• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Pemodelan dan Evaluasi Cadangan Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Pemodelan dan Evaluasi Cadangan Pe"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Pemodelan dan Evaluasi Cadangan

Pemodelan pada batubara dan makalah

tentang pemodelan pada geothermal

Oleh

Armaya Sentanu Pasek

(03042681620008)

Anton Sujarwo

(03042681620011)

Dosen :

Dr. Ir. Endang Wiwik D. H., M.Sc

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN

PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK

(2)

dddddddd

Penyelesaian :

1. Proses di geologist :

a) Membuat model geologi (struktur) dan model quality dengan berdasarkan data eksplorasi (seperti data pemboran, topografi, koordinat lubang bor serta data ketebalan seam batubara. (gambar 1 dan 2)

b) Membuat boundary sumber daya (resources) berdasarkan tiingkat kepercayaan dan keyakinan data dari titik lubang pengamatan serta kerapatan jarak antar lubang bor dan titik pengaruh terluar dari lubang bor. Sumber daya terdiri dari sumber daya terukur (measured resources), sumber daya terindikasi (indicated resources) dan sumber daya tereka (inferred resources), seperti pada tabel sumber daya (gambar 3)

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

2. Proses di engineering

a) Model geologi yang sudah di ketahui klasifikasi sumber daya nya (measured, indicated, inferred) kemudian di evaluasi dengan menerapkan faktor penambangan (loss, dilusi, global loss), kemudian di aplly dengan modifying factors penambangan, di antaranya ekonomi, legal, environment,social, metalurgi, pemasaran, teknis penambangan, pemerintahan untuk kemudian di lakukan optimalisasi.

b) Proses optimalisasi akan menghasilkan batasan penambangan yang kemudian akan di konversi menjadi practical pit penambangan. c) Hasil dari perhitungan di dapat :

- Dari model geologi diperoleh dip lapisan batubara sebesar ± 3°, dengan strike utara selatan, area pengaruh sumber daya terunjuk (indicated) radius 500 meter dari titik bor, sehingga dapat dilakukan perhitungan estimasi cadangan dan pembuatan pit dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :

 AREA HW :

- Dari asumsi diatas diperoleh pit seluas 108 Ha dengan cadangan :

(8)
(9)
(10)

Tugas Pemodelan dan Evaluasi Cadangan

PEMODELAN GEOLOGI 3

DIMENSIONAL GEOTHERMAL

Oleh

Armaya Sentanu Pasek

(03042681620008)

Anton Sujarwo

(03042681620011)

Dosen :

Dr. Ir. Endang Wiwik D. H., M.Sc

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN

PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK

(11)

1

PEMODELAN GEOLOGI 3 DIMENSIONAL GEOTHERMAL

I. PENDAHULUAN

Salah satu unsur penting dalam pengelolaan geothermal diperoleh melalui pengetahuan

pemodelan. Definisi model menurut English Thesaurus adalah gambaran sederhana yang

digunakan untuk memberikan pemahaman tentang kejadian-kejadian atau suatu kondisi

yang ada di alam. Definisi model menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah contoh

dari sesuatu yang akan dibuat atau telah ada. Model geologi 3 dimensional menyatukan

kedua definisi tersebut sehingga model geologi 3 dimensional adalah model yang dibuat

sebagai gambaran sederhana keadaan geologi untuk memberikan pemahaman tentang

kondisi geologi bawah permukaan dengan cara memberikan visualisasi data yang

terintegrasi.

Sistem panas bumi mencakup dua komponen utama dalam pembuatan model geologi 3

dimensional yaitu pemodelan stratigrafi dan struktur. Kedua komponen tersebut

menghasilkan model geologi berupa stratigrafi yang terpengaruh struktur. Model yang

dihasilkan digunakan untuk mempermudah pemahaman kondisi geologi bawah

permukaan pada lokasi tersebut.

II. ASPEK PEMODELAN GEOLOGI 3 DIMENSIONAL

Dibutuhkan beberapa aspek penting untuk menghasilkan model yang baik. Beberapa

aspek tersebut adalah kemampuan memodelkan struktur dan hubungan antar formasi

geologi, kemampuan melakukan integrasi model dengan data sumur bor atau data

tambahan lainnya, memiliki kemampuan menginterpolasi yang tepat, kemampuan

menghasilkan model yang dapat digunakan pada sarana pemodelan lanjutan, dan

memiliki efisiensi yang baik dalam proses pembuatannya. Aspek-aspek tersebut

dibutuhkan untuk menghasilkan model yang baik dan mudah diubah ketika didapatkan

data baru. Selain itu aspek-aspek tersebut juga mempengaruhi proses pemodelannya.

2.1. Kemampuan memodelkan struktur dan hubungan antar formasi geologi

(12)

2

adanya struktur, maka tidak akan ada jalan bagi uap, panas, atau bahkan gas dan

minyak untuk mencapai permukaan (Zakrevsky, 2011). Struktur merupakan hal yang

penting terutama pada sistem panas bumi hidrotermal yang berkembang di Indonesia.

Hal ini dikarenakan struktur menjadi jalur sirkulasi air dan memberikan titik

manifestasi panas bumi.

Selain struktur, hubungan antar formasi yang merupakan bidang lemah antar batuan

juga berperan sebagai jalur sirkulasi air sistem panas bumi hidrotermal. Pada gambar

1 menunjukkan bagaimana sebuah data sumur (a) dapat menghasilkan dua hubungan

antar formasi geologi yang berbeda (b dan c) (Corbel et al., 2010). Sebuah sarana

pemodelan harus mampu menghasilkan hubungan antar formasi yang dirasa tepat

oleh pembuatnya.

Gambar 1. Contoh pembuatan hubungan antar formasi (Corbel et al., 2010)

2.2. Kemampuan melakukan integrasi model dengan data sumur bor atau data tambahan lainnya

Model yang dibuat harus sesuai dengan data yang dimiliki. Kriteria ini dibutuhkan

karena model yang dibuat seringkali hanya berdasarkan intuisi pembuatnya dan tidak

mempedulikan data yang dimiliki dikarenakan pembuatan model berdasarkan data

memakan waktu yang sangat lama (Cowan et al., 2002).

2.3. Kemampuan melakukan interpolasi yang tepat

(13)

3

(algoritma) yang digunakan (Mallet and Mallet, 2002). Saat ini telah banyak metode

interpolasi yang dapat digunakan seperti krigging, IDW, RBF, natural

neighbor, dll. Sarana pemodelan dituntut dapat menghasilkan model yang tepat.

Model yang dihasilkan akan berbeda antara satu metode interpolasi dan metode

yang lain. Gambar 2 menunjukkan contoh perbedaan persebaran suhu dengan

menggunakan metode interpolasi yang berbeda.

Gambar 2. Perbedaan model bawah permukaan oleh metode interpolasi yang berbeda

(Akar et al., 2011)

2.4. Kemampuan menghasilkan model yang dapat digunakan pada sarana pemodelan lanjutan

Model yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan untuk pemodelan lain. Pada

kasus pemodelan geologi sistem panas bumi, integrasi pada sarana pemodelan

lanjutan yang paling utama adalah membuat model aliran atau perpindahan panas.

Model yang dihasilkan harus dapat digunakan pada sarana pemodelan aliran atau

perpindahan panas.

2.5. Memiliki efisiensi yang baik dalam proses pembuatannya

Proses pemodelan geologi membutuhkan beberapa ahli untuk bekerja sama dalam

satu tim dan selalu dibutuhkan ahli komputer untuk pengoperasiannya. Penggunaan

beberapa ahli membuat proses pembuatan model dan interpretasi menjadi lama

karena proses yang terpisah. Sebuah sarana pemodelan harus memiliki efisiensi

(14)

4

III. SARANA PEMODELAN GEOLOGI 3 DIMENSIONAL

Dengan menggunakan beberapa aspek yang disebutkan sebelumnya, didapatkan beberapa

perangkat lunak yang memenuhi aspek-aspek tersebut seperti Schlumberger Petrel,

Intrepid Geomodeller, Leapfrog Geothermal, dll. Dalam penelitian ini penyusun memilih

untuk menggunakan perangkat lunak Leapfrog Geothermal® karena perangkat lunak ini

merupakan perangkat lunak yang dibuat khusus untuk pemodelan sistem panas bumi.

Fitur yang dimiliki perangkat lunak Leapfrog Geothermal® yang memenuhi aspek-aspek

dalam pemodelan sistem paanas bumi adalah:

3.1.Kemampuan memodelkan struktur dan hubungan antar formasi geologi

Perangkat lunak Leapfrog Geothermal® mampu memodelkan struktur dengan

menggunakan data bor atau pembuat model menarik garis strukturnya. Jika pembuat

model menggunakan kedua metode tersebut dalam 1 model maka perangkat lunak

Leapfrog Geothermal® memberikan prioritas penggunaan data yang sama.

Pemberian proporsi yang seimbang ini memberikan keuntungan pada pembuatan

struktur geologi yang lebih akurat. Perangkat lunak Leapfrog Geothermal® memiliki

kekurangan karena struktur hanya bisa menghilang atau berhenti jika keluar batas

pemodelan atau dipotong oleh struktur yang lebih muda. Padahal sering dijumpai

struktur yang menghilang tanpa ada penerusannya pada peta geologi.

Perangkat lunak Leapfrog Geothermal® memberikan kebebasan kepada pengguna

dalam menentukan hubungan antar formasinya. Hal ini membuat pembuat model

harus mengeri apakah satuan yang dimodelkan sebagai deposit, intrusi, atau yang

lain. Perangkat lunak Leapfrog Geothermal® mempermudahnya menjadi empat

hubungan utama, yaitu deposit (pengendapan selaras), erosi (pengendapan tidak

selaras), intrusi, dan vein.

3.2.Kemampuan melakukan integrasi model dengan data sumur bor atau data tambahan lainnya

Perangkat lunak Leapfrog Geothermal® menggunakan data bor sebagai dasar

pemodelan untuk mempersingkat proses pembuatan menjadi lebih cepat dan

(15)

5

kekurangan karena jika model yang dihasilkan tidak cocok dengan keinginan

pembuat model, pembuat model harus mengubah data bor yang dimiliki atau

mengubah korelasinya dan pengelompokannya.

3.3.Kemampuan melakukan interpolasi yang tepat

Perangkat lunak Leapfrog Geothermal® menggunakan Radial Bassis Function

sebagai metode interpolasinya. Metode interpolasi ini adalah metode interpolasi

global yang dirancang untuk melakukan interpolasi pada persebaran data yang acak,

tidak rata, dan jarak antar data cukup jauh (Franke, 2014). Kondisi persebaran data

yang acak, tidak rata, dan jarak antar data yang cukup jauh sering ditemui di lokasi

pengembangan panas bumi sehingga metode interpolasi ini adalah metode interpolasi

yang tepat untuk menghasilkan model yang baik.

3.4.Kemampuan menghasilkan model yang dapat digunakan pada sarana pemodelan lanjutan

Perangkat lunak Leapfrog Geothermal® terintegrasi dengan sarana pemodelan fluida

Tough2, Feflow, dan Modflow. Ketiga sarana pemodelan tersebut adalah sarana

pemodelan yang umum digunakan pada pemodelan fluida, air tanah, ataupun transfer

panas. Selain model yang dihasilkan perangkat lunak Leapfrog Geothermal® dapat

digunakan pada ketiga sarana pemodelan tersebut, model yang dihasilkan oleh ketiga

sarana pemodelan tersebut juga dapat digunakan pada perangkat lunak Leapfrog

Geothermal® untuk dilakukan simulasi fluida

3.5.Memiliki efisiensi yang baik dalam proses pembuatannya

Perangkat lunak Leapfrog Geothermal® tidak memisahkan proses pemodelan dan

interpretasi untuk meningkatkan efisiensi dalam pembuatanmodel . Ahli komputer

dan ahli kebumian harus bekerja bersama dalam pembuatan model. Ahli kebumian

berperan sebagai pengarah pembuatan model dan ahli komputer berperan sebagai

pembuat model. Perangkat lunak Leapfrog Geothermal® membuat proses

penggunaan menjadi cukup mudah sehingga ahli kebumian dengan pengetahuan

dasar komputer yang cukup dapat mengambil kedua peran sebagai ahli kebumian dan

(16)

6

IV. PROSES PEMODELAN

Proses pemodelan yang digunakan penyusun dalam membuat model tersusun dari input

dan kalibrasi data, pembuatan model stratigrafi, pembuatan model struktur geologi,

pembuatan model geologi, dan analisa kualitas model. Gambar 3 menunjukkan bagan

proses pemodelannya.

(17)

7

4.1.Input dan kalibrasi data

Pada tahap input dan kalibrasi data dilakukan digitasi data dan korelasi data yang

didapatkan. Data yang dimiliki terkadang berupa gambar atau tulisan sehingga perlu

diubah menjadi data digital. Data juga dikorelasikan untuk melihat penyebaran data

dan hubungannya satu sama lain karena seringkali data yang didapatkan memiliki

data yang berbeda. Misal pada dua bor yang berdekatan ditemukan nama litologi

yang berbeda seperti lava dan andesit, data tersebut perlu dianalisa dan dilakukan

koreksi data pada data agar data tidak bertentangan.

Data struktur juga dilakukan koreksi dan penyederhanaan agar struktur dapat

dimodelkan dengan baik. Jika data yang dimiliki tidak memeuhi kaidah cross-cutting

relationship maka perangkat lunak Leapfrog Geothermal® tidak mampu

memodelkannya. Gambar 4 menunjukkan struktur pada lapangan (atas) dan struktur

yang disederhanakan untuk dimodelkan (bawah).

(18)

8

4.2.Pembuatan model stratigrafi

Pada tahap pembuatan model stratigrafi dilakukan pembuatan model stratigrafi

dengan menggunakan data yang telah dikoreksi dan dibuat satuan stratigrafi baru

yang mencakup semua satuannya. Penyusun membuat garis batas- batas satuan

geologi dan menentukan hubungan masing- masing satuan stratigrafi terhadap satuan

stratigrafi yang lain. Model dihasilkan dengan garis batas satuan geologi yang

diinterpolasikan dengan data bor dan data geologi permukaannya. Gambar 5

menunjukkan model stratigrafi yang dihasilkan. Model tersebut hanya berisi

lapisan-lapisan batuan dan hubungannya satu sama lain tanpa adanya kehadiran struktur

sehingga pada beberapa bagian terlihat batas satuan saling berpotongan.

Gambar 5. Model batas satuan stratigrafi

4.3.Pembuatan model struktur geologi

Tahap pembuatan model struktur geologi dilakukan tanpa adanya unsur stratigrafi.

Tahap ini dilakukan dengan cara penyusun membuat garis struktur pada permukaan

beserta sudut kemiringan strukturnya. Yang paling penting dalam pembuatan model

struktur adalah menentukan usia relatif dan hubungan antar strukturnya. Gambar 6

menunjukkan bagaimana struktur yang lebih tua (ungu dan hijau) menghilang pada

struktur yang lebih muda (biru muda) dan saling memotong dengan struktur yang

(19)

9

Gambar 6. Model struktur geologi

4.4.Pembuatan model geologi

Pada tahap pembuatan model geologi dilakukan penyatuan model stratigrafi dan

model struktur. Tahap ini dilakukan dengan menentukan lapisan batuan apa yang

dipotong oleh suatu struktur. Model yang dihasilkan juga disesuaikan dengan data

penampang geologi yang dimiliki dengan menggunakan data garis. Gambar 7

menunjukkan proses penyesuaian model yang dihasilkan dengan penampang geologi

untuk menghasilkan model yang sesuai dengan penampang geologi.

(20)

10

4.5.Analisa kualitas model

Pada tahap analisa kualitas model dilakukan pemeriksaan model terhadap data yang

dimiliki. Jika pada model terdapat kenampakan yang menyalahi data seperti

penyebaran stratigrafi yang terubah karena struktur atau ketidaksamaan dengan data

bor maka proses pembuatan model geologi perlu diulangi. Jika model yang

dihasilkan tidak menyalahi data maka model geologi 3 dimensional sistem panas

bumi telah dapat diterima.

