• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi cashflow Untuk menvisualisasikan tentang aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fungsi cashflow Untuk menvisualisasikan tentang aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

CASH FLOW DIAGRAM Pengertian

Cashflow diagram adalah diagram-diagram yang menggambarkan aliran keluar masuknya uang (dalam diagram tersebut digunakan notasi).

Fungsi cashflow

Untuk menvisualisasikan tentang aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu.

Aturan umum dari pembuatan cashflow :

• Garis horizontal menunjukan skala waktu

• Tanda panah ke atas menyatakan penerimaan atau inflow (+)

• Tanda panah ke bawah menyatakan pengeluaran atau outflow (-)

• Cashflow dilihat dari pihak siapa karena masuk pada peminjam = keluar bagi pemberi

Notasi yang digunakan dalam diagram cashflow adalah : i = Tingkat suku bunga setiap periode

N = Jumlah periode terhitung

P = Jumlah uang pada saat sekarang (present)

F = Jumlah uang pada masa yang akan datang (future)

(2)

CASH FLOW

Setiap kegiatan maupun aktivitas yang dilakukan manusia dewasa ini akan selalu mengakibatkan timbulnya sejumlah biaya untuk penyelenggaraan kegiataan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung berasal dari kebutuhan pembayaran-pembayaran atas material, peralatan dan fasilitas lainnya serta upah yang dibayarkan pada petugas yang melaksanakannya. Biaya tidak langsung yaitu pengeluaran-pengeluaran lainnya di luar komponen di atas atau kerugian serta dampak negatif yang mungkin diterima akibat adanya kegiatan/ aktivitas dimaksud. Akibat dari suatu kegiatan akan diperoleh suatu manfaat, mungkin dalam bentuk produk benda, jasa, ataupun kemudahan. Manfaat produk yang dihasilkan jika dijual akan menghasilkan sejumlah uang penjualan, jika disewakan akan menghasilkan sejumlah uang sewaan dan jika dimanfaatkan sendiri akan menghasilkan sejumlah penghematan biaya atau tenaga yang pada akhirnya dapat dihitung dalam satuan uang. Dengan demikian suatu kegiatan selalu akan memunculkan sejumlah uang masuk dan uang keluar.

Data tentang uang masuk dan uang keluar dari suatu kegiatan hanya merupakan suatu catatan pembukaan, baik pada buku harian, buku besar, maupun laporan pemasukan dan pengeluaran. Selanjutnya jika data tentang uang masuk dan uang keluar tersebut dihitung untuk setiap periode waktu tertentu disebut dengan cash flow (aliran uang). Periode waktu cashflow ditetapkan dalam berbagai satuan interval waktu tergantung pada tingkat agregasi data yang dibutuhkan. Jika yang dimaksud hanya uang keluar (pembiayaan) disebut cash-out (cost) dan sebaliknya jika yang dimaksud hanya uang masuk (penerimaan) disebut cash-in.

Pembicaraan tentang cashflow menjadi sangat penting saat kita melakukan analisis evaluasi terhadap suatu rencana investasi. Dimana suatu rencana investasi akan menyangkut pengeluaran dana yang cukup besar, baik untuk investasi itu sendiri maupun penyediaan akan biaya operasional dan perawatannya saat invesatasi itu dioperasikan/ dimanfaatkan, disamping akan memberikan/menghasilkan sejumlah manfaat investasi. Oleh karena itu, pertimbanagn melalui analisis komprehensif dan seksama perlu dilakukan sebelum suatu investasi diwujudkan. Penerimaan dari suatu investasi berasal dari pendapatan atas pelayanan fasilitas atau penjualan produk yang dihasilkan dan manfaat terukur lainnyaselama umur pengguna, ditambah dengan nilai jual investasi saat umurnya habis. Semua penerimaan/ pendapatan itu disebut dengan Benefit. Sementara itu, pembiayaan berasal dari biaya awal fasilitas (investasi) yang kemudian

(3)

diikuti biaya-biaya lainnya selama pelayanan/ pengoperasiaan fasilitas. Dalam kondisi tertentu biaya-biaya pelayanan tersebut terdiri dari biaya operasi fasilitas (operation cost), biaya perawatan (maintenance cost) dan biaya perbaikan (rehabilitation/ overhaul cost).

