• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KOMUNIKASI PUBLIK KOMUNIKASI PUBLIK SEBAGAI DELIBERATIVE PUBLIC POLICY. Dosen Pengampu : Dr. Drs. Muhammad Shobaruddin, MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH KOMUNIKASI PUBLIK KOMUNIKASI PUBLIK SEBAGAI DELIBERATIVE PUBLIC POLICY. Dosen Pengampu : Dr. Drs. Muhammad Shobaruddin, MA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KOMUNIKASI PUBLIK

“KOMUNIKASI PUBLIK SEBAGAI DELIBERATIVE PUBLIC POLICY”

Dosen Pengampu : Dr. Drs. Muhammad Shobaruddin, MA

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

Aprilia Angelina Anggraini 195030701111004

Dina Ainur Rizka

195030707111012

Farhana Dinda Mestika

195030707111020

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Komunikasi Publik sebagai Deliberative Public Policy” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Ujian Tengah Semester Komunikasi Public. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Drs. Muhammad Shobaruddin, MA selaku dosen pengampu.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Malang, 19 Maret 2020

(3)

ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penulisan 2 1.4 Manfaat Penulisan 2 1.5 Tinjauan Pustaka 3 BAB II PEMBAHASAN 4 2.1 Pengertian Komunikasi Publik 4 2.1.1 Bentuk dari Komunikasi Publik 4 2.2 Pengertian Kebijakan Publik Deliberatif 5 2.2.1 Model-Model Implementasi Kebijakan Publik 5

2.3 Komunikasi public dan “common good” 7 2.4 Tujuan Komunikasi Publik 7

2.5 Agen-Agen Komunikasi Publik 8 2.6 Hubungan Praktek dan teori 8 2.7 Kegiatan Komunikasi Publik 9 BAB III PENUTUP...10

3.1 Kesimpulan………...10

3.2 Saran……….10

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Namun dalam bagian ini yang akan dibahas hanyalah tatap muka di antara organisasi dan lingkungan eksternalnya. Brooks menguraikan tipe komunikasi publik ini sebagai monological karena hanya seorang yang biasanya terlibat dalam mengirimkan pesan kepada publik. Publik adalah mengenai orang atau masyarakat, dimiliki masyarakat, serta berhubungan dengan, atau memengaruhi suatu bangsa, negara, atau komunitas. Publik biasanya dilawankan dengan swasta atau pribadi, seperti pada perusahaan publik, atau suatu jalan. Publik juga kadang didefinisikan sebagai masyarakat suatu bangsa yang tidak berafiliasi dengan pemerintahan bangsa tersebut.

Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat di mana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan. Tahap-tahap kebijakan publik adalah sebagai berikut: identifikas permasalahan, menata agenda formulasi kebijakan publik, perumusan proposal kebijakan, legitimasi kebijakan, implementasi kebijakan, evaluasi kebijakan.

Mengutip pendapat Antun Mardiyanto (2011), kebijakan publik deliberatif dianggap banyak ahli administrasi negara sebagai bentuk kebijakan publik yang relevan untuk diterapkan di Indonesia. Hal tersebut seiring dengan proses desentralisasi yang digunakan pasca reformasi. Di samping itu, masih menurut Mardiyanto, kemunculan kebijakan publik deliberatif tidak terlepaskan dari perubahan paradigma government ke governance. Secara sederhana, government adalah sebuah corak kebijakan yang lokusnya bertumpu kepada pemerintahan. Sedangkan, governance merupakan tata kelola pemerintahan yang fokusnya bukan bukan lagi terbatas pada lembaga pemerintahan saja, tapi semua lembaga dan masyarakat umum yang orientasinya dan tujuannya mewujudkan publicness.

Menurut Habermas, ‘ruang publik’ adalah ruang mandiri yang terpisah dari negara dan pasar dan sangat penting untuk membuat keseimbangan (equilibrium) antara ketiga ruang ini. Dalam bahasanya sendiri, ‘tujuannya bukan lagi untuk menghapuskan sistem ekonomi kapitalis dan sistem

(5)

2

dominasi birokrasi tapi untuk membuat bendungan demokrasi (democratic dam) untuk menghadapi gangguan kolonial sistem pada dunia-kehidupan’

Rekonsiliasi Puralisme social dan “Common Good”

Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. Pluralisme dapat dikatakan salah satu ciri khas masyarakat modern dan kelompok sosial yang paling penting, dan mungkin merupakan pengemudi utama kemajuan dalam ilmu pengetahuan, masyarakat dan perkembangan ekonomi.

Dalam sebuah masyarakat otoriter atau oligarkis, ada konsentrasi kekuasaan politik dan keputusan dibuat oleh hanya sedikit anggota. Sebaliknya, dalam masyarakat pluralistis, kekuasaan dan penentuan keputusan (dan kemilikan kekuasaan) lebih tersebar. Dipercayai bahwa hal ini menghasilkan partisipasi yang lebih tersebar luas dan menghasilkan partisipasi yang lebih luas dan komitmen dari anggota masyarakat, dan oleh karena itu hasil yang lebih baik. Contoh kelompok-kelompok dan situasi-situasi di mana pluralisme adalah penting ialah: perusahaan, badan-badan politik dan ekonomi, perhimpunan ilmiah

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu komunikasi Publik?

2. Bagaimana peran komunikasi public dalam kebijakan public deliberative? 3. Bagaimana bentuk keterkaitan hubungan praktek dan teorinya?

1.3 Tujuan Penulisan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan nilai pada matakuliah Komunikasi Publik dan menuntaskan tugas dari kajian materi yang telah diberikan. Selain itu tugas ini bertjuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai komunikasi public sebagai deliberative

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep dasar komunikais publik sebagai kebijakan publik deliberatif.

(6)

3 1.5 Tinjauan Pustaka

Pengertian dari Komunikasi Publik adalah salah satu jenis atau bentuk komunikasi dari segi jumlah atau banyaknya komunikan selain komunikasi intra pribadi (intrapersonal communication), komunikasi antar pribadi (interpersonal communication), komunikasi kelompok dan komunikasi massa.

Komunikasi menurut Cook & Hunsaker (2007), bertujuan untuk meningkatkan koordinasi, berbagi informasi dan pemuas kebutuhan sosial, dengan demikian komunikasi dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi apabila komunikasi dalam organisasi berjalan secara efektif dan efisien. Komunikasi publik merupakan hal penting dalam sebuah pemerintahan. Implementasi kebijakan tentang pengelolaan komunikasi public yang telah dibuat.

Tujuan umum dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk member informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi.

Komunikasi Publik tak lepas dengan teori dan praktek, sebelum dapat menggunakan praktek dari komunikasi kita harus tau teori-teori dari komunikasi tersebut agar dapat saling berhubungan dengan baik. Agen komunikasi pun memiliki peran penting dalam melaksanakan komunikasi publik. Selain itu, banyak kegiatan yang mendukung komunikasi publik.

(7)

4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Komunikasi Publik

Komunikasi publik diartikan sebagai kegiatan memahami, merancang, menerapkan, dan mengevaluasi kampanye komunikasi yang berhasil dalam sebuah kerangka kerja untuk melayani kepentingan umum. Program-program dalam komunikasi publik menggunakan komunikasi untuk menginformasikan atau mempersuasi, membangun hubungan, dan untuk mendorong dialog terbuka dalam organisasi atau komunitas terhadap solusi jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan menyusun pesan yang sukses melalui penerapan penelitian, teori, pengetahuan teknis, dan prisip desain suara.

Menurut Dennis Dijkzeul dan Markus Moke (2005), komunikasi publik didefinisikan sebagai kegiatan dan strategi komunikasi yang ditujukan kepada khalayak sasaran. Adapun tujuan komunikasi publik adalah untuk menyediakan informasi kepada khalayak sasaran dan untuk meningkatkan kepedualian dan mempengaruhi sikap atau perilaku khalayak sasaran.

Sasa Djuarsa mendefinisikan teori komunikasi sebagai “konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia.” Peristiwa yang dimaksud, mencakup produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang yang terjadi dalam kehidupan manusia. Teori komunikasi ini tak luput juga dari mempelajari kebijakan publik.

2.1.1 Bentuk dari Komunikasi public  Komunikasi dari Atas ke Bawah

Secara sedrhana, transformasi informasi dari manajer dalam semua level ke bawahan merupakan komunikasi dari atas ke bawah(top-down atau down-ward communications). Aliran komunikasi dari manajer ke bawahan tersebut, umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk

menyampaikan informasi, mengarahkan, mengkordinasikan, memotivasi,

memimpin, dan mengendalikan berbagai kegian yang ada di level bawah.

(8)

5

Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bwah ke atas (bottom-up atau upward communications) berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi, yaitu ke bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum.

2.2 Pengertian Kebijakan Publik Deliberatif

Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat di mana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan. Tahap-tahap kebijakan publik adalah sebagai berikut: identifikas permasalahan, menata agenda formulasi kebijakan publik, perumusan proposal kebijakan, legitimasi kebijakan, implementasi kebijakan, evaluasi kebijakan.

Kebijakan deliberatif adalah kebijakan yang dirumuskan melalui proses pembahasan intensif antara pemerintah dan warga. Intinya, setiap rumusan kebijkan harus dikomunikasikan dan melibatkan seluruh unsur dan warga yang akan menanggung konsekuensi dari sebuah kebijakan. Mengapa publik perlu dilibatkan? Tanpa publik, proses kebijakan akan kering dan sangat berbau teknokratis.

Kebijakan publik pada awalnya berakar dari bentuk demokrasi deliberatif. Sedangkan konsepsi demokrasi deliberatif berasal dari “ruang publik” yang dipopulerkan Habermas. Demokrasi deliberatif mengandaikan bahwa, pada setiap pengambilan keputusan harus melalui musyawarah dan dialog antar warga negara. Tujuannya, pencapaian mufakat antar warga negara. Disini yang perlu ditonjolkan dari pengertian demokrasi deliberatif adalah partisipasi public (Mardiyanto, 2011). Memilik bahwa kebijakan publik deliberatif adalah pengadopsian dari demokrasi deliberatif, maka pemahaman tipe komunitarian sangat kental di dalam perspektif kebijakan ini.

2.2.1 Model-model Implementasi Kebijakan Publik

 Implementasi Sistem Rasional (Top-Down)

Menurut Parsons (2006), model implementasi inilah yang paling pertama muncul. Pendekatan top down memiliki pandangan tentang hubungan kebijakan implementasi seperti yang tercakup dalam Emile karya Rousseau : “Segala sesuatu

(9)

6

adalah baik jika diserahkan ke tangan Sang Pencipta. Segala sesuatu adalah buruk di tangan manusia”.

Masih menurut Parsons (2006), model rasional ini berisi gagasan bahwa implementasi adalah menjadikan orang melakukan apa-apa yang diperintahkan dan mengontrol urutan tahapan dalam sebuah sistem.

Mazmanian dan Sabatier (1983) dalam Ratmono (2008), berpendapat bahwa implementasi top down adalah proses pelaksanaan keputusan kebijakan mendasar. Beberapa ahli yang mengembangkan model implementasi kebijakan dengan perspektif top down adalah sebagai berikut :

1. Van Meter dan Van Horn 2. George Edward III 3. Mazmanian dan Sabatier 4. Model Grindle

 Implementasi Kebijakan Bottom Up

Model implementasi dengan pendekatan bottom up muncul sebagai kritik terhadap model pendekatan rasional (top down). Parsons (2006), mengemukakan bahwa yang benar-benar penting dalam implementasi adalah hubungan antara pembuat kebijakan dengan pelaksana kebijakan. Model bottom up adalah model yang memandang proses sebagai sebuah negosiasi dan pembentukan consensus. Masih menurut Parsons (2006), model pendekatan bottom up menekankan pada fakta bahwa implementasi di lapangan memberikan keleluasaan dalam penerapan kebijakan.

Ahli kebijakan yang lebih memfokuskan model implementasi kebijakan dalam persfektif bottom up adalah Adam Smith. Menurut Smith (1973) dalam Islamy (2001), implementasi kebijakan dipandang sebagai suatu proses atau alur. Model Smith ini memamndang proses implementasi kebijakan dari proses kebijakan dari persfekti perubahan social dan politik, dimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah bertujuan untuk mengadakan perbaikan atau perubahan dalam masyarakat sebagai kelompok sasaran.

Menurut Smith dalam Islamy (2001), implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable, yaitu :

(10)

7

1. Idealized policy : yaitu pola interaksi yang digagas oleh perumus kebijakan dengan tujuan untuk mendorong, mempengaruhi dan merangsang target group untuk melaksanakannya

2. Target groups : yaitu bagian dari policy stake holders yang diharapkan dapat mengadopsi pola-pola interaksi sebagaimana yang diharapkan oleh perumus kebijakan. Karena kelompok ini menjadi sasaran dari implementasi kebijakan, maka diharapkan dapat menyesuaikan pola-pola perilakukan dengan kebijakan yang telah dirumuskan

3. Implementing organization : yaitu badan-badan pelaksana yang bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan.

4. Environmental factors : unsur-unsur di dalam lingkungan yang mempengaruhi implementasi kebijakan seperti aspek budaya, sosial, ekonomi dan politik.

2.3 Komunikasi Publik dan “Comman Good”

Komunikasi merupakan kontak yang terjadi sesama manusia, berisi tentang informasi, gagasan, perilaku, pengertian, dan pengalaman. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun nilai yang merupakan citra mereka mengenai dunia dan untuk bertukar citra itu dengan simbol-simbol. Penting sekali kemudian menerapkan komunikasi yang baik dalam kehidupan politik.

2.4 Tujuan Komunikasi Publik

Tujuan umum dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk member informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi. Komunikasi publik juga dapat digunakan untuk member hiburan. Tujuan-tujuan tersebut berhubungan satu sama lain dan sulit untuk dipisahkan. Di samping adanya tujuan umum juga terdapat tujuan khusus yang perlu ditetapkan. Tujuan-tujuan khusus ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan dalam kalimat yang lengkap.

(11)

8

Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam sebuah organisasi atau yang diluar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Agen komunikasi publik bisa anggota dari organisasi ataupun masyarakat, yang terpenting adalah adanya pertukaran pesan dengan orang lain

Contoh dari agen komunikasi publik ini adalah : 1. Keluarga dan Orang tua

2. Lingkungan di luar rumah, peer groups. 3. Media Massa

2.6 Hubungan Praktek dan Teori

Komunikasi menjadi salah suatu bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Dimana kita ketahui bersama, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, kita senantiasa membutuhkan orang lain. Hal terpenting dalam menjalin hubungan dengan orang lain adalah komunikasi. Hubungan yang dijalin akan berjalan baik, apabila komunikasi diantara satu dengan yang lain berjalan dengan efektif, oleh karena itu, mengingat pentingnya komunikasi, seiring berkembangnya kehidupan manusia muncul yang namanya teori komunikasi.

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalili yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hegedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikian teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan. Singkatnya, teori hanya berupa sesuatu stastis (tidak bergerak) dan bersifat semu.

Teori Komunikasi merupakan suatu pemikiran mengenai sistem penyampaian pesan yang didalamnya terdiri atas komponen-komponen berupa unsur komunikasi. Komponen – komponen tersebut saling terikat demi tersampainya pesan dari komunikator kepada komunikan.

Praktek adalah melaksanakan sesuatu secara nyata seperti apa yang disebutkan dalam teori, singkatnya, peaktek adalah perbuatan melakukan teori. Teori adalah hasil dari praktek. Teori akan diuji terus-menerus, karena pengalaman atau praktek kita di lapangan secara langsung.

(12)

9

Salah satu contoh praktik dari komunikasi publik adalah presentasi. Presentasi harus dipandang lebih dari sekedar sarana komunikasi yang fungsional atau pengambil keputusan saja. Walaupun presentasi sifatnya informal, namun harus tetap memperhitungkan pendengar dan tujuan dari presentasi. Selain presentasi masih banyak sekali praktik dari komunikasi, sudah dijelaskan sebelumnya pratik adalah melaksanakan apa yang disebutkan dalam teori. Ambil contoh presentasi, sebelum kita melakukan presentasi pasti menyiapkan materi apa yang dibutuhkan, agar bisa dipahami oleh pendengar. Praktik tersebut akan berhasil jika kita menyiapkan teori atau materi dengan baik, karena itu teori dan praktik komunikasi publik saling berhubungan .

2.7 Kegiatan Komunikasi Publik 1. Seminar

Pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis baik dari sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional.

2. Persentasi

Adalah suatu kegiatan kegiatan pengajuan suatu topik,pendapat,atau informasi kepada orang lain.

3. Kampanye

Adalah sebuah tindakan doktrin bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan,usaha kampanye bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan didalam suatu kelompok, kampanye bisa juga dilakukan guna mempengaruhi,menghambat,membelokan pencapaian. 4. Sosialisasi

Adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari suatu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.

5. Rapat

Adalah pertemuan atau perkumpulannya minimal 2 orang atau lebih untuk memutuskan suatu tujuan.

6. Pengajian

(13)

10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebijakan publik melihat proses pembentukan kebijakan sebagai suatu proses siklus di mana terdapat berbagai tahapan yang pasti dan berulang kembali. Tahapan-tahapan pembentukan kebijakan publik yang terdapat dalam proses siklus tersebut adalah problem identification, agenda setting, policy formulation, policy legitimation, policy implementation, dan policy evaluation. Satu demi satu tahapan dalam proses pembentukan kebijakan publik menunjukkan bahwa suatu tahapan proses kebijakan publik terkait dengan tahapan yang sebelumnya dan mempengaruhi tahapan yang selanjutnya.

Adanya siklus kebijakan memberikan keuntungan, antara lain untuk membantu mempermudah kompleksitas perumusan kebijakan publik, memberikan kesempatan yang bagus untuk melakukan kajian-kajian kebijakan publik yang relevan secara sistimatis dan analitis sesuai dengan batasan area, dan sebagai tolak ukur untuk menilai efektifitas dan efesiensi sebuah kebijakan dilihat berdasarkan masing-masing tahapan itu.

Komunikasi publik dapat diartikan sebagai kegiatan memahami, merancang, menerapkan, dan mengevaluasi kampanye komunikasi yang berhasil dalam sebuah kerangka kerja untuk melayani kepentingan umum. Program-program dalam komunikasi publik menggunakan komunikasi untuk menginformasikan atau mempersuasi, membangun hubungan, dan untuk mendorong dialog terbuka dalam organisasi atau komunitas terhadap solusi jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan menyusun pesan yang sukses melalui penerapan penelitian, teori, pengetahuan teknis, dan prisip desain suara.

3.2 SARAN

Peran pemimpin sangat vital dalam kebijakan publik sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa pemimpin dengan kepemim-pinan yang baik, kebijakan publik akan sia-sia. Kepemimpinan efektif dewasa ini dituntut untuk menerapkan good governance dalam organisasi mereka. Implementasi good gover-nance dalam analisis kebijakan publik diberinama deliberative policy analysis. Model deliberatif ini juga dikenal sebagai model kebijakan Argumentatif, yang merupakan model perumusan kebijakan dengan melibatkan argumentasi-argumentasi dari parapihak, atau dengan mempelajari argumentasi-argumentasi tertulis dari berbagai pihak, sebagai dasar perumusan.

(14)

11

DAFTAR PUSTAKA

Mardiyanto, Antun. 2011. “Kebijakan Publik Deliberatif: Relevansi dan Tantangan Implementasinya”. Dalam Jurnal Unair Volume 24, Nomor 3, hal 261-271.

Nugroho, Riant. 2012. Public Policy : Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan dan Manajemen Kebijakan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Eji, 2011. Analisis kebijakan Deliberatif <

http://admneg08029.blogspot.com/2011/02/analisis-kebijakan-deliberatif.html >Analisis Medis. Teori dan Praktek < http://analismedis.weebly.com/teori-dan-praktek.html >

Redaksi, 2018. Pengertian Kebijakan Publik Deliberatif dan Relasinya dengan Good Governance < https://berpijar.co/blog/2018/08/28/pengertian-kebijakan-publik-deliberatif-dan-relasinya-dengan-good-governance/ >

Hidayat, Fariz.2015. Urgensi Pemahaman Konsep Teori dan Praktek. <

https://www.kompasiana.com/farizhidayat/552973166ea8343a338b4594/urgensi-pemahaman-konsep-teori-dan-praktek >

Referensi

Dokumen terkait