BEKERJA BERSAMA MEWUJUDKAN
Pengalaman PPRBM SOLO
MASYARAKAT INKLUSIF
g
di 11 Kabupaten & 3 Kota di Provinsi Jawa Tengah
Christian Pramudya Christian Pramudya Pusat Pelatihan & Pengembangan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (PPRBM) Solo Disampaikan dalam kegiatan Festival HAM 2016 Disampaikan dalam kegiatan Festival HAM 2016Bojonegoro – 30 November 2016
PROFIL PPRBM SOLO
PROFIL PPRBM SOLO
PPRBM SOLO adalah sebuah lembaga swadaya
masyarakat yang sangat konsen terhadap isu
difabilitas. Dalam melaksanakan kerja
difabilitas. Dalam melaksanakan kerja
nyatanya, kami bersama – sama dengan
mesyarakat menggunakan strategi dan
mesyarakat menggunakan strategi dan
pendekatan Rehabilitasi Bersumberdaya
(
)
Masyarakat (RBM) sekaligus Pembangunan
Inklusi Berbasis Masyarakat.
2“T idak Y ang A (Prof. D Ada Man u A da Hanya D r. R . S o eh # For financial, CBR – DTC Solo supported by Caritas Germany & BMZ
(Germany), NLR (Netherlands), SMHF (Japan), CBM, EU (European Union), usia Caca
t Manusia ” h arso). ( y) ( ) ( p ) ( p ) LilianeFond (Netherlands) # t di Dunia ” BREBES
KOTA SEMARANG SALATIGA KAB. SEMARANG
BOYOLALI
TEGAL SURAKARTA KLATEN SUKOHARJO
GROBOGAN
R
adalah strategi untuk rehabilitasi penyetaraan
RBM
adalah strategi untuk rehabilitasi, penyetaraan
kesempatan,
pengurangan kemiskinan,
dan inklusi
i l dif b l
sosial difabel.
( oin position paper ,
J
WHO ILO UNESCO 2004
,
, ).
RBM
adalah konsep yang terus berkembang (evolving
p y
g
g (
g
consept) tentang difabilitas dan pembangunan. a
I
bersifat flexible dan respektif pada situasi lokal: sosial,
p
p
,
budaya, politik, nilai dan kearifan lokal.
RBM adalah Strategi untuk Pemberdayaan Difabel
(mengembangkan kapasitas dan membangun karakter )
untuk meningkatan kualitas hidup difabel di semua aspek
kehidupan;
dan
merubah perilaku masyarakat (yang
li
ti t
f
t h
k t
il
d
ik
)
meliputi transfer pengetahuan, ketrampilan, dan sikap);
serta
advokasi kebijakan untuk kesetaraan hak dan
kesempatan bagi difabel melalui mainstreaming hak‐hak
kesempatan bagi difabel melalui mainstreaming hak hak
difabel ke dalam agenda pembangunan pemerintah di
segala bidang (lintas sektor) dalam rangka MENCAPAI
masyarakat inklusi dan lingkungan yang aksesibel /bebas
hambatan bagi difabel.
(S
CBR C
t
2010)
(Sunarman, CBR Center, 2010)
CBR (Community Based Rehabilitation)
MENJADI
CBID
CBR (Community Based Rehabilitation)
MENJADI
CBID
(Community Based Inclusive Development)
RBM adalah Strategi untuk:
Rehabilitasi : Rehabilitasi identik dengan intervensi medis
(terapi alat bantu operasi dll) Dalam RBM rehabilitasi medis
(terapi, alat bantu, operasi, dll). Dalam RBM rehabilitasi medis
bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Rehabilitasi bukan
hanya agar difabel bisa “normal / mendekati normal” tetapi
hanya agar difabel bisa normal / mendekati normal tetapi
bertujuan agar difabel mampu berpartisipasi secara penuh
dan efektif dalam ruang‐ruang publik (pendidikan, ekonomi,
sosial, budaya, politik).
Penyetaraan kesempatan : Difabel tidak cukup hanya dibantu
Penyetaraan kesempatan : Difabel tidak cukup hanya dibantu,
dikasihani, mereka berhak mendapatkan kesempatan untuk
hidup, tumbuh dan berkembang sesuai dengan harkat dan
hidup, tumbuh dan berkembang sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan (Memiliki Hak Asasi Manusia), sama
seperti manusia lainnya, agar memiliki akses dan mendapat
manfaat dalam pembangunan di segala bidang.