Karena biaya maupun pendapatan terjadi pada intensitas waktu yang tidak tetap selama umur peralatan, maka untuk penyederhanaan perhitungan didekati dengan satuan interval tertentu. Komulatif transaksi yang terjadi dalam periode interval tersebut umumnya dicatatkan pada akhir periode interval, kecuali untuk investasi dicatatkan pada awal periode (tahun ke nol).

Single Payment

Single payment disebut sebagai cash flow tunggal dimana sejumlah uang saat ini sebesar “P” (present) dipinjamkan kepada seseorang dengan suku bunga sebesar “i” (interest) pada suatu periode “n” , maka jumlah yang harus dibayar sesuai dengan nilai uang pada periode n sebesar “F” (future). Nilai “F” akan ekivalensi dengan “P” saat ini pada suku bunga “i”. Dengan rumus:

(4)

Jika dibalik, misalnya F diketahui dan P yang dicari maka hubungan persamaannya menjadi:

Contoh soal:

Seorang mahasiswa menginginkan uang 4 tahun mendatang sebesar Rp30.000.000 guna membiayai kuliah S2-nya kelak. Berapa uang yang harus disetor mahasiswa itu sekarang ke bank, jika diketahui rate of interest sebesar 15% per tahun?

Diketahui:

F=30.000.000

I=15% per tahun

N=4 tahun

Ditanyakan: uang yang harus distor –> P?

(5)

Langkah kedua –> mencari faktor pengali bunga

Langkah ketiga –> lakukan perhitungan

Faktor pengali sebesar=0.5718 , sehingga uang yang harus disetor mahasiswa tersebut sebesar:

P = F(P/F,i,n)

P = 30.000.000 (0.5718)

P = Rp17.154.000

Annual Cash Flow (Uniform Series Payment)

Metode annual cash flow diaplikasikan untuk suatu pembayaran yang sama besarnya tiap periode untuk jangka waktu yang lama, seperti mencicil rumah, mobil dan lainnya. Grafik annual cash flow digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini:

(6)

a. Hubungan Annual dengan Future

Dengan menguraikan bentuk annual menjadi bentuk tunggal (single) dan selanjutnya masing-masingnya itu diasumsikan sebagai suatu yang terpisah dan dijumlahkan dengan menggunakan persamaan sebelumnya. Maka akan diperoleh rumus:

b. Hubungan Future dengan Annual

c. Hubungan Annual dengan Present (P)

Jika sejumlah uang present didistribusikan secara merata setiap periode akan diperoleh besaran ekuivalen sebesar A, yaitu:

d. Hubungan Present (P) dengan Annual (A)

(7)

Cash flow gradient adalah cash flow dimana jumlah aliran uangnya meningkat dalam jumlah tertentu setiap periode. Tipe dari cash flow gradient terdiri dari:

a. Cash flow arithmatic gradient, yaitu jika peningkatannya dalam jumlah uang yang sama setiap periode (peningkatan linear). Simbol yang biasa digunakan adalah “G”

b. Cash flow geometric gradient, yaitu jika peningkatan arus uangnya proposional dengan jumlah uang periode sebelumnya, dimana hasil peningkatannya tidak dalam jumlah yang sama, tetapi semakin lama semakin besar dan merupakan fungsi pertumbuhan. Simbol yang biasa digunakan “g”

sumber: http://www.steverrobbins.com/articles/profit-and-cash-flow-explained.htm

(8)

INFLASI Pengertian

Proses meningkatnya tingkat harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus menerus dan saling mempengaruhi dari waktu ke waktu (jangka panjang). Proses menurunnya nilai mata uang secara terus menerus.

Jenis Inflasi (Berdasar penyebabnya) 1. Demand pull inflation :

Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai macam barang terlalu kuat (inflasi tarikan permintaan)

2. Cost push inflation :

Terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk (output) yang dihasilkan ikut naik (dorongan biaya produksi)

3. Mixed inflation :

Inflasi disebabkan kombinasi DPI & CPI P P1 0 Q1 Q P D D E D1 D1 E1 S S Q

(9)

Keterangan :

Kenaikan permintaan mengakibatkan kurva DD bergeser D1D1 Titik keseimbangan pada E menjadi E1

Harga naik dari OP menjadi OP1 dan

Permintaan/penawaran naik OQ menjadi OQ1

Keterangan :

Kenaikan biaya produksi mengakibatkan kurva SS bergeser S1S1 Titik keseimbangan pada E menjadi E1

Harga naik dari OP menjadi OP1 dan

Permintaan/penawaran turun dr OQ menjadi OQ1

COST PUSH INFLATION P P1 0 Q1 Q P D D E S1 S1 E1 S S Q

(10)

Jenis Inflasi (Berdasar asa timbulnya) 1. Domestic Inflation :

Inflasi yang berasal dari dalam negeri akibat dari terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat bahan makan mahal. 2. Imported Inflation :

Berasal dari luar negeri akaibat adanya perdagangan antar negara, dimana negara lain mengalami inflasi.

Jenis Inflasi (Berdasar cakupan pengaruh kenaikan harga) 1. Closed Inflation :

Inflasi terjadi jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu secara terus menerus

2. Open Inflation :

Kenaikan harga terjadi secara keseluruhan 3. Hyper Inflation :

Serangan inflasi yang hebat dan setiap harga terus berubah naik sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama karena nilai uang terus merosot

Jenis Inflasi (Berdasar berat atau ringannya) 1. Inflasi ringan : dibawah 10% setahun

2. Inflasi sedang : antara 10% - 30% setahun

3. Inflasi berat : antara 30% - 100% setahun

4. Hiperinflasi : lebih 100% setahun

Teori Inflasi

1. Teori kuantitas :

Inflasi terjadi jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu secara terus menerus

2. Teori Keynes :

(11)

3. Teori Strukturalis :

Serangan inflasi yang hebat dan setiap harga terus berubah naik sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama karena nilai uang terus merosot

Kebijakan mengatasi inflasi Inflasi 1. Kebijakan Moneter

Kebijakan yang berkenaan dengan naik-turunnya jumlah uang yang beredar 2. Kebijakan fiskal

Kebijakan yang berkenaan dengan penerimaan-pengeluaran pemerintah 3. Kebijakan Non Moneter/non Fiskal (Riil)

Kebijakan yang berkenaan langsung dengan masyarakat & pengusaha (sektor Riil)

Dampak inflasi

1. Meningkatkan kesenjangan 2. Ketidakpastian ekonomi

3. Meningkatkan kegiatan spekulatif 4. Menurunkan daya beli masyarakat

Menghitung besarnya kenaikan harga :

Keterangan :

n : Tahun berjalan o : Tahun dasar

Pn : Harga barang sekarang

Po : Harga barang pada tahun dasar

Menghitung besarnya laju inflasi

Keterangan :

I : Laju Inflasi IHt : IH pada periode t

100 x Po Pn I  100 1 1 x IH IH IH I t t t    

(12)
(13)

ANUITAS (ANNUITY)

Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran dengan jumlah yang sama besar pada setiap interval pembayaran. Besar kecilnya jumlah pembayaran pada setiap interval tergantung pada jumlah pinjaman, jangka waktu, dan tingkat bunga.

Anuitas dapat dibagi atas dua bagian: 1. Anuitas Biasa (Simple Annuity) 2. Anitas Kompleks (Complex Annuity).

Anuitas Biasa

Anuitas biasa adalah sebuah anuitas yang mempunyai interval yang sama antara waktu pembayaran dengan waktu dibungamajemukkan. Berdasarkan tanggal pembayarannya, anuitas biasa dapat dibagi 3 bagian, yaitu:

1. Ordinary annuity

2. Annuity due

3. Deferred annuity.

Ordinary annuity

Ordinary annuity adalah sebuah anuitas yang diperhitungkan pada setiap akhir interval seperti akhir bulan, akhir kuartal, akhir setiap 6 bulan, maupun pada setiap akhir tahun.

An = R R = An Sn = R R = Sn Di mana: An = Present value R = Annuity Sn = Future value i = Tingkat bunga/interval n = Jumlah interval pembayaran

         i i) n 1 ( 1         i i)n 1} 1 {(          } ) 1 ( 1 { i n i         ) 1} 1 {( i n i

(14)

a. Present Value

Present value adalah nilai sekarang dari sebuah anuitas dan identik dengan nilai awal dari penanaman modal.

