ANALISA PEMBENTUKAN KERAK GIPSUM
DENGAN KONSENTRASI
Ca2*:3000
ppm
DAN
ADITIF
Fe2*Windu
Sediono*Abstract
Pengerakan (scaling) merupakan masalah yang kompleks dan selalu terjadi di
dalam suatu industri. Terjadinya kerak karena proses alami adanya realrsi kimia antara kandungan-kandungan yang tidak dikehendaki yang terlarut
di
dalamair
seperti; Ca2*, SOr-2,CO;'dan
Mg!*.
Gipsum (CaSOt2HzO) adalah salah satu komponen utamadari
kerak yang banyak dijumpai. Akibat adanya pengerakanini
akan merugikan
yaitu
mempertebal dinding pipa yang dilewati cairan dan dapat mempengaruhilaju aliran
ataupun perpindahan panas. Oleh karenaitu
harus dilakukan pencegahan untuk menghambat pertumbuhan kerak dalam pipa tersebut. Dalampenelitian
ini
dilakukan eksperimen tentang pertumbuhan kerak gipsum dalam pipa uji, dengan mereaksikan CaClz dan NazSOtpada
lajualir
30 ml/menitdan
konsentrasilarutan
3000ppm,
Ca2t. Fe2* ditambahkan kedalam larutan sebagai impuritas. Adapunpipa
uji
berisi
empat pasangkupon
terbuat darikuningan karena tahan terhadap korosi. Pembentukan kristal gipsum dapat dilihat dari menurunnya nilai konduktivitas larutan pada waktu percobaan sehingga waktu induksinyapun dapat diketahui. Bentuk
lvistal
gipsumdilihat dari
hasil
kajian morfologi yang dilakukan dengan menggunakan SEM, Massa kerak ditimbang untuk mengetahui pengaruh penambahan aditif terhadap massa kerak yang terjadi. Hasl penelitianini
menunjukkan bahwa dengan adanya penambahanaditif
Fe2*5
ppm memperpanjangwaktu induksi
15.3 o,
menurunkan massa kerak28.1
%o dan penambahan aditif Fe2*l0
ppm memperpanjang waktu induksi 46.1% menurunkanmassa kerak 69 %..
Aditifjuga
mempengaruhi morfologi kristal gipsum yaitu kristal menjadi lebih pendek tapi tidak merubah bentuk kristal, yaitu tetap orthorhombik. Keywords :Fez*, Gipsum, Impuritas, PencegahanKerak
PBNDAHULUAN
Pengerakan
(scaling)
merupakan masalah yangkompleks
dan selaluterjadi
didalam suatukegiatan
industri
terutama pada
alat-alatwater reservoir, boiler, heat
exchanger, condenser danpipa
saluranair
(Jamaialahmadi,
2007).Kerak didefinisikan
sebagai suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristalpada permukaan suatu substrat Pengerakan adalah proses
alami
yangterjadi
karena adanya reaksikimia
antara kandungan-kandungan yangtidak
dikehendaki yang terdapat dalam air. Dalam operasi produksidi
industri
sering ditemui kerakmineral
seperti: CaSO+, CaCO: dan*
Dosen Diploma III Teknik Mesin Universitas Diponegoro
http : //j urnal.unimus. ac. id
MgSoa.
Senyawaini
dapatlarut
dalamair.
Gipsum adalah salah satu komponen utama darikerak yang
banyak
dijumpai
di
berbagai
industri. Gipsum
atau
kalsium sulfat
dihydrat(CaSo+.2FIzO)
adalah
garamyang sedikit
larut
dalam
air.
Gipsum mengkristal
berbentuk
jarum,
yang cenderung.membentuk kerak pada permukaan alat-alatprosesdi
dalam industri, (Hoang danAng,
2007).Kerak
yangterjadi
padadinding pipa
atau pada bejana akan berakibat menimbulkan berbagaikerugian pada
sistemindustri
sepertipenyempitan
aliran
berakibat
menurunnya debit dan menambah waktu proses, semuaitu
akanmeningkatkanbiayaproduksi,
akibatlain
adalah penambahan ketebalan
dinding pipa misal
padadinding ketel pipa
air
dimana padapipa
tersebutdilakukan
pembakaran maka proses perpindahan panas secarakonduksi
akanterhalang
oleh
lapiasan
kerak yang
berakibat
terjadinya
kehilangan
panas.Dari
uraiantersebut
dapat disimpulkan bahwa
pengerakan sangat
merugikan
proses
industri
oleh
karenanya
harus dihambat atau dihilangkan agar proses industri
tidak
terganggu
danmengalami kerugian
cukup
besar.
Pertumbuhan
kerak
dapat dihambat dengan
cara memberikanaditif.
Sehubungan dengan
hal
tersebut,penelitian dilakukan
dengan memfokuskan pada pengaruh penambahanaditif
terhadapwaktu
pembentukan massakerak
sertamorfologi
kerak gipsum, denganmengetahui
pertumbuhan kerak gipsum yangterjadi di
dalam pipauji
maka dalam penelitianini
bertujuan untuk medapatka carayangtepatbagaimana pencegahan kerak supaya jangan sampai kerak tumbuh atau paling tidak dihambat pertumbuhannya.METODE PENELITIAN
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian
ini
adalah :'
Larutan NazSO+ yang dibuat dengan melarutkan kristal NazSOa(analitik)
dengan aquades.'
Larutan CaCl2 yang dibuat dengan melarutkankristal
CaCl2(analitik) dengan aquades. .Kristal
Fe2* Cl2(analitik)
sebagai aditif.Alat
Uji
yang dipergunakan:Penelitian
yang dilakukan untuk mengkaji
pembentukankerak
padapipa
beraliranlaminer
ini
melalui
beberapa tahapan. Langkah
perlama dalam penelitian
ini
adalah pembuatan alatuji
seperti pada Gambar 1.Alat
uji
yang digunakanterdiri
dari
lima
bejanayaitu
bawah
dua bejana
(1,2)
dan atas
dua
bejana
(3,4) dan
satu
lagi
untuk
bejanapenampungan Bejana 1 dan
3
untuk
menampunglarutan
CaCl2 dan bejana2
dan4 untukmenampung larutan NazSO+ Pompa
(5)
dipasangguna
memompa
larutan
dari
bejana 1menuju
bejana3,
pompa yang keduadigunakan
untuk
memompa larutan
dari
bejana 2menuju
bejana 4.l.Bejana
bawah CaClz2.Bejana bawah NazSO+ 3.Bejana atas CaCl2 4.Bejana atas Na2SO4 5.Pompa air
6.Mixer
T.Kupon dan rumah cupon S.Panel
listrik
Gambar
1
PeralatanUji
Permukaan
larutan
puOuU.iara
3dan
bejana
4
dijagaagar
keduanya mempunyaiketinggian
yang
sama
dan
dapat
di
atur
naik
atau
turun
agar
mendapatkanperbedaan
ketinggian permukaan dengan pengeluaran
akhir
dari rumah kuponsehingga dapat mengafur
laju
aliran- larutan yang terdapatpada
bejana3
dan4
secara bersamaandialirkan
menuju kupon dan seterusnya menuju dibuang dalam penampungan sebagailimbah.
Laju alir
dalam penelitianini
adalah 30ml/menit
selama pengambilan
data4
jxrr.
Kupon
terdiri dari
empat
pasangterbuat
dari
kuningan masuk
kerumah
kuponmembentuk seperti pipa dan kupon
ini
dilewati
larutan yang akan membentuk kerak. Adapun ukuran kupon setelah terpasang pada rumahnya: diameterdalam:
12.5 mmdan empat pasangkupon 120 mm.
Kupon
ini
ditunjukkanpadaGambar 2.Gambar.2 Kupon Setelah Mengalami pengerakkan
Didalam kupon
Cin
dan
SOa2-dari
keduamengendap pada
dinding kupon sehingga terjadi
keraklarutan
mengadakanreaksi
danberubah pada saluran
limbah diukur
dengan menggunakanconductivitymeter
Pengukurankonduktifitas
larutan
dilakukan setiap
dua menit sekali untuk satujam
pertama, setiaplima
menit untukjam
yang kedua dan untukjam
yang ketiga danke
empat adalah sepuluh menitsekali.
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Pada
kajian
ini
untuk
mengetahuiwaktu induksi
pembentukankristal gipsum
padakonsentrasi
larutan
Na2SO4 danCaClz 3000ppm
dengan
penambahanaditif
Fe2* 5 ppm, 10 ppm dan tanpaaditif
dijadikan satugrafik
seperti ditunjukkan dalam Gambari
3(}t)CI
pprn
E Y q* *t F* l-*#=
i3#
s
5{ i*;i{}*r*I*il
#ff€ht? '7S{}& 7St,t",* ? ?trr,! ']r{}S,* ?f,,tl.} 'f"tff{} t&r 8d.1.,{,id} ,qr'I ?*XrX try\,&#$.T:lF* +
*\*ilTlFSilpjr1 }c$ilTlF 3l) f"r=urr {t 1$ll lt* :df*ii
E,li I,VAT(TU {Mf FIIT}Gambar 3.
Grafik
HubunganKonduktivitas
DenganWaktu
Pada Konsentrasi Larutan 3000 Ppm Ca2*Dengan
Aditif
Fe2*Dan
TanpaAditif
Pada Gambar
3 terlihat
bahwawaktu induksi untuk
konsentrasi
larutan
3000 ppm tanpaaditif
sebesar26
menit, denganaditif
Fe2* 5ppm
30menit
danaditif
10 ppm sebesar 38 menit. Hasil dari massa kerak dengan adanya penambahanaditif
Fe2* 5 ppm dan 10 ppmseperti
terlihat
padaGambar
3,
dengan konsenmtrasilarutan 3000
ppm
mempunyai polaTraksi. Vol. 11. No. 2, Desember 201I JJ
menurunkan
nilai
laju
pertumbuhan kerak, disamping menghambat pertumbuhan kristaljuga
menghambat pertumbuhan kerak.
Aditifjuga
dapat menghambat pembentukaninti
kristal, pembentukaninti
kristal
akan terganggu apabilaaditif
secaraselektif
teradsorbsi pada permukaaninti
kristal
yang sedangtumbuh
sehinggainti
tidak
dapat mencapaiukuran
kritis,
dan
inti
kristal
kembali
teruraimenjadi
komponen-komponennya(Weijnen
&
Van
Rosmalen
1986). Dengan
demikianmaka adanyapenambahan
aditif
massa kerak yang dihasilkan semakin berkurang.Tabel
1.Hasil
Experimen Penelitian
waktu
rnduksi
dan
MassaKerak
Konsentrasi 3000 ppm
.
lu,induliii
Massi[kbiak
Tanpa
aditif
26 0,6691Aditif
Fez"
5 ppm 30 0,4909Aditif
Fe'*
10 ppm 38 0,2072Prosentae kenaikan waktu induksi adalah:
Dari tanpa
aditif
ke Fe2* 5ppm :
15.3Dari tanpa
aditif
ke Fe2*l0
ppm :
46.1Prosentase pembentukan massa kerak adalah:
Dari tanpa
aditif
ke Fe2* 5ppm :
28.1
yoDari tanpa
aditif
ke Fe2* 10ppm : 69
% o/,/oo
Hasil SEM bentuk
morfologi
dari kerak gipsum seperti tampak pada Gambar 4.(b)
Gambar 4.
Morfologi
Kerak Gibsum Konsentrasi Larutan 3000 ppm (a) TanpaAditif
(b) DenganAditif
Fe2* 10 ppmKESIMPULAN
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
1'
Penambahanaditif
Fe2* pada larutan CaClzdanNazSoa akan
memperpanjang waktuinduksi.
waktu'
induksi
adalah waktu yang dibutuhkan olehion
dalam larutan untuk bereaksi sehingga membentukinti
kristal
yang pertamakali
(Isopescudkk,2009).
2.
Bila waktu
induksi
cepat makakristal lebih
mudah terbentuk. pembentukan kristal yang lebih cepat menyebabkan lebih mudah pula terjadi proses pembentukan kerak.3.
Dilihat
darihasil
SEM dengan adanya penambahanaditif
Fe2* bentukkristal
menjadikecil-
Hal
ini
disebabkanaditif
dapatmenutup
"octiye
sites"yaitu
tempat-tempatpertumbuhan
aktif
(Ohara dan
Reid,
1973)
sehinggaukuran kristal tidak
dapat bertambah dan morfologinya berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Ang,
H.M.,
Muryanto,
s.,
Hoang,
T.
(2006), Gypsum
ScaleFormation
control
In
pipeFlow
Systems:A
Systematic StudyOn
The Effects
Of
process parametersAnd
Additives, Curtin
University Of Technolog,,, perth, Western Australia.Hoang,
T.A., Ang, H.M., Rohl,
A.L.
(2007),Effects
of
Temperatureon
The
Sacalingof
Calcium Sulphate In pipes,powder Technologt,
t7g,3t
_
i7
Isopescu, R.o
Mateescu,
c.,
Mihai,
M.,
Dabijfl,
G.
(2009), The Effects
of
organic
Additives
On
Induction
Time
And
Characteristics
Of
precipitated
CalciumCarbonate, Chemical Engineering Research And Design, 388,
No.
Of page 5.Jamialahmadio
M.,
Muller-Steinhagen,
M.
(2007), Heat ExchangerFouling
And
CleaningIn
The
Dihydrate
ProcessFor The
Production
Of
PhosphoricAcid,
Chemical Engineering ResearchDesign,Dol:
10. 1205/cherd06 050, 245-
255.Meijer, J.A.M., Van
Rosmalen,G.M. (
1984), SolubilitiesAnd
SupersaturationOf
CalciumSulfate
And
Its HydratesIn
seawater,.Desolination,5l,2s5
-
305.Mwaba, M.G., Junjie, Golriz, M.R.
(2007),Effect
Of
MagneticField
OnCalcium
SulfateCrystal
Morphology,Journal
Of CrystalGrowth,303,3gl
-
3g;.
ohara,
M., And
Reid,
R.c.
(1973).
*Modeling
crystal
Growth
RqtesFrom
solution.,,,Prentice-Hall,
EnglewoodClffi,
N.J.Weijnen, M.P.C.,
Van
Rosmalen,
G.M.
(1986),Adsorption
Of
PhosphonatesOn
Gypsum Crystals,Journal
Of CrystalGrowth,7g,l57
-
168.PENULIS:
WINDU
SEDIONODosen Diploma