• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ISBN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ISBN:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

132

PERAN PRAKTIKUM DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN

KARAKTER MAHASISWA CALON GURU FISIKA PADA

MATA KULIAH KEAHLIAN PROGRAM STUDI

(Study kasus pada Perkuliahan Elektronika dan Listrik Magnet)

Nyoto Suseno

Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Metro Email: nyotoseno@yahoo.co.id

Alamat: Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116 Metro

Abstract: The focus of this research is expressed the role of experiment activities to improve the student’s ability for physics lesson. Method of collecting data used documentation, observation and interview. The steps of qualitative data analizing are tabulation, coding, description and interpretation. To analyze to quantitative data are compiut of the average and error. The result of the research found that coqnitive, affective (character value) and psychomotoric ability of the students are able to be improved by the experiment activities. The research proved that the materials combined by experiment are able to be learned in the same time.

Keywords: experiment activity, ability, character, pre-service teacher of physics, field study of physics.

Pendahuluan

Program studi pendidikan fisika adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan program penyiapan calon guru fisika. Kurukulum setiap LPTK program studi pendidikan fisika menyajikan Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS) yang secara subtansial sama, tatepi dalam hal jumlah sks dan nama matakuliah bisa berbeda. Hasil survei di beberapa LPTK prodi pendidikan fisika menemukan adanya dua tipe pelaksanaan praktikum dalam mendukung MKKPS, yaitu praktikum sebagai matakuliah tersendiri (terpisah dari perkuliahan teori) dan praktikum sebagai bagian dari suatu matakuliah. Kedua bentuk kurikulum tersebut dalam pelaksanaannya memiliki kelemahan, yakni: pada program praktikum yang melekat pada suatu matakuliah, waktu pelaksanaan praktikum tidak selaras dengan skedul perkuliahan, sehingga peran praktikum dalam mendukung pemahaman mahasiswa dalam perkuliahan kurang bermakna.

Hasil survei terhadap keberadaan laboratorium IPA fisika SMP dan SMA di Lampung, menemukan bahwa lebih dari 80% sekolah telah memiliki laboratorium IPA fisika cukup lengkap. Akan tetapi dari seluruh sekolah yang telah memiliki laboratorium IPA fisika tersebut, hanya 21% yang telah dikelola dan digunakan dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran. Penyebabnya adalah sebagian besar guru beranggapan bahwa target belajar adalah hasil ujian pada ranah kognitif, sehingga pembelajaran berbasis praktikum tidak relevan, dan kemampuan SDM (pendidik dan tenaga kepandidikan) dalam pengelolaan dan penggunaan

(2)

133

alat laboratorium kurang. Secara umum dapat dikemukakan bahwa peran penggunaan alat praktikum dalam mendukung pembelajaran fisika yang dilakukan oleh guru sangat kurang.

Rustaman (2010) mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan praktikum IPA, yaitu: (1) praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, (2) praktikum dapat mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen seperti mengamati, mengestimasi, mengukur, dan memanipulasi peralatan laboratorium; (3) praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup; (4) praktikum menunjang materi pelajaran dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan teori, dan membuktikan teori. Kahnle, dkk (2012) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis laboratorium dapat mengubah pandangan siswa tentang pelajaran fisika, mereka lebih dapat memahami materi fisika dan memahami proses sains.

Wiyanto (2008) mengemukakan bahwa upaya membekali mahasiswa calon guru fisika dalam merancang dan melaksanakan kegiatan laboratorium fisika berbasis inkuiri penting untuk dilakukan. Pembelajaran berbasis praktikum cenderung relevan dengan pembelajaran berbasis inkuiri. Menurut Auls & Shore (2008) langkah logis dalam proses inkuiri meliputi: menganalisis fenomena, merumuskan masalah, mengamati, membuat hipotesis, menguji hipotesis dan mengumpulkan data, melakukan interpretasi dan menjawab pertanyaan, serta menyampaikan hasil dan implikasinya. Tujuan akhir dari inkuiri adalah penemuan sendiri melalui sifat ingin tahu, penyelesaian masalah, berpikir dan melakukan sesuatu yang bermakna bagi dirinya. Rawe (NSTA & AETS, 1998) mengemukakan bahwa tujuan inkuiri adalah mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

