Sistem Manajemen Inventaris Laboratorium
dengan VueJS, Laravel dan Authentikasi JWT
Muhammad Rafly Sadewa Teknik Informatika, Teknik Informatika dan
Komputer Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. Dr. G.A Siwabessy, Kampus UI Depok [email protected]
Risna Sari
Teknik Informatika, Teknik Informatika dan Komputer
Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. Dr. G.A Siwabessy, Kampus UI Depok [email protected]
ABSTRAK
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer merupakan salah satu jurusan di Politeknik Negeri Jakarta yang sudah menerapkan teknologi informasi dalam manajemen persediaan alat di laboratorium. Teknologi informasi yang digunakan yaitu sistem manajemen berbasis website. Sistem ini sudah membantu staff laboratorium dalam mengelola persediaan alat di laboratorium. Sistem yang digunakan saat ini memiliki kekurangan, diantaranya akses data alat yang memakan waktu lama, masih banyaknya bug dan error ketika melakukan perekaman data, hasil dari pencarian data tidak sesuai dengan yang diinginkan, dan data-data yang dikirimkan melalui application programming interface (API) dapat diakses tanpa memerlukan autentikasi sehingga dapat membahayakan keamanan data. Sistem ini dikembangkan menggunakan framework Vue Js yang menerapkan teknologi single page app untuk mengembangkan tampilan sistem, serta sistem ini dikembangkan menggunakan framework Laravel untuk mengembangkan API sistem. Selain itu, sistem ini akan mengadopsi teknologi JSON Web Token untuk proses autentikasi pengguna dalam mengakses data ke database melalui API. Sistem ini dikembangkan menggunakan metode model Prototype, yang dimulai dari pengumpulan kebutuhan sistem, tahap perancangan sistem, pembuatan prototype, evaluasi prototype, serta modifikasi prototype. Tahapan tersebut diulangi beberapa kali hingga memenuhi kebutuhan stakeholder.
Kata kunci : API, JSON Web Token, Laravel, Prototyping, Vue Js.
BAB I PENDAHULUAN
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer merupakan salah satu jurusan di Politeknik Negeri Jakarta yang sudah menerapkan teknologi informasi dalam
manajemen persediaan alat di laboratorium jurusannya. Teknologi informasi yang digunakan yaitu sistem berbasis website.
Sistem sebelumnya masih memiliki banyak kekurangan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah lakukan dengan kepala dan staff laboratorium TIK, sistem sebelumnya, memiliki beberapa kekurangan, diantaranya:
1. Akses halaman yang lama karena jumlah data yang banyak
2. Adanya bug dan error pada beberapa fitur sistem, seperti filter data alat, perekaman data supplier baru, dan juga perekaman data peminjaman alat.
3. Lokasi penyimpanan alat masih ditentukan secara manual dan tidak tersimpan didalam sistem.
4. Tidak adanya fitur untuk penyimpanan foto barang
5. Fitur peminjaman mahasiswa dengan menggunakan RFID kurang efektif
6. Penggunaan barcode untuk identifikasi data kurang efektif.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya pengembangan sistem manajemen inventaris laboratorium jurusan TIK. Sistem ini akan dikembangkan menggunakan framework javascript yaitu vuejs
Gambar 1 Tahapan pengembangan perangkat lunak model prototype
untuk membangun user interface sistem, dan menggunakan framework php yaitu laravel sebagai application programming interface (API) untuk pengolahan data.
