ketahui bersama bahwa keterbukaan informasi merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh Emiten karena keterbukaan informasi disebut sebagai roh dari pasar modal, sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S :

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

8 Caroline Hutauruk, Cara Merampok Dari Pasar Modal, http://www.indonesianreview.com, diakses pada tanggal 11 Februari 2016.

(6)

“... Setiap pelanggaran atas ketentuan full disclosure ini sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat investor, Emiten wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita investor. Ketentuan demikian merupakan salah satu bentuk perlindungan hukum bagi investor di bursa pasar modal. Mengapa transparasi dapat dikatakan merupakan rohnya pasar modal? Karena investor di pasar modal sangat bergantung dengan adanya informasi yang transparan tersebut. ...”.9

Keterbukaan informasi tersebut merupakan muara dari adanya prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik atau dikenal dengan Good Corporate Governance yang selanjutnya disebut GCG. Tidak adanya keterbukaan (full disclosure) atas aksi yang dilakukan oleh para pelaku backdoor listing tersebut secara tidak langsung merupakan bentuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Good Corporate

Governance (GCG) karena semua prinsip tersebut bermuara pada aspek

keterbukaan.10

Berjalannya aksi backdoor listing yang dilakukan oleh para perseroan tertutup dan Emiten tersebut tentu saja melibatkan profesi penunjang pasar modal untuk membantu usahanya melakukan backdoor listing, salah satunya adalah Notaris. Peran seorang Notaris dalam ranah hukum perusahaan dan pasar modal sangatlah penting karena hampir semua keabsahan perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan diwajibkan untuk dibuat secara otentik oleh Notaris. Hal tersebut yang menjadikan Notaris memiliki andil besar dalam aksi backdoor listing ini.

Hal-hal di atas merupakan latar belakang untuk melakukan penelitian mengenai kapan suatu aksi korporasi dikategorikan sebagai backdoor listing di Indonesia, apakah suatu aksi backdoor listing merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip

good corporate governance dan bagaimana peran Notaris penunjang pasar modal di

dalam suatu aksi backdoor listing. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut maka peneliti mengangkat tesis dengan judul “ANALISIS HUKUM !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

9 Nindyo Pramono, 2006, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, PT Citra Aditya bakti, Bandung, hlm.17. 10 Hamud M. Balfas, 2012, Hukum Pasar Modal Indonesia, PT Tata Nusa, Jakarta, hlm.249.

(7)

TERKAIT PELAKSANAAN BACKDOOR LISTING DALAM PRESPEKTIF

GOOD CORPORATE GOVERNANCE”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti merumuskan tiga rumusan permasalahan sebagai fokus penelitian dan penulisan tesis ini, yaitu :

1.! Kapan suatu aksi korporasi dikategorikan sebagai aksi backdoor listing di Indonesia?

2.! Apakah aksi backdoor listing oleh perseroan melanggar prinsip good corporate

governance?

3.! Apakah peranan Notaris penunjang pasar modal dalam proses backdoor listing yang dilakukan oleh perusahaan?

C. Keaslian Penelitian

Sejauh pencarian peneliti di kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), judul tesis ini belum pernah dibahas oleh pihak lain. Namun sebagai perbandingan terkait penelitian backdoor listing, peneliti menggunakan tesis mahasiswa Program Pascasarjana Hukum Ekonomi, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia sebagai pembanding tesis ini :

1.! Tesis atas nama Pratiwi Puspitho Andini11 Mahasiswa Program Pascasarjana Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan judul backdoor

listing sebagai Alternatif Go Public, dengan permasalahannya :

a.! Mengapa backdoor listing begitu memikat banyak perusahaan sebagai cara untuk go public?

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

11 Pratiwi Puspitho Andini, Backdoor Listing Sebagai Alternatif Go Public, Tesis, Program Pascasarjana Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2012.

(8)

b.! Bagaimanakah pelaksanaan backdoor listing dan ketentuan hukum yang mengatur tentang backdoor listing di Indonesia?

Dari penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa backdoor listing yaitu upaya suatu perusahaan tertutup untuk mendapat akses ke pasar modal dan bursa dengan segala fasilitasnya secara tidak langsung, namun hal ini tidak dilakukan melalui Initial Public Offering (IPO), melainkan melalui perusahaan lain yang sudah tercatat dan memperdagangkan sahamnya di bursa. Proses mempersiapkan suatu perusahaan untuk listing memerlukan waktu yang lain dan biaya yang besar, karena sering kali melibatkan transformasi struktur kepemilikan dan praktik manajemen. Oleh karena itu, backdoor listing dipandang sebagai strategi jalan pintas bagi perusahaan untuk memperoleh akses ke bursa saham, sehingga dapat meningkatkan kekayaan secara cepat dan mendapat pendanaan untuk keperluan ekspansi usaha.

Meskipun praktik backdoor listing sudah terjadi di Indonesia, dalam literatur maupun peraturan perundang-undangan Indonesia belum ada yang secara rinci dan jelas mengatur hal tersebut. Selama ini, pelaksanaan backdoor listing dilakukan berdasar tata cara pengambilalihan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut UU PT dan berkaitan dengan status perusahaan sebagai perusahaan sebagai perusahaan terbuka, aturan yang diterapkan dalam pelaksanaan

backdoor listing di Indonesia selain UU PT adalah Undang-Undang Pasar Modal

dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan serta Peraturan Bursa Efek Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi Puspitho Andini menekankan gambaran tentang backdoor listing secara umum terkait pada alasan-alasan mengapa aksi korporasi backdoor listing ini dapat terjadi dan dapat begitu terlihat menarik bagi korporasi serta dalam penelitian yang dilakukan olehnya tersebut

(9)

memberi arahan bagaimana aturan hukum kita mengakomodir aksi backdoor

listing yang merupakan suatu aksi baru di dunia korporasi.

Hal yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah peneliti menekankan pada analisis terkait parameter suatu tindakan pengambialihan perusahaan yang dapat dikategorikan sebagai backdoor listing di Indonesia, apakah

backdoor listing sebagai pintu belakang ini tidak melanggar prinsip good corporate governance dan juga menekankan pada aspek sejauh mana Notaris penunjang

pasar modal terlibat dalam proses backdoor listing yang dilakukan oleh perseroan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang ilmu hukum pasar modal terkait aksi korporasi backdoor listing, ilmu hukum perusahaan terkait good corporate governance dalam backdoor listing, dan juga pada bidang ilmu kenotariatan terkait peran Notaris sebagai profesi penunjang pasar modal dalam proses backdoor listing.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan ataupun pengetahuan baru bagi pelaku pasar modal berkaitan dengan perkembangan aksi perusahaan dalam dunia pasar modal, organ perusahaan berkaitan dengan sistem tata kelola perusahaan atas suatu tindakan perusahaan, dan para Notaris baik secara umum maupun Notaris penunjang pasar modal pada khsuusnya yang erat kaitannya dengan pembuatan akta-akta yang berkaitan

(10)

dengan segala macam perjanjian dan akta otentik perusahaan yang disyaratkan peraturan perundang-undangan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti, adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengkaji lebih dalam terkait aksi korporasi yang dapat dikategorikan sebagai tindakan backdoor listing di Indonesia.

2. Menganalisis terkait kemungkinan pelanggaran prinsip good corporate

governance atas proses backdoor listing suatu penunjang pasar modal.

3. Mengkaji sejauh mana Notaris penunjang pasar modal terlibat dalam proses

backdoor listing yang dilakukan oleh penunjang pasar modal

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian adalah model kualitas baru yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sebuah perangkat lunak pada domain situs web perguruan tinggi dari perspektif

Mencari kebenaran membutuhkan kemauan untuk mengesampingkan prasangka dan mematuhi keyakinan baru. Tidak ada yang lebih jelas daripada studi tentang Sabat lunar. Karena hari

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai permasalahan tersebut dengan judul “Hukum Menuduh Kafir

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pada tugas akhir ini akan dirancang dan direalisasikan Prototipe Penggerak Atap Kanopi Otomatis Menggunakan Sensor Cahaya,

eed du ullii S Seellaallu u ccaarree;; empati dengan empati dengan lingkungan lingkungan sekitar dan sekitar dan temannya temannya Sering care; Sering care; empati dengan

Aplikasi mobile-smarthome ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk memudahkan pemilik rumah untuk dapat memantau, mengendalikan pintu,alarm, kunci, kendali kamera dengan

B.7.1. Pengurangan nilai faktor pengali sebesar 0,1 terhadap hasil nilai UF dan atau UAT akan dikenakan kepada Tim Peserta yang terbukti baik sengaja ataupun tidak

Hasil refleksi dari observasi pada tahap pra siklus, menjadi acuan dalam melaksanakan pembelajaran dengan model cooperative script untuk meningkatkan motivasi