Pengurangan Kemiskinan : Selama berabad‐abad lamanya,
difabel hidup penuh hambatan dan diskriminasi dari
difabel hidup penuh hambatan dan diskriminasi dari
lingkungan, sehingga mereka rata‐rata hidup dalam
kemiskinan (lihat tabel analisa situasi difabel). Upaya‐
(
)
p y
upaya untuk pengurangan kemiskinan, tidak pernah
melibatkan difabel dan keluarga mereka, kalaupun ada,
tidak pernah sungguh‐sungguh berpihak kepada difabel.
Kondisi tersebut memunculkan sebuah teori “lingkaran
setan
kecacatan
dan
kemiskinan”.
Kecacatan
bisa
melahirkan kemiskinan, dan sebaliknya, kemiskinan bisa
l hi k
k
t
melahirkan kecacatan.
Menurut study WHO dan Bank Dunia (dalam the World
Report on Disabilities 2011): Setiap 1 dari 5 orang yang
Report on Disabilities, 2011): Setiap 1 dari 5 orang yang
paling miskin disuatu wilayah, adalah difabel atau keluarga
difabel.
difabel.
Inklusi Sosial Difabel : Salah satu akar persoalan yang
dih d
i dif b l
h i h i
d l h
d
i
dihadapi difabel sehari‐hari adalah adanya stigma
sosial yang sudah berjalan selama puluhan tahun dan
ih hid
i
i i (lih
i
i l
d
masih hidup sampai saat ini (lihat stigma sosial pada
difabel). Bagi kebanyakan difabel, stigma sosial yang
b
i
k
b l
hid
k
l hi k
begitu kuat membelenggu hidupnya, akan melahirkan
stigma diri (menganggap bahwa stigma sosial itu benar
d
) S l h
b k i
ih d
i
i l
adanya). Salah satu bukti masih adanya stigma sosial
itu adalah berupa pandangan (mind set / paradigma)
d
i d k
/ k bi
d
b
k
dan tindakan / kebiasaan yang cenderung berangkat
dari
melihat
difabel
dari
sisi
kelemahan
(
/di bili
)
j
(cacat/disabilitas) nya saja.
Prinsip RBM
Prinsip RBM
General (Promoted by WHO):
• Inclusion (Inklusi), Full and Effective Participation of PWDs
(Partisipasi Penuh dan efektif difabel), Self‐Advocacy
(Advokasi Mandiri), Sustainability (Keberlanjutan).
Prinsip Tambahan dari Pengalaman PPRBM Solo:
• Reduce Dependency (Mengurangi Ketergantungan)
• Reduce Charity (Mengurangi Belaskasihan/Charity)
• Consistency (Konsistensi)
• Accessibility (Aksesibilitas)
Definisi Difabel
Seseorang yang mempunyai perbedaan untuk
Seseorang yang mempunyai perbedaan untuk
melakukan atau mengekspresikan
kemampuannya dalam menghadapi
kemampuannya dalam menghadapi
hambatan aktivitas maupun
partisipasi yang disebabkan
l h k
di i di i li k
oleh kondisi diri, lingkungan
fisik dan kehidupan sosial.
p
Sumber gambar : http://www.clipartbest.com/cliparts/9cR/aan/9cRaanM9i.gif 10Matriks RBM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENDIDIKAN
KESEHATAN LIVELIHOOD SOSIAL (PENGHIDUPAN)
Rujukan dan Pendidikan Usia Ketrampilan & Hubungan, Hubungan, P ik h &
P ik h & KomunikasiKomunikasi MASYARAKAT (PENGHIDUPAN) Penyadaran Pencegahan Dini Pendidikan Wiraswasta Pengembangan Pendampingan Pendampingan Pernikahan & Pernikahan & Keluarga Keluarga Mobilisasi Sosial Mobilisasi Sosial Pencegahan Perawatan Pendidikan Dasar Pend. Menengah P i i Pelayanan Wiraswasta
Seni & Budaya Pendampingan Pendampingan Individu Individu Peran serta Mobilisasi Sosial Mobilisasi Sosial Medis Rehabilitasi dan Pendidikan Tinggi Non formal Keuangan Pegawai Upahan (sektor formal) Hiburan,
kesenangan Kelompok Kelompok MandiriMandiri dalam Politik
Alat Bantu Pengalaman Hidup Perlindungan Sosial (sektor formal) Akses Hukum kesenangan (hobby) & olah
raga
Organisasi
Organisasi DifabelDifabel Mandiri Mandiri Hidup – Pendidikan sepanjang hayat Sosial 11
Mengapa Kita harus mempromosikan Pembangunan
Inklusif dan Pembangunan Berkelanjutan
Inklusif dan Pembangunan Berkelanjutan
(Isu Utama dalam konteks Jawa Tengah):
• Difabel (termasuk yang dengan hambatan mental /
psikososial dan mengalami kusta) ,mengalami stigma
dan diskriminasi di semua aspek kehidupan dan
semua sektor pembangunan di kehidupan sehari‐hari
mereka.