V. VISUALISASI MODEL

Model yang dihasilkan dapat memberikan visualisasi untuk mempermudah dalam

pemahaman kondisi geologi. Dengan menggunakan model yang dihasilkan dapat dibuat

beberapa penampang geologi baru atau melihat penyebaran satuan geologi secara 3

dimensional sehingga mempermudah proses eksplorasi ataupun pengembangan lapangan

panas bumi. Selain visualisasi, model yang dihasilkan juga bisa digunakan untuk

memperkirakan jalur pemboran baru (sumur prognosis) seperti yang ditunjukkan pada

gambar 8. Dengan perkiraan jalur pemboran tersebut, maka dapat dibuat rencana

pemboran yang lebih matang dan dapat memberikan hasil yang lebih baik.

(21)

11

VI. KESIMPULAN

6.1.Ada lima aspek utama yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan sarana

pemodelan untuk pemodelan geologi 3 dimensional sistem panas bumi, yaitu :

1. kemampuan memodelkan struktur dan hubungan antar formasi geologi,

2. kemampuan melakukan integrasi model dengan data sumur bor atau data

tambahan lainnya,

3. kemampuan melakukan interpolasi yang tepat,

4. kemampuan menghasilkan model yang dapat digunakan pada sarana pemodelan

lanjutan, dan

5. memiliki efisiensi yang baik dalam pembuatannya.

6.2.Pada pembuatan pemodelan, diperlukan perangkat lunak. Salah satunya adalah

perangkat lunak Leapfrog Geothermal®

6.3.Ada lima langkah proses pemodelan, yaitu :

1. Input dan kalibrasi data

2. Pembuatan model startigrafi

3. Pembuatan model struktur geologi

4. Pembuatan model geologi

5. Analisa kualitas model

6.4.Dari kelima langkah proses pemodelan yang dilakukan, pembuat model harus

melakukan usaha ekstra pada input dan koreksi data dan pembuatan model struktur

geologinya

Daftar Pustaka

Akar, S., Atalay, O., Kutumcu, O.C., and Solaruglu, U.Z.D., 2011, Subsurface Modeling of Gümüs: GRC Transactons, Vol. 35, 2011, v. 35, p. 669–676.

Corbel, S., Colgan, E.A., Reid, L.B., and Wellman, J.F., 2010, Building 3D Geological Models for Groundwater and Geoterhmal Exploration: Australian Geothermal Conference 2010, p. 1–4.

Cowan, E.J., Beatson, R.K., Fright, W.R., Mclennan, T.J., and Mitchell, T.J., 2002, Rapid geological modelling: Extended abstract for Applied Structural Geology for Mineral Exploration and Mining, International Symposium, p. 1–9.

Gambar

Gambar 1. Contoh pembuatan hubungan antar formasi (Corbel et al., 2010)
Gambar 2. Perbedaan model bawah permukaan oleh metode interpolasi yang berbeda
Gambar 3. Bagan alir proses pemodelan
Gambar 4. Input data struktur pada perangkat lunak Leapfrog Geothermal®
+4

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan peningkatan perilaku sopan melalui metode bercerita dengan media

Karena, memang ilmu nahwu adalah salah satu cabang dari ilmu Bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah Bahasa Arab, baik yang berkaitan

Permen perlakuan dengan sifat fisik dan tingkat penerimaan terbaik adalah permen marshmallow dengan penambahan brokoli 10% dengan aktivitas antioksidan sebesar 22,78%,

 Contoh: events tipe tertentu yang terjadi pada periode waktu. tertentu atau yang terjadi di

214 201102448 SHISKA MEGAWATI Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Yogyakarta LULUS 215 201102450 IKA YUNI SETYANI Pendidikan Pancasila dan

Pada akhirnya kebencian tersebut memupuk kebencian pada agama mereka juga.Berikut analisis terhadap literatur keislaman berupa buku-buku dalam mengiatkan nilai-nilai antar iman

Title Sub Title Author Publisher Publication year Jtitle Abstract Notes Genre URL.. Powered by

dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, siswa mampu mempelajari pengetahuan