• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sk Restrain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sk Restrain"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN DIREKTUR  KEPUTUSAN DIREKTUR  NOMOR :

NOMOR : 134/SK/RSIA-M134/SK/RSIA-MB/I/2017B/I/2017 TENTANG

TENTANG

PANDUAN RESTRAIN PANDUAN RESTRAIN DIREKTUR RSIA

DIREKTUR RSIA MUTIARA MUTIARA BUNDA BUNDA TATANGERANGNGERANG M

Meenniimmbbaanngg :: aa.. bbaahhwwa a rruummaah h ssaakkiit t sseebbaaggaai i ppeennyyeeddiia a llayayaannaan n kkeesseehhaattaan n hhaarruuss memberikan layanan kesehatan yang terbaik;

memberikan layanan kesehatan yang terbaik;  b.

 b. bahwa bahwa rumah rumah sakit sakit perlu perlu melakukan melakukan upaya upaya gunaguna meng

menghambat/hambat/mencegmencegah ah seseoraseseorang ng melakmelakukan ukan sesuatu tindakan sesuatu tindakan yangyang membahayakan diri pasien atau orang lain;

membahayakan diri pasien atau orang lain; c.

c. babahwhwa a beberdrdasasararkakan n pepertrtimimbabangngan an di di atatas as peperlrlu u keketetetatapapan n DiDirereksksii tentang Panduan Restrain

tentang Panduan Restrain di RSI Mutiara !unda "angerangdi RSI Mutiara !unda "angerang.. M

Meennggiinnggatat :: ##.. $$nnddaanngg%%$$nnddaanng g RReeppuubblilik Ik Innddoonneessiia &oa &ommoor '' r '' ttaahhuun (n ())))* t* teennttaanngg Rumah Sakit

Rumah Sakit (.

(. $nd$ndangang%$n%$ndandang g RepRepublublik Inik Indondonesiesia &oma &omor +, tor +, tahuahun ())n ())* ten* tentantangg -esehatan $ndang%$ndang

-esehatan $ndang%$ndang Republik Indonesia Republik Indonesia &omor (* &omor (* tahun ())*tahun ())* tentang Praktik -edokteran

tentang Praktik -edokteran +.

+. PePeraratuturaran n MeMentntereri i -e-esesehahatatan n ReRepupublblik ik InIndodonenesisia a &o&omomor r #,#,*#*#// M&-S/PR/III/()#

M&-S/PR/III/()## "e# "entang -eselamatan ntang -eselamatan Pasien Rumah Pasien Rumah SakitSakit '

'.. PPeerraattuurraan n MMeenntteerri i --eesseehhaattaan n RReeppuubblliik k IInnddoonneessiia a &&oommoor r  #'+0/PR/Menkes/I1/()#) tentang Standar Pelayanan -edokteran #'+0/PR/Menkes/I1/()#) tentang Standar Pelayanan -edokteran

M  M $ " $ S -  & : M  M $ " $ S -  & : M

Meenneettaappkkaann :: -

-SS""$$ :: PaPandnduauan n ReReststrarain in RSRSI I MuMutitiarara a !u!undnda a ""aangngereranang g sesebabagagaimimanana a tetercrcanantutumm dalam lampiran keputusan ini.

dalam lampiran keputusan ini.

--DD$$ :: --eeppuuttuussaan n iinni i bbeerrllaakku u ssee22aak k ttaannggggaal l ddiitteettaappkkaan n ddaan n aakkaan n ddiillaakkuukkaann e3aluasi setiap tahunnya.

e3aluasi setiap tahunnya.

--""II44 :: ppaabbiilla a hhaassiil l ee33aalluuaassi i mmeennssyyaarraattkkaan n aaddaannyya a ppeerrbbaaiikkaan n mmaakka a aakkaann diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

5ampiran

5ampiran : : -eputusan -eputusan DirekturDirektur RSI Mutiara !undaRSI Mutiara !unda  &omor

 &omor : .../S-/RSI%M!/I/()#6: .../S-/RSI%M!/I/()#6

"a

"angerang7 )( 8ngerang7 )( 8anuari ()#6anuari ()#6 Direktur 

Direktur 

dr. Mukmin7 M.-es dr. Mukmin7 M.-es

(2)

"anggal : )( 8&$RI ()#6 "entang : Panduan Restrain

BAB I DEFINISI

Pengertian dasar restraint: 9membatasi gerak atau 9membatasi kebebasan. Pengertian secara internasional: restraint adalah suatu metode/ cara pembatasan/ restriksi yang disenga2a terhadap gerakan/ perilaku seseorang. Dalam hal ini7 9perilaku yang dimaksudkan adalah tindakan yang direncanakan7 bukan suatu tindakan yang tidak disadari/tidak  disenga2a/sebagai suatu releks.

Pengertian lainnya: restraint adalah suatu tindakan untuk menghambat/ mencegah seseorang melakukan sesuatu yang diinginkan. Deinisi restraint ini berlaku untuk semua penggunaan restraint di unit dalam rumah sakit. Pada umumnya7 2ika pasien dapat melepaskan suatu alat yang dengan mudah7 maka alat tersebut tidak dianggap sebagai suatu restraint.

BAB II

(3)

A. Jen! Re!"#$n"

#. Pembatasan <isik

a. Melibatkan satu atau lebih sta untuk memegangi pasien7 menggerakkan pasien7 atau mencegah pergerakan pasien.

 b. 8ika pasien dapat dengan mudah meloloskan diri/ melepaskan diri dari pegangan sta7 maka hal ini tidak dianggap sebagai suatu restraint

c. Pemegangan isik: biasanya sta memegangi pasien dengan tu2uan untuk  melakukan suatu pemeriksaan isik/ tes rutin. &amun7 pasien berhak untuk  menolak prosedur ini.

#= Memegangi pasien dengan tu2uan untuk membatasi pergerakan pasien dan  berlawanan dengan keinginan pasien termasuk suatu bentuk restraint.

(= Pemegangan pasien secara paksa saat melakukan prosedur pemberian obat >melawan keinginan pasien= dianggap suatu restraint. Sebaiknya7 kalaupunn terpaksa memberikan obat tanpa persetu2uan pasien7 dipilih metode yang  paling kurang bersiat restrikti/sesedikit mungkin menggunakan  pemaksaan.

+= Pada beberapa keadaan7 dimana pasien setu2u untuk men2alani  prosedur/medikasi tetapi tidak dapat berdiam diri/ tenang untuk disuntik / men2alani prosedur7 sta boleh memegangi pasien dengan tu2uan prosedur /  pemberian medikasi ber2alan dengan lancar dan aman. ?al ini bukan

merupakan restraint.

'= Pemegangan pasien7 biasanya anak / bayi7 dengan tu2uan untuk  menenangkan memberi kenyamanan kepada pasien tidak dianggap sebagai suatu restraint

(. Pembatasan Mekanis

a. Melibatkan penggunaan suatu alat.

#= Penggunaan sarung tangan khusus di ruang rawat intensi >?igh @are $nit = (= Peralatan sehari%hari: ikat pinggang / sabuk untuk mencegah pasien 2atuh

dari kursi7 penggunaan pembatas di sisi kiri dan kanan tempat tidur  >bedrails= untuk mencegah pasien 2atuh/ turun dari tempat tidur.

+= Penggunaan side rails dianggap berisiko7 terutama untuk pasien geriatri dan disorientasi. Pasien geriatri yang rentan berisiko ter2ebak diantara kasur dan side rails.

'= Pasien disorientasi dapat menganggap side rails sebagai penghalang untuk  dipan2ati dan dapat bergerak ke u2ung tempat tidur untuk turun dari tempat tidur. Saat pasien berusaha turun dari tempat tidur dengan menggunakan segala cara7 pasien berisiko ter2ebak7 tersangkut7 atau 2atuh dari tempat tidur 

(4)

dengan kemungkinan mengalami cedera yang lebih berat dibandingkan tanpa menggunakan side rails.

A= Penggunaan side rails harus mempunyai keuntungan yang melebihi risikonya.&amun7 2ika pasien secara isik tidak mampu turun dari tempat tidur penggunaan side rails bukan merupakan restraint karena penggunaan side rails tidak berdampak pada kebebeasan bergerak pasien

,= Penggunaan restraint pada pasien yang memerlukan mobilisasi rutin >untuk  melancarkan sirkulasi dan mencegah ulkus dekubitus= merupakan suatu inter3ensi untuk melindungi pasien dari risiko 2atuh7 dan hal ini tidak  dianggap sebagai restraint.

6= Penggunaan side rails pada pasien ke2ang untuk mencegah pasien 2atuh/ cedera tidak dianggap sebagai restraint 0= Pengontrolan kebebasan gerak   pasien: penggunaan kunci7 penyekat7 tombol pengatur7 dan sebagainya.

 b. lat dan metode yang tidak termasuk sebagai restraint sering digunakan pada  perawatan medis atau bedah7 yaitu:

#= Penggunaan papan iksasi inus di tangan pasien7 bertu2uan untuk stabilisasi  2alur intra3ena >I=. &amun7 2ika papan iksasi ini diikat ke tempat tidur 

atau keseluruhan lengan pasien diimobilisasi sehingga pasien tidak dapat mengakses bagian tubuhnya secara bebas7 maka penggunaan papan ini dianggap sebagai restraint

(= Penggunaan alat pendukung mekanis untuk memperoleh posisi tubuh tertentu pada pasien7 membantu keseimbangan / kesegarisan sehingga mempermudah mobilitas pasien. Misalnya: penyangga kaki7 leher7 kepala7 atau punggung

+= lat untuk memposisikan atau mengamakan posisi pasien7 membatasi  pergerakan pasien7 atau secara temporer mengimobilisasi pasien selama

men2alani prosedur medis7 gigi7 diagnostik7 atau bedah.

'= Pemulihan dari pengaruh anestesia yang ter2adi saat pasien berada dalam  perawatan I@$ atau ruang perawatan pasca anestesi dianggap sebagai  bagian dari prosedur pembedahan sehingga penggunaan alat seperti bedrails

untuk kondisi pasien tidak dianggap bukan suatu restraint.

A= !eragam 2enis sarung tangan untuk pasien tidak dianggap sebagai suatu restraint. &amun7 2ika sarungt angan ini diikat / ditempelkan ke tempat tidur  /menggunakan iksator pergelangan tangan bersamaan dengan sarung tangan dapat dianggap sebagai suatu restraint. 8ika sarung tangan tersebut dipakai dengan cukup ketat/ kencang hingga menyebabkan tangan / 2ari  pasien tidak dapat bergerak7 hal ini dapat dianggap sebagai restraint.

(5)

Penggunaan sarung tangan yang tabal / besar 2uga dianggap sebagai restraint 2ika menghambat pasien dalam menggunakan tangannya.

