PERTEMUAN KELIMA
PERSEDIAAN (2)
Pengertian Penilaian Persediaan
• Adalah menentukan nilai persediaan yang dicantumkan dalam neraca
Ada 3 metode penilaian persediaan 1. Metode harga pokok
2. Metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah
3 Metode Penilaian Persediaan Metode Harga pokok
• Dalam metode ini harga pokok persediaan akhir akan dicantumkan dalam neraca, dengan cara FIFO, LIFO, rata-rata dsb
Metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah
• Sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, maka persediaan barang akan dicantumkan dalam neraca sebesar harga pokoknya • Apabila pada akhir periode terjadi perubahan harga persediaan
barang dimana nilai pengganti atau biaya mereproduksi persediaan bisa lebih rendah dari harga pokok barang tsb maka dpt digunakan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah
Rumus :
• Nilai bersih yg dpt direalisasi (batas Maks) = Taksiran hrg jual – By. Penjualan
• Batas Minimum = Nilai bersih yg dapat direalisasi – Laba normal
Bila penggunaan harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah, yang dimaksud harga pasar adalah nilai ganti rugi pada saat itu (current replacement cost) yang didapat dengan cara membeli atau mereproduksi menurut keadaan, kecuali :
a. Harga pasar tidak boleh melebihi nilai bersih yang dapat direalisasikan (yaitu ; taksiran harga jual dalam kegiatan usaha sehari-hari dikuarngi biaya-biaya yang dapat diperkirakan terlebih dahulu untuk penyelesaiannya atau penjualannya)
b. Harga pasar tidak boleh lebih rendah daripada nilai bersih yang dapat direalisasikan sesudah dikurangi dengan laba yang normal
Cara mengerjakan :
• Tentukan mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar
• Jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan batas atas atau batas bawah
– Jika batas bawah < jumlah yang lebih rendah < batas atas maka nilai persediaan adalah jumlah yang lebih rendah tsb
– Jika batas bawah > jumlah yang lebih rendah, maka nilai persediaan di neraca adalah batas bawah
– Jika batas atas < jumlah yang lebih rendah maka nilai persediaan di neraca adalah batas atas
Contoh : biaya penjualan barang A per unit Rp 400 . Laba normal per unit Rp 300
Harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah ditentukan dengan cara
1.050 950 800 950 850 650 1.200 950 750 1.000 850 600 1.100 1.100 1.100 950 950 950 800 800 800 650 650 650 1.050 1.050 1.050 1.050 1.050 1.050 1.500 1.500 1.500 1.350 1.350 1.350 1 2 3 4 5 6 Harga pokok pengganti Batas atas Batas bawah Harga pokok atau harga yg lebih rendah Harga pasar Harga pokok Taksiran harga jual Keadaan No.
Keterangan
1. Harga pasar yang dipilih adalah batas atas (Rp 1.100) karena harga pokok pengganti (Rp 1.200) lebih tinggi dari batas atas. Harga pasar yang dipilih ini (Rp 1.100) dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 1.050
2. Harga pokok penggganti (Rp 950) masih didalam batas atas dan batas bawah, sehingga harga pokok pengganti ini (Rp 950) dipilih sebagai harga pasar. Harga pasar yang dipilih ini (Rp 950) dibandingkan dengan harga pokok (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 950
3. Harga pokok pengganti (Rp 750) lebih rendah dari batas bawah (Rp 800) sehingga batas bawah (Rp 800) dipilih sebagai harga pasar. Harga pasar yang dipilih ini (Rp 800) kemudian dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 800
4. Harga pokok pengganti (Rp 1.000) lebih tinggi dari batas atas (Rp 950) sehingga yang dipilih adalah batas atas(Rp 950). Harga pasar yang dipilih ini kemudian dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 950
5. Harga pokok pengganti (Rp 850) masih berada diantara batas bawah dan batas atas, sehingga harga pokok pengganti ini yang dipilih (Rp 850). Harga pasar yang dipilih ini (Rp 850) dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah, yaitu Rp 850
6. Harga pokok pengganti (Rp 600) lebih rendah dari batas bawah (Rp 650) sehingga yang dipilih adalah batas bawah. Harga pasar yang dipilih ini kemudian dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 650
Cara penerapan metoe harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah Misalnya persediaan barang dengan harga pokok dan harga pasar sbb :
267.000 265.000 255.000 267.000 95.000 170.000 45.000 45.000 105.000 60.000 45.000 52.000 97.000 110.000 60.000 170.000 267.000 50.000 45.000 95.000 105.000 70.000 175.000 270.000 Kelompok 1 Barang A Barang B Kelompok 2 Barang C Barang D jumlah Nilai persediaan Keseluruhan persediaan Kelompok-kelompok persediaan Masing-masing jenis persediaan
Harga pokok dan harga pasar yang lebih rendah Harga pasar Harga pokok Jenis barang
Pencatatan metode harga pokok atau harga
pasar yang lebih rendah, ada 3 metode :
• Metode pengurangan persediaan langsung, dimanakerugian penurunan harga tidak dilaporkan sendiri • Metode pengurangan persediaan langsung, dimana
hanya kerugian penurunan harga persediaan akhir yang dilaporkan tersendiri
• Metode cadangan persediaan, dimana kerugian penurunan harga persediaan awal & akhir dilaporkan sendiri -40.000 16.000 300.000 280.000 224.000 300.000 320.000 240.000 1 januari 91 31 desem 91 31 desem 92 Selisih/kerugi an Harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah Harga pokok
a. Metode pengurangan persediaan langsung - kerugian tidak disendirikan
Dalam cara ini harga pokok penjualan dan persediaan barang awal dan akhir dicatat dengan jumlah harga pokok atau harga pasar, yang lebih rendah. Apabila harga pasar lebih rendah dari harga pokok, maka rekening harga pokok penjualan mengandung 2 elemen, yaitu
- Harga pokok penjualan barang-barang yang dijual berdasarkan harga pokok
- Kerugian penurunan harga persediaan barang dagang
Metode fisik Tahun 1991
HPP 300.000
persediaan barang 300.000
(menutup persediaan awal)
Persediaan barang 280.000
HPP 280.000
(mencatat persediaan akhir dengan jumlah harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah)
Tahun 1992
HPP 280.000
persediaan barang 280.000
(menutup persediaan awal)
Persediaan barang 224.000
HPP 224.000
(mencatat persediaan akhir dengan jumlah harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah)
Metode buku Tahun 1991
HPP 40.000
persediaan barang 40.000
(mengurangi nilai persediaan akhir menjadi jumlah harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah)
Tahun 1992 :
HPP 16.000
persediaan barang 16.000
(mengurangi nilai persediaan akhir menjadi jumlah harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah)
b. Metode pengurangan persediaan langsung
- kerugian penurunan harga persediaan akhir disendirikan Dalam cara ini persediaan awal dan akhir dicatat dengan
harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah. Tetapi rugi laba dikredit dengan persediaan barang akhir sebesar harga pokoknya, selisihnya merupakan kerugian penurunan harga persediaan yang dicatat tersendiri. Rekening harga pokok penjualan mengandung 2 elemen : - Harga pokok barang yang dijual berdasar harga pokok - Penurunan harga persediaan barang awal periode
Apabila dipakai metode buku, buku pembantu persediaan harus disesuaikan
Metode fisik Tahun 1991
HPP 300.000
persediaan barang 300.000
(menutup persediaan awal)
Persediaan barang 280.000
Rugi penurunan harga persediaan 40.000
HPP 320.000
Tahun 1992
HPP 280.000
persediaan barang 280.000
(menutup persediaan awal)
Persediaan barang 224.000
Rugi penurunan harga persediaan 16.000
HPP 240.000
(mencatat persediaan akhir dan mengakui kerugian)
Metode buku Tahun 1991
Rugi penurunan harga persediaan 40.000
persediaan barang 40.000
(mengurangi nilai persediaan akhir menjadi jumlah harga pokok atu harga pasar, yang lebih rendah)
Tahun 1992
Rugi penurunan harga persediaan 16.000
persediaan barang 16.000
(mengurangi nilai persediaan akhir menjadi jumlah harga pokok atu harga pasar, yang lebih rendah)
c. Metode cadangan persediaan
- kerugian penurunan harga persediaan awal dan akhir disendirikan Metode fisik
Tahun 1991
HPP 300.000
persediaan barang 300.000 (menutup persediaan awal)
Persediaan barang 320.000 Rugi penurunan harga persediaan 40.000
HPP 320.000
cadangan penurunan harga persediaan 40.000 (mencatat persediaan akhir dengan jumlah harga pokok dan mengakui
kerugian)
Tahun 1992
HPP 320.000
persediaan barang 320.000
(menutup persediaan awal)
Persediaan barang 240.000
Cad penurunan harga persediaan 24.000
HPP 240.000
laba dari pengurangan cad penrun hrg psd 24.000
(mencatat persediaan akhir dengan jumlah harga pokok dan mengakui kerugian)
Metode buku Tahun 1991
Rugi penurunan harga persediaan 40.000
cad penurunan harga persediaan 40.000 (mengurangi nilai persediaan akhir menjadi jumlah harga
pokok atau harga pasar, yang lebih rendah) Tahun 1992
Cad penurunan harga persediaan 16.000
laba dari pengurangan cad penuru hrg psd 16.000
(menyesuaikan perkiraan cadangan agar sesuai dengan rugi turunnya harga persediaan akhir)
C. Metode Harga jual
Penyimpangan dari prinsip harga pokok untuk penilaian persediaan yaitu dengan mencantumkan persediaan dengan harga jual bersihnya dapat diterima asalkan dipenuhi syarat :
1. Ada kepastian bahwa barang-barang itu akan dapat segera dijual dengan harga yang telah ditetapkan
2. Merupakan produk standar, yang pasarnya mampu menampung serta sulit untuk menentukan harga pokoknya
Metode Taksiran Persediaan dalam Metode
Fisik ada 2 macam :
A. Metode laba bruto
Menentukan jumlah persediaan dengan metode laba bruto biasanya dilakukan dalam keadaan sbb :
– Utk menaksir jumlah persediaan barang yang diperlukan utk menyusun laporan jangka pendek, dimana perhitungan fisik tidak mungkin dilakukan – Utk menaksir persediaan barang yang rusak karena
terbakar dan menentukan jumlah barang sebelum terjadinya kebakaran
– Utk mengecek jumlah persediaan yang dihitung dengan cara-cara lain
– Utk menyusun taksiran harga pokok penjualan, persediaan akhir dan laba bruto
B.Metode harga Eceran
Metode ini biasanya digunakan dalam toko-toko yang menjual bermacam-macam barang secara eceran, termasuk toko serba ada
Metode harga eceran bisa digunakan untuk :
– Menaksir jumlah persediaan barang utk penyusunan laporan keuangan jangka pendek
– Mempercepat perhitungan fisik, karena jumlah yang dihitung dicantumkan dengan harga jualnya, maka utk mengubahnya ke harga pokok ialah dengan mengalikannya dengan
prosentase harga pokok tanpa perlu memperhatikan masing-masing fakturnya
– Mutasi barang dapat diawasi yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan fisik yang dinilai dengan harga jual dengan hasil perhitungan dari metode eceran
Contoh penggunaan metode laba bruto : Persediaan barang awal Rp 100.000
Pembelian (netto) Rp 400.000
Penjualan (netto) Rp 300.000
Misalnya laba bruto sebesar 25 % dri penjualan :
Panjualan 100 %
Laba bruto 25 %
---HPP 75 %
Persediaan barang akhir periode dihitung :
Persediaan awal Rp 100.000
Pembelian (netto) Rp 400.000
---Tersedia untuk dijual Rp 500.000
Penjualan Rp 300.000
Laba bruto (25% x 300.000) Rp 75.000
---Taksiran HPP Rp 225.000
Contoh perhitungan persediaan akhir dengan metode harga eceran
harga eceran harga pokok Persediaan barang awal Rp 100.000 Rp 60.000
Pembelian (neto) 1.100.000 780.000
---
---Tersedia untuk dijual 1.200.000 840.000
Penjualan 1.040.000
---Persediaan barang akhir 160.000
840.000
Persentase harga pokok --- x 100 % = 70 % 1.200.000
Persediaan barang akhir dengan harga pokok 70 % x 160.000 = Rp 112.000
1. Diketahui : persediaan barang awal periode Rp 200.000,--, pembelian bersih Rp800.000200.000,--,-- dan penjualan bersih Rp 500.000,--.Jika laba bruto sebesar 20% dari penjualan, hitung taksiran nilai persediaan akhir dengan metode laba bruto
2. Hitung persediaan akhir dengan metode harga eceran dari data sebagai berikut :
Harga eceran Harga pokok Persediaan barang awal Rp 200.000,-- Rp 120.000,-Pembelian bersih Rp 2.200.000,-- Rp 1.560.000,--Penjualan Rp
2.080.000,-3. Dari data No. 2 berapakah persentase dari harga pokok dan persediaan akhir dari harga pokok tersebut :