Pembelajaran berbasis inkuiri dalam implementasinya memiliki dua makna, yaitu: 1) pembelajaran inkuiri berarti mengajarkan hakekat dan proses penemuan ilmiah sebagai hasil belajar, dan 2) pembelajaran inkuiri berarti siswa belajar konsep sains dengan menggunakan metode didaktik. Namun demikian, Rustaman (2010) menemukan bahwa kebiasaan guru sukar diubah agar sebagaimana seharusnya, karena itu perlu upaya keras untuk menginkuirikan pembelajaran sains di kalangan pendidik oleh semua pihak yang terkait dalam pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diupayakan untuk membekali mahasiswa calon guru fisika dalam berinkuiri melalui kegiatan praktikum untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor mahasiswa calon guru fisika, sehingga karakter bagi mahasiswa calon guru fisika terbentuk.

Metode Penelitian

Objek penelitian ini adalah peran praktikum pada suatu matakuliah keahlian program studi fisika, yang dalam hal ini dilakukan pada matakuliah listrik-magnet dan elektronika. Penelitian dilaksanakan berdasarkan data studi pendahuluan, lalu dilakukan perencanaan

(3)

134

dengan fokus penerapan perkuliahan berbasis praktikum pada matakuliah keahlian program studi. Tahun pelajaran 2009-2010 semester genap treatment perkuliahan berbasis praktikum dilaksanakan pada matakuliah listrik-magnet 1, dan pada tahun 2010-2011 dilaksanakan pada matakuliah elektronika.

Penelitian diawali dengan survei dan observasi pada pelaksanaan praktikum fisika di beberapa LPTK penyelenggara program studi pendidikan fisika. Selain itu juga dilakukan studi pendahuluan di beberapa sekolah untuk mengungkap keberadaan laboratorium dan penggunaannya dalam pembelajaran di SMP dan SMA. Desain perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program perkuliahan menggunakan model pelaksanaan lesson study yang meliputi plan, do, dan see (Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan dilakukan perencanaan (plan) pelaksanaan praktikum yang dipadukan dengan perkuliahan. Selanjutnya dilakukan tindakan dan observasi (do) pada pelaksanaan perkuliahan, dan terakhir dilakukan refleksi (see) untuk melihat kelemahan dan sekaligus melakukan perbaikan pada perencanaan perkuliahan berikutnya.

Pengambilan data dilakukan melalui dokumentasi, observasi, dan dilengkapi dengan wawancara. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: perangkat pembelajaran, rekaman video dan dokumen lain yang mendukung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan yang didalamnya ada kegiatan praktikum, dan terakhir dilakukan wawancara untuk melengkapi data sekaligus sebagai langkah triangulasi untuk memperoleh data yang akurat.

Pengolahan data dilakukan secara kualitatif-deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang peran praktikum dalam MKKPS. Prosedur analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama, memeriksa dan memilih data yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. Tahap kedua, data atau informasi yang penting dikelompokkan sesuai dengan aspek dan permasalahannya. Tahap ketiga, melakukan trankipsi dan tabulasi data berdasarkan klasifikasinya, agar tampak golongan, sifat, jenis dan frekuensinya, sehingga mudah dalam pembacaan dan pengkategorian. Tahap keempat, membaca seluruh data dan melakukan analisis awal dengan cara mengkode data, kemudian menguraikan dan menghubungkan berbagai jenis data dan informasi untuk membuat deskripsi, lalu melakukan analisis lanjutan untuk merumuskan tema yang sesuai dengan fokus penelitian dengan cara menghubungkan beberapa deskripsi yang berkaitan dan mengeliminasi data yang tidak terkait dengan fokus penelitian. Tahap kelima, membuat interpretasi hasil analisis data berkaitan dengan permasalahan dan fokus penelitian yang dikaji.

Hasil dan Pembahasan

Hasil studi pendahuluan terhadap pelaksanaan praktikum sebagai pendukung perkuliahan di LPTK menemukan bahwa pelaksanaan praktikum dilaksanakan di laboratorium

(4)

135

dan terpisah dengan pelaksanaan perkuliahan. Hasil studi pendahuluan menemukan bahwa pelaksanaan praktikum tidak selaras dengan materi perkuliahan dan bahkan tampak seolah-olah kegiatan praktikum tidak terkait dengan perkuliahan. Kebermaknaan pelaksanaan praktikum dalam mendukung perkuliahan di beberapa LPTK secara umum sangat kurang. Hasil data angket dan wawancara mendapatkan rekomendasi bahwa sebaiknya kegiatan praktikum dipadukan dengan kegiatan perkuliahan, atau minimal kegiatan praktikum selaras dengan materi perkuliahan. Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum hendaknya dilaksanakan terpadu atau minimal seiring dengan materi perkuliahan. Karena itu pada penelitian ini dirancang suatu strategi perkuliahan dengan melaksakan praktikum yang

dipadukan dalam perkuliahan. Strategi perkuliahan yang memadukan kegiatan praktikum dalam perkuliahan MKKPS

dilaksanakan pada dua matakuliah yakni matakuliah listrik magnet 1 dan elektronika pada tahun yang berbeda. Semester genap tahun pelajaran 2009/2010 dilaksanakan pada matakuliah listrik magnit 1 melalui program lesson study dan semester genap tahun pelajaran 2010/2011 dilaksanakan pada matakuliah elektronika, juga melalui program lesson study.

Hasil observasi dan catatan lapangan pada perkuliahan listrik-magnet 1, memberikan masukan yang cukup berharga dalam pelaksanaan refleksi dan perbaikan perencanaan perkuliahan selanjutnya. Hasil catatan lapangan dan rekomendasi dari hasil refleksi diungkapkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Catatan lapangan dan hasil refleksi pada perkuliahan listrik magnet 1

Catatan Lapangan

Rekomendasi dari hasil refleksi

- Motivasi mahasiswa masih kurang merata, karena itu

penting untuk mengenal nama mahasiswa. - Sumber informasi masih minim dan abstrak - Kemampuan matematika mahasiswa lemah. - Tugas perlu dirancang agar setiap mahasiswa

melakukan pekerjaannya sungguh-sungguh dan meliputi materi hari ini dan yang akan datang, sehingga mahasiswa siap dalam mengikuti perkuliahan.

- Keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat mahasiswa masih kurang

- Kesimpulan kurang penguatan

- Perlu penomoran atau denah tempat duduk agar mahasiswa mudah dikenal dan dimotivasi. - Tugas pendahuluan diberikan sebelum

perkuliahan

- Gunakan analogi untuk memvisualisasi konsep yang abstrak

- Metode diskusi kelompok (5 mahasiswa/ kelompok) perlu dioptimalkan

- Tugas tindak lanjut berupa kajian terhadap berbagai alat alat listrik rumah tangga atau alat yang digunakan di masyarakat

- Kesimpulan perlu dipertegas

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada perkuliahan listrik-magnet 1, maka dilakukan perbaikan rencana perkuliahan pada open lesson 2 dengan menambahkan analogi untuk memvisualisasikan materi yang abstrak, mengoptimalkan metode diskusi kelompok, serta merencanakan untuk memberi penomoran terhadap mahasiswa, serta memberikan tugas tindak lanjut dengan subtansi tugas mencari contoh penerapan konsep fisika (listrik magnet) dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil observasi dan catatan lapangan terhadap pelaksanaan perkuliahan elektronika yang dipadukan dengan praktikum pada kegiatan open lesson memberikan hasil yang

(5)

136

disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil refleksi pada perkuliahan elektronika, maka dilakukan perbaikan rencana perkuliahan pada open lesson 2 dengan memperkecil kelompok, memberikan tugas pendahuluan yang dapat mendukung persiapan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan berbasis praktikum, pengelolaan kelas dan kontrol waktu perlu dioptimalkan.

Tabel 2. Catatan lapangan dan hasil refleksi pada perkuliahan elektronika

Catatan Lapangan Rekomendasi dari hasil refleksi - Kelompok terlalu besar (8 mahasiswa tiap kolompok),

sehingga sebagian mahasiswa kurang berperan dalam diskusi kelompok.

- Kemampuan awal dan kesiapan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan tampak kurang, sehingga proses perkuliahan memerlukan waktu yang panjang. - Materi cukup abstrak bagi mahasiswa

- Kerjasama dalam kelompok cukup kooperatif, serius dalam mempelajari fenomena dan mencari alternatif jawaban, namun perlu alokasi waktu yang lama. - Proses inkuiri berjalan baik, terutama dengan diskusi

kelompok dan adanya alat praktikum, tampak pada lembar kerja mahasiswa (LKM), mahasiswa menuliskan: fenomena yang diamati, merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, melakukan analisis dan interpretasi, serta

menyampaikan hasil.

- Kelompok diperkecil (4 mahasiwa tiap kelompok)

- Perlu diberikan tugas pendahuluan berkaitan dengan kegiatan praktikum yang mendukung kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis praktikum.

- Perlu meningkatkan pengelolaan kelas dan pengelolaan waktu dengan baik - Penggunaan alat praktikum dan kerja

kelompok perlu dipertahankan dan dioptimalkan.

- Perlu diberikan tugas tindak lanjut yang mengkaitkan materi perkuliahan dengan kehidupan sehari-hari, agar perkuliahan lebih kontekstual.

Data hasil observasi terhadap pelaksanaan perkuliahan listrik magnet maupun elektronika yang praktikumnya dipadukan dengan perkuliahan juga menunjukkan hal yang positif. Hasil catatan lapangan dan kegiatan refleksi pelaksanaan perkuliahan terungkap bahwa: mahasiswa aktif bekerja dan berdiskusi, frekuensi pertanyaan mahasiswa menjadi banyak, mahasiswa menemukan ketidak sesuaian hasil dengan teori.

Kelemahan dan kekurangan dalam kegiatan praktikum yang dipadukan dengan perkuliahan antara lain: waktu yang diperlukan terlalu lama, karena mahasiswa tidak segera menemukan hasil sesuai tujuan perkuliahan, kelas cukup gaduh, ada kecenderungan sebagian mahasiswa aktif mendominasi kelas dalam berdiskusi, dosen harus bekerja keras dalam mengelola kelas dan mengatur waktu. Berdasarkan wawancara juga ditemukan perlunya visualisasi dari fenomena yang dikaji, perlu pendekatan kontekstual, dan perlu adanya tugas-tugas tambahan yang dapat menghubungkan materi perkuliahan dan praktikum dengan kehidupan sehari-hari.

Data hasil observasi, dokumentasi dan wawancara serta kaitannya dengan karakter mahasiswa calon guru fisika dalam program perkuliahan listrik magnet dan elektronika yang pelaksanaan praktikumnya dipadukan dengan kegiatan perkuliahan dikemukakan pada Tabel 3.

(6)

137

Tabel 3. Data hasil observasi, dokumentasi dan wawancara berkaitan dengan nilai karakter

mahasiswa

No. Hasil Observasi &

Refleksi Hasil Dokumentasi Hasil Wawancara

Karakter yang terbentuk 1. Aktif dalam berdiskusi

dan giat bekerja sama dalam kelompok pada kegiatan praktikum

Semua mengumpulkan tugas pendahuluan (mandiri), mengisi LKM (kelompok) dan

mengerjakan tugas rumah (mandiri)

Mengerjakan tugas pendahuluan dan tugas rumah tepat waktu melalui membaca berbagai sumber Mengerjakan LKM dalam kegiatan praktikum saat perkuliahan secara berkelompok Disiplin, kerja keras, tanggung jawab, gemar membaca 2. Banyak bertanya berkaitan dengan kekurang sesuaian antara hasil praktikum dengan teori yang dipelajari

Pada hasil LKM terdapat perbedaan hasil praktikum dengan hasil perhitungan, namun dikemukakan alasan adanya perbedaan tersebut

Perbedaan hasil praktikum dengan teori awalnya cukup membingungkan, tetapi ahirnya diketemukan penyebabnya Jujur, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, komunikatif/ bersahabat 3. Terjadi diskusi yang

cukup seru, namun teratur dan sesuai etika diskusi

Dokumen catatan notulen cukup banyak pertanyaan dengan jumlah penanya dan subtansi yang berbeda, serta diperoleh kesimpulan

Kegiatan diskusi cukup baik dalam perkuliahan dan diskusi cukup adil, serta mengungkap banyak hal serta menghasilkan kesimpulan Toleransi, kreatif, demikratis, komunikatif/ bersahabat 4. Aktif membuat catatan

dan mencari informasi dari buku, LKM maupun alat praktikum

Mahasiswa memiliki catatan, memiliki buku, dan LKM terisi

Membuat catatan sendiri terhadap apa yang dianggap penting. Mandiri, tanggung jawab, gemar membaca, menghargai prestasi 5. Memerlukan alokasi

waktu yang cukup lama (180 menit)

Jadwal perkuliahan hanya 150 menit.

Waktunya cukup lama tetapi tidak terasa karena rasa ingin tahu yang tinggi

Menghargai waktu

Salah satu efek dari treatment memadukan praktikum dalam perkuliahan dapat dilihat dengan cara membandingkan hasil belajar antara perkuliahan yang praktikumnya terpisah dengan perkuliahan yang pelaksanaan praktikumnya dipadu dalam perkuliahan. Data dokumen hasil penguasaan materi ranah kognitif dan kemampuan praktikum (ranah psikomotor) dalam tiga tahun pelajaran disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Dokumen hasil belajar elektronika dan listrik magnet tiga tahun terakhir

Kemampuan

mahasiswa

Tahun/Pembelajaran

2009/2010

2010/2011

2011/2012

Elektronika

(praktikum

terpisah

dengan

perkuliahan)

Listrik

magnet

(praktikum

terpadu

dengan

perkuliahan)

Elektronika

(praktikum

terpadu

dengan

perkuliahan)

Listrik

Magnet

(praktikum

terpisah

dengan

perkuliahan)

Elektronika

(praktikum

terpisah

dengan

perkuliahan)

Listrik

Magnet

(prktikum

terpisah

dengan

perkuliahan)

Ranah

Kognitif

66,3

79,0

78

71,7

66,8

71,8

Ranah

psikomotor

62,0

75,7

71,5

71,4

56,8

70,5

(7)

138

Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat disajikan grafik hasil belajar listrik magnet 1 ranah kognitif dan psikomotor sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil balajar listrik magnet pada ranah kognitif dan psikomotor

Hasil belajar matakuliah elektronika pada ranah kognitif dan psikomotor pada tiga tahun terakhir disajikan pada grafik berikut:

Gambar 2. Grafik hasil belajar elektronika ranah kognitif dan psikomotor

Gambar 1 memperlihatkan bahwa hasil belajar listrik magnet ranah kognitif dan psikomotor pada Tahun 2010 lebih baik dibanding tahun 2011 dan 2012. Sedangkan Gambar 2 memperlihatkan bahwa hasil belajar elektronika ranah kognitif maupun psikomotor pada tahun 2011 lebih baik dibanding hasil belajar tahun 2010 dan 2012. Pada tahun 2010 tersebut pada matakuliah listrik magnet dilakukan kegiatan lesson study dengan strategi perkuliahan yang dipadukan dengan kegiatan praktikum, kemudian pada tahun 2011 kegiatan lesson studi dilaksanakan pada matakuliah elektronika dengan strategi yang sama, yaitu memadukan kegiatan praktikum dalam perkuliahan.

Berdasarkan kedua data tersebut dapat dikemukakan bahwa kegiatan perkuliahan yang dipadukan dengan kegiatan praktikum dapat menghasilkan kemampuan kognitif maupun psikomotor yang lebih baik dibandingkan dengan kegiatan praktikum dipisah dengan perkuliahan. Hal ini dapat dipahami karena dalam pelaksanaan praktikum yang

66 68 70 72 74 76 78 80 Tahun 2010 (Praktikum terpadu dengan perkuliahan) Tahun 2011 (Praktikum terpisah dengan perkuliahan) Tahun 2012(praktikum terpisah dengan perkuliahan Sko r Kognitif Psikomotor 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Tahun 2010 (Praktikum terpisah dengan perkuliahan) Tahun 2011 (Praktikum terpadu dengan perkuliahan) Tahun 2012(praktikum terpisah dengan perkuliahan Skor Kognitif Psikomotor

(8)

139

dipadukan dengan perkuliahan, tentu faktor kesesuaian materi dan keselarasan waktu antara kegiatan praktikum dengan materi perkuliahan lebih terjamin. Sehingga hasil kegiatan praktikum akan sangat bermakna dalam mengkonstruksi pemahaman konsep yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru. Berbeda dengan kegiatan praktikum yang terpisah dengan perkuliahan, meskipun diupayakan kesesuaian materi dan keselarasan waktu praktikum dengan perkuliahan, tentu terdapat jeda waktu yang dapat mengganggu atau memperlambat proses berpikir mahasiswa dalam menghubungkan

temuan data praktikum

dengan konsep fisika yang dipelajarinya.

Kesimpulan dan Saran

Pengembangan kemampuan dan karakter mahasiswa calon guru dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum yang dipadukan dalam perkuliahan. Dalam istilah lain dapat dikemukakan bahwa melalui kegiatan perkuliahan menggunakan metode praktikum dapat mengembangkan hasil belajar berupa sikap, psikomotor dan kognitif. Jadi kegiatan praktikum dalam perkuliahan selain dapat meningkatkan kemampuan sikap dan psikomotor, juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan praktikum juga cukup relevan dalam mengembangkan kemampuan kognitif.

Ucapan Terimakasih

Terimakasih penulis sampaikan kepada Direktorat Belmawa Ditjen Dikti Depdikbud dan Universitas Muhammadiyah Metro, yang telah membiayai pelaksanaan Lesson Study

sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA

Aulls, M. W. & Shore, B. M. 2008. Inquiry in Education: The Conceptual Foundations for Research as a Curricular Imperative. Volume 1. New York: Lawrences Erlbaum Associates.

Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti. 2009. Program Perluasan Lesson Study untuk Penguatan LPTK (Lesson Study Dissemination Program for Strengthening Teacher Education in Indonesia-LEDIPSTI). Jakarta: Depdiknas.

Kohnle, A., Brown, C.T.A., Rae, C.F., and Sinclair, B.D. 2012. “Problem-Based Labs and Group Projects in an Introductory University Physics Course”. Physics Education. 47 (4), 476 – 481.

NRC. 1996. National Science Education Standars. Washington, D.C.: National Academy Press.

NSTA & AETS. 1998. Standards for Science Teacher preparation. NSTA in collaboration with the Association for the Education of Theachers in Science.

Rustaman, N. Y. 2010. Pengembangan Pembelajaran Sains Berbasis Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah. Bandung: FMIPA UPI. 2011 – 247.

Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: UNNES PRESS.

Referensi

Dokumen terkait

= 0.023. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14 Februari 2017 di RSUD Dr.Soedirman Kebumen ditemukan jumlah 130 pasien yang menjalani

Berdasarkan hasil analisis uji efisiensi harga menunjukkan bahwa kegiatan usaha ternak ayam petelur di DesaBettet Kecamatan Kota Pamekasan tidak dapat memenuhi kriteria

Dengan didasari latar belakang tersebut, maka dengan maksud memberikan alternatif belajar kepada pembelajaran bahasa Jepang khususnya dalam pelajaran kosakata, penulis

1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. 2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional. 3)

Jadi, belis (mahar) memang merupakan sebuah hadiah yang mengangkat martabat seorang wanita yang tercinta dan terhormat. Jadi kesimpulannya menurut pandangan dari

Namun lebih mudah dan lebih jelas bila ditambahkan amilum sebagai indikator (W.Hardjadi, 1985). Pada titrasi ini, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan Kalium

Desain ini merupakan upaya melakukan pengukuran sesudah pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen, dan tidak melakukan perlakuan pada kelas kontrol untuk