• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat berkomunikasi yang tidak akan pernah lepas dalam kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat berkomunikasi yang tidak akan pernah lepas dalam kehidupan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sarana yang begitu penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah alat berkomunikasi yang tidak akan pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa kita bisa menyampaikan maksud, pikiran, akal dan kehendak kepada orang lain di sekitar kita. Melalui bahasa kita dapat berinteraksi dan berhubungan dengan berjuta-juta orang di muka bumi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup baik primer, sekunder maupun tersier. Setiap percakapan maupun dialog yang pada hakekatnya dilakukan untuk berkomunikasi, tidak mungkin dilakukan tanpa menggunakan bahasa. Kalaupun dilakukan dengan bahasa isyarat, hal tersebut merupakan suatu upaya atau cara untuk mempertegas maksud. Bahasa tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:43)

“bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; percakapan (perkataan) yang baik; tingkah laku yang baik; sopan santun: serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan)”.

Setiap negara memiliki bahasa resminya sendiri yang kemudian menjadi bahasa pemersatu dan menjadi salah satu identitas dari bangsa dan negara tersebut, seperti halnya dua bahasa yang akan diteliti yaitu bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Bahasa Mandarin merupakan bahasa resmi negara Republik Rakyat Cina (RRC). Bahasa

(2)

Mandarin berasal dari rumpun Rumpun Sino-Tibetan.Saat ini, bahasa Mandarin menjadi salah satu bahasa yang perkembangannya sangat pesat di Indonesia setelah bahasa Inggris. Oleh karena itu masyarakat Indonesia sangat berminat bukan hanya sekedar untuk mengetahui, tetapi juga untuk mempelajarinya. Bahasa Mandarin juga sudah diakui keberedaaannya di kancah dunia Internasional dan sebagai salah satu bahasa yang resmi digunakan di PBB.

Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan absolut bagi masyarakat dunia. Bahasa Inggris adalah bahasa Internasional yang berasal dari rumpun bahasa Germanic. Masyarakat yang berasal dari beragam latar belakang goegrafi, agama dan kultur, menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi antara satu sama lainnya. Dengan demikian dapat ditarik suatu gambaran yang jelas bahwa bahasa Inggris memberi ruang gerak yang luas untuk larut menjadi bagian dari komunitas global masyarakat dunia.Menguasai bahasa Inggris secara aktif, maka tidak akan ada lagi batas wilayah negara, tidak ada racial fanaticsm, dan dengan bangga tentu kita bisa melantunkan satu baris syair The Beatels “And the world will be as one…”.

Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan bahasa Inggris. Sejak di sekolah dasar para pelajar/ siswa telah mendapatkan pelajaran bahasa Inggris. Masyarakat Indonesia secara umum kini sudah bisa menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Penulis sendiri adalah salah satu pelajar Indonesia yang mempelajari bahasa Mandarin dan bahasa Inggris, sebagai bahasa kedua dan ketiganya. Selama mempelajari kedua bahasa asing tersebut penulis menemukan berbagai kesulitan. Salah satu kesulitan tersebut adalah dalam hal tata bahasanya.

(3)

Hal ini menjadi, salah satu alasan penulis untuk meneliti satu bagian dari tata bahasa bahasa Mandarin dan bahasa Inggris, dengan fokus penelitian pada penggunaan tingkat perbandingan (degree of comparison) yang terkhusus dalam kata banding tingkat paling (Superlative Degree/ 最高级 zui gao ji).

Kata banding adalah kata yang membandingkan dua objek yang berbeda. Kata banding sangat sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk membandingkan dua yang berbeda kualitas, jumlah dan satuannya. Kata banding juga digunakan untuk membandingkan kata sifat dan kata keterangan pada sebuah kalimat. Bahasa Mandarin memiliki 3 jenis kata banding, yaitu 最 高 级 zuigaoji (paling), 比 较 bijiaoji (dibandingkan), dan juga kata banding 原级 yuanji (setara). Dalam penenelitian ini penulis akan menganalisis penggunaan kata banding 最高级 zuigaoji (paling).

Di dalam bahasa Inggris tingkat perbandingan disebut The Degree of Comparison (tingkat perbandingan) yang terbagi atas tiga jenis, yaitu: (1) Equal Comparison (perbandingan setara) adalah tingkat perbandingan Positive Degree hanya menyatakan sesuatu keadaaan biasa atau apa adanya, (2) Comparative Degree (perbandingan tidak setara) adalah untuk menyatakan bahwa sesuatu benda maupun orang memiliki sifat yang lebih dari yang lain. Comparative Degree menggunakan kata sifat yang diakhiran –er jika kata sifat yang digunakan terdiri dari 1 atau 2 suku kata dan apabila kata sifat atau kata keterangan tersebut lebih dari 2 suku kata maka kata sifat tersebut diberi imbuhan more sebelum kata sifat. Setelah kata sifat diikuti dengan kata than, (3) Superlative Degree (perbandingan absolut) adalah menyatakan suatu benda

(4)

jika kata sifat yang digunakan terdiri dari 1 atau 2 suku kata. Apabila kata sifat yang digunakan terdiri lebih dari 2 suku kata maka diberi kata most sebelum kata sifat. Sebelum kata sifat didahului dengan kata sandang the.

Penggunaan kata banding dalam kalimat harus disesuaikan dengan aturan penggunaan yang benar, karena jika tidak akan terjadi kerancuan atau kesalah pahaman arti. Selama penulis mempelajari kedua bahasa tersebut penulis mempelajari bahwa kata banding bahasa Inggris jauh lebih sulit dari bahasa Mandarin. Penggunaan kata banding Superlative Degree secara benar di dalam kalimat adalah sangat penting, baik di dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Berdasarkan pengamatan awal, selain dari pengalaman penulis sendiri, pelajar juga sering kesulitan dalam memahami kata banding Tingkat Paling (Superlative Degree), terlebih di dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan aturan penggunaan kata banding Tingkat Paling (Superlative degree) di dalam kalimat bahasa Inggris jauh lebih rumit dibandingkan dengan bahasa Mandarin.

Penelitian ini adalah penelitian kontrastif, yaitu yang membandingkan dua bahasa dari berasal dari rumpun yang berbeda dikenal sebagai penelitian kontrastif. Penelitian yang berjudul “Analisis Kontrastif Tingkat perbandingan dalam Kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Inggris” ini menggunakan pendekatan teori kontrastif untuk mencoba melihat perbedaan dan persamaan penggunaan kata banding Tingkat Paling(Superlative Degree) di dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Moeliono, (1976:103) mendefinisikan “pendekatan kontrastif adalah sebuah pendekatan yang digunakan dalam mencari suatu perbedaan antara bahasa pertama dan

(5)

bahasa target yang sering membuat pembelajaran bahasa kedua mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi bahasa kedua yang dipelajari tersebut.”

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan tata bahasa (structure), karena penulis akan menganalisis penggunaan kata banding Tingkat Paling(Superlative Degree) di dalam kalimat. Tata bahasa dalam hal ini merupakan bagian dari sintaksis sesuai dengan yang dinyatakan menurut Moeliono, (1976:103) “Sintaksis adalah studi kaidah kombinasi kata menjadi satuan yang lebih besar, frase dan kalimat.” Dikemukakan juga bahwa satuan yang tercakup dalam sintaksis adalah frase dan kalimat, dengan kata sebagai dasarnya. Secara umum sintaksis mempelajari tentang struktur dan unsur pembentuk kalimat.

Penelitian kontrastif ini diharapkan nantinya akan memberikan kontribusi bagi para pelajar bahasa Mandarin maupun bahasa Inggris, untuk lebih memahami struktur/ aturan penggunaan kata banding Tingkat Paling (Superlative Degree) dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dalam hal analisis kontrastif kata banding yang diteliti oleh Budiman (2012), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kontrastif Kata Banding dalam Kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.

(6)

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok pembahasan serta tetap fokus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, peneliti membatasi masalah penelitian ini pada penggunaan kata banding Tingkat Paling (Superlative Degree) dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.

1.3 Rumusan Masalah

Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perbedaan penggunaan kata banding Tingkat Paling dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Inggris?

2. Bagaimana persamaan penggunaan kata banding Tingkat Paling dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Inggris?

(7)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dua masalah penelitian yang dikemukakan maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan perbedaan penggunaan kata banding Tingkat Paling dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Inggris

2. Mendeskripsikan persamaan penggunaan kata banding Tingkat Paling dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Inggris

1.5 Manfaat Penelitian

Setiap manfaat penelitian pada prinsipnya harus berguna sebagai penunujuk praktek pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat tersebut baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, bagi objek yang diteliti, maupun bagi peneliti. Adapun penelitian ini diharapakan memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut :

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis disebut sebagai manfaat akademis, yakni manfaat yang dapat membantu untuk lebih memahami suatu konsep atau teori dalam suatu displin ilmu. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan, perbedaan dan persamaan penggunaan kata banding Tingkat Paling (Superlative Degree) di dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris dan dapat membantu mengatasi kesulitan dalam proses belajar kedua bahasa.

(8)

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat Praktis merupakan manfaat yang bersifat terapan dan dapat digunakan untuk keperluan praktis, misalnya memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, memperbaiki suatu program yang sedang berjalan. Dalam manfaat praktis penelitian ini penulis harapkan dapat membantu pembelajar baik bahasa Mandarin maupun bahasa Inggris sebagai bahasa kedua/ ketiganya dengan memahami perbedaan maupun persamaan dari kedua bahasa khususnya dalam kata banding tingkat paling (Superlative Degree).

Referensi

Dokumen terkait

Fase ini berfokus pada “apa” (what); di mana pada definisi ini pengembang perangkat lunak harus mengidentifikasi informasi apa yang akan diproses, fungsi dan

Unit pengolahan air siap minum bergerak mempunyai fungsi untuk menyediakan air siap minum bagi korban bencana alam yang dalam hal ini diaplikasikan dalam operasi kemanusiaan

RADEN INTAN LAMPUNG 1440 H/2019 M.. Arifin kenakalan remaja adalah kehidupan remaja yang menyimpang dari berbagai pranata dan norma yang berlaku umum. Baik yang

merupakan implementasi dari halaman dashboard warga dalam home yang dapat dilihat dengan login terlebih dahulu yang tersedia di header maka akan muncul

Bakteriosin kelas IIb mengandung dua peptida yang berbeda, dan membutuhkan kedua peptida ini untuk aktivitas antimikrobial yang optimal (Cleveland et al.,

Tahap ini adalah pembuatan mesin sesuai dengan proses perancangan untuk mendapatkan mesin pemotong lembaran plastik yang diinginkan. Tahap

Dari uraian yang telah diberikan pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perilaku titik ekuilibrium untuk sistem yang telah dibentuk tidak selalu sama pada setiap kasusnya.