• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi inventaris barang dengan menerapkan manajemen transaksi (studi kasus laboratorium basisdata USD).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem informasi inventaris barang dengan menerapkan manajemen transaksi (studi kasus laboratorium basisdata USD)."

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Transaksi barang di laboratorium merupakan hal yang penting, terutama pada pencatatan akan inventaris barang. Pada transaksi barang yang dipakai dilakukan dengan manajemen transaksi untuk mengurangi kesalahan dalam hal pencatatan barang di Laboratorium Basisdata USD. Petugas di laboratorium melakukan inventaris barang dengan menggunakan excel dan belum ada sistem berbasis web yang mendukung. Untuk meningkatkan kinerja petugas laboratorium Basisdata USD maka perlu dibuat sistem informasi inventaris berbasis web. Sistem inventaris baru ini menggunakan database yang bisa mengakibatkan masalah, yaitu masalah proses konkuren seperti The Lost Update Problem, The Uncommited Dependency (Dirty Read) Problem, The Incosistent Analysis Problem. Masalah akibat proses konkuren bisa terjadi ketika beberapa user melakukan transaksi pemakaian barang secara bersamaan. Penggunaan manajemen transaksi disini berada pada transaksi barang dipakai yang akan dibuat dengan menggunakan protokol Two Phase Locking (2PL) untuk mengendalikan pengurangan barang.

Pada tugas ini, protokol Two Phase Locking diuji untuk membuat website untuk Laboratorium Basisdata sebagai studi kasus. Sistem ini dapat membantu petugas dalam mengelola barang yang diinventaris, memantau riwayat barang, mendokumentasi, dan merencanakan pengadaan barang di laboratorium.

Hasil dari pengujian sistem informasi inventaris barang dengan menerapkan manajemen transasksi diuji untuk menghasilkan website yang dapat menangani masalah proses konkuren dan dapat membantu petugas untuk mengelola barang dengan mudah.

(2)

ABSTRACT

Transaction items in the laboratory is important, especially in the recording will be inventory items. In the transaction of goods used to do with transaction management to reduce errors in the recording of goods in the laboratory database in USD. Officers in the laboratory doing the inventory using excel and no web-based system that supports. To improve the performance of laboratory personnel database in USD it needs to make an inventory of web-based information systems. The new inventory system using a database that could cause problems, namely the problem of concurrent processes such as The Lost Update Problem, The uncommited Dependency (Dirty Read) Problem, The Incosistent Problem Analysis. Problems due to concurrent processes can occur when several users perform transactions at the same consumption goods. The use of transaction management here is the transaction of goods used to be made by using a protocol Two Phase Locking (2PL) to control the reduction of goods.

In this thesis, the protocol Two Phase Locking tested to create a website for Laboratory Database as a case study. This system can assist officers in managing goods inventory, monitor the history of things, documenting and planning the procurement of goods in the laboratory.

Results of the testing system inventory information management goods applying security be tested to produce a website that can handle concurrent processes and can help officers to manage goods with ease.

(3)

i

LEMBAR JUDUL

SISTEM INFORMASI INVENTARIS BARANG DENGAN MENERAPKAN MANAJEMEN TRANSAKSI

(Studi Kasus Laboratorium Basisdata USD) Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

Emiliana Suci Christi Rosari NIM : 085314069

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ii

INFORMATION SYSTEM OF INVENTORY IMPLEMENT

MANAGEMENT TRANSACTION

(Case Study at Database Laboratory of USD )

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements To Obtain The Sarjana

Komputer Degree In Informatics Engineering Study Program

By :

Emiliana Suci Christi Rosari 085314069

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(5)

iii

HALAMAN P ERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

SISTEM INFORMASI INVENTARIS BARANG DENGAN MENERAPKAN MANAJEMEN TRANSAKSI

(Studi Kasus Laboratorium Basisdata USD)

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Emiliana Suci Christi Rosari

085314069

Pembimbing

(6)

iv

HALAMAN P ENG ESA HAN

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

SISTEM INFORMASI INVENTARIS BARANG DENGAN MENERAPKAN MANAJEMEN TRANSAKSI

(Studi Kasus Laboratorium Basisdata USD)

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Emiliana Suci Christi Rosari

085314069

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 25 September 2015

Dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Agnes Maria Polina, S.Kom, M.Sc. ………

Sekretaris Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. ………

Anggota J.B. Budi Darmawan, S.T., M.Sc. ………

Yogyakarta, September 2015 Fakultas Sains dan Teknologi

(7)

v

P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc.

PERNYATAAN KEA SLIAN HASI L KARYA

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat dan menggunakan hasil karya atau sebagian dari hasil karya orang lain, kecuali yang tercantum dan disebutkan dalam kutipan serta daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 September 2015 Penulis,

(8)

vi

PERNYATAAN PER SETUJUAN PUBLIKA SI KARYA I LMIAH

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, Mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Emiliana Suci Christi Rosari

NIM : 085314069

Demi pengembangan dan ilmu pengetahuan, Saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

“Sistem Informasi Inventaris Barang dengan Menerapkan Manajemen Transaksi (Studi Kasus Laboratorium Basisdata USD)”

Bersama perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelola dalam bentuk pagkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan loyalty kepada saya selama rerap mencantumkan saya dalam sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 29 September 2015 Penulis,

(9)

vii

HALAMAN P ERSEMBAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Allah Bapa, Allah Putra dalam Yesus Kristus, dan Allah Roh Kudus sumber kekuatan dan penghiburan dalam setiap perjalanan hidupku.

Suamiku yang sudah meluangkan waktu, memberikan semangat

dan menyumbang pikiran untuk membantu saya dalam menyelelesaikan skripsi ini.

(10)

viii MOTTO

Anda tidak bisa mengubah orang lain, Anda harus menjadi

perubahan yang Anda harapkan dari orang lain

(Mahatma Gandhi).

I can do all things through Him who strengthens me

(Philippians 4: 13)

Cita-cita bersifat pribadi, bermimpilah karena mimpi sanggup

diwariskan.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Informasi Invnetaris Barang dengan Menerapkan Manajemenn Transaksi”.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kepada pihak-pihak yang terlibat dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, baik dalam hal bimbingan, perhatian, dukungan, semangat, kritik dan saran yang bermanfaat dan membangun. Ucapan terima kasih tersebut saya persembahkan kepada :

1. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si, M.Sc., selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma dan dosen penguji.

2. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti, S.Si., M.Kom., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

3. Bapak J.B. Budi Darmawan, S.T., M.Sc., selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas semua bantuan, bimbingan, diskusi, pengorbanan waktu, kesabaran, ilmu serta semangat yang telah diberikan.

4. Ibu Agnes Maria Polina, S.Kom., M.Sc., selaku penguji skripsi ini.

5. Bapak Eko Hari Parmadi, S.Si., M.Kom., selaku dosen pembimbing

akademik.

6. Kedua orang tua penulis, kakak, serta adik dan keluarga besar dari penulis

(12)

x

penulis tidak akan memperoleh kesempatan untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga kecil penulis Herpinto Setiawan dan si kecil Pandya Madaharsa

yang telah menjadi reaktor dan pemicu semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Petugas laboraturium mas Yanuar yang telah menyempatkan dan memberi fasilitas dalam pengumpulan data.

9. Sahabat-sahabat penulis para pejuang dalam menyelesaikan skripsi di Teknik

Informatika USD ( Tina, Ina, Catur, Justin, Essy, Ancel dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu).

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang bersifat membangun akan sangat dibutuhkan.

Yogyakarta, 29 September 2015 Penulis

(13)

xi ABSTRAK

Transaksi barang di laboratorium merupakan hal yang penting, terutama pada pencatatan akan inventaris barang. Pada transaksi barang yang dipakai dilakukan dengan manajemen transaksi untuk mengurangi kesalahan dalam hal pencatatan barang di Laboratorium Basisdata USD. Petugas di laboratorium melakukan inventaris barang dengan menggunakan excel dan belum ada sistem berbasis web yang mendukung. Untuk meningkatkan kinerja petugas laboratorium Basisdata USD maka perlu dibuat sistem informasi inventaris berbasis web. Sistem inventaris baru ini menggunakan database yang bisa mengakibatkan masalah, yaitu masalah proses konkuren seperti The Lost Update Problem, The Uncommited Dependency (Dirty Read) Problem, The Incosistent Analysis Problem. Masalah akibat proses konkuren bisa terjadi ketika beberapa user melakukan transaksi pemakaian barang secara bersamaan. Penggunaan manajemen transaksi disini berada pada transaksi barang dipakai yang akan dibuat dengan menggunakan protokol Two Phase Locking (2PL) untuk mengendalikan pengurangan barang.

Pada tugas ini, protokol Two Phase Locking diuji untuk membuat website untuk Laboratorium Basisdata sebagai studi kasus. Sistem ini dapat membantu petugas dalam mengelola barang yang diinventaris, memantau riwayat barang, mendokumentasi, dan merencanakan pengadaan barang di laboratorium.

Hasil dari pengujian sistem informasi inventaris barang dengan menerapkan manajemen transasksi diuji untuk menghasilkan website yang dapat menangani masalah proses konkuren dan dapat membantu petugas untuk mengelola barang dengan mudah.

(14)

xii ABSTRACT

Transaction items in the laboratory is important, especially in the recording will be inventory items. In the transaction of goods used to do with transaction management to reduce errors in the recording of goods in the laboratory database in USD. Officers in the laboratory doing the inventory using excel and no web-based system that supports. To improve the performance of laboratory personnel database in USD it needs to make an inventory of web-based information systems. The new inventory system using a database that could cause problems, namely the problem of concurrent processes such as The Lost Update Problem, The uncommited Dependency (Dirty Read) Problem, The Incosistent Problem Analysis. Problems due to concurrent processes can occur when several users perform transactions at the same consumption goods. The use of transaction management here is the transaction of goods used to be made by using a protocol Two Phase Locking (2PL) to control the reduction of goods.

In this thesis, the protocol Two Phase Locking tested to create a website for Laboratory Database as a case study. This system can assist officers in managing goods inventory, monitor the history of things, documenting and planning the procurement of goods in the laboratory.

Results of the testing system inventory information management goods applying security be tested to produce a website that can handle concurrent processes and can help officers to manage goods with ease.

(15)

xiii DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ...v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ...xx

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Rumusan Masalah ...2

1.3. Tujuan ...3

1.4. Batasan Masalah ...3

1.5. Metodologi Penelitian ...3

1.6. Sistematika Penulisan ...5

BAB II LANDASAN TEORI ...7

2.1. Sistem Informasi dan Peranan Sistem Informasi ...7

2.2. Inventaris Barang ...9

2.3. Entity-Relationship Modelling (E-R Modelling) ...9

2.3.1. Entity Type ...9

(16)

xiv

2.3.3. Attributes ...10

2.3.4. Keys ...12

2.4. Use Case Diagram ...12

2.5. Manajemen Transaksi ...14

2.5.1. Metode Locking ...16

2.5.2. Two Phase Locking (2PL) ...17

2.5.3. Contoh Penangangan Masalah Concurrency Control ...18

2.5.4. Perintah For Update ...20

2.6. DFD (Data Flow Diagram) ...21

2.7. PHP (Personal Home Page) ...23

2.8. CodeIgniter ...26

2.9. Oracle ...29

2.9.1. Penjelasan Tentang SQL ...29

2.9.2. Data Definition Language (DDL) ...30

2.9.3. Data Manipulation Language (DML) ...31

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN DESAIN ...33

3.1 Analisis Sistem ...33

3.1.1 Gambaran Sistem Lama ...33

3.1.2 Gambaran Sistem Baru ...33

3.1.3 Orang yang Terlibat Dalam Sistem ...34

3.2 Batasan Sistem Informasi Inventaris ...35

3.3 Perancangan Sistem ...36

3.3.1 Use Case Diagram ...36

3.3.2 Use Case Narrative ...40

3.4 Logical Design (Pemodelan Proses dan Data) ...50

3.4.1 Process Modelling ...50

3.4.2 Context Diagram ...51

3.4.3 Diagram Berjenjang ...52

3.4.4 Overview Diagram ...53

3.5 Perancangan Basisdata ...62

(17)

xv

3.5.2 Database Logical Design ...63

3.5.3 Database Physical Design ...64

3.6 Desain User Interface ...71

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ...81

4.1 Karakteristik Sistem ...81

4.2 Kebutuhan Sistem ...81

4.3 Tampilan Program dan Penjelasan ...82

4.3.1 Koneksi ke Database ...82

4.3.2 Implementasi Store Procedure ...83

4.3.3 Halaman Login ...86

4.3.4 Halaman Utama atau Home ...88

4.3.5 Halaman Master Pegawai ...88

4.3.6 Halaman Core Priviledge...90

4.3.7 Halaman Master Barang...91

4.3.8 Halaman Master Lokasi ...92

4.3.9 Halaman Master Merk ...93

4.3.10 Halaman Master Supplier...94

4.3.11 Halaman Master Tipe ...95

4.3.12 Halaman Transaksi Barang Masuk ...96

4.3.13 Halaman Transaksi Barang Keluar ...98

4.3.14 Halaman Transaksi Barang Pakai ...99

4.3.15 Halaman Mutasi Barang ...99

4.3.16 Halaman Barang Inventaris ...100

4.3.17 Halaman Stok Barang ...102

4.3.18 Halaman Riwayat Barang Inventaris ...103

4.3.19 Halaman Daftar Transaksi Barang Masuk ...105

4.3.20 Halaman Daftar Transaksi Barang Keluar ...106

4.3.21 Halaman Daftar Transaksi Pemakaian Barang ...108

4.3.22 Halaman Daftar Mutasi Barang ...109

BAB V ANALISA HASIL ...111

(18)

xvi

5.2 Analisa Hasil Uji Coba Terhadap Program ...111

5.2.1 Uji Coba dengan Manajemen Transaksi ...112

5.2.2 Uji Coba Tanpa Manajemen Transaksi ...116

5.3 Analisa Hasil Uji Coba Terhadap Pengguna ...119

5.3.1 Form Kuesioner ...119

5.3.2 Hasil dan Pembahasan ...120

5.3.2.1 Hasil Uji Coba Terhadap Mahasiswa ...120

5.3.2.2 Hasil Uji Coba Terhadap Admin/ Petugas Laboratorium ...125

BAB VI PENUTUP ...126

6.1 Kesimpulan ...126

6.2 Saran ...127

DAFTAR PUSTAKA ...128

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Representasi Diagram Dari Entity Type Staff dan Branch ...10

Gambar 2.2. Representasi Diagram Dari Entity Branch Has Staff Relationship Type ...10

Gambar 2.3. Representasi Diagram dari Entity Staff dan Branch Beserta Atribut-Atributnya ...12

Gambar 2.4 Diagram Transisi Transaksi ...15

Gambar 2.5. Mencegah Lost Update Problem menggunakan 2PL ...18

Gambar 2.6. Mencegah Uncommited Dependency Problem using 2PL ...19

Gambar 2.7. Mencegah Inconsistent Analysis Problem using 2PL ...20

Gambar 2.8. Logo CodeIgniter (Hakim 2010 : 9) ...26

Gambar 2.9 Application Flowchart ...28

Gambar 3.1. Use Case Diagram untuk Admin...36

Gambar 3.2. Use Case Diagram untuk Petugas ...37

Gambar 3.3. Use Case Diagram untuk Petugas Lanjutan ...38

Gambar 3.4. Use Case Diagram untuk Petugas Lanjutan ...39

Gambar 3.5. Use Case Diagram untuk Kepala Laboratorium ...40

Gambar 3.6. Context Diagram ...51

Gambar 3.7. Diagram Berjenjang ...52

Gambar 3.8. Overview Diagram ...53

Gambar 3.9. Overview Diagram Level 1 Proses 1 ...54

Gambar 3.10. Overview Diagram Level 1 Proses 2 ...54

Gambar 3.11. Overview Diagram Level 1 Proses 3 ...55

Gambar 3.12. Overview Diagram Level 1 Proses 4 ...56

Gambar 3.13. Overview Diagram Level 1 Proses 5 ...57

Gambar 3.14. Overview Diagram Level 1 Proses 6 ...58

(20)

xviii

Gambar 3.16. Overview Diagram Level 1 Proses 8 ...59

Gambar 3.17. Overview Diagram Level 1 Proses 9 ...59

Gambar 3.18. Overview Diagram Level 1 Proses 10 ...60

Gambar 3.19. Overview Diagram Level 1 Proses 11 ...60

Gambar 3.20. Overview Diagram Level 1 Proses 12 ...61

Gambar 3.21. ER Diagram ...62

Gambar 3.22. Relasi antar Tabel ...63

Gambar 3.23. Desain user interface login. ...71

Gambar 3.24. Desain user interface Home. ...71

Gambar 3.25. Desain user interface Pengaturan Pegawai. ...72

Gambar 3.26. Desain user interface Pengaturan Hak Akses...72

Gambar 3.27. Desain user interface Pengaturan Barang. ...73

Gambar 3.28. Desain user interface Pengaturan Supplier. ...73

Gambar 3.29. Desain user interface Pengaturan Kondisi. ...74

Gambar 3.30. Desain user interface Pengaturan Merk. ...74

Gambar 3.31. Desain user interface Pengaturan Lokasi. ...75

Gambar 3.33. Desain user interface Transaksi Barang Keluar. ...76

Gambar 3.34. Desain user interface Transaksi Mutasi Barang. ...76

Gambar 3.35. Desain user interface Laporan Data Inventaris. ...77

Gambar 3.36. Desain user interface Laporan Data Stock. ...77

Gambar 3.37. Desain user interface Laporan Data Riwayat barang. ...78

Gambar 3.38. Desain user interface Laporan Data Transaksi Barang Masuk. ...78

Gambar 3.39. Desain user interface Laporan Data Transaksi Barang Keluar. ...79

Gambar 3.40. Desain user interface Laporan Data Transaksi Barang Dipakai. ....79

Gambar 3.41. Desain user interface Laporan Data Mutasi Barang. ...80

Gambar 4.1. Koneksi ke Database ...83

Gambar 4.2. Insert Transaksi Barang Dipakai ...86

Gambar 4.3. Halaman Login ...87

Gambar 4.4. Halaman Utama atau Home ...88

Gambar 4.5. Halaman Master Pegawai ...89

(21)

xix

Gambar 4.7. Halaman Master Barang ...92

Gambar 4.8. Halaman Master Lokasi ...93

Gambar 4.9. Halaman Master Merk...94

Gambar 4.10. Halaman Master Supplier ...95

Gambar 4.11. Halaman Master Tipe ...96

Gambar 4.12. Halaman Transaksi Barang Masuk ...97

Gambar 4.13. Halaman Transaksi Barang Keluar ...98

Gambar 4.14. Halaman Transaksi Barang Dipakai...99

Gambar 4.15. Halaman Mutasi Barang ...100

Gambar 4.16. Halaman Barang Inventaris ...101

Gambar 4.17. Print Out Laporan Inventaris ...102

Gambar 4.18. Halaman Stok Barang ...103

Gambar 4.19. Print Out Laporan Stok Barang ...103

Gambar 4.20. Halaman Riwayat Barang Inventaris ...104

Gambar 4.21. Print Out Laporan Riwayat Barang ...105

Gambar 4.22. Halaman Daftar Transaksi Barang Masuk ...106

Gambar 4.23. Print Out Laporan Barang Masuk ...106

Gambar 4.24. Halaman Daftar Transaksi Barang Keluar ...107

Gambar 4.25. Print Out Laporan Barang Keluar ...108

Gambar 4.26. Halaman Daftar Transaksi Pemakaian Barang ...109

Gambar 4.27. Print Out Laporan Transaksi Pemakaian Barang ...109

Gambar 4.28. Halaman Daftar Mutasi Barang ...110

Gambar 4.29. Print Out Laporan Transaksi Mutasi Barang ...110

Gambar 5.1. Halaman Transaksi Barang Dipakai...112

Gambar 5.3. Pesan Konfirmasi ...113

Gambar 5.4. Transaksi Barang Dipakai Oleh Petugas Kedua. ...114

Gambar 5.6. Hasil akhir dari kedua Transaksi ...115

Gambar 5.7. Hasil Akhir Pada Stok Barang ...116

Gambar 5.8. Transaksi Barang Dipakai Oleh Dua Petugas. ...117

Gambar 5.9. Hasil akhir dari kedua Transaksi Tanpa Manajemen Transaksi ...118

(22)

xx

DAFTAR TABEL

(23)

1

BAB I PENDAHULU AN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini inventaris barang di Laboratorium Basisdata Teknik Informatika (TI) Universitas Sanata Dharma masih menggunakan excel dan belum menggunakan sistem yang menyediakan informasi inventaris barang berbasis komputer. Keadaan ini kurang efektif karena petugas-petugas laboratorium harus melipatgandakan waktu dan tenaga untuk mengelola barang yang ada di laboratorium secara manual. Petugas di laboratorium harus selalu mengontrol persediaan barang. Jika inventaris barang tidak dikelola dengan baik, maka fungsi-fungsi kerja di laboratorium dapat terganggu.

(24)

Mengingat juga petugas di laboratorium tidak hanya seorang saja maka sistem informasi menerapkan manajemen transaksi yaitu melayani multiuser. Ketika ada dua petugas laboratorium ingin mengambil barang yang hanya tinggal satu dan akan melakukan pengaturan transaksi secara bersamaan maka proses updatedatabase dapat dilakukan dengan benar dan masalah lost update problem dapat diatasi menggunakan sistem informasi inventaris dengan memanfaatkan web sebagai media akses, sehingga barang dapat dikelola dengan baik tanpa harus dengan cara manual.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang timbul dalam pengerjaan proyek akhir ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana membangun sebuah Sistem Informasi Inventaris Barang

Laboratorium Basisdata USD yang bisa memberikan informasi tentang ketersediaan, riwayat, laporan dan membantu perencanaan pengadaan barang dan alat.

(25)

1.3. Tujuan

Penelitian bertujuan membangun sebuah sistem informasi inventaris barang yang dapat membantu proses mendokumentasi,memantau keadaan inventaris barang dan membantu perencanaan pengadaan barang di Laboratorium Basisdata USD dengan menerapkan manajemen transaksi.

1.4. Batasan Masalah

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menentukan beberapa batasan masalah sebagai berikut:

1. Data inventaris yang dimaksudkan adalah barang dan alat di Laboratorium Basisdata USD.

2. Pengguna sistem informasi ini hanya untuk para petugas laboratorium yang berwenang mengelola barang di laboratorium.

3. Sistem informasi inventaris ini tidak membahas mengenai keuangan atau

sumber dana dari barang yang diinventaris.

4. Sistem informasi inventaris ini tidak menangani peminjaman barang.

1.5. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Survei awal untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi Laboratorium

Basisdata USD

(26)

2. Pengembangan sistem informasi menggunakan metode FAST (Framework for the Application of Systems Thinking) menurut Whitten, 2001, yang fasenya meliputi :

a. Definisi lingkup masalah.

