• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disampaikan Oleh Juru Bicara FKB DPR-RI Anggota Nomor: ================================== Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disampaikan Oleh Juru Bicara FKB DPR-RI Anggota Nomor: ================================== Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

www.parlemen.net

T A N G G A P A N

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR-RI TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PARTAI POLITIK,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG S U S U N A N D A N KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH

DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Disampaikan Oleh Juru Bicara FKB DPR-RI

Anggota Nomor:

==================================

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang Terhormat Saudara Pimpinan Rapat

Saudara Menteri Dalam Negeri, Menteri Sekertaris Negara serta Menteri Hukum dan HAM

Saudara-saudara Anggota Dewan dan hadirin yang terhormat.

Puji Syukur marilah kita persembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Adil dalam mengorganisasi dan mengelola mahluk ciptaanNya. Berkat taufiq dan hidayah-Nya pada hari ini kita bersama-sama dapat mend hadiri Rapat Pansus dalam rangka penyampaian Tanggapan Fraksi-fraksi atas Rancangan Undang-undang ini.

Saudara Pimpinan Rapat dan hadirin yang terhormat,

Fraksi kami berpandangan bahwa seiring dengan dinamika politik dan semakin maju pengetahun masyarakat maka perubahan terhadap undang-undang partai politik perlu dilakukan.

Setelah mengkaji RUU tenting Partai Politik yang diajukan olch Pemerintah, Fraksi kami menilai betapa Pemerintah sedang mendorong terjadinya poses pcnyederhanaan partai poliLik di ncgcri ini.

(2)

www.parlemen.net

Mungkin Pemerintah sarnpai pada kesimpulan, bahwa terlalu banyaknya partai politik menyulitkan negeri ini dalam menciptakan stabilitas politik, serta mewujudkan pemerinLahan yang kuat dan efektif. Kehendak ini tampak, antara lain dari iriakin diperketatnya persyaratan untuk mendirikan partai politik, dan diperketatnya persyaratan partai politik untuk bisa mengikuti pemilihan umum.

Gagasan untuk melakukan penyederhanaan partai selalu menimbulkan reaksi pro dan kontra di tengah masyarakat. Karena itu, perdebatan mengenai isu ini perlu diarahkan pada satu titik pertemuan visi: bagaimana membangun sistern kepartaian yang kondusif bagi terwujudnya penyelenggaraan pemilu yang dapat melahirkan wakil-wakil rakyat yang memiliki derajat keterwakilan yang tinggi, dan pemerintahan yang kuat. Kalau tidak, maka gagasan dan perdebatan tentang penyederhanaan Partai hanya akan memperhadapkan antara kecongkakan politik dari partai-partai lama pada satu sisi, dan sikap eforia politik yang berlebihan dari partaipartai baru, pada sisi yang lain. Selain itu juga bisa mendatangkan tuc uhan sebagai pengebirian hak-hak berpolitik dari kelompok tertentu teritadap kelompok yang lain dengan menggunakan justifikasi UU, bahkan juga menghasilkan tuduhan yang lebih gawat: melanggar HAM dan konstitusi.

Fraksi Kebangkitan Bangsa bisa memahami dan menyetujui lebih diperketatnya persyaratan partai politik untuk bisa mengikuti pen, lihan umum. Prinsipnya, hanya partai politik yang benar-benar dipersiiipkan dengan baik dan siap menang dalam pemilihan umum, itulah partai yang semestinya bisa mengikuti pernilihan umum. Tapi Fraksi kami agak kurang sependapat dengan RUU ini tentang ketentuan diperketatnya persyaratan untuk mendirikan partai politik. Konstitusi kita telah memberikan jarninan yang tegas bahwa menjadi hak setiap warga negara untuk berserikat, termasuk mendirikan partai politik. Karena itu, memperketat, atau mempersulit sekelompok orang dalam mendirikan partai politik merupakan sikap yang berlebihan dan bisa dinilai inskonstitusional. Dilihat dari sejumlah aspek, peinbentukan partai politik baru di era rcfo rmasi mencerminkan adanya tujuan dan motif yang variatif. Ada partai yang didirikan dengan tujuan yang bersifat praktis, dan ada juga yang bertLijuan ideal, yaitu sebagai wahana untuk mengartikulasi dan mengagregasi bet bagai kepentingan rakyat. Juga ada partai politik yang didirikan dengan tujuan untuk sekadar mengukur sejauh mana tokoh pendirinya masih me niliki pengaruh politik, dan sebagian lagi bahkan sekadar alat untuk menghiinpun dana politik.

Di dalam teori politik, keberadaan partai politik merupakan salah satu pilar utama demokrasi. Tetapi dalam scjunilah kasus, tak jarang ada partai politik yang jiistru dikategorikan sebagai

nuisance parties, yaitu partai yang mengganggu proses

demokrasi. Nuisance parties terjadi ketika berkembang sistem

multi partai secara tidak terkendali, dan tidak ada mekanisme politik demokratis yang bisa melakukan seleksi partai politik.

(3)

www.parlemen.net

Menurut Fraksi kami, pembatasan jumlah partai politik yang Lerhak mengikuti pemilu memiliki argumentasi dan legitimasi sosiologis yang kuat, setidak-tidaknya dilihat dari empat hal:

Pertama, dari dua kali penyelenggaraan pemilu di era reformasi,

aanya terdapat enam sampai tujuh partai yang bisa lolos memenuhi electoral threshold sesuai dengan ketentuan UU.

Kedua, penyederhanaan sistem kepartaian, dari multi partai yang

tidak terbatas menuju multi partai yang simpel, diperlukan dalam rangka mewujudkan derajat keterwakilan yang tinggi. Di antara beberapa prasyarat yang diperlukan untuk memenuhi derajat keterwakilan yang tinggi, adalah harus tercipta model, format dan teknik pelaksanaan penyelenggaraan pemilu yang lebih sederhana, simpel dan mudah, sehingga bisa mengurangi tingkat distorsi antara pilihan pemilih dengan hasil yang dicapai.

Pemilu dengan sistem multi partai yang tidak terbatas secara teknis penyelenggaraan menjadi tidak sederhana dan seringkali membingtngkan masyarakat. Hal itu tampak pada Pemilu 1955 dan 1999, dan sebagian kecil pada kasus Pemilu 2004.

Ada kehendak yang kuat agar pada Pemilu 2009 jumlah pemilih birgung makin bisa dikurangi secara signifikan, yang berarLi hasil perolchan suara makin mendekati konfigurasi yang sebenarnya dari dukungan rakyat terhadap partai politik dan wakil-wakilnya di Parlemen. Hal itu hanyd bisa dicapai jika teknik penggunaan hak memilih didisain secara sederhana, praktis dan mudah, antara lain dengan cara mencoblos gambar calon an ggota Parlemen, bukan sekadar mencoblos nama calon. Teknik yang lebih sederhana, praktis dan mudah tersebut hanya bisa dipenuhi jika juinlah partai politik peserta pemilu tidak sebanyak Pemilu 2004.

Ketiga, selama ini rakyat sering mengeluhkan banyaknya jumlah

suara yang dinyatakan hangus dan tidak bisa dikonversikan menjadi kursi di Par1,men. Hal itu terjadi disebabkan terlalu banyaknya partai yang menjadi peserta pemilu. Oleh karena itu, salah satu tujuan ideal yang dikandung dari penyederhanaan partai politik peserta pemilu adalah untuk mengurangi secara signifikan jumlah suara rakyat yang hilang cuma-cuma karena tidak bisa dikonversikan menjadi kursi.

Keempat, spirit penyederhanaan sistem kepartaian diarahkan antuk

mendorong terjadinya pendewasaan kehidupan politik dengan terja innya aliansi permanen atau koalisi berjangka panjang di antara

kekuatan sh-ategis dan potensial politik yang ada di negeri ini. Jika

terbangun kesadaran seperti itu, maka partai politik baru yang dibentuk untuk menghadapi Pemilu 2009, adalah partai politik

yang benar-benar performed dan benar-benar siap memenuhi

ketentuan ambang batas yang ditetapkan oleh UU.

Menurut kami, jika penyederhanaan sistem kepartaian itu dilakukan rielalui proses dan cara-cara yang baik dan dibenarkan dalam pembahasan RU U ini, jelas tidak ada mekanisme dan asas demokrasi yang dilanggar.

(4)

www.parlemen.net

Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah menyangkut pendanaan partai politik. Fraksi kami mengharapkan agar masalah uii diatur secara jelas dan detail dalam RUU ini. Terutama mengenai sumber pendanaan partai, laporan dan pertanggungjawaban penggunaan dana partai, serta pemberian sanksi yang tegas terhadap partai politik atau pengurus partai politik yang menyalahi peraturan perundang-undangan.

Saudara pimpinan Rapat dan hadirin yang terhormat

Selanjutnya perkenankan kami menyampaikan pendapat terkait dengan RUU tentang Susduk MPR, DPR, DPD dan DPRD. Fraksi kami berpandLingan bahwa RUU tentang Susduk harus dapat menjawab kebutuhan dan tuniutan masyarakat yang menghendaki terciptanya lembaga perwakilan, baik lembaga perwakilan rakyat maupun lembaga perwakilan daerah, yang kuat dan efektif, sesuai dengan amanat Konstitusi. Selain itu RUU ini perlu merekontruksi kelembagaan MPR sesuai dengan amanat Konstitusi.

Paling tidak ada tiga titik perhatian kami dalam RUU tentang

Susduk ini. Pertmna, tentang kelembagaan MPR. Dalam kaitan ini

kami hendak mempertanyakan: apakah konstruksi kelembagaan dan kepemimpinan MPR

sebagaimana diatur dalam UU No. 23 tahun 2003 tentang Susduk telah ideal dan meinenuhi harapan rakyat. Menurut kami, kelembagaan MPR perlu ditata dan dikontruksikan sebagai

lembaga yang status kelembagaennya sebatas bersifat joint

session, bukan permanent body. Hal ini juga sekaligus terkait

dengan posisi kepemimpinan MPR yang tidak perlu diformatkan secara terpisah dengan kepemimpinan di DPR dan DPD.

Kedua, tentang penguatan lembaga DPR. Di dalam Konstitusi basil

amandemen ditegaskan DPR memegang kekuasaan membentuk UU. Ketentuan konstitusi tersebut belum sepenuhnya diperkuat dengan pengaturan pada tingkat UU tentang bagaimana DPR dapat menjali.nkan wewenang dan fungsi legislasinya. Tiga fungsi atau hak yang dimiliki DPR (Hak Budget, Kontrol & Hak membuat UU) selama ini belum berjalan normal dan secara teknis operasional belum “mengimbangi” peran eksekutif yang telah dilengkapi dengan

staffing yang melebihi dari cukup.

Sejalan dengan wacana yang ber embang mengiringi perubahan UU No. 12 tahun 2003 tentang kemungkinan penetapan calon terpilih tidak lagi menggunakan nomor urut jika tidak ada calon yang memenuhi angka BPP, melainkan diusulkan agar diterapkan suara terbanyak, maka perlu ada penyesuaian di dalam RUU Susduk, terutarna menyangkut pelaksanaan recall. Kalau selama ini wewenang melakukan recall tersebut sepenuhnya ada pada partai politik, perlu dipikirkan kemungkinan pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan aspirasi atau usulan dari konstituen yang telah memilih wakilnya.

Ketiga, perlunya RUU ini lebih memperkuat keberadaan DPD. Tanpa

harus menunggu bagaimana kelangsungan usulan perubahan UUD 1945 Lahap kelima yang diusulkan DPD, dalam RUU tentang Susduk

(5)

www.parlemen.net

ini terbuka ruang untuk melakukan penguatan lembaga DPD sejauh tetap dalam koridor konstitusi. Fraksi kami berpendapat kewenangan DPD yang diberikan oleh UUD 1945 dalam bidang legislasi secara terbatas (RUU bidang otonomi daerah, hubungan pusat-daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan perimbangan keuangan pusat dan daerah) jangan lagi dikebiri dalam UU Su:;duk. Kewenangan untuk ikut membahas RUU tersebut semestinya bisa diimplementasikan lebih dari sekadar ikut membahas sebelum dilal:ukan pembahasan tingkat pertama antara DPR dengan Presiden.

Yang Terhormat Saudara Pimpinan Rapat

Saudara Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM Saudara-saudara Anggota Dewan dan hadirin yang terhormat. Demikian tanggapan Kebangkitan Bangsa atas Rancangan Undang-undang tentang Partai Politik dan RUU tentang Susduk. Dengan memperhatikan aspirasi, usulan dan melibatkan masyarakat luas, dengan ini Fraksi Kebangkitan Bangsa siap membahas RUU ini melalui mekanisme yang telah disetujui dalam Pansus. Akhirnya, atas perhatian para anggota Dewan, saudara Menteri yang mewakili Presiden beserta jajaraiulya, para rekan wartawan dan hadirin, kami mengucapkan terima kasih.

Wallahul Muwaffiq Illa Aquainit Thorieq, Wassalamu'alaikurn Wr. Wb.

Jakarta, 10 Juli 2007

PIMPINAN

Referensi

Dokumen terkait

(1) Desa Kuripan Timur Kecamatan Kuripan dengan Jumlah Penduduk 2.868 Jiwa / 832 KK, Luas Wilayah 287 Ha, sebagaimana digambarkan dalam peta pada lampiran XXVII (dua

Sehingga dengan Mind Map , daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami

Praktik mengajar sudah dilaksanakan sebanyak 8 kali (48 jam pelajaran) dalam matriks untuk kegiatan. Semua ini dapat terlaksana dengan baik karena persiapan-persiapan yang

Selanjutnya kami atas nama Badan Pembentukan Peraturan Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Paser, dalam rangka pembahasan terhadap Perubahan Atas Keputusan

(1) Tim Pemutus mengeluarkan keputusan penetapan sebagian atau seluruh Manajer Investasi dari Daftar Manajer Investasi Terpilih untuk pengelolaan Dana Tapera dengan

Bidang operasional yang akan diidentifikasi dan dievaluasi meliputi bidang produksi, logistik, finansial dan pemasaran pada perusahaan beton siap pakai, PT. Anugerah Beton

Analisa asuhan keperawatan ini dapat menambah keragaman ilmu pengetahuan bagi dunia keperawatan dan menambah keilmuan baru yang dapat dijadikan pedoman untuk ilmu

1. Membaca novel Cerita Calon Arang secara cermat dan berulang-ulang serta menandai peristiwa-peristiwa dalam cerita CCA yang berkaitan dengan penelitian. Mencatat data