• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTIAL LEAST SQUARE BERBASIS VARIANS SEBAGAI METODE ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH STRUCTURAL EQUATION MODELING. (Skripsi) Oleh ANWAR HUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PARTIAL LEAST SQUARE BERBASIS VARIANS SEBAGAI METODE ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH STRUCTURAL EQUATION MODELING. (Skripsi) Oleh ANWAR HUDA"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PARTIAL LEAST SQUARE BERBASIS VARIANS SEBAGAI METODE ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH STRUCTURAL EQUATION

MODELING (Skripsi)

Oleh ANWAR HUDA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PARTIAL LEAST SQUARE BERBASIS VARIANS

SEBAGAI METODE ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH STRUCTURAL EQUATION MODELING

Oleh

ANWAR HUDA

Structural Equation Modeling (SEM) adalah metode analisis multivariat yang digunakan untuk menggambarkan hubungan linier secara simultan antara variabel laten dan variabel indikator. Pemodelan struktural yang sering digunakan SEM berbasis kovarian selanjutnya disebut LISREL. Metode pendugaan yang umumnya digunakan adalah metode Maximum Likelihood Estimator (MLE), yang memiliki kemampuan analisis dan prediksi yang lebih baik dibandingkan analisis jalur dan regresi berganda karena mampu menganalisis sampai pada level terdalam terhadap variabel atau model yang diteliti serta menyertakan eror pengukuran. Namun pendugaan parameter dengan metode MLE dalam LISREL membutuhkan beberapa asumsi kritis seperti jumlah sampel harus besar, normalitas data, multikolinieritas dan kompleksitas model. Dengan jumlah sampel 50, model yang diestimasi dengan metode MLE dalam LISREL memberikan estimasi parameter dan model statistik yang kurang baik, bahkan menghasilkan negative variance. Salah satu pendekatan baru yang diperkenalkan oleh Herman Wold adalah Partial Least Square (PLS) dan sering disebut soft modeling yang merupakan metode SEM berbasis varian, dengan ukuran sampel relatif kecil dan tidak memerlukan asumsi-asumsi lain seperti dalam SEM berbasis kovarian. Oleh karna itu, PLS dapat dijadikan sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi SEM.

(3)

ABSTRACT

PARTIAL LEAST SQUARE BASED VARIANCE

AS AN ALTERNATIVE METHOD OF STRUCTURAL EQUATION MODELING PROBLEM SETTLEMENT

By

ANWAR HUDA

Structural Equation Modeling (SEM) is a multivariate analysis method that is used to describe the simultaneous linear relationship between the latent variables and indicator variables. Structural modeling which is often used covariance-based SEM hereinafter is referred LISREL. Estimation method that is commonly used is the Maximum Likelihood Estimator (MLE), which has the analytical skills and a better prediction than the path analysis and regression because it is able to analyze up to the deepest level of the variable or models that were analyzed and include measurement error. However, parameter estimation by MLE method in LISREL needs some critical assumptions such as the sample size should be large, data normality, multicollinearity and the complexity of the model. With 50 samples, the model which is estimated by MLE method in LISREL provide less good parameter estimates and statistical models and produce negative variance. One of new approach which is introduced by Herman Wold is Partial Least Square (PLS). PLS which is often called with soft modeling is a method of SEM-based variant which the sample size is relatively small and does not require other assumptions such as the covariance-based SEM. Therefore, PLS can be used as an alternative method to resolve the problems faced by SEM.

(4)

PARTIAL LEAST SQUARE BERBASIS VARIANS SEBAGAI METODE ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH STRUCTURAL EQUATION

MODELING

Oleh

Anwar Huda

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Anwar Huda dilahirkan di Seputih Banyak Lampung Tengah pada tanggal 04 Maret 1994. Anak ke empat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Daelami dan Ibu Dasih. Ia mengawali pendidikannya pada tahun 1998 di TK Ma’arif Seputih Banyak. Dua tahun kemudian, ia melanjutkan pendidikan tingkat dasar di SD N 04 Tanjung Harapan, Seputih Banyak hingga tahun 2006. Pada pendidikan tingkat menengah pertama penulis bersekolah di SMP N 01 Seputih Banyak, yang diselesaikan pada tahun 2009. Kemudian pada pendidikan tingkat menengah atas penulis melanjutkan pendidikannya di MAN 01 Lampung Timur hingga selesai tahun 2012.

Pada tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikanya ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Lampung yaitu Universitas Lampung. Sejak saat itu penulis menjadi mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNILA. Selama menempuh pendidikan di Universitas Lampung, penulis pernah tergabung dalam organisasi sebagai Ketua Umum GEMATIKA 2012/2013, Kabid Kaderisasi HIMATIKA 2013/2014, dan Ketua Umum HIMATIKA 2014/2015.

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah atas Rahmat Allah SWT Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Kedua Orang Tua Tercinta Ayahanda Daelami dan Ibunda Dasih Sebagai tanda baktiku dan kasihku kepadanya. Orang tua yang telah membesarkanku dan merawatku hingga saat ini, yang telah mendidik, memberikan nasehat dan ilmu untuk bekal di dunia maupun akhirat, serta memberikan dukungan materil maupun moril selama menempuh pendidikan hingga sampai sekarang. Terima kasih atas semua doa dan harapan yang besar

padaku, dan terimakasih telah menjadi pembimbing hidup yang paling setia sampai saat ini dan menjadi panutan selamanya.

Kakak Suratman, Siti Zulaikah, Sugeng Muttaqin, dan Ahmad Mansur Saudara yang selalu memberikan semangat serta dukungan moril maupun

materil. Terima kasih atas semua doa dan dukungannya..

Sahabat dan Teman Tersayang

Sahabat dan teman-teman yang selalu mewarnai dalam hari-hariku, canda tawa, suka, duka, dan bahagia yang kalian berikan selama ini. Terima kasih atas dukungan, saran, semangat, bantuan, bahkan kritikan yang sangat bermanfaat.

Alamamaterku Tercinta Universitas Lampung

(10)

KATA INSPIRASI

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu“ (Q.S. Al-Baqarah : 45)

“Jika belum bisa membahagiakan orang tua, setidaknya jangan mebuat mereka

menangis. Tidak ada alasan untuk tidak membahagiakan mereka” (Anwar Huda)

“Mungkin kamu belum tentu berhasil meskipun kamu bertahan, tapi kamu pasti

akan gagal jika kamu berhenti.” (Anonymous)

Jika ilmu mu ingin bertambah, maka merasalah “BODOH”

(11)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. Atas segala nikmat, rahmat, kekuatan, dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PARTIAL LEAST SQUARE BERBASIS VARIANS SEBAGAI METODE

ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH STRUCTURAL EQUATION MODELING” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) di Universitas Lampung. Shalawat beriring salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing dan menunjukkan ummatnya kejalan yang benar.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Eri Setiawan, M.Si. selaku Pembimbing I, yang selama ini dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Asmiati, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing II, yang selama ini telah membimbing dan memberi nasehat dalam menyelesaiakan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si. selaku Dosen Pembahas, yang selalu memberi masukan dan evaluasi kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

(12)

4. Bapak Amanto S.Si., M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan nasehat selama penulis menjalani pendidikan di Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Tiryono Ruby, M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

7. Para Dosen Jurusan Matematika yang telah banyak memberikan pengajaran dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Serta seluruh staf karyawan di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

8. Bapak Daelami dan Ibu Dasih tercinta yang tiada habis mendidik, menasehati, dan selalu membantu secara moril maupun materil. Serta kakak-kakak dan saudara yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam mengerjakan skripsi.

9. Sahabat – sahabat seperjuangan : Angger, Chandra, Danar, Jorgi, Pras, Rendi, Topik, Anggy, Audy, Desti, Dwi, Elva, Ernia, Imah, Putri, Ratih, Riyama, Selvi, Yanti, serta teman – teman Matematika’12 atas bantuan, semangat dan rasa kekeluargaan yang telah diberikan.

10. Keluarga Besar HIMATIKA FMIPA UNILA yang telah memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran kepada penulis

11. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu–

persatu atas segala bantuan, dukungan dan do’a yang telah diberikan kepada

(13)

Demikian ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan. Tiada balasan yang dapat penulis berikan atas segala dukungan, nasehat, bantuan, dan do’a kecuali ALLAH SWT dzad yang mampu membalasnya. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 16 Februari 2017 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Manfaat Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Structural Equation Modeling ... 4

2.1.1 Sejarah Structural Equation Modeling... 4

2.1.2 Pengertian Structural Equation Modeling... 5

2.1.3 Spesifikasi Model ... 5

2.1.4 Pembentukan Matriks Kovarian... 7

2.1.5 Identifikasi Model ... 10

2.1.6 Estimasi Model... 11

2.1.7 Evaluasi Model... 13

2.2 Metode Maximum Likelihood Estimator ... 15

2.3 Partial Least Square ... 17

2.3.1 Sejarah Perkembangan Partial Least Square... 17

2.3.2 Pengertian Partial Least Square ... 18

2.3.3 Spesifikasi Model ... 19

2.3.4 Kriteria Penilaian... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

3.2 Metode Penelitian ... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 28

4.1 Data Penelitian ... 28

4.2 Spesifikasi Model... 28

4.3 Identifikasi Model ... 31

4.4 Estimasi Pendugaan Parameter dengan Metode Maximum Likelihood Estimator Menggunakan Program Lisrel 8.8 ... 33

4.5 Estimasi Penduga Parameter dengan Metode Partial Least Square Menggunakan Program SmartPLS.3... 37

(15)

4.5.1 Pengujian Outer Model ... 37

4.5.2 Pengujian Inner Model ... 41

4.6 Analisa Pembahasan ... 43

V. KESIMPULAN... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Discriminant Validity... 39 2. Cross Loading... 40 3. R-Square ... 41

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Path Diagram. ... 30

2. Path Diagram Metode MLE dengan program LISREL 8.8 ... 33

3. Output hasil estimasi metode MLE ... 35

4. Output estimasi setelah penambahan ‘Set Error Variance of C to 0.01’ ... 36

5. Path Diagram Metode PLS dengan program SmartPLS.3... 37

6. Output path diagram setelah pengurangan variabel indikator ... 38

7. Diagram Average Variance Extracted... 39

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Structural Equation Modelling (SEM) pertama dikenalkan oleh seorang ilmuwan bernama Joreskog pada tahun 1970. SEM merupakan teknik statistika yang kuat dalam menetapkan model pengukuran dan model struktural. SEM juga didasarkan pada hubungan kausalitas, yakni terjadinya perubahan pada satu variabel berdampak pada perubahan variabel yang lainnya.

Metode SEM memiliki kemampuan analisis dan prediksi yang lebih baik

dibandingkan analisis jalur dan regresi berganda lainya. Hair dkk. (1998) mendukung pendapat di atas dengan menunjukkan perbedaan antara teknik SEM dengan teknik regresi dan multivariat lainya melalui dua karakteristik SEM. Yang pertama adalah estimasi terhadap multiple interrelated dependence relationships yang istilah sederhananya adalah susunan beberapa persamaan regresi berganda yang terpisah tetapi saling berkaitan. Susunan persamaan ini dispesifikasikan dalam bentuk model struktural dan diestimasi oleh SEM secara simultan. Yang kedua adalah kemampuan untuk menunjukkan konsep-konsep tidak teramati (unobserved concepts) serta

(19)

2

hubungan-hubungan yang ada di dalamnya, dan perhitungan terhadap kesalahan-kesalahan pengukuran dalam proses estimasi.

Dalam buku Structural Equation Modelling (Ghozali dan Fuad, 2005), terdapat pernyataan dari Bagozzi dan Fornell (1982) bahwa structural equation modelling atau model persamaan struktural yaitu generasi kedua teknik analisis multivariat yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Dalam menggunakan SEM terdapat beberapa asumsi-asumsi yang harus terpenuhi diantaranya : ukuran sampel, normalitas multivariat, dan multikolinieritas.

Dalam dunia statistika tentunya tidak semua data dapat memenuhi semua asumsi-asumsi yag terdapat dalam SEM. Analisis data multivariat dengan metode SEM cenderung hanya bisa digunakan untuk menganalisis dan mengukur data variabel yang langsung bisa diukur menggunakan alat ukur tertentu. Sedangkan sangat banyak di dunia nyata data variabel bukanlah data variabel yang langsung bisa diukur, namun terdiri dari beberapa indikator yang ada di dalamnya sehingga analisis statitika

metode SEM tidak bisa menganalisisnya. Jikapun dipaksakan akan menghasilkan hasil pengukuran yang mempunyai error yang besar.

Pada tahun 1975, Wold menyelesaikan sebuah soft modeling untuk analisis hubungan antara beberapa blok dari variabel teramati pada unit statistik yang sama. Metode ini dikenal sebagai pendekatan Partial Least Square (PLS) ke SEM (SEM-PLS) atau

(20)

3

PLS Path Modeling (PLS-PM) yang merupakan metode SEM berbasis varian. PLS merupakan metode analisis yang powerfull karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar.

Pada penelitian ini penulis ingin menunjukkan bahwa metode PLS berbasis varian dapat memberikan solusi bagi SEM berbasis kovarian apabila data yang diobservasi tidak memenuhi asumsi-asumsi dalam SEM.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana pendugaan parameter apabila tidak terpenuhinya asumsi dalam SEM.

b. Untuk mengetahui metode PLS dapat digunakan sebagai alternatif mengatasi masalah dalam analisis SEM.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penilitian ini adalah :

a. Dapat dijadikan perbandingan dalam mempelajari metode-metode statistika terutama yang berhubungan dengan SEM.

b. Dapat mengetahui metode PLS sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan dalam analisis SEM.

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Structural Equation Modeling

Structural Equation Modeling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode statistik yang terpisah yaitu analisis faktor yang dikembagkan di ilmu psikologi dan

psikometri serta model persamaan simultan yang dikembangkan di ekonometrika (Wijayanto, 2008).

2.1.1 Sejarah Structural Equation Modeling

Analisis faktor pertama kali diperkenalkan oleh Galton [1822-1911] dan Pearson [1857-1936]. Penelitian Spearman [1863-1945] merupakan perkembangan model analisis faktor umum. Dalam penelitiannya berkaitan dengan struktur kemampuan mental, Spearman menyatakan bahwa uji interkorelasi antar kemampuan mental dapat menentukan faktor kemampuan umum dan faktor-faktor kemampuan khusus. Ia memulai karirnya sebagai psikologi dan pada tahun1904 ia meletakkan dasar

psikometri sebagai salah satu cabang dari ilmu kuantitatif. Konsep One Factor Model

yang diusulkannya menyebabkan ia memperoleh julukan “The Father of Factor

(22)

5

Spearman menjadi multiple factor model. Ia mengakomodasi Spearman’s one-factor model melalui konsep “second order factor” Akhirnya Karl Joreskog berhasil melakukan suatu terobosan dalam hal estimasi dan analisis faktor. Beberapa konstribusinya mencakup : Maximim Likelihood (ML) estimation sebagai metode praktis yang dapat digunakan untuk estimasi, konsep Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan LISREL.

2.1.2 Pengertian Structural Equation Modeling

Menurut Ghozali, SEM adalah suatu teknik variabel ganda yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan keterkaitan hubungan linier secara simultan antara variabel-variabel pengamatan, yang sekaligus melibatkan variabel-variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung.

Jenis variabel menurut Ramadiani (2010), dalam SEM mengandung dua jenis variabel yaitu variabel laten dan variabel teramati, dua jenis model yaitu model struktural dan model pengukuran serta dua jenis kesalahan yaitu kesalahan struktural dan kesalahan pengukuran.

2.1.3 Spesifikasi Model

SEM terdiri atas model pengukuran dan model struktural. Model pengukuran menggambarkan hubungan antar variabel-variabel indikator dengan variabel laten yang dibangunnya, sedangkan model struktural menjelaskan antar variabel laten.

(23)

6

Misalkan vektor acak ηT= (η1,η2,….,ηm) dan ξT= (ξ1, ξ2, … , ξn) berturut-turut adalah

variabel laten endogen dan variabel laten eksogen membentuk persamaan simultan dengan hubungan persamaan linear sebagai berikut :

η = βη + Γξ + ζ (2.1.1)

Dari persamaan (2.1.1) dapat diturunkan menjadi model struktural sebagai berikut :

η = βη + Γξ + ζ η − βη = Γξ + ζ

(I − β)η = Γξ + ζ

(I − β)-1(I − β)η = (I − β)-1(Γξ + ζ)

η = (I − β)-1(Γξ + ζ) (2.1.2) Model pengukuran dinyatakan sebagai berikut:

Y = Λyη + ε (2.1.3)

X = Λxξ + δ (2.1.4)

dengan :

η : vektor variabel laten endogen, berdimensi m x 1

β : matriks koefisien η, berdimensi m x m

Γ : matriks koefisien ξ, berdimensi m x n

ξ : vektor variabel laten eksogen, berdimensi n x 1

ζ : vektor galat pada persamaan struktural, berdimensi m x 1 Y : vektor variabel indikator untuk variabel laten endogen

berdimensi p x 1

Λy : matriks koefisien Y terhadap η, berdimensi m x 1

(24)

7

X : vektor variabel indikator untuk variabel laten eksogen berdimensi q x 1

Λx : matriks koefisien X terhadap ξ, berdimensi q x n

δ : vektor galat pengukuran X, berdimensi q x 1

diasumsikan bahwa ζ tidak berkorelasi dengan ξ, dan (I − β) non-singular. Nilai harapan η, ξ, ζ, ε dan δ adalah nol. Galat pengukuran ε dan δ dianggap tidak

berkorelasi satu sama lain, juga dengan variabel-variabel laten.

2.1.4 Pembentukan Matriks Kovarian

Bila Φ adalah matriks kovarian bagi ξ, ψ adalah matriks kovarian bagi ζ, Θεadalah matriks kovarian bagi ε dan Θδadalah matriks kovarian bagi δ, maka matriks kovarian bagi η adalah:

∑ɳɳ= Cov(η, η) = E{ηηT} = E{[(I − β)-1(Γξ + ζ)]([(I − β)-1(Γξ + ζ)]T)} = E{(I − β)-1(Γξ + ζ)(Γξ + ζ)T[(I − β)-1]T} = E{(I − β)-1(Γξ + ζ)(ζT+ ξTΓT)[(I − β)-1]T} = E{(I − β)-1(ΓξζT+ ΓξξTΓT+ ζζT+ ζξTΓT)[(I − β)-1]T}

= (I − β)-1{E[ΓξζT] + E[ΓξξTΓT] + E[ζζT] + EζξTΓT}[(I − β)-1]T = (I − β)-1(ΓΦΓT+ ψ)[(I − β)-1]T (2.1.5)

(25)

8

dan matriks kovarian bagi η dan ξ

∑ɳξ= Cov (η, ξ) = E[ηξT]

= E[(I − β)-1(Γξ + ζ)ξT] = (I − β)-1E[ΓξξT+ ζξT]

= (I − β)-1ΓΦ (2.1.6)

partisi matriks kovarian bagi X dan Y ke dalam empat bagian dapat ditulis sebagai berikut: ∑ = ∑ ∑ ∑ ∑ ΣYY= Cov(Y, Y) = E[YYT] = E[(ΛYη + ε)(ΛYη + ε)T] = E[(ΛYη + ε)(ηTΛYT+ εT)] = E[ΛYηηTΛYT+ εηTΛYT+ ΛYηεT+ εεT]

= ΛYE[ηηT]ΛYT+ E[εηT]ΛYT+ ΛYE[ηεT] + E[εεT]

= ΛY(I − β)-1(ΓΦΓT+ ψ)[(I − β)-1]TΛYT+ Θε (2.1.7) ΣYX= Cov(Y, X) = E[YXT] = E[(ΛYη + ε)(ΛXξ + δ)T] = E[(ΛYη + ε)(ξTΛXT+ δT)] = E[ΛYηξTΛXT+ εξTΛXT+ ΛYηδT+ εδT]

(26)

9

= ΛYE[ηξT]ΛXT+ E[εξT]ΛXT+ ΛYE[ηδT] + E[εδT]

= ΛY(I − β)-1ΓΦΛXT (2.1.8) ΣXY= Cov(X, Y) = E[XYT] = E[(ΛXξ + δ)(ΛYη + ε)T] = E[(ΛXξ + δ)(ηTΛYT+ εT)] = E[ΛXξηTΛYT+ δηTΛYT+ ΛXξεT+ δεT]

= ΛXE[ηξT]ΛYT+ E[δηT]ΛYT+ ΛXE[ξεT] + E[δεT]

= ΛXΓΦ(I − β)-1ΛYT (2.1.9) ΣXX= Cov(X, X) = E[XXT] = E[(ΛXξ + δ)(ΛXξ + δ)T] = E[(ΛXξ + δ)(ξTΛXT+ δT)] = E[ΛXξξTΛXT+ δξTΛXT+ ΛXξδT+ δδT]

= ΛXE[ξξT]ΛXT+ E[δξT]ΛYT+ ΛYE[ξδT]+ E[δδT]

= ΛXΦΛXT+ Θδ (2.1.10)

matriks kovarian Σ dapat dinyatakan dalam parameter model θ, yaitu:

Σ = Σ(θ)

= Ʌ (1 − ) (ΓΦΓ + )[(1 − ) ] Ʌ + Θε Ʌ (1 − ) ΓΦɅ

Ʌ ΓΦ(1 − ) Ʌ Ʌ ΦɅ + Θδ

(27)

10

dengan θ adalah vektor yang beranggotakan unsur-unsur ΛY, ΛX, β, Γ, Φ, ψ, Θε dan

Θδyang dapat dinyatakan sebagai parameter tetap, kendala dan bebas.

Parameter tetap adalah parameter yang ditentukan nilainya, parameter kendala adalah parameter yang tidak diketahui nilainya tetapi ditentukan kesamaannya dengan satu atau lebih parameter lain, dan parameter bebas adalah parameter yang tidak diketahui nilainya dan tidak diketahui kesamaan dengan parameter yang lainnya.

2.1.5 Identifikasi Model

Masalah identifikasi adalah pemecahan yang unik terjadi untuk setiap parameter jika semua parameter model teridentifikasi. Jika semua parameter tidak dapat

teridentifikasi, maka tidak dapat ditentukan estimator yang konsisten untuk parameter tersebut.

Syarat teridentifikasi bagi semua parameter adalah:

u < (p + q)(p + q + 1) (2.1.12)

dengan u adalah banyaknya parameter yang tidak diketahui, p adalah banyaknya variabel laten endogen dan q adalah banyaknya variabel indikator laten eksogen.

(28)

11

2.1.6 Estimasi Model

Pada SEM diasumsikan bahwa variabel indikator dan variabel laten kontinwu. Padahal dalam penelitian sosial variabel-variabel indikatornya umumnya menggunakan skala Likert atau merupakan variabel ordinal.

Konsekuensi dari masalah tersebut adalah model pengukuran (2.1.3) dan (2.1.4) tidak dapat dijabarkan sebagai hubungan linear Y terhadap η dan X terhadap ξ karena pada SEM diasumsikan bahwa η dan ξ merupakan variabel laten yang kontinwu, sehingga perlu penyesuaian model pengukuran sebagai berikut:

Y∗= ΛYη + ε (2.1.13)

X∗= ΛXξ + δ (2.1.14)

dengan Y∗dan X∗adalah indikator laten kontinwu. Fungsi non-linear yang menghubungkan variabel indikator berskala ordinal (Y dan X) dengan variabel indikator laten berskala kontinwu (Y∗dan X∗), dinyatakan sebagai berikut:

= ⎩ ⎪ ⎨ ⎪ ⎧ ,, jika<∗ ≤∗ ⋮ ⋮ − , < ∗ , < ∗ (2.1.15) = ⎩ ⎪ ⎨ ⎪ ⎧ ,, jika< ∗∗≤ ⋮ ⋮ − , < ∗ , < ∗ (2.1.16)

(29)

12

dengan c adalah banyaknya kategori pada Y, aiadalah parameter ambang untuk

kategori pada Y, di mana i = 1, 2, …, c-1, di mana d adalah banyaknya kategori pada

X, bjadalah parameter ambang untuk kategori pada X, di mana j = 1, 2, …, d-1,

dengan a0= b0= −∞ dan ac= bd= +∞.

Diasumsikan Y∗dan X∗berdistribusi normal baku, sehingga estimasi parameter ambangnya adalah sebagai berikut:

ai= Φ-1 ∑ , = 1,2, … , − 1 (2.1.17)

bj= Φ-1 ∑ , = 1,2, … , − 1 (2.1.18)

dengan Φ-1(∙) adalah invers dari fungsi distribusi normal baku, nkadalah frekuensi

pengamatan pada kategori ke-k dan n adalah banyaknya pengamatan untuk k kategori.

Misalkan Y∗dan X∗adalah variabel indikator laten kontinwu berdistribusi normal baku dengan mean nol dan varian satu (0,1), maka dapat diasumsikan Y∗dan X∗ berdistribusi normal baku bivariat dengan korelasi ρ. Korelasi ρ ini disebut korelasi polikhorik, yaitu korelasi antara variabel indikator laten kontinwu Y∗dan X∗.

Misalkan fungsi densitas normal baku bivariat dengan ρ dinyatakan sebagai berikut:

ϕ(X∗, Y∗: ρ) =

( ) exp[ ( ) (X

(30)

13

(2.1.19) Sehingga peluang pengamatan untuk Y = I dan X = j adalah:

Pij=∫ ∫ ( ∗, ∗: )dX∗dY∗

(2.1.20)

2.1.7 Evaluasi Model

Uji kelayakan model dilakukan untuk mengetahui model telah fit atau belum. Uji kelayakan model diantaranya sebagai berikut:

1) Model Keseluruhan (Struktur Sekaligus Pengukuran) Uji kelayakan pada model keseluruhan

a) Uji Chi-square Hipotesis: H0∶ Σ = Σ(θ) H1∶ Σ ≠ Σ(θ) Ststistik uji: X2= (n − 1)FML = (n − 1)log|Σ(θ)| + tr[SΣ-1(θ) − log|S| − (p + q)] (2.1.21) Kriteria uji:

H0ditolak jika X2hitung>X2α,( (p+q)(p+q+1)-t), di mana t adalah jumlah parameter bebas

untuk perkiraan model. Dan jika digunakan perangkat lunak, H0ditolak jika

(31)

14

adalah matriks kovarians dari populasi, S adalah matriks kovarians sampel dari observasi.

b) Uji Root Mean Square Error Aproximate (RMSEA) Statistik Uji: RMSEA = (2.1.22) dengan = (2.1.23) Kriteria Uji:

Model dikatakan baik jika nilai RMSEA < 0,08. 2) Model Pengukuran

Setelah keseluruhan model fit, maka langkah berikutnya adalah pengukuran setiap konstruk. Pendekatan untuk menilai model pengukuran diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel. Terdapat dua cara untuk menentukan reliabilitas, yaitu composit (construct) reliability dan variance extracted. Cut-off value dari construct reliability adalah minimal 0,70 sedangkan cut-off untuk variance extracted minimal 0,50.

(32)

15

Construct Reliability = ( )

( ) ∑ (2.1.24)

Standardized loading : besarnya nilai koefisen terhadap variabel laten εj : measurement error = 1 − standardized loading2.

Variance extracted didapat dengan rumus: Variance extracted =

∑ (2.1.25)

(Ghozali, 2008:233) b) Uji Diskriminant Validity

Validitas adalah ukuran sampai sejauh mana suatu indikator secara akurat mengukur apa yang hendak diukur. Masing-masing konstruk laten dinilai baik jika besarnya akar dari variance extracted (√ ) lebih tinggi nilainya dibandingkan nilai korelasi antar variabel laten (Ghozali, 2008:235).

2.2 Metode Maximum Likelihood Estimator

Estimator yang sering digunakan dalam SEM adalah Maximum Likelihood Estimator (MLE). Menurut Bain dan Engelhardt (1992: 293) metode MLE merupakan salah satu cara untuk melakukan penaksiran parameter yang tidak diketahui. Prosedur penaksiran MLE menguji apakah penaksiran maksimum yang tidak diketahui dari fungsi likelihood suatu sampel nilainya sudah memaksimumkan fungsi likelihoodnya.

Misalkan X1,X2, …,Xnadalah variabel acak dari populasi dengan fungsi densitas

(33)

16

Maka fungsi likelihood sampel tersebut adalah :

L( , , … , ; ) = f( ; θ ) f( ; θ ) … f( ; θ )

=∏ ( ; )

= L( | , , … , )

= L( ) (2.2.1)

Kemudian persamaan (2.2.1) tersebut didiferensialkan terhadap untuk memperoleh penaksiran yang maksimum.

Dalam banyak kasus, penggunaan diferensial akan lebih mudah bekerja pada logaritma natural dari L( , , … , ; ) yaitu :

ln L( , , … , ; ) (2.2.2)

Langkah-langkah untuk menentukan penaksiran maximum likelihood dari iadalah :

1. Menentukan fungsi likelihood

L( , , … , ; ) = f( ; θ ) f( ; θ ) … f( ; θ ) 2. Membentuk logaritma natural likelihood

ln L( , , … , ; ) = ln f( ; θ ) f( ; θ ) … f( ; θ )

3. Menurunkan persamaan logaritma natural likelihood terhadap θ dan menyelesaikanya

( , ,…, ; )

= 0

(34)

17

2.3 Partial Least Squares

Partial Least Square (PLS) adalah suatu metode yang berbasis keluarga regresi yang dikenalkan oleh Herman O.A Wold untuk penciptaan dan pembangunan model dan metode untuk ilmu-ilmu sosial dengan pendekatan yang berorientasi pada prediksi. PLS memiliki asumsi data penelitian bebas distribusi, artinya data penelitian tidak mengacuh pada salah satu distribusi tertentu (misalnya distribusi normal).

2.3.1 Sejarah Perkembangan Partial Least Squares

PLS dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indicator. Pada tahun 1966 Herman Wold mempresentasikan dua prosedur iterative menggunakan metode estimasi Least Square untuk single dan multikomponen model (Ghazali, 2008). Pada dasarnya, Wold membangun PLS untuk menguji teori yang lemah dan masalah pada asumsi normalitas distribusi data (Jogiyanto, 2009).

Tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel X terhadap Y dan menjelaskan hubungan teoritikal di antara kedua variabel. PLS adalah metode regresi yang dapat digunakan untuk identifikasi faktor yang merupakan kombinasi variabel X sebagai penjelas dan variabel Y sebagai respon (Talbot, 1997 dalam Jogiyanto, 2009).

(35)

18

2.3.2 Pengertian Partial Least Square

PLS merupakan metode alternatif dari SEM yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan diantara variabel yang kompleks namun ukuran sampel datanya kecil (30 sampai 100), mengingat SEM memiliki ukuran sampel data minimal 100 (Hair dkk., 2010).

PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu variabel laten dan variabel laten yang lain, serta hubungan suatu variabel laten dan indikator-indikatornya. PLS didefinisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara variabel laten dan indikator-indikatornya. Variabel laten terbagi menjadi dua yaitu laten eksogen dan laten endogen. Variabel laten eksogen merupakan variabel laten penyebab, variabel laten yang tidak dipengaruhi oleh variabel laten lainnya. Variabel laten eksogen memberikan efek kepada variabel laten lainnya. Sedangkan variabel laten endogen merupakan variabel laten yang dijelaskan oleh variabel laten eksogen. Variabel laten endogen adalah efek dari variabel laten eksogen (Yamin dan Kurniawan, 2009).

Menurut Abdi (2003), Regresi PLS merupakan metode untuk mencari komponen dari X yang juga berkaitan dengan y. Konsep dari regresi PLS adalah menguraikan variabel respon y dan variabel prediktor X dengan persamaan:

y = TqT+ f (2.3.1)

(36)

19

di mana y merupakan vektor variabel respon, X merupakan matriks variabel

prediktor, T adalah matriks variabel laten atau skor komponen PLS, q adalah vektor loading dari y dan P adalah matriks faktor loading dari X. Vektor q didapatkan dengan cara meregresikan variabel indikator dengan variabel laten dengan menggunakan penduga Ordinary Least Square (OLS).

2.3.3 Spesifikasi Model

Terdapat tiga model analisis jalur dalam PLS, yaitu inner model yang menspesifikasikan hubungan antar variabel laten, outer model yang

menspesifikasikan hubungan antara variabel laten dengan variabel indikator, weight relation yang mengestimasi nilai dari variabel laten.

1. Inner Model

Inner model merupakan model yang menggambarkan hubungan yang ada di antara variabel laten berdasarkan path substantive theory. Inner model biasa disebut sebagai inner relation atau structural model. Model persamaan inner model adalah sebagai berikut:

η = β0+ βη + Γξ + ζ (2.3.3)

dengan

η = vektor variabel laten endogen (dependen), ξ = vektor variabel laten eksogen (independen) ζ = vektor residual (unexplained variance).

(37)

20

Oleh karena PLS didesain untuk model rekursif, atau sering disebut causal chain system, maka model rekrusif dari PLS adalah sebagai berikut

η

j= Σiβjiηi+ Σiγjbξb+ ζ j (2.3.4)

dengan

β

ji = koefisien jalur yang menghubungkan predictor endogen

γ

jb = koefisien jalur yang menghubungkan predictor eksogen

i…b = indeks range sepanjang I dan b j = jumlah variabel laten endogen

ζ j = inner residual variabel.

2. Outer Model

Outer model adalah model yang menggambarkan hubungan antara variabel laten dengan indikatornya. Outer model biasa disebut sebagai outer relation atau measurement model. Pada outer model terdapat dua model yaitu model indikator refleksif dan model indikator formatif.

Model refleksif sering disebut sebagai principal factor model yang berarti variabel indikator dipengaruhi oleh variabel laten. Persamaan model indikator refleksif adalah sebagai berikut

x = λxξ + εx (2.3.5)

(38)

21

dengan x dan y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ) dan varabel laten endogen (η). Sedangkan λ x dan λ y merupakan matriks loading yang

menggambarkan seperti koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya.

Model formatif merupakan kebalikan dari model refleksif dimana model formatif mengasumsikan bahwa variabel indikator mempengaruhi variabel laten. Arah hubungan kausalitas mengalir dari variabel indikator ke variabel laten. Persamaan model indikator formatif adalah sebagai berikut:

ξ = ΠξXi + δξ (2.3.7)

η = ΠηYi + εη (2.3.8)

dengan ξ,η , X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya, Πx dan Πy adalah seperti

koefisen regresi berganda dari variabel laten terhadap indikator, sedangkan δξdan εη adalah residual dari regresi.

Menurut Jarvis, Mackanzie dan Podsakoff (2003) dalam Ghozali (2011 : 13), terdapat beberapa kriteria untuk menentukan formatif model atau refleksif model, yaitu : a. Apabila terjadi perubahan pada variabel laten, maka variabel indikator pada

model formatif tidak akan mengalami perubahan, sedangkan pada model refleksif akan mengakibatkan adanya perubahan pada variabel indikator,

b. Apabila terjadi perubahan pada variabel indikator, maka variabel laten pada model formatif mengalami perubahan, sedangkan pada model releksif tidak akan mengakibatkan adanya perubahan pada variabel laten,

(39)

22

c. Arah kausalitas pada model formatif dari variabel indikator ke variabel laten sedangkan arah kausalitas pada variabel refleksif dari variabel laten ke variabel indikator,

d. Kemiripan kontent pada variabel indikator di model formatif tidak harus sama atau mirip, sedangkan variabel indikator pada model refleksif harus memiliki kontent yang sama atau mirip,

e. Pada model formatif tidak memiliki kovarian antar variabel indikator, sedangkan pada model refleksif diharapkan ada kovarian antar variabel indikator.

2.3.4 Kriteria Penilaian

Dalam penggunaanya, PLS memiliki beberapa evaluasi terhadap model struktural dan model pengukuran yang ada. Dalam evaluasi model pengukuran, dilakukan uji

convergent validity, discriminant validity, composite reliability, dan Average Variance Extracted. Sedangkan dalam evaluasi model struktural dilakukan uji R-squared (R2) dan uji estimasi koefisien jalur.

1. Convergent validity

Convergent validity digunakan untuk mengukur besarnya korelasi antara variabel laten dengan variabel indikator pada model pengukuran refleksif. Dalam evaluasi convergent validity dapat dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score. Menurut Chin (1998), suatu kolerasi dapat dikatakan memenuhi convergent validity apabila memiliki nilai loading sebesar/lebih besar dari 0,5 sampai 0,6.

(40)

23

2. Discriminant Validity

Discriminant Validity dari model pengukuran refleksif dapat dihitung berdasarkan nilai cross loading dari variabel indikator terhadap masing-masing variabel laten. Jika kolerasi antara variabel laten dengan setiap indikatornya (variabel indikator) lebih besar dari pada korelasi dengan variabel laten lainnya, maka variabel laten tersebut dapat dikatakan memprediksi indikatornya lebih baik daripada variabel laten lainnya.

Selain itu, discriminant validity juga dapat dihitung dengan membandingkan nila square root of average variance extracted (AVE). Apabila nilai √AVE lebih tinggi dari pada nilai korelasi di antara variabel laten, maka discriminant validity dapat dianggap tercapai. Discriminant validity dapat dikatakan tercapai apabila nilai AVE lebih besar dari 0,5. Cara untuk menghitung nilai AVE adalah sebagai berikut:

AVE = ∑

∑ ∑ ( ) (2.3.9)

dengan λ1adalah loading factor (convergent validity), dan var ε(i)= 1- λ12.

3. Composite Reliability

Variabel laten dapat dikatakan memiliki realibilitas yang baik apabila nilai composite reliability lebih besar dari 0,6. Cara untuk composite reliability adalah sebagai berikut:

pc = (∑ )

(∑ ) ∑ ( ) (2.3.10)

(41)

24

Ghozali (2011 : 26) menyatakan bahwa pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur realibiltias dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan nilai composite realibility (pc).

4. R-squared (R2)

Pengujian R-squared (R2) merupakan cara untuk mengukur tingkat Goodness of Fit (GOF) suatu model struktural. Nilai R-squared (R2) digunakan untuk menilai seberapa besar pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen. Menurut Chin (1998), hasil R2sebesar 0,67 mengindikasikan bahwa model dikategorikan baik. Hasil R2sebesar 0,33 mengindikasikan bahwa model

dikategorikan moderat. Sedangkan Hasil R2sebesar <0,33 mengindikasikan bahwa model dikategorikan lemah.

5. Uji Signifikansi

Uji signifikansi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji signifikansi pada metode PLS, variabel bebas yang dimaksud adalah variabel laten eksogen dan variabel terikat yang dimaksud adalah variabel laten endogen. Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam inner model digunakan untuk mengetahui signifikansi dari hubungan-hubungan antar variabel laten. Nilai signifikan dapat diperoleh dengan prosedur bootstrapping yang dikembangkan oleh Geisser & Stone.

(42)

25

Hipotesis yang digunakan pada uji signifikansi adalah:

H0 = Variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap varabel terikat H1 = Variabel bebas berbengaruh signifikan terhadap variabel terikat Statistik uji yang digunakan adalah:

T statistik =

( ) (2.3.11)

Dimana bjadalah nilai dugaan βjdan S(bj) adalah standar error bagi bj.

Daerah penolakan yang digunakan adalah:

(43)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil output data yang di estimasi dengan metode Maximum Likelihood Estimator-Structural Equation Modelling (MLE-SEM) menggunakan program LISREL 8.8 dan Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM) menggunakan program SmartPLS.3. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Membangkitkan data dengan program Minitab berdistribusi normal dengan jumlah sampel 50

2. Spesifikasi Model a). Model pengukuran b). Model struktural

(44)

27

4. Estimasi Model

a). Estimasi Model dengan metode Maximum Likelihood Estimator-Structural Equation Modelling menggunakan program LISREL 8.8

b). Estimasi Model dengan metode Partial Least Square-Structural Equation Modelling menggunakan program SmartPLS.3

(45)

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan metode Maximum Likelihood Estimator (MLE-SEM) menggunakan program LISREL 8.8 dan Partial Least Square (PLS-SEM) menggunakan SmartPLS.3 dapat disimpulkan bahwa :

1. SEM berbasis kovarian sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi parametrik yang harus terpenuhi seperti ukuran sampel yang besar. Jumlah sampel yang kecil dapat memberikan estimasi parameter dan model statistik yang kurang baik, bahkan dapat menghasilkan negative variance.

2. PLS-SEM dapat dijadikan sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi SEM berbasis kovarian.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, H. 2003. Partial Least Squares (PLS) Regression, The University of Texas at Dallas.

Bain, L.J. dan Engelhardt, M. 1992. Introduction to Probability and Mathematical Statistics, Second Edition. Duxbury Press, California. Chin, W. W. 1998. The partial least squares approach for structural equation

modeling. In George A. Marcoulides (Ed.), Modern Methods for Business Research, Lawrence Erlbaum Associates, 295-336.

Ghozali, Imam. 2008. Struktural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, I. dan Fuad. 2005. Structural Equation Modeling: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program LISREL. Badan Penerbit Undip, Semarang. Hair, J.F., Anderson, R.F., Tatham, R.L. dan Black, W.C. 1998. Multivariate Data

Analysis, 5thEdition, Prentice Hall.

Hair, Black, Babin, & Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis 7th. New Jersey: Prentice Hall.

Jogiyanto dan Abdillah, W. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: Fakultas Bisnis UGM.

Kurniawan, H. dan Yamin, S. 2009. Structural Equation Modelling: lebih mudah mengolah data kuesioner dengan Lisrel dan smartPLS. Salemba Infotek: Jakarta.

Ramadiani. 2010. Structural Equation Model untuk Analisis Multivariate menggunakan Lisrel. Jurnal Informatika Mulawarman, 5(1): 15-18.

(47)

Wijayanto, S.H. 2008. Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8. Konsep dan Tutorial. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Wold, H. 1982. Soft modeling: the basic desing and some extensions, In: Systems under Indirect Observation, Part 2, Jöreskog K.G., Wold H. (eds). North-Hollad, 1-5.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut diantaranya adalah kurangnya ketelitian siswa dalam menuliskan apa yang ditanyakan dan siswa belum mengetahui maksud dari hal

Bahwa oleh karena itu terdapat argumen kuat untuk mendukung sistem keuangan bebas bunga bagi abad ke-21 yang sejalan dengan ajaran Islam dan ajaran Kristen awal (James

Berdasarkan proposal PGM, diketahui bahwa dana peningkatan cakupan posyandu melingkupi kegiatan yang diusulkan dalam bentuk penyuluhan dengan metode demonstrasi pembuatan

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa siswa sudah cukup baik terkait dalam keberanian dalam proses belajar, pantang menyerah, dan menunjukkan sikap yang tenang

Jumlah Saham yang ditawarkan Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp..

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran aktif dengan metode mind map dapat meningkatkan kreativitas belajar

Selanjutnya, dari unsur-unsur seperti alur, latar, tokoh (penokohan), gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat akan mengacu pada satu tema cerita atau makna keseluruhan yang

untuk tujuan berikutnya menjadi barang perdagangan; (3) perempuan memainkan peran sentral dalam kedaulatan pangan; (4) setiap orang memiliki hak untuk memperoleh