Contoh soal:

Sebuah perusahaan mencicil pinjaman sebesar Rp 50.000,- pada setiap akhir bulan selama 6 bulan dengan suku bunga diperhitungkan sebesar 18% per tahun. Berapakah besarnya present value?

Diketahui : R = Rp. 50.000,-, i= 18%/12 = 0,015, n=6 Rumus : An = R

Catatan: nilai discount factor dari anuitas di atas dapat dilihat pada Lampiran 3 pada n=6 dan i=1,5%.

b. Anuitas dari present value

Anuitas dari sebuah present value sama dengan jumlah angsuran pada setiap interval. Jumlah angsuran pada setiap interval dari sejumlah pinjaman tergantung pada besar kecilnya tingkat bunga dan jangka waktu yang digunakan.

c. Jumlah penerimaan (Future amount)

Jumlah penerimaan dari serangkaian pembayaran diperhitungkan bunga secara bunga majemuk (compound interest) dari sejumlah uang yang dicicil. Jumlah pembayaran pada interval pertama, diperhitungkan bunga pada akhir interval kedua, sehingga jumlah penerimaan pada akhir interval kedua adalah sebesar 2 kali setoran ditambah dengan bunga pada setoran pertama. d. Tingkat Bunga

Bila present value diketahui:

Bila jumlah penerimaan diketahui :

e. Menentukan Jangka Waktu

Untuk menentukan jangka waktu dari sebuah anuitas, sama halnya dengan cara menentukan tingkat bunga.

R An i i n           } ) 1 ( 1 { R Sn i i n      {(1 ) 1

(15)

Annuity Due

Annuity due adalah anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap awal interval. Awal interval pertama merupakan perhitungan bunga yang pertama dan awal interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua dan seterusnya. Pada formula annuity due ditambahkan satu compounding factor (1+i), baik untuk present value maupun future value.

Penambahan satu compounding factor pada annuity due adalah sebagai akibat pembayaran yang dilakukan pada setiap awal interval. Nilai uang yang dihitung dengan annuity due selalu lebih besar bila dibandingkan dengan ordinary annuity.

a. Perhitungan present value Rumus: An(ad) = R Atau An(ad) = R Atau An(ad) = R

b. Jumlah Pembayaran (Future amount)

Jumlah pembayaran dalam annuity due dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Sn(ad) = atau Sn(ad) = Atau Sn(Ad) =

c. Hubungan antara Present Value dengan Future amount

Hubungan antara present value dengan future value sebuah annuity due sama dengan hubungan yang terdapat pada perhitungan bunga majemuk. Present value merupakan modal dasar dan future value merupakan penjabaran dari bunga majemuk.

An (ad) = Sn (ad) (1+i)-n Sn (ad) = An (ad) (1+i)n

) 1 ( } ) 1 ( 1 { i i i n                      1 ) 1 ( 1 { ( 1) i i n R u i n         ( 1) ) 1 ( 1 { R i i R i i R i i i R n n n                              } 1 ) 1 {( 1 } 1 ) 1 {( ) 1 ( } 1 ) 1 {( ) 1 ( 1

(16)

Apabila diketahui nilai present value dari annuity due, jumlah penerimaan pada akhir interval dapat diketahui tanpa menghitung besarnya anuitas pada setiap interval. Hubungan ini tidak dapat diterapkan pada ordinary annuity maupun bentuk annuity lainnya, misalnya deferred annuity.

d. Anuitas, jangka waktu, dan tingkat bunga

Penentuan anuitas dalam sebuah annuity due dapat dilakukan apabila nilai present value atau future value (jumlah penerimaan) dari transaksi, tingkat bunga dan lamanya pinjaman diketahui. Anuitas adalah cicilan yang harus dikembalikan oleh debitur, setiap bulan, kuartal, maupun setiap tahun tergantung perjanjian.

Contoh :

Seorang pimpinan perusahaan telah melakukan penyetoran pinjaman secara cicilan pada bank sebesar Rp 500.000,- pada setiap awal bulan. Tingkat bunga pinjaman diperhitungkan sebesar 18% per tahun. Berapa bulan harus diadakan penyetoran untuk menutupi pinjaman sebesar Rp 10.000.000,-?

Diketahui: R = 500.000,- i= 18%/12 = 1,5% An = 10.000.000,- Ditanya: n = ?

Jawab:

Pada lampiran 3 pada i=1,5%, nilai 19 tidak tersedia. Nilai yang mendekati 19 pada i=1,5% adalah pada n=22 dengan nilai 18,62082437 dan pada n=23 dengan nilai 19,33086145. Dengan demikian untuk mengembalikan kredit Sebesar Rp 10 juta membutuhkan waktu 22 bulan lebih: 22 bulan < n < 23 bulan

Gunakan metode interpolasi untuk mengetahui waktu pengembalin secara pasti. R i i R ad An n           {1 (1 )  } ) ( ) 1 ( 19 500000 500000 10000000 015 , 0 } ) 015 , 0 1 ( 1 { 500000 015 , 0 } ) 015 , 0 1 ( 1 { 500000 100000000 ) 1 ( ) 1 (                          n n

(17)

Deferred Annuity

Deferred annuity adalah suatu seri (anuitas) yang pembayarannya dilakukan pada akhir setiap interval. Perbedaan dengan ordinary annuity adalah dalam hal penanaman modal di mana pada deferred annuity ada masa tengang waktu (grace period) yang tidak diperhitungkan bunga.

Anuitas Kompleks (Complex Annuity)

Anuitas kompleks adalah sebuah rentetan pembayaran dari suatu pinjaman dengan jumlah yang sama pada setiap interval. Berbeda dengan anuitas biasa, pada anuitas kompleks interval pembayaran dan interval bunga majemuk mempunyai interval yang berbeda. Apabila interval pembayaran dilakukan pada setiap bulan, mungkin dibungamajemukkan pada setiap kuartal atau sebaliknya apabila interval pembayaran dilakukan pada setiap kuartal, perhitungan bunga majemuk dilakukan pada setiap bulan.

Jika dilihat dari tanggal pembayaran, anuitas kompleks dibagi 3: 1. Complex ordinary annuity

2. Complex due annuity 3. Complex deferred annuity.

1. Complex Ordinary Annuity

Pembayaran anuitas dalam complex ordinary annuity dilakukan pada akhir setiap interval. Besar kecilnya anuitas tergantung pada besar kecilnya pinjaman, tingkat bunga, jangka waktu, dan frekuensi bunga majemuk dalam satu tahun.

a. Present Value Rumus:

c = perbandingan antara frekuensi bunga majemuk dalam satu tahun dengan frekuensi pembayaran dalam satu tahun.

Contoh soal :                      i i R da Sn i i i R da An n t n 1 ) 1 {( ) ( ) 1 ( } ) 1 ( 1 { ) (                   } 1 ) 1 1 {( } ) 1 ( 1 { ) ( c nc i i i R Oa Anc

(18)

Seorang petani merencanakan meminjam uang ke bank untuk perluasan usaha sektor perikanan. Berdasarkan pada perkiraan dan perhitungan benefit, ia mampu mengembalikan pinjaman sebesar Rp 76.015 pada setiap akhir kuartal selama 2 tahun dengan tingkat bunga pinjaman sebesar 18% per tahun dan dimajemukkan pada setiap bulan. Berapa besar jumlah kredit yang bisa ia pinjam?

Diketahui: R=Rp 76.015 n = 2x4 = 8 (per kuartal)

c = 12/4 = 3 nc = 3x8 = 24 i = 18%/12 = 1,5% Ditanya: Anc(Oa) = ?

Jawab :

b. Jumlah Penerimaan Rumus:

Untuk mengubah nilai Anc dan Snc dalam complex ordinary annuity digunakan rumus berikut:

Keterangan :

r = tingkat bunga pada setiap pembayaran dalam simple ordinary annuity i = tingkat bunga dalam complex ordinary annuity

c. Anuitas, jangka waktu, dan tingkat bunga

Penentuan anuitas dalam complex ordinary annuity sama halnya dengan perhitungan simple ordinary annuity.

2. Complex Annuity Due

000 . 500 . ) ( ) 32838278 , 0 )( 03040533 , 20 ( 015 . 76 ) ( } 1 ) 015 , 0 1 {( 015 , 0 015 , 0 } ) 015 , 0 1 ( 1 { 015 . 76 ) ( } 1 ) 1 {( } ) 1 ( 1 { ) ( 3 24 Rp oa Anc oa Anc oa Anc i i i i R oa Anc c nc                                                         1 ) 1 {( 1 ) 1 ( ) ( c nc i i i i R oa Snc                    r r R An r i R Sn n n } ) 1 ( 1 { } 1 ) 1 {(

(19)

Complex annuity due adalah pembayaran yang dilakukan pada setiap awal interval. Berbeda dengan simple annuity due, pada complex annuity due frekuensi bunga majemuk tidak sama dengan frekuensi pembayaran dalam satu tahun. Sebagai kompensasi dalam perhitungan harus dikalikan dengan discount factor [i/{1-(1+i)c}]

Untuk menghitung tingkat bunga, jangka waktu, dan anuitas sama dengan cara menghitung pada complex ordinary annuity.

3. Complex Deferred Annuity

Pembayaran dilakukan pada setiap akhir interval. Perbedaan dengan complex annuity yang lain adalah pada tenggang waktu yang tidak diperhitungkan bunga.

Contoh soal :

Seorang mahasiswa meminjam uang pada bank sebesar Rp 800.000,- untuk membayar biaya kuliah. Ia akan mengembalikan pinjaman secara cicilan selama 5 tahun dan pengembalian pinjaman dilakukan setelah 3 tahun meminjam. Bunga diperhitungkan 12% per tahun dan dimajemukkan setiap 6 bulan. Berapa besarnya pembayaran yang harus dilakukan setiap akhir tahun?

Diketahui:

Anc = Rp 800.000,- n=5

c = 2 (dibungamajemukkan 2 kali setahun dan pembayaran setiap tahun t = 2

i = 12%/2= 6% Ditanya: R?

Jawab : Rumus Anc dan Snc adalah sebagai berikut :

c c n c c n i i i i r R ad Snc i i i i i R ad Anc ) 1 ( 1 ) 1 ( } 1 ) 1 {( ) ( ) 1 ( 1 ) 1 ( } ) 1 ( 1 { ) (                                     

(20)

Rumus untuk menghitung jumlah pembayaran setiap tahun:                                       1 ) 1 ( 1 ) 1 ( ) ( ) 1 ( 1 ) 1 ( } ) 1 ( 1 { ) ( c nc ct c nc i i i r R da Snc i i i i i R da Anc                                          , 682 . 282 . ) 262477 , 1 )( 06 , 2 )( 13586795 , 0 ( 000 . 800 ) 06 , 0 1 ( 06 , 0 } 1 ) 06 , 0 1 {( ) 06 , 0 1 ( 1 { 06 , 0 000 . 800 ) 1 ( 1 ) 1 {( ) 1 ( 1 { ) ( 2 . 2 2 10 Rp R R R i i i i i da Anc R ct c nc

Referensi

Dokumen terkait

dasar tari zapin kreasi pada siswa kelas V SD Negeri 138 Pekanbaru.” Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka Rumusan Masalah dalam Penelitian Tidakan Kelas

Percobaan dilakukan berdasarkan pada penambahan air terhadap simplisia baik dalam bentuk rajangan atau serbuk (dalam percobaan yang dilakukan, simplisia yang diguakan adalah

Kaitannya dengan sabetan, yang termasuk ke dalam lingkup wujud udanegara yakni sikap dan tingkah laku seorang tokoh wayang, yang merupakan bentuk gerakan atau perpindahan

Teams Games Tournament (TGT) dengan media Chemopoly game memberikan hasil prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Think Pair Share (TPS) yang dilengkapi index card match efektif meningkatkan prestasi belajar siwa pada pokok

Model yang dihasilkan harus dapat digunakan pada sarana pemodelan aliran atau..

Proses pengomposan sampah kota ini sangat menarik untuk dikaji dan dievaluasi karena sampah organik yang tadinya merupakan bahan yang tidak berharga, sulit dan mahal untuk·

Ang tao ang gagamit ng lahat ng mga nilikha bunga ng paggawa at hindi nararapat na iasa lamang ng tao ang kaniyang pag-iral sa mga produktong nilikha para sa kaniya ng kaniyang