• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEKERJA BERSAMA MEWUJUDKAN MASYARAKAT INKLUSIF Pengalaman PPRBM SOLO di 11 Kabupaten & 3 Kota di Provinsi Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BEKERJA BERSAMA MEWUJUDKAN MASYARAKAT INKLUSIF Pengalaman PPRBM SOLO di 11 Kabupaten & 3 Kota di Provinsi Jawa Tengah"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BEKERJA BERSAMA MEWUJUDKAN 

Pengalaman PPRBM SOLO

MASYARAKAT INKLUSIF

g

di 11 Kabupaten & 3 Kota di Provinsi Jawa Tengah 

Christian Pramudya Christian Pramudya Pusat Pelatihan & Pengembangan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (PPRBM) Solo Disampaikan dalam kegiatan Festival HAM 2016 Disampaikan dalam kegiatan Festival HAM 2016 

Bojonegoro – 30 November 2016

(2)

PROFIL PPRBM SOLO

PROFIL PPRBM SOLO

PPRBM SOLO adalah sebuah lembaga swadaya 

masyarakat yang sangat konsen terhadap isu 

difabilitas. Dalam melaksanakan kerja

difabilitas. Dalam melaksanakan kerja 

nyatanya, kami bersama – sama dengan 

mesyarakat menggunakan strategi dan

mesyarakat menggunakan strategi dan 

pendekatan Rehabilitasi Bersumberdaya 

(

)

Masyarakat (RBM) sekaligus Pembangunan 

Inklusi Berbasis Masyarakat.

2

(3)

“T idak Y ang A (Prof. D Ada Man u A da Hanya D r. R . S o eh # For financial, CBR – DTC Solo supported by Caritas Germany & BMZ 

(Germany), NLR (Netherlands), SMHF (Japan), CBM, EU (European Union),  usia Caca

t Manusia h arso). ( y) ( ) ( p ) ( p ) LilianeFond (Netherlands) # t di Dunia BREBES

KOTA SEMARANG SALATIGA KAB. SEMARANG

BOYOLALI

TEGAL SURAKARTA KLATEN SUKOHARJO

GROBOGAN

(4)

R

adalah strategi untuk rehabilitasi penyetaraan

RBM

adalah strategi untuk rehabilitasi, penyetaraan

kesempatan,

pengurangan kemiskinan,

dan inklusi

i l dif b l

sosial difabel.

( oin position paper ,

J

WHO ILO UNESCO 2004

,

, ).

RBM

adalah konsep yang terus berkembang (evolving

p y

g

g (

g

consept) tentang difabilitas dan pembangunan. a

I

bersifat flexible dan respektif pada situasi lokal: sosial,

p

p

,

budaya, politik, nilai dan kearifan lokal.

(5)

RBM adalah Strategi untuk Pemberdayaan Difabel

(mengembangkan kapasitas dan membangun karakter ) 

untuk meningkatan kualitas hidup difabel di semua aspek

kehidupan; 

dan

merubah perilaku masyarakat (yang 

li

ti t

f

t h

k t

il

d

ik

)

meliputi transfer pengetahuan, ketrampilan, dan sikap); 

serta

advokasi kebijakan untuk kesetaraan hak dan

kesempatan bagi difabel melalui mainstreaming hak‐hak

kesempatan bagi difabel melalui mainstreaming hak hak

difabel ke dalam agenda pembangunan pemerintah di

segala bidang (lintas sektor) dalam rangka MENCAPAI 

masyarakat inklusi dan lingkungan yang aksesibel /bebas

hambatan bagi difabel. 

(S

CBR C

t

2010)

(Sunarman, CBR Center, 2010)

CBR (Community Based Rehabilitation)

MENJADI

CBID

CBR (Community Based Rehabilitation) 

MENJADI

CBID 

(Community Based Inclusive Development)

(6)

RBM adalah Strategi untuk:

Rehabilitasi : Rehabilitasi identik dengan intervensi medis

(terapi alat bantu operasi dll) Dalam RBM rehabilitasi medis

(terapi, alat bantu, operasi, dll). Dalam RBM rehabilitasi medis

bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Rehabilitasi bukan

hanya agar difabel bisa “normal / mendekati normal” tetapi

hanya agar difabel bisa normal / mendekati normal tetapi

bertujuan agar difabel mampu berpartisipasi secara penuh

dan efektif dalam ruang‐ruang publik (pendidikan, ekonomi,

sosial, budaya, politik).

