PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA
MATA PELAJARAN IPS KELAS V
Heru Adikusuma
1, Luh Putu Putrini Mahadewi
2, I Dewa Kade Tastra
3 1,2,3Jurusan Teknologi Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: { [email protected]
1, [email protected]
2,
[email protected]
3}
AbstrakPenelitian Pengembangan ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan rancang bangun pengembangan multimedia pembelajaran berorientasikan pendidikan karakter, (2) mengetahui validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran berorientasikan pendidikan karakter (3) mengetahui efektifitas multimedia pembelajaran berorientasikan pendidikan karakter. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model ADDIE. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, pencatatan dokumen, kuesioner, dan tes. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu pedoman wawancara, laporan pencatatan dokumen, angket/kuesioner, dan tes objektif. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif, dan teknik analisis statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) rancangan pengembangan multimedia pembelajaran menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi, (2) Hasil kualitas produk diperoleh dinyatakan valid dari review para ahli dan pengguna dengan: (a) hasil review ahli isi muatan pelajaran IPS menunjukkan multimedia pembelajaran berpredikat baik (86,66%), (b) hasil review ahli media menunjukkan multimedia pembelajaran sangat baik (93,91%), (c) hasil review ahli desain pembelajaran menunjukkan multimedia pembelajaran berpredikat baik (84,70%), (d) hasil uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan menunjukkan berpredikat sangat baik (90,41%), sangat baik (91,56%) dan sangat baik (92,91%). (3) Pada uji efektivitas Multimedia pembelajaran menunjukan hasil t-hitung (13,08) > t-tabel (2,42). Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran berorientasikan pendidikan karakter. Dengan demikian multimedia pembelajaran berorientasikan pendidikan karakter yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS.
Kata-kata kunci: IPS, multimedia, model ADDIE , pengembangan
Abstract
Research the development of this i based on the low learning result of Social Sciences student of class V. This study aims to (1)to describe the design of development of multimedia oriented learning character education, (2) to know the validity of the development of multimedia-oriented learning education character (3) to know the effectiveness of learning oriented multimedia character education. This type of research is development research using ADDIE model. The data in this study were collected using interview method, document recording, questionnaire, and test. Instruments used in
collecting data are interview guides, document recording reports, questionnaires, and objective tests. The collected data were analyzed by qualitative descriptive analysis technique, quantitative descriptive analysis technique, and inferential statistical analysis technique. The results showed that(1) the development of multimedia development use model of ADDIE development model which consists of analysis, design, development, implementation and evaluation, (2) The result of product quality obtained is valid from the review of experts and users by: (a) the result of expert review of content of Social Sciences lesson indicates that learning media have good predicate (86,66%), (b) result of media expert's review show excellent learning media (93,91%), (c) result of design study review show (84.70%), (d) individual trial results, small group trials and field trials showed excellent predicate (90.41%), excellent (91.56%) and excellent 92.91%).(3) On effectiveness test of Multimedia learning show result of t-count (13,08)> t-table (2,42). This means, there are significant differences in student learning outcomes between before and after using educational multimedia-oriented character education. Thus multimedia-oriented learning character education developed effectively to improve Social Sciences learning result.
Keywords: ADDIE model, Development, multimedia, social sciences
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan Negara (UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Untuk itu perlu adanya perbaikan pada sistem pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan. Purwanto (2014:66) menyatakan bahwa :
Tujuan pendidikan sebagai adalah gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Tujuan pendidikan disebutkan pada bab II pasal 2 UU Sisdiknas untuk mengembagkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berahhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk tercapainya tujuan pendidikan yang sudah tercantum pada bab II pasal 2 UU Sisdiknas, diperlukan pembelajaran berorientasi pendidikan karakter tentang semangat berkebangsaan sejak usia dini.
Zusnani (2012:10) menyatakan bahwa, Pendidikan karakter dan pendidikan
yang berbasis karakter adalah semacam keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri. Kesadaran ini harus ditanamkan sedalam mungkin ke dalam jiwa masyarakat, dan tentunya melalui jalur pendidikan. Di titik inilah, pendidikan berbasis karakter bangsa adalah alat paling ampuh dalam rangka menanamkan kesadaran kebudayaan.
