NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Sinyalemen dari beberapa indikator teknikal mengkonfirmasikan IHSG masih dalam fase bearish. Indikator MACD dan Stochastic sinyal bagi iHSG terkonfirmasi negatif. Dari lagging indikator dari MA5 dan M20, IHSG down trend pattern. Namun, hanya candle chart mengisyaratkan tekanan jual relatif mereda dibandingkan sehari sebelumnya.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4612.565 +79.479 4,986.76 5,726.32
LQ-45 794.641 +17.108 1,210.99 4,055.86
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan hari selasa (03/11), IHSG menguat 79,48 poin (1,75%) ke level 4612.57,. Penguatan didukung oleh pemerintah yang mengumumkan paket kebijakan jilid enam. Ada empat poin yang akan masuk dalam paket kebijakan ini. Keempat regulasitersebut adalah RPP mengenai fasilitas dan kemudahan di KEK, pemerintah juga akan memasukkan RPP mengenai sistem penyediaan air minum (SPAM), RPP tentang sumber daya air, serta peraturan menteri perdagangan terkait. Indonesia National Single Window (INSW). Di lain berita, Nielsen Consumer Confidence Index mencatat bahwa indeks kepercayaan konsumen Indonesia di kuartal ketiga tahun ini turun 4% dari kuartal sebelumnya. Kendati demikian, Indonesia masih berada di jajaran 10 teratas negara yang paling optimis. Tingkat optimisme konsumen Indonesia menunjukkan penurunan di kuartal ini, yang disebabkan oleh terjadinya penurunan pada tiga indikator yaitu optimisme mengenai prospek lapangan kerja dalam 12 bulan ke depan yang turun dari 68 persen di kuartal dua menjadi 64 persen, indikator optimisme mengenai kondisi keuangan pribadi dalam 12 bulan ke depan juga menurun tajam dari 80% menjadi 64%, dan optimisme mengenai keinginan atau niat untuk berbelanja dalam 12 bulan ke depan juga turun dari 53% menjadi 48%. Dari pasar global, Saham Wall Street naik untuk hari kedua berturut, dipimpin oleh saham minyak yang bangkit kembali dan beberapa rantai pakaian AS yang mengangkat perkiraan pendapatan mereka pada ahkir tahun ini. Dari regional, Indeks Nikkei 225 menguat 243.67 poin (1,30%) ke level 18,926.91, dari level 18,683.24 sehari sebelumnya. Penguatan didukung oleh saham Japan Post melejit dalam IPOnya yang sudah lama ditunggu-tunggu. IPO tersebut bernilai USD 11,5 miliar dan merupakan IPO terbesar Jepan sepanjang tahun ini. Di sisi lain, Indeks Shanghai Composite menguat 142.95 poin (4,31%) ke level 3,3459.64, dari level 3,316.70 sehari sebelumnya. Penguatan di pasar saham China didukung oleh data yang menunjukkan aktivitas di sektor jasa China pada bulan Oktober bertumbuh dengan laju tercepat dalam tiga bulan. Caixin/Markit PMI naik menjadi 52,0 pada Oktober, dari level terendeahnya di September 2014 yang mencatat PMI 50,5. Adapun, indeks Hang Seng menguat 471.31 poin (2,09%) ke level 23,039.74, dari level 22,568.43 sehari sebelumnya megikuti rally global. Dari eropa, saham-saham eropa tentatif menguat pada awal perdagangan.
Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi menegaskan kembali rencana bank sentral untuk meninjau kembali ukuran program pembelian asetnya saat pertemuan bulan Desember. Program Quantitative Easing merupakan strategi bagi ECB untuk memulihkan kondisi ekonomi di zona Euro. Inflasi yang sempat turun 0,1% di bulan September, kian jauh dari target di bawah 2% bank sentral. Di sisi lain, ada harapan ECB akan memperbesar atau memperpanjang program pembelian aset 60 miliar Euro per bulannya. Lebih lanjut, Draghi menjelaskan pemerintahan di zona Euro perlu melakukan perombakan untuk mendorong potensi pertumbuhan. Dewan ECB bersedia dan siap untuk menggunakan seluruh instrumen yang tersedia demi menjaga kondisi moneter yang akomodatif. Sinyal Drgahi ini, menjadi salah satu faktor pendorong membaiknya bursa saham Eropa yang ditutup pada hari Rabu menguat. Berbeda halnya dengan indeks wall Street pada hari yang sama ditutup melemah menyusul rilis data payrolls dan komentar dari ketua The Fed Janet Yellen memicu spekulasi bahwa bank sentral mendekati untuk menaikan suku bunganya. Rilis data AS, menunjukkan perusahaan menambahkan sebanyak 182.000 pekerjaan untuk gaji bulan Oktober, ini menandakan pemulihan. Sedangkan sentimen pasar dari dalam negeri, perhatian pelaku pasar akan fokus pada dua faktor, yakni; Pertama pelaku pasar akan fokus pada rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal III 2015. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 akan lebih baik. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartla III 2015 dikisaran 4,9%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kuartal II sebesar 4,67%. Ekspektasi membaiknya perekonomian Indonesia diharapkan dapat memberikan dukungan bagi IHSG untuk melanjutkan rally kenaikannya pada hari ini. Kedua,, pelaku pasar juga menantikan paket kebijakan ekonomi tahap VI yang tengah dibahas presiden dan kementerian terkait. Paket kebijakan ekonomi tahap VI ini lebih fokus kepada pengembangan di tiga sektor usaha. Pertama, menghidupkan kembali denyut investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ada di Indonesia. Kedua, akan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) bagi para pelaku usaha yang bergerak dalam bisnis pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA). Dan ketiga, terkait Indonesia Nasional Single Windows (INSW) untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sentimen dari dalam negeri ini, diperkirakan dapat memberikan dukungan bagi laju IHSG ke teritori positif, ditengah sentimen eksternal yang variatif.
DAILY REPORT
05 November 2015
•SMBR realisasikan penjualan semen 83,76%
•EXCL siap jual lagi menara hingga USD 500 juta
•FREN gandeng Samsung siapkan ekosistem 4G
•TBIG mengincar pinjaman USD 275 juta
•Rugi bersih UNSP naik 994%
•Laba bersih BRMS meningkat
•META siapkan investasi Rp 800 miliar-1 triliun untuk tambah tower
•KRAS lakukan revaluasi aset tetap pada September 2015
•BWPT jamin dapat melunasi utang obligasi, siapkan Rp 718,68 miliar
•SIMA bukukan rugi Rp 3,09 miliar per 9M15 dari laba Rp 3,46 juta
•Laba MRAT turun 26,85%
•MBAP masuk sektor pembangkit listrik
•APLN pesimistis target marketing sales tercapai
•MLTA akan tetap melakukan ekspansi
•KIJA akan mengembangkan pasar menengah
•Laba DGIK per 9M15 turun 77,6% YoY, pendapatan turun 16% YoY
•Laba JRPT per 9M15 naik 31,04% YoY, pendapatan naik 27,09% YoY
•Anak usaha KREN dukung kerja sama BMRI dan Indomaret
•BMRI gandeng Indomaret untuk perluas layanan keuangan digital
•BBTN gandeng Kemenag beri fasilitas kredit berbasis iB
•MEGA sewakan 7 ruangan kantor kepada MCI senilai Rp 3,38 miliar
•BBKP dan Bank Mantap kembangkan kredit pensiunan
•ZBRA bukukan rugi Rp 4,84 miliar per 9M15 dari rugi 6,62 miliar
•GIAA batalkan 32 jadwal penerbangan dari Bali
•Indoferro akan IPO pada semester II 2016
Support Level 4578/4543/4526 Resistance Level 4630/4647/4682 Major Trend Down
5 November 2015
5 November 2015
Semen Baturaja (SMBR) telah merealisasikan penjualan sebanyak 1,25 juta ton hingga Oktober 2015, setara dengan 83,76% dari target penjualan yang mencapai 1,5 juta ton tahun ini. Realisasi penjualan 1,25 juta ton tersebut setara dengan pertumbuhan 26% YoY. Sementara itu, perseroan menaikkan nilai pinjaman dari rencana semula Rp 750 miliar. Hal itu disebabkan nilai tukar Rupiah yang masih melemah terhadap USD.
XL Axiata (EXCL) dikabarkan membidik dana hingga USD 500 juta dari hasil penjualan menara telekomunikasi. Nilai penjualan tersebut lebih besar dibandingkan penjualan 3.500 menara pada 2014 yang senilai Rp 5,6 triliun. Sementara itu, hingga Oktober 2015, perseroan telah menurunkan porsi utang berdenominasi USD menjadi USD 938 juta dari posisi Juni sekitar USD 1,55 miliar. EXCL juga telah melakukan percepatan pelunasan utang USD yang tidak memiliki lindung nilai sebesar USD 580 juta.
Smartfren Telecom (FREN) menggandeng Samsung Electronics Indonesia (SEIN) menyediakan handset 4G Long Term Evolution untuk meningkatkan penetrasi generasi internet terbaru ini. FREN telah menyiapkan ekosistem 4G dari segi jaringan sehingga dibutuhkan handset yang mendukung terutama di jaringan 850 Mhz dan 2.300 Mhz yang digunakan Smartfren.
Tower Bersama Infrastructure (TBIG) tengah menjajaki pinjaman berdenominasi USD dari perbankan senilai USD 200 juta hingga USD 275 juta. Penjajakan pinjaman dilakukan setelah perseroan membatalkan rencana penerbitan obligasi sisa penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang masa terbitnya habis ada Desember 2015.
Beroperasinya tambang tembaga dan emas milik Bumi Resources Minerals (BRMS) menyebabkan laba bersih hingga kuartal III-2015 meningkat menjadi USD 8,52 juta dari periode sama tahun sebelumnya yang rugi USD 86,33 juta. Dari sisi pendapatan, perseroan membukukan USD 9,17 juta atau lebih rendah 29,77% YoY. Produksi tembaga Newmont Nusa Tenggara (NTT) naik dari 88 juta pon pada September 2014 menjadi 381 juta pon. Sementara itu, emas yang dihasilkan meningkat dari 33.000 ounce menjadi 504.000 ounce per kuartal III-2015.
Mitrabara Adiperdana (MBAP) mendiversifikasi usahanya ke sektor pembangkit listrik dengan mendirikan anak usaha baru, Mitra Malinau Energi. Perseroan juga bekerja sama dengan Wahana Sentosa Cemerlang (WSC) selaku pemegang saham. Perseroan akan berpartisipasi dalam program pemerintah yang mencanangkan pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW. Sesuai rencana, pembangkit listrik akan dibangun berdekatan dengan wilayah operasional yang terletak di Malinau, Kalimantan Utara.
Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) membukukan kerugian Rp 773,99 miliar hingga kuartal III-2015, naik 994% dari rugi bersih tahun lalu Rp 70,74 miliar. Kenaikan rugi bersih terjadi setelah penjualan perseroan mengalami penurunan sebesar 21% YoY menjadi Rp 1,6 triliun pada 9M15. Selain itu, UNSP membukukan rugi selisih kurs senilai Rp 1,48 triliun dari sebelumnya laba kurs Rp 21,8 miliar.
Eagle High Plantations (BWPT) memastikan kesiapan dana untuk pembayaran utang obligasi yang jatuh tempo pada bulan ini dengan total sebesar Rp 718,68 miliar. Perseroan mengkonfirmasi kesiapan dana untuk pelaksanaan pembayaran bunga ke-20 dan pelunasan pokok obligasi I tahun 2010 yang akan jatuh tempo pada 16 November 2015.
Eagle High Plantations (BWPT) siap melunasi pokok obligasi I Tahun 2010 dan membayar kupon bunganya yang ke-20. Pelunasan dan pembayaran kupon bunga obligasi rencananya akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo pada 16 November 2015. Perseroan telah menyiapkan dana sebesar Rp 718,68 miliar. Nusantara Infrastructure (META) menyiapkan dana investasi untuk tahun 2016 sekitar Rp 800 miliar - 1 triliun. Rencananya dana ini akan digunakan untuk menambah kepemilikan tower perseroan dari akuisisi dan organik. Dana investasi tersebut akan diperoleh perseroan melalui kombinasi kas internal sekitar 10%-15% serta sisanya dari pinjaman perbankan. Perseroan menargetkan pada tahun 2015 bisa mendapatkan 1.000 tower dari posisi 850 menara telekomunikasi (tower) yang sudah didapatkan per September 2015. Sepanjang tahun 2015, perseroan menganggarkan dana sebesar Rp 600 miliar, kemudian di revisi menjadi Rp 550 miliar.
Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK)membukukan laba bersih per
September 2015 sebesar Rp 12,09 miliar, turun 77,6% YoY dari sebelumnya Rp 54 miliar. Laba bersih per saham turun dari Rp 9,81 menjadi Rp 2,19. Pendapatan usaha perseroan turun 16% YoY menjadi Rp 1,28 triliun. Sementara laba dari proyek ventura bersama turun 23,7% yoy menjadi Rp 9,3 miliar. Pendapatan perseroan bersumber dari konstruksi bangunan sebesar Rp 1,1 triliun, turun 8,3% yoy dan konstruksi sipil sebesar Rp 173 miliar, turun 45% yoy.
Laba yang dapat diatribusikan Jaya Real Property (JRPT) naik
31,04% YoY per September 2015 menjadi Rp 693,14 miliar dari sebelumnya Rp 528,94 miliar. Pendapatan usaha naik 27,09% menjadi Rp 1,61 triliun dari sebelumnya Rp 1,27 triliun.
Target pendaptan prapenjualan (marketing sales) Agung Podomoro Land (APLN) pada tahun ini diperkirakan sulit tercapai karena pelambatan ekonomi nasional dan ketidakpastian regulasi di sektor peroperti sepanjang tahun ini. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, total marketing sales yang diperoleh perseroan sebesar Rp1,74 triliun atau hanya 26,76% dari target akhir tahun sebesar Rp6,5 triliun. Penjualan properti yang lesu pada tahun ini banyak dipengaruhi oleh isu tentang pajak properti yang membuat masyarakat menunda pembelian. Selain itu, daya beli masyarakat cenderung turun akibat pengaruh kondisi ekonomi makro. Akibatnya realisasi pendapatan prapenjualan perseroan cenderung melambat.
Memperkirakan pasar properti akan pulih pada 2016, Metropolitan Land (MTLA) tetap melakukan ekspansi pada tahun ini. Saat ini, perseroan sedang membangun mal di kawasan Transyogi, Cileungsi, Bogor. Proyek ini diperkirakan selesai pada pertengahan tahun depan. Di sektor hunian, MTLA membangun perumahan di kawasan Cibitung, Bekasi. Saat bersamaan, perseroan juga membangun stasiun Telaga Murni, yang berada di depan lokasi perumahan.
Kawasan Industri Jababeka (KIJA) akan mengembangkan pasar hunian kelas menengah. Untuk mewujudkannya, perseroan akan meluncurkan rumah tapak dan apartemen dengan harga terjangkau. KIJA akan meluncurkan perumahan di harga Rp 500-600 juta dan menawarkan apartemen dengan harga Rp 250-300 juta.
Bank Mandiri (BMRI) menggandeng Indomaret untuk memperluas layanan keuangan digital menggunakan mandiri e-cash. Melalui kerja sama tersebut, Indomaret akan menjadi agen Bank Mandiri yang dapat memberikan layanan keuangan berupa penerimaan
5 November 2015
5 November 2015
transaksi setor tunai, tarik tunai dan belanja dengan mandiri e-cash. Dalam waktu dekat, produk laku pandai juga akan dapat dilayani di seluruh gerai Indomaret.
Bank Tabungan Negara (BBTN) menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) dalam memberikan fasilitas kredit berbasis iB (islamic banking) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kemenag. Langkah tersebut dilakukan kedua instansi sekaligus dalam mendukung program sejuta rumah yang ditetapkan oleh pemerintah. iB BTN syariah ialah salah satu bentuk layanan yang ditawarkan kepada Kemenag guna memenuhi kebutuhan rumah bagi para PNS di lingkungan Kemenag. Sistem pembayaran yang ditawarkan oleh BTN kepada Kemenag adalah KPR iB, sebab dapat dijadikan sebagai alternatif pembiayaan selain sistem KPR konvensional.
Bank Bukopin (BBKP) dan Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) mengembangkan kredit untuk pensiunan. Hal ini disebabkan rasio kredit bermasalah (NPL) di segmen tersebut rendah dan memiliki margin yang tinggi. Tahun ini, BBKP menargetkan kredit pensiunan sebesar Rp 5 triliun.
Bank Mega (MEGA) pada 2 November 2015 telah melakukan transaksi afiliasi dengan PT Mega Capital Indonesia (MCI) dalam hal perjanjian sewa menyewa ruangan bangunan kantor. MCI melakukan sewa untuk tujuh ruangan kantor milik Bank Mega dengan total nilai transaksi sewa menyewa mencapai Rp 3,38 miliar atau 0,05% dari total ekuitas Bank Mega per 30 September 2015. Ketujuh ruangan itu adalah Gedung Kantor Bank Mega Pekanbaru seluas 903m2, gedung kantor Bank Mega Cirebon seluas 40,6m2, gedung Kantor Bank Mega Yogyakarta seluas 406m2. Selain itu ada gedung Bank Mega Bandung seluas 2.000m2, gedung Kantor Bank Mega Semarang seluas 69,53m2, gedung Kantor Bank Mega Banjarmasin seluas 83,94m2 serta gedung kantor Bank Mega Makassar seluas 180,5m2.
Kresna Graha Investama (KREN) melalui anak perusahaannya, yaitu PT Digital Artha Media (DAM) selaku provider sistem pembayaran mandiri e-Cash, mendukung langkah Bank Mandiri (BMRI) yang menggandeng Indomaret untuk memperluas layanan keuangan digital menggunakan e-cash. Melalui kerja sama ini, Indomaret akan menjadi agen Bank Mandiri yang dapat memberikan layanan keuangan berupa penerimaan transaksi setor tunai, tarik tunai dan belanja dengan mandiri e-cash. Dalam program ini DAM memberikan dukungan teknologi melalui platform uang elektronik berbasis telepon seluler yaitu mandiri e-cash. Krakatau Steel (KRAS) telah melakukan revaluasi aset tetap pada kelompok aset tanah perusahaan pada September 2015. Hasil revaluasi aset tetap sudah dimasukkan dan tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian perseroan pada 30 September 2015. Revaluasi aset tetap dilakukan manajemen dengan mempertimbangkan perkembangan nilai dan harga aset yang sudah tidak sesuai dengan nilai buku yang tertuang dalam laporan keuangan. Hasil penilaian kembali atas aktiva tetap adalah memperoleh selisih nilai buku dengan nilai wajar sebesar USD 1.096.985.000. Dampak atas revaluasi ini dibukukan sebagai penghasilan komprehensif lainnya, sehingga perseroan dapat mencatat laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada entitas induk per 30 September 2015 sebesar USD 910,9 juta. Sebagai konsekuensinya nilai buku ekuitas KRAS bertambah 102,6% menjadi USD 1.794,9 juta dibandingkan 31 Desember 2014 sebesar USD 885,9 juta. Krakatau Steel melakukan revaluasi hanya untuk tujuan komersial. Sehingga laba yang diperoleh perseroan, yang merupakan selisih nilai buku dengan nilai wajar,
tidak terutang pajak dan tidak dapat dijadikan dasar untuk melakukan penyusunan laba rugi fiskal. Laba tersebut diakui pada laporan laba rugi pada kelompok penghasilan komprehensif lain, sedangkan pada laporan posisi keuangan diakui pada kelompok ekuitas.
Garuda Indonesia (GIAA) membatalkan 32 jadwal penerbangan baik domestik maupun internasional dari Denpasar, Bali, akibat penutupan bandara pasca erupsi Gunung Barujari di Lombok, NTB. Sebanyak 32 jadwal penerbangan Garuda tersebut sebagian besar tujuan Jakarta dan Surabaya untuk tujuan domestik sedangkan internasional ke beberapa kota di Australia, Jepang, Tiongkok dan Korea Selatan.
Laba bersih Mustika Ratu (MRAT) hingga kuartal III-2015 mengalami penurunan 26,85% YoY menjadi Rp 5,23 miliar akibat tertekan rugi kurs dan beban bunga bank. Perseroan membukukan rugi kurs hingga Rp 4,21 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu yang memperoleh laba kurs Rp 3,53 miliar.
Siwani Makmur (SIMA) meraih kenaikan penjualan bersih per September 2015 menjadi Rp 13,12 miliar dari sebelumnya Rp 8,71 miliar. Rugi sebelum pajak tercatat Rp 3,09 miliar dari sebelumnya mencatatkan laba sebelum pajak tahun Rp 3,46 juta.
Zebra Nusantara (ZBRA) membukukan kenaikan pendapatan usaha per September 2015 menjadi Rp 16,40 miliar dari sebelumnya Rp 9,11 miliar. Meningkatnya beban usaha ditambah adanya beban penurunan aset membuat perseroan membukukan rugi sebelum pajak Rp 5,34 miliar dari sebelumnya rugi sebelum pajak Rp 7,37 miliar. Rugi bersih tahun berjalan per September 2015 sebesar Rp 4,84 miliar dengan rugi per saham dasar sebesar Rp 5,62 per saham dari sebelumnya Rp 6,62 miliar dengan rugi per saham dasar sebesar Rp 10,09 per saham.
PT Indoferro, perusahaansmelternikel, akan melakukan
penawaran saham perdana pada semester II 2016 untuk membiayai pembangunan pabrik stainless steel berkapasitas 1 juta ton senilai USD 600 juta. Program penghiliran dari
memproduksinickel pig ironmenjadi stainless steel dilakukan
untuk mensiasati penurunan harga komoditi dunia dalam beberapa tahun terakhir. Menurut perseroan, proyek ini akan memperkuat bisnis perusahaan. Untuk mencapai pendirian
pabrikstainless steel,perusahaan tengah membangun
smelternickel pig ironhigh grade tahap II dengan kapasitas
125.000 ton per tahun dengan nilai USD 197 juta yang didanai 50% melalui kas internal dan 50% pinjaman perbankan dalam negeri. Kepercayaan diri untuk IPO pada semester II 2016 atas pertimbangan perokonomian global telah membaik serta setiap tahun perusahaan terus mendapatkan keuntungan sejak berdiri pada tahun 2012. Dengan sisa lahan yang dimiliki, pendirian pabrik stainless steel akan berada di lokasi yang sama. Selain memproduksi NPI, melalui smelter NPI tahap I perusahaan juga menjual listrik sebesar 10 MW kepada PT PLN. Listrik tersebut didapatkan dari proses pembakaran batu bara untuk dijadikan kokas yang notabene bahan baku pembuatan besi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan konsumsi batubara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) Januari-September 2015 meningkat 9,83% YoY. Kenaikan permintaan batu bara ini karena beroperasinya sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di tahun 2015. Penyerapan batu bara selama Januari-September 2015 mencapai 67 juta ton. Sedangkan penyerapan pada
Januari-
5 November 2015
5 November 2015
September 2014 sekitar 61 juta ton. Mayoritas pembangkit tersebut menggunakan batu bara kalori menengah. Saat ini produksi batubara periode Januari-September mencapai 308 juta ton, atau lebih rendah 14,4% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 360 juta ton. Produksi batu bara itu mayoritas diekspor. Namun volume ekspor mengalami penurunan sekitar 19,79%. Ekspor pada Januari-September 2015 mencapai 235 juta ton. Sedangkan volume ekspor periode Januari-September 2015 mencapai 293 juta ton.
Presiden Joko Widodo berharap proyek-proyek infrastruktur di Indonesia banyak didanai oleh lembaga keuangan multilateral yang digagas Cina, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). AIIB baru akan mulai beroperasi pada Januari 2016. Seiring dengan itu pemerintah akan menyusun daftar proyek infrastrukur yang akan didanai oleh AIIB. Sektor infrastruktur yang akan diajukan untuk mendapatkan pembiayaan dari AIIB adalah energi, pembangkit listrik dan transportasi. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Sofyan Djalil, mengatakan AIIB berencana mulai menyalurkan kredit pada kuartal III 2016. Nilai aset kapital AIIB dari kontribusi 57 anggotanya ditargetkan mencapai USD 100 miliar. Sementara saham Indonesia di AIIB sekitar 3%. Pada tahap awal autorized capital AIIB sebesar USD 100 miliar, sedangkan paid-up capital USD 20 miliar. Seiring dengan keanggotan Indonesia dalam AIIB, pemerintah menanamkan modal sebesar USD 672,1 juta atau terbesar ke-8 di antara negara-negara anggota. Modal tersebut dibayarkan secara bertahap dalam lima tahun. Sedangkan penanam modal terbesar di AIIB adalah Cina sebesar USD 50 miliar.
The Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) berminat untuk menyalurkan pinjaman langsung kepada BUMN tanpa penjaminan pemerintah. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil, mengatakan pemerintah akan menyiapkan daftar proyek yang akan diajukan pembiayaannya kepada AIIB. Daftar proyek diambil dari dokumen Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri (DRPLN) atau Blue Book. Proyek-proyek dalam bluebook yang belum mendapatkan financing, akan diajukan untuk memperoleh kredit dari AIIB. Di samping itu proyek-proyek PPP, AIIB siap membiayai pinjaman langsung kepada BUMN tanpa jaminan pemerintah. Pada tahap berikutnya AIIB ingin memberikan kredit untuk proyek-proyek infrastruktur perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia. Mekanisme penarikan pinjaman dari AIIB tidak jauh berbeda dengan lembaga keuangan multilateral lainnya, seperti ADB dan Bank Dunia. Persamaannya antara lain terkait dengan tingkat bunga dan tenor pinjaman.
Perusahaan riset pasar kontruksi, BCI Economics, melansir nilai kontruksi pembangunan proyek residensial tahun 2016 akan meningkat 5%. Nilai konstruksi pembangunan proyek residensial pada tahun 2016 setara hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 49,12 triliun. Pertumbuhan nilai pembangunan kontruksi tertinggi terjadi pada tahun 2013 dengan pertumbuhan mencapai 31%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menilai Bank Indonesia memiliki ruang yang cukup besar untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate yang saat ini masih berada di level 7,5%. Hal itu karena saat ini realisasi pergerakan inflasi sepanjang tahun 2015 cukup terkendali sehingga gap antara BI rate dengan inflasi sudah sangat jauh.
5 November 2015
COMMODITIES DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 46,50 0,18 TLKM (US) 40 13.562 -78
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,27 0,00 ANTM (GR) 0,01 206 -177
Gold (US$)/Ounce 1108,65 0,74 Nickel (US$)/MT 9860,00 -40,00
Tin (US$)/MT 14875,00 25,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 52,30 -10,10 Coal (RB) (US$)/MT* 52,05 -11,31 CPO (ROTH) (US$)/MT 625,00 12,50
CPO (MYR)/MT 2119,50 -35,50
Rubber (MYR/Kg) 637,00 -4,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 808,59 -2,58
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 17867,58 -0,28 0,25 16,20 15,22 3,08 2,91 5.459,2 USA NASDAQ COMPOSITE 5142,48 -0,05 8,58 22,41 19,66 3,69 3,39 8.110,4 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6412,88 0,46 -2,33 15,99 15,00 1,81 1,75 1.644,5 CHINA SHANGHAI SE A SH 3622,98 4,31 6,89 14,69 13,15 1,72 1,57 4.496,6 CHINA SHENZHEN SE A SH 2185,84 5,14 47,85 30,03 21,58 3,46 3,09 2.646,8 HONG KONG HANG SENG INDEX 23053,57 2,15 -2,34 11,55 10,87 1,22 1,14 1.836,7 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4612,57 1,75 -11,75 16,09 13,99 2,36 2,13 326,7 JAPAN NIKKEI 225 18926,91 1,30 8,46 18,04 16,48 1,61 1,51 2.882,5 MALAYSIA KLCI 1685,62 0,48 -4,29 16,39 15,07 1,82 1,72 231,9 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3040,48 1,36 -9,65 13,25 12,54 1,18 1,13 297,2
FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.548,20 -14,80 1000 IDR/ USD 0,07 0,0001
EUR/IDR 14.719,17 -81,11 EUR / USD 1,09 -0,0002
JPY/IDR 111,48 -0,28 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.651,02 -40,54 SGD / USD 0,71 -0,0004
AUD/IDR 9.663,12 -78,88 AUD / USD 0,71 -0,0017
GBP/IDR 20.846,21 -47,84 GBP / USD 1,54 0,0001
CNY/IDR 2.138,07 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000
MYR/IDR 3.159,38 -17,22 MYR / USD 0,23 -0,0013
KRW/IDR 11,92 -0,05 100 KRW / USD 0,09 -0,0004
CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 8.23
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
5 November 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI
Description October-15 September-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 2.16 2.24 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 6.25 6.83 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % -0.08 -0.05 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 101.72 Bn 105.35 Bn SBIS (12M) 7.15
GDP (IDR Bn) 2,866,909.10 2,728,847.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
05 Nov Indonesia GDP YoY Naik menjadi 4.80% dari 4.67% 05 Nov Indonesia GDP QoQ Turun menjadi 3.30% dari 3.78% 05 Nov Indonesia Foreign Reserves Naik menjadi $101.72 Bn dari $101.70 Bn 05 Nov Indonesia Net Foreign Assets --
05 Nov US Initial Jobless Claims Naik menjadi 262 ribu dari 260 ribu 05 Nov US Continuing Claims Turun menjadi 2140 ribu dari 2144 ribu 05 Nov US Unit Labor Costs Naik menjadi 2.3% dari -1.4% 06 Nov US Unemployment Rate Turun menjadi 5.0% dari 5.1% 06 Nov US Underemployment Rate Turun menjadi 9.9% dari 10.0% 07 Nov US Consumer Credit Naik menjadi $18.00 Bn dari $16.02 Bn Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
BBRI IJ 11050 3.27 8.94 TOWR IJ 4100 -2.38 -1.07 BBCA IJ 13425 2.09 7.02 TLKM IJ 2730 -0.36 -1.05 GGRM IJ 48250 7.58 6.84 ABMM IJ 2415 -8.87 -0.68 BMRI IJ 9100 2.82 6.04 LPPF IJ 16250 -1.22 -0.61 ASII IJ 6550 1.95 5.29 WSKT IJ 1710 -1.44 -0.36 INTP IJ 20500 6.77 5.01 BYAN IJ 7900 -1.25 -0.35 UNTR IJ 19000 3.68 2.63 PSAB IJ 1525 -3.79 -0.33 INDF IJ 6100 4.72 2.53 MYOR IJ 27000 -1.10 -0.28 SCMA IJ 3200 5.44 2.52 SIAP IJ 102 -9.73 -0.28 SMGR IJ 10600 3.92 2.48 MLBI IJ 9100 -1.36 -0.28 UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter Gelombang Seismic
Indonesia
5 November 2015
5 November 2015 DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
DMAS 12.00 Cash Dividend 05 Nov-15 06 Nov-15 10 Nov-15 17 Nov-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
MAIN Rights Issue 4:1 1200.00 06 Nov-15 09 Nov-15
13 Nov – 19 Nov’15
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 20 Nov-15 23 Nov-15
27 Nov – 03 Dec’15
BACA Rights Issue 81:8 102.00 24 Nov-15 25 Nov-15
01 Dec – 07 Dec’15
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 07 Dec’15 08 Dec’15
14 Dec – 21 Dec’15
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15
22 Dec – 30 Dec’15
AGRS Rights Issue TBA 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15
22 Dec – 30 Dec’15
DLTA Stock Split 1:50 -- -- 03 Nov-15 03 Nov-15
DEFI Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA
TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
MGNA RUPSLB 05-Nov-15
BBNI RUPSLB 09-Nov-15
DAJK RUPSLB 09-Nov-15
KLBF RUPSLB 10-Nov-15
KBRI RUPSLB 10-Nov-15
BIPI RUPST/LB 10-Nov-15
PICO RUPSLB 11-Nov-15
MCOR RUPSLB 13-Nov-15
MYRX RUPSLB 16-Nov-15
ASII RUPSLB 16-Nov-15
OKAS RUPSLB 16-Nov-15
PSAB RUPSLB 16-Nov-15
UNSP RUPSLB 17-Nov-15
GEMS RUPSLB 17-Nov-15
BLTA RUPST/LB 17-Nov-15
CNKO RUPSLB 19-Nov-15
INDR RUPSLB 20-Nov-15
TOWR RUPSLB 20-Nov-15
5 November 2015
5 November 2015
ASII
TRADING BUYS1 6450 R1 6625 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 6275 R2 6800
Closing
Price 6550
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 6450-Rp 6625
•Entry Rp 6550, take Profit Rp 6625
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 35.69 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 27.93 Positif Bollinger Band (Mid) 6295 Positif
MA5 6185 Positif 5,400 6,000 6,600 7,200 7,800 8,400
April May Jun Jul August September October November
ASII Broadening Wedge
6,295 6,193.75 6,185 5,725 5,631.25 5,631.25 5,524.29 6,550 6,550 6,550 6,875 7,512.5 7,512.5 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 63.02, Stochastic %K = 89.54, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
63.0158 63.0158 20 80 89.5368 89.5368 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0
ASII - MACD (5,3) = -85.45, Signal() = -48.71
-85.4465 -48.7106 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
ASII - TSI(3,5,3) = 27.93, Volume() = 41,243,100.00
7.92074 0.00000 27.9297
41,243,100
ASII - William's % R(14) = -2.94, Volume() = 41,243,100.00 -2.94118
41,243,100
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
AKRA
TRADING BUYS1 5900 R1 6150 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 5750 R2 6300
Closing
Price 6000
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 5900-Rp 6150
•Entry Rp 6000, take Profit Rp 6150
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 31.87 Positif
MACD 10.96 Positif
True Strength Index (TSI) 19.57 Positif Bollinger Band (Mid) 5868 Positif
MA5 5845 Positif 4,600 4,800 5,000 5,200 5,400 5,600 5,800 6,000 6,200 6,400
April May Jun Jul August September October November
AKRA Upward Sloping Channel
6,000 5,867.5 5,845 5,793.75 5,606.9 5,606.9 5,600 6,000 6,000 6,147.74 6,225 6,385 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 AKRA - Stochastic %D(6,3,3) = 71.35, Stochastic %K = 86.75, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
71.3533 71.3533 20 80 86.7521 86.7521 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 AKRA - MACD (5,3) = -36.30, Signal() = -20.36
-36.3012 -20.3607 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 AKRA - TSI(3,5,3) = 19.57, Volume() = 11,806,100.00
6.21923 0.00000 19.5741
11,806,100
AKRA - William's % R(14) = -36.00, Volume() = 11,806,100.00 -36
11,806,100
5 November 2015
5 November 2015
SILO
TRADING BUYS1 9725 R1 10775 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 8675 R2 11825
Closing
Price 10400
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi potensi rebound
• RSI berada dalam area oversold
•Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp 9725-Rp 10775
•Entry Rp 10400, take Profit Rp 10775
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 13.26 Positif
MACD -298.74 Negatif
True Strength Index (TSI) -66.11 Positif Bollinger Band (Mid) 11810 Negatif
MA5 10510 Negatif 10,000 11,000 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000 17,000
April May Jun Jul August September October November
SILO Downward Sloping Channel
11,071.9 10,675 10,675 10,510 10,400 10,400 10,400 11,275 11,810 12,209.8 12,209.8 12,750 14,029.9 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
SILO - Stochastic %D(6,3,3) = 10.65, Stochastic %K = 15.52, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
15.5169 10.6542 10.6542 15.5169 20 80 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 0
SILO - MACD (5,3) = 232.49, Signal() = 275.22
232.486 275.218 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
SILO - TSI(3,5,3) = -66.11, Volume() = 15,809,500.00
-66.106 -71.3043 0.00000
15,809,500
SILO - William's % R(14) = -70.15, Volume() = 15,809,500.00 -70.1493
15,809,500
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SCMA
TRADING BUYS1 3110 R1 3260 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 3015 R2 3355
Closing
Price 3200
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 3110 -Rp 3260
•Entry Rp 3200, take Profit Rp 3260
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 28.58 Positif
MACD 5.58 Positif
True Strength Index (TSI) 6.09 Positif Bollinger Band (Mid) 3072 Positif
MA5 3003 Positif 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000
April May Jun Jul August September October November
SCMA Broadening Wedge
3,071.75 3,034.38 3,003 2,750 2,718.75 2,718.75 2,626.89 3,200 3,200 3,200 3,450 3,670 3,670 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
SCMA - Stochastic %D(6,3,3) = 51.10, Stochastic %K = 75.32, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
51.1022 51.1022 20 75.3158 75.3158 80 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0
SCMA - MACD (5,3) = -29.67, Signal() = -7.68
-29.6657 -7.68045 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0
SCMA - TSI(3,5,3) = 6.09, Volume() = 10,038,000.00
0.00000 -5.63864 6.09324
10,038,000
SCMA - William's % R(14) = -35.71, Volume() = 10,038,000.00 -35.7143
10,038,000
5 November 2015
5 November 2015
RALS
TRADING BUYS1 660 R1 740 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 620 R2 780
Closing
Price 690
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area netral
Prediksi •Trading range Rp 660-Rp 740
•Entry Rp 690, take Profit Rp 740
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 11.81 Positif
MACD -2.27 Positif
True Strength Index (TSI) -17.52 Positif Bollinger Band (Mid) 671 Positif
MA5 646 Positif 480.0 540.0 600.0 660.0 720.0 780.0 840.0
April May Jun Jul August September October November
RALS Upward Sloping Channel
671 662.5 646 627.5 627.5 615 557.341 690 690 690 745 802.857 802.857 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
RALS - Stochastic %D(6,3,3) = 17.72, Stochastic %K = 37.78, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 17.716 17.716 37.7778 37.7778 80 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0
RALS - MACD (5,3) = -3.26, Signal() = 3.25
-3.25914 3.25314 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
RALS - TSI(3,5,3) = -17.52, Volume() = 4,978,400.00
-17.5165 -38.571 0.00000
4,978,400
RALS - William's % R(14) = -42.31, Volume() = 4,978,400.00 -42.3077
4,978,400
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
TARA
TRADING BUYS1 495 R1 520 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 480 R2 535
Closing
Price 505
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 495-Rp 520
•Entry Rp 505, take Profit Rp 520
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 7.14 Positif
MACD 0.19 Positif
True Strength Index (TSI) 4.51 Positif Bollinger Band (Mid) 496 Positif
MA5 492.2 Positif 420.0 440.0 460.0 480.0 500.0 520.0
April May Jun Jul August September October November
TARA Upward Sloping Channel
496.1 493.875 492.2 490 481.629 474.882 474.882 505 505 505 520 533.81 533.81 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
TARA - Stochastic %D(6,3,3) = 22.30, Stochastic %K = 47.62, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
22.2968 22.2968 20 47.619 47.619 80 -4.0 -3.0 -2.0 -1.0 0.0 1.0 2.0 0.0
TARA - MACD (5,3) = -1.93, Signal() = -0.24
-1.92545 -0.241666 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0
TARA - TSI(3,5,3) = 4.51, Volume() = 55,835,900.00
0.00000 -12.9767 4.50894
55,835,900
TARA - William's % R(14) = -44.12, Volume() = 55,835,900.00 -44.1176
55,835,900
5 November 2015
5 November 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
04-11-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 20875 20875 21250 19250 20250 21250 22250 Positif Positif Positif 22100 16725 LSIP Trading Buy 1500 1500 1455 1380 1455 1530 1605 Positif Positif Negatif 1585 1170 SGRO Trading Sell 1315 1315 1230 1100 1230 1360 1490 Positif Positif Positif 1275 1010 Mining
PTBA Trading Sell 7775 7775 7575 7250 7575 7900 8225 Negatif Negatif Positif 7550 5350 ADRO Trading Sell 655 655 630 630 645 660 675 Negatif Negatif Positif 710 510 MEDC Trading Sell 1125 1125 1095 1025 1095 1165 1235 Negatif Negatif Positif 1370 1065 INCO Trading Buy 2245 2245 2285 2125 2205 2285 2365 Positif Positif Positif 2700 1625 ANTM Trading Sell 356 356 352 341 352 363 374 Negatif Negatif Negatif 453.59 353 TINS Trading Sell 620 620 610 585 610 635 660 Negatif Negatif Negatif 740 585 Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 975 975 990 930 960 990 1020 Negatif Positif Positif 1090 765 SMGR Trading Buy 10600 10600 10750 9900 10325 10750 11175 Positif Positif Positif 11300 8650 INTP Trading Buy 20500 20500 20875 18625 19750 20875 22000 Positif Positif Positif 21025 16000 SMCB Trading Buy 1095 1095 1110 1040 1075 1110 1145 Positif Positif Positif 1160 965 Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6550 6550 6625 6275 6450 6625 6800 Positif Positif Positif 6875 4975 GJTL Trading Sell 620 620 600 600 615 630 645 Negatif Negatif Positif 715 478 Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6100 6100 6225 5525 5875 6225 6575 Positif Positif Positif 6425 4960 GGRM Trading Sell 48250 48250 46225 43125 46225 49325 52425 Negatif Negatif Positif 47800 39500 UNVR Trading Buy 37025 37025 37200 36450 36825 37200 37575 Positif Positif Positif 40000 35350 KLBF Trading Buy 1450 1450 1465 1395 1430 1465 1500 Positif Positif Positif 1610 1250 Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 1730 1730 1710 1670 1710 1750 1790 Negatif Negatif Positif 1795 1235 PTPP Trading Sell 3720 3720 3700 3650 3700 3750 3800 Negatif Negatif Negatif 3930 3350 WIKA Trading Buy 2880 2880 2915 2785 2850 2915 2980 Positif Positif Positif 3150 2485 ADHI Trading Buy 2280 2280 2325 2175 2250 2325 2400 Positif Positif Positif 2410 1739 WSKT Trading Buy 1710 1710 1740 1650 1695 1740 1785 Positif Negatif Positif 1770 1525 Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 3000 3000 2980 2940 2980 3020 3060 Negatif Negatif Positif 3160 2530 JSMR Trading Buy 5200 5200 5400 4950 5100 5250 5400 Positif Positif Positif 5625 4680 ISAT Trading Sell 4200 4200 4165 4115 4165 4215 4265 Negatif Negatif Positif 4200 3500 TLKM Trading Buy 2730 2730 2780 2690 2720 2750 2780 Positif Positif Positif 2830 2485 Finance
BMRI Trading Buy 9100 9100 9475 8650 8925 9200 9475 Positif Positif Positif 9650 7150 BBRI Trading Buy 11050 11050 11225 10850 10975 11100 11225 Positif Positif Positif 11700 7975 BBNI Trading Buy 5000 5000 5075 4860 4965 5075 5175 Positif Positif Positif 5375 3800 BBCA Trading Buy 13425 13425 13625 12875 13250 13625 14000 Positif Positif Positif 13775 11300 BBTN Trading Buy 1200 1200 1230 1170 1190 1210 1230 Positif Positif Positif 1230 970 Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 19000 19000 19225 18025 18625 19225 19825 Positif Positif Positif 21200 15225 MPPA Trading Sell 2050 2050 2110 1930 2020 2110 2200 Negatif Negatif Negatif 2750 1825