Penyetaraan kesempatan : Difabel tidak cukup hanya dibantu

Penyetaraan kesempatan : Difabel tidak cukup hanya dibantu,

dikasihani, mereka berhak mendapatkan kesempatan untuk

hidup, tumbuh dan berkembang sesuai dengan harkat dan

hidup, tumbuh dan berkembang sesuai dengan harkat dan

martabat kemanusiaan (Memiliki Hak Asasi Manusia), sama

seperti manusia lainnya, agar memiliki akses dan mendapat

manfaat dalam pembangunan di segala bidang.

(7)

Pengurangan Kemiskinan : Selama berabad‐abad lamanya,

difabel hidup penuh hambatan dan diskriminasi dari

difabel hidup penuh hambatan dan diskriminasi dari

lingkungan, sehingga mereka rata‐rata hidup dalam

kemiskinan (lihat tabel analisa situasi difabel). Upaya‐

(

)

p y

upaya untuk pengurangan kemiskinan, tidak pernah

melibatkan difabel dan keluarga mereka, kalaupun ada,

tidak pernah sungguh‐sungguh berpihak kepada difabel.

Kondisi tersebut memunculkan sebuah teori “lingkaran

setan

kecacatan

dan

kemiskinan”.

Kecacatan

bisa

melahirkan kemiskinan, dan sebaliknya, kemiskinan bisa

l hi k

k

t

melahirkan kecacatan.

Menurut study WHO dan Bank Dunia (dalam the World

Report on Disabilities 2011): Setiap 1 dari 5 orang yang

Report on Disabilities, 2011): Setiap 1 dari 5 orang yang

paling miskin disuatu wilayah, adalah difabel atau keluarga

difabel.

difabel.

(8)

Inklusi Sosial Difabel : Salah satu akar persoalan yang

dih d

i dif b l

h i h i

d l h

d

i

dihadapi difabel sehari‐hari adalah adanya stigma

sosial yang sudah berjalan selama puluhan tahun dan

ih hid

i

i i (lih

i

i l

d

masih hidup sampai saat ini (lihat stigma sosial pada

difabel). Bagi kebanyakan difabel, stigma sosial yang

b

i

k

b l

hid

k

l hi k

begitu kuat membelenggu hidupnya, akan melahirkan

stigma diri (menganggap bahwa stigma sosial itu benar

d

) S l h

b k i

ih d

i

i l

adanya). Salah satu bukti masih adanya stigma sosial

itu adalah berupa pandangan (mind set / paradigma)

d

i d k

/ k bi

d

b

k

dan tindakan / kebiasaan yang cenderung berangkat

dari

melihat

difabel

dari

sisi

kelemahan

(

/di bili

)

j

(cacat/disabilitas) nya saja.

(9)

Prinsip RBM

Prinsip RBM

General (Promoted by WHO):

• Inclusion (Inklusi), Full and Effective Participation of PWDs 

(Partisipasi Penuh dan efektif difabel), Self‐Advocacy 

(Advokasi Mandiri),  Sustainability (Keberlanjutan).

Prinsip Tambahan dari Pengalaman PPRBM Solo:

• Reduce Dependency (Mengurangi Ketergantungan)

• Reduce Charity (Mengurangi Belaskasihan/Charity)

• Consistency (Konsistensi)

• Accessibility (Aksesibilitas)

(10)

Definisi Difabel

Seseorang yang mempunyai perbedaan untuk

Seseorang yang mempunyai perbedaan untuk 

melakukan atau mengekspresikan 

kemampuannya dalam menghadapi

kemampuannya dalam menghadapi 

hambatan aktivitas maupun 

partisipasi yang disebabkan

l h k

di i di i li k

oleh kondisi diri, lingkungan 

fisik dan kehidupan sosial. 

p

Sumber gambar  :  http://www.clipartbest.com/cliparts/9cR/aan/9cRaanM9i.gif 10

(11)

Matriks RBM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENDIDIKAN

KESEHATAN LIVELIHOOD SOSIAL (PENGHIDUPAN)

Rujukan dan Pendidikan Usia Ketrampilan & Hubungan, Hubungan, P ik h &

P ik h & KomunikasiKomunikasi MASYARAKAT (PENGHIDUPAN) Penyadaran Pencegahan Dini Pendidikan Wiraswasta Pengembangan Pendampingan Pendampingan Pernikahan & Pernikahan & Keluarga Keluarga Mobilisasi Sosial Mobilisasi Sosial Pencegahan Perawatan Pendidikan Dasar Pend. Menengah P i i Pelayanan Wiraswasta

Seni & Budaya Pendampingan Pendampingan Individu Individu Peran serta Mobilisasi Sosial Mobilisasi Sosial Medis Rehabilitasi dan Pendidikan Tinggi Non formal Keuangan Pegawai Upahan (sektor formal) Hiburan,

kesenangan Kelompok Kelompok MandiriMandiri dalam Politik

Alat Bantu Pengalaman Hidup Perlindungan Sosial (sektor formal) Akses Hukum kesenangan (hobby) & olah

raga

Organisasi

Organisasi DifabelDifabel Mandiri Mandiri Hidup – Pendidikan sepanjang hayat Sosial 11

(12)

Mengapa Kita harus mempromosikan Pembangunan

Inklusif dan Pembangunan Berkelanjutan

Inklusif dan Pembangunan Berkelanjutan

(Isu Utama dalam konteks Jawa Tengah):

• Difabel (termasuk yang dengan hambatan mental /  

psikososial dan mengalami kusta) ,mengalami stigma 

dan diskriminasi di semua aspek kehidupan dan 

semua sektor pembangunan di kehidupan sehari‐hari 

mereka. 

• Perempuan dan anak‐anak difabel mengalami

beberapa pelecehan dan eksploitasi dalam berbagai 

bentuk. 

• Sistem dan struktur tidak berpihak terhadap difabel.

(13)

STIGMA SOSIAL : Contoh : Difabilitas itu aib, tragedi (hilang  harapan). Difabel itu minder, kurang PD,  STIGMA KESEHATAN : Contoh : Difabilitas itu sama dengan  pemarah, mudah tersinggung, dll g sakit (tidak sehat jasmani rohani),  kelainan, ketidaknormalan. Difabel itu  harus direhabilitasi, dinormalkan. STIGMA BUDAYA : Contoh : Difabilitas itu identik dengan 

ketergantungan ketidakmampuan STIGMA EKONOMI :

ketergantungan, ketidakmampuan  berpikir dan berkarya. 

Difabel itu bukan pilihan pertama untuk  menjadi pemimpin dan menantu (tidak

Contoh : Difabilitas itu hilangnya potensi,  kondisi yang tidak bisa dirubah, hilangnya  kemampuan bekerja. Difabel itu manusia  menjadi pemimpin dan menantu (tidak  memenuhi syarat bibit, bebet, bobot). tidak produktif, manusia biaya tinggi,  beban tambahan, miskin, tidak boleh  membuka rekening bank, dll STIGMA PENDIDIKAN:

Contoh : Difabilitas itu identik dengan

STIGMA AGAMA : Contoh : Difabilitas itu penderitaan,  Contoh : Difabilitas itu identik dengan  kelemahan, ketidakmampuan, hilangnya  masa depan. Difabel itu tidak perlu  sekolah, mengganggu, tidak cakap, dll. p kutukan Tuhan, Dosa Masa Lalu, Dosa  Orang Tua, hasil persetubuhan yang tidak  suci. Difabel itu harus dihindari, tidak  13

sekolah, mengganggu, tidak cakap, dll.

boleh berjamaah, harus “ditolong dan  disantuni”. 

(14)

Permasalahan Umum

Permasalahan Umum

• Minimnya akses terhadap informasi

•Terabaikanya hak‐hak dasar sebagai warga negara (KTP, Jaminan

Kesehatan Layanan kesehatan bantuan bantuan sosial)

Kesehatan, Layanan kesehatan,bantuan‐bantuan sosial)

•Program‐program pembangunan yang tidak sesuai kebutuhan

dan atau tidak tepat sasaran bagi difabel

p

g

•Penegakan hukum yang tidak berperspektif difabel

•Pengabaian terhadap kasus‐kasus hukum yang menimpa difabel

•Difabel kurang dilibatkan dalam proses pembangunan

•Difabel kurang dapat berpartisipasi dalam pembangunan

•Difabel belum menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan

•Difabel belum menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan

di berbagai sektor

•Difabel belum merasakan dampak dari hasil‐hasil pembangunan

p

p

g

(15)

STATUS EKONOMI (PENGHIDUPAN) DIFABEL 

STATUS EKONOMI (PENGHIDUPAN) DIFABEL 

DI INDONESIA (NASIONAL)

DI INDONESIA (NASIONAL)

DI INDONESIA (NASIONAL)

DI INDONESIA (NASIONAL)

Petani 39,9% Jasa Buruh 15,1% 32,1% Pegawai Swasta Pedagang / Wiraswasta 2,1% 8,5% Peternakan / Perikanan PNS / POLRI / TNI 1,0% 1,3% 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% Pegawai BUMN / BUMD 0,1% 15 Source: Marjuki (2010), dari Analisis Situasi Penyandang Disabilitas di  Indonesia; rwanto, dkk. Puska Disabilitas UI & AusAid, November 2010. 

(16)

STATUS PENDIDIKAN DIFABEL (NASIONAL)

STATUS PENDIDIKAN DIFABEL (NASIONAL)

STATUS PENDIDIKAN DIFABEL (NASIONAL)

STATUS PENDIDIKAN DIFABEL (NASIONAL)

SD 70,52% Bersekolah 40 2% SLTA SLTP 11,60% 16,28% 40,2% Tidak  sekolah /  Tidak  Tamat SD 59 8% S1 / D4 0 57% 0,95% 59,8% D1 / D2 D3 / Sarjana Muda 0,05% 0,57%

Sourcer: Marjuki (2010) dari Analisis Situasi Penyandang Disabilitas di 0% 10%20%30%40%50%60%70%80%

S2 / S3 0,04%

16

Sourcer: Marjuki (2010), dari Analisis Situasi Penyandang Disabilitas di  Indonesia; rwanto, dkk. Puska Disabilitas UI & AusAid, November 2010. 

(17)

IDENTITAS KEPENDUDUKAN DIFABEL

IDENTITAS KEPENDUDUKAN DIFABEL 

BASELINE DATA  DIFABEL SOLORAYA  TAHUN 2015 TOTAL 3036  DIFABEL 127 DIFABEL TOTAL USIA >LEBIH  DARI 17 TAHUN 

PUNYA KTP

TIDAK PUNYA KTP

2527 DIFABEL 2400

TIDAK PUNYA KTP

17

(18)

JAMINAN KESEHATAN

JAMINAN KESEHATAN

BASELINE DATA  DIFABEL SOLORAYA  TAHUN 2015 TOTAL 3036  DIFABEL DIFABEL 1854 1182 PUNYA TIDAK PUNYA 18

(19)

LAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

LAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS 

SURVEY LAYANAN  120 140 123 128 KESEHATAN 2016 DI 179 PUSKESMAS DI  SOLORAYA DAN  GROBOGAN 80 100 56 GROBOGAN  20 40 60 34 32 0 20 19

(20)

DIFABEL USIA SEKOLAH

DIFABEL USIA SEKOLAH

BASELINE DATA DIFABEL  TOTAL USIA  SOLORAYA TAHUN 2015 TOTAL 3036 DIFABEL SEKOLAH (DI  BAWAH 17 TAHUN)  509 DIFABEL 250 300 350 150 200 250 333 176 0 50 100 176 0 SEKOLAH TIDAK SEKOLAH 20

(21)

Bagaimana Menerapkan Pembangunan Inklusif 

dan Berkelanjutan di Pemerintahan lokal?

• Memperkuat Struktur Pemerintah Daerah dan

Sistem melalui Pembentukan Tim Advokasi

Sistem melalui Pembentukan Tim Advokasi

Difabel atau Forum Peduli Difabel dan Kusta dari

unsur Pemerintah Daerah Departemen / Dinas /

d

k k

b

Unit; dan pemangku kepentingan pembangunan

lainnya.

TAD d

FPDK di hk

l h W lik

B

i

• TAD dan FPDK disahkan oleh Walikota atau Bupati

sebagai badan koordinasi legal formal dan

memiliki agenda rapat koordinasi reguler untuk

memiliki agenda rapat koordinasi reguler untuk

mengembangkan program dan anggaran untuk

mengakomodasi hak difabel (lintas sektoral).

g

(

)

(22)

STRUKTUR TIM ADVOKASI DIFABEL

KABUPATEN KARANGANYAR

KABUPATEN KARANGANYAR

(23)

PENGUATAN TIM ADVOKASI DIFABEL

PENGUATAN TIM ADVOKASI DIFABEL

Tim Advokasi Difabel adalah sebuah wadah yang 

berfungsi sebagai forum koordinatif yang 

g

g

y g

beranggotakan dari unsur Pemerintah (lintas 

dinas) Tokoh Masyarakat Tokoh

dinas), Tokoh Masyarakat, Tokoh 

Agama, DPRD, Difabel, Keluarga 

Difabel LSM Organisasi Difabel

Difabel, LSM, Organisasi Difabel

(24)

Example of Data and Mapping of PWDs and PALs (Village Base) developed by Local 

(25)

The number PWDs and PALs (Village Base) do not have identity card (ID Card or KTP). In the  context of Indonesia, ID Card is the basis to access public services. 25

(26)

The number PWDs and PALs (Village Base)  have (do not have) government health insurance. 

(27)

Bagaimana Menerapkan Pembangunan Inklusif 

dan Berkelanjutan di Level Grassroot ?

• Memperkuat Partisipasi penuh dan efektif dari 

difabel Sistem dan Struktur Pemerintah 

Daerah melalui Pembentukan Self‐Help 

Groups (SHG) difabel yang kemudian menjadi

Groups (SHG) difabel, yang kemudian menjadi

satu bagian utuh Jaringan Difabel lokal. 

f b l

• Para pemimpin SHG dan organisasi difabel

terlibat penuh dan Mempengaruhi Sistem dan 

Struktur Pemerintah Daerah.

(28)

PROMOSI DAN ADVOKASI

PROMOSI DAN ADVOKASI

Partisipasi difabel 

dalam karnaval

dalam karnaval 

dan pameran pembangunan

28

(29)

PENINGKATAN KAPASITAS DAN 

PEMBENTUKAN KARAKTER

• Pelatihan 

kewirausahaan

• Soft Skill

• Kepemimpinan

• Manajemen organisasi

Manajemen organisasi

• Dll

(30)

Capaian Kerja Nyata Bersama

• Peraturan daerah Tentang Pemenuhan Hak difabel di Jawa Tengah dan beberapa

• Peraturan daerah Tentang Pemenuhan Hak difabel di Jawa Tengah dan beberapa

Kab / Kota (Surakarta, Klaten, Sragen, Wonogiri, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo)

• Adanya sekolah Inklusi di masing – masing Kab / Kota

• Program Rehab Rumah Tidak Layak Huni bagi difabel

• Aksesibilitas di trotoar bagi pejalan kaki sudah dapat diakses oleh

difabel, khususnya di perkotaan

• SIM D (sim bagi difabel) sudah dapat diakses di Jawa Tengah

• BPBD masuk dalam Tim Advokasi Difabel sebagai bentuk mendorong implementasi

PRB Inklusif

• Program dan Anggaran yang pro – difabel di masing – masing pemerintah daerah

secara signifikan meningkat

• Meningkatnya keterlibatan difabel dalam Musrenbang Desa Kecamatan dan

• Meningkatnya keterlibatan difabel dalam Musrenbang Desa, Kecamatan dan

Kabupaten

• Advokasi mandiri oleh Jaringan difabel (SHG’s dan DPO’s)

L blik h dif b l

• Layanan publik yang ramah difabel

• Terserapnya tenaga kerja difabel di sektor pemerintah, BUMN, BUMD dan swasta

• Beberapa Desa sudah mengalokasikan program dan anggaran bagi difabel melalui

dana desa

(31)

Halte Bus Kota di Surakarta yang sudah Aksesibel

(32)

No. Name &Address PwD in 2010 PwD in 2011 PwD in 2012

Sources: Reports by DAT of Karanganyar district. Law enforcement of 1% quota for PWDs in formal jobs.

2010 2011 2012

1 PT. Delta DuniaTextil (Geneng, Kaling, Tasikmadu) 0 5 13 2 PT. Indo Acidatama (Kemiri, kebakkramat) 0 3 11 3 PT. Lombok Gandaria (Jalan Raya JatenKaranganyar) 0 5 5 4 PT. Indatex (Jl. Raya Palur KM 6.7 Palur) 0 0 11 5 PT. AS Sidoharjo (Jl. Raya Solo-Sragen KM 9.2 Sroyo) 0 0 3 6 PT. Gunungsubur ( Jl. Raya Solo-tawangmangu KM 9 Jaten) 0 0 0 7 PT. KusumaHadiSantoso (Jl. Raya Solo-Tawangmangu KM 9.4 Jaten)( y g g ) 0 0 0 8 PT. BusanaMuliaTextil (Jl. Raya Solo-tawangmangu, Dagen, Jaten) 0 0 0 9 PT If (Jl R S l S KM 19 9 P l iK b kk t) 0 0 2 9 PT. Ifars (Jl. Raya Solo-Sragen KM 19.9 PulosariKebakkramat) 0 0 2 10 PO. Tri Mulyo (Jl. Raya Solo-Sragen KM 14 PulosariKebakkramat) 0 0 0 11 PT. Sekarbengawan (Jl. Raya Solo-Sragen KM 8.6 Jetisjaten) 0 0 2 12 PO. Langsung Jaya (Jl. Raya Solo tawangmanguJatenKaranganyar) 0 0 0

32

(33)

Akses SIM D bagi Difabel

A PWD participated in safety riding skill test in order to get driving lisence in  33

Photo by CBR‐DTC Solo

p p y g g g Boyolali District.  Socializaation of driving lisence “D” for  PWDs by POLDA of Central Java province in  Solo City

(34)

Gedung Gereja yang sudah aksesibel

(35)

TANTANGAN UTAMA

Tingkat Nasional :

• Implementasi UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

• Implementasi UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

dan

Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (termasuk hak

difabel),membutuhkan kemauan politik dan komitmen.

Dif b l

b l

j di

i

i it

t t

di

d

b

i

• Difabel belum menjadi isu prioritas, tetap dipandang sebagai

permasalahan kesejahteraan sosial. Konsep rehabilitasi tidak optimal;

harus menjadi isu hak asasi manusia dalam pengembangan semua sektor

(multi stakeholder) / isu lintas sektoral.

• Data dan pemetaan difabel di lokal dan nasional belum terpadu

Tingkat Lokal :

g

• Mutasi staf pemerintah daerah yang sangat sering, berdampak terhadap

upaya pemenuhan hak difabel tidak terkonsentrasi

• Cacat dipandang sebagai hak asasi manusia dalam isu‐isu pembangunan;

Cacat dipandang sebagai hak asasi manusia dalam isu isu pembangunan;

Namun kepentingan politik dominan.

Grassroots Level:

• Butuh waktu dalam peningkatan kapasitas dan pembangunan karakter

• Butuh waktu dalam peningkatan kapasitas dan pembangunan karakter

difabel.

(36)

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN PROGRAM LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK DENGAN GANGGUAN AUTISME DALAM SETTING HOME-SCHOOLING DI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada akumulasi pertambahan tinggi selama 8 MST, jumlah cabang sekunder dan ruas cabang

Kegiatan spontan di SD Negeri Kyai Mojo Yogyakarta antara lain menegur siswa untuk selalu berpakaian rapi dan memakai atribut sekolah lengkap, pemberian sanksi berupa

Peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model Team Games Tournament (TGT) berbasis alat peraga terhadap hasil

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas layanan informasi dengan teknik modeling berbantuan media film untuk meningkatkan pemahaman dalam

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk memperolah bukti secara empiris pengaruh, Asset Growth, Total Asset Turnover, Firm Size, Operating Leverage , dan Financial Leverage

Gradien komponen kerapatan fluks terjadi dalam persamaan yang disebutkan yang dihitung secara numerik pada setiap titik lintasan dari definisi derivasi dengan