• Perempuan dan anak‐anak difabel mengalami
beberapa pelecehan dan eksploitasi dalam berbagai
bentuk.
• Sistem dan struktur tidak berpihak terhadap difabel.
STIGMA SOSIAL : Contoh : Difabilitas itu aib, tragedi (hilang harapan). Difabel itu minder, kurang PD, STIGMA KESEHATAN : Contoh : Difabilitas itu sama dengan pemarah, mudah tersinggung, dll g sakit (tidak sehat jasmani rohani), kelainan, ketidaknormalan. Difabel itu harus direhabilitasi, dinormalkan. STIGMA BUDAYA : Contoh : Difabilitas itu identik dengan
ketergantungan ketidakmampuan STIGMA EKONOMI :
ketergantungan, ketidakmampuan berpikir dan berkarya.
Difabel itu bukan pilihan pertama untuk menjadi pemimpin dan menantu (tidak
Contoh : Difabilitas itu hilangnya potensi, kondisi yang tidak bisa dirubah, hilangnya kemampuan bekerja. Difabel itu manusia menjadi pemimpin dan menantu (tidak memenuhi syarat bibit, bebet, bobot). tidak produktif, manusia biaya tinggi, beban tambahan, miskin, tidak boleh membuka rekening bank, dll STIGMA PENDIDIKAN:
Contoh : Difabilitas itu identik dengan
STIGMA AGAMA : Contoh : Difabilitas itu penderitaan, Contoh : Difabilitas itu identik dengan kelemahan, ketidakmampuan, hilangnya masa depan. Difabel itu tidak perlu sekolah, mengganggu, tidak cakap, dll. p kutukan Tuhan, Dosa Masa Lalu, Dosa Orang Tua, hasil persetubuhan yang tidak suci. Difabel itu harus dihindari, tidak 13
sekolah, mengganggu, tidak cakap, dll.
boleh berjamaah, harus “ditolong dan disantuni”.
Permasalahan Umum
Permasalahan Umum
• Minimnya akses terhadap informasi
•Terabaikanya hak‐hak dasar sebagai warga negara (KTP, Jaminan
Kesehatan Layanan kesehatan bantuan bantuan sosial)
Kesehatan, Layanan kesehatan,bantuan‐bantuan sosial)
•Program‐program pembangunan yang tidak sesuai kebutuhan
dan atau tidak tepat sasaran bagi difabel
p
g
•Penegakan hukum yang tidak berperspektif difabel
•Pengabaian terhadap kasus‐kasus hukum yang menimpa difabel
•Difabel kurang dilibatkan dalam proses pembangunan
•Difabel kurang dapat berpartisipasi dalam pembangunan
•Difabel belum menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan
•Difabel belum menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan
di berbagai sektor
•Difabel belum merasakan dampak dari hasil‐hasil pembangunan
p
p
g
STATUS EKONOMI (PENGHIDUPAN) DIFABEL
STATUS EKONOMI (PENGHIDUPAN) DIFABEL
DI INDONESIA (NASIONAL)
DI INDONESIA (NASIONAL)
DI INDONESIA (NASIONAL)
DI INDONESIA (NASIONAL)
Petani 39,9% Jasa Buruh 15,1% 32,1% Pegawai Swasta Pedagang / Wiraswasta 2,1% 8,5% Peternakan / Perikanan PNS / POLRI / TNI 1,0% 1,3% 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% Pegawai BUMN / BUMD 0,1% 15 Source: Marjuki (2010), dari Analisis Situasi Penyandang Disabilitas di Indonesia; rwanto, dkk. Puska Disabilitas UI & AusAid, November 2010.STATUS PENDIDIKAN DIFABEL (NASIONAL)
STATUS PENDIDIKAN DIFABEL (NASIONAL)
STATUS PENDIDIKAN DIFABEL (NASIONAL)
STATUS PENDIDIKAN DIFABEL (NASIONAL)
SD 70,52% Bersekolah 40 2% SLTA SLTP 11,60% 16,28% 40,2% Tidak sekolah / Tidak Tamat SD 59 8% S1 / D4 0 57% 0,95% 59,8% D1 / D2 D3 / Sarjana Muda 0,05% 0,57%Sourcer: Marjuki (2010) dari Analisis Situasi Penyandang Disabilitas di 0% 10%20%30%40%50%60%70%80%
S2 / S3 0,04%
16
Sourcer: Marjuki (2010), dari Analisis Situasi Penyandang Disabilitas di Indonesia; rwanto, dkk. Puska Disabilitas UI & AusAid, November 2010.
IDENTITAS KEPENDUDUKAN DIFABEL
IDENTITAS KEPENDUDUKAN DIFABEL
BASELINE DATA DIFABEL SOLORAYA TAHUN 2015 TOTAL 3036 DIFABEL 127 DIFABEL TOTAL USIA >LEBIH DARI 17 TAHUNPUNYA KTP
TIDAK PUNYA KTP
2527 DIFABEL 2400TIDAK PUNYA KTP
17JAMINAN KESEHATAN
JAMINAN KESEHATAN
BASELINE DATA DIFABEL SOLORAYA TAHUN 2015 TOTAL 3036 DIFABEL DIFABEL 1854 1182 PUNYA TIDAK PUNYA 18LAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS
LAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS
SURVEY LAYANAN 120 140 123 128 KESEHATAN 2016 DI 179 PUSKESMAS DI SOLORAYA DAN GROBOGAN 80 100 56 GROBOGAN 20 40 60 34 32 0 20 19DIFABEL USIA SEKOLAH
DIFABEL USIA SEKOLAH
BASELINE DATA DIFABEL TOTAL USIA SOLORAYA TAHUN 2015 TOTAL 3036 DIFABEL SEKOLAH (DI BAWAH 17 TAHUN) 509 DIFABEL 250 300 350 150 200 250 333 176 0 50 100 176 0 SEKOLAH TIDAK SEKOLAH 20Bagaimana Menerapkan Pembangunan Inklusif
dan Berkelanjutan di Pemerintahan lokal?
• Memperkuat Struktur Pemerintah Daerah dan
Sistem melalui Pembentukan Tim Advokasi
Sistem melalui Pembentukan Tim Advokasi
Difabel atau Forum Peduli Difabel dan Kusta dari
unsur Pemerintah Daerah Departemen / Dinas /
d
k k
b
Unit; dan pemangku kepentingan pembangunan
lainnya.
TAD d
FPDK di hk
l h W lik
B
i
• TAD dan FPDK disahkan oleh Walikota atau Bupati
sebagai badan koordinasi legal formal dan
memiliki agenda rapat koordinasi reguler untuk
memiliki agenda rapat koordinasi reguler untuk
mengembangkan program dan anggaran untuk
mengakomodasi hak difabel (lintas sektoral).
g
(
)
STRUKTUR TIM ADVOKASI DIFABEL
KABUPATEN KARANGANYAR
KABUPATEN KARANGANYAR
PENGUATAN TIM ADVOKASI DIFABEL
PENGUATAN TIM ADVOKASI DIFABEL
Tim Advokasi Difabel adalah sebuah wadah yang
berfungsi sebagai forum koordinatif yang
g
g
y g
beranggotakan dari unsur Pemerintah (lintas
dinas) Tokoh Masyarakat Tokoh
dinas), Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, DPRD, Difabel, Keluarga
Difabel LSM Organisasi Difabel
Difabel, LSM, Organisasi Difabel
Example of Data and Mapping of PWDs and PALs (Village Base) developed by Local
The number PWDs and PALs (Village Base) do not have identity card (ID Card or KTP). In the context of Indonesia, ID Card is the basis to access public services. 25
The number PWDs and PALs (Village Base) have (do not have) government health insurance.
Bagaimana Menerapkan Pembangunan Inklusif
dan Berkelanjutan di Level Grassroot ?
• Memperkuat Partisipasi penuh dan efektif dari
difabel Sistem dan Struktur Pemerintah
Daerah melalui Pembentukan Self‐Help
Groups (SHG) difabel yang kemudian menjadi
Groups (SHG) difabel, yang kemudian menjadi
satu bagian utuh Jaringan Difabel lokal.
f b l
• Para pemimpin SHG dan organisasi difabel
terlibat penuh dan Mempengaruhi Sistem dan
Struktur Pemerintah Daerah.
PROMOSI DAN ADVOKASI
PROMOSI DAN ADVOKASI
Partisipasi difabel
dalam karnaval
dalam karnaval
dan pameran pembangunan
28PENINGKATAN KAPASITAS DAN
PEMBENTUKAN KARAKTER
• Pelatihan
kewirausahaan
• Soft Skill
• Kepemimpinan
• Manajemen organisasi
Manajemen organisasi
• Dll
Capaian Kerja Nyata Bersama
• Peraturan daerah Tentang Pemenuhan Hak difabel di Jawa Tengah dan beberapa
• Peraturan daerah Tentang Pemenuhan Hak difabel di Jawa Tengah dan beberapa
Kab / Kota (Surakarta, Klaten, Sragen, Wonogiri, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo)
• Adanya sekolah Inklusi di masing – masing Kab / Kota
• Program Rehab Rumah Tidak Layak Huni bagi difabel
• Aksesibilitas di trotoar bagi pejalan kaki sudah dapat diakses oleh
difabel, khususnya di perkotaan
• SIM D (sim bagi difabel) sudah dapat diakses di Jawa Tengah
• BPBD masuk dalam Tim Advokasi Difabel sebagai bentuk mendorong implementasi
PRB Inklusif
• Program dan Anggaran yang pro – difabel di masing – masing pemerintah daerah
secara signifikan meningkat
• Meningkatnya keterlibatan difabel dalam Musrenbang Desa Kecamatan dan
• Meningkatnya keterlibatan difabel dalam Musrenbang Desa, Kecamatan dan
Kabupaten
• Advokasi mandiri oleh Jaringan difabel (SHG’s dan DPO’s)
L blik h dif b l
• Layanan publik yang ramah difabel
• Terserapnya tenaga kerja difabel di sektor pemerintah, BUMN, BUMD dan swasta
• Beberapa Desa sudah mengalokasikan program dan anggaran bagi difabel melalui
dana desa
Halte Bus Kota di Surakarta yang sudah Aksesibel
No. Name &Address PwD in 2010 PwD in 2011 PwD in 2012
Sources: Reports by DAT of Karanganyar district. Law enforcement of 1% quota for PWDs in formal jobs.
2010 2011 2012
1 PT. Delta DuniaTextil (Geneng, Kaling, Tasikmadu) 0 5 13 2 PT. Indo Acidatama (Kemiri, kebakkramat) 0 3 11 3 PT. Lombok Gandaria (Jalan Raya JatenKaranganyar) 0 5 5 4 PT. Indatex (Jl. Raya Palur KM 6.7 Palur) 0 0 11 5 PT. AS Sidoharjo (Jl. Raya Solo-Sragen KM 9.2 Sroyo) 0 0 3 6 PT. Gunungsubur ( Jl. Raya Solo-tawangmangu KM 9 Jaten) 0 0 0 7 PT. KusumaHadiSantoso (Jl. Raya Solo-Tawangmangu KM 9.4 Jaten)( y g g ) 0 0 0 8 PT. BusanaMuliaTextil (Jl. Raya Solo-tawangmangu, Dagen, Jaten) 0 0 0 9 PT If (Jl R S l S KM 19 9 P l iK b kk t) 0 0 2 9 PT. Ifars (Jl. Raya Solo-Sragen KM 19.9 PulosariKebakkramat) 0 0 2 10 PO. Tri Mulyo (Jl. Raya Solo-Sragen KM 14 PulosariKebakkramat) 0 0 0 11 PT. Sekarbengawan (Jl. Raya Solo-Sragen KM 8.6 Jetisjaten) 0 0 2 12 PO. Langsung Jaya (Jl. Raya Solo tawangmanguJatenKaranganyar) 0 0 0
32