• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 16

BAB III

POTRET PENGGUNAAN ENERGI /

IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN

ENERGI

3.1.SISTEM KELISTRIKAN

Listrik digunakan untuk keperluan penerangan pabrik maupun kantor dan untuk menggerakkan motor-motor listrik dari komponen proses pembuatan tekstil. Energi listrik ini sepenuhnya diperoleh dari PT PLN (Persero). Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke industri tekstil PT X adalah sebesar 414 kVA digunakan untuk mengoperasikan beberapa beban pada industri dan penerangan.

Sumber daya listrik yang disalurkan ke PT X melalui saluran disribusi tegangan menengah(SUTM) 20 kV ke tegangan rendah (TR) 380 V/220 V melalui Transformator milik PLN yang berada di Gardu Induk berlokasi dalam area PT X. Kemudian dengan melalui panel incoming ke MDP selanjutnya listrik didistribusikan ke proses produksi, penerangan dan pemakaian sendiri (gambar satu garis pada kelistrikan dapat dilihat pada gambar 2.1). PT X saat ini menggunakan sumber tenaga listrik hanya dari PLN dan tidak menggunakan sumber tenaga listrik cadangan seperti generator set.

Beban utama MDP adalah 1 unit boiler, mesin-mesin

softwinding,twisting,machoner, dyeing, rewinding, kompressor, dan sebagian

untuk penerangan. Setiap mesin produksi mempunyai beberapa motor yang berukuran kecil.

Adapun tingkat tegangan yang digunakan di PT X terdiri atas 2 yaitu untuk sebagian mesin-mesin proses industri menggunakan phase 3, tegangan 380V/220 V dan sebagian lagi menggunakan sistem phase 3 tegangan 220 V/ 110

(2)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 17 V. Dengan kondisi ini, PT X menggunakan Trafo step down dengan kapasitas 400 kVA, 220 V/ 110 V, dengan sumber tegangan diambil dari MDP pada ACB 600 A.

Panel MDP telah dilengkapi dengan kapasitor bank, yang nilai faktor daya yang tertulis pada panel mencapai 0,99 atau hampir 1. Namun pengukuran dengan Power Quality Analyzer, faktor daya terlihat berfluktuasi di bawah nilai 0,85.

Hampir semua motor-motor induksi belum menggunakan inverter. Namun, untuk motor-motor ukuran besar (>20 kW) sebaiknya harus menggunakan inverteruntuk mencapai kondisi faktor daya yang diharapkan yaitu berkisar antara 0,8 sampai 0,9 (masih ada beberapa motor-motor yang faktor dayanya rendah).Kondisi ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk penghematan energi meningkatkan efisiensi kerja dari mesin-mesin.

3.1.1.Pengukuran Kualitas Daya Listrik

Pada gambar 3.1 terlihat pengukuran dilakukan langsung pada panel MDP, dengan menggunakan alat ukur besaran listrik merk HIOKI tipe 3286-20.

(3)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 18 Pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan Power Quality Analyzer merk HIOKI tipe 3197 (gambar 3.2) selama 4 jam pada MDP.

Gambar 3.2 Pengukuran pada MDP menggunakan alat merk HIOKI tipe 3197 Pengukuran besaran listrik dilakukan pada beberapa lokasi lainnya sebagai berikut:

a. Pengukuran dengan HIOKI 3286-20 pada :

• Kompresor Sanko (dengan hasil seperti diberikan pada tabel 3.1) • Mesin Centrifugal (dengan hasil seperti diberikan pada tabel 3.2) • Cheese Drayer 2 (dengan hasil seperti diberikan pada tabel 3.3) • Soft Winding (dengan hasil seperti diberikan pada tabel 3.4)

Data Pengukuran Tabel 3.1 Kompresor Sanko

No. Parameter Fasa R Fasa S Fasa T

1 Daya aktif, P (kW) 5,4 10,2 6,5

2 Daya reaktif, Q (kVAr) 10,02 1,6 8,3

3 Daya kompleks, S (kVA) 11,3 10,2 10,6

4 Tegangan (Volt) 392 396 393

5 Arus (Ampere) 16,7 15,1 15,5

6 Faktor daya, cos φ 0,4 0,9 0,6

7 THD tegangan, % 1,1 1,7 1,3

(4)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 19 Data Pengukuran Tabel 3.2 Centrifugal

No. Parameter Fasa R Fasa S Fasa T

1 Daya aktif, P (kW) 3,26 3,15 3,15 2 Daya reaktif, Q (kVAr) 1,60 1,52 1,50 3 Daya kompleks, S (kVA) 3,63 3,50 3,09 4 Tegangan (Volt) 210 210 210 5 Arus (Ampere) 17,3 16,7 16,7

6 Faktor daya, cos φ 0,9 0,9 0,9

7 THD tegangan, % 1,4 1,4 1,5

8 THD arus, % 27 30 34

Data Pengukuran Tabel 3.3 Cheese Drayer 2

No. Parameter Fasa R Fasa S Fasa T

1 Daya aktif, P (kW) 14,6 17,2 12,6 2 Daya reaktif, Q (kVAr) 14,9 17,4 35,5 3 Daya kompleks, S (kVA) 20,9 24,5 37,6 4 Tegangan (Volt) 397 397 397 5 Arus (Ampere) 52,8 61,9 54,8

6 Faktor daya, cos φ 0,7 0,7 0,7

7 THD tegangan, % 1,5 1,5 1,5

8 THD arus, % 3,4 3,4 3,6

Data Pengukuran Tabel 3.4Soft Winding

No. Parameter Fasa R Fasa S Fasa T

1 Daya aktif, P (kW) 0,47 0,07 0,54 2 Daya reaktif, Q (kVAr) 0,32 0,60 0,28 3 Daya kompleks, S (kVA) 0,57 0,60, 0,60 4 Tegangan (Volt) 210 211 210 5 Arus (Ampere) 2,73 2,88 2,90

6 Faktor daya, cos φ 0,8 0,1 0,8

7 THD tegangan, % 1,6 1,6 1,2

8 THD arus, % 2,3 2,2 1,2

b. Pengukuran dengan HIOKI 3197 pada MDP di ruang elektrik dengan hasil seperti dapat dilihat pada gambar 3.3 sampai dengan gambar 3.10 atau tabel 3.5 sampai tabel 3.10 sebagai berikut :

(5)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 20 • Pengukuran frekuensi

• Pengukuran Tegangan • Pengukuran Arus

• Pengukuran daya aktif, daya reaktif, dan daya semu • Pengukuran faktor daya

• Pengukuran ketidakseimbangan tegangan • Pengukuran THD tegangan

Gambar 3.3 Pengukuran frekuensi Tabel 3.5 Hasil pengukuran frekuensi Frekuensi (Hz) Batas toleransi

Max 50.23 50.5

Rata-rata 49.97 50

Min 49.79 49.5

Dari tabel diatas terlihat bahwa maksimal frekuensi terukur 50,23 Hz dan minimal 49,79 Hz. Frekuensi listrik dari PLN nilai standarnya 50Hz, dan toleransi frekuensi masih baik untuk konsumen adalah maksimal 50,5Hz dan minimal 49,5Hz sehingga dari data pada gambar 3.3 atau tabel 3.5 dapat diketahui frekuensi di PT Xmasih baik.

49.00 49.20 49.40 49.60 49.80 50.00 50.20 50.40 50.60 11 :5 3: 00 11 :5 8: 00 12 :0 3: 00 12 :0 8: 00 12 :1 3: 00 12 :1 8: 00 12 :2 3: 00 12 :2 8: 00 12 :3 3: 00 12 :3 8: 00 12 :4 3: 00 12 :4 8: 00 12 :5 3: 00 12 :5 8: 00 13 :0 3: 00 13 :0 8: 00 13 :1 3: 00 13 :1 8: 00 13 :2 3: 00 13 :2 8: 00 13 :3 3: 00 13 :3 8: 00 13 :4 3: 00 frekuensi std min std max

(6)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 21 Gambar 3.4 Pengukuran tegangan RST sistem

Tabel 3.6 Hasil pengukuran tegangan

Tegangan R (V) S (V) T (V) Batas Toleransi

Max 227.5 228.8 229.5 231

Rata-rata 224.04 225.46 225.86 220

Min 218.2 219.7 219.9 198

Hasil Pengukuran dapat dilihat pada tabel 3.6, dimana untuk tegangan hasil pengukuran masih baik karena masih didalam batas toleransi yang diijinkan.

Gambar 3.5.Pengukuran arus RSTN system 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 11 :5 3: 00 11 :5 7: 00 12 :0 1: 00 12 :0 5: 00 12 :0 9: 00 12 :1 3: 00 12 :1 7: 00 12 :2 1: 00 12 :2 5: 00 12 :2 9: 00 12 :3 3: 00 12 :3 7: 00 12 :4 1: 00 12 :4 5: 00 12 :4 9: 00 12 :5 3: 00 12 :5 7: 00 13 :0 1: 00 13 :0 5: 00 13 :0 9: 00 13 :1 3: 00 13 :1 7: 00 13 :2 1: 00 13 :2 5: 00 13 :2 9: 00 13 :3 3: 00 13 :3 7: 00 13 :4 1: 00 Arus S rms Arus T rms Arus N rms Arus R rms 197.00 202.00 207.00 212.00 217.00 222.00 227.00 232.00 11 :5 3: 00 11 :5 7: 00 12 :0 1: 00 12 :0 5: 00 12 :0 9: 00 12 :1 3: 00 12 :1 7: 00 12 :2 1: 00 12 :2 5: 00 12 :2 9: 00 12 :3 3: 00 12 :3 7: 00 12 :4 1: 00 12 :4 5: 00 12 :4 9: 00 12 :5 3: 00 12 :5 7: 00 13 :0 1: 00 13 :0 5: 00 13 :0 9: 00 13 :1 3: 00 13 :1 7: 00 13 :2 1: 00 13 :2 5: 00 13 :2 9: 00 13 :3 3: 00 13 :3 7: 00 13 :4 1: 00 Teg S rms Teg T rms Teg R rms std min std max

(7)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 22 Tabel 3.7. Hasil pengukuran arus

Arus R (A) S (A) T (A) N (A)

Max 134 133 146 17

Rata-rata 55.44 50.72 57.13 15.25

Min 37 30 36 13

Pada gambar 3.5 dan tabel 3.7 dapat di lihat bahwa arus pada PT X terjadi ketidakseimbangan, dan muncul pula arus netral yang nilainya cukup besar. Ketidakseimbangan ini juga diperkuat oleh hasil pengukuran daya seprti dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Pengukuran daya aktif, daya reaktif dan daya semu 0.00 10000.00 20000.00 30000.00 40000.00 50000.00 60000.00 70000.00 80000.00 90000.00 100000.00 11 :5 3: 00 11 :5 8: 00 12 :0 3: 00 12 :0 8: 00 12 :1 3: 00 12 :1 8: 00 12 :2 3: 00 12 :2 8: 00 12 :3 3: 00 12 :3 8: 00 12 :4 3: 00 12 :4 8: 00 12 :5 3: 00 12 :5 8: 00 13 :0 3: 00 13 :0 8: 00 13 :1 3: 00 13 :1 8: 00 13 :2 3: 00 13 :2 8: 00 13 :3 3: 00 13 :3 8: 00 13 :4 3: 00 Daya Aktif Daya Reaktif Daya Semu

(8)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 23 Gambar 3.7 Pengukuran faktor daya

Tabel 3.8 Hasil pengukuran power factor Power

Factor % batas toleransi

Max 1 1

Rata-rata 0.63

Min 0.54 0.85

Dari hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 3.7 dan tabel 3.8 maka rata-rata power factor yang terukur adalah0,63%, nilai ini sangat jauh dari standar nilai yang diijinkan yaitu 0,85.

0.50 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80 0.85 0.90 0.95 1.00 11 :5 3: 00 11 :5 8: 00 12 :0 3: 00 12 :0 8: 00 12 :1 3: 00 12 :1 8: 00 12 :2 3: 00 12 :2 8: 00 12 :3 3: 00 12 :3 8: 00 12 :4 3: 00 12 :4 8: 00 12 :5 3: 00 12 :5 8: 00 13 :0 3: 00 13 :0 8: 00 13 :1 3: 00 13 :1 8: 00 13 :2 3: 00 13 :2 8: 00 13 :3 3: 00 13 :3 8: 00 13 :4 3: 00 Faktor Daya std

(9)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 24 Gambar 3.8 Grafik ketidakseimbangan tegangan

Tabel 3.9 Hasil pengukuran tegangan unbalance Tegangan

Unbalance % batas toleransi

Max 1 2.5

Rata-rata 0.71

Min 0.6

Dari gambar 3.8 dan tabel 3.9 terlihat hasil pengukuran ketidakseimbangan tegangan yaitu rata-rata 0,71%, dan ini masih baik karena masih barada dibawah nilai standarnya yaitu 2,5% .

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 11 :5 3: 00 11 :5 7: 00 12 :0 1: 00 12 :0 5: 00 12 :0 9: 00 12 :1 3: 00 12 :1 7: 00 12 :2 1: 00 12 :2 5: 00 12 :2 9: 00 12 :3 3: 00 12 :3 7: 00 12 :4 1: 00 12 :4 5: 00 12 :4 9: 00 12 :5 3: 00 12 :5 7: 00 13 :0 1: 00 13 :0 5: 00 13 :0 9: 00 13 :1 3: 00 13 :1 7: 00 13 :2 1: 00 13 :2 5: 00 13 :2 9: 00 13 :3 3: 00 13 :3 7: 00 13 :4 1: 00 Teg unbl std

(10)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 25 Gambar 3.9 Grafik THD tegangan

Tabel 3.10 Hasil pengukuran THD tegangan THD

Tegangan R (%) S (%) T (%) Batas toleransi

Max 2 2 2 5

Rata-rata 1.42 1.31 1.60

Min 1.1 1 1.3

Hasil pengukuran THD tegangan seperti dapat dilihat pada gambar 3.9 menunjukkan nilai yang di tabel 3.10 masih baik, dan nilai yang terukur masih berada dibawah nilai standarnya yaitu 5%.

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 11 :5 3: 00 11 :5 7: 00 12 :0 1: 00 12 :0 5: 00 12 :0 9: 00 12 :1 3: 00 12 :1 7: 00 12 :2 1: 00 12 :2 5: 00 12 :2 9: 00 12 :3 3: 00 12 :3 7: 00 12 :4 1: 00 12 :4 5: 00 12 :4 9: 00 12 :5 3: 00 12 :5 7: 00 13 :0 1: 00 13 :0 5: 00 13 :0 9: 00 13 :1 3: 00 13 :1 7: 00 13 :2 1: 00 13 :2 5: 00 13 :2 9: 00 13 :3 3: 00 13 :3 7: 00 13 :4 1: 00 THD Teg S THD Teg T THD Teg R std

(11)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 26 3.2.PERALATAN UTAMA PENGGUNA ENERGI

3.2.1.Motor Listrik

Untuk motor-motor pompa yang digunakan untuk proses – proses produksi yang digunakan di industri di PT.X adalah :

a. Centrifugal Pump sebanyak 4 unit dengan type XA 40-13 capacity 30 m3/phase 3/380V/ 7,5 HP..

b. Centrifugal Pump sebanyak 2 unit dengan type XA 32-16 capacity 30 m3/phase 3/380 V./ 7,5 HP.

3.2.2.Boiler

Ada 2 (dua unit) boileryang terpasang di PT X,1 (satu) unit adalah jenis M-W (1978) dalam keadaan rusak dan tidak digunakan untuk proses operasi, dan 1 (satu) unit lainnya adalah jenis JL-S (buatan 1995) yang digunakan untuk proses produksi.

Untuk memenuhi kebutuhan uap pada proses pembuatan tekstil dilayani oleh steamboilerLong Chuan atau Cochran. Sementara untuk melayani kebutuhan oli panas pada proses pembuatan tekstil dilayani oleh 2 (dua) unit oil heater boiler

Long Chuan atau 2 (dua) unit boiler Basuki.

Tipe ke 2 unit boiler yang digunakan di PT. X dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11.Data steam boiler

Boiler Loos International

Tipe JL-S

Tahun pemakaian 1995 Bahan bakar Gas Alam 3.2.2.1. Sistem pengaturan boiler

Objek utama dari kontrol boiler otomatis adalah menjaga tekanan steam, temperatur dan level air dalam kisaran tertentu dengan melihat volume penguapan, sehingga kualitas uap dicapai secara terus-menerus.

(12)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 27 Sistim pengaturan yang digunakan pada boiler terdiri atas:

a. Sistim pengaturan pembakaran (automatic combustion control) b. Sistim pengaturan air boiler (automatic boiler water control) c. Sistim pengaman (safety control)

Pengaturan pembakaran dilakukan dengan mengatur laju pengumpan gas alam dan laju aliran udara pembakaran yang disuplai oleh udara dorongFDF(Forced

Draft Fan)dan laju aliran udara isap oleh IDF(Induced Draft Fan). Pengaturan

laju pengumpan gas alam, kecepatan pengumpanan pada boiler diatur secara otomatis,

Ada dua jenis sistim pengaturan yakni sistim pengaturan yang hanya mengatur pembakaran (automaticcombustioncontrol) dan sistim pengaturan boiler secara menyeluruh (automaticBoilerControl / ABC)

3.2.2.2.Blow-down boiler

Ketidakmurnian yang terkandung dalam air pengumpan (feedwater) terkondensasi selama penguapan ion di ketel uap menjadi kotoran dan kerak, dan pada kasus ekstrim hal ini menyebabkan pelapisan atau buih. Oleh karena itu diperlukan untuk melaksanakan blowdown pada waktu wajar sedemikian sehingga kondensasi takmurnian dijaga dalam derajat keasaman pada 25 oC (PH 10,5 – 11,3). Blowdown dilakukan setiap 4 jam, volume sekali blowdown kira-kira 3 - 5 liter.

3.2.2.3.Kompresor

Terdapat 7 unit kompresorudara jenis sentrifugal yang digunakan di PT. Xdengan kapasitas yang berbeda.Dari dua unit yang terpasang, hanya 1 (satu) unit yang dioperasikan untuk melayani kebutuhan udara tekan. Udara tekan dari kompresor ditampung di sebuah tangki yang kemudian didistribusikan ke unit pengguna tanpa pengaturan tekanan. Tekanan kerja normal yang tercatat saat pengamatan adalah 7 bar. Spesifikasi kompresor yang ada terlihat pada tabel 3.3. adalah spesifikasi compressor.

(13)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 28 Tabel 3.12Spesifikasi kompressor

Merk Sunco Type VS - 30

Pressure 15 kg/cm2 Capacity 22 kW

Jumlah 2

Merk Sunco Type VS - 15

Pressure 15 kg/cm2 Capacity 11 kW

Jumlah 2

Merk Hitachi Type UA-89697

Pressure 10 kg/cm2 Capacity 5,5 kW

Jumlah 2

Merk Fu – Seng Type TA – 100 Pressure 10 kg/cm2 Capacity 3,7 kW

Jumlah 1

Merk Fu – Seng Type TA – 120 Pressure 10 kg/cm2 Capacity 15 kW

Jumlah 1

3.3.PENGGUNAAN ENERGI PER-PROSES

Uap yang diproduksi pada boiler digunakan sepenuhnya pada proses produksi yaitu untuk proses pewarnaan dan pengeringan. Tidak ada spesifikasi kebutuhan uap pada setiap unit pengguna demikian pula tidak tersedia alat monitoring (flowmeter) produksi uap yang terpasang pada jalur suplai utama. Penggunaan energi termal dapat terlihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.13Penggunaan energi termal pada proses produksi Jenis termal Proses

Uap Panas

Dyeing Drying

Hank - dyeing Dry - Hank

(14)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 29 3.3.1.Penggunaan Bahan Bakar Pada Boiler

Jenis bahan bakar yang digunakan untuk boiler adalah gas alam. Konsumsi gas alam dapat diterlihat pada table 3.14.

Tabel 3.14 Konsumsi gas alam bulanan tahun 2009

Bulan Tahun 2009 MMBTU Biaya Januari 1.566,049 32.473.770,00 Pebruari 1.415,715 29.552.880,00 Maret 1.403,018 29.522.745,00 April 1.447,033 30.426.060,00 Mei 1.167,159 24.111.675,00 Juni 947,905 20.136.060,00 Juli 934,332 19.477.500,00 Agustus 899,946 18.773.370,00 September 803,556 16.540.440,00 Oktober 645,611 13.301.295,00 Nopember 617,434 12.775.770,00 Desember 721,026 15.102.780,00 Jumlah 12.568,784 422.159.010,00

3.3.2.Penggunaan Energi Pada Kompressor

Udara tekan (compressed air) yang dihasilkan oleh kompressor digunakan untuk keperluan produksi, sedangkan energi yang dikonsumsi untuk memproduksi udara tekan tersebut berasal dari energi listrik yang dipasok dari PT.PLN (Persero).

Penggunaan udara tekan pada proses pewarnaan benang antara lain adalah: a. untuk menggerakkan peralatan pada proses dyeing.

b. untuk menggerakkan tensioner rantai utama dan untuk menekan silinder pengering.

(15)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 30 3.3.3.Penggunaan Air bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada konsumsi boiler, pewarnaan benang, pembilasan benang warnadan juga sebagian kecil dipenuhi untuk kebutuhan umum diluar produksi adalah dengan menggunakan pompa berkapasitas 80 m3/jam.

3.4.SISTEM DISTRIBUSI ENERGI TERMAL

Sistem distribusi termal PT X dilakukan oleh 1 set fasilitas utama, yaitu boiler sebagai penghasil uap yang diditribusikan ke pemprosesan melalui pemipaan seperti tampak pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 Distribusi energi termal

Stack

Boiler

tanki supply water

cheese dyeing

cheese dyeing

cheese dyeing

cheese dyeing

cheese dyeing

cheese dyeing

cheese dryer

cheese dryer

Distributor 380-400°c Steam trap Steam trap operating 7.1-7.9 bar Steam trap

pump up

blowdown T 79°c LOOS gunzenhausen 7 ton/jam

(16)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 31 3.4.1.Sistem Distribusi Uap

Tekanan yang dihasilkan steamboiler dijaga pada +/- 8 kg/cm2. Output dari 1 unit

steam boiler berupa uap dihubungkan melalui pipa pipa untuk melayani

proses-proses sebagai berikut:

a. Proses pemanasan pada mesin dyeing dan mesin rotarywashing. b. Proses pemanasan pada mesin hank.

c. Proses pemanasan pada mesin machoner. d. Proses pengeringan mesin steamer.

e. Proses pemanas air pada tangki air umpan boiler .

Pipa pengantar uap dari rumah boiler menuju titik pemakai jalur pemipaan melalui header outlet/suplai menuju keproses produksi (menuju mesin-mesin pengguna uap panas tanpa ada pengaturan tekanan).Kondensat sisa proses dikumpulkan pada bak pengumpul untuk keperluan proses lainnya dan tidak ada kondensat yang dikembalikan ke boiler. Pemipaan uap dan gas adalah fasilitas untuk mendistribusikan uap panas dari boiler ke tiap-tiap proses yang membutuhkan. Energi termal yang diproduksi oleh boiler dialirkan ke titik pengguna melalui pipa pengantar. Masing-masing pipa ke titik pengguna dibalut dengan insulator glasswool setebal 5 cm dan lapisan aluminium foil pada bagian pipa terluarnya.

3.4.2.KONSUMSI ENERGI PADA MESIN PRODUKSI

Mesin produksi pada PT X menggunakan energi listrik cukup besar untuk melayani beberapa mesin proses, dengan tingkat tegangan phase tiga 380 Volt dan ada juga yang menggunakan tingkat tegangan phase tiga 220 V/110 V diantaranya adalah:

a. Cheese Dyeing berjumlah 8 unit dengan total energi sebesar 5.268 kWh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam.

b. Cheese Drayer berjumlah 4 unit dengan total energisebesar5.760 kWh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam.

(17)

UNIVERSITAS MERCU BUANA 32 c. SoftWinding berjumlah 4 unit dengan total energisebesar 1.440 kWh dan

asumsi mesin beroperasi selama 24 jam.

d. Rewinding berjumlah 6 unit dengan total energi sebesar2160 kWh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam.

e. Twisting danMach-coner berjumlah 14 unit dengan total energi sebesar 9.408 kWh dan asumsi mesin dalam beroperasi selama 24 jam.

Disamping mesin-mesin produksi tersebut diatas, ada juga mesin lain untuk membantu mesin-mesin proses produksi beroperasi diantaranya sebagai berikut :

a. Compressor berjumlah 14 unit dengan total energi sebesar 2,729,28 kWh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam.

b. Boiler berjumlah 2 unit dengan total energi sebesar 3,120kWh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam.

c. Hoistberjumlah 2 unit dengan total energi sebesar 720 kWh dan asumsi mesin beroperasi selama 24 jam.

Gambar

Gambar 3.1 Pengukuran MDP dan komponen-komponen listrik penunjang
Gambar 3.2 Pengukuran pada MDP menggunakan alat merk HIOKI tipe 3197  Pengukuran besaran listrik dilakukan pada beberapa lokasi lainnya sebagai  berikut:
Gambar 3.3 Pengukuran  frekuensi  Tabel 3.5 Hasil pengukuran frekuensi  Frekuensi   (Hz)  Batas toleransi
Gambar 3.5.Pengukuran  arus RSTN system
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pita ukur 50 meter (meteran) untuk mengukur luas lahan; pita ukur diameter ( phi band ) untuk mengukur diameter

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik masukan produksi yang mempengaruhi keuntungan usaha perkebunan kelapa sawit Gerbang Serasan di Kecamatan Gunung

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni juga menunjukkan bahwa pengetahuan informan tentang pengobatan TB paru pada umumnya masih kurang, terlihat dari

Dari hasil tersebut terihat bahwa untuk dua tahun terakhi yaitu 2014-2015 semua prediktor mengelompokkan PT XL Axiata Tbk dalam kategori Disstress area yaitu

 Bertanggung jawab mengembangkan hidup sesuai iman akan Allah Tritunggal Produk, Praktik (Penilaian Praktik) 3 x 45’ 3.10 Memahami Allah Tritunggal sebagai

Bumi Siak Pusako sebagaimana tersebut pada ayat (1) Pasal ini, dengan Peraturan Daerah ini terlepas dari Perusahaan Daerah Sarana Pembangunan Siak dan dialihkan

(b) Arus pikiran yang terputus (break ) atau mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; (c) Perilaku

(2) Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada variasi tipe hidrogeokimia di wilayah kepesisiran Kecamatan Srandakan yaitu proses pelarutan material marin dan alluvium