+. Sur3eilans "eknologi

a. "eknologi yang digunakan dapat berupa: balut tekan >pressure pads=7 gelang  pengenal7 tele3isi sirkuit tertutup7 atau alarm pada pintu. -esemuanya ini sering digunakan oleh sta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pasien yang mencoba untuk keluar/ kabur atau untuk memantau pergerakan pasien.

 b. Metode ini sering diterapkan dalam program perencanaan keperawatan pasien7 yang disesuaikan dengan kebi2akan organisasi dan mempunyai asesmen risiko serta panduan yang 2elas

'. Pembatasan -imia

a. Melibatkan penggunaan obat%obatan untuk membatasi pasien.

 b. Bbat%obatan dianggap sebagai suatu restraint hanya 2ika penggunaan obatobatan tersebut tidak sesuai dengan standar terapi pasien dan penggunaan obat%obatan ini hanya ditu2ukan untuk mengontrol perilaku pasien / membatasi kebebasan  bergerak pasien.

c. Bbat%obatan ini dapat merupakan obat%obatan yang secara rutin diresepkan7 termasuk obat yang di2ual bebas

d. Pemberian obat%obatan sebagai bagian dari tata laksana pasien tidak dianggap sebagai restraint. Misalnya obat%obatan psikotik untuk pasien psikiatri7 obat sedasi untuk pasien dengan insomnia7 obat anti%ansietas untuk pasien dengan gangguan cemas7 atau analgesik untuk mengatasi nyeri.

e. -riteria untuk menentukan suatu penggunaan obat dan kombinasinya tidak  tergolong restraint adalah:

#= Bbat%obatan tersebut diberikan dalam dosis yang sesuai dan telah disetu2ui oleh <ood and Drug dministration ><D= dan sesuai dengan indikasinya (= Penggunaan obat mengikuti / sesuai dengan standar praktik kedokteran

yang berlaku

+= Penggunaan obat untuk mengobati kondisi medis tertentu pasien didasarkan  pada ge2ala pasien7 keadaan umum pasien7 dan pengetahuan klinisi / dokter 

yang merawat pasien.

'= Penggunaan obat tersebut diharapkan dapat membantu pasien mencapai A= kondisi ungsionalnya secara eekti dan eisien

,= 8ika secara keseluruhan eek obat tersebut menurunkan kemampuan pasien 6= $ntuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya secara eekti7 maka obat

tersebut tidak digunakan sebagai terapi standar untuk pasien.

0= "idak diperbolehkan menggunakan 9pembatasan kimia >obat sebagai restraint= untuk. "idak diperbolehkan menggunakan 9pembatasan kimia

(6)

>obat sebagai restraint= untuk tu2uan kenyamanan sta7 untuk  mendisiplinkan pasien7 atau sebagai metode untuk pembalasan dendam. *= ek samping penggunaan obat haruslah dipantau secara rutin dan ketat

@ontoh kasus: seorang pasien men2alani program detoksiikasi. Selama terapi ini7 pasien men2adi agresi dan agitati. Sta meresepkan obat yang  bersiat pro re nata >kalau perlu= untuk mengatasi perilaku agitasi pasien.

Penggunaan obat ini membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain dan berungsi dengan lebih eekti. Bbat untuk mengatasi perilaku agitasi  pasien ini merupakan standar terapi untuk menangani kondisi medis pasien >misalnya: ge2ala withdrawal akibat alkohol/ narkotika=. Dalam kasus ini7  penggunaan obat tidak dianggap sebagai restraint.

A. Pembatasan Psikologis

a. Dapat meliputi: pemberitahuan secara konstan / terus%menerus kepada pasien mengenai hal%hal yang tidak boleh dilakukan atau memberitahukan bahwa  pasien tidak diperbolehkan melakukan hal%hal yang mereka inginkan karena

tindakan tersebut berbahaya.

 b. Pembatasan ini dapat 2uga berupa pembatasan pilihan gaya hidup pasien7 seperti memberitahukan kepada pasien mengenai waktu tidur dan waktu bangunnya. @ontoh lainnya: pembatasan benda%benda / peralatan milik pasien7 seperti: mengambil alat bantu 2alan pasien7 kacamata7 pakaian sehari%hari7 atau mewa2ibkan pasien menggunakan seragam rumah sakit dengan tu2uan mencegah  pasien untuk kabur / keluar.

c. 8ika suatu tindakan memenuhi deinisi restraint7 hal ini tidak secara otomatis dianggap salah / tidak dapat diterima.

d. Penggunaan restraint secara berlebihan dapat ter2adi7 tetapi pengambilan keputusan untuk mengaplikasikan restraint bukanlah suatu hal yang mudah. Suatu diskusi yang mendalam mengenai aspek etik7 hukum7 praktik7 dan  proesionalisme dilakukan untuk membantu tenaga kesehatan >misalnya  perawat= memahami perbedaan antara penggunaan restraint yang salah/ tidak 

dapat ditolerir dengan kondisi yang memang memerlukan tindakan restraint. e. "idaklah memungkinkan untuk membuat suatu datar mengenai 2enis restraint

apa sa2a yang dapat diterapkan kepada pasien dikarenakan pengaplikasiannya  bergantung pada kondisi pasien saat itu.

. Suatu pembatasan isik/ mekanis/ kimia dapat diterapkan pada suatu kondisi tertentu7 tetapi tidak pada kondisi lainnya

(7)

#. Pasien menun2ukkan perilaku yang berisiko membahayakan dirinya sendiri dan atau orang lain

(. "ahanan pemerintah >yang legal / sah secara hukum= yang dirawat di rumah sakit +. Pasien yang membutuhkan tata laksana emergensi >segera= yang berhubungan

dengan kelangsungan hidup pasien

'. Pasien yang memerlukan pengawasan dan pen2agaan ketat di ruangan yang aman A. Restraint atau isolasi digunakan 2ika inter3ensi lainnya yang lebih tidak restrikti 

tidak berhasil /tidak eekti untuk melindungi pasien7 sta7 atau orang lain dari ancaman bahaya.

Indikasi ini diaplikasikan untuk:

#. Semua rumah sakit: rumah sakit layanan akut >acute care=7 layanan 2angka pan2ang7 rumah sakit 2iwa7 rumah sakit anak dan bunda7 dan rumah sakit kanker

(. Semua lokasi di dalam rumah sakit: semua 2enis perawatan7 termasuk ruang rawat inap biasa7 unit bedah/medis7 I@$7 I4D7 orensik7 ruang rawat psikiatri7 ruang rawat anak7 dan sebagainya

+. Semua pasien di rumah sakit7 tanpa melihat usia7 yang memenuhi indikasi.

Indikasi ini tidak spesiik terhadap prosedur medis tertentu7 namun disesuaikan dengan setiap perilaku indi3idu dimana terdapat pertimbangan mengenai perlunya menggunakan restraint atau tidak. -eputusan penggunaan restraint ini tidak didasarkan pada diagnosis7 tetapi melalui asesmen pada setiap indi3idu secara komprehensi. sesmen ini digunakan untuk menentukan apakah penggunaan metode yang kurang restrikti memiliki risiko yang lebih besar daripada risiko akibat penggunaan restraint. sesmen komprehensi ini harus meliputi pemeriksaan isik untuk mengidentiikasi masalah medis yang dapat menyebabkan timbulnya perubahan perilaku pada pasien. Misalnya: peningkatan suhu tubuh7 hipoksia7 hipoglikemia7 ketidakseimbangan elektrolit7 interaksi obat7 dan eek  samping obat dapat menimbulkan kondisi delirium7 agitasi7 dan perilaku yang agresi. Penanganan masalah medis ini dapat mengeliminasi atau meminimalisasi kebutuhan akan restraint/ isolasi.

Dalam banyak kasus7 restraint dapat dihindari dengan melakukan perubahan yang positi  terhadap pemberian/ penyediaan pelayanan kesehatan dan menyediakan dukungan pada  pasien baik secara isik maupun psikologis. Perlu dicatat bahwa pasien yang berkapasitas mental baik dapat meminta sesuatu7 seperti penggunaan sabuk / ikat pengaman atau  bedrails untuk meningkatkan rasa aman mereka. Meskipun hal ini mungkin tidak se2alan

(8)

dengan rekomendasi perawat7 pilihan pasien haruslah dihormati dan diikutsertakan dalam  penyusunan / pembuatan rencana keperawatan pasien dan asesmen risiko.

8ika pasien tidak dapat memberikan persetu2uan >consent=7 perawat seyogianya selalu men2elaskan tindakan yang akan dilakukan7 berikut membantu pasien untuk memahami dan menyetu2ui tindakan tersebut. Suatu studi menyarankan bahwa penggunaan restraint  pasien yang delirium sekalipun7 pasien tersebut akan sangat menghargai dan mengingat  pen2elasan perawat mengenai kondisi pasien dan alasan pasien dilakukan restraint7 terutama untuk meyakinkan bahwa tindakan tersebut ditu2ukan untuk keselamatan  pasien.

Salah satu cara untuk membantu tenaga kesehatan menghindari penggunaan restraint adalah dengan menyediakan lingkungan perawatan yang berkesan positi. !erikut adalah  beberapa cara untuk menyediakan lingkungan yang positi:

#. Perawatan yang berpusat pada pasien7 terutama yang mempunyai kebutuhan dukungan psikologis

(. "ingkat kebebasan dan risiko perawatan di rumah +. Pencegahan kekerasan dan agresi

'. Pencegahan ide / tindakan bunuh diri dan melukai diri sendiri A. Pengalaman pasien di ruang rawat intensi >I@$=

,. Pemenuhan kebutuhan pasien demensia di ruang rawat RS 6. Pencegahan dan penanganan delirium

0. Men2aga harga diri dan martabat pasien selama asuhan keperawatan *. Pencegahan risiko 2atuh

'. D$()$& Ne*$"+ Pen**,n$$n Re!"#$n" #. Dampak isik

a. troi otot

 b. ?ilangnya / berkurangnya densitas tulang c. $lkus decubitus

d. Ineksi nosocomial e. Strangulasi

. Penurunan ungsional tubuh g. Stress kardiak

h. Inkontinensia (. Dampak psikologis

a. Depresi

 b. Penurunan ungsi kogniti c. Isolasi emosional

(9)

BAB III TATA LAKSANA

#. Cang berwenang untuk membuat keputusan mengenai penggunaan restraint adalah dokter penanggung 2awab pasien.

a. 8ika rumah sakit menggunakan protokol yang mencakup 2uga mengenai penggunaan restraint/ isolasi7 instruksi spesiik dari dokter penanggung2awab pasien tetap diperlukan setiap kali hendak mengaplikasikan restraint/ isolasi.

 b. 8ika dokter penanggung2awab pasien tidak hadir saat dibutuhkan instruksi7 maka tanggung 2awab ini harus didelegasikan kepada dokter lainnya. Dokter yang menerima delegasi nantinya akan mengkonsultasikan pasien kepada dokter   penangung 2awab 3ia telepon.

(. Restraint/ isolasi merupakan suatu hal yang tidak ter2adi setiap waktu7 bukanlah hal yang rutin terhadap kondisi / perilaku tertentu pasien.

+. Setiap pasien harus dinilai dan inter3ensi yang diberikan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan pasien

'. Restraint/ isolasi ini berperan sebagai cara/ alternati terakhir 2ika metode yang kurang restrikti lainnya tidak berhasil/ tidak eekti untuk memastikan keselamatan pasien7 sta7 atau orang lain. Bleh karena itu7 restraint ini tidak boleh dianggap sebagai prosedur/ respon standar dalam penanganan pasien

A. Instruksi mengenai penggunaan restraint/ isolasi ini tidak boleh diberlakukan sebagai instruksi pro re nata >2ika perlu=.

a. Setiap episode penggunaan restraint / isolasi harus dinilai dan die3aluasi serta  berdasarkan instruksi dokter

 b. khir%akhir ini baru terbebas dari penggunaan restraint / isolasi dan kemudian menun2ukkan perilaku yang membahayakan dan hanya dapat diatasi oleh re%aplikasi restraint / isolasi7 diperlukan instruksi baru untuk melakukan re%aplikasi.

c. Sta tidak boleh memberhentikan penggunaan restraint isolasi dan kemudian mereaplikasikannya kembali di bawah instruksi yang sama >sebelumnya=.

(10)

a. Penggunaan side rails yang diindikasikan di rekam medis pasien. 8ika status pasien memerlukan penggunaan keempat side rails selama pasien di tempat tidur7 tidak  diperlukan instruksi pro re nata. "idak diperlukan instruksi baru setiap kali pasien keluar / kembali ke tempat tidurnya.

 b. Perilaku membahayakan diri sendiri. 8ika pasien mengalami kondisi medis dan  psikiatri kronis7 seperti Sindrom 5esch%&yham7 dimana pasien menun2ukkan  perilaku membahayakan diri sendiri7 suatu instruksi penggunaan restraint tidak perlu diperbaharui setiap kalinya. "u2uan penggunaan restraint ini adalah untuk mencegah cedera/bahaya pada diri sendiri.

6. "idak terdapat kriteria mengenai perilaku apa sa2a yang dianggap membahayakan. -eputusan mengenai perilaku berbahaya ini dibuat berdasarkan penilaian oleh dokter  >clinical 2udgement=.

0. Instruksi penggunaan restraint/ isolasi yang bertu2uan untuk mana2emen perilaku destrukti/ membahayakan harus die3aluasi dalam kurun waktu tertentu7 seperti tercantum di bawah ini:

a. ' 2am untuk dewasa  #0 tahun ke atas

 b. ( 2am untuk anak dan rema2a usia *%#6 tahun c. # 2am untuk anak E * tahun

*. Perlu diketahui: batas waktu e3aluasi seperti yang disebutkan di atas tidak berlaku pada kasus penggunaan restraint dengan tu2uan mana2emen perilaku non%destrukti. Sta harus menilai dan memantau kondisi pasien secara berkala untuk memastikan bahwa :

a. pasien dapat dibebaskan dari restraint/ isolasi pada waktu yang sedini mungkin.  b. restraint atau isolasi hanya boleh dilan2utkan selama kondisi membahayakan tersebut

masih berlangsung

c. 2ika kondisi membahayakan tersebut telah teratasi7 penggunaan restraint atau isolasi harus segera dihentikan.

#). -eputusan untuk menghentikan restraint harus berdasarkan pada pertimbangan bahwa restraint/ isolasi tidak lagi dibutuhkan atau bahwa kebutuhan pasien dapat dipenuhi dengan metode yang kurang restrikti.

##. Suatu kondisi pembebasan restraint sementara yang diawasi secara langsung oleh sta  dengan tu2uan untuk memenuhi kebutuhan pasien >seperti pergi ke kamar mandi7 makan7 atau latihan gerak tubuh= tidak dianggap sebagai pemberhentian restraint. Selama pasien  berada dalam pengawasan langsung oleh sta7 tidaklah dianggap sebagai pemberhentian restraint karena pengawasan sta secara langsung dianggap memiliki tu2uan serupa dengan penggunaan restraint.

#(. Pimpinan rumah sakit bertanggung2awab dalam menciptakan suatu budaya yang mendukung hak pasien untuk terbebas dari restraint/ isolasi. Pimpinan harus memastikan sistem ber2alan dengan baik7 diimplementasikan7 dan die3aluasi secara rutin. Sistem ini

(11)

membantumenetapkan standar pelayanan pasien sehingga 2ika secara tidak langsung dapat meminimalisasi penggunaan restraint yang tidak tepat.

#+. Penggunaan restraint disesuaikan dengan kebutuhan pasien7 kondisi medis7 riwayat  penyakit7 aktor lingkungan7 dan preerensi pasien.

#'. Dalam mengaplikasikan restraint7 terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi7 yaitu:

a. Pengunaan restraint harus mempunyai batas waktu pemberlakuannya >maksimal ('  2am=.

 b. Pasien harus die3aluasi mengenai kondisi dan perlunya penggunaan restraint ini untuk dilan2utkan atau tidak. !atas waktu berlakunya restraint ini ditetapkan oleh rumah sakit.

#A. 8ika batas waktu berlakunya instruksi restraint hampir berakhir7 perawat yang bertugas harus menghubungi dokter untuk melaporkan mengenai keadaan/ kondisi kinis serta hasil asesmen dan e3aluasi terkini pasien7 sekaligus menanyakan apakah instruksi restraint ini akan dilan2utkan atau tidak >diperbaharui=.

#,. $ntuk kasus aplikasi restraint pada pasien dengan perilaku destrukti:

a. Pasien harus ditemui dan die3aluasi secara langsung dalam waktu # 2am setelah diberlakukannya instruksi restraint oleh:

• Dokter yang bertugas

• asisten dokter yang terlatih

 b. Dokter yang bertanggung2awab terhadap pasien harus menemui pasien secara langsung dan melakukan asesmen dan e3aluasi terhadap pasien sebelum menulis instruksi baru mengenai penggunaan restraint/ isolasi >dalam (' 2am=. 3aluasi ini  berupa:

• kondisi umum pasien saat itu

• anamnesis: riwayat penyakit pasien7 riwayat obat%obatan •  pemeriksaan isik

• hasil pemeriksaan penun2ang

• reaksi/ respon pasien terhadap restrant / isolasi • kondisi medis dan perilaku pasien

•  perlu atau tidaknya untuk menghentikan/ melan2utkan tindakan restraint / isolasi

c. 3aluasi ini dilakukan untuk menentukan apakah restraint perlu dilan2utkan atau tidak7 aktor%aktor apa sa2a yang berkontribusi terhadap perilaku destrukti pasien >misalnya interaksi obat7 ketidakseimbangan elektrolit7 hipoksia7 sepsis=7 dan apakah aplikasi restraint ini telah sesuai dengan indikasi.

d. 8ika dalam suatu kondisi tidak tersedia dokter7 makan e3aluasi ini dapat dilakukan oleh perawat/ asisten dokter yang terlatih. Setelah e3aluasi dilakukan7 perawat/ asistendokter harus segera menghubungi dokter yang bertanggung2awab terhadap  pasien. Pelaporan ini harus meliputi >minimal=:

(12)

• hasil e3aluasi pasien

• temuan%temuan terbaru mengenai kondisi pasien

• diskusi mengenai perlu atau tidaknya untuk melan2utkan aplikasi restraint /isolasi • diskusi mengenai perlunya inter3ensi/ tata laksana lainnya

#6. -esemuanya ini harus dicatat dalam rekam medis pasien7 termasuk hasil asesmen dan e3aluasi pasien dan alasan penggunaan restraint/isolasi.

#0. plikasi restraint/ isolasi harus se2alan/ sesuai dengan modiikasi tertulis dalam rencana asuhan keperawatan pasien.

a. Penggunaan restraint/ isolasi >termasuk obat dan alat= harus didokumentasikan dalam rencana perawatan / tata laksana pasien

 b. -eputusan untuk menggunakan restraint/ isolasi haruslah dicatat berikut alasan yang mendasarinya. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada asesmen dan e3aluasi  pasien.

c. Rencana perawatan pasien harus ditin2au ulang dan diperbaharui dalam rekam medis sesuai dengan tanggal spesiik diberlakukannya suatu restraint / isolasi.

#*. Penggunaan restraint/ isolasi harus diimplementasikan dengan teknik yang benar dan aman.

(). Penggunaan restraint/ isolasi ini tidak boleh men2adi penghalang/ penghambat dalam  pemberian penanganan / inter3ensi lai yang 2uga diperlukan oleh pasien.

(#. Penggunaan restraint/ isolasi harus sesuai dengan instruksi dari dokter yang  bertanggung2awab terhadap pasien emergensi dimana penggunaan restraint diperlukan segera sehingga akan terlalu lama 2ika menunggu instruksi/iFin dari dokter terlebih dahulu7 instruksi tersebut harus diperoleh segera >dalam hitungan menit= selama/ setelah restraint diaplikasikan. Sebaiknya dipilih metode yang paling tidak restrikti dalam  pengaplikasikan restraint7 tetapi harus tetap men2amin keselamatan pasien7 sta7 dan

orang lain dari ancaman bahaya.

((. Penggunaan restraint untuk mengontrol perilaku pasien tidak boleh dianggap sebagai  bagian dari pelayanan yang bersiat rutin

(+. Penggunaan restraint untuk pencegahan 2atuh tidak boleh dianggap sebagai bagian yang rutin dalam program pencegahan 2atuh.

('. "idak ada bukti bahwa penggunaan 9mechanical restraint >termasuk bedrails= akan mencegah atau mengurangi 2atuh. !ahkan7 ke2adian 2atuh yang ter2adi pada pasien yangdilakukan pembatasan mekanis sering menimbulkan cedera yang lebih berat.

(A. <aktanya7 dibeberapa instansi7 pengurangan dalam penggunaan 9pembatasan mekanis dapat mengurangi risiko 2atuh.

a. @ontoh: pasien sindrom Sundowner7 dimana ge2ala demensia pasien men2adi lebih  2elas dan nyata di sore hari daripada di pagi hari. Pasien tidak berperilaku agresi 

atau berbahaya7 namun pasien mengalami gangguan gaya ber2alan yang tidak stabil dan terus%menerus berusaha untuk turun dari tempat tidur bahkan setelah sta 

(13)

menggunakan beberapa alternati untuk men2aga pasien tetap berada di tempat tidurnya. "idak ada 9bahaya signiikan yang dihasilkan dari perilaku berkeliaran  pasien. Sta meminta dokter untuk meresepkan sedati dosis tinggi untuk 

9menidurkan pasien dan men2aganya tetap di tempat tidur. Pasien tidak mempunyai ge2ala / kondisi medis yang mengindikasikan perlunya menggunakan sedati. Selain itu7 pada tempat tidur pasien 2uga dipasang bedrails.

 b. Penggunaan sedati pada kasus ini tergolong suatu restraint untuk pasien

c. Pemberian obat sedasi >sebagai restraint= dengan alasan bahwa pasien 9dapat 2atuh akibat perilaku berkeliarannya ini bukanlah suatu indikasi yang kuat. Sebenarnya7  pada kasus ini7 sedasi yang diberikan >restraint= bertu2uan untuk 9kenyamanan sta 

rumah sakit. Bleh karena itu7 pemberian sedasi ini dianggap kurang tepat.

d. Saat menilai risiko 2atuh pada pasien dan merencanakan asuhan keperawatan7 sta  harus mempertimbangkan apakah pasien mempunyai kondisi medis yang mengindikasikan kebutuhan akan inter3ensi protekti untuk mencegah pasien  berkeliaran atau turun dari tempat tidur. Riwayat 2atuh tanpa adanya penyakit medis

yang mendasari tidak cukup kuat untuk mengindikasikan kebutuhan akan restraint. e. Penting diingat bahwa unsur 9kenyamanan bukanlah alasan yang dapat diterima

untuk melakukan restraint terhadap pasien.

(,. Restraint tidak boleh dianggap sebagai pengganti pemantauan pasien

(6. $ntuk menentukan perlu atau tidaknya menggunakan restraint7 diperlukan suatu asesmen  pada setiap indi3idu secara komprehensi untuk menentukan kebutuhan akan restraint  berikut 2enis yang dipilih. sesmen ini harus meliputi pertanyaan di bawah ini >minimal=: a. pakah terdapat inter3ensi / tindakan pencegahan yang aman >selain restraint= yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko pasien mengalami cedera / berada dalam kondisi yang 9membahayakan >misalnya terpeleset7 tersandung7 atau 2atuh 2ika  pasien turun dari tempat tidur= G

 b. pakah terdapat cara yang memungkinkan pasien untuk dapat bergerak dengan amanG

c. pakah terdapat alat bantu yang dapat mengingkatkan kemampuan pasien untuk  mandiriG

d. pakah terdapat kondisi / obat%obatan pada pasien yang menyebabkan ketidakseimbangan ber2alanG

e. pakah pasien bersedia untuk ber2alan sambil dipapah / ditemani oleh staG

. Dapatkah pasien ditempatkan di kamar yang lebih dekat dengan pos perawat dimana  pasien tersebut dapat diobser3asi dengan lebih baikG

(0. 8ika dalam asesmen terdapat suatu kondisi medis yang mengindikasikan perlunya inter3ensi7untuk melindungi pasien dari ancaman bahaya7 sebaiknya menggunakan metode yang paling tidak restrikti tetapi eekti.

(14)

(*. Penggunaan restraint harus sesuai dengan prinsip etis seperti di bawah ini:

a. !eneicence: bertu2uan untuk kepentingan pasien >bersiat menguntungkan pasien=  b. &on%maleicence: tidak membahayakan pasien / merugikan pasien

c. 8ustice: memperlakukan semua pasien dengan setara dan adil

d. utonomy: menghargai hak pasien dalam mengambil keputusan terhadap dirinya sendiri

+). Dalam menggunakan restraint7 harus dipertimbangkan antara risiko yang dapat timbul akibat penggunaan restraint dengan risiko yang dapat timbul akibat perilaku pasien.

+#. Permintaan keluarga/ pasien untuk menggunakan restraint >yang dianggap menguntungkan= bukanlah suatu hal yang dapat mendasari diaplikasikannya restraint. Permintaan iniharuslah mempertimbangkan kondisi pasien dan asesmen pasien.

+(. 8ika telah diputuskan bahwa restraint diperlukan7 dokter harus menentukan 2enis restraint apa yang akan dipilih dan dapat memenuhi kebutuhan pasien dengan risiko yang paling kecil dan pilihan yang paling menguntungkan untuk pasien.

++. Sta harus mencatat di rekam medis pasien mengenai keputusan penggunaan restraint dan 2enisnya. Dituliskan 2uga bahwa restraint yang digunakan merupakan inter3ensi yang  paling tidak restrikti namun eekti untuk melindungi pasien dan penggunaan restraint

diputuskan berdasarkan asesmen per%indi3idu.

+'. Selama penggunaan restraint7 pasien harus dipastikan memperoleh asesmen7  pemantauan7 tatalaksana7 dan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

+A. Prosedur yang harus diobser3asi sebelum dan setelah aplikasi restraint:

a. Inspeksi tempat tidur7 tempat duduk7 restraint7 dan peralatan lainnya yang akan digunakan selama proses restraint mengenai keamanan penggunaannya

 b. 8elaskan kepada pasien mengenai alasan penggunaan restraint

c. Semua ob2ek/ benda yang berpotensi membahayakan >seperti sepatu7 perhiasan7 selendang7 ikat pinggang7 tali sepatu7 korek api= harus disingkirkan sebelum restraint diaplikasikan

d. Setelah aplikasi restraint7 pasien diobser3asi oleh sta 

e. -ebutuhan pasien7 seperti makan7 minum7 mandi7 dan penggunaan toilet akan tetap dipenuhi

. Secara berkala7 perawat akan menilai tanda 3ital pasien7 posisi tubuh pasien7 keamanan restraint7 dan kenyamanan pasien

g. Dokter harus diberitahu 2ika terdapat perubahan signiikan mengenai perilaku pasien +,. plikasi restraint dan isolasi secara bersamaan:

a. ?anya diperbolehkan 2ika pasien dipantau secara terus%menerus oleh:

• Sta bertugas yang berpengalaman dan terlatih

• Sta terlatih dan digunakan pemantauan dengan 3ideo dan audio atau obser3asi

secara langsung. lat pantau ini harus ber2arak dekat dengan pasien.  b. ?arus ada dokumentasi tertulis yang 2elas mengenai alasan penggunaannya. +6. Dokumentasi meliputi:

a. Deskripsi kondisi pasien  b. Deskripsi perilaku pasien

(15)

c. Deskripsi alasan dan 2enis penggunaan restraint / isolasi

d. 3aluasi perilaku dan kondisi medis pasien setelah pengaplikasian restraint / isolasi e. Inter3ensi alternati / yang bersiat kurang restrikti yang telah dilakukan

. Respons pasien terhadap inter3ensi yang digunakan7 termasuk rasionalisasi  penggunaan restraint/ isolasi

+0. Penggunaan borgol7 atau alat restrikti lainnya yang dilakukan oleh petugas keamanan  pemerintah >non%rumah sakit= untuk tu2uan penahanan7 detensi7 dan alasan keamanan  publik dianggap sebagai alat pertahanan/ penegakan hukum dan tidak dianggap sebagai suatu inter3ensi restraint dalam layanan kesehatan yang digunakan oleh sta ruamh sakit untuk mengekang pasien.

a. Petugas keamanan pemerintah yang bertugas mengawasi secara langsung tahanan yang dirawat di rumah sakit bertanggung2awab dalam penggunaan7 aplikasi7 dan  pemantauan alat restriksi ini7 disesuaikan 2uga dengan hukum setempat yang  berlaku.

 b. &amun7 rumah sakit 2uga tetap bertanggung2awab terhadap asesmen pasien yang adekuat dan tetap memperhatikan keselamatan pasien serta men2aga pemberian tata sesuai standar.

+*. Rumah sakit sebaiknya mewa2ibkan sta yang terlibat >sta yang mengaplikasikan restraint/isolasi7 sta yang bertugas memantau7 menilai7 atau memberikan pelayanan kepada pasien= memiliki pengetahuan dan memperoleh pelatihan mengenai :

a. teknik untuk mengidentiikasi perilaku pasien7 aktor%aktor yang dapat mempengaruhi7 dan ke2adian H ke2adian yang membutuhkan restraint / isolasi.

 b. @ara untuk memilih inter3ensi apa yang paling tidak bersiat restrikti tapi eekti7  berdasarkan pada asesmen kondisi medis / perilaku pasien

c. @ara mengaplikasikan restraint dengan aman

d. @ara mengidentiikasi perubahan perilaku spesiik yang mengindikasikan bahwa restraint / isolasi tidak lagi diperlukan

e. Pemantauan kondisi isik dan psikologis pasien yang mengalami restraint/ diisolasi7termasuk status respirasi dan sirkulasi7 integritas kulit7 dan tanda 3ital

. "eknik melakukan resusitasi 2antung paru

'). Rumah sakit harus melaporkan kasus kematian yang berkaitan dengan penggunaan restraint/ isolasi kepada pusat layanan kesehatan setempat. Pelaporan tersebut berupa:

a. 5aporan kasus kematian yang ter2adi saat pasien dilakukan restraint / isolasi

 b. 5aporan kasus kematian yang ter2adi dalam (' 2am setelah pasien dibebaskan dari restraint / isolasi.

c. Setiap kematian yang ter2adi dalam waktu # minggu setelah pengaplikasian restraint/ isolasi dimana terdapat pertimbangan bahwa restraint/ isolasi ini berkontribusi baik  secara langsung maupun tidak langsung terhadap kematian pasien.

(16)

BAB I DOKUMENTASI

#. Penin2auan terhadap rekam medis pasien yang men2alani restraint dengan tu2uan untuk  mengontrol perilaku yang membahayakan diri sendiri atau orang lain mencakup hal%hal  berikut ini:

a. Pasien yang pernah atau saat ini menggunakan restraint selama dirawat di rumah sakit  b. lasan%alasan sehingga penggunaan restraint disepakati7 dan pertimbangan apa yang ada untuk memutuskan bahwa cara/ metode lain yang lebih tidak restrikti kurang eekti dibandingkan restrain

c. awancara sta yang terlibat secara langsung dengan pasien untuk mengetahui se2auh apa yang mereka ketahui dan pahami mengenai kebi2akan restraint dan isolasi. 8ika terdapat pasien yang saat itu menggunakan restraint7 pastikan bahwa telah sesuai dengan indikasi. "anyakan 2uga mengenai kapan pasien dimonitor dan diperiksa terakhir kali.

d. pakah selama ini penggunaan restraint/ isolasi telah se2alan dengan kebi2akan dan  prosedur restraint yang berlaku di rumah sakit serta sesuai dengan kebi2akan  pemerintah setempatG

e. 3aluasi mengenai laporan insidens yang ter2adi di rumah sakit untuk menentukan apakah cedera yang dialami oleh pasien ter2adi sebelum atau selama restraint digunakan. pakah insidens tersebut ter2adi lebih sering pada pasien yang dilakukan restraintG

. 8ika suatu tin2auan ulang terhadap rekam medis mengindikasikan bahwa pasien yang menerima restraint mengalami cedera7 tentukan apa yang telah dilakukan oleh rumah sakit untuk mencegah ter2adinya cedera berulang/ berikutnya.

(. -umpulkan data mengenai penggunaan restraint dan isolasi dalam kurun waktu yang spesiik >misalnya + bulan= untuk melihat pola penggunaan restraint di unit%unit tertentu7 setiap pergantian 2aga7 serta pola tiap minggunya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian menunjukan fund longevity berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana pendapatan tetap dan variabel expense ratio berpengaruh

Merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari paska operasi jika tidak menggunakan implan atau dalam kurun waktu 1 tahun jika terdapat implan dan

Sebagaimana yang tertuang dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan usaha spa adalah usaha perawatan yang memberikan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses manajemen bimbingan dan konseling tanpa alokasi jam pembelajaran di SMA Negeri 3 Semarang tahun

World wide web telah mengubah perkembangan pengembangan perangkat lunak yang pernah ada mulai dari pengaturan tampilan web site menggunakan HTML (Hypertext Markup Languange)

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian

untuk teknis 2 ,anda tidak perlu kamera jika penokohannya fiktif, seperti jika anda membuat tokoh kartun (saya sertakan dibonus2 saya, dengan bonus dari saya anda bisa

o Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2009 sebagaimana diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 01 Tahun 2010 tentang Pemberian Tunjangan Kesejahteraan kepada PNS dilingkungan Pemkab Ktw.