• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan wilayah dalam skala nasional cenderung berorientasi pada sistem top down yang di dalam penerapannya memiliki berbagai kekurangan. Menurut Wahyuni (2013), adanya keragaman kondisi dan kemajuan daerah, bentang Indonesia yang luas, dan pelaksanaan pembangunan top down dan seragam menjadi penyebab timbulnya pembangunan yang tidak efektif. Adanya desentralisasi dan otonomi daerah pada tahun 2001 mulai memberikan ruang bagi pemerintah daerah dalam kewenangan di bidang pertanian perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata serta sektor ekonomi lainnya. Kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah ini menjadi peluang untuk dapat mengembangkan beragam potensi ekonomi lokal yang dimiliki masing-masing wilayah. Sebagai bentuk pembangunan yang mengacu pada kondisi real di lapangan dengan memperhatikan keunikan daerah, pengembangan ekonomi lokal menjadi salah satu strategi dalam rangka mencapai desentralisasi di bidang ekonomi. Hal ini diharapkan dapat mendorong optimalisasi pengembangan keragaman potensi di masing-masing daerah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pengembangan ekonomi lokal oleh ILO diartikan sebagai proses pembangunan partisipatif yang mendorong pembentukan kemitraan antara pihak swasta dan publik, yang memungkinkan untuk merancang dan mengimplementasi strategi pembangunan bersama, dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan keuntungan kompetitif dalam konteks global. Secara lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan akhir dari pengembangan ekonomi lokal ini adalah untuk menciptakan pekerjaan yang layak dan merangsang kegiatan ekonomi yang memberikan kebermanfaatan secara lebih luas. Pengembangan ekonomi lokal terus mendorong

(2)

2

terjadinya kegiatan turunan berbasis pemanfaatan sumber daya lokal yang bermuara pada terwujudnya perkembangan ekonomi masyarakat.

Pengembangan ekonomi lokal merupakan upaya yang tepat untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi lokal yang meliputi sumber daya alam serta sumber daya manusia di masing-masing daerah. Hal tersebut diharapkan dapat mempertajam ciri khas dari suatu daerah untuk menumbuhkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dapat menjadi sektor penggerak perekonomian masyarakat setempat. Bentuk kegiatan ekonomi berskala lokal di suatu wilayah sangat beragam, dapat berupa industri rumah tangga hingga industri sedang, termasuk di dalamnya usaha kecil menengah yang dalam lingkup neighborhood dapat membentuk sebuah sentra maupun klaster industri. Keberadaan industri kecil dan menengah ini telah terbukti menjadi kekuatan perekonomian Indonesia yang mampu bertahan dari krisis ekonomi nasional maupun krisis ekonomi global seperti yang terjadi pada tahun 1998 silam. Selain itu, industri kecil dan menengah turut memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan nasional, seperti yang diungkapkan Musnandar dalam Irmawati (2013) bahwa pada tahun 2011 UMKM menyumbang 56% dari total PDB di Indonesia. Tidak hanya berkontribusi besar dalam pendapatan nasional, namun UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar karena cenderung bersifat padat karya.

Berdasarkan data Perkembangan Industri se Jawa Tengah, sejak tahun 1977-1993 Kabupaten Klaten menjadi wilayah yang memiliki jumlah industri sedang terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Sebanyak 264 unit industri memiliki daya serap tenaga kerja mencapai 9.006 jiwa, jumlah tersebut mencakup 11% dari jumlah keseluruhan industri menengah di Jawa Tengah. Selain itu, berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, wilayah Kabupaten Klaten sebagai lokus penelitian memiliki sentra-sentra industri yang menghasilkan produk unggulan Jawa Tengah seperti tenun lurik, batik tulis, gerabah, blungkrah bambu, cor logam, meubel, serta sentra industri makanan yang lokasinya tersebar di delapan belas kecamatan di Kabupaten Klaten. Keberadaan sentra-sentra industri tersebut menjadi

(3)

3

potensi yang dapat dikembangkan untuk menjawab berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi serta secara lebih lanjut untuk meningkatkan perekonomian wilayah.

Sektor industri pengolahan di Kabupaten Klaten merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 10,26 triliyun atau sekitar 35,2% dari total PDRB Kabupaten Klaten. Selain itu, sektor industri pengolahan juga memiliki laju pertumbuhan tinggi yaitu sebesar 9.03% pada tahun 2014 (BPS, 2015). Besarnya kontribusi yang dihasilkan sektor industri pengolahan di Kabupaten Klaten mengindikasikan bahwa keberadaan sektor tersebut sangat penting bagi perekonomian wilayah sehingga perlu dikembangkan secara optimal sebagai modal dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi.

Kabupaten Klaten memiliki beragam jenis sentra industri berbasis masyarakat. Di dalam lingkup wilayah Jawa Tengah, Kabupaten Klaten memiliki jumlah UMKM terbanyak yaitu sebanyak 1070 unit atau sekitar 25.6% dari seluruh industri di Jawa Tengah (Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah dalam Irmawati, 2013). Di antara berbagai jenis UMKM tersebut, sentra industri batik menjadi sentra industri unggulan di Kabupaten Klaten (Disperindagkop, 2013). Selain itu, batik menjadi salah satu produk unggulan di wilayah Kabupaten Klaten sesuai dengan pernyataan yang tercantum dalam Keputusan Bupati Klaten No 050/84 Tahun 2016 tentang Produk Unggulan Daerah Kabupaten Klaten.

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian tentang “Pengaruh Keberadaan Industri Batik terhadap Perkembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Klaten” menarik untuk diangkat karena industri batik dapat dikatakan menjadi sektor kunci dalam industri kecil yang menjadi basic perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Klaten. Urgensi dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi seberapa besar dan seperti apa bentuk pengaruh yang ditimbulkan aktivitas industri batik di Kabupaten Klaten terhadap perkembangan ekonomi lokal. Apakah keberadaan industri tersebut memberikan pengaruh yang besar untuk perkembangan ekonomi lokal di Kabupaten

(4)

4

Klaten, atau pengaruh yang ditimbulkan justru hanya dirasakan oleh pihak-pihak dari luar wilayah.

1.2. Rumusan Masalah

Keberadaan industri batik diidentifikasi berdasarkan proses awal terbentuknya industri batik yang secara historis dapat terbentuk secara tradisional melalui proses turun temurun dan melalui proses bentukan dari pihak eksternal. Industri batik yang merupakan salah satu bentuk usaha kecil menengah turut berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan ekonomi masyarakat. Blakely (1994) mengungkapkan bahwa perkembangan ekonomi lokal dapat diidentifikasi dari kesempatan kerja yang dihasilkan, peningkatan pendapatan, kemitraan yang terjalin, competitive advantage, serta kegiatan ekonomi turunan. Penelitian secara kuantitatif hanya dapat mengungkapkan seberapa besar pengaruh industri batik terhadap kesempatan kerja yang dihasilkan serta peningkatan pendapatan yang sifatnya jelas terukur, sementara pengaruh terhadap kemitraan, competitive advantage, dan kegiatan ekonomi turunan jarang untuk diteliti.

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Terkait Perkembangan Ekonomi Lokal

Penelitian Terdahulu

Variabel PEL (Blakely, 1994) Kesempatan kerja Pertumbuhan Ekonomi Kemitraan Competitive Advantage Kegiatan Turunan Rejekiningsih (2004) v v Wihastoro (2013) v v v Sosiawan (2008) v v v

Sumber: Analisis Penulis, 2017

Terkait dengan pengaruh industri batik terhadap perkembangan ekonomi lokal, Rejekiningsih (2004) menyatakan bahwa keberadaan industri kecil hanya

(5)

5

berperan besar terhadap penyerapan tenaga kerja, tetapi berperan kecil terhadap peningkatan pendapatan dan menimbulkan multiplier effect yang kecil. Industri kecil sebagai sektor ekonomi yang lahir dari lingkungan masyarakat setempat dan menggunakan sumber daya lokal tentu memberikan pengaruh terhadap masyarakat lokal di sekitarnya. Oleh karena itu identifikasi pengaruh keberadaan industri batik perlu dilakukan untuk membuktikan temuan tersebut.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Kabupaten Klaten merupakan wilayah dengan sektor industri pengolahan sebagai kontributor terbesar dalam pendapatan wilayah. Industri batik sebagai industri unggulan di Kabupaten Klaten tersebar di empat kecamatan di wilayah tersebut. Selain itu, di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Klaten ditetapkan sebagai wilayah industri serta kawasan pengembangan industri. Jumlah serta sebaran industri unggulan yang luas ini akan dapat memberikan kontribusi yang lebih tinggi terhadap ekonomi wilayah ketika industri unggulan tersebut dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sistem kelembagaan. Hal tersebut mendorong seluruh hasil produksi dapat terserap seutuhnya ke dalam ekonomi wilayah, oleh karena itu penelitian kali ini didasarkan pada pertanyaan, “Bagaimana pengaruh keberadaan industri batik terhadap perkembangan ekonomi lokal di Kabupaten Klaten?”

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan penelitian yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengidentifikasi pengaruh keberadaan industri batik terhadap perkembangan ekonomi lokal di Kabupaten Klaten.

(6)

6 1.5. Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi seperti apa pengaruh industri batik baik secara spasial dan ekonomi dalam konteks pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Klaten.

a. Batasan Substansi (Fokus)

Penelitian berfokus pada peran industri batik dengan komoditas kain batik tulis di Kabupaten Klaten dalam pengembangan ekonomi lokal yang dapat dijadikan salah satu aspek pendorong perkembangan ekonomi wilayah.

b. Batasan Area (Lokus)

Lingkup wilayah amatan penelitian ini adalah Desa Jarum, Desa Banyuripan, Desa Krakitan, Desa Kebon, dan Desa Paseban di Kecamatan Bayat, Desa Curen di Kecamatan Wedi, Desa Gemblegan di Kecamatan Kalikotes, dan Desa Balerante di Kecamatan Kemalang yang menjadi lokasi persebaran industri batik di Kabupaten Klaten.

1.6. Manfaat Penelitian

Pengembangan ekonomi lokal merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat secara partisipatif, oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Sebagai bahan pertimbangan serta masukan dalam pengambilan kebijakan terkait peningkatan kinerja industri batik untuk mengembangkan potensi lokal yang dimiliki wilayah Kabupaten Klaten.

2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait rencana pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Klaten.

(7)

7 1.7. Keaslian Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengaruh industri batik terhadap perkembangan ekonomi lokal dengan studi kasus wilayah Kabupaten Klaten dengan menggunakan metode kualitatif rasionalistik. Penelitian terkait pengaruh industri terhadap perkembangan ekonomi lokal sudah pernah dilakukan sebelumnya, namun penulis menemukan beberapa perbedaan antara penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian-penelitian terdahulu, diantaranya:

(8)

8

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu No Nama dan

Tahun Judul Fokus Tujuan Metode Penelitian Lokus

1 Tri Wahyu Rejekiningsih (2004) Mengukur Besarnya Peranan Industri Kecil dalam Perekonomian di Propinsi Jawa Tengah Peranan industri kecil dalam perekonomian daerah, melalui efek tenaga kerja maupun

multiplier pendapatan

Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan industri kecil terhadap PDRB di Propinsi Jawa Tengah

Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan perhitungan perbandingan nilai industri kecil terhadap nilai Propinsi Jawa Tengah untuk

mengetahui sumbangan industri kecil terhadap PDRB dan penyerapan tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah, serta menggunakan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh jumlah unit usaha dan nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja

Provinsi Jawa Tengah Untuk mengetahui seberapa

besar sumbangan industri kecil terhadap penyerapan tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah Untuk mengetahui pengaruh jumlah unit usaha dan nilai produksi pada industri kecil terhadap penyerapan tenaga kerja di propinsi Jawa Tengah

2 Fian Permana Wihastoro (2013)- UGM Perkembangan dan Pengaruh Keberadaan Industri Kampoeng Batik Laweyan Perkembangan industri Kampoeng Batik Laweyan dan pengaruhnya terhadap perekonomian Mendeskripsikan karakteristik sentra industri Kampoeng Batik Laweyan

Metode yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis yang digunakan antara lain tabel frekuensi, scalling untuk mengetahui tingkat Kampoeng Batik Laweyan, Kelurahan Laweyan, Kota Surakarta Mengetahui tingkat

perkembangan sentra industri Laweyan dalam periode 2007 - 2012

(9)

9 Lanjutan Tabel 1.2

No Nama dan

Tahun Judul Fokus Tujuan Metode Penelitian Lokus

terhadap Kondisi Perekonomian Wilayah Kelurahan Laweyan di Kota Surakarta Kelurahan Laweyan di Kota Surakarta Mengetahui pengaruh keberadaan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan terhadap kondisi

perekonomian wilayah Kelurahan Laweyan

perkembangan industri batik, dan analisis multiplier effect untuk mengetahui pengaruh keberadaan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan terhadap berkembangnya sektor lain 3 Emi Fatma Widayani (2013)-UGM Modal Konektivitas Klas-ter Industri Makanan dan Minuman untuk Implementasi MP3EI di Provinsi DIY Model konektivitas klaster industri makanan dan minuman di Provinsi DIY

Memetakan jaringan rantai produksi makanan dan minuman unggulan di Provinsi DIY

Metode yang digunakan adalah deduktif kuantitatif-kualitatif dengan teknik analisis yang digunakan adalah analisis hasil studi literatur untuk menentukan komoditas unggulan dan non unggulan, membuat model rantai jaringan produksi, serta wawancara dan grandtour untuk menganalisis industri berdasarkan prinsip konektivitas wilayah Provinsi DIY Mengidentifikasi hirarki

klaster industri makanan dan minuman masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY

Menggambarkan model konektivitas klaster industri makanan dan minuman yang ada di Provinsi DIY Sumber: Analisis Penulis, 2017

(10)

10

Perbedaan yang penulis temukan diantaranya terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, dan tujuan, sehingga secara keseluruhan terdapat perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Tri Wahyu Rejekiningsih di dalam penelitian dengan judul “Mengukur Besarnya Peranan Industri Kecil dalam Perekonomian di Propinsi Jawa Tengah” menggunakan metode kuantitatif dengan variabel yang digunakan meliputi penyerapan tenaga kerja dan multiplier effect pendapatan. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah dalam hal tema penelitian yaitu peran suatu industri terhadap pertumbuhan perekonomian di wilayah penelitian. Akan tetapi, terdapat perbedaan dalam hal metode, lokasi penelitian, tujuan penelitian, serta variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh keberadaan industri terhadap perkembangan ekonomi.

Penelitian Fian Permana Wihastoro dengan judul “Perkembangan dan Pengaruh Keberadaan Industri Kampoeng Batik Laweyan terhadap Kondisi Perekonomian Wilayah Kelurahan Laweyan di Kota Surakarta” menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis multiplier effect untuk mengetahui pengaruh sentra industri terhadap berkembangnya sektor lain. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah dalam hal tema penelitian yaitu peran suatu industri terhadap pertumbuhan perekonomian di wilayah penelitian. Akan tetapi, terdapat perbedaan dalam hal metode, lokasi penelitian, tujuan penelitian, serta variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh keberadaan industri terhadap perkembangan ekonomi.

Penelitian Emi Fatma Widayani dengan judul “Model Konektivitas Klaster Industri Makanan dan Minuman untuk Implementasi MP3EI di Provinsi DIY” menggunakan metode deduktif kuantitatif-kualitatif dengan membuat model rantai jaringan produksi untuk menganalisis industri berdasarkan prinsip konektivitas wilayah. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah dalam hal analisis tentang konektivitas spasial klaster industri. Akan tetapi, terdapat perbedaan dalam hal lokasi serta tujuan penelitian.

Gambar

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Terkait Perkembangan Ekonomi Lokal  Penelitian
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu  No  Nama dan

Referensi

Dokumen terkait

(3) kedisiplinan belajar santri berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan menghafal al- Qur’an santri pondok pesantren Al-Aziz Lasem Rembang, hal ini terbukti

manual, namun salah. Pilih ulang jenis jaringan berdasarkan jenis SIM/USIM card yang digunakan. Terkoneksi ke Internet, namun tidak bias membuka halaman website apa pun.

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk

Kita dapat melihat bahwa ada suatu instruksi lainnya setelah instruksi RET, Ini terjadi karena disassembler tidak tahu dimana data dimulai , dia hanya memproses nilai

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada