Analisis Fiqih Muamalah pada Sistem Pengendalian Bank Garansi di
BRI Syariah
Fiqih Muamalah Analysis of Bank Guarantee Control System at BRI Syariah
1
Farhah Fauziah F., 2Eva Fauziyah, 3Ifa Hanifia Senjiati
1,2,3Prodi Keuangan & Perbankan Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 email : 1farhahfauziah18@gmail.com
Abstract. Bank guarantee products have control systems to run as expected and avoid the possibility of tort. Therefore, Bank Indonesia has statutes concerning control systems on the Bank Guarantee products. For Islamic banks, in addition to the Ordinance based on the Bank Indonesia No. 27/7/UKU on 18 March 1990 the numbers 10, Bank guarantee control systems are also customized based on Fiqh Muamalah with kafalah contract. Bank Guarantee control systems contained in BRI Syariah has been arranged based on Standard Operation of Execution. According to the control systems of Bank guarantee in BRI Syariah, then analysis needs to be done so that the system can run in accordance with the provisions. Based on the description above, the points of formulated problems and wanted to be noted in this research is: How are the Bank Guarantee Control System in BRI Syariah? How are the Bank Guarantee control systems applied in BRI Syariah in accordance to Fiqh Muamalah? The purpose of this research is to know the implementation of the control system of the Bank guarantee in BRI Syariah based on the provisions of the control systems and the provision of Bank Indonesia No. 27/7/UKU on 18 March 1990 the number 10, and to find out the Bank guarantee control systems applied in BRI Syariah in accordance to Fiqh Muamalah. The research method used is descriptive analysis with qualitative approach. The techniques used to collect data are through interviews, documentation, and library studies. Analysis tool used is data analysis triangulation. Based on the results of the study, the conclusions obtained that Bank Guarantee control systems in BRI Syariah have fulfilled the elements of control systems namely according to the way that is done, and the application component of the Bank Guarantee Control System. The method of Bank Guarantee control systems in BRI Syariah uses qualitative and quantitative analysis. This is done to minimize the possibility of tort/force majeure occuring, and has been implementing control systems based on rule of Fiqh Muamalah. It can be seen from the fulfilment of indicators that established by Bank Indonesia, and the fulfilment of rules based on theory, as well as the fulfillment of Fiqh Muamalah terms governing control systems of kafil, makhful'anhu, and makhful lahu.
Keywords : Control System, Fiqih Muamalah, Bank Guarantee.
Abstrak. Produk Bank Garansi memiliki sistem pengendalian agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan serta terhindar dari kemungkinan terjadinya wanprestasi.Oleh sebab itu, Bank Indonesia memiliki ketetapan mengenai sistem pengendalian pada produk Bank Garansi. Untuk bank syariah, selain berdasarkan ketetapan Bank Indonesia No.27/7/UKU tanggal 18 Maret 1990 angka 10, sistem pengendalian Bank Garansi disesuaikan berdasarkan fiqih muamalah dengan akad kafalah. Sistem pengendalian Bank Garansi yang terdapat di BRI Syariah telah diatur berdasarkan Standar Operasi Pelaksanaan. Dari sistem pengendalian Bank Garansi di BRI Syariah tersebut, maka perlu dilakukan analisis sehingga sistem dapat berjalan sesuai dengan ketentuan. Berdasarkan uraian tersebut poin masalah yang dirumuskan dan ingin diketahui dalam penelitian ini adalah: Bagaimana sistem pengendalian Bank Garansi di BRI Syariah? Bagaimana sistem pengendalian yang diterapkan di BRI Syariah berdasarkan Fiqih Muamalah? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem pengendalian Bank Garansi di BRI Syariah berdasarkan ketentuan sistem pengendalian dan ketetapan Bank Indonesia No.27/7/UKU tanggal 18 Maret 1990 angka 10, dan untuk mengetahui sistem pengendalian Bank Garansi yang diterapkan di BRI Syariah berdasarkan fiqih muamalah. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode analisis deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Alat analisis yang digunakan adalah metode triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang diperoleh bahwa Sistem Pengendalian Bank Garansi di BRI Syariah telah memenuhi unsur-unsur sistem pengendalian yaitu sesuai dengan cara yang dilakukan, dan komponen penerapan sistem pengendalian Bank Garansi. Metode sistem pengendalian Bank Garansi di BRI Syariah menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya peluang wanprestasi, dan telah melaksanakan sistem pengendalian berdasarkan kaidah fiqih muamalah.Hal-hal tersebut dapat dilihat dari terpenuhinya indikator-indikator yang telah ditetapkan Bank Indonesia, dan aturan berdasarkan teori, serta dipenuhinya syarat-syarat fiqih muamalah yang mengatur mengenai sistem pengendalian kafil, makhful’anhu, dan makhful lahu.
A. Pendahuluan
Dalam rangka menambah sumber-sumber penerimaan bagi bank serta untuk memberikan pelayanan kepada nasabah, bank menyediakan berbagai bentuk jasa. Semakin pesatnya persaingan antar bank, bank didorong tidak hanya mengandalkan sumber penerimaan utamanya dari penyaluran kredit melainkan juga dari jasa-jasa yang diberikan. Penerimaan atau income yang berasal dari pemberian jasa-jasa ini disebut fee-based income. Bentuk jasa yang diberikan oleh bank selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, salah satu jenis jasa yang ditawarkan oleh bank adalah fasilitas Bank Garansi.1 Pada perbankan syariah produk Bank Garansi ini menggunakan akad kafalah (jaminan) berdasarkan fiqih muamalah. 2
Bank Garansi adalah suatu produk yang dikembangkan di dunia perbankan, sebagai instrumen penjamin diantara pemilik proyek sebagai penerima jaminan dan kontraktor sebagai pihak terjamin. Bank Garansi sudah lama dikenal sebagai instrumen penjaminan atas utang nasabah kepada penerima jaminan, dimana tentunya prinsip kehati-hatian diterapkan dalam menganalisa permohonan jaminan penanggung atas risiko yang akan timbul apabila pihak terjamin melakukan wanprestasi.3 Apabila kontraktor (terjamin) melakukan wanprestasi terhadap pemilik proyek (penerima jaminan), Bank berkewajiban mengganti rugi sepenuhnya kepada pemilik proyek ketika mengajukan klaim.4 Oleh karena itu, Bank akan mengalami risiko kerugian serta gangguan profitabilitas, karena itu Bank memiliki sistem manajemen untuk mencegah nasabahnya melakukan wanprestasi.
Langkah yang dilakukan Bank untuk mencegah nasabah melakukan wanprestasi yaitu dengan menggunakan sistem pengendalian, yang merupakan bagian dari sistem manajemen. Sistem pengendalian merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang sangat penting dalam pelaksanaannya. Pengendalian ini berkaitan erat sekali dengan perencanaan dan kedua fungsi dalam manajemen ini saling mengisi, dengan demikian peranan pengendalian ini sangat menentukan baik atau buruknya pelaksanaan suatu rencana.5 Sistem pengendalian Bank Garansi pada Bank Syariah harus sesuai berdasarkan fiqih muamalah, dengan menggunakan akad kafalah.
Sehingga, sistem pengendalian Bank Garansi disesuaikan dengan sistem pengendalian
kafalah.6 Selain itu, sistem pengendalian pada Bank Garansi harus sesuai dengan
ketentuan yang telah diatur oleh Bank Indonesia. Sistem pengendalian yang dilakukan untuk praktik Bank Garansi pada setiap Bank khususnya Bank Syariah, memiliki penanganan yang berbeda-beda tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu, untuk menjaga laju profitabilitas serta menghindari risiko kerugian dari tindakan wanprestasi.
1
Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi 2, Selemba Empat, Jakarta 2006. Hlm 123
2
Mardani, Fiqih: Ekonomi Syariah, Kencana Pramedia Group, Jakarta, 2012, hlm. 30.
3http://www.landasan teori.com/2015/09/bank-garansi-fungsi-manfaat-peran-jenis.html?m=1, diakses
terakhir tanggal 27 Mei 2016.
4 Bussines Team (Reguler), Petunjuk Pelaksanaan Proses Pemberian Bank Garansi, PT.BRI Syariah,
Jakarta, 2012, Hlm.9.
5
Ibid, Hlm.241.
6
B. Landasan Teori Sistem Pengendalian
Sistem Pengendalian adalah serangkaian proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar”.7
Didalam pengendalian terdapat proses serta cara yang terkandung, yaitu sebagai berikut :8
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan dasar pengendalian, 2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai,
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar yang menentukan penyimpangan jika ada,
4. Melakukan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
Cara-cara pengendalian ini dilakukan dengan 3 jenis yaitu Pengawasan langsung, Pengawasan tidak langsung, dan Pengawasan berdasarkan kekecualian. Pengendalian memiliki sifat, waktu, serta alat. yaitu Preventive control dan Repressive
control.9 Sedangkan alat-alat pengendalian yang dapat dipergunakan, yaitu Budget dan
non budget.10
Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah adalah terkonsentrasi pada sikap patuh pada aturan-aturan
Allah yang telah ditetapkan berkaitan dengan interaksi dan perilaku manusia lainnya dalam upaya memperoleh, mengatur, mengelola, dan mengembangkan harta benda. Dalam ilmu fiqih Bank Garansi termasuk pada akad kafalah, Sistem pengendalian
kafalah yang diterapkan pada Bank Syariah sejalan dengan teori fiqih muamalah
mengenai sistem pengendalian dalam transaksi kafalah yaitu sebagai berikut :11 1. Terpenuhinya syarat-syarat pengendalian Kafil
2. Terpenuhinya syarat-syarat pengendalian Makhful Anhu’ 3. Terpenuhinya syarat-syarat pengendalian Makhful Lahu
Bank Garansi
Bank Garansi adalah Bank Garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan / lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. Pemberian jaminan dengan maksud bank menjamin akan memenuhi (membayar) kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijaminkan kepada pihak yang menerima jaminan, apabila yang dijamin kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan atau cedera janji.12
Tahapan sistem pengendalian Bank Garansi disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.27/7/UKU tanggal 18 Maret 1990 angka 10 yaitu sebagai
7
Malayu S.P.Hasibuan, Manajemen:Dasar, Pengertian, Dan Masalah, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, Hlm.242.
8Ibid, Hlm.241. 9Ibid, Hlm.247 10Ibid, Hlm.245-251. 11
Al Qawanin Al Fiqhiyah, 325, Mugni Al Muhtaj:2/198, Gayatu Al Muntaha:2/104
12
berikut:13
1. Memeriksa bonafiditas dan reputasi pihak yang dijamin.
2. Meneliti sifat dan nilai transaksi yang akan dijamin sehingga dapatdiberikan garansi yang sesuai.
3. Menilai jumlah garansi yang akan diberikan
4. Menilai kemampuan bank sendiri untuk memberikan Bank Garansi.
5. Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk rnemberikan kontra garansi yang sesuai dengan kemungkinan terjadi resiko.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pendekatan Penelitian Studi ini menggunakan analisis data bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini memfokuskan pada penerapan sistem pengendalian Bank Garansi yang ada di BRI Syariah. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dengan teknik pengumpulan data dokumentasi yaitu menulusuri data historis dan mengumpulkan dokumen berupa Pedoman Ppetunjuk pelaksanaan kerja berdasarkan standar operasi prosedur dan melakukan kajian literatur melalui studi kepustakaan seperti buku-buku, jurnal dan literatur lainnya yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas sebagai pendukung teoritis dalam melaksanakan penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan adalah triangulasi yaitu mengecek keabsahan data dengan memanfaatkan data yang lain dalam membandingkan literatur.
Sistem Pengendalian Bank Garansi
Implementasi Sistem Pengendalian Bank Garansi pada Bank BRI Syariah telah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.27/7/UKU tanggal 18 Maret 1990 angka 10 tentang Tahapan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Bank Garansi. Pertama, Memeriksa bonafiditas dan reputasi pihak yang dijamin. Kedua, Meneliti sifat dan nilai transaksi yang akan dijamin sehingga dapat diberikan garansi yang sesuai.
Ketiga, Menilai jumlah garansi yang akan diberikan. Keempat, Menilai kemampuan
bank sendiri untuk memberikan Bank Garansi. Kelima, Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk rnemberikan kontra garansi yang sesuai dengan kemungkinan terjadi resiko. BRI Syariah melakukan semua tahapan melalui analisis kualitatif, yaitu mengukur bonafiditas dari calon nasabah hingga bonafiditas perusahaan yang akan diberikan jaminan. Kemudian dilakukan analisis kualitatif, yaitu menilai kemampuan kecukupan modal, serta sumber modal yang didapat, hal tersebut dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam transaksi Bank Garansi di BRI Syariah.
Sistem Pengendalian Bank Garansi Berdasarkan Fiqih Muamalah
Sistem Pengendalian Bank Garansi di BRI Syariah telah disesuaikan dengan pedoman petunjuk pelaksanaan pemberian fasilitas Bank Garansi. Hasil penelitian diperoleh, bahwa tahapan sistem pengendalian Bank Garansi yang dilakukan oleh BRI Syariah telah menerapkan sistem pengendalian Bank Garansi sesuai dengan fiqih muamalah, dengan dirampungkan dalam analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan pedoman petunjuk pelaksanaan di BRI Syariah.
Indikator tahapan Sistem Pengendalian Bank Garansi pada Bank BRI Syariah berdasarkan fiqih muamalah yaitu terpenuhinya syarat-syarat sistem pengendalian dari
kafil, makhful anhu, dan makhful lahu. Syarat dalam pengendalian kafil. Pertama,
Kafil diminta makful ‘anhu dan ia meridhoi permintaan tersebut. Kedua, Ketika
menjamin utang makful ‘anhu, si kafil menyatakan jaminan itu atas nama makful
13
‘anhu. Ketiga, Kafil tidak mempunyai utang kepada makful ‘anhu. Keempat, Kafil mampu melunasi (membayar) kewajiban utang tersebut. Syarat pengendalian makhful
anhu’. Pertama, Sanggup untuk menyerahkan tanggungannya (utang), adakalanya
dengan dirinya atau penggantinya. Kedua, Terutang adalah orang yang dikenal oleh penjamin. Syarat pengendalian makhful lahu. Pertama, Diketahui identitas dirinya, tidak boleh memberikan jaminan terhadap orang yang tidak diketahui identitasnya.
Kedua, Orang yang berpiutang hadir di tempat akad.Ketiga, Makful lahu mempunyai
hak kepada makful ‘anhu.
D. Kesimpulan
Sistem Pengendalian Bank Garansi di BRI Syariah telah memenuhi unsur-unsur sistem pengendalian yaitu sesuai dengan cara yang dilakukan, dan komponen penerapan sistem pengendalian Bank Garansi. Metode sistem pengendalian Bank Garansi di BRI Syariah menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya peluang wanprestasi. Sistem pengendalian Bank Garansi pada BRI Syariah, telah sesuai dengan kaidah fiqih muamalah akad yang digunakan adalah kafalah dalam aplikasi produk Bank Garansi. Kemudian, ditinjau dari sistem pengendaliannya berdasarkan fiqih muamalah, praktik Bank Garansi telah sesuai dengan memenuhinya syarat akad kafalah yaitu terpenuhinya kafil
selaku bank, makhful anhu selaku kontraktor/nasabah, dan makhful lahu selaku pemilik proyek. Ditinjau dari sistem pengendalian berdasarkan fiqih muamalahnya sistem pengendalian kafil, dan makhful anhu telah terpenuhi, sedangkan dalam sistem pengendalian pada makhful lahu belum terpenuhi, karena makhful lahu tidak dihadirkan di bank dalam transaksi Bank Garansi antara kafil dan makhful anhu. Akan tetapi walaupun begitu, hal tersebut tetap tidak membatalkan akad dan sah, karena terdapat dokumen kelengkapan pemilik proyek yang disertakan oleh nasabah kepada bank, dimana selanjutnya apabila warkat telah diterbitkan oleh BRI Syariah diberikan kepada pemilik proyek sebagai jaminan atas kerjasama proyek. Hal tersebut berdasarkan ilmu fiqih diperbolehkan karena dokumen yang dihadirkan oleh kontraktor sudah mewakili bahwa terdapat persetujuan serta memperlihatkan bonafiditas dari pemilik proyek (makhfullahu) sehingga tidak perlu dihadirkan lagi. Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen: Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu. 2006. Manajemen: Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu. 2006. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara .
Institut Bankir Indonesia. Konsep. Produk dan Implementasi Operasional Bank
Syari’ah. Jakarta: Djambatan.
Kasmir. 2002. Bank Dan Lembaga Keuangan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Budisantoso, Totok dan Triandaru, Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain
Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas Hukum Perjanjian, Bandung: Sumur.
Zulkifli, Sunarto. 2003. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim.