• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan cerminan dari suatu kondisi perusahaan,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan cerminan dari suatu kondisi perusahaan,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan cerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh manajer atas sumber daya pemilik. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba (Zuhriya dan Wahidahwati,2015).

Laba adalah tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan capital dalam suatu periode yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa atau pemilik capital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik capital mula-mula (awal periode). Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup mempresentasikan kinerja perusahaan secara keseluruhan (Suwardjono,2014:509).

Menurut Hery (2015:48-49) manajemen selaku pihak yang telah diberi wewenang dan kepercayaan penuh oleh principal (investor,pemilik dana) untuk mengelola bisnis perusahaan seringkali merasa terbebani dengan tekanan-tekanan untuk memenuhi target kinerja jangka pendek, seperti pertumbuhan pendapatan atau laba, serta memenuhi indikator kinerja lainnya

(2)

seperti rasio keuangan yang baik, rasio arus kas, dan ukuran-ukuran kinerja lainnya. Tekanan-tekanan inilah yang pada akhirnya memaksa manajemen untuk melakukan earning management dalam proses pelaporan keungannya.

Penjelasan konsep manajemen laba menurut Sulistyanto (2014:29-30) memang merupakan sisi lain dari teori agensi yang menekankan pentingnya penyerahan operasionalitas perusahaan dari pemilik (principals) kepada pihak lain yang mempunyai kemampuan untuk mengelola perusahaan dengan lebih baik (agents). Hubungan agensi antara pemilik dan pengelola perusahaan seharusnya menghasilkan hubungan simbiosis mutualisme yang menguntungkan semua pihak, khususnya apabila setiap menjalankan hak dan kewajiban secara tanggung jawab. Namun yang terjadi justru sebaliknya, yaitu munculnya permasalahan agensi (agency problem) antara pemilik dan pengelola perusahaan. Manajemen laba tidak hanya mempengaruhi dan merugikan perekonomian mikro maupun juga mempengaruhi dan merugikan perekonomian makro, bahkan perekonomian global. Alasannya saat ini perekonomian suatu negara tidak bisa dilepaskan dengan perekonomian negara-negara lain di seluruh dunia sehingga apa yang terjadi di negara tertentu akan berdampak secara luas perekonomian global (Sulistyanto,2014:160). Salah satu alasan yang membuat manajer melakukan manajemen laba yaitu memberikan perataan laba (Income smoothing) (Hery,2015:50).

(3)

satu periode ke periode berikutnya dinamakan sebagai perataan laba (income smoothing). Praktik perataan laba menjadi bahan perdebatan berbagai pihak. Oleh sebagian pihak praktik perataan laba dianggap sebagai suatu tindakan yang merugikan karena tidak menggambarkan kondisi dan posisi keuangan perusahaan secara wajar karena tidak melanggar Standar Akuntansi, meskipun dapat mengurangi kendala laporan keuangan (Zuhriya dan Wahidahwati, 2015).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba dari beberapa literatur keuangan diantaranya, profitabilitas, risiko keuangan, nilai perusahaan dan net profit margin. Oleh karena itu menjadi penting untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi perataan laba.

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya disebut dengan profitabilitas (Hery, 2015:192). Rasio keuangan profitabilitas diukur dengan membagi laba bersih terhadap total aset disebut dengan Return On Asset (ROA). Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015:193).

Hasil penelitian yang menyatakan pofitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba di tunjukkan oleh Peranasari dan Dharmadiaksa (2014), N.Widana dan Yasa (2013), Dewi dan Sujana (2014), Zuhriyah dan Wahidahwati (2015), Fatmawati dan Djajanti (2015). Hasil penelitian Josep, dkk (2016) Return On Asset proksi dari Profitabilitas

(4)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba. Sedangkan penelitian Prayudi dan Daud (2013), Pratama (2012) profitabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian Alexandry and Anjani (2014), Husaini dan Sayunita (2016) bahwa Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap perataan laba. Hasil penelitian Suryandari (2012) Return On Asset proksi dari Profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perataan laba.

Risiko keuangan menurut Sartono (2010:263) adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Risiko keuangan diduga mempengaruhi praktik perataan laba. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa risiko keuangan berpengaruh positif dan signifikan ditunjukkan oleh Peranasari dan Dharmadiaksa (2014), Zuhriya dan Wahidahwati (2015), Husaini dan Sayunita (2016), Fatmawati dan Djajanti (2015). Penelitian Pratama (2012) menemukan hasil bahwa risiko keuangan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perataan laba. Suryandari (2012) menemukan Debt to Equity Ratio proksi dari financial leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan. Sebaliknya hasil penelitian dari Prayudi dan Daud (2013) menemukan hasil bahwa risiko keuangan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perataan laba.

(5)

yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Pratama,2012). Hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan ditunjukkan oleh Prayudi dan Daud (2013), Peranasari dan Dharmadiaksa (2014), Husaini dan Sayunita (2016). Penelitian Pratama (2012) menemukan hasil bahwa nilai perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perataan laba. Penelitian Zuhriya dan Wahidahwati menemukan hasil nilai perusahaan (PBV) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perataan laba.

Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba bersih atas penjualan bersih. Laba bersih sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak pengahsilan dengan beban pajak penghasilan. Semakin tinggi net profit margin berarti semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih (Hery,2015:198-199). Diduga Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap perataan laba karena margin ini terkait dengan objek penghasilan (N. Widana dana Yasa,2013). Hasil penelitian yang mendukung bahwa net profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba ditunjukkan oleh hasil penelitian N. Widana dan Yasa (2013), penelitian Josep, dkk (2016). Hasil penelitian Suryandari (2012) Net Profit Margin berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hasil penelitian dari Zuhriya dan Wahidahwati (2015) justru sebaliknya, yaitu menemukan hasil bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap praktik perataan laba.

(6)

Uraian di atas telah menyebutkan banyak penelitian yang berkenaan dengan Perataan Laba, Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Net Profit Margin. Penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel tersebut memiliki pengaruh satu sama lainnya. Baik itu pengaruh dengan arah hubungan positif, maupun pengaruh dengan arah hubungan negatif.

Penulis tertarik untuk menguji kembali mengenai praktik perataan laba dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sehingga penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk menguji apakah terjadi penguatan konsistensi terhadap teori maupun penelitian yang sudah ada selama ini atau sebaliknya. Penelitian ini merupakan pengembangan dari studi Prayudi dan Daud (2013). Pengembangan penelitian ini diharapkan dapat memperluas hasil-hasil penelitian sebelumnya.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Prayudi dan Daud (2013) terletak pada variabel independen yaitu struktur kepemilikan dihilangkan dan digantikan dengan Net Profit Margin, karena struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Data penelitian yang digunakan pada penelitian Prayudi dan Daud (2013) adalah tahun 2008-2011, sedangkan pada penelitian ini data pada tahun 2012-2016 sehingga diharapkan bisa mendapatkan keterbaruan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI 2012-2016. Perusahaan sektor industri dasar dan kimia merupakan salah satu penopang dalam perekonomian nasional serta memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam ekonomi Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik pada Januari 2017,

(7)

pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III-2017 naik sebesar 5,51 % terhadap triwulan III-2016. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri logam dasar naik 11,97%. Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri pengolahan lainnya turun 4,88%. Sementara itu, pada pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I2017 0,66% terhadap triwulan II-2017. Industri yang mengalami kenaikan tertinggi adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 16,67%. Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri mesin dan perlengkapan yang tidak termasuk dalam lainnya, turun 26,05 % (BPS, 2017).

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS, RISIKO

KEUANGAN, NILAI PERUSAHAAN, DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2012-2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba di perusahaan sektor industri dasar dan kimia?

2. Apakah risiko keuangan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba di perusahaan sektor industri dasar dan kimia?

(8)

3. Apakah nilai perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba di perusahaan sektor industri dasar dan kimia?

4. Apakah net profit margin berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba di perusahaan sektor industri dasar dan kimia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap praktik perataan laba di perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Untuk mengetahui pengaruh risiko keuangan terhadap praktik perataan laba di perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Untuk mengetahui pengaruh nilai perusahaan terhadap praktik perataan laba di perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

d. Untuk mengetahui pengaruh Net profit margin terhadap praktik perataan laba di perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(9)

2. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat memberikan tambahan informasi. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan, menjadi refrensi untuk pengembangan keilmuan dan dapat menambah informasi untuk yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi perataan laba (income smoothing) pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba (income smoothing) pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi perataan laba (Income Smoothing).

Referensi

Dokumen terkait

Uji signifikan secara parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari produk, harga, promosi dan tempat masing-masing berpengaruh

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang diukur dalam penelitian dengn menggunakan model pembelajaran TS-TS dan

Sedangkan secara khusus hasil yang ditargetkan: pada penelitian tahap I, diperoleh aplikasi pratanam dan pratumbuh tidak menghambat perkecambahan tanaman, namun

Arief Ujiyantho dan Bambang Agus Pramuka (2007) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba, kepemilikan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dan masyaakat tentang apa saja faktor-faktor anak menjadi kurir narkotika serta

dengan judul ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI REGISTRASI DAN KEANGGOTAAN KLUB dan Suparto Darudianto, Anzaludin Sam, Geyna Poernomo Hadi (2006) dalam jurnal

Sehingga berdasarkan undang-undang yang dibuat oleh pemerintah tersebut maka terwujudlah lembaga-lembaga keuangan syariah (LKS). Ide pembetukan pegadaian syariah selain

Elektron valensi unsur-unsur periode keempat menempati subkulit 3d dan 4s. Hal ini menyebabkan unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat periodik yang