Web service merupakan kumpulan
suatu layanan berbasis web dengan menggunakan jaringan protokol HTTP, layanan tersebut dapat diakses dan dimanfaatkan oleh pengguna dengan bahasa pemrograman, arsitektur dan sistem operasi yang berbeda atau interoperability. [1]
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, sistem sebelumnya sudah menggunakan teknologi application programming interface (API), namun proses
request data yang dilakukan dari sisi pengguna dan response yang diberikan dari sisi server tidak menggunakan autentikasi. Hal ini akan berdampak buruk karena pengguna yang tidak memiliki akses pada sistem ini dapat mengakses data yang tersimpan dalam database. Oleh karena itu, sistem ini akan menggunakan sebuah teknologi autentikasi untuk mengidentifikasi siapa saja yang melakukan request data yang ada di database. Teknologi yang digunakan yaitu JSON Web Token (JWT). VueJs yang digunakan pada pengembangan
frontend sistem ini mudah untuk dikonfigurasi,
memiliki struktur komponen yang sederhana dan mudah dipahami. Sedangkan laravel digunakan pada pengembangan backend dan API sistem ini karena memiliki sintaks yang ringkas, rapih, dan juga memiliki fitur
migrations yang memudahkan dalam pembuatan database
BAB II METODE
Proses pengembangan sistem ini akan menggunakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak model prototyping. Model
prototyping adalah metode pengembangan
sebuah perangkat lunak atau sistem dengan mengembangkan atau membuat sebuah
prototype untuk membantu pengguna atau
pemiliki sistem dalam mendapatkan gambaran lebih rinci tentang spesifikasi sistem atau perangkat lunak. Tahapan pengembangan dimulai dengan proses penentuan kebutuhan
sistem, dilanjutkan dengan perancangan sistem dan pembuatan prototype. Setelah itu dilakukan evaluasi dari prototype yang sudah dibuat, dan hasil dari evaluasi tersebut digunakan untuk memodifikasi prototype yang sudah dibuat sebelumnya [2].
Berikut ini penjabaran dari setiap tahapan pengembangan perangkat lunak model prototype.
1. Penentuan Kebutuhan Sistem
Tahap pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan dari sistem yang akan dikembangkan. Pada penelitian ini, kebutuhan sistem ditentukan dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait, diantaranya kepala dan staff laboratorium jurusan TIK Politeknik Negeri Jakarata. Selain itu dilakukan pula analisa untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan fitur sistem yang sudah ada dan digunakan pada sistem sebelumnya. 2. Perancangan Sistem
Tahap kedua yaitu membuat rancangan awal sistem terbaru. Rancangan awal ini dibuat berdasarkan hasil wawancara dengan kepala dan staff laboratorium jurusan TIK, serta hasil dari analisis kelebihan dan kekurangan pada fitur sistem sebelumnya. Rancangan sistem yang dibuat berupa rancangan proses, pemodelan data, dan perancangan antarmuka.
3. Pembuatan Prototype
Tahap ketiga yaitu pembuatan prototype pertama. Prototype pertama yang dibuat berdasarkan hasil dari rancangan sistem yang dibuat pada tahap perancangan sistem.
4. Evaluasi Prototype
Prototype pertama yang telah
dibuat akan dievaluasi oleh pengguna sistem, dalam hal ini adalah pihak laboratorium TIK. Hasil dari tahap ini akan menjadi acuan pada tahapan modifikasi
prototype.
5. Modifikasi Prototype
Pada tahap ini, prototype disesuaikan dengan hasil yang diperoleh
pada tahap evaluasi. Setelah perubahan
prototype telah dilakukan, tahap evaluasi prototype akan dilakukan kembali dan
berlanjut sampai pengguna sistem setuju dengan prototype yang dibuat. Ketika tidak ada lagi perubahan atau modifikasi pada
prototype, maka prototype terakhir akan
digunakan sebagai acuan untuk pembuatan sistemnya
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi SistemSistem Manajemen Inventaris Laboratorium merupakan sistem yang dikembangkan untuk membantu staff laboratorium TIK untuk melakukan pendataan dan pencatatan setiap informasi yang masuk dan keluar laboratorium TIK.
Sistem ini memiliki 2 portal, yaitu portal peminjaman dan portal admin. Portal peminjaman digunakan oleh peminjaman, yaitu mahasiswa dan staff/dosen untuk melakukan peminjaman alat, pengembalian alat, serta melaporkan kerusakan alat yang telah dipinjam. Portal admin digunakan oleh admin, yaitu staff laboratorium untuk melakukan pencatatan dan perubahan data inventaris laboratorium jurusan TIK, seperti manipulasi data alat laboratorium, memberikan persetujuan peminjaman alat, manipulasi data supplier alat laboratorium.
Sistem ini akan dikembangkan dengan menggunakan teknologi framework Vue Js untuk client side dan teknologi framework Laravel untuk server side.
Vue.js (dibaca: vyuu atau viuu) merupakan sebuah framework JavaScript progresif yang digunakan untuk membangun tampilan user interface dengan mengacu pada arsitektur MVC (Model, View, Controller). Vue.js merupakan proyek open-source dengan lisensi MIT yang diciptakan oleh Evan You pada bulan Februari 2014. Salah satu fitur yang ditawarkan oleh Vue.js adalah System Reactive
Data Binding yang berfungsi agar data dan DOM (Document Object Model) tetap terikat
bersama-sama [3].
ReactJs merupakan kerangka kerja open
source yang menggunakan library javascript
untuk membuat user interface dan React biasa digunakan untuk menangani pengembangan pada aplikasi single-page dan aplikasi mobile. ReactJS memiliki keunggulan dimana kerangka kerja ini memberikan kecepatan, simplicity, dan sclability. React yang dikembangkan oleh facebook untuk memfasilitasi pengembang dalam membuat komponen UI yang lebih interaktif, stateful, & reusable [4].
Berdasarkan framework javascript yang dijelaskan diatas, sistem dibangun menggunakan Vue Js. Alasan menggunakan framework ini diantaranya mudah untuk dipelajari, mudah dalam konfigurasi framework, struktur dari file vue js sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti, dan mudah ketika akan dilakukan pemeliharaan atau pengembangan pada sistem. Vue Js dikembangkan berdasarkan kelebihan yang terdapat di framework React Js.
React Js merupakan framework javascript yang dikembangkan oleh Facebook memiliki beberapa kekurangan, diantaranya, tercampurnya antara bahasa dasar dari react, yaitu JSX dan HTML, sehingga jika ingin mengimplementasikan sebuah web design dari bentuk HTML ke dalam bentuk React Js, perlu adanya penyesuaian seperti mengubah attribute class pada tag html menjadi className pada react js.
Laravel merupakan sebuah Framework PHP (PHP Hypertext Preprocessor) yang dirilis di bawah lisensi MIT, dibangun dengan konsep MVC (Model, View, Controller). Laravel memiliki banyak fitur modern yang membantu dalam proses pengembangan website seperti
artisan, blade template engine, database migration, pagination, dan eloquent ORM
(Object Relation Mapping) [3].
CodeIgniter adalah sebuah framework PHP yang dapat membantu mempercepat developer dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP dibanding jika menulis semua kode program dari awal [5].
Berdasarkan framework php yang dijelaskan diatas, sistem dibangun menggunakan framework laravel. Alasan menggunakan framework ini diantaranya adalah memiliki sintaks yang mudah dipahami,
ringkas, dan memiliki banyak add-ons dan library. Selain itu, pada framework laravel sudah menerapkan migrations. Fitur migrations ini dapat sangat bermanfaat ketika aplikasi dikembangkan secara berkelompok, anggota kelompok lain tidak perlu untuk memindahkan file sql dari satu perangkat ke perangkat lain, cukup untuk menjalankan fitur migrations, dan table – table dalam database yang diperlukan langsung dibuat secara otomatis
Selain itu, sistem ini akan dilengkapi dengan teknologi JSON Web Token (JWT) untuk membantu proses autentikasi pengguna sistem dan juga sistem ini menggunakan qrcode untuk melakukan mengidentifikasi alat yang terdaftar dalam sistem ini. JSON Web Token merupakan sebuah token berbentuk string yang tersusun dari tiga bagian yaitu : header, payload dan signature yang digunakan untuk proses autentikasi pengguna suatu aplikasi dan proses pertukuran dan pengelolaan informasi pada suatu aplikasi. Terdapat dua jenis token yaitu token pembawa dan token pemegang kunci [6].
Quick Response Code atau yang biasa
disebut QR Code merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengubah suatu data baik kalimat, kombinasi angka, dan bentuk data lainnya ke dalam bentuk kode 2 dimensi yang tercetak ke dalam suatu media yang lebih ringkas [3].
Penggunaan JWT pada sistem ini digunakan melalui client side yang diakses oleh pengguna. Client side akan mengirimkan sebuah request dengan menggunakan token yang dibuat oleh JWT dari server side. Token didapatkan oleh pengguna dengan melakukan login untuk mengakses portal admin. Client side akan menyimpan token tersebut di cookies browser, dan akan diakses ketika client side mengirimkan request data melalui API.
B. Analisis Kebutuhan Sistem
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kepala dan staff laboratorium jurusan TIK pada tanggal 23 dan 25 Januari 2021, maka spesifikasi kebutuhan sistem telah disusun seperti berikut:
1. Tampilan antarmuka (interface) yang user
friendly dan mobile friendly
2. Dapat menampilkan data berdasarkan parameter data tertentu.
3. Dapat mengunggah gambar alat laboratorium.
4. Menambahkan autentikasi pengguna sistem ketika mengakses API dengan menggunakan JSON Web Token
5. Dapat menambahkan staff ataupun dosen sebagai peminjam yang dapat dilakukan oleh admin laboratorium.
6. Sistem menggunakan PostgreSQL sebagai database management system untuk menyimpan data.
C. Rancang Bangun Sistem
Setelah memperoleh spesifikasi untuk pengembangan sistem inventaris, maka perlu untuk membuat rancang bangun sistem terbaru, berdasarkan spesifikasi sistem dan sistem yang sebelumnya digunakan. Rancang bangun sistem yang dibuat berupa perancangan proses sistem, pemodelan data, dan perancangan antarmuka sistem yang akan diimplementasikan. Rancangan proses pada pengembangan sistem ini digambarkan dalam bentuk use case diagram, sedangkan untuk pemodelan data digambarkan dalam bentuk class diagram.
Use Case Diagram merupakan sebuah
gambaran fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, dan merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dan sistem [7].
Class Diagram merupakan gambaran
struktur dan deskripsi dari class, package, dan objek yang saling berhubungan seperti diantaranya pewarisan, asosiasi dan lainnya [7].
Sistem ini akan digunakan oleh 2 aktor, yaitu admin dan peminjam. Aktor admin terdiri dari staff laboratorium, dan kepala laboratorium, dan aktor peminjam terdiri dari staff/dosen dan mahasiswa.
Aktor admin dapat melakukan pengelolaan data alat, supplier, lokasi penyimpanan, civitas jurusan, selain itu dapat melakukan filter data, dan melakukan tindakan pada laporan kerusakan. Secara khusus, aktor kepala laboratorium dapat menambahkan staff
laboratorium baru, dan melakukan persetujuan pada peminjaman alat.
Aktor peminjam dapat melakukan peminjaman alat, pengembalian alat, mengecek peminjaman terakhir yang belum selesai, serta membuat laporan kerusakan dari alat yang dipinjam. Secara khusus, aktor mahasiswa dapat membuat akun peminjaman yang digunakan untuk melakukan peminjaman alat.
Sistem ini dibangun dengan memiliki beberapa class, diantaranya: Class Alat, Detail Alat, Class Image Alat, Jenis Alat, Laporan Kerusakan, Lokasi Penyimpanan Asal Pengadaan, Supplier, Peminjaman, Detail Peminjaman, Ruangan Jurusan, Mahasiswa, Staff, Program Studi, User, Jabatan Laboratorium, Satuan Jumlah
C. Implementasi Sistem
1. Portal Peminjaman
Portal peminjaman digunakan oleh mahasiswa dan staff jurusan Teknik Informatika dan Komputer untuk melakukan peminjaman alat, pengembalian alat, dan melaporkan kerusakan pada suatu alat
Proses Peminjaman Alat yang dimulai dari peminjam mengakses portal peminjaman, kemudian mengakses tab peminjaman dan memasukkan Nomor Induk dari peminjam. Jika peminjam staff atau dosen, Nomor Induk yang dimasukkan adalah NIP yang sudah terdaftar dan jika peminjam mahasiswa, Nomor Induk yang dimasukkan adalah NIM yang sudah terdaftar. Setelah itu, peminjam mengisi informasi peminjaman Kemudian, peminjam memilih alat yang dipinjam. Setelah selesai, peminjam dapat mengirimkan permintaan peminjaman yang dibuat.
Gambar 2 Usecase diagram portal admin
Proses Pengembalian Alat yang dimulai dari peminjam mengakses portal peminjaman, memilih tab pengembalian, dan memasukkan Nomor Induk peminjam. Jika peminjam staff atau dosen, Nomor Induk yang dimasukkan adalah NIP yang sudah terdaftar dan jika peminjam mahasiswa, Nomor Induk yang dimasukkan adalah NIM yang sudah terdaftar. Jika peminjam masih memiliki peminjaman yang perlu dikembalikan, sistem akan menampilkan daftar alat yang telah dipinjam dan perlu dikembalikan. Peminjam perlu melakukan verifikasi alat dengan cara scan qrcode alat, jika sesuai, maka sistem akan menandai alat yang dipinjam sudah terverifikasi. Jika seluruh alat yang dipinjam
sudah terverifikasi, peminjam dapat menyelesaikan peminjaman dan mengembalikan alat yang dipinjam.
2. Portal Admin
Portal admin digunakan oleh staff jurusan Teknik Informatika dan Komputer yang terdaftar sebagai staff laboratorium untuk melakukan pengolahan data inventaris laboratorium TIK, seperti Kelola data alat, kelola data supplier, Kelola data staff jurusan, kelola data peminjaman alat, kelola data lokasi penyimpanan, dan kelola data staff laboratorium.
Proses tambah alat terbaru dimulai dari Admin mengakses portal admin dan melakukan proses login. Setelah itu, admin mengakses halamna tambah alat, kemudian mengisi informasi dari alat yang ingin ditambahkan. Setelah itu menyimpan data alat terbaru ke
Gambar 4 Alur peminjaman alat Gambar 5 Alur pengembalian alat
dalam sistem. Sistem akan menyimpan informasi alat terbaru, dan akan membuat qrcode key sebanyak jumlah alat yang ditentukan pada informasi alat dan menyimpan qrcode key dalam sistem.
D. Pengujian Sistem
Pengujian pada sistem ini dilakukan dengan dua cara, yaitu blackbox testing dan
user acceptance testing. Perbedaan dari kedua
metode pengujian ini yaitu blackbox testing merupakan pengujian yang dilakukan oleh pengembang atau quality assurance engineer untuk melihat dan mengevaluasi hasil dari data – data yang di inputkan pada sistem, apakah data yang diinputkan memberikan output yang sesuai atau tidak [8]. User acceptance testing merupakan pengujian yang dilakukan oleh pengguna sistem atau end user untuk mengetahui apakah sistem yang dikembangkan
sudah sesuai dengan kebutuhan sistem yang ditentukan di awal tahap pengembangan.
Berdasarkan hasil pengujian dengan metode blackbox testing yang dilakukan pada portal admin dengan 48 skenario pengujian dan portal peminjaman platform mobile dengan 4 skenario pengujian untuk portal peminjaman
platform mobile, didapatkan hasil 39 skenario
pengujian berhasil dan 9 skenario pengujian gagal dari 48 skenario pengujian portal admin, dan 4 skenario pengujian berhasil dan 0 skenario gagal dari 4 skenario pengujian portal peminjaman untuk platform mobile.
Berdasarkan hasil pengujian dengan metode User Acceptance Testing dengan 48 skenario pengujian untuk portal admin, dan 4 skenario pengujian untuk portal peminjaman, hasil yang didapatkan yaitu 45 skenario pengujian berhasil, 1 skenario pengujian gagal dan 2 skenario pengujian berhasil dengan catatan dari total 48 skenario untuk portal admin, dan 4 skenario pengujian berhasil dan 0 skenario gagal dari total 4 skenario untuk portal peminjaman.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada portal admin, penyebab adanya skenario yang mendapatkan hasil gagal diantaranya sebagai berikut:
1. Adanya kesalahan penulisan kode pada sistem.
2. Adanya logika yang tidak diterapkan pada sistem.
Pada pengujian portal peminjaman, terdapat beberapa catatan yang diberikan oleh penguji, diantaranya
1. Nomor Induk pada portal peminjaman seharusnya diberikan penjelasan yang harus dimasukkan untuk staff atau dosen adalah NIP dan untuk mahasiswa adalah NIM
2. Setelah melakukan verifikasi email dan muncul “Verifikasi Email Berhasil”, disediakan button atau tombol untuk Kembali ke halaman Beranda Peminjaman
Gambar 6 Alur pendaftaran alat laboratorium
3. Perlu sedikit mengatur posisi tombol dan sebagainya agar disesuaikan dengan kebiasaan pengguna.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
Tujuan skripsi ini adalah mengembangkan sistem manajemen inventaris laboratorium jurusan Teknik Informatika dan Komputer untuk meningkatkan efektifitas dari sistem sebelumnya, dan juga menambahkan fitur-fitur baru seperti penentuan lokasi penyimpanan alat dan menyimpan gambar alat yang dapat membantu staff laboratorium dalam proses perekaman data alat atau barang laboratorium dengan menggunakan framework Vue Js dan Laravel.
Setelah melakukan pengumpulan data dan kebutuhan sistem melalui wawancara dengan pihak Laboratorium Jurusan TIK, studi literatur, perancangan, analisis, desain serta implementasi dan pengujian fitur-fitur yang ada diaplikasi, berdasarkan pengujian dengan metode blackbox testing dan user acceptance
testing, dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini
sudah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan. Implementasi teknologi autentikasi menggunakan JSON Web Token pada sistem ini berdampak baik dengan meningkatnya keamanan data yang tersimpan pada sistem ini dan mencegah pengguna yang tidak terdaftar atau tidak dikenali untuk mengambil data yang tersimpan didalam sistem ini.
SARAN
Dalam rancang bangun sistem manajemen inventaris laboratorium ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan serta penyempurnaan lebih lanjut. Adapun saran untuk pengembangan sistem ini diantaranya :
1. Menerapkan Log Action untuk setiap aksi yang dilakukan oleh admin ketika melakukan perubahan pada suatu data. 2. Menerapkan fitur untuk membaca qrcode
melalui kamera smartphone dari browser 3. Menerapkan fitur push notifikasi dalam
aplikasi untuk memberikan informasi kepada admin terutama Kepala
Laboratorium apabila terdapat data yang perlu divalidasi oleh kepala laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
[1] R. Rizal and A. Rahmatulloh, "RESTful Web Service untuk Integrasi Sistem Akademik dan Perpustakaan Universitas Perjuangan," Jurnal Ilmiah Informatika, pp. 54-59, 2019.
[2] I. A. Musdar and H. Arfandy, "RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
PARIWISATA SULAWESI SELATAN BERBASIS ANDROID DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPING," SCIENCE AND
INFORMATION TECHNOLOGY
(SINTECH) JOURNAL, pp. 71-77, 2020.
[3] I. K. A. H. Putra, D. Pramana and N. L. P. Srinadi, "Sistem Manajemen Arsip Menggunakan Framework Laravel dan Vue.Js (Studi Kasus : BPKAD Provinsi Bali)," JURNAL SISTEM DAN
INFORMATIKA, vol. 13, no. 2, pp. 97-104,
2019.
[4] F. F. Nursaid, A. H. Brata and A. P. Kharisma, "Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Persediaan Barang Dengan ReactJS Dan React Native Menggunakan Prototype (Studi Kasus : Toko Uda Fajri)," Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
vol. 4, no. 1, pp. 46-55, 2020. [5] E. Purnawati and B. Sarwono,
"IMPLEMENTASI FRAMEWORK CODEIGNITER DALAM SISTEM UJIAN BERBASIS ONLINE Pada SMK Bina Teknologi Purwokerto," Jurnal Media
Aplikom, vol. 12, no. 1, pp. 21-37, 2020.
[6] R. Gunawan and A. Rahmatulloh, "JSON Web Token (JWT) untuk Authentication pada Interoperabilitas Arsitektur berbasis RESTful Web Service," Jurnal Edukasidan
Penelitian Informatika, vol. 2019, no. 1, pp.
74-79, 2019.
[7] M. T. Prihandoyo, "Unified Modeling Language (UML) Model Untuk
Pengembangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web," Jurnal Pengembangan IT
(JPIT), vol. III, no. 1, pp. 126-129, 2018.
Metode Blackbox Testing Boundry Value Analysis," Jurnal Informatika: Jurnal
Pengembangan IT (JPIT), vol. III, no. 02,
pp. 45-48, 2018.