• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI LOKASI UNTUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI LOKASI UNTUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KALIMANTAN BARAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

631

STUDI LOKASI UNTUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KALIMANTAN BARAT

(LOCATION STUDY FOR THE DEVELOPMENT OF NUCLEAR POWER PLANT BASED ON GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM IN WEST KALIMANTAN)

Rachmat Sahputra1*, M. Rifat2

Pendidikan Kimia FKIP UNTAN, Pontianak1* Pendidikan Matematika FKIP UNTAN, Pontianak2

*E-mail: rahmat_ui@yahoo.com

ABSTRACT

West Kalimantan has the potential to become a construction site Nuclear Power Plant (NPP) with advantages in terms of the risk of earthquakes and has a fairly extensive coastal boundaries and have measurable region uranium fuel reserves. This study is intended to find a location that can be used as nuclear power plant construction site in West Kalimantan. The method used to achieve the objectives of this study to analyze factors environmental conditions physics, chemistry, biology and social community with spacial analysis and mapping using GIS software (Geografic Information System). Analysis of the data obtained in the study area of West Kalimantan in achieving the goal of this study was obtained from the data results that are most likely locations for the study area is considered to be advanced as a major potential nuclear power plant site locations, the locations among others are in the district Sambas, Singkawang, Ketapang and Kayong Utara. Of the matrix is obtained that analysts all districts Ketapang (Ana Kayong Utara) district can be considered for further studies to determine the location of the nuclear power plant.

Keywords: Nuclear Power Plant (NPP), uranium, location, spatial, GIS (Geografic Information System)

.

ABSTRAK

Kalimantan Barat berpotensi menjadi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan kelebihan dalam hal resiko terjadinya gempa dan memiliki batas pantai yang cukup luas dan memiliki wilayah terukur cadangan bahan bakar uranium. Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan lokasi yang dapat dijadikan tapak pembangunan PLTN Kalbar. Metoda yang digunakan untuk mencapai tujuan studi ini dengan menganalisis faktor kondisi lingkungan fisika, kimia, biologi dan sosial masyarakat dengan analisis spacial dan pemetaaan menggunakan software GIS (Geografic Information System). Hasil analisis terhadap data yang diperoleh pada wilayah studi Kalimantan Barat dalam mencapai tujuan studi ini telah diperoleh data hasil bahwa terdapat sebagian lokasi-lokasi yang berpeluang untuk dipertimbangkan menjadi wilayah studi lanjutan sebagai potensi utama lokasi tapak PLTN, lokasi-lokasi tersebut antara lain terdapat di kabupaten Sambas, Singkawang, Ketapang dan Kayong utara. Dari matriks analis semua kabupaten diperoleh bahwa kabupaten Ketapang (dan Kayong Utara) dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk studi lanjut dalam menentukan lokasi pembangunan PLTN.

Kata kunci: Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), uranium, lokasi, spasial, GIS

(Geografic Information System)

PENDAHULUAN

Listrik merupakan kebutuhan dasar sebagai mesin penggerak pembangunan. Listrik yang dihasilkan dari proses pembangunan pembangkit listrik akan berperan dalam memajukan berbagai aspek pembangunan dan secara umum memiliki kontribusi penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan segala bidang kehidupan bangsa Indonesia.

Secara umum di Indonesia, rasio wilayah berlistrik sekitar 90% dengan 44 juta pelanggan tidak tercapai [1], disebabkan beberapa kendala terutama kendala kelangkaan

(2)

ketersediaan bahan bakar. Pengelolaan ketersediaan listrik dari mulai pembangkitan, transmisi dan distribusi PLN hanya tumbuh 1,43 % pertahunnya [2] belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia, sehingga hanya sebesar 13.6 % penduduk Indonesia yang terlayani kebutuhan listriknya. Krisis listrik terus meningkat seiring denganpeningkatan jumlah penduduk yang tinggi yang menimbulkan banyaknya penduduk yang tidak dapat menikmati listrik. Masalah ini, apabila tidak dapat diantisipasi dengan cepat maka tahun-tahun mendatang menyebabkan terjadinya pertambahan kemiskinan dan penurunan tingkat pendidikan masyarakat yang menghambat kemajuan pembangunan sektor lainnya.

Di Kalimantan Barat kondisi krisis listrik yang dialami saat ini masih terus berlanjut yang melanda daerah-daerah di Kalimantan Barat, memerlukan antisipasi penyediaan pasokan energi listrik dengan kestabilan tinggi dengan pasokan bahan bakar yang berlimpah. Persoalan ini dapat dijawab dengan salah satu alternatif melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Kalbar.

Kalimantan Barat dapat dijadikan lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) denganalasan yang dapat dilihat dari sudut pandang letak geografis, pengaruh struktur lapisan kulit bumi dengan kecilnya peluang terjadinya gempa besar dengan risiko kecelakaan relatif kecil. Sebab lain dapat dilihat dari jumlah populasi penduduk rendah dengan luas wilayah dua setengah kali lebih besar dari pulau Jawa, oleh karena itu Kalimanta Barat memiliki dampak radiasi jumlah penduduk per luas wilayah yang relatif kecil, sehingga memiliki dampak nuklir yang cukup kecil apabila terjadi kejadian kecelakaan yang tidak terduga.

Potensi penting lainnya adalah Kalimantan Barat memiliki cadangan bahan bakar uranium (bahan bakar PLTN) dengan jumlah yang paling besar di Indonesia yang dapat dijadikan jaminan keberlanjutan oprasional PLTN. Cadangan bahan bakar uranium di Kalimantan Barat di antaranya berada di Bukit Ekoremaja Ela hilir Kabupaten Melawi dengan mineral uranium ((Uraninit, Branerit. Davindit dan Gummit) dengan jumlah cadangan sekitar lebih dari 12.409 ton U3O8[3,4,5].Cadangan terbesar terdapat di sektor EkoRemaja. Bijih

uranium Ekoremaja Kalan selain mengandung mineral uranium (uraninit, branerit. davindit dan gummit) masih mengandung mineral asosiasi lain seperti pirit, pirhotit, kalkoporit, kobaltit, lollingit, Pentlandit, gerdorsfit, saflorit, sfalerit, molibdenit, ilmenit, magnetit dan klorit [6].

Data statistik PLTN yang ada di dunia tahun 2002 dan 2009 tercatat 439 reaktor PLTN yang beroperasi di 31 negara seluruh dunia dengan kapasitas total sekitar 360.064 GWe, 35 reaktor PLTN dengan kapasitas 28.087 MWe sedang dalam tahap pembangunan serta 25 reaktor PLTN dengan kapasitas 29.385 MWe, dan 4 reaktor PLTN baru akan dibangun berada di beberapa negara Asia dan Eropa Timur. Dari 439 reaktor PLTN yang beroprasi di dunia, telah memenuhi 17 % listrik dunia. Negara-negara industri di dunia, 25% listriknya berasal dari reaktor nuklir sebagai contoh di Amerika serikat terdapat 104 reaktor PLTN yang sudah memenuhi 20 % keperluan listrik negara tersebut. Jepang dan Perancis terus membangun PLTN setiap beberapa tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan listriknya [7].

Negara-negara Asia yang telah memenuhi kebutuhan listriknya dengan PLTN adalah Jepang meskipun tercatat sebagai negara yang paling rawan gempa,; negara Cina yang

(3)

633

memiliki populasi penduduk terbesar di dunia ternyata tidak menjadi hambatan dalam membangun PLTN dalam rangka memenuhi kebutuhan energi penduduknya. Oleh karena itu, Indonesia dengan melihat keberhasilan Negara lain perlu mempertimbangkan opsi PLTN dalam mengatasi krisis listrik dengan mempersiapkan segala sumber daya dan penguasaan teknologi secepat mungkin.

Dalam perencanaan pembangunan PLTN, perlu didahului dengan melakukan penelitian mengenai identifikasi data geologi yang berperan untuk memperhitungkan peluang dan menjaga kemungkinan terjadinya gempa di lokasi PLTN. Diperlukan beberapa tahapan proses pemilihan lokasi tapak dari tahap seleksi, tahap penentuan lokasi serta tahap evaluasi. Untuk sampai pada proses pembangunan PLTN diperlukan waktu yang panjang yang meliputi penentuan tapak, perencanaan konstruksi, melakukan pengawasan dan oprasional serta pemantauan yang terus menerus.Gejala alam selain gempa juga perlu diperhitungkan kondisi-kondisi lain seperti pengaruh kelerengan, morfologi, erosi, banjir dan gerakan massa batuan yang dapat mengancam PLTN. Kondisi air permukaan [8,9,10]yang berupa sungai-sungai yang membentuk pola dengan kepadatan halus hingga kasar juga perlu dilakukan penelitian. Air tanah bebas pada kedalaman tertentu serta satuan dataran kaki gunung api bergelombang berbatuan jadi bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi pembangunan PLTN.

Permasalahan utama untuk maksud pembangunan PLTN adalah bagaimana kelayakan pembangunan PLTN di Kalbar dari analisis faktor kondisi dari aspek fisika, kimia tanah, air dan udara lokasi, faktor sosial ekonomi masyarakat, ketahanan dan keamanan lingkungan Lokasi Rencana PLTN Kalbar? Dan tujuan jangka panjang penelitian adalah menganalisis faktor kondisi lokasi strategis dari aspek fisika, kimia tanah, air dan udara, faktor sosial ekonomi masyarakat, ketahanan dan keamanan lingkungan di Lokasi Rencana PLTN Kalbar. Selin itu, tujuan khusus penelitian adalah untuk (a) Menganalisis Peta Rupa Bumi / foto udara Kalbar untuk pembangunan PLTN; (b) Menganalisis Kimia-Fisika Tanah, air dan udara Kalbar berbasis sistem informasi geografis (GIS); (c) Menganalisis faktor sosial ekononi ketahanan dan keamanan masyarakat berbasis sistem informasi geografis (GIS). Diharapkan penelitian memiliki manfaat antara lain: (a) Dapat memberikan solusi alternatif dalam mengatasi krisis energi listrik nasional; (b) Sebagai arahan pengambilan keputusan bagi banyak stakeholder dan masyarakat luas.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan alat penelitian sebagai pencarian sumber materi berupa: Peta rupa bumii Kalimantan Barat, Perangkat Lunak Arc Gis, SPSS, MS-Excel, dan Peralatan Laboratorium untuk analisis lingkungan beserta Data BMG, BPS, BATAN dan sumber-sumber lainnya. Lokasi penelitian adalah wilayah Kalimantan yang memiliki kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang berbatasan darat dengan Negara bagian Sarawak,Malaysia.

Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan observasi baik data primer maupun data sekunder. Jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif dan materi kajian pendukung dari berbagai data kajian terdahulu yang berkaitan dengan Kalimantan Barat yang meliputi data analisis tanah, air dari wilayah studi untuk mengetahui kandungan unsur utamanya serta data observasi geografis lainnya yang berkaitan dengan

(4)

kondisi real terkini di wilayah penelitian. Selain itu, diperlukan data curah hujan, arah angin, tata guna lahan yang diperoleh dari lembaga-lembaga terpercaya seperti BMG, BATAN dan BPS yang diproses dan diolah kembali sesuai dengan tujuan penelitian [11,12].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) bagi Kalimantan Barat khususnya adalah penyedia pasokan tenaga listrik alternatif. PLTN merupakan bagian dari strategi tenaga listrik nasional jangka panjang yang dimaksudkan untuk kepentingan energi rakyat yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang ketenaga nukliran. Penyediaan tenaga listrik di Kalimantan Barat adalah hal penting dengan pemahaman bahwa listrik adalah kebutuhan dasar utama sebagai mesin penggerak pembangunan yang akan berperan dalam memajukan berbagai aspek pembangunan, baik aspek pendidikan maupun kesejahteraan yang berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan di segala bidang kehidupan bangsa.

Urgensi bagi Kalimantan Barat dalam membangun pembangkit tenaga nuklir,dapat dilihat dari sudut pandang letak geografis pengaruh struktur lapisan kulit bumi penyebab gempa besar dengan risiko kecelakaan yang relative kecil. Begitu juga dapat dilihat dari jumlah populasi penduduk rendah dengan luas wilayah besar, oleh karena itu Kalimantan Barat memiliki dampak radiasi terhadap jumlah penduduk per luas wilayah adalah relatif kecil. Potensi penting lainnya adalah Kalimantan Barat memiliki cadangan bahan bakar uranium (bahan bakar PLTN) dengan jumlah yang paling besar di Indonesia yang dapat dijadikan jaminan keberlanjutan oprasional PLTN.

Kondisi Lingkungan Wilayah Kalimantan Barat

Wilayah Kalimantan Barat telah dijadikan fokus studi lingkungan yang meliputi 14 kabupaten/kota yang berada di Kalimantan Barat. Nama kabupaten/kota tersebut ditampilkan padaTabel1.

Tabel 1. Daftar KotaKabupaten Wilayah Studi

No. Kabupaten/Kota Pusat

Pemerintahan

Kecamatan

1. Kab. Bengkayang Bengkayang 17

2. Kab.Kapuas Hulu Putussibau 23

3. Kab.KayongUtara Sukadana 5

4. Kab.Ketapang Ketapang 21

5. Kab.Kubu Raya SungaiRaya 9

6. Kab. Landak Ngabang 10

7. Kab.Melawi Nanga Pinoh 11

8. Kab. Pontianak Mempawah 9

9. Kab. Sambas Sambas 19

10. Kab. Sanggau Sanggau 15

11. Kab. Sekadau Sekadau 7

12. Kab. Sintang Sintang 14

13. Kota Pontianak Pontianak 6

14 Kota Singkawang Singkawang 5

Jumlah 171

Digetasi peta untuk memperoleh wilayah Kalbar sebagai wilayah studi, dengan pengumpulan peta jalan, peta wilayah kecamatan, peta wilayah kabupaten, peta jalan dan peta aliran sungai dan peta wilayah kecamatan. Terdapat wilayah yang berdekatan dengan sumber-sumber air laut meliputi kabupaten Sambas, Singkawang, Pontianak dan Ketapang. Wilayah lainnya berbatasan dengan provinsi lain serta ada kabupaten yang berbatasan

(5)

635

langsung dengan negara lain. Kecamatan yang berada dalam wilayah kabupaten yang ada diwilayah studi meliputi 108 kecamatan (Gambar 1a). Data dari 108 kecamatan dalam peta tersebut dianalisis lebih lanjut untuk penemuan wilayah akan menjadi pokok perhatian dan akan dijadikan focus selanjutnya dengan beberapa kriteria untuk dijadikan wilayah disain pembangunan PLTN.

(a) (b)

Gambar 1. (a) Peta kecamatan yang terdapat diwilayah studi; (b) Pusat-pusat kota di setiap kecamatan

Gambar 1. (b) akan menjadi pertimbangan sebagai akses penduduk dan pertimbangan selanjutnya dalam mendesain wilayah studi untuk keperluan pembangunan PLTN. Hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk mempermudah akses pembangunan PLTN antara lain: kebutuhan jalan dan analisis keberadaan jalan yang ada, untuk kebutuhan tahapan selanjutnya yang dapat mempermudah aktivitas dan akses pembangunan. Oleh karena itu, akses jalan termasuk bagian yang menjadi fokus perhatian untuk keterlaksanaan dan kemudahan pembangunan PLTN.

Kriteria lainnya yang menjadi perhatian adalah keberadaan aliran sungai di dalam pertimbangan pembangunan PLTN,mengingat dalam desain dan pembangunan PLTN perlu memperhatikan komponen limbah yang ada kaitannya dengan aliran air sungai. Diperlukan pertimbangan berkaitan dengan wilayah-wilayah kecamatan yang memiliki akses dan berdekatan dengan wilayah laut. Oleh karena itu, diperlukan buffering wilayah [13] yang akan dijadikan kajian dalam disain pembangunan PLTN, yaitu peta wilayah studi dengan buffering 10 km dari garis pantai seperti dalam Gambar 2 sebagai berikut.

(6)

Gambar 2. Peta wilayah buffering 10 km dari garis pantai.

Analisis Kimia Fisika Wilayah Kalimantan Barat

Jenis tanah yang umumnya terdapat di wilayah studi terdiri dari tanah vulkanik yang terdiri dari : (a) Tanah Andosol yang secara umum memiliki warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur yang digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara (b) Tanah Regosol, secara umum memiliki ciri-ciri berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organic rendah yang digunakan untuk pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa dan lain-lain; (c) Tanah Aluvial (Tanah Endapan), secara umum memiliki ciri-ciri warna kelabu dan peka terhadap erosi yang digunakan sebagai lahan pertanian sawah dan palawija. Jenis lainnya adalah Tanah Organosol yang terdiri dari Tanah Humus dengan ciri-ciri antara lain : warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, sangat subur untuk lahan pertanian; Tanah Gambut dengan ciri-ciri bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidaksubur untuk keperluan pertanian pasang surut.

Terdapat pula jenis tanah Tanah Latosol (tanah berbatu-batu) yang secara umum memiliki ciri-ciri dengan tekstur tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir,tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi pemanfaatannya digunakan untuk alang-alang dan hutan. Jenis lainnya adalah Tanah Podzol yang secara umum memiliki ciri-ciri dengan warna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap erosi, kurangsubur.

Perolehan data curahan hujan dalam wilayah studi disajikan seperti Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Data curah hujan di wilayah studi Kota/ Kabupaten Curah Hujan (mm) Rata-rata bulanan jumlah hujan (mm) Kecepatan angin/knot Sintang 249,42 23 Kubu Raya 260,8 18 2 Kab. Pontianak 173,7 17 4,1 Kapuas Hulu 374,6 22 Kayong utara 223,17 11,92 Kota Pontianak 289,66 18,25 2,8 Singkawang

(7)

637 Landak 174 17 4,1 Melawi 331,25 18,58 1,92 Sanggau Sekadau Sambas 284,08 20 Ketapang 220,4 14,8 5

Tabel 2 menunjukkan bahwa Kalimantan Barat memiliki rata-rata curah hujan yang cukup tinggi dan merata untuk setiap daerah, tetapi memiliki kecepatan angin yang berbeda pada setiap daerah.

Kepadatan penduduk (densitas) wilayah studi dari 14 kabupaten kota di Kalimantan Barat disajikan dalam Gambar 3 yang menunjukkan bahwa di daerah perkotaan seperti kota Pontianak, kota Singkawang memiliki kepadatan penduduk yang relatif tinggi dengan nilai 5156,243 Jiwa/km2 serta 386,7103 Jiwa/km2, sementara kabupaten lain masih relatif lebih rendah. Grafik tersebut menunjukkan bahwa terdapat kepadatan yang rendah untuk beberapa kabupaten, antara lain kabupaten Sintang, Kapuas hulu, Melawi dan Ketapang.

Gambar 3. Densitas penduduk terhadap luas wilayah studi.

Rekomendasi Awal

Hasil data yang diperoleh dan setelah dianalisis diperoleh beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan pertimbangan. Pertimbangan ini diperoleh dari analisis kimia fisika serta faktor wilayah dan kependudukan, yang diperoleh dari data jenis tanah, curah hujan, kecepatan angin, akses jalan, daerah aliran sungai serta dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing wilayah spasial dengan melakukan overlay dengan ArcGIS yang menghasilkan data peta spasial lokasi di Kalbar untuk keperluan pembangunan PLTN.

(8)

Hasil analisis di atas dapat dilihat dalam matriks Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Matriks Analisis untuk pertimbangan pengambilan keputusan penentuan wilayah yang menjadi fokus lanjutan dalam pembangunan PLTN

Kota/Kabupaten Analisis SIG Kedekatan Sumber Air (DAS) dan Laut Analisis sifat kimia fisik tanah Analsis Curah hujan Kecepatan Angin Analsis Densitas Penduduk Kedekatan Bahan Baku Uranium Sintang × × √ √ √ √ √ Kubu Raya × × √ √ √ × × Kab. Pontianak √ √ √ × × × KapuasHulu × × √ √ √ √ × Kayong utara √ √ √ √ × × Kota Pontianak × × √ √ √ × × Singkawang √ √ √ √ × × Landak × × √ √ √ × × Melawi × × √ √ √ √ √ Sanggau × × √ √ √ × × Sekadau × × √ √ √ × × Sambas √ √ √ √ × × Ketapang × Bengkayang × √ √ √ × ×

Dari matriks hasil analisis dalam Tabel 3, diketahui bahwa hasil analis SIG, dengan mempertimbangan sumber air, sifat kimia fisik tanah, curah hujan, kecepatan angin, densitas penduduk dan kedekatan bahan baku, diketahui setiap kabupaten kota memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tetapi dari semua kabupaten yang paling memungkinkan dari berbagai pertimbangan adalah kabupaten Ketapang (dan Kayong utara) meskipun memiliki kelemahan diantaranya kecepatan angin yang relatif tinggi, tetapi dari semua pertimbangan dari semua kabupaten kota, maka kabupaten Ketapang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk studi lanjut dalam menentukan tapak pembangunan PLTN, yang selanjutnya dapat difokuskan ke daerah kecamatan dengan penelitian yang lebih komprehensif.

KESIMPULAN DAN PROSPEK

Studi terhadap 108 kecamatan yang ada di Kalimantan Barat terhadap data jenis tanah, curah hujan, kecepatan angin, akses jalan, daerah aliran sungai yang dijadikan sumber-sumber data peta spasial dengan mempertimbangkan karakteristik data lingkungan tanah, air dan udara masing-masing daerah dengan melakukan overlay menggunakan ArcGIS untuk perencanaan pembangunan PLTN, telah menghasilkan data peta spasial lokasi Kalbar untuk pertimbangan keputusan pembangunan PLTN dan telah diperoleh data lingkungan sebagai rekomendasi dalam desain pembangunan PLTN di wilayah Kalimantan Barat.

Diperlukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan kajian yang mendalam semua aspek lingkungan yang ada diseluruh wilayah Kalimantan Barat, dan dilakukan penyempurnaan lanjutan terhadap metoda yang dilakukan. Perlu penelitian yang lebih seksama berkaitan dengan wilayah tapak dan ketepatan koordinat dengan berbagai pertimbangan.

(9)

639 UCAPAN TERIMA KASIH

Hasil penelitian ini dapat dicapai karena bantuan dari berbagai pihak antara lain: Dikti yang telah memberi bantuan lawat hibah penelitian, UNTAN dan rekan-rekan sejawat serta mahasiswa seluruh akademika kampus UNTAN. Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh dinas yang berkaitan di pemerintah daerah provinsi Kalimantan Barat.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. [BPS] Biro Pusat Statistik. (2013). Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun menurut

Provinsi. Luas Wilayah dan Persentase Penduduk menurut Provinsi. Statistik Indonesia

. Jakarta.

