• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN TEMA KAJIAN KOMITE III DPD RI TAHUN ANGGARAN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN TEMA KAJIAN KOMITE III DPD RI TAHUN ANGGARAN 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No JUDUL RUU / PROLEGNAS/

SUBSTANSI MATERI SITUASI PROBLEMATIS & TUJUAN KAJIAN

PENGETAHUAN YANG

DIHASILKAN TOPIK/JUDUL

PELAKSANAAN

TUGAS DPD JENIS KAJIAN

PENGUSUL

PRIORITAS KETERANGAN

USULAN MITRA LEMBAGA RISET

1 RUU Ekonomi Kreatif

Situasi Problematis yang dihadapi dalam kajian ekonomi kreatif yang paling utama menyangkut harmonisasi perundang-undangan. Hal ini disebabkan, substansi ekonomi kreatif selama ini tersebar dalam berbagai perundang-undangan seperti UU Kepariwisataan, UU Perfilman dan terdapat di bagian-bagian tertentu seperti UU Cagar Budaya, UU Hak Cipta, serta beberapa perda terkait ekonomi kreatif, dsbnya. Dengan demikian dibutuhkan payung aturan dan pengintegrasian serta substansi materi muatan yang tepat di dalam menyusun UU Ekonomi Kreatif. Sedangkan tujuan kajian ini adalah memberikan penguatan bagi pembentukan UU Ekonomi Kreatif yang mampu mengharmonisasikan berbagai kebijakan dan perundang-undangan terkait ekonomi kreatif

Kajian Analisis Legal

Kajian Analisis Legal

Harmonisasi Kebijakan terkait Ekonomi Kreatif

Pembahas Utama Pendek, 25 Juta Komite III Long List 2015-2019

(2)

SUBSTANSI MATERI DIHASILKAN TUGAS DPD PRIORITAS LEMBAGA RISET

2 RUU tentang Bahasa dan Kesenian Daerah

situasi problematis yang dihadapi menunjukkan bahwa realitas kekinian memperlihatkan penggunaan dan pelestarian bahasa dan kesenian daerah sudah semakin memudar. Penggunaan bahasa daerah di tengah masyarakat semakin menurun dan demikian juga dengan kesenian daerah. Kebijakan yang tegas dan jelas terkait perlindungan terhadap pelestarian bahasa dan kesenian lokal belum ada yang signifikan bertindak tegas dalam melindungi bahasa dan kesenian daerah. Dengan demikian tujuan kajian ini untuk melihat latar belakang kebijakan selama ini menyangkut bahasa dan kesenian daerah sehingga dapat ditemukenali persoalan dalam perlindungan bahasa dan kesenian daerah

Kajian Latar Belakang Kebijakan

Kajian Latar Belakang Kebijakan Perlindungan dan Pelestarian Bahasa dan Kesenian Daerah

Pembahas Utama Pendek, 25 Juta Komite III Long List 2015-2019

3

RUU tentang Pengelolaan Ibadah Haji dan

Penyelenggaraan Umroh

Situasi problematis yang dihadapi selama ini adalah penyelenggaraan ibadah haji selama ini terlalu berfokus pada hal-hal teknis manajerial haji seperti mencakup katering, transportasi, pemondokan dan sebagainya serta kurang optimal menyoroti sisi pemenuhan syariat, khususnya pengetahuan jamaah haji terhadap rukun haji. Hal ini memerlukan kajian spesifik menyangkut persoalan masalah pemenuhan syariat dimaksud. Dengan demikian tujuan dari kajian pengelolaan ibadah haji dan penyelenggaraan umroh adalah mengidentifikasi kebijakan maupun implementasi yang dinilai bermasalah di dalam penyelenggaraan haji dan umroh, khususnya sisi pemenuhan syariat.

Kajian Evaluasi Kebijakan

Kajian Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Ibadah Haji dan Penyelenggaraan Umroh

Memberi

Pertimbangan Pendek, 25 Juta Komite III

Prioritas Prolegnas 2015

(3)

SUBSTANSI MATERI DIHASILKAN TUGAS DPD PRIORITAS LEMBAGA RISET

4 RUU Tentang Penyandang Disabilitas

Situasi problematis yang tidak dapat dinafikan di masyarakat adalah gejala penyandang disabilitas masih mengalami praktik diskriminasi, baik dalam kebijakan, perlakuan, penyediaan fasilitas umum, pendidikan maupun akses pekerjaan. Situasi problematik ini diharapkan akan diminiamlisasi bila terbit undang-undang penyandang disabilitas yang memberikan perlindungan dan penyetaraan hak bagi disabilitas. Dengan demikian tujuan kajian adakah mengidentifikasi kebijakan yang bermasalah menyangkut disabilitas dan memberikan penguatan akan urgensi pembentukan undang-undang disabilitas.

Kajian Latar Belakang Kebijakan

Kajian Latar Belakang Kebijakan terhadap Penyandang

Disabilitas

Memberi

Pertimbangan Pendek, 25 Juta Komite III

Prioritas Prolegnas 2015

5

RUU tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

Situasi problematis yang dihadapi terkait TKI di luar negeri adalah persoalan lemahnya regulasi dan implementasi regulasi. Dari sisi regulasi, UU PPTKILN ternyata minim memberikan perlindungan TKI dan dominan memberikan pertanggungjawaban pada PPTKIS (Pelaksana Penempatan TKI Swasta). Dari sisi praktik, terdapat inkonsistensi terhadap ketentuan UU PPTKILN dan pelanggarannya masih marak terjadi yang menyebabkan kerugian bagi pihak CTKI/TKI. Dengan demikian tujuan kajian adalah menyajikan peta permasalahan baik sisi regulasi maupun praktik penempatan dan perlindungan TKI Luar Negeri serta mengevaluasi kebijakan dan implementasi menyangkut penempatan dan perlindungan TKI di luar Negeri

Kajian Evaluasi Kebijakan

Kajian Evaluasi Kebijakan dan Mekanisme Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri

Ikut Membahas Pendek, 25 Juta Komite III Prioritas Prolegnas 2015

(4)

SUBSTANSI MATERI DIHASILKAN TUGAS DPD PRIORITAS LEMBAGA RISET

6 RUU Tentang Sistem Perbukuan

Menyangkut perbukuan teridentifikasi situasi problematik berikut: 1) Minimnya perlindungan terhadap penulis, termasuk aspek perjanjiannya; 2) etika penerbit yang seringkali melakukan jual beli buku pada satuan pendidikan secara langsung; 3) Materi muatan yang kadang tidak sesuai dengan kebutuhan dan minimnya pengawasan dan kontrol terhadap materi muatannya, seringkali ditemukannya buku-buku yang tidak layak di baca sesuai umur terbit dan 4) dukungan pemerintah atas keberlangsungan penerbitan minim. Tujuan dari kajian adalah mengidentifikasi persoalan sistem perbukuan selama ini dan memberikan penguatan kebijakan urgensi pembentukan RUU tentang Sistem Perbukuan.

Kajian Latar Belakang Kebijakan

Kajian Latar Belakang Kebijakan Sistem Perbukuan di