IVi a-v- B\\
PERPUSTAKAAt » » * - '
LAPORAN Tl GAS AKHIRKENDALI KECEPATAN MOTOR UNIVERSAL DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC
\2&jJfitfd**r~Vi(
IM/lti/J
Harga -j^r
UNIVE^SI'^S imam INDONESIA
VQGYft<A8FA
OLEH:
MUH. HARIS MASYHUDI ( 97 524 019)
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI 1NDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2003
P/
Tel all Hai Tar Tin I. ir. Hi.] -• Wahyu 1 Hendra
MILIK
PERPUSTOKAAN-FTI-UII YOGYAKARTALEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGATIRAN KECEPATAN MOTOR UNIVERSAL DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC
ISLAM ,,
OLEH :
NAMA MUH. HARIS MASYHUDI
No. MHS : 97 524 019
YOGYAKARTA, m.:P3
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
/!//,
'^^yL^^-^_
dala
KATA PENGANTAR
yanc
Alhamdulillah, Puji Allah Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih
yang kasih-Nya tak pernah pilih kasih serta Maha Penyayang yang
sayang-Nya tak pernah terbilang. Ucapan syukur kehadirat-sayang-Nya akhirnya Penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai syarat akhir untuk meraih gelar
Sarjana Teknik di jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia.
Sholawat serta salam Penulis haturkan kepada pemimpin umat, Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabatnya, dan semua
umatnya yang tetap sedia menjalankan ajaran Islam. Semoga kita termasuk
di dalamnya. Amin.
Penyusunan Tugas Akhir
dengan judul "Kendali Kecepatan motor
Universal Dengan Menggunakan Triac" tidak terlepas dari bantuan semua
pihak, baik berupa bimbingan, kritik, saran, maupun doa. Tugas Akhir ini
adalah langkah pertama dari sekian ribu langkah menuju kesempurnaan
maka dari itu sangat diharapkan ada teman dan adik-adik Penulis yang
meneruskan apa yang sudah Penulis lakukan hingga tahap ini. Untuk itu,
A 5 6 7. 8. membAkhir kata, semoga Pembaca bisa mendapat serta menyebarkan
hal-hal yang bermanfaat pada Laporan Tugas Akhir ini. Apabila ada kesalahan,
semata-mata kekhilafan Penulis, sedangkan kebenaran semuanya hanyalah
milik ALLAH SWT.
rL\i^_ _<S^=\C -T:<A --'_^_>\\J>_J£~-~^^U?>^^-— "—J,__S'
Yogyakarta, Agustus 2003
ABSTRAKSI
Pada waktu ini lapangan rekayasa industri dan rumah tangga sangatlah luas,
mencakup semua cabang ilmu pengetahuan dan memanfaatkan semua bentuk energi,
seperti mekanis, elektris/elektronis, hidrolik, dan pneumatic. Sistem kontrol juga
telah disusun untuk berbagai aplikasi industri seperti pengontrolan kecepatan pada
belt conveyor (ban berjalan) yang digunakan sebagai sarana transportasi barang antar
unit produksi, selain itu dalam instalasi rumah tangga atau instalasi perkantoran yang
menggunakan lift atau escalator membutuhkan pengontrolan, seperti tegangan, daya,
temperatur, tingkatan, aliran, tekanan, posisi, kecepatan, dan lainnya.
Pengaturan kecepatan mi penting karena dalam suatu proses produksi, dan kita
membutuhkan bervariasinya kecepatan motor untuk berbagai keperluan.
Contohnya dalam suatu alat pencampur atau mixer, apabila bahan yang akan kita
campur berupa benda padat tentu membutuhkan kecepatan yang lebih rendah apabila
kita mencampur dalam bentuk cairan yang bisa menggunakan kecepatan tinggi.
Pengontrolan alat-alat atau mesin yang bekerja secara mekanis dapat
dilakukan secar otomatis atau manual dengan sistem elektronik, salah satunya adalah
dengan menggunakan triac. Triac digunakan untuk mengendalikan motor universal,
pada prinsipnya mengatur sudut picu yang menyebabkan triac menyambung dan
melewatkan tegangan yang diberikan ke motor. Triac disim berrfungsi sebagai saklar
elektronis untuk mengontrol arus yang mengalir dalam muatan AC. Triac ini
dihidupkan oleh pulsa pertama yang cocok dalam setengah siklus positif dan tetap
hidup selama setengah siklus itu. Ketika tegangan suplai jatuh ke nol, arus turun di
bawah tingkat arus pokok dan triac mati.Hal yang sama terjadi pada setengah siklus
negatifnya. Urutan ini berulang terus dalam tiap siklus, dan apabila keluaran dari triac
ini dihubungkan pada suatu motor universal maka kecepatan motor universal akan
dapat diatur sesuai dengan besarnya pulsa-pulsa yang dihasilkan dari rangkaian
pemicLi.Dengan mengatur sudut picu triac maka akan berpengaruh terhadap teegangan
yang diberikan pada motor universal, maka kecepatan motor universal dapat diatur.
Dari hasil penelitian didapat pengendalian kecepatan motor universal dapat diatur
dengan menggunakan triac, pengaturan motor mi bergantung pada jenis motor yang
digunakan.DAFTAR IS!
1. Halaman Judul i
2. Lembar pengesahan ii
3. Kata pengantar in
4. Halaman Motto vi
5. Halaman Persembahan vii
6. Abstraksi viii
7. Daftar Isi ix
8. Daftar Gambar xi
9. Daftar Tabel xin
10. Bab I. Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Latar Belakang Masalah 3
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Tujuan Pembuatan Tugas Akhir 5
1.5. Manfaat Penelitian 5
1.6. Metode Penelitian 6
1.7. Sistematika Penulisan 7
11. Bab II. Landasan Teori 9
H.2. Diac 13
11.3. Rangkaian Triac 14
11.4. Motor 18
11.4.1. Konstruksi Motor Universal 19
11.4.2. Persamaan-persamaan tegangan dan motor universal
21
11.4.3. Cara Kerja motor universal 23
11.4.4. Cara Pengendalian Motor Universal 24
12. Bab III. Perancangan Sistem
27
lll.l.Perancangan 27
111.2. Implementasi Alat 28
111.3. Blok Diagram Sistem
30
13. Bab IV. Analisadan Pembahasan
31
IV. 1. Sistem yang dirancang
31
IV.2. Cara Kerja
3]
IV.3. Hasil Penelitian
33
IV.4. Hasil Pengujian
40
14. Bab V.Penutup
4]
V.l. Kesimpulan
4]
V.2. Saran
4j
15. Daftar Pustaka
43
DAFTAR GAM BAR
1. Diagram Sambungan dan symbol triac 9
2. Karakteristik triac 10
3. Karakteristik triac dihubungkan dengan tegangan AC 11
4. Bagan triac dan gelombang keluarannya 12
5. Karakteristik diac 13
6. Grafik perbandingan tegangan diac, kapasitor 15
7. Rangkaian triac 16
8. Pengisian kapasitor dari sumber dc 17
9. Karakteristik motor universal 19
10. Arus motor universal 21
11. Metode pengaturan tahanan luar dari pengaturan kecepatan motor universal 25
12. Blok diagram pengaturan kecepatan motor universal dengan
menggunakan triac 30
13. Grafik tegangan sumber AC 31
14. Grafik output picu 32
15. Grafik output triac 32
16. Gelombang picu (trigger) 3,6"
34
17. Gelombang output triac yang dipotong pada3,6°
34
18. Gelombang picu (trigger) 90°
35
19. Gelombang output triac yang dipotong pada 90°
35
20. Gelombang picu (trigger) 180!)
36
21. Gelombang output triac yang dipotong pada 180°
36
22. Grafik pengaruh sudut picu terhadap besar tegangan
38
23. Grafik pengaruh sudut picu terhadap putaran motor 38 24. Grafik pengaruh besar tegangan terhadap putaran motor 39
25. Grafik pengaruh besar hambatan terhadap besar sudut picu
s>\MIL1K
PF.RPUSTAKAAN-!- U-UII
LEMBAR PENGESAHAN DOT^TPENGLJIKENDAIJ KECEPATAN MOTOR UNIVERSAL DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC
Telali dipertahankan di depan sidangpengiiji sebagai salali satu syarat untuk
tnemperoleh gelar Sarjana TeknikHari ; Kaniis
Tanggal : 28 Agustus 2003
Tim Penguji
Tanda Tangan
1. Ir. Hi. Budi Astuti
X7 ,/-'^">-'
^s^^cC-ctc
yz<^~?2. Wahvudi Budi
3- Hendra Setiawais. S.!'
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
L m \ ei sita^TsBfef' Indonesia
^^Xifc iutrisno, Msc
dalam kesempatan mi dengan segala kerendahan hati dan penghargaan
yang tulus, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Bachrun Sutnsno, Msc selaku Dekan Fakultas Teknologi
Industri Universitas Islam Indonesia.
2. Ibu Ir. Hj. Budi Astuti, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Islam Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
3. Bapak Wahyudi Budi Pramono, ST selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir.
4. Segenap Dosen Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia.
5. Orang tua beserta kakak dan adik yang telah memberikan segalanya
bagi Penulis.
6. Teman - teman Asisten : Didik, Hajid, Doni, Erwin, dll thanks for all.
7. Segenap teman-teman di Jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia.
8. Serta semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu Penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Mohon kritik dan saran yang mendukung kepada semua pihak yang membaca Laporan Tugas Akhir ini.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini khusus kupersembahakan kepada :
« Ayahanda dan Ibundakii tercinta atas segala cinta, kasih,
pengorbanan dan doayang telah kau berikan
* Kakakku Marta, Yasrin plus Rayyan , adikku Hana
tersayang yang selalu mengganggu dan mengomeliku
• Emma dan Puput tersayang atas segala doa, dukungan,
kasih sayang, serta pengorbanannya
MOTTO
"... Katakanlah : Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui ? Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran"
. (Q.S. Az-Zumar : 9)
"... Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...".
(Q.S. Al Mujadallah : 11)
" Barang siapa yang meneinpuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju surga".
(H.R Muslim dan Abu Hurairah r.a)
DAFTAR TABEL
Tabel Hasil Pengamatan 37
MILIK
JJAB j
PERPUSlAKAAN-FTI-UII
VOGrAKARTA
PENDAHULUAN
I.l. Latar Belakang Masalah
Pada waktu ini lapangan rekayasa kontrol industri dan rumah
tangga sangatlah luas, mencakup semua cabang ilmu pengetahuan
dan memanfaatkan semua bentuk energi, seperti mekanis,
elektris/elektronis, hidrolik, dan pneumatik. Sistem kontrol juga
telah disusun untuk berbagai aplikasi industri seperti pengontrolan
kecepatan pada belt conveyor (ban berjalan) yang digunakan sebagai
sarana transportasi barang antar unit produksi, selain itu dalam
instalasi
rumah
tangga
atau
instalasi
perkantoran
yang
menggunakan lift atau escalator membutuhkan pengontrolan, seperti
tegangan,
daya,
temperatur,
tingkatan,
aliran,
tekanan,
posisi,
kecepatan, dan lainnya.
Pengontrolan alat-alat ini sangat dibutuhkan, sebab jika ada
gangguan atau ketidakstabilan dari alat yang digunakan di dunia
indrustri atau perusahaan tentu akan mengganggu
keseluruhan
sistem produksi yang ada, sehingga dapat merugikan perusahaan
atau pabrik tersebut.
Pada
saat
ini
banyak
terdapat
proses
industri
yang
menggunakan
peralatan
elektronika
untuk
menghasilkan
dan
menyesuaikan sinyal pengontrolan yang diperlukan. Hal ini
disebabkan
oleh
kelebihan
peralatan
elektronika
dalam
bidang
ukuran fisik, kehandalan dan biaya karena telah diketemukannya
mikroelektronika.
Pengontrolan alat-alat atau mesin yang bekerja secara mekanis
dapat
dilakukan
secara
otomatis
atau
manual
dengan
sistem
elektronik, salah satunya adalah adalah dengan menggunakan triac.
Pada alat-alat industri dan rumah tangga disekitar kita sangat
banyak ditemui berbagai pengontrolan motor listrik.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan motor universal, dikarenakan motor ini yang paling banyak digunakan dalam dunia industri maupun dalam alat-alat rumah tangga karena ditinjau dari
segi medan berputar memiliki kecepatan tetap, mesin-mesin ini pada
umumny'a
jauh
lebih
sesuai
untuk
keperluan
alat-alat
yang
kecepatannya dapat diatur dibandingkan dengan jenis mesin-mesin yang lain. Penggunaan motor universal dikarenakan kecepatan kerja
motor universal mudah diatur dalam suatu rentang kecepatan yang
lebar,
disamping
banyaknya
metoda
pengaturan
yang
dapat
arus yang
dapat menggunakan sumber arus searah (DC) maupun
bolak-balik (AC).
1.2. Rumusan Masalah
Dalam alat-alat industri dan peralatan rumah tangga banyak
sekali menggunakan motor universal, dan karakteristik motor ini
yang dapat diatur kecepatannya menjadikan motor ini banyak
digunakan. Pengaturan kecepatan ini penting karena dalam suatu
proses produksi, dan kita membutuhkan bervariasinya kecepatan
motor untuk berbagai keperluan.
Contohnya dalam suatu alat
pencampur atau mixer, apabila bahan yang akan kita campur berupa
benda padat tentu membutuhkan kecepatan yang lebih rendah
apabila
kita
mencampur
dalam
bentuk
cairan
yang
bisa
menggunakan kecepatan tinggi.
Cara pengendalian kecepatan motor ini dapat menggunakan
berbagai macam cara antara lain :•
Pengaturan fluks dengan cara mengatur arus medan
•
Pengaturan
tahanan yang berhubungan
dengan
rangkaian
kumparan
•
Pengaturan tegangan pada terminal-terminal kumparan.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dalam tugas akhir
ini penulis mencoba mengambil bagaimana mengendalian kecepatan
motor dengan cara pengaturan tegangan pada terminal-terminal
kumparan, yaitu dengan menggunakan triac sebagai pengatur
tegangan masuk motor.
1.3. Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis akan membatasi masalah agar tidak
menyimpang dari obyek yang diteliti yaitu menggunakan
sistem
kontrol
terbuka.
Dalam sistem
kontrol
terbuka
ini
terdapat
inisialisasi aksi, tetapi sistem ini tidak dapat mengubah aksi itu
ketika bereaksi, sehingga tidak ada umpan balik. Metode yang
digunakan adalah motode pengaturan tegangan pada terminal
kumparan motor, menggunakan motor universal dengan tegangan
input 220V, kecepatan minimum 0 rpm dan batasan kecepatan
maksimum 3000 rpm.
Ini berarti pada penelitian ini hanya dibicarakan operasi dan
peralatan yang digunakan pada bagian pengendali kecepatan motor
AC/DC. Lebih khusus lagi pengendalian motor universal dengan
menggunakan triac.1.4. Tujuan Pembuatan Tugas Akhir Tujuan pembuatan tugas akhir adalah:
•
Untuk mengatur kecepatan motor universal dengan metode
pengaturan tegangan.•
Mengamati pengaruh besar tegangan terhadap kecepatan putar
motor.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah:
•
Dapat
mengatur
kecepatan
motor
universal
dengan
menggunakan Triac.
•
Dapat memudahkan manusia dalam mengatur kecepatan motor
dimana membutuhkan bervariasinya kecepatan tanpa harus
mengganti motor.
1.6. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode penelitian yang akan saya tempuh
adalah sebagai berikut: • Studi pustaka
Studi pustaka digunakan untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan Triac sebagai pengatur tegangan pada motor
Universal.• Perancangan Sistem
Perancangan alat \rang menjadi obyek penelitian, dalam hal ini
"Pengaturan kecepatan motor Universal dengan menggunakan
Triac".• Implementasi
Implementasi alat ini pada motor universal yang membutuhkan
pengaturan kecepatan.
• Pengujian
Pengujian
alat
dilakukan
dengan
cara
menjalankan
alat
tersebut untuk memastikan pengaturan kecepatan motor universal dengan baik.
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir terdiri dari 5 bab yang
masing-masing sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Tujuan Penulisan
1.5. Manfaat Penelitian 1.6. Sistematika Penulisan BAB II. Landasan Teori
Bab ini memuat teori yang berhubungan dengan
penulisan.
BAB III. Perancangan Sistem
Bab ini
menjelaskan metode perancangan yang
digunakan , cara mengimplementasikan rancangan dan
pengujian sistem yang telah dibuat serta hambatan
selama proses perancangan.BAB IV. Analisis dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang hasil dari sistem yang
dibuat dibandingkan dengan dasar teori sistem.
BAB V. Penutup V.l. Kesimpulan
V.2. Saran
Perhitungan II. R = 50 kQ
RC = 50kfix0.1uF
= 0.005 s Maka sudut picunya :
5.10-,.Yl.lO-".rl80° *
0.01
- 90°
Hasil pengamatan bentuk gelombang picu ini terlihat dari
gambar 4.7.
Gambar 4.7 Gelombang tegangan picu (trigger ) 90°
Sedangkan hasil pengamatan bentuk gelombang output triac
terlihat dari gambar 4.8.
Gambar 4.8. Gelombang tegangan beban yang dipotong pada 90'
~'r- /f/(/ff,i(' {/OH ,7C/t)')(//l((i<ltlBAB II
LANDASAN TEORI
II. 1. Triac
II. 1.1 Cara kerja Triac
Triac adalah alat semikonduktor empat lapisan (layer) yang
berupasusunan P-N-P-N junction, sehingga triac ini dapat disebut
juga sebagai PNPN dioda. Diagram sambungan adalah seperti pada
gambar 2.1 (a), sedangkan simbol triac pada gambar 2.1(b)
MT1 Gerbang Terminal utama 2
J$>
Terminal utama 1(a)
(b)
Gambar 2.1 (a) Diagram Sambungan dan (b) Simbol Triac
Triac atau triode dua arah mempunyai tiga terminal yaitu
terminal utama 1, terminal utama 2, dan gerbang {gate}. Triac
dapat menghalangi arus listrik dalam dua arah antara terminal
utama 1 dan dan terminal utama 2, dan triac juga dapat dipicu
agar
melakukan konduksi dalam
kedua arah dan tanggap
terhadap sinyal positif ataupun negatif yang disambungkan pada
terminal gerbang. Sekali triac mulai konduksi, ia akan terus
konduksi sampai triac dihentikan .
Oleh karena triac dapat melakukan konduksi dalam dua
arah, maka triac pada dasarnya sebagai alat daya AC untuk mengendalikan beban AC, dan dengan demikian triac dapat menggantikan tahanan geser untuk mengendalikan daya AC, selain itu triac dapat juga digunakan sebagai saklar static dalam
rangkaian AC. Triac dapat dikonduksikan pada setiap setengah
siklus yang diberikan pada gerbangnya.
Adapun karakteristik tegangan versus arus dapat dilihat pada gambar 2.2. Pada karakteristik tegangan versus arus diatas diperlihatkan bahwa triac mempunyai 3 keadaan daerah , yaitu :
1). Keadaan pada saat tegangan balik (daerah I) 2). Keadaan pada saat tegangan maju (daerah II) 3). Keadaan pada saat triac konduksi (daerah III)
Pada daerah I, triac sama seperti dioda, dimana pada keadaan ini tidak ada arus yang mengalir sampai sampai dicapainya batas tegangan tembus (Vr).
Pada daerah II, terlihat bahwa arus tetap tidak akan mengalir sampai dicapainya batas tegangan penyalaan (Vbo). Apabila tegangan mencapai tegangan penyalaan, maka tiba-tiba
Pada saat ini triac mulai konduksi dan ini adalah daerah III. Arus
yang terjadi pada saat triac konduksi , dapat disebutkan sebagai
arus genggam (Ih = holding current). Arus Ih ini cukup kecil yaitu
dalam orde milliampere.Untuk membuat triac menjadi off, dapat dilakukan dengan
menurunkan arus triac tersebut dibawah arus genggamnya (Ih),
dan selanjutnya triac tidak akan menyala (on) kembali, sebelum
diberikan tegangan penyalaan.
ksmmi witfta-MifD wmmwamSi ' um MBS»T \ l«or crura)** wmmmm, I M M R H i W ! /" etatmt
m mamma'J,
^mmmi.imj-m-*m immn';~ypleal trite VI crwucteristic etavss.
Gambar 2.2 Karakteristik triac dihubungkan dengan tegangan AC
t
Teg. AC
1
-Ik
Reban
MJLA
Gambar 2.3 Bagan triac dan gelombang keluarannya
Gambar diatas memperlihatkan apa yang akan terjadi kalau sebuah triac dihubungkan dengan tegangan bolak-balik.
Pada keadaan a, impuls penyalaan diberikan pada saat
tegangannya menjadi positif sehingga arusnya dapat mengalir selama setengah perioda penuh.
Pada keadaan b dan c, impuls penyalaannya diberikan lebih
lambat, jadi arusnya hanya dapat mengalir selama sebagian dari setengah perioda saja. Hasilnya ialah suatu tegangan searah yang variabel, dengan riak yang besar. Bagian dari setengah perioda,
dimana triacnya menghantarkan arus, dinamakan sudut buka
atau sudut hantar. Untuk keadaan a sudut ini sama dengan 180°, untuk b 120° dan untuk c 60°.
12
II.2. Diac
II.2.1. Cara Kerja Diac
Diac adalah suatu dioda picu dua arah yang dirancang secara
khusus untuk memicu suatu Triac atau SCR. Diac biasa disebut diode picu bilateral atau diode picu dua arah.Pada dasarnya diac tidak menghantarkan atau menghalangi arus
listrik dalam dua arah sampai tegangan pecah (breakover voltage)
dicapai, kecuali pada suatu arus bocoran kecil. Pada saat
breakover voltage dicapai diac mengalami suatu karakteristik
hambatan negatif, dan penurunan tegangan yang menyilang
melewati
belakang
diac,
kira-kira
sekitar
5
volt,
sehingga
menciptakan suatu breakover arus yang cukup untuk memicu
suatu triac atau SCR.
Suatu karakteristik khas dari diac ditunjukkan gambar di bawah
ini dengan lambang menurut gambarnya.
'O/iaa.kt/i ""Jean L
H'
fait)
*
4
8WWWM m.im 3WJMU.Y M 10 « V ffiSKcuttnt: *i. snaaoren nrnfu mn cutunt J w m i i » to mo sa FrPS*U« !« T« w i,13
Walaupun diac hanya mempunyai penyambungan tegangan yang
simitris tetapi dapat juga menyambungkan asimitris. Diac
sebenarnya mempunyai power dissipasi ( penyerapan daya )
berkisar antara 1/2 sampai 1 watt.
Karakteristik diac yang utama adalah:
( a) Breakover voltage
( b) Voltage simetri
( c) Breakback voltage
( d) Breakover sekarang
( e) PengosonganII.3. Rangkaian Pulsa
Rangkaian pulsa ini sangat berguna pada pemakaian
rangkaian pengaturan. Umumnya digunakan sebagai pulsa picu
(trigger) untuk menyalakan triac dan biasa disebut rangkaian RC.
Apabila resistor dan kapasitor tersebut dihubungkan dalam
rangkaian seri dan dihubungkan dengan tegangan AC maka dapat
digunakan sebagai pemicu diac dan triac.
Waktu (periode) dari tegangan output (Vo) dapat diubah-ubah
dengan mengatur besar tahanan Rl.
220V (50Hz) L<*<t< _f— ^ — •u \nm
CO
!y
#.
mill(f-Gambar2.5 Rangkaian pengatur kecepatan motor dengan
triac
Pada gambar 2.5 di atas, menggambarkan efek histeresis di
dalam kapasitor yang memicu diak. Ketika Rl turun dari nilai
tahanan
maksimumnya,
nilai
tegangan
melewati
penguatan
kapasitor sampai picu pertama diac melewati titik A pada ujung
setengah gelomban ( menyebabkan pemicuan pada 9i).
Setelah pulsa gerbang memicu, tegangan kapasitor turun
sekitar separuh dari tegangan picu, menyebabkan kapasitor mulai
dengan kondisi yang berbeda. Ketika kapasitor membuang
tegangan ke diac, tegangan picu pada titik B dalam setengah
gelombang yang berikutnya dan memberi potongan tegangan
sudut 0 pada tegangan triac.
15
^C._V_NE7_
-v
v—'+i
j*.iV.
Gambar 2.6 Grafikperbandingan tegangan diac,capasitor
Dari gambar 2.6 dapat diketahui bahwa penambahan suatu detik pergeseran fasa RC mempengaruhi cakupan yang luas pada
pengendalian dan mengurangi histeresis mempengaruhi bagi
suatu daerah yg kecil. Rangkaian ini akan mengendalikan dari 5% sampai 95% pada beban penuh, tetapi fungsi utamanya adalah menyediakan variasi tegangan. Ketika nilai Rl besar CI mengisi sebagian besar melalui R3 dari tegangan yang fasenya berganti
melalui C2. Proses ini menyediakan cakupan pergeseran fasa
tambahan ke seberang CI dan memungkinkan C2 secara parsial
mengisi kembali CI setelah diac memicu, begitu mengurangi
histeresis, R3 harus disesuaikan sehingga rangkaian baru saja
jatuh ke luar dari konduksi ketika Rl dibawa ke tahanan
maksimum.
1.0 o S a-a' o 10 CL * ~< *j=3 o 0.1 1 2 3 4 5 Time C counts
ng_ie AN' XC 8 Causae"!- C"argrg f-onr DC bc-.rc~
Gambar 2.7 Pengisian kapasitor dari sumber DC
Gambar 2.7 menunjukkan karakteristik tegangan kapasitor
waktu osilator relaksasi apabila dihubungkan dengan suatu
sumber DC murni
Pada umumnya pada karakter kapasitor ketika mengeluarankan kapasitansi menjadi titik awal pemilihan suatu nilai kapasitansi yang dapat digunakan untuk memicu triak. Alat picu gerbang triac berperan dalam pemilihan karakteristik itu. Semua karakteristik alat tidaklah selalu sepenuhnya ditetapkan dalam aplikasi, maka penentuan yang bersifat percobaan kadang-kadang diperlukan.
Pada pemilihan akhir yang menyangkut kapasitor, kurva
ditunjukkan di dalam Gambar 2.7 dapat digunakan dalam
menentukan hambatan pengisian yang diperlukan untuk
memperoleh karakteristik kendali yang diinginkan.
17
Banyak rangkaian yang dimulai pada saat setengah
gelombang dengan tegangan kapasitor tepat atau mendekati nol.
Kebanyakan rangkaian meninggalkan sisa tegangan yang
besar pada kapasitor setelah pemicuan. Oleh karena itu dalam memasang resistor harus ditentukan atas dasar picu tambahan
untuk menaikkan pengisian kapasitor untuk potensial picu.
II.4. Motor
Motor-motor menurut sumber tegangannya terbagi menjadi
3 macam yaitu:
• Motor AC
Yaitu motor yang sumber tegangannya menggunakan tegangan bolak-balik atau AC, motor ini terdiri atas:
- Motor Asinkron
- Motor Sinkron
• Motor DC
Yaitu motor yang sumber tegangannya menggunakan tegangan searah atau DC, motor ini terdiri dari dua bagian
yaitu:
- Eksitasi terpisah contohnya :
- Eksitasi tertutup contohnya : - Motor Shunt
- Motor Seri
18
• Motor AC/DC
Yaitu
motor
yang
sumber
tegangannya
dapat
menggunakan tegangan AC atau DC contohnya :
Motor UniversalMotor universal
Konstruksi motor universal
Motor universal merupakan motor arus bolak-balik dan
motor arus searah. Penamaan motor ini berasal dari kenyataan
bahwa motor ini dapat dihubungkan dengan sumber tegangan AC
ataupun DC dengan karakteristik yang serupa.
Sudut moment kakas dibuat tetap oleh dudukan sikat dan
biasanya pada harga optimum sebesar 90 derajat. Perputaran
motor pada mesin universal ini ditimbulkan oleh adanya medan
putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan
statornya.
Motor universal yang kecil dipergunakan apabila beban yang
ringan seperti pada vacum cleaner, peralatan dapur, dan alat-alat
portabel dan biasanya bekerja pada kecepatan tinggi
(1500-15.000rpm). Contoh karakteristik ditunjukkan pada gambar
dibawahV
N
Gambar 2.8 Karakteristik motor universal
Karakteristik AC dan DC cukup berbeda karena dua alasan:
1. Apabila motor dihubungkan dengan arus bolak balik, jatuh
tegangan reaktansi di dalam medan dan gandar kumparan
menyerap
sebagian
dari
tegangan
yang
diberikan,
dan
karenanya untuk momen kakas dan arus tertentu tinggal lawan
putar yang dibangkitkan pada gandar kumparan lebih kecil
dari pada dengan arus searah dan kecepatannya cenderung
untuk menjadi lebih rendah.
2. Apabila
motor
dihubungkan dengan arus
bolak
balik,
rangkaian magnetis mungkin menjadi cukup jenuh pada
puncak gelombang arus, dan harga RMS dari fluks dapat
menjadi lebih kecil jika dengan arus bolak balik dibandingkan
jika dengan arus searah pada harga RMS yang sama,
karenanya
momen
kakas
cenderung
lebih
kecil
dan
kecepatannya
lebih
tinggi
dengan
arus
bolak
balik
dibandingkan jika dengan arus searah.
20
Medan
putar
ini
terjadi
apabila
kumparan
stator
dihubungkan dalam fasa banyak, umumnya tiga fasa. Hubungan
dapat berupa hubungan bintang atau delta.
Daya masuk untuk pembangkit fluks merupakan daya induktif,
oleh karenanya motor universal bekerja pada faktor kerja
terbelakang. Sedangkan pada motor sinkron terdapat dua sumber
pembangkit fluks yaitu arus bolak-balik pada stator dan arus DC
pada rotor.II.4.2. Persamaan-persamaan tegangan dari motor universal
Di dalam sebuah rangkaian motor universal terdapat
beberapa persamaan yang berlaku yaitu :
1. = V-lih R
V
T - •
Gambar 2.9. Persamaan motor universal
!• i, = GGL lawan (back EMF) dari jangkar ( watt)
^tan</<fifrii Cye<irr.Rd = Tahanan untai jangkar ( ohm
V = Tegangan Masuk ( volt)
i-:h = <|> ZN x volt
Ka
Sehingga :
- Tegangan V berlawan arah dengan EMF /:',
- Didalam jangkar terjadi jatuh tegangan IiiRi
Jadi V = a; + IJ<u
Dari bentuk ini dapat dituliskan :
I••'./( = EJ:I + l]Ru
!7, = Masukan daya listrik ke jangkar
/•" /
J' "= Daya mekanik yang setara daya listrik yang timbul dalam jangkar
l:Ra= Rugi tembaga dalam jangkar K,Jo = Pm = daya mekanik
Pm = VIa - 1:Rli
Untuk kondisi daya Pm maksimum ialah :
di
V = 2luR = 0 jadi laRa =
Dari persamaan tegangan motor = V - I R,
J^ =V- l"R- atau <$> ZN
(-V-I..R. ( a ^ Jadi N = <j) \ZP rpmApabila V - laRa = Eh maka N = ~x
~
k /•' tf
Jadi N = —^ dimana k = — = tetap
(j) Pz
Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa kecepatan N berbanding
langsung dengan ggl lawan Eb dan berbanding terbalik dengan
fluks <|>.
II.4.3. Cara kerja motor universal
Ada beberapa prinsip kerja motor universal yaitu :
1. Apabila sumber tegangan dipasang pada kumparan stator akan
timbul
medan putar dengan kecepatan Ns = 120 f/p
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor
pada rotor.3. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (GGL)
sebesar:/:, =4.44 f2 N2 ^
(untuk satu fasa)
E2s adalah tegangan pada saat rotor berputar
^La/tda:>ati Cyeo-n
rpm
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup maka
ggl (E) akan menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F)
pada rotor.6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang
cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator.
7. Seperti yang dijelaskan pada (3) tegangan induksi timbul
karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan
putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (Ns) dengan kecepatan putar rotor (Nr).
8. Perbedaan kecepatan antara Nr dan Ns disebut slip (S)
dinyatakan dengan:S = (Ns-Nr)/NsX 100%
9. Bila Nr =Ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak
mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak
dihasilkan kopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila Nr
lebih kecil dari Ns.24
II.3.4. Cara pengendalian motor universal
Motor universal pada umumnya berputar dengan kecepatan konstan, mendekati kecepatan sinkronnya sehingga mudah diatur dalam suatu rentang kecepatan yang lebar disamping banyaknya
metoda yang dapat digunakan. Meskipun demikian pada
penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya pengaturan
kecepatan putaran.Biasanya pengaturan ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu:
II.3.4.1 Mengubah frekuensi jala-jala
Pengaturan putaran motor universal dapat dilakukan
dengan mengubah-ubah harga frekuensi jala. Hanya saja untuk
menjaga keseimbangan kerapatan fluks, perubahan tegangan
harus dilakukan bersamaan dengan perubahan frekuensi.
Persoalannya sekarang adalah bagaimana mengatur frekuensi
dengan cara yang efektif dan ekonomis. Salah satu cara
pengaturan frekuensi dengan menggunakan solid state frequency
converter.
II.3.4.2. Mengatur tegangan jala-jala V^..,,-l..R.-K.
n - —
-k6
Dari persamaan kopel motor universal diatas diketahui bahwa kopel sebanding dengan perangkat dua tegangan yang
25
diberikan. Untuk karakteristik beban kecepatan akan berubah
dari nl ke n2 untuk tegangan masuk setengah tegangan
semula.Cara ini hanya menghasilkan pengaturan putaran yang terbatas (daerah pengaturan sempit).
H.3.4.3. Pengaturan tahanan luar
Tahanan luar universal rotor belitan dapat diatur dengan demikian dihasilkan karakteristik kopel kecepatan yang berbeda-beda.Untuk tahanan terminal seri yang berharga tetap, didapat perubahan kecepatan yang lebar karena perubahan beban, sebab
besar kecepatan tergantung pada turunnya tegangan pada
tahanan tersebut yang berarti tergantung pada besar arus
kumparan yang dibutuhkan oleh beban. seperti pada gambar.
Vt
• •
-Rl
R2
(motor)
Gambar 2.10. Metode Pengaturan tahanan luar dari pengaturan kecepatan motor universal
26
Putaran akan berubah dari nl ke n2 dari n2 ke n3 dengan
bertambahnya tahanan luar yang dihubungkan ke motor.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
III. 1. Perancangan
Motor Universal memiliki dua buah terminal yang terhubung
dengan catu tegangan 220 V. Kecepatan putar motor universal
ditentukan oleh besarnya tegangan yang masuk melalui terminal.
Pengaturan tegangan masuk motor universal ini diatur dengan
menggunakan triac yang berfungsi sebagai pemotong tegangan dan
triac ini dapat dipicu pada pulsa positif dan pulsa negatif.
Triac ini dipicu pada kedua setengah siklusnya oleh rangkaian
RC yang dipakai untuk mengontrol tegangan yang diberikan ke diac,
yang digunakan untuk menyekat gerbang triac sampai diac itu
mencapai batas maksimum (40V) ketika sebuah pulsa arus mengalir
untuk memacu triac. Pemicuan triac terjadi ketika pengisian muatan
kapasitor melalui resistor dari sumber arus mencapai breakover
voltase dari
tegangan penyalaan,maka akan terjadi pengosongan
muatan kapasitor melalui gerbang triac sehingga akan terjadi
pemicuan terhadap triac.
Sudut pemicuan gelombang yang keluaran diperoleh
dari
bermacam-macam tetapan-waktu yang dikeluarkan dari rangkaian
RC sehingga dapat terjadi pada sudut fase berbeda dalam pemicuan
separuh atau siklus penuh.
Untuk mengatur kecepatan motor universal kita hanya memutar
variabel
resistor,
dan
untuk
mengetahui
kecepatan
motor
menggunakan tachometer.
III.2. Implementasi Alat
Sumber tegangan dihubungkan dengan tegangan jala-jala listrik
yaitu menggunakan 220 V.
Untuk pengaturan tegangan masuk ke motor menggunakan triac
tipe Q4004LT. Pemilihan triac ini
karena triac Q4004LT telah
terintegrasi
dengan
trigger
diac,
selain
itu
triac
ini
memiliki
karakteristik tegangan maksimum 400V, arus maksimal yang dapat
dilalui 4A dengan
m trigger diac 43V.
Triac ini dipicu dengan menggunakan rangkaian RC. Rangkaian
RC ini akan mengubah-ubah waktu (periode) dengan jalan mengatur
besarnya nilai tahanan geser yang masuk, tahanan geser yang
dipakai di sini adalah 100KQ, sedangkan nilai kapasitor adalah
konstan yaitu 0. lrjf / 400V.
Tegangan keluaran dari triac ini kemudian dihubungkan dengan
motor universal dengan spesifikasi 230V dengan kuat arus 1,5A.
29
Tegangan keluaran dari triac yang telah dipicu ini digunakan
sebagai sumber tegangan motor universal, sehingga kecepatan putar
motor universal dapat dikendalikan.
III.3. Blok Diagram Sistem
Dari hasil penelitian ini, maka akan dirancang sebuah sistem
sebagai berikut :Tegangan
k
Ranj
*kaian MotorUniversal
Input
Triac w i L Rangkaian Picu w (Tr gger)Gambar 3.1. Blok diagram pengaturan kecepatan motor universal
dengan menggunakan Triac
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
IV. 1. Sistem yang dirancang
Sistem yang dirancang adalah pengaturan kecepatan
motor universal
dengan menggunakan triac, seperti pada
skema dibawah. _ _ ^ - u ~ m1 . 1 Motor
T
i >ri
^
i. 5<n . * * >— v V v 'a ^
1 <'
H
•i" t i> « n <» 'Gambar 4.1. Gambar rangkaian pengatur kecepatan
IV.2. Cara kerja
Sumber tegangan dihubungkan dengan tegangan
jala-jala listrik, gambar grafik dari sumber tegangan AC adalah
sebagai berikut:
' h«'ft.i<t </<tn ,J/ f'tni>an<i:,(,
Gambar 4.2 Grafik tegangan sumber AC
Dari gambar di atas diketahui bahwa bentuk gelombang berupa sinus dengan besar tegangan 215 V dan frekwensi 50
Hz.
Sehingga terjadi pengisian muatan pada kapasitor Ci
melalui hambatan Ri , pada saat Vc mencapai tegangan
penyalaan
(Vbo) maka akan terjadi pemicuan , seperti pada
gambar di bawah ini :
Gambar 4.3. Grafik tegangan picu
Triac dalam posisi on sehingga akan melewatkan
tegangan seperti terlihat pada grafik dibawah :
1~>
Gambar 4.4 Grafik tegangan beban
Untuk menaikkan atau menurunkan kecepatan motor
maka digunakan variable resistor (tahanan geser) untuk
mengatur besarnya tegangan yang masuk ke dalam kapasitor.
Jika tegangan yang masuk dapat dirubah-ubah nilainya
maka akan berpengaruh terhadap besarnya kecepatan motor.
IV.3
Hasil penelitian
VI.3.1 Rangkaian Triac
Rangkaian triac disini digunakan
sebagai pemotong
tegangan masuk motor. Pemotongan ini berdasarkan atas picu
yang diberikan ke gerbang picu triac oleh rangkaian picu
(trigger).
Besarnya sudut picu yang diberikan akan mempengaruhi besarnya tegangan keluaran dari triac seperti terlihat dalam
tabel 4.1.
Dalam pengambilan data digunakan variable-variabel seperti
berikut : Tegangan masuk Frekwensi Jala-jala Kapasitor Tahanan V - 215 V 50 Hz C = 0,1 uF ( konstan R = Variabel resistor
Dari variable-variabel di atas dapat diketahui:
T = —
/
50
0.02 s
Maka periode dari Ma siklus pada 50 Hz adalah 0.01 s
Perhitungan I. R = 2 kQ
RC = 2 kQxO.luF
= 0,02 s
Maka sudut picunya :
2.i(r.vi,ur".\-i8o"
d, =
o.oi
= 3,6°
Hasil pengamatan bentuk gelombang picu ini terlihat dari gambar
4.5.
Gambar 4.5 Gelombang tegangan picu (trigger ) pada 3,6°
Sedangkan hasil pengamatan bentuk gelombang output triac
terlihat dari gambar 4.6.
«,»,
-I : 1
Gambar 4.6. Gelombang tegangan beban yang dipotong pada 3,6°
Perhitungan II. R = 50 kQ
RC - 50kQx0.1uF
= 0.005 s
Maka sudut picunya :
4> = 5.104.v1.10'".y180" 0,01
= 90°
Hasil pengamatan bentuk gelombang picu ini terlihat dari
gambar 4.7.Gambar 4. 7 Gelombang tegangan picu (trigger ) 90°
Sedangkan hasil pengamatan bentuk gelombang output triac
terlihat dari gambar 4.8.
Gambar 4.8. Gelombang tegangan beban yang dipotong pada 90{
ff/(//f,wi (fa-// ./r//i/j<///(/,i<Perhitungan III. R = 100kn
RC - lOOkQxO.luF
= 0.01 s
Maka sudut picunya :
±
10.1 (^.v 1.10 !\y180"
<P =
0.01
= 180°
Hasil pengamatan bentuk gelombang picu ini terlihat dari
gambar 4.9.Gambar 4.9 Gelombang picu (trigger ) 180°
Sedangkan hasil pengamatan bentuk gelombang output triac
terlihat dari gambar 4.10
m
Gambar 4.10. Gelombang output triac yang dipotong pada 180°
••j//(f/rj<f </afi iy ri>ifH(/t<r.'t<u37
Dari perhitungan diatas dapat kita ketahui bahwa perubahan
nilai tahanan ( R ) berpengaruh terhadap besarnya sudut picu, yang
mengakibatkan
berubahnya
nilai
tegangan
output
triac
dan
kecepatan motor universal.
Tabel hasil pengamatan :
R
{kil I
+_CM1
(j) (derajat]V (volt)
N (rpm)2495 2493 0 0.1 0 3.6 _21_5_ 213 2 0.1 4 0.1 7.2 210 2465 6 8 0.1 0.1 L 10.8 208 2446 2444 i 2350 14.4 205 u 10 0.1 0.1 18 21.6 202 12 201
2268
J
14 ,_ 0.1 25.2 198 2272 20 ^ 0.1 36 u 1922240
j
25 0.1 45 183 2050 30 0.1 54 179 1950 35 0.1 63 178 172 1950 1834 1 40 0.1 72 4 45 0.1 81 168 1780 50 0.1 90 164 162055
|
0.1 99 154 1510 1 60 0.1 ' 108 149 1374 75 0.1 135 141 640 80_Q-1
4
144 138 335[
85
t
0.1 oTi 153.._. 162__j
171 136 129 230 90 198 0 95 78 100 o.i ,180
1
0 0 ~' jf/f//r.'.(/ (/(f// ./('/////(/f/ff.if,Dari Tabel diatas dapat diambil beberapa grafik sebagai berikut: *-" 200 ro CO 150 T5 * — -2 100 • O Q. 3 50 • •a 3 to 0 ♦ 38 2495 2446 2268 2050 1834 1510 335 0 Putaran (rpm)
Gambar 4.11 Pengaruh sudut picu terhadap putaran motor
Grafik diatas menggambarkan bahwa semakin besar sudut picu maka putaran
motor akan semakin melambat.
200 ro 150 I _ V •o " » - ^ 3 100 o Q. + j 3 T3 50 3 CO
& n# J> ^
&
A* A'V K& K&
v v <v qr ^J \ N^ NT \ J \
,°> Q
n?
Tegangan (volt)
Gambar 4.12 Pengaruh sudut picu terhadap besar tegangan
Grafik diatas menggambarkan bahwa semakin besar sudut picu maka
tegangan yang keluar dari triac semakin besar.
E . n o^ 120 100 • c re re E re I 80 -60 40 re w d> CD 20 0 i O
^ ^ ^
<§>
& <^
<£ N#
Sudut Picu (derajat)
NT
& ^
Gambar 4.13 Pengaruh besar hambatan terhadap besar sudutpicu
Grafik diatas menggambarkan bahwa semakin besar hambatan maka sudut picu akan semakin lebar.
250 o > POO " * — ' c re 150 c re 100 re b(> w a> m
* N# & $* ^ ^ # / $> /
/ /
Putaran (rpm)Gambar 4.14 Pengaruh besar tegangan terhadap putaran motor
Grafik diatas menggambarkan bahwa semakin besar tegangan maka putaran motor akan semakin cepat.
IV.4. Hasil Pengujian
Dalam pengujian sistem yang dibuat, terdapat perubahan
kecepatan motor universal, hal ini dipengaruhi oleh besarnya
tegangan masuk yang telah terlebih dulu dipotong dengan triac.
>///(///.iff (/(If/ . /(f/l/ltf//(f.i</1/
I
MILIU
m
PCWSTAKAAN-FT,-,
BAB V
PENUTUP
V.l. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaturan
kecepatan
motor
universal
dapat
dilakukan dengan mengubah besar tegangan masuk
motor.2. Tnac dapat digunakan sebagai pengatur tegangan
AC dengan pengaturan sudut fasanya.
3. Terdapat pengaruh antara besar tegangan dengan
kecepatan.V.2. Saran
Setelah
selesai
melaksanakan
penelitian
ini,
maka
Penulis bisa memberikan saran demi perbaikan sistem untuk
masa mendatang :1. Untuk pengembangan kemampuan sistem dapat
digunakan PC sebagai pengatur sudut fasa triac
sebagai pengendali kecepatan motor universal.
f7
r//(////ft//-42
2. Penggunaan motor bisa diganti dengan motor yang lebih besar dengan mengganti nilai triac yang lebih
besar kemampuannya.
3. Penggunaan
beban
motor
universal
ini
dapat
diganti dengan beban bola lampu pijar AC.
Daftar Pustaka
1. Woollard Barry G, 1999, Elektronika Praktis,
PT.Pradny^a Paramita, Jakarta.
2. Shrader Robert L., 1991, Komunikasi Elektronika Jilid
J_, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Gottlieb Irving M., 1993, Electronic Power Control,
Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited, New
Delhli.
4. Harten P. Van., Ir. E. Setiawan, 1992, Instalasi Listrik
Arus Kuat, penerbit Bina Cipta, Bandung.
5. Malvino Albert Paul, 1996, Prinsip-Prinsip Elektronika,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Zuhal, 1993, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya,
PT. Gramedia, Jakarta.
7. Fitzgerald AE., 1997, Mesin-Mesin Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta.
8. Fitzgerald AE, Charles Kingsles, Stephen D. Umans, 1990, Mesin-mesin listrik, Penerbit Erlangga Jakarta.
9.
L. Kosow Irving, 1964, Electric Machinery and control, Prentice
Hall inc.
10.
Langsdorf
Alexander
S,
Theory-
of
alternating
-current
machinery, McGraw-Hill book company, inc. second edition
11. http://vv\vw.teccor.com/an 1003.pdf
12. http://americanmicrosemi.com
wi>w«3to
i
-w
THERMOTAB TO-220AB (Isolated) MT2Thyristor Product Catalog
3
MT1
QUADRAC®
Internally Triggered Triacs (4-15 Amps)
General DescriptionTeccor's QUADRAC® devices are triacs that include a diac trig
ger mounted inside the same package. This device, developed
by Teccor, saves the user the expense and assembly time of buy
ing a discrete diac and assembling in conjunction with a gated tnac. Also, the Alternistor QUADRAC device (QxxxxLTH) elimi
nates the need for a snubber network.
The QUADRAC device is a bidirectional AC switch and is gate
controlled for either polarity of main terminal voltage. Its primary
purpose is for AC switching and phase control applications such
as speed controls, temperature modulation controls, and lighting
controls where noise immunity is required.
Triac current capacities range from 4 to 15 Amperes with voltage
ranges from 200-600 Volts. QUADRAC devices are available in the TO-220AB package as shown above.
The Thermotab package is electrically isolated to 2,500 V (RMS)
from the leads to mounting surface. 4,000 V (RMS) is available
on special order. This means that no external isolation is
required, thus eliminating the need for separate insulators and insulator-mounting steps ... saving dollars over "hot tab" devices.
Teccor Electronics 972-580-7777
All Teccor triac and diac chips have glass-passivated junctions to
ensure long term device reliability and parameter stability.
Variations of devices in this data sheet are available for custom
design applications. Please consult the factory for more informa tion.
Features
Glass-passivated junctions Electrically-isolated package Internal trigger diac
High surge capability — up to 200 Amps High voltage capability — 200 up to 600 Volts
http:llwww.teccor.com 3 - 1
QUADRAC® •t(rms) RMS On-Slate Current Conduction Angle of 360 (5) Part No. Isolated
If
+>i MT1 111' T MT2 THERMOTAB TO-220ABSee"Package Dimensions" section
for variations. 4.0 Amps 6.0 Amps 8.0 Amps 10.0 Amps 15.0 Amps Q2004LT Q4004LT Q5004LT Q6004LT Q2006LT Q4006LT Q5006LT Q6006LT Q4006LTH U5006LTH Q6006LTH Q2008LT Q4008LT Q5008LT Q6008LT Q4008LTH Q5008LTH Q6008LTH Q2010LT Q4010LT Q5010LT Q6010LT Q4010LTH Q5010LTH Q6010LTH Q2015LT Q4015LT Q5015LT Q6015LT Q4015LTH Q5015LTH Q6015LTH_ VDRM Repetitive Peak Blocking Voltage (D Volts 500 600 200 j400 500 600 400 ^500 600 500 600 400 500 600_ 200 400 400 500 200 500 600 400 500 600 'drm Peak Off-State Current Gate Open VDRM " Max Rateu Value1
0 > (10 25°C .05 .05 ^05 .05 .05 .05 .05 J05 .05 .05 .05 .05 .05 .05 .05 .05 .05 .05 .05 .05 mAmp; Tc = 100°C MAX 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0^ 0.5 _0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 125°C 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2^ 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0_ 2.0 ^.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 General Notes
All measurements are made at 60Hz with resistive load at an ambi
ent temperature of +25 C unless otherwise specified.
Operating temperature range (Tj) is -40 C to +125 C.
Storage temperature range (Ts) is -40 C to +125 C.
Lead solder temperature is a maximum of +230 C for 10 seconds maximum; > 1/16" (1.59mm) from case.
The case temperature (Tc) is measured as shown on dimensional outline drawings. See "Package Dimensions" section of this
catalog. hit p.! Iwww.teccor.com 3 - 2 VTM Peak On-State Voltage at Max Rated RMS Current Tc ~- 25'C in (3) Volts MAX 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6_ 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6_ 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Thyristor Product Catalog
Trigger Diac SpecificationsJT-MT1)^
SVr..0 Breakover Voltage Symmetry (7) MAX vBO_ Breakover Voltage (Forward & Reverse) (6) MIN MAX 33 33 43 33 43 33 43 43 33 43 33 33 43 33 33 43 43 43 43 43 43 43 33 43 33 43 33 43 33 43 43 33 43 33 43 33 43 33 43 33 33 43 33 43 33 43 33 43 43 [.W± I Dynamic Breakback Voltage (Forward & Reverse) (6) Volts _ 'BO Peak Break over Current jiAmps MAX 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 Trigger Firing Capaci tance (11) [iFarads MAX 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
THERMAL RESISTANCE (STEADY STATE)
Rojc [r«ja1 °cw (typ>
TYPE ISOLATED TO-220AB
4.0 Amps 3.6 [50] 6.0 Amps 3.3 8.0 Amps 2.8 | 10.0 Amps 2.6 1 15.0 Amps 2.1 Teccor tlectronics 972-580-7777
Thyristor Product Catalog QUADRAC® "h 'tsm dv/dt(c) dv/dt Gate Controlled Turn-On Time (6) (9) uSec l2t 'gtm di/dt Holding Current Gate Open (1)(2) mAmps Peak One Cycle Surge (4) (8) Amps Critical Rate-of-Rise of Commutation Voltage at Rated VDRM and 't(RMS) Commutating di/dt = 0.54 Rated 'T(RMs/ms Gate Unenergized (1)(5)(8) Volts/nSec Critical Rate-of-Rise of Off-State Voltage at Rated VDRM Gate Open (1) Volis/iiSec RMS Surge (Non-Repetitive) On-State Current for period of 8 3ms for Fusing Amps?Sec Peak Gale Trigger Current (10ns Max) Amps Maximum Rste-of-Change of On-State Current (9) Amps/uSec Tc = 100°C Tc = 125°C
MAX 60Hz 50Hz MIN MIN TYP
40 55 46 3 75 50 3 12.5 1.2 50 40 55 46 3 75 50 3 12.5 1.2 50 40 55 46 3 50 50 3 12.5 1.2 50 40 55 46 3 50 50 3 12.5 1.2 50 50 80 65 4 150 100 3 26.5 1.5 70 50 80 65 4 150 100 3 26.5 1.5 70 50 80 65 4 125 85 3 26.5 1.5 70 50 80 65 4 125 85 3 26.5 1.5 70 50 80 65 25 575 450 3 26.5 1.5 70 50 80 65 25 500 400 3 26.5 1.5 70 50 80 65 25 425 350 3 26.5 1.5 70 60 100 83 4 175 120 3 41 1.5 70 60 100 83 4 175 120 3 41 1.5 70 60 100 83 4 150 100 3 41 1.5 70 60 100 83 4 150 100 3 41 1.5 70 60 100 83 25 575 450 3 41 1.5 70 60 100 83 25 500 400 3 41 1.5 70 60 100 83 25 425 350 3 41 1.5 70 60 120 100 4 200 150 3 60 1.5 70 60 120 100 4 200 150 3 60 1.5 70 60 120 100 4 175 120 3 60 1.5 70 60 120 100 4 — -175 120 3 60 1.5 70 60 120 100 925 700 3 60 1.5 70 60 120 100 30 850 775 650 600 3 60 1.5 1.5 70 60 120 100 30 3 60 70 70 200 167 4 300 200 3 166 1.5 100 70 200 167 4 300 200 3 166 1.5 100 70 200 167 4 200 150 3 166 1.5 100 70 200 167 4 200 150 3 166 1.5 100 70 200 167 30 925 700 3 166 1.5 100 100 70 200 167 30 850 650 3 166 1.5 70 200 167 30 775 600 3 166 1.5 100 Electrical Isolation
All Teccor isolated QUADRAC packages will withstand a mini mum high potential test of 2500VAC (RMS) from leads to mount ing tab over the operating temperature range of the device. See isolation table for standard and optional isolation ratings.
Teccor Electronics
972-580-7777
ELECTRICAL ISOLATION FROM LEADS TO MOUNTING TAB **
VAC(RMS) TYPE
2500 Standard
4000 Optional* j
"For 4000 V isolation use "V" suffix. *' U.L. Recognized File #E71639
http:liwww.teccor.com
QUADRAC®
Electrical Specification Notes
(1) For either polarity of MT2 with reference to MT1. (2) See Figure 3.1 for lH vs Tc.
(3) See Figures 3.4 and 3.5 for iT vs vT.
(4) See Figure 3.9 for surge ratings with specific durations. (5) See Figures 3.6, 3.7, and 3.8 for current rating at specific operat
ing temperature.
(6) See Figures 3.2 and 3.3 for test circuit. (7) ,wuo = [+ VBO] -!- vBOj.
(8) See Figures 3.7 and 3.8 for maximum allowable case temperature at maximum rated current.
(9) Trigger firing capacitance = 0.1uF with 0.1us rise time. (10) Tc = Tj for test conditions in off-state.
(11) Maximum required value to ensure sufficient gate current.
o - . INITIAL ON-STATE CURRENT
°^ 1*
\
= 200mA (DC) 4 - 10AII
o
= 41JUmA(LA,)IDA h-X iu " ^ -• ^ 0 ^ A 1_ -40 »25 Case Temperature (Tq) H25
Figure 3.1 Normalized DC Holding Current vs Case Temperature
Figure 3.2 Test Circuit
i)iip:i iwww.ieccor.com
3 - 4
MT2
MT1
Thyristor Product Catalog
-vbo
Figure 3.3 Test Circuit Waveforms
Positive or Negative Instantaneous On-State Voltage(vT) - Volts
Figure 3.4 On-State Current vs On-State Voltage (Typical) (4-10 Amps) a -cr. 3 0) O a; O0 > c •55 O r^ \ \ TC =25 C 15 AMF3 DEVICES / j , I I
Positive or Negative Instantaneous On-State Voltage (vT)- Volts
Figure 3.5 On-Stale Current vs On-State Voltage (Typical) (15 Amp)
Teccor Electronics
ThyristorProduct Catalog \ \ f4 AM => DEVCRS — — -— — \y" \ \ \ 0 0.2 0.4 0.6 0.6 1.0 1.2 1.4 16 18 2.0
RMS On-Stdte Current ;!T,„,,01] - Amps
Figure 3.6 Maximum Allowable Ambient Temperature vs On-State Current
>
CURREN1 WAVEFORM: Sinusoidal LOAD: Resistive or Inductive
- CONDUCTION ANGLE: 360°
CASh TEMPERATURE: Measured
:i~> sr.cvn on Dimensional Draw'• rq* ^M,p
°*^''c*s
2 0 2f> 3 r; 3 5 4 0
RMS On-Stale Cuiier.t [i T(RMS)J
Figure 3.7 Maximum Allowable Case Temperature vs On-State Current (4 Amp)
CURRFNT WAVEFORM Snusoida']
LOADResistive or SnO'jctwe i
CGN'Du'CTiCiJ ANGLE ZCZ; '
CASE TEMPERATURE Ueas'.j'ea ;
as shown on Dimensional Drawings ]
Figure 3.8 Maximum Allowable Case Temperature vs On-State Current (6-15 Amp) Teccor Electronics 972-580-7777 QUADRAC® 1 120 ; & 100
. GATl ^CL>JIKUI MA-Ut ((jyi (AJKNP «*[: MM* [ . M i l -IJ1[ WvAl
UNI 1 „Uf^:i L*4 TlMPtRAIURI. IW5 KHINNH.1 !0STE-AL"5TAI1 (wire: VAlOt
i <D £
^ i "S ' 40
t -ij^^^ •ii_v. 1 1 tit
1 S s if 1 S - 20 3 o 8 I m £ 6 ! to S .' i °- c 3 I I O 2
SUPPLY'-R^U'-JENCYrY)H/ £.*-Ls;«;:ol
) 1 1 11 1 1 II 1 1
i!
i i j ! 2 3456 010 20 3040 60 60 100 200 300 600 1
Surge Current Duration — full cycles
000
Figure 3.9 Peak Surge current vs Surge Current Duration
CURRENT WAVEFORM: Sinusoida: LOAD' Resistive or Inductive
" CONDUCTION ANGLE 360
RMS On-State Current [K-n^g,] — Amps
Figure 3.10 Power dissipation (Typical) vs On-State Current (4 Amp)
— / / / / / / / 15*AMP DEVICES 6-1 amp rEVICF.S ''/ \ ,,/y
^/'
CURR -LOAD CONE ENT W Res is UCTIO WEFOF\h\: Sinusoidal ,-/f -J ANGLE: 360 I y I c tcRMS On-State Current[ly/RMSl^ — Amps
Figure 3.11 Power Dissipation (Typical) vs On-State Current (6-10 and 15 Amp)
http:llwww.ieccor.com
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
KARTU KONSULTAS1 BIMBINGAN TUGAS AKHIR
• b'\.4;\...^y.<Vv;^....^^H.W:^....
Tanda Tangan Mhs
Nama Nomor Mhs NIRM Jurusan Pembimbing I Pembimbing II
Proposal Disetujui Tanggal:
Judu. Tugas Akhir
:
^Y,^....^^^^
No. | Tanggal