[2]. [PLN] Perusahaan Listrik Nasional. (2013). PLN's Annual Report 2013. Jakarta. http://www.pln.co.id

[3]. Affandi K, Susilaningtyas, Tjokrokardono, dan Sastratenaya. (2000). Status Pengolahan Bijih Uranium Eko remaja Kalan. Laporan Internal Bidang Pengembangan Teknologi PPBGN. Jakarta: BATAN.

[4]. Tjokrokardono. (1998). Prospek Pengembangan Cebakan Uranium di Kalan, Kalimantan. Jurnal Nuklir Indonesia. Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia, 1(1), 1-12.

[5]. Baratha, Muljono, Sumaryanto, Supalal. (1995). The Need of Verification of Resources Computation and Geometrical Form of Mineralization Zone By Mining Test. Proceeding: The Actual Status of Uranium Ore Resources at Eko Remaja Sector. Jakarta: BATAN. [6]. Andayani, W. (1986). Pemisahan Uranium Hasil Pelindihan dengan Resin Penukar

Anion Lewatit M5080G3, Karya tulis. Jakarta: Kimia-UI

[7]. [IAEA] International Atomic Energy Agency. (2002). Dispertion of Radioactive Material

in Air and Water and Concideration of Population Distribution in Site Evaluation for Nuclear Power Plants Safety Gude. Safety Standards Series NS-G-3.2. Vienna. Austria

[8]. Saeni, MS, (1989). Kimia Lingkungan . Bogor: IPB

[9]. Sastrawijaya, A Tresna MSc.(2000). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta

[10]. Achmad, Rukaesih, (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

[11]. [IAEA] International Atomic Energy Agency. (2000). Regulatory Control of Radioactive

Discharges to the Environment, Safety Standards No. WS-G-2.3. Vienna. Austria

[12]. [IAEA] International Atomic Energy Agency. (2001). Generic Models for Use in

Assesing the Infact of Discharges of Radioactive Substances to Environment. Safety

Reports Series No. 19. Vienna. Austria

[13]. Prahasta, E. (2001). Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika

Gambar

Gambar 1.  (a)  Peta kecamatan yang terdapat diwilayah studi; (b) Pusat-pusat kota di  setiap kecamatan
Gambar 2. Peta wilayah buffering 10 km dari garis pantai.
Tabel  2  menunjukkan  bahwa  Kalimantan  Barat  memiliki  rata-rata  curah  hujan  yang  cukup  tinggi  dan  merata  untuk setiap  daerah, tetapi  memiliki  kecepatan  angin  yang  berbeda  pada  setiap daerah
Tabel  3.  Matriks  Analisis  untuk  pertimbangan  pengambilan  keputusan  penentuan  wilayah  yang menjadi fokus lanjutan dalam pembangunan PLTN

Referensi

Dokumen terkait

WARDANI SUGIYANTO,M.Pd Pembina Tingkat

Tidak benar, bahwa sistem bilangan biner digunakan dalam sistem digital atau sistem digital hanya dapat mengasumsikan nilai yang berlainan.. Sistem bilangan biner tidak digunakan

Prosedur klasifikasi berstruktur pohon biner dengan metode QUEST yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit diare yaitu:. Memilih penyekat dari

Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak omega-3. Selain sebagai zat penting bagi otak dan mata,

Prestasi belajar yang dicapai peserta didik baik kognitif, afektif, dan psikomotor sudah dicapai; (2) Adapun hambatan dalam kinerja mengajar guru berdasarkan

Salah satu penyebab metode OLS kurang valid adalah terjadinya multikolinearitas atau adanya hubungan/korelasi antar variabel prediktor sehingga variabel-variabel prediktor

Sesuai dengan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan

Sebagai pelaku usaha salah satu cara untuk memahami akan kebutuhan konsumen di era modern dan digital ini yaitu dengan cara memberikan citra merek yang baik untuk konsumen