Namun dalam
pengimplementasiannya pendidikan karakter diangap masih kurang, ditambah dengan berbagai masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, mulai dari guru maupun peserta didiknya yang membuat tidak tercapainya tujuan dari pendidikan itu sendiri
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama ibu Ni Nyoman Umi Ruspita, S.Pd. sebagai wali kelas V yang
mengempu mata pelajaran IPS
mengatakan bahwa, 1) hasil nilai rapor belajar siswa semester ganjil kurang mememuaskan, dibawah standar kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. 2) Kurangnya ketersediaan media yang digunakan untuk menunjang pembelajaran pada mata pelajaran IPS dikelas. 3) Kurangnya keaktifan/ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas. 4) dan dari observasi permbelajaran dikelas belum adanya nilai-nilai pendidikan karakter yang dimasukkan kedalam proses pembelajaran dikelas.
Dari permasalahan tersebut, poin kedua merupakan masalah yang paling menonjol. Kurangnya penggunaan media di sekolah cenderung membuat proses pembelajaran berjalan tidak efektif. Proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah masih konvensional, seperti ceramah. Hal itu dinilai tidak menarik dan kurang efisien bagi siswa. Padahal fasilitas-fasilitas seperti LCD, computer/laptop, dan alat pendukung lainnya yang tersedia di SD Negeri 4 Banyuning cukup memadai. Hanya saja fasilitas-fasilitas tersebut kurang dimanfaatkan dengan baik oleh guru. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, dibutuhkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan yakni sebuah multimedia pembelajaran.
Hofstetter, 2001 (dalam suyanto, 2003) menerangkan bahwa multimedia adalah pemanfaatan Komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.
Sudatha dan Tegeh (2009:49),
menyatakan bahwa, Multimedia
pembelajaran dapat diartikan sebagai sistem komunikasi interaktif berbasis computer dalam suatu penyajian secara terintegrasi. Istilah berbasis computer berarti bahwa program multimedia menggunakan computer dalam menyajikan pembelajaran. Sedangkan istilah terintegrasi berarti bahwa multimedia pembelajaran dapat menampilkan teks, gambar, audio, dan video atau animasi dalam satu kali tayangan presentasi.
Multimedia yang akan dikembangkan yakni multimedia pembelajaran berorientasikan pendidikan karakter didalamnya,
Dalam pengembangan multimedia pembelajaran sendiri terdapat 4 bentuk-bentuk penyajian multimedia digolongkan dalam 4 macam, yaitu: (1) tutorial, (2) Drills dan Practice, (3) simulasi, dan (4) permainan instruksional. Pengembangan multimedia ini nantinya menggunakan bentuk penyajian tutorial, ini diambil dari beberapa keputusan dilihat dari keadaan
siswa, dimana siswa masih belum mahir menggunakan komputer sehingga perlu tuntunan seorang guru. Disini ibu Made Ayu Puspasari, S.Pd. selaku pengganti wali kelas V yang sedang cuti hamil sendiri sudah terbiasa menggunakan komputer sehingga dapat dikatakan bisa menggunakan multimedia pembelajaran ini nantinya
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Menurut Trianto (2011:206) penelitian pengembangan merupakan “rangkaian proses/langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan”. Menurut Soenarto (dalam Tegeh, 2014:xii) memberikan batasan tentang penelitian pengembangan
sebagai suatu proses untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang akan digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bahwa yang dimaksud dari penelitian pengembangan adalah rangkain proses pengembangan/penyempurnaan produk berupa materi, media, alat dan strategi pembelajaran yang nantinya digunakan dalam pembelajaran.
Pengembangan multimedia
pembelajaran berorientasikan pendidikan karakter ini dilakukan dengan model pengembangan ADDIE (analysis, design, development, implementation, dan evaluation). Romiszowski ( Dalam Tegeh & dkk, 2014:42) mengemukakan bahwa pada tingkat desain materi pembelajaran dan pengembangan, sistematik sebagai aspek prosedural pendekatan sistem telah diwujudkan dalam banyak praktik
metodologi untuk desain dan
pengembangan teks, materi audiovisual dan materi pembelajaran berbasis komputer.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peneliti mengembangkan media yaitu multimedia pembelajaran berorientasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V semester ganjil di SD Negeri 4 Banyuning Tahun Pelajaran 2017/2018.
Sejalan dengan paparan di atas rumusan masalah yang diajukan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Bagaimanakah rancang bangun
pengembangan multimedia pembelajaran berorientasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS kelas V di SD Negeri 4 Banyuning? (2) Bagaimanakah validitas
dari pengembangan multimedia
pembelajaran berorientasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS kelas V di SD Negeri 4 Banyuning menurut review para ahli dan uji coba produk? (3) Bagaimnakah efektifitas multimedia pembelajaran berorientasi pendidikan karakter pada kelas V khususnya mata pelajaran IPS di SD Negeri 4 Banyuning tahun pelajaran 2017/2018 ?
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : (1) Untuk mendeskripsikan rancang bangun pengembangan multimedia pembelajaran berorientasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS kelas V di SD Negeri 4 Banyuning. (2) Untuk mengetahui validitas pengembangan multimedia pembelajaran berorientasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS kelas V di SD Negeri 4 Banyuning menurut review para ahli dan uji coba produk. (3) Untuk mengetahui efektiftas dari multimedia pembelajaran berorientasi pendidikan karakter pada mata pelajaran IPS kelas V di SD Negeri 4 Banyuning tahun pelajaran 2017/2018
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi model pengembangan yang digunakan untuk mengembangkan multimedia Pembelajaran berorientasi pendidikan karakter Menurut Tegeh & dkk (2014:42), mengemukakan bahwa model ADDIE terdiri atas lima langkah yaitu: (1) analisis, (2) desain/rancangan, (3) pengembangan, (4) penerapan dan (5) evaluasi.
Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data untuk menjawab permasalahan mengenai rancang bangun pengembangan multimedia pembelajaran, hasil validasi multimedia pembelajaran serta efektivitas multimedia pembelajaran. Disini menggunakan lima metode
pengumpulan data yaitu metode pencatatan dokumen, observasi, wawancara, kuesioner/angket dan tes. Adapun penjabaran dari masing- masing metode adalah sebagai berikut. Metode pencatatan dokumen merupakan cara memperoleh data dengan cara mengumpulkan segala
macam dokumen dan melakukan
pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data serta mendeskripsikan laporan rancang bangun pengembangan produk multimedia pembelajaran. Pencatatan dokumen ini dimulai dari tahap analisis di SD Negeri 4 Banyuning. Dokumen yang dikumpulkan adalah berupa silabus, RPP yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kemudian observasi, lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai masalah-masalah yang terjadi dilapangan. Selanjutnya wawancara, pedoman wawancara juga digunakan untuk mengumpulkan data mengenai masalah pembelajaran yang terjadi dilapangan Metode kuesioner/angket adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kualitas produk dengan menguji validitas produk
pada pengembangan multimedia
pembelajaran. Instrumen yang digunakan untuk metode kuesioner dalam penelitian pengembangan ini adalah kuesioner. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli isi bidang studi atau ahli mata pelajaran, ahli desain pembelajaran dan ahli media, siswa saat uji coba perorangan, kelompok kecil dan saat uji lapangan. Metode tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar yaitu tes objektif atau pilihan ganda. Tes objektif atau pilihan ganda ini digunakan pada uji efektivitas produk hasil belajar siswa. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data, yaitu teknik analisis deksriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif, dan teknik analisis statistik inferensial (uji-t). Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subyek yaitu:
Persentase= ×100%
(Tegeh dan Kirna, 2010:101) Keterangan:
n = jumlah seluruh item angket
Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan terhadap hasil
angket atau kuesioner digunakan ketetapan Konversi Tingkat Pencapaian Skala 5 sebagai berikut.
Tabel 1. Konversi PAP Tingkat Pencapaian dengan skala 5
Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan 90-100 80-89 65-79 40-64 0-39 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kuran
Tidak perlu direvisi Sedikit direvisi Direvisi secukupnya Banyak hal yang direvisi
Diulang membuat produk
(Agung, 2013:107)
Analisis Statistik Inferensial. Menurut Agung (2012:68) “metode analisis statistik inferensial ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik inferensial untuk menguji suatu hipotesis penelitian yang diajukan penelitian, dan kesimpulan ditarik berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis”. Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Banyuning sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan multimedia pembelajaran. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pre-test dan post-test terhadap materi pokok yang diuji cobakan.
Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas).
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak, untuk itu dapat digunakan rumus Liliefors.
Menurut Koyan (2012: 109) adapun cara yang dapat dilakukan untuk menguji normalitas suatu data dengan teknik liliefors yaitu sebagai berikut.
(a) Urutkan data sampel dari kecil ke besar dan tentukan frekuensi setiap data.
(b) Tentukan nilai z dari setiap data. (c) Tentukan besar peluang untuk
setiap nilai z berdasarkan tabel z dan diberi nama F(z).
(d) Hitung frekuensi kumulatif relatif dari setiap nilai z yang disebut dengan (e) S(z) → Hitung proporsinya, kalau n
= 20, maka setiap frekuensi kumulatif dibagi dengan n. Gunakan nilai L0 yang terbesar.
(f) Tentukan nilai L0 = |F(z) – S(z)|,
hitung selisihnya, kemudian bandingkan dengan nilai Lt dari tabel Lilifors.
Jika L0 < Lt , maka H0 diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Uji homogenitas dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi. Uji homogenitas untuk uji-t dilakukan dengan uji Fisher dengan rumus sebagai berikut.
Kriteria pengujian H0 diterima jika
Fhitung < Ftabel yang berarti sampel homogen.
Uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1.
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Rumus untuk menghitung uji hipotesis (uji-t berkorelasi) adalah sebagai berikut.
(Koyan, 2012:34)
Keputusan:
Bila thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan H1
diterima.
Bila thitung ≤ dari ttabel, maka H0 diterima dan
H1 ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dibahas lima hal pokok, yaitu (1) Rancang bangun multimedia pembelajaran, (2) Hasil validasi pengembangan multimedia pembelajaran, (3) Revisi pengembangan produk, (4) Uji prasyarat analisis data dan (5) Uji hipotesis
Pengembangan multimedia interaktif dilakukan dengan model ADDIE dengan tahapan sesuai Menurut Tegeh & dkk (2014:42), mengemukakan bahwa model ADDIE terdiri atas lima langkah yaitu: (1) analisis, (2) desain/rancangan, (3) pengembangan, (4) penerapan dan (5) evaluasi.
Analisis kebutuhan dilakukan sebagai tahapan awal dalam mengembangkan multimedia pembelajaran. Tahap analisis kebutuhan ini dilakukan melalui wawancara dan observasi dengan wali kelas sekaligus guru mata pelajaran IPS di SD Negeri 4 Banyuning, Ni Nyoman Umi Ruspita, S.Pd..
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran yakni beliau masih menggunakan metode konvensional dalam mengajar yaitu ceramah sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Ini tentu berdampak kepada keaktifan siswa, siswa pasti mudah bosan dengan gaya belajar yang demikian. Dan belum adanya nilai-nilai pendidikan karakter yang disisipkan kedalam proses pembelajaran. Dari
permasalahan tersebut, maka
dikembangkanlah multimedia pembelajaran beorientasikan pendidikan karakter sebagai komplemen dalam pembelajaran sehingga diharapkan pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan menyenangkan.
Perancangan desain multimedia pembelajaran dilakukan dengan memilih dan menetapkan perangkat lunak/software yang digunakan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran. Selain itu, pada tahap perancangan desain dilakukan pula pengembangan flow chart dan storyboard sebagai acuan untuk memvisualisasikan alur kerja multimedia pembelajaran mulai awal hingga akhir. Hal ini dilakukan guna
memudahkan pengembang dalam
mengembangkan multimedia pembelajaran. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran, pengembang dituntut untuk mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki sehingga multimedia pembelajaran dapat dikembangkan sesuai dengan desain yang telah dirancang. Setelah multimedia pembelajaran selesai dikembangkan berdasarkan rancangan desain, kemudian dilakukan tahap pengujian dimana pada tahap ini dilakukan penyelesaian pengembangan multimedia pembelajaran. Pada tahap ini pula dilakukan uji coba produk sebelum produk diserahkan kepada pengguna.
Kemudian hasil validasi produk. Uji coba produk multimedia pembelajaran ini meliputi; 1) uji coba ahli isi mata pelajaran, 2) uji coba ahli media, 3) uji coba ahli desain pembelajaran, 4) uji coba perorangan, 5) uji coba kelompok kecil, dan 6) uji coba lapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suartama (2016: 4) “evaluasi sumatif dilakukan melalui tinjauan ahli (expert review). Ahli yang mengevaluasi media adalah ahli isi, ahli desain
pembelajaran, serta ahli media pembelajaran”. Selain itu Menurut Sadiman (2012: 182-186) “Uji coba produk akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan”.
Uji Ahli Isi Mata Pelajaran. Produk multimedia pembelajaran dinilai oleh seorang ahli isi sekaligus sebagai guru mata pelajaran IPS di SD Negeri 4 Banyuning atas nama Made Ayu Puspasari,S.Pd Instrumen yang digunakan untuk uji coba ahli isi mata pelajaran ini adalah angket/kuesioner. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode kuesioner. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya sebesar 86,66% berada pada kualifikasi baik, sehingga dari segi isi/substansi materi yang disajikan dalam multimedia pembelajaran ini tidak perlu direvisi.
Uji Ahli Desain Pembelajaran. Produk multimedia pembelajaran ini diujikan kepada seorang ahli desain pembelajaran atas nama Dr. I Made Tegeh, M.Pd. Berdasarkan hasil penilai dari ahli desain pembelajaran, setelah dikonversikan dengan tabel konversi persentase tingkat pencapaiannya sebesar 84,70% berada pada kualifikasi baik, sehingga dari segi desain pembelajaran dalam multimedia interaktif ini perlu sedikit direvisi.
Adapun masukkan, komentar, atau saran yang diberikan ahli desain pembelajaran yaitu : : (1) judul pada cover pakai huruf capital semua, (2) desain teks latar pada cover pilih yang contras dan cover dicetak kertas glossy, (3) teks latar pada multimedia beberapa belum kontras, (4) perlu buku petunjuk, (5) tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan indicator, (6) sumber/keterangan gambar dan video (untuk dicantumkan). Oleh karena itu dilakukan revisi sesuai masukkan yang diberikan oleh ahli desain pembelajaran guna penyempurnaan produk multimedia pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Uji Ahli media pembelajaran diujikan kepada seorang ahli multimedia pembelajaran atas nama Dewa Gede Agus
Putra Prabawa, S.Pd., M.Pd.. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaiannya sebesar 93,91% berada pada kualifkasi sangat baik, sehingga dari segi media pembelajaran produk ini tidak perlu direvisi namun ada beberapa masukan dan saran ahli yaitu: (1) Setiap gambar isi keterangan gambar, (2) perhatikan posisi gambar, (3) video tidak jalan (sempurnakan), (4) nilai-nilai karakter integrasikan dengan materi.
Uji Coba Perorangan. Sebagai subjek dari uji coba perorangan ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 4 Banyuning berjumlah 3 (tiga) orang. Siswa tersebut terdiri dari satu orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, satu orang siswa dengan prestasi belajar sedang dan satu orang siswa dengan prestasi belajar rendah. 271.25% : 3 = 90,41%. Rerata persentase sebesar 94,00% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media yang dikembangkan tidak perlu direvisi.
Uji Coba Kelompok Kecil. Dalam uji kelompok kecil, subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 4 Banyuning berjumlah dua belas (12) orang. Dua belas orang siswa tersebut memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda yaitu, empat orang dengan tingkat pengetahuan rendah, empat orang dengan tingkat pengetahuan sedang dan empat orang dengan tingkat pengetahuan tinggi. Rerata persentase = 1098.75% : 12 =91.56%. Rerata persentase sebesar 91.56% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media yang dikembangkan tidak perlu direvisi.
Uji coba lapangan dilakukan kepada 18 (delapan belas) orang siswa kelas V SD Negeri 4 Banyuning. Keseluruhan siswa tersebut sudah termasuk siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi, sedang dan rendah. Rerata persentase = 1672.5% : 18 = 92.91%. Rerata persentase sebesar 92.91% berada pada kualifikasi sangat baik. sehingga media yang dikembangkan tidak perlu direvisi.
Selanjutnya untuk melihat keefektifan dari pengembangan dalam penelitian ini, maka dilaksanakan juga pra eksperimen dengan menggunakan pretest dan posttest
terhadap 18 orang siswa kelas V SD Negeri 4 Banyuning. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 18 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t dua sampel berpasangan (Paired Sample t-Test) dengan bantuan Microsoft Excel.
Sebelum menguji efektivitas produk, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap indikator-indikator penilaian kinerja. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan melalui validasi ahli is, serta uji coba kepada siswa kelas VI SD Negeri 4 Banyuning sebanyak 28 orang siswa.
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya dilakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas).
Uji normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji efektivitas. Pada uji normalitas dengan teknik Liliefors. Uji ini dilakukan untuk untuk menyajikan bahwa sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians. Menurut Koyan (2012:40) “salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan uji-t adalah varians dalam kelompok harus homogen.” Untuk itu dilakukan uji Fisher (F). Setelah dilakukan uji hormalitas dan homogenitas, maka dilanjutkan dengan uji efektivitas.
Pada hasil uji efektivitas, rata-rata nilai pretest adalah 57.5 dan rata-rata nilai posttest adalah 85.5,. hasil analisis data menggunakan uji-t diketahui t- htungnya 13,08 dengan db= 34 dan taraf signifikansi 5% untuk t tabel adalah 2,042 sehingga t- hitung > t-tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa nilai rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran tidak sama. Dengan ungkapan lain dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran. Dilihat dari konversi hasil belajar di SD Negeri 4 Banyuning, nilai rata-rata posttest peserta didik 85,5 berada pada kualifikasi Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran IPS sebesar 75. Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa multimedia Pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa.
Berdasarkan perhitungan uji-t, diketahui bahwa multimedia pembelajaran berorientasi pendidikan karakter berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester ganjil di SD Negeri 4 Banyuning tahun pelajaran 2017/2018. Meningkatnya hasil belajar siswa disebabkan karena proses belajar dengan menggunakan media dapat memperjelas penyajian materi, serta memberikan rangsangan kepada siswa, serta meningkatkan motivasi belajar siswa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran berorientasi pendidikan karakter efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS di SD Negeri 4 Banyuning Tahun Pelajaran 2017/2018.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut.
Pertama, rancang bangun multimedia pembelajaran dikembangkan pada semua tahapan dari model pengembangan ADDIE. Mulai dari tahap analisis kebutuhan, desain, pengembangan, implementasi hingga evaluasi. Multimedia pembelajaran ini dirancang dengan sederhana yang bertujuan untuk menciptakan kemudahan
dalam penggunaan Multimedia
pembelajaran. Flowchart disusun dengan jelas, sederhana dan tidak menyisipkan objek atau gambar yang tidak perlu. Storyboard juga disusun dengan sederhana dan jelas. Pada setiap halaman, menu-menu yang tersedia konsisten ditempatkan pada suatu titik dengan tujuan agar siswa tidak bingung mencari menu yang ada.
Kedua, validasi hasil pengembangan multimedia pembelajaran pada (1) ahli desain pembelajaran berpredikat baik (84.70%), (2) ahli isi mata pelajaran berpredikat sangat baik (86.66%), (3) ahli media berpredikat sangat baik (93.91%), (4) uji coba perorangan berpredikat sangat baik (90,41%), (5) uji coba kelompok kecil
berpredikat sangat baik (91.56%), dan (6) uji coba lapangan berpredikat sangat baik (92.91%). Sehingga dapat dikatakan multimedia pembelajaran valid untuk digunakan sebagai fasilitas pembelajaran.
Ketiga, multimedia pembelajaran terbukti efektif secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 di SD Negeri 4 Banyuning. Efektivitas produk pengembangan multimedia pembelajaran pada pembelajaran di ukur dengan menggunakan skor pretest dan posttest terhadap 18 orang siswa kelas V di SD Negeri 4 Banyuning. Rata-rata nilai pretest adalah 57.5 dan rata-rata nilai posttest adalah 85.5. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 13.08 Kemudian Harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db= n1+n2-2= 36-2 =34 untuk t tabel db 34 dengan taraf signifikansi 5% adalah 2.042 Dengan demikian t hitung lebih besar dari t table, sehingga H0 di tolak dan H1 di terima, ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran.
Saran-saran yang disampaikan berkenaan dengan pengembangan multimedia interaktif ini dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
Kepada Siswa disarankan dengan adanya multimedia pembelajaran siswa dapat terus belajar dengan multimedia pembelajaran, karena dengan adanya multimedia pembelajaran siswa dapat mudah menyerap materi pelajaran dan dapat memperkaya sumber belajar.
Kepada Guru disarankan agar menjadikan pembelajaran lebih kreatif, inovatif dengan menggunakan multimedia pembelajaran dibandingkan dengan metode ceramah. Karena dengan multimedia pembelajaran yang didalamnya terdapat konten edukasi termasuk video, gambar, teks, dan lainnya dapat menarik perhatian siswa dan membuat suasana pembelajaran jadi menarik dan menyenangkan.
Kepada Kepala Sekolah disarankan agar menjadikan multimedia pembelajaran berorientasi pendidikan karakter sebagai salah satu altermatif sumber balajar yang dapat membantu guru dalam penyampaian materi, serta dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Bagi Peneliti Lain agar hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi, acuan dasar, dan literatur tambahan dalam melakukan penelitian pengembangan agar lebih baik
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam proses pembuatan skripsi ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1) Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.,Kons. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan atas berbagai kebijakannya sehingga studi ini dapat terlesaikan.
2) Dr. I Made Tegeh, M.Pd., sebagai Pembantu Dekan I yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian.
3) Dr. I Komang Sudarma, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.
4) Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S. selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan, motivasi, petunjuk, dan bimbingan yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.
5) Drs, I Dewa Kade Tastra, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, motivasi, petunjuk, dan bimbingan yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.
6) Ni Made Suyati, S.Pd.SD, selaku Kepala SD Negeri 4 Banyuning yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
7) Siswa-siswi Kelas V SD Negeri 4 Banyuning yang telah dengan tekun berpartisipasi dan mengikuti secara langsung penelitian ini.
8) Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha.
Agung, A. A Gede .2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media Publishing.
Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan: Teknik Analisis data Kuantitatif.
Singaraja: Undiksha Press. Purwanto, Nanang. 2014. Pengantar
Pendidikan . Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sadiman, dkk. 2012. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suartama, I Kadek. 2016. Bahan Ajar:
Evaluasi dan Kriteria Kualitas Multimedia Pembelajaran.
Singaraja: Undiksha
Sudatha, I Gde Wawan., dan I Made Tegeh. 2009. Desain Multimedia Pembelajaran. Singaraja: Jurusan TP-FIP Undiksha.
Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi Tegeh, I.M. & Kirna, I.M. 2010. Metode
Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Tegeh, I Made dkk. 2014. Model Penelitian
Pengembangan. Singaraja : Yogyakarta Graha ilmu
Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003. Tentang Pendidikan Nasional. 2003. Departemen Pendidikan Nasional.
Zusnani, Ida. 2012. Manajemen Pendidikan Berbasis Karakter Bangsa.
Jakarta Selatan :TUGU