Pada fase ini dilakukan definisi ruang lingkup masalah dengan melakukan pengamatan dan wawancara kepada pihak inventarisasi laboratoriu mmengenai pengelolaan data-data alat dan barang yang ada di Laboratorium Basisdata USDdan permasalahan yang dihadapi untuk menentukan ruang lingkup masalah.

b. Analisa masalah

Pada fase ini dilakukan analisa masalah yang ada pada sistem pengelolaan data inventaris untuk kemudian dapat mendefinisikan sebuah tujuan perbaikan.

c. Analisa Kebutuhan

Pada fase ini dilakukan analisa kebutuhan-kebutuhan pengguna, untuk mencari tahu apa yang mereka perlukan atau inginkan dari sistem baru. Dimulai dengan mendeskripsikan calon pengguna sistem informasi kemudian digambarkan dalam bentuk use-case.

d. Desain logikal

(27)

e. Desain fisikal

Pada fase ini hal yang dilakukan adalah membangun sistem secara fisik berdasarkan teknologi yang digunakan, desain arsitektur, desain prototype, dan desain antarmuka pengguna (user interface).

f. Konstruksi dan Pengujian

Pada fase ini dilakukan pembuatan sistem sesuai dengan desain yang sudah dibuat sebelumnya dan pengujian sistem informasi inventaris ini terhadap pengguna sistem yaitu Petugas Laboratorium.

3. Uji coba sistem informasi inventaris barang laboratorium Basisdata USD untuk mengetahui sejauh mana dapat membantu dalam memberikan informasi tentang ketersediaan, riwayat, laporan dan membantu perencanaan pengadaan barang dan alat dengan menerapkan manajemen transaksi.

1.6. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

(28)

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Berisi tentang analisa sistem meliputi gambaran umum sistem, use case diagram, pemodelan sistem dalam bentuk diagram konteks, diagram berjenjang, data flow diagram, pemodelan data yang terdiri dari entity relationship diagram. Desain sistem yang meliputi desain antarmuka dan desain basisdata terdiri dari desain logikal basis data dan desain fisikal basis data

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Berisi tentang penjelasan implementasi sistem informasi inventaris barang yang meliputi struktur menu sistem dan tampilan program.

BAB V ANALISA HASIL

Berisi tentang analisa dari hasil implementasi sistem yang telah dibangun, membahas kelebihan dan kekurangan yang ada pada sistem. Bab ini juga membahas hasil uji coba sistem terhadap petugas laboratorium. Uji coba juga dilakukan kepada pengguna awam yaitu teman-teman mahasiswa jurusan Teknik Informatika maupun bukan. BAB VI PENUTUP

(29)

7

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Informasi dan Peranan Sistem Informasi

Ada dua pendekatan yang sering dipakai dalam mendifinisikan sistem, yakni pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Pendekatan prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pendekatan komponen mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto, 1999).

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 1999). Informasi bersumber dari data akurat yang merupakan gambaran dari kenyataan pada saat tertentu. Data yang ada kemudian diolah melalui suatu model tertentu sehingga akan menghasilkan suatu informasi. Informasi yang dihasilkan dapat untuk mendukung pengambilan keputusan dan melakukan tindakan selanjutnya yang akan menghasilkan sejumlah data sebagai masukan (input), kemudian diproses lagi dan demikian seterusnya sehingga akan membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan Siklus Informasi (Information Cycle).

(30)

1) Akurat yang berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan dan juga harus jelas mencerminkan maksudnya.

2) Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak

boleh terlambat. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

3) Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

Menurut Whitten (2001), Sistem Informasi adalah sekumpulan orang, data, proses, interface dan geografi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasional bisnis hari ke hari, sedemikian rupa sehingga dapat menyelesaikan masalah dan memberikan informasi yang mendukung pengambilan keputusan.

Sistem informasi yang ada harus mempunyai sifat efisien, efektif, dan fleksibel serta dapat memberikan keputusan terhadap pemakai sistem. Sistem informasi merupakan sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan untuk mengendalikan organisasi.

(31)

diinginkan oleh manajemen. Sistem informasi mempunyai peranan penting didalam menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan.

Adapun beberapa komponen sistem informasi, diantaranya : a. Input

b. Output c. Teknologi d. Basis Data e. Kendali

2.2. Inventaris Barang

Inventaris merupakan kegiatan untuk memperoleh data seluruh logistik yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Dalam pengadaan inventaris, perusahaan membutuhkan sejumlah dana, oleh sebab itu setiap perusahaan harus dapat memperhatikan suatu jumlah inventaris yang cukup untuk menjamin kegiatan perusahaan. Jika inventaris barang terlalu sedikit, maka timbul permasalahan yang mengakibatkan tertundanya proses kegiatan, oleh sebab itu inventaris harus diatur dan dikendalikan agar dapat memenuhi kebutuhan dalam jumlah, mutu, waktu yang tepat dengn jumlah biaya serendah-rendahnya.

2.3. Entity-Relationship Modelling (E-R Modelling)

2.3.1. Entity Type

(32)

objek yang diidentifikasikan secara unik disebut entity occurrence (Connolly, 2002).

Gambar 2.1. Representasi Diagram DariEntity Type StaffdanBranch

2.3.2. Relationship Type

Relationship Type ialah sekumpulan entity yang mempunyai hubungan dan memiliki arti (Connolly, 2002).

Gambar 2.2. Representasi Diagram DariEntity Branch Has Staff Relationship Type

2.3.3. Attributes

(33)

Atribut dapat diklasifikasikan sebagai: 1. Simple Attribute dan Composite Attribute

Simple attribute adalah attribute yang terdiri dari komponen tunggal dimana attribute tersebut tidak dapat dibagi ke dalam komponen yang lebih kecil. Simple attribute juga dapat disebut dengan atomic attribute. Contoh dari simple attribute adalah position dan salary dari staff entity.

Composite attribute adalah attribute yang terdiri dari banyak komponen dimana beberapa attribute tersebut dapat dibagi kedalam komponen yang lebih kecil. Contoh dari composite attribute adalah address dari branch entity yang dapat dibagi menjadi street, city, dan postcode.

2. Single-Valued Attribute dan Multi-Valued Attribute

Single-valued attribute adalah attribute yang memiliki satu nilai pada setiap entity. Contoh dari single-valued attribute adalah branch_No dari branch entity.

Multi-valued attribute adalah attribute yang memiliki beberapa nilai pada setiap entity. Contoh dari multi-valued attribute adalah tel_No dari branch entity.

3. Derived Attribute adalah atribut yang nilai-nilainya diperoleh dari hasil

(34)

2.3.4. Keys

Menurut Connolly, 2002, Jenis – jenis kunci adalah sebagai berikut : 1. Candidate key, jumlah minimal dari attribute yang secara unik

mengidentifikasi setiap peristiwa dalam entity.

2. Primary key, candidate key yang terpilih secara unik mengidentifikasi setiap

peristiwa dalam entity.

3. Alternate key, candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key. 4. Composite key, candidate key yang terdiri dari dua atau lebih attribute. 5. Foreign key, attribute sebuah entity yang menggabungkan diri ke entity lain.

Gambar 2.3. Representasi Diagram dari Entity Staff dan Branch Beserta Atribut-Atributnya

2.4. Use Case Diagram

(35)

mencari (mencoba menemukan) kelas-kelas yang terlibat dalam aplikasi, dan untuk melakukan pengujian (testing).

Membuat use case diagram yang komprehensif merupakan hal yang sangat penting dilakukan pada tahap analisis. Dengan menggunakan use case diagram, akan didapatkan banyak informasi yang sangat penting yang berkaitan dengan aturan-aturan bisnis yang coba kita tangkap. Dalam hal ini, setiap objek yang berinteraksi dengan sistem/perangkat lunak (misalnya orang, suatu perangkat keras, sistem lain, dan sebagainya) merupakan actor untuk sistem perangkat lunak, use case merupakan deskripsi lengkap tentang bagaimana sistem/perangkat lunak berperilaku untk para aktornya. Dengan demikian use case diagram merupakan deskripsi lengkap tentang interaksi yang terjadi antara para actor dengan sistem/perangkat lunak yang sedang dikembangkan.

Saat akan mengembangkan use case diagram, hal yang pertama kali dilakukan adalah mengenali actor untuk sistem/aplikasi yang sedang dikembangkan. Dalam hal ini, ada beberapa karakteristik untuk para actor, yaitu actor ada di luar sistem yang sedang dikembangkan dan actor berinteraksi dengan sistem yang sedang dikembangkan (Adi Nugroho, 2009).

Notasi yang digunakan dalam Use Case :

No Notasi Keterangan

1 Gambar di samping adalah notasi untuk actor.

(36)

2 Gambar di samping adalah notasi untuk use case. Use case menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan actor dan sistem untuk mencapai tujuan tertentu.

3 Gambar di samping adalah notasi untuk

interaction. Interaction digunakan untuk menunjukkan baik aliran pesan atau informasi antar objek.

4 Gambar di samping adalah notasi untuk paket.

Paket adalah mekanisme pengelompokan yang digunakan untuk menandakan pengelompokan elemen-elemen model.

Tabel 2.1.Notasi Use Case

2.5. Manajemen Transaksi

Transaksi adalah sebuah tindakan atau serangkaian tindakan, dilakukan olehuser atau program aplikasi, yang membaca atau mengubah isi dari database (Conolly, 2002). Terdapat 4 hal dasar yang harus dimiliki semua transaksi, yaitu: 1. Atomicity. Sebuah transaksi adalah sebuah unit yang tidak dapat dibagi lagi

sehingga dapat melakukan seluruhnya atau tidak melakukan apapun. Ini merupakan tanggung jawab dari subsistem recovery dari DBMS untuk

(37)

2. Consistency. Sebuah transaksi harus mentransformasikan satu keadaan konsisten ke keadaan konsisten lainnya. Ini merupakan tanggung jawab dari DBMS dan pengembang aplikasi untuk memastikan kekonsistenannya.

3. Isolation. Transaksi secara bebas mengeksekusi yang lainnya. Dengan kata lain, sebagian transaksi yang tidak lengkap akan mengakibatkan transaksi yang lain menjadi tidak visible.Ini merupakan tanggung jawab dari subsistem concurrency control untuk memastikan isolasi.

4. Durability. Setelah DBMS memberitahu pengguna bahwa transaksi telah

selesai dengan sukses, maka efeknya tetap bertahan bahkan jika system mengalami crash sebelum semua perubahannya direfleksikan pada disk. Ini merupakan tanggung jawab dari recovery subsystem untuk memastikan durability.

Berikut Gambar2.4 merupakan diagram transisi sebuah transaksi

Gambar 2.4 Diagram Transisi Transaksi Dalam diagram transisi terdapat 5 keadaan yaitu:

1. ACTIVE (aktif)

(38)

 pada saat ini, mungkin ditemukan transaksi melanggar serializability atau

melanggar integrity constraint, maka transaksi harus dibatalkan. Transaksi demikian akan menuju FAILED (keadaan gagal) dan harus dibatalkan  jika transaksi sukses, beberapa update dapat disimpan secara aman dan

transaksi menuju ke keadaan COMMITTED.

3. COMMITTED (dilaksanakan)

4. FAILED (gagal)

 Terjadi jika transakasi tidak dapat dilaksanakan atau transaksi dibatalkan pada saat ACTIVE (keadan aktif).

Kondisi ini terjadi jika user membatalkan transaksi atau protocol concurrency

control membatalkan transaksi untuk memastikan serialibility.

5. ABORTED (dibatalkan)

2.5.1. Metode Locking

(39)

2.5.2. Two Phase Locking (2PL)

Transaksi dapat dilakukan menggunakan protokol 2PL jika semua operasi locking mendahului operasi yang tidak terkunci dalam transaksi tersebut. Protokol 2PL memiliki 2 fase, yaitu :

a. Growing phase : jika transaksi sudah mendapatkan semua lock, maka tidak boleh melepas lock.

b. Shrinking phase : jika transaksi sudah melepaskan lock, maka tidak dapat

mendapatkan lock baru.

Beberapa masalah yang disebabkan oleh proses yang konkurenseperti dibawah ini bisa ditangani dengan menerapkan protokoltwo phase locking.

a. The Lost Update Problem, merupakan kejadian dimana data transaksi yang telah diupdate dibaca oleh transaksi yang lain kemudian di update lagi.

c. The Uncommited Dependency (Dirty Read) Problem, merupakan kejadian dimana data transaksi yang dilakukan dibaca oleh transaksi yang lain, lalu dibatalkan tanpa adanya penyimpanan terlebih dahulu oleh transaksi yang pertama sehingga menyebabkan data yang tidak benar.

d. The Incosistent Analysis Problem, masalah ini timbul karena data diakses oleh

(40)

2.5.3. Contoh Penangangan Masalah Concurrency Control

Di bawah ini merupakan contoh-contoh untuk menangani masalah concurrency control.

Gambar 2.5. Mencegah Lost Update Problem menggunakan 2PL Keterangan

Untuk mencegah terjadinya masalah hilangnya data yang diubah, maka : pertama-tama T2 meminta exclusive lock pada balₓ Setelah itu T2 dapat melakukanproses baca nilai balₓ, menambahnya dengan nilai 100, dan menuliskan nilai baru dari balₓ tersebut kedalam basis data.

Saat T1 memulai transaksi, T1 juga meminta suatu exclusivelock pada

balₓ, namun karena balₓ sedang berada dalam posisiexclusive lock oleh T2, maka

permintaan read balₓ tidak segera diberikan kepada T1 dan T1 harus menunggu

(41)

Gambar 2.6. Mencegah Uncommited Dependency Problem using 2PL Keterangan :

Untuk mencegah terjadinya masalah ketergantungan transaksi yang belum dilaksanakan, maka : pertama-tama T4 meminta suatu exclusive lock pada balx.

Setelah itu, T4 dapat melakukan proses baca nilai balx dari dalam basis data,

menambahnya dengan nilai 100, dan menuliskan nilai baru balx tersebut ke dalam

basis data. Rollback dieksekusi, peng-update-an pada transaksi T4 tidak jadi dilakukan dan nilai dalam basis data dikembalikan ke kondisi semula yaitu 100.

Saat T3 memulai transaksi, T3 juga meminta suatu exclusive lock pada balx, namun karena balx sedang dalam posisi exclusive lock oleh T4 maka

permintaan tersebut tidak segera diberikan kepada T3, dan T3 harus menunggu sampai lock dilepaskan oleh T4. Hal ini terjadi saat T4 melakukan operasi rollback atau unlock balx, barulah T3 dapat melakukan proses baca nilai balx

(42)

Gambar 2.7. Mencegah Inconsistent Analysis Problem using 2PL Keterangan :

Untuk mencegah terjadinya masalah analisis yang tidak konsisten , maka : T5 mengawali meminta suatu exclusive lock pada balx. T5 juga meminta suatu

exclusive lock pada baly. Saat T6 ingin membaca nilai balx, ia harus menunggu

sampai lock dilepaskan oleh T5. Hal ini terjadi saat T5 melaksanakan operasi commit atau unlockbalx, barulah T6 dapat membaca nilai balx. (Connoly 2002)

Untuk mengatasi masalah di atas, mesin basis data Oracle XE mempunyai kemampuan mendukung transaksi dengan metode 2PL yang dapat menjamin konsistensi data

2.5.4. Perintah For Update

(43)

ketika ada banyak sesi terhadap suatu database yang sama, sebaiknya baris-baris record dalam database yang akan di-update atau dihapus, dikunci terlebih dahulu. Penguncian record dalam database dapat dilakukan dengan perintah for update dalam kueri. (Oracle Inc, 2004)

Sintak yang digunakan :

SELECT …

FROM …

FOR UPDATE;

2.6. DFD (Data Flow Diagram)

DFD digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya file kartu, microfiche, hard disk, tape, diskette dan sebagainya). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem terstruktur. DFD dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. DFD juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik. Beberapa simbol digunakan di DFD untk maksud mewakili kesatuan luar atau batas sistem, arus data, proses, dan simpanan data (Jogiyanto HM, 1990).

Pedoman menggambar DFD :

a. Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar (external entities) yang

(44)

merupakan sumber arus data ke sistem informasi serta tujuan penerima arus data hasil dari proses sistem informasi, sehingga merupakan kesatuan di luar sistem informasi.

b. Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dalam kesatuan luar. c. Gambarlah terlebih dahulu suatu diagram konteks. DFD merupakan alat untuk

structured analysis. DFD yang pertama kali digambar adalah level teratas dan disebut dengan overview diagram. Tiap-tiap proses di overview diagram (level 0) akan digambar kembali dengan lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1. Tiap-tiap proses di level 1 akan digambar kembali dengan lebih terinci lagi dan disebut dengan level 2, dan seterusnya sampai tiap proses tidak dapat digambar lebih terinci lagi (Jogiyanto HM, 1990).

Notasi yang digunakan dalam DFD (Teknik Gane/Sarson) :

No Notasi Keterangan

1 Entity luar dapat digambarkan dengan simbol bujursangkar. Seringkali entity luar diberi huruf sebagai identitas. Entity luar merupakan sumber atau tujuan dari aliran data dari atau ke sistem.

2 Menggambarkan aliran data dari satu proses ke

proses lainnya.

3 Proses atau fungsi mentransformasikan data

(45)

fungsi dari proses, diawali dengan kata kerja dan diikuti objek.

4 Menggambarkan sebuah berkas, merupakan

komponen yang berfungsi untuk menyimpan data atau file.

Tabel 2.2. Notasi DFD

2.7. PHP (Personal Home Page)

PHP merupakan bahasa pemrograman berbasis script yang ditempatkan dan diproses di server, oleh karena itu PHP merupakan server–side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang lebih dinamis. Server-side scripting adalah sintaks dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server dan menyatu pada dokumen HTML dan hasilnya akan dikirim ke client dalam bentuk HTML.

Ada beberapa cara untuk mulai menuliskan script PHP, yaitu : 1. <? Script PHP ?>

2. <?php Script PHP ?>

3. <script language = “php”> Script PHP </script> 4. <% script PHP %>

Cara pertama lebih sering digunakan karena lebih singkat, cara kedua

digunakan untuk kombinasi dengan XML, yaitu sebuah bahasa yang merupakan

(46)

Frontpage. Selain itu jika ingin menambahkan komentar, standar penulisannya adalah

sebagai berikut:

/* Tulis Komentar di sini */ atau //Tulis Komentar di

sini

Element-element dasar PHP yang digunakan, antara lain :

1. Tipe Data, PHP mengenal 3 macam tipe data, yaitu : integer, double, dan string.

Integer menyatakan tipe data bilangan bulat, double menyatakan tipe data bilangan

real, dan string menyatakan tipe data teks.

2. Variabel, digunakan dalam program untuk menyimpan nilai yang berubah-ubah

misalnya tanda dollar „$‟, underscore „_‟, dan tanda baca.

3. Operator, adalah simbol yang digunakan dalam program untuk melakukan suatu

proses, misalnya penjumlahan atau perkalian, pembandingan kesamaan dua buah

nilai, atau memberikan nilai ke variabel.

4. Struktur kendali, merupakan sejumlah pernyataan yang terkait dengan pengambilan

keputusan (if dan switch), perulangan (while, do-while, for), serta pernyataan

break, continue, dan exit.

5. Fungsi. PHP hanya mengenal perintah untuk membuat fungsi, sedangkan untuk

prosedur digunakan perintah yang sama, tetapi tidak menggunakan perintah return.

Beberapa fungsi dan fasilitas yang disediakan PHP untuk membuat halaman web

dinamis, sebagai berikut:

a) Include dan require

Kedua fungsi ini digunakan untuk memanggil dan mengeksekusi program

yang ditentukan. Sintaksnya adalah :

(47)

include “nama_file.inc”; require “nama_file.inc”;

?>

b) Session handling

Fasilitas ini digunakan untuk mengamankan halaman web dan membatasi hak

akses setiap pengunjung. Setiap halaman akan diberi fungsi untuk memeriksa

variabel session. Jika variabel session atau pengunjung tidak dikenali maka

pengunjung tidak dapat melihat halaman tersebut. Sintaksnya adalah :

<?php

session_start( );

session_register(“user_session”);

?>

Untuk memeriksa variabel session, sintaksnya adalah :

<?php

session start( );

if (!session_is_register(“user_session”))

{

echo “Anda Belum Login”;

echo (<a href = login.php>Login

Dulu</a>);

}

(48)

2.8. CodeIgniter

Menurut Hakim (2010:8) CodeIgniter adalah sebuah framework PHP yang dapat membantu mempercepat developer dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP dibanding jika menulis semua kode program dari awal. Logo yang dipakai oleh CodeIgniter dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.8. Logo CodeIgniter (Hakim 2010 : 9)

CodeIgniter pertama kali dibuat oleh Rick Ellis, Inc. (http://ellislab.com), sebuah perusahaan yang memproduksi CMS (Content Management System) yang cukup handal, yaitu Expression Engine (http://expressionengine.com). Saat ini, CodeIgniter dikembangkan dan dimaintain oleh Expression Engine Development Team.

Adapun beberapa keuntungan menggunakan CodeIgniter, diantaranya: 1. Gratis

CodeIgniter berlisensi dibawah Apache/BSD open source. 2. Ditulis Menggunakan PHP 4

Meskipun CodeIgniter dapat berjalan di PHP 5, namun sampai saat ini kode program CodeIgniter masih dibuat dengan menggunakan PHP 4.

3. Berukuran Kecil

Ukuran CodeIgniter yang kecil merupakan keunggulan tersendiri. Dibanding dengan framework lain yang berukuran besar.

(49)

CodeIgniter menggunakan konsep MVC yang memungkinkan pemisahan layer application-logic dan presentation.

5. URL yang Sederhana

Secara default, URL yang dihasilkan CodeIgniter sangat bersih dan Search Engine Friendly (SEF).

6. Memiliki Paket Lybrary yang Lengkap

CodeIgniter mempunyai library yang lengkap untuk mengerjakan operasi-operasi yang umumnya dibutuhkan oleh sebuah aplikasi berbasis web, misalnya mengakses database, mengirim email, memvalidasi form, menangani session dan sebagainya.

7. Extensible

Sistem dapat dikembangkan dengan mudah menggunakan plugin dan helper, atau dengan menggunakan hooks.

8. Tidak memerlukan Template Engine

Meskipun CodeIgniter dilengkapi dengan template parser sederhana yang dapat digunakan, tetapi hali ini tidak mengharuskan kita untuk menggunakannya.

9. Dokumentasi Lengkap dan Jelas

Dari sekian banyak framework, CodeIgniter adalah satu-satunya framework dengan dokumentasi yang lengkap dan jelas.

10. Komunitas

(50)

Proses aliran data aplikasi pada sistem dapat diilustrasikan seperti terlihat pada gambar 2.9 (Hakim 2010 : 12).

Gambar 2.9 Application Flowchart Keterangan :

1. Index.php berfungsi sebagai front controller, menginisialisasi baseresorce untuk menjalankan CodeIgniter.

2. Router memeriksa HTTP request untuk menentukan apa yang harus dilakukan dengannya.

3. Jika Cache aktif, maka hasilnya akan langsung dikirimkan ke browser dengan mengabaikan aliran data normal.

4. Security. Sebelum Controller dimuat, HTTP request dan data yang dikirimkan

user akan difilter untuk keamanan.

5. Controller memuat model, core libraries, plugins, helpers, dan semua

resourse yang diperlukan untuk memproses request.

(51)

2.9. Oracle

Oracle Corporation (Oracle Corp) memberikan definisi-definisi sendiri tentang basis data relasional, yaitu kumpulan relations. Sebuah relation adalah sebuah two-dimensional table. Lebih tepatnya adalah kumpulan tabel dan obyek-obyek non tabel yang dikelompokan berdasarkan pemakai.

Sifat-sifat basis data relasional:

1. Bisa diakses lewat bahasa pemrograman tingkat tinggi, SQL (Structured Query Language).

2. Memiliki sekumpulan tabel tanpa pointer fisik (Oracle melanggar perintah ini dengan tipe REF).

3. Memakai sekumpulan operasi set.

2.9.1. Penjelasan Tentang SQL

SQL (Structured Query Language) adalah bahasa standar yang digunakan untuk memperoleh dan memanipulasi data dari basis data relasional. SQL merupakan bahasa nonprosedural yang mendefinisikan apa yang harus dilakukan oleh sebuah basis data relasional, yang kemudian akan mengimplementasikan perintah SQL tersebut.

(52)

hanya dengan sedikit penyesuaian. SQL memungkinkan seorang database administrator, user, dan programmer untuk:

1. Memperoleh dan mengubah struktur database.

2. Memperoleh, mengubah, menambah, dan menghapus informasi yang ada pada database.

3. Melakukan fungsi keamanan dan mengatur hak akses pemakai pada masing-masing tabel dan basis data yang ada.

4. Mengatur proses transaksi yang terjadi.

2.9.2. Data Definition Language (DDL)

Data Definition Language adalah perintah-perintah pada SQL yang digunakan untuk mendefinisikan data pada sebuah basis data. Contoh DDL adalah:

1. Create, digunakan untuk membuat sebuah tabel, indeks, atau basis data baru. Sintaks SQL nya:

create database nama_database;

create table nama_tabel

nama_field ke-1 tipe data

(lebar_field),

...

...

nama_field ke-n tipe_data

(53)

2. Drop, digunakan untuk menghapus sebuah tabel atau basis data. Contoh sintaks SQL nya:

drop database nama_database;

drop table nama_tabel;

3. Alter, digunakan untuk mengubah sebuah tabel atau basis data yang sudah dibuat. Contoh sintaks SQL nya:

alter table nama_tabel;

add | modify nama_field

tipe_data(lebar_field);

2.9.3. Data Manipulation Language (DML)

DML adalah berbagai perintah yang digunakan untuk memanipulasi data yang ada pada sebuah database yang telah didefinisikan sebelumnya. Contoh perintah-perintah DML antarara lain:

1. Select, digunakan untuk mengambil data yang tersimpan pada tabel atau

membaca isi tabel (query). Contoh sintaksnya adalah: select nama_field

form nama_tabel

[where kondisi]

2. Insert, digunakan untuk menyisipkan databaru ke dalam tabel. Contoh

(54)

insert into nama_tabel

(nama_field ke-1, ..., nama_field

ke-n)

value (nilai_field ke-1, ...,

nilai_field ke-n)

3. Update, digunakan memperbaharui data yang terdapat pada tabel. Contoh sintaksnya adalah:

update nama_tabel

set nama_field = data_baru

where nama_field = data_lama

4. Delete, digunakan untuk menghapus data yang ada pada tabel. Contoh sintaksnya adalah:

delete from nama_tabel

(55)

33

BAB III ANALI SIS DAN PERANCANG AN D ESAIN

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN DESAIN

3.1 Analisis Sistem

3.1.1 Gambaran Sistem Lama

Sistem yang lama di Laboratorium Basisdata USD masih menggunakan excel dalam menginventaris barang. Semua data barang dicatat dalam bentuk manual. Adapun bentuk pelaporan masih sangat sederhana dan tidak lengkap seperti bagaimana keadaan barang yang sebenarnya atau lebih tepatnya sejarah barang sedang direparasi, total rusak atau memerlukan pengadaan barang baru. Barang yang ada dalam laboratorium belum semua tercatat dalam excel seperti barang yang masih bisa digunakan hanya disimpan sampai barang tersebut digunakan dan akhirnya ikut didata.

Petugas laboratorium tidak hanya satu dalam mengelola barang sedangkan barang yang dikelola bisa jadi satu barang yang sama. Petugas yang menangani barang secara bersamaan harus selalu direpotkan dalam hal perhitungan barang terakhir yang dipakai.

3.1.2 Gambaran Sistem Baru

(56)

petugas di laboratorium. Petugas laboratorium setelah login ke dalam sistem dapat memanfaatkan sistem yang dibangun untuk mencatat barang masuk, barang keluar, dan membuat laporan data barang. Sistem juga menerapkan manajemen transaksi untuk mengatasi lost update problem ketika dua atau lebih petugas memproses barang yang sama.

3.1.3 Orang yang Terlibat Dalam Sistem

Orang yang terlibat dalam sistem informasi inventaris barang di laboratorium:

1. Petugas Laboratorium.

Petugas laboratorium bertugas sebagai pihak yang melakukan inventaris untuk semua barang di dalam laboratorium yaitu menambah, mengubah, melihat transaksi masuknya barang dan barang yang keluar.

2. Admin.

Admin bertugas sebagai pihak yang mengelola petugas yaitu menambah, mengubah, melihat daftar petugas juga menambah, mengubah, melihat hak akses petugas.

3. Kepala Laboratorium.

(57)

3.2 Batasan Sistem Informasi Inventaris

Untuk lebih memfokuskan pada pembuatan sistem, batasan-batasan sistem yang digunakan penulis sebagai berikut :

1. Pada sistem ini tidak untuk aplikasi mobile.

2. Data barang yang diinventaris merupakan barang yang ada di Laboratorium

Basisdata TI USD.

3. Sistem ini hanya berjalan di jaringan local atau tidak di publish.

4. Pengguna sistem ini hanya petugas yang ada di Laboratorium Basisdata TI

USD.

(58)

3.3 Perancangan Sistem 3.3.1 Use Case Diagram

Admin

System Login

Tambah Petugas

Ubah Petugas

Lihat daftar petugas

Lihat detail petugas

Logout <<Depends on>>

(59)

Pengolahan Data Tipe Pengolahan Data Kondisi

Pengolahan Data Merk Pengolahan Data

Supplier

Petugas

Tambah Supplier

Ubah Supplier

Lihat daftar Supplier

Tambah Merk

Ubah Merk

Lihat daftar Merk

Tambah Kondisi

Ubah Kondisi

Lihat daftar Kondisi

Ubah Tipe

Lihat daftar Tipe Tambah Tipe

Login

<<Depends on>>

(60)

Petugas

Pengolahan Transaksi Mutasi Barang Pengolahan Data Barang

Pengolahan Data Lokasi

Tambah Lokasi

Ubah Lokasi

Lihat daftar Lokasi

Tambah Barang

Ubah Barang

Lihat daftar Barang

Lihat detail Barang

Tambah Mutasi Barang

Lihat Daftar Mutasi Barang

(61)

Petugas

Pengolahan Transaksi Barang Dipakai Pengolahan Transaksi

Barang Keluar Pengolahan Transaksi

Barang Masuk

Tambah Transaksi Barang Masuk

Lihat daftar Transaksi Barang Masuk

Tambah Transaksi Barang Dipakai

Lihat detail Transaksi Barang Masuk

Tambah Transaksi Barang Keluar

Lihat daftar Transaksi Barang Pakai

Lihat detail Transaksi Barang Keluar

Lihat daftar Transaksi Barang Keluar

Logout

(62)

Kepala Laboratorium

Gambar 3.5. Use Case Diagram untuk Kepala Laboratorium

3.3.2 Use Case Narrative

Nama Use Case Login

Aktor Admin, Kepala, dan petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor harus melakukan otentikasi sebelum masuk ke dalam sistem untuk mendapat pelayanan dari sistem.

Kondisi Awal Admin, Kepala, dan petugas laboratorium telah memiliki hak untuk memasuki sistem.

Urutan Jenis Kegiatan

1. Admin, Kepala, dan petugas laboratorium memasukkan nama login dan password.

2. Jika proses otentikasi berhasil sistem akan merespon dengan mengijinkan aktor memanfatkan sistem sesuai dengan hak yang diberikan sistem.

3. Jika gagal melakukan otentikasi, sistem akan menolak aktor masuk ke sistem.

Nama Use Case Tambah datapetugas

Aktor Admin

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor dapat memasukkan data-data petugas

Kondisi Awal admin masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memasukkan data-data.

2. Sistem akan merespon dengan menyimpan data-data petugas yang dimasukkan.

(63)

Aktor admin

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana admin mengganti data petugas yang lama dengan yang baru.

Kondisi Awal admin masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. Admin mencari data petugas lama terlebih dahulu kemudian mengganti dengan data yang baru.

2. Sistem akan merespon dengan mengganti data petugas lama dengan data petugas yang baru.

Nama Use Case Lihat daftar petugas

Aktor admin

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor melihat daftar petugas yang ada.

Kondisi Awal admin telah masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. Admin memilih menu petugas.

2. Sistem akan merespon dengan menampilkan list barang.

Nama Use Case Lihat laporan

Aktor Kepala laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor melihat laporan barang, transaksi barang masuk, transaksi barang keluar, barang expired, dan barang hampir expired. Kondisi Awal Kepala labortorium telah masuk ke sistem dengan cara

login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memilih menu laporan.

2. Sistem akan merespon dengan menampilkan list laporan.

Nama Use Case Tambah tipe

Aktor petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor dapat memasukkan data tipebarang

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login.

Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memasukkan data-data.

2. Sistem akan merespon dengan menyimpan data tipebarang yang dimasukkan.

Nama Use Case Ubah tipe

Aktor petugas laboratorium

(64)

laboratorium mengganti data tipe yang lama dengan yang baru.

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. petugas laboratorium memasukkan kode dari data tipe lama terlebih dahulu kemudian mengganti dengan data yang baru.

2. Sistem akan merespon dengan mengganti data tipe lama dengan data barang baru.

Nama Use Case Lihat daftar tipe

Aktor petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor dapat me-list data tipebarang

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memilih menu merk.

2. Sistem akan merespon dengan menampilkan list merk beserta tipenya.

Nama Use Case Tambah jenis merk

Aktor petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor dapat memasukkan jenis merk

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login.

Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memasukkan data-data jenis merk.

2. Sistem akan merespon dengan menyimpan data jenis merk yang dimasukkan.

Nama Use Case Ubah jenis merk

Aktor petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana petugas laboratorium mengganti data jenis merk yang lama dengan yang baru.

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. petugas laboratorium memasukkan kode dari data jenis merk lama terlebih dahulu kemudian mengganti dengan data yang baru.

2. Sistem akan merespon dengan mengganti data jenis merk yang lama dengan data jenis merk yang baru.

Nama Use Case Lihat daftar merk

(65)

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor dapat me-list data jenis merk.

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memilih menu jenis.

2. Sistem akan merespon dengan menampilkan list jenis beserta daftar merk-nya.

Nama Use Case Tambah kondisi

Aktor petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor dapat memasukkan data kondisi

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login.

Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memasukkan data jenis kondisi.

2. Sistem akan merespon dengan menyimpan data-data kondisi yang dimasukkan.

Nama Use Case Ubah kondisi

Aktor petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana petugas laboratorium mengganti data kondisi yang lama dengan yang baru.

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. petugas laboratorium memasukkan kode dari data kondisi lama terlebih dahulu kemudian mengganti dengan data yang baru.

2. Sistem akan merespon dengan mengganti data kondisi lama dengan data kondisi baru.

Nama Use Case Lihat daftar kondisi

Aktor petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor dapat me-list data jenis kondisi

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memilih menu kondisi.

2. Sistem akan merespon dengan menampilkanlist daftar kondisi.

Nama Use Case Tambah lokasi

Aktor petugas laboratorium

(66)

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login.

Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memasukkan data-data dari lokasi penempatan barang.

2. Sistem akan merespon dengan menyimpan data-data lokasi yang dimasukkan.

Nama Use Case Ubah lokasi

Aktor petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana petugas laboratorium mengganti data lokasi yang lama dengan yang baru.

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. petugas laboratorium memasukkan kode dari data lokasi lama terlebih dahulu kemudian mengganti dengan data yang baru.

2. Sistem akan merespon dengan mengganti data lokasi lama dengan data barang baru.

Nama Use Case Lihat daftar lokasi

Aktor petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor dapat me-list data-data lokasi

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login. Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memilih menu barang.

2. Sistem akan merespon dengan menampilkan list daftar lokasi.

Nama Use Case Tambah supplier

Aktor petugas laboratorium

Deskripsi Use case ini menjelaskan bagaimana aktor dapat memasukkan data-data supplier

Kondisi Awal petugas laboratorium masuk ke sistem dengan cara login.

Urutan Jenis

Kegiatan

1. Aktor memasukkan data-data.

2. Sistem akan merespon dengan menyimpan data-data barang yang dimasukkan.

Nama Use Case Ubah supplier

Aktor petugas laboratorium

Gambar

Gambar 2.1. Representasi Diagram Dari Entity Type Staff dan Branch
Gambar 2.3. Representasi Diagram dari Entity Staff dan Branch Beserta Atribut-Atributnya
Gambar di samping adalah notasi untuk actor.
Gambar di samping adalah notasi untuk use
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya untuk membentuk kinerja yang baik dan optimal dalam sebuah organisasi Dan dapat diterima oleh seluruh mahasiswa dan civitas akademika, maka terciptalah suatu

Kasus korupsi di lingkungan pemerintahan terbukti pada hasil audit BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2010 yang menyatakan bahwa

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut Convolutional Neural Network dapat

penelitian tersebut maka disarankan bagi anggota koperasi hendaknya meningkatkan partisipasinya terhadap Koperasi Pegawai Negeri Kotamadya Payakumbuh yang pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode analisis tersebut memiliki validitas yang baik, meliputi: akurasi, presisi, dan linearitas untuk penetapan kadar ampisilin dan

Bagi puskesmas diharapkan untuk selalu memberikan pelatihan kader posyandu guna membangkitkan motivasi kader dan mendorong kader untuk selalu bersikap positif terhadap

FOKUS KAJIAN : Desain bangunan dengan penghawaan dan pencahayaan alami yang nyaman untuk menikmati karya seni di dalam ruang pamer.. PENYUSUN : Tiara Saraswati Permatasari NIM

Berdasarkan gambar 1 menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil pengujian stabilitas emulsi pada setiap perlakuan penambahan karagenan dengan konsentrasi berbeda yang