• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIMENSI AKSES EKONOMI SYARIAH PADA BISNIS START UP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIMENSI AKSES EKONOMI SYARIAH PADA BISNIS START UP"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

61

DIMENSI AKSES EKONOMI SYARIAH PADA

BISNIS START UP

Herlina

IAI Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan Email : herlinaherman26@gmail.com

ABSTRACT

The sharia economic master plan in Indonesia for the period 2019 - 2024 focuses on efforts to increase the size of the halal industry production. The dimension of sharia economic access is more about measuring the ability to use the sharia economy in various sectors, in this journal it is concentrated on startup businesses. This study aims to examine some literature and data on the phenomenon of the emergence of startup businesses. This research belongs to the category of library research with a qualitative approach and uses a descriptive level of explanation. The form and type of research are categorized as phenomenology. When the research was conducted in April 2021. Key informants and informants are the relation of researchers engaged in start-up business. Data collection was carried out by means of interview and observation. Exposure data and reviewed from the research location are classified as reference studies, data analysis which is supported by scholarship using literature / literature in the form of books, journals and relevant sources. The results of the research obtained are that there is a need for the development of knowledge in expanding the start-up business by carrying out marketing activities using social and digital media in order to reach target markets and anticipate competition. An important point in marketing is to distribute information and disseminate products in the start-up business to all segments or circles of society. The use of the market must be controlled by entrepreneurs in the start-up business sector, especially playing positive opportunities that exist around or in the environment. The conclusion of this study is that the pattern of access to Islamic economics in start-up businesses must use clear procedures and performance by describing in detail about product weaknesses or deficiencies, optimal service, clear, polite and still in the corridor of Islamic ethics. The form of sharia economic access to start-up businesses still adheres to Islamic rules and regulations. The dimension of sharia economic access is very much needed by adhering to the halalness of products and making transactions.

(2)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

62

ABSTRAK

Master plan ekonomi syariah di Indonesia periode 2019 - 2024 terfokus pada upaya peningkatan

ukuran produksi industri halal. Dimensi akses ekonomi syariah lebih kepada pengukuran kemampuan penggunaan ekonomi syariah pada berbagai sektor, dalam jurnal ini terkonsentrasi kepada bisnis Start up. Penelitian ini bertujuan mengkaji beberapa literature dan data tentang fenomena munculnya bisnis Start up. Penelitian ini termasuk kategori library research dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan tingkat eksplanasi deskriptif. Bentuk dan tipe penelitian termasuk kategori fenomenologi. Waktu penelitian dilaksanakan di bulan April 2021. Key informan dan informan adalah relasi peneliti yang bergerak di bidang start up business. Pengumpulan data dilakukan dengan wawacara dan observasi . Data paparan dan ditinjau dari tempat penelitian tergolong kajian referensi, analisis data yang didukung keilmiahan dengan menggunakan literatur/kepustakaan berupa buku, jurnal dan sumber-sumber yang relevan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah perlu adanya pengembangan pengetahuan dalam memperluas bisnis start up dengan melakukan kegiatan marketing dengan menggunakan media social dan digital guna mencapai target pasar dan mengantisipasi persaingan. Point penting dalam pemasaran adalah melakukan distribusi informasi dan menyebar luaskan produk dalam bisnis start up ke semua segmen atau kalangan masyarakat.Pemanfaatan pasar harus dikuasai entrepreneur di bidang bisnis start up terutama memainkan peluang positif yang ada disekitar atau lingkungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pola akses ekonomi syariah dalam bisnis start up harus menggunakan tata cara dan performa yang jelas dengan cara memaparkan secara detail tentang kelemahan atau kekurangan produk, pelayanan yang optimal, jelas, santun dan tetap dalam koridor etika Islami. Bentuk akses ekonomi syariah kedalam bisnis start up tetap berpegang teguh aturan dan ketentuan Islami. Dimensi akses ekonomi syariah sangat diperlukan dengan berpegang teguh pada kehalalan produk dan bertransaksi.

(3)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

63

A. Pendahuluan Latar Belakang

Perluasan dan pengembangan dalam sektor perdagangan semakin meluas dan canggih dengan adanya jenis bisnis baru yakni Start up bisnis yang bergerak di bidang pemenuhan segala kebutuhan masyarakat dari sisi barang dan jasa dengan sistem online. Pengguna internet dan pembaharuan produk start up digital semakin banyak dan meluas di kalangan masyarakat Indonesia yang merupakan kunci utama dalam pasar bisnis start up. Kaum muda dituntut untuk mampu berkreasi, berinovasi dan mengaplikasikan ketrampilan berteknologi dan mengembangkan fitur1.

Start up merupakan bisnis baru di bidang teknologi dan informasi dalam tahap pengembangan dan penelitian dalam mencari potensi pasar. Di Indonesia telah banyak bisnis start up dengan merek dagang antara lain : Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Gojek, Grab, Maxim. Bisnis ini bergerak di bidang pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan bersifat rutinitas dan dijalankan oleh kaum millennial2.

Inovasi bisnis start up muncul ke permukaan karena adanya keinginan dari generasi anak muda yang mencari solusi baru, kreatif dan tepat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Niat yang disertai dengan semangat berwirausaha menghasilkan beberapa keuntungan, antara lain kemandirian, keuntungan untuk diri sendiri, kepuasan dan hasil usaha. Niat kewirausahaan atau self ackowledged dan perilaku berwirausaha merupakan motivasi seseorang untuk mendirikan suatu bisnis baru3.

Pertumbuhan usaha atau bisnis baru dipengaruhi beberapa faktor, yakni pendidikan tinggi, pengalaman dalam berwirausaha, jaringan dan relasi yang luas. Selain membutuhkan beberapa faktor yang berpengaruh seperti diuraikan diatas, bisnis start up harus didasari pondasi ekonomi berbasis syariah sehingga akan menghasilkan bisnis yang kuat, halal dan langgeng. Pencanangan industri halal lebih diutamakan dalam pelaksanaan dan perlakuan dalam suatu usaha, khususnya bisnis yang baru. Berbagai dimensi ekonomi syariah harus dapat akses ke dalam bisnis start up ini.

1

Michael Beier, “Startups Experimental Development of Digital Marketing Activities, A Case of Online-VideosMic,” Social Science Research Network (SSRN) Electronic Journal Paper : 28 (2016).

2

Eric Ries, The Learn Start Up (New York: Publishing Group, a division of Random House, Inc, 2011). 3

Balboni et al, “The Growth Drivers of Start Up Firms and Business Modelling: A First Step toward a Desirable Convergence,” Journal of Management 9 2 (2014).

(4)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

64

Allah SWT mengarahkan beberapa hal prinsip tentang larangan dalam kegiatan perekonomian, yakni larangan melakukan riba tertuang dalam surat An-Nisa ayat 160-161 :

                             

Artinya : “Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih”4.

Adapun bentuk kezaliman diantaranya menghalangi manusia untuk masuk Agama Allah SWT. Beberapa surat yang membahas tentang larangan riba adalah QS. Al-Baqarah ayat 275 sampai dengan ayat 280, menekankan untuk meninggalkan dan menghancurkan riba karena Allah Ta’ala akan mengurangi dan melenyapkan berkah dalam kehidupannya. Dalam ayat-ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa untuk menyuburkan sedekah, menghalalkan jual beli dan menghentikan segala urusan yang berkenaan dengan riba serta menjelaskan dampak di akhirat apabila tidak menghiraukan larangan riba.

Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena dan uraian diatas, dapat ditarik permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana pola akses ekonomi syariah masuk ke dalam bisnis start up ?

b. Bagaimana bentuk akses pada bisnis start up ?

c. Apakah dimensi akses ekonomi syariah dapat masuk kedalam bisnis start up ? Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pola akses ekonomi syariah masuk kedalam bisnis start up. b. Untuk mengetahui bentuk akses ekonomi syariah pada bisnis start up.

4

Agung Laksono, Menuju Indonesia Emas. Gerakan Bersama Mewujudkan Masyarakat Adil, Makmur Dan

(5)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

65

c. Untuk mengetahui perlu atau tidaknya dimensi akses ekonomi syariah masuk kedalam bisnis start up.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tingkat eksplanasi deskriptif dan merupakan library research. Bentuk dan tipe penelitian termasuk kategori fenomenologi. Waktu penelitian dilaksanakan di bulan April 2021. Key informan dan informan adalah relasi peneliti yang bergerak di bidang start up business. Pengumpulan data dilakukan dengan wawacara dan observasi . Data paparan dan ditinjau dari tempat penelitian tergolong kajian referensi, analisis data yang didukung keilmiahan dengan menggunakan literatur/kepustakaan berupa buku, jurnal dan sumber-sumber yang relevan.

Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

Dimensi akses ekonomi syariah lebih kepada pengukuran kemampuan penggunaan ekonomi syariah pada berbagai bidang usaha. Ruh dari ekonomi syariah adalah ekonomi yang digali dan dikembangkan berdasarkan Alquran, As-Sunnah dan success story berasal dari penerapan dalam sejarah Islam selama lebih kurang 1400 tahun terakhir. Ekonomi syariah tidak terjebak dalam system kapitalisme yang banyak didominasi pasar keuangan dan modal, tetapi berlandasakan kepada pemenuhan kebutuhan manusia secara nyata5.

Islam merupakan agama yang sempurna dan komprehensif mengatur segala aspek kehidupan manusia dari sisi akidah, akhlak, ibadah, muamalah. Muamalah adalah ajaran yang memiliki point sangat penting dalam ekonomi Islam. Umat Islam sering melupakan dan mengabaikan materi muamalah sehingga mengakibatkan kajian Islam tidak menyeluruh dan berdampak akhir terlanggar nya prinsip ekonomi Islam dan tertinggalnya dalam ekonomi, seperti adanya praktek riba, maysir, gharar, haram dan batil. Firman Allah Ta’ala pada surat Al-Baqarah ayat 208 menerangkan sebagai berikut :

                5

Muhaimin Iqbal, Sharia Economics 2.0. Ekonomi Syariah Untuk Kita, ed. Muh Iqbal Santosa, first (jakarta: Republika, 2013).

(6)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

66

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”6

.

Surat ini turun sewaktu Abdullah bin Salam dan sahabat yang berasal dari Yahudi bani Nadhir telah memeluk agama Islam, namun masih terpengaruh norma agama Yahudi seperti memberikan penghormatan pada hari Sabtu dan mengharamkan daging unta. Allah SWT menegur Abdullah bin Salam agar total mengikuti ajaran Islam. Syekh Wahbah Az-Zuhayli menjelaskan terkait surah ini bahwa hendaknya orang-orang beriman untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan.

Dalam syariat Islam lebih mengatur muamalah dengan memberikan pola, prinsip dan kaidah dari pada jenis dan bentuk muamalah yang rinci, sesuai kaidah ushul, yakni “al-Ashlu fi al-muamalah al ibahah illa maa dalla „ala takhrimihi” (hukum asal dalam bermuamalah yaitu diperbolehkan sampai terdapat dalil yang melarangnya). Berdasarkan kaidah ushul ini bahwa setiap perkembangan jenis dan bentuk muamalah diserahkan pada ahli di bidangnya. Para ahli ushul fiqh menyebutkan bahwa berbagai persoalan ta‟aquliyyat (berdasarkan nalar) atau ma‟kulatul ma‟na (sesuai logika), yang artinya point penting dari setiap persoalan muamalah adalah substansi makna yang terkandung dalam bentuk muamalah serta sasaran yang akan dicapai7.

Pengertian Start up secara literal merupakan suatu rintisan. Bisnis Start up merupakan usaha atau bisnis rintisan yang snagat diharapkan menguasai pangsa pasar secara cepat sehingga menjadi perusahaan yang tergolong besar. Bisnis Start up banyak mengandalkan ide, kreatifitas, inovasi dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi konsumen atau end user. Pertumbuhan bisnis ini sangat di dukung oleh teknologi dan informasi sehingga banyak kalangan masyarakat menganggap bahwa bisnis ini tergolong kategori bisnis teknologi. Perbedaan bisnis Start up dengan bisnis kecil dan menengah adalah dalam jangkauan dan tujuannya. Usaha kecil dan menengah tidak menargetkan bisnisnya menjadi perusahaan besar dan memiliki target pasar terbatas. Adapun ciri-ciri bisnis Start up antara lain sebagai berikut :

a. Penggunaan modal tergantung kepada pergerakan bisnis b. Perusahaan beumur kurang dari 3 (tiga) tahun

6

Pengembangan dan Pelatihan. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama Republik Indonesia. Badan Penellitian, “Qur’an Tajwid Warna Terjemah & Transliterasi Karim,” in BMushaf

Al-Qur‟an (Jakarta: Beras Alfath, 2018).

7

(7)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

67

c. Perusahaan memiliki income kurang dari USD 100.000 per tahun d. Perusahaan berkonsentrasi kepada perkembangan bisnis yang cepat e. Banyak mengandalkan teknologi dan informasi

f. Adanya model bisnis yang sangat beradaptasi dengan kebutuhan pasar8.

Pertumbuhan dan perkembangan bisnis secara umum mempunyai beberapa tahapan yaitu : a. Eksistensi, bisnis pada tahapan ini berada pada jenjang berjuang keras dalam membentuk model bisnis, bersifat tradisional dan setiap kegiatan usaha berada dalam pengawasan pemilik.

b. Survival, bisnis berkembang dan membutuhkan tambahan modal dan sumber daya manusia guna memperluas usaha. Pada tahap ini, bisnis telag mengalami titik impas atau break even point.

c. Sukses. Pada jenjang ini, bisnis telah mendapatkan profit dan memiliki modal cukup dalam memperluas bisnisnya. Pihak manajemen telah memiliki tim khusus dalam mengembangkan sayap bisnis.

d. Take off stage. Pada level ini, bisnis terkonsentrasi pada pertumbuhan lanjutan, melakukan ekspansi usaha dan mencari peluang baru. Bisnis dalam tahap ini telah bersifat formal dan mempunyai job description yang tertata.

e. Resource maturity stage. Bisnis lebih menekankan pada quality dan finance control dan telah memiliki kedudukan di pasaran9.

Perusahaan Start up menawarkan produk jasa yang belum terkenal dan belum ada di pasaran. Dalam memulai bisnis ini, perusahaan mengeluarkan biaya operational lebih besar dari pada income yang diperoleh, yang biasanya ada sponsor dan lembaga keuangan yang mendukung usaha jenis ini.

Tingkat resiko gagal dalam merintis bisnis Start up ini adalah sangat tinggi karena kurang memperhitungkan secara detail mengenai kondisi internal dan eksternal perusahaan. Perusahaan ini harus mampu tumbuh dan berkembang dengan meluaskan model bisnis dan meningkatkan pelayanan agar tidak tergerus disrupsi karena usaha ini didesain cepat10.

8

Mekari, “Mengenal Bisnis Start Up: Peluang Dan Tips Untuk Memulainya,” Jurnal Entrepreneur, 2021. 9

Gupta P.D., Guha S., and Krishnaswarni S.S., “Firm Growth and Its Determinants,” Journal of Innovation

and Entrepreneurship 2 (2013).

10

Rifqy Tazkiyyaturrohmah, “Tren Model Bisnis Kolaborasi Antar Perusahaan Start Up Persfektif Bisnis Islam,” Jurnal Penelitian Islam 14 No. 2 (2020).

(8)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

68

Dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan Start up sebaiknya berkolaborasi dengan jenis perusahaan yang sama sehingga dapat memberikan keuntungan yang optimal untuk usaha dan konsumen. Kolaborasi dan inovasi perusahaan start up yang telah dilakukan adalah Gojek dan Blue bird dengan mengganti merk dagang menjadi Go-Blue bird. Pemesanan taxi Blue bird melalui gojek akan mendapat potongan dan lebih murah sehingga lebih menguntungkan konsumen dan penghasilan perusahaan yang berkolaborasi akan meningkat dan lebih baik11. Pemerintah telah mengadakan model bisnis kolaborasi syariah dengan menggabungkan perusahaan yang bergerak dibidang umrah digital dengan 2 (dua) unicon Indonesia yaitu Traveloka dan Tokopedia dalam menunjang kenyamanan umat Islam dalam menunaikan ibadah umrah. Potensi jamaah Indonesia dalam melaksanakan ibadah umrah adalah sangat tinggi sehingga memicu pemerintah untuk melakukan percepatan dan peningkatan kompetensi di bidang industri digital yang melibatkan sektor UKM. Kolaborasi perusahaan-perusahaan Start up dengan pemerintah memberikan ruang gerak yang positif dan lebih optimal serta meningkatkan keuntungan internal dan eksternal. Tren model bisnis kolaborasi menjadi pilihan yang aman dan nyaman bagi perusahaan yang sedang berkembang dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Bisnis kolaborasi ini memiliki marketplace yang lebih besar dari sebelumnya akan mampu memberikan keuntungan kepada semua pihak dan lebih mampu memenuhi kebutuhan pasar karena lebih banyak sumber daya manusia yang mumpuni dan ahli di bidangnya yang menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif. Perubahan gaya hidup yang serba dinamis menjadikan para pelaku bisnis harus cerdas mencari pangsa pasar dan gaya hidup lebih efisien serta memberikan ruangan nyaman bagi masyarakat12.

Bentuk kerjasama dalam bisnis Islam adalah dengan cara bagi hasil, antara lain jenis pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Dalam bermuamalah, Islam mengajarkan untuk kerjasama saling membantu dan mendukung. Ajaran Islam menganut prinsip kebebasan terikat yakni kebebasan berdasarkan keadilan, undang-undang agama, norma dan etika. Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah antara pemilik modal dan pengelola usaha dengan cara

11

Fransisca Desiana Pranata Sari and Sri Nathasya Br Sitepu, “Peran Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Pada Keberlangsungan Start Up Bisnis Kota Surabaya,” Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan 9 1 (2016).

12

Dodi Jayen Suwarno and Anita Silvianita, “Knowledge Sharing Dan Inovasi Pada Industri Startup,”

(9)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

69

membagi keuntungan dan kerugian , sedangkan kerjasama kolaborasi untuk meningkatkan kinerja produk atau jasa tertentu13.

B. Hasil Penelitian Pembahasan

Industri jasa dalam kategori luas mendominasi ekonomi dunia. Tersirat dalam surat Quraisy bahwa pentingnya menguasai perdagangan. Suku Quraisy mempunyai karakter dan kebiasaan berdagang ke berbagai negeri dan merupakan tanggung jawab umat Islam pada zaman sekarang untuk mengembalikan dan meneruskan perdagangan yang Islami. Perdagangan di zaman ini telah dipenuhi dan terkontaminasi transaksi haram, antara lain adanya praktek ribawi yang dijalankan kaum kapitalis. Manusia telah diberikan petunjuk yang sangat komprehensif untuk mengelola sumber daya alam, menjelajahi dunia dan segala aturan dalam menjalankan perdagangan secara adil serta sangat detail. Allah SWT telah meletakkan umat Islam pada lokasi-lokasi terstrategis di bumi ini. Negara Indonesia memeiliki jumlah umat Islam terbesar dan berada pada posisi lalu lintas perdagangan paling strategis.

Generasi ekonomi syariah telah muncul dalam berbagai tahapan yang patut diberikan apresiasi dalam melakukan perubahan dari setiap perilaku, aktifitas dan transaksi yang haram ke halal. Alquran memberikan guidance mengenai pelaku perniagaan (businessman) yang unggul dengan kemampuan manusia yang terbatas. Pertumbuhan dan perkembangan bisnis di Indonesia semakin marak dan bertambah, hal ini terbukti adanya bisnis start up yang merangkul sektor usaha kecil dan menengah. Start up adalah bisnis yang masih baru dengan kegiatan utamanya adalah mencari produk dan pasar dengan tujuan untuk menyesuaikan produk atau jasa yang diberikan untuk pasar.

Faktor penentu kesuksesan dalam berbisnis, terutama Start up business, adalah sebagai berikut :

a. Etos kerja, merupakan perilaku kerja positif yang berlandaskan kerjasama, keyakinan fundamental dan komitmen pada pekerjaan.

b. Motivasi, adalah proses kebangkitan, mengarahkan dan menjaga perilaku atau tingkah polah manusia dan bertujuan mengarahkan manusia ke perilaku baik.

13

Norvadewi, “Bisnis Dalam Perpektif Islam (Telaah Konsep, Prinsip Dan Landasan Normatif),” Jurnal

(10)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

70

c. Disiplin kerja, yakni sikap dan perilaku manusia secara sukarela dan penuh kesadaran dalam mengikuti segala peraturan yang diterapkan.

d. Integritas, suatu hal yang memunculkan pengakuan professional. Integritas merupakan sikap jujur yang menghormati nilai moral.

e. Keterlibatan dalam pekerjaan, adalah berkenaan dengan pekerjaan dan aktif dalam berpartisipasi di dalamnya.

f. Komunikasi, proses pengiriman informasi antar individu atau kelompok melalui sarana tertentu.

g. Etika bisnis, merupakan nilai yang dianut masyarakat berdasarkan adat kebiasaan.

h. Strategi pemasaran, suatu perencanaan yang dirancang dan disususn guna mencapai tujuan perusahaan.

i. Adaptasi, adalah kegiatan seseorang dalam melaksanakan proses informasi dari suatu lingkungan hidup dan melakukan penyesuaian. Kemampuan beradaptasi merupakan komponen kritikal bisnis yang sukses.

Faktor penting lainnya sebagai penentu keberhasilan dalam bisnis start up adalah faktor internal. Pengelolaan aspek internal harus dengan cara efisien hemat dalam pengeluaran.Peningkatan biaya operasional atau rutinitas dan inefisiensi akan mengurangi keuntungan bisnis start up. Kendala dalam pengelolaan sumber daya manusia atau human resources merupakan problem rutin dalam usaha. Pelatihan karyawan yang baru bergabung akan memakan waktu yang lama sehingga dapat menghandle tanggung jawab secara maksimal. Aspek yang terpenting dalm menghasilkan omzet terletak pada marketing. Bidang marketing harus mampu memasarkan produk dan jasa dan menjadikan konsumen loyal terhadap output yang dihasilkan bisnis ini. Faktor internal lainnya adalah finance yang membutuhkan analisis keuangan yang detail dalam mengelola keuangan perusahaan. Seorang entrepreneur yang memiliki pondasi bisnis kuat akan dapat mengelola keuangan dengan baik dan memenangkan persaingan di pasar.

Bisnis start up memiliki potensi besar, tetapi dalam mengembangkannya harus dapat mengatasi dari sisi modal, partnership, marketing . Bisnis start up yang masih beperluang dan di rekomendasi adalah sebagai berikut :

a. Bisnis transportasi. Transportasi tergolong kebutuhan primer dan masyarakat modern membutuhkannya. Bisnis bus, travel atau antar jemput anak sekolah sebagai alternatif usaha.

(11)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

71

b. Bisnis fashion. Pada saat ini, banyak orang yang berbelanja pakaian di toko online dengan menggunakan smart phone.

c. Bisnis pengiriman atau kurir. Bisnis start up banyak berkecimpung di jenis peusaha pengiriman atau kurir, namun belum memenuhi kebutuhan pelanggan dengan waktu yang cepat, tepat dan aman.

d. Bisnis kuliner. Start up di bidang kuliner berpeluang besar dengan menciptakan produk kuliner yang sehat, enak, baru,unik, pengemasan yang aman, baik dan pengiriman cepat. Perusahaan start up mulai berkembang pada akhir tahun 1990 an sampai dengan tahun 2000. Pada saat itu, istilah start up banyak digunakan untuk perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, internet, web dan sejenisnya. Pertumbuhan bisnis start up semakin berkembang, hal ini dibuktikan pada tahun 2019, Indonesia menduduki posisi lima dunia dengan jumlah 2.193 start up setelah negara Amerika Serikat, India, Inggris dan Kanada. Kualitas start up semakin tinggi dengan adanya 4 (empat) unicorn (valuasi lebih dari 1 juta dolar AS) dan 1 (satu) decacorn (valuasi lebih dari 10 juta dolar AS).

Perkembangan bisnis start up di Indonesia tahun 2020 adalah sebagai

berikut :

a. Gojek masih menduduki valuasi tertinggi. Tahun 2020 adalah terberat bagi Gojek tetapi dapat dilalui dengan mulus. Gojek merupakan bisnis start up di Indoensia dengan status decacorn (memiliki nilai valuais lebih dari US$ 10 Milyar). Tokopedia menduduki runner up di Indonesia dengan valuasi senilai US$ 7,5 Milyar.

b. Airy dan Blanja.com tutup secara permanen. Tahun 2020 menjadi tahun terberat bagi usaha penginapan. Airy tutup permanen pada 31 Mei 2020 karena imbas Covid-19.

c. Gojek menghentikan 2 (dua) layanan. Dampak pandemi berpengaruh sangat signifikan pada bisnis Gojek sehingga tidak dapat mempertahankan 2 (dua) lini bisnisnya. 2 (dua) layanan Gojek yang dihentikan adalah GoLife dan GoFood Festival.

d. Start up Kargo pertama kali meluncurkan aplikasi. Start up kargo pertama di Indonesia dengan nama Trawlbens meluncurkan aplikasi dengan teknologi digital terbaru. Start up ini telah mempunyai 8 (delapan) layanan pengiriman dengan tarif klaim yang murah.

e. Jumlah pendanaan start up di Indonesia mengalami penurunan. Pada kwartal III tahun 2020 terdapat penurunan jumlah pendanaan start up di Indonesia yakni mencapai US$ 1,9 Milyar

(12)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

72

atau Rp. 26,6 Triliyun, dengan jumlah transaksi sebanyak 52 start up. Peringkat tertinggi adalah perusahaan rintisan berbasis finansial teknologi (fintech) dengan jumlah transaksi sebanyak 8 (delapan) start up. Penurunan pendanaan tersebut karena investor menahan pendanaan dengan berbagai pertimbangan.

f. Kopi kenangan meraih pendanaan tertinggi. Dengan adanya kemerosotan pendanaan di Indonesia ternyata ada investor yang memberikan dukungan dana yang cukup besar kepada sejumlah start up. Di tengah pandemi yang mengganas terdapat salah satu yang mendapat dana yang cukup tinggi adalah Kopi Kenangan. Selain itu start up di bidang F & B juga mendapat suntikan dana sebesar US$ 109 juta atau Rp. 1,6 Triliyun pada Mei 2020.

g. Ruang Guru masuk dalam daftar perusahaan sangat transformatif. Start up di bidang pendidikan masuk kedalam 50 perusahaan pendidikan paling transformatif di dunia.

Kemkominfo telah mempersiapkan sumber daya manusia dalam mendukung pengembangan bisnis start up di Indonesia. Support lain adalah dengan adanya 2 (dua) satelit dengan pendirian 116.982 Base Transceiver Station (BTS) untuk menutup blankspot sampai dengan kwartal III 2019. SDM yang dipersiapkan telah dibekali ketrampilan pasar digital melalui Gerakan Nasional Siberkreasi. Disamping itu telah ada program digital talent scholarship di tingkat Madya dengan puluhan ribu penerima beasiswa. Pemerintah Indonesia juga telah mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi dan mendukung penyusunan omnibus law untuk mendorong masuknya investasi. Pertumbuhan perusahaan start up di Indonesia menunjukkan tren positif. Pada tahun 2021, jumlah start up di Indoensia mencapai 2.219 dengan mayoritas berada di Pulau Jawa, terutama di Jabodetabek.

Pemilihan topik tentang ekonomi syariah menjadi salah satu perbincangan pada acara debat Pilpres tahun 2019. Hal ini menandakan bahwa ekonomi syariah dan derivasinya mendapat tempat yang diperhitungkan dalam perekonomian negara, diperkuat terpilihnya Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden, yang sebelumnya adalah ketua MUI Pusat dan sejumlah perusahaan digital banyak merangkul dan bergabung di ekonomi berasaskan nilai Islami. Gebrakan petinggi Tokopedia dan Shopee mengadakan kunjungan langsung ke Ma’ruf Amin yang juga merupakan figur penting dalam industri keuangan syariah dalam negeri. Tujuan lain dari kunjungan tersebut adalah kesediaan kompetisi kedua raksasa e-commerce ini di kancah pasar syariah. Indikator lain yaitu dengan masuknya sejumlah investor ke bisnis syariah, antara lain RHL Ventures, start up fintech local berbasis syariah, Golden Gate Ventures dan beberapa start up baru yang terkonsentrasi melayani produk syariah dan memperluas jangkauan ke pasar syariah seperti Halal

(13)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

73

Park, Waqara, LinkAja, Akulaku. Perusahan digital yang merambah pasar syariah menandakan adanya potensi besar karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Keseriusan perusahaan digital dalam industri ekonomi syariah terlihat pada gerak dan geliat State of Global Islamic Economy Report 2019/2020 tercatat pada skor 49 di Indonesia dan berada pada ranking V dari 73 negara, sedangkan pada tahun sebelumnya menduduki ranking X. Penghitungan skor ini tercatat dari sejumlah sektor keuangan syariah, makanan dan minuman halal, wisata muslim, fashion muslim/ah, media dan rekreasi halal, farmasi dan kosmetik halal. Hasil laporan tersebut menunjukkan bahwa pasar syariah di Indonesia berkembang cukup signifikan. Indonesia juga berada di 10 besar pada 3 sktor yakni ranking V di sektor keuangan syariah, ranking IV di bidang wisata muslim/ah, ranking III di sektor fashion, sedangkan pada sektor konsusmsi produl halal dan syariah yaitu makanan halal, Indonesia tercatat sebagai negara dengan nilai konsumsi makanan halal senilai US$ 173 Milyar atau Rp. 2.400 Triliyun atau paling tinggi di seluruh dunia. Pada institusi keuangan syariah, Indonesia memiliki aset senilai US$ 86 Milyar atau Rp. 1.200 Triliyun atau berada di ranking VII dan pertumbuhan angka akan terus meningkat dengan menerapkan Master Plan Ekonomi Syariah 2019-2024.

Pola akses ekonomi syariah ke dalam bisnis start up dengan 3 (tiga) cara, yaitu : a. Pendirian awal perusahaan telah menyediakan produk yang dibutuhkan muslim.

b. Perusahaan start up berusaha keras mengembangkan dan memperluas bisnisnya dengan mengedepankan pelayanan yang aman serta nyaman bagi konsumen.

c. Bisnis start up konvensional mengadakan kolaborasi dengan industri halal dan syariah, biasanya bersifat cukup agresif dan membentuk market place yang lebih besar.

Dimensi akses ekonomi syariah sangat dibutuhkan dalam merangkul, melebur dan menyatukan diri pada bisnis start up di Indonesia karena memiliki peluang tumbuh yang sangat besar (pelaku bisnis syariah masih relatif sedikit). Indonesia masih memiliki kesempatan dalam memperlebar atau memperluas kapasitas bisnis syariah di berbagai sektor. Industri atau bisnis makanan halal mempunyai peredaran uang secara global mencapai US$ 2 Triliyun atau Rp. 28.000 Triliyun pada tahun 2024. Indonesia tercatat sebagai pasar terbesar di dunia dalam produsen makanan halal. Peluang di sektor pariwisata halal, keuangan syariah, busana Islami, rekreasi halal dan syariah masuh terbuka lebar. Kontribusi keuangan syariah masih berada di porsi 8,73 %, yang menandakan masih banyak ruang besar menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi. Populasi muslim secara global berjumlah cukup besar yakni 23 % dari populasi manusia di dunia atau berkisar 1,6 Milyar jiwa dan akan meningkat menjadi 2,6 Milyar

(14)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

74

atau sekitar 30 % dari populasi global di tahun 2050. Angka fantastis ini menjadi potensi dan peluang sangat besar dalam mengembangkan ekonomi syariah dengan start up digital di Indonesia dan dikembangkan di dunia internasional.

Bentuk akses ekonomi syariah di bisnis start up adalah sebagai berikut : a. Berkonsep halal

b. Bersertifikat halal

c. Memiliki produk dan teknologi yang halal

d. Perilaku sumber daya manusia mencerminkan muslim/ah e. Sistem pembayaran yang halal

f. Berprinsip mensejahterakan karyawan dan masyarakat

g. Instrumen ekonomi syariah disesuaikan dengan kebutuhan dan kehidupan masyarakat h. Berlingkungan syariah.

C. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dalam jurnal ini, dapat ditarik kesimpulan yang berkenaan dengan “Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up” adalah sebagai berikut :

1. Pola akses ekonomi syariah ke dalam bisnis start up dengan 3 cara, yaitu :

a. Pendirian awal perusahaan telah menyediakan produk yang dibutuhkan muslim.

b. Perusahaan start up berusaha keras mengembangkan dan memperluas bisnisnya dengan mengedepankan pelayanan yang aman serta nyaman bagi konsumen.

c. Bisnis start up konvensional mengadakan kolaborasi dengan industri halal dan syariah, biasanya bersifat cukup agresif dan membentuk market place yang lebih besar.

2. Bentuk akses ekonomi syariah di bisnis start up adalah sebagai berikut : a. Berkonsep halal

b. Bersertifikat halal

c. Memiliki produk dan teknologi yang halal

d. Perilaku sumber daya manusia mencerminkan muslim/ah e. Sistem pembayaran yang halal

f. Berprinsip mensejahterakan karyawan dan masyarakat

g. Instrument ekonomi syariah disesuaikan dengan kebutuhan dan kehidupan masyarakat h. Berlingkungan syariah.

3. Dimensi akses ekonomi syariah sangat dibutuhkan dalam merangkul, melebur dan menyatukan diri pada bisnis start up di Indonesia karena memiliki peluang tumbuh yang

(15)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

75

sangat besar (pelaku bisnis syariah masih relatif sedikit). Indonesia masih memiliki kesempatan dalam memperlebar atau memperluas kapasitas bisnis syariah di berbagai sektor.

(16)

Herlina: Dimensi Akses Ekonomi Syariah Pada Bisnis Start Up

76

Daftar Pustaka

Beier, Michael. “Startups Experimental Development of Digital Marketing Activities, A Case of Online-VideosMic.” Social Science Research Network (SSRN) Electronic Journal Paper : 28 (2016).

et al, Balboni. “The Growth Drivers of Start Up Firms and Business Modelling: A First Step toward a Desirable Convergence.” Journal of Management 9 2 (2014).

Iqbal, Muhaimin. Sharia Economics 2.0. Ekonomi Syariah Untuk Kita. Edited by Muh Iqbal Santosa. First. jakarta: Republika, 2013.

Kementerian Agama Republik Indonesia. Badan Penellitian, Pengembangan dan Pelatihan. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. “Al-Qur’an Tajwid Warna Terjemah & Transliterasi Al-Karim.” In BMushaf Al-Qur‟an. Jakarta: Beras Alfath, 2018.

Laksono, Agung. Menuju Indonesia Emas. Gerakan Bersama Mewujudkan Masyarakat Adil, Makmur Dan Sejahtera. Jakarta: Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, 2013. Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah. First. Jakarta: Kencana, 2012.

Mekari. “Mengenal Bisnis Start Up: Peluang Dan Tips Untuk Memulainya.” Jurnal Entrepreneur, 2021.

Norvadewi. “Bisnis Dalam Perpektif Islam (Telaah Konsep, Prinsip Dan Landasan Normatif).” Jurnal Al-Tijary 1 1 (2015).

P.D., Gupta, Guha S., and Krishnaswarni S.S. “Firm Growth and Its Determinants.” Journal of Innovation and Entrepreneurship 2 (2013).

Pranata Sari, Fransisca Desiana, and Sri Nathasya Br Sitepu. “Peran Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Pada Keberlangsungan Start Up Bisnis Kota Surabaya.” Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan 9 1 (2016).

Ries, Eric. The Learn Start Up. New York: Publishing Group, a division of Random House, Inc, 2011.

Suwarno, Dodi Jayen, and Anita Silvianita. “Knowledge Sharing Dan Inovasi Pada Industri Startup.” Ecodemica 1 1 (2017).

Tazkiyyaturrohmah, Rifqy. “Tren Model Bisnis Kolaborasi Antar Perusahaan Start Up Persfektif Bisnis Islam.” Jurnal Penelitian Islam 14 No. 2 (2020).

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan untuk memenuhi syarat kelulusan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri pada Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Abstrak- 3HQHOLWLDQ LQL EHUWXMXDQ XQWXN PHQJHWDKXL KDUDSDQ GDQ NHSHUFD\DDQ NRQVXPHQ $SRWHN \DQJ GLODNXNDQ GL :LOD\DK 6XUDED\D 7LPXU 3HQHOLWLDQ LQL GLODNXNDQ GHQJDQ PHWRGH

Bagi mahasiswa yang berhalangan pada waktu yang telah dijadwalkan dimohon untuk konfirmasi ke hotline DAAK maksimal satu hari sebelum hari pelaksanaan ujian.. Yogyakarta, 13

Langkah pertama dalam anggaran modal adalah mengidentifikasi cash flow dan

Inilah yang menjadi masalah pokok karena gagasan dan pemikiran Azyumardi Azra dalam pembaruan pendidikan Islam belum sepenuhnya diketahui masyarakat Indonesia sendiri.. Azyumardi

Sehingga kata “mengangkat” dalam parfum tersebut mengandung gaya bahasa hiperbol yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal yaitu

(2) Konservasi Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air, serta pengelolaan

Secara Harfiah, menurut Scale (dalam Edy Sutrisno, 2009:202) Kompetensi berasal dari kata competence yang artinya kecakapan, kemampuan dan wewenang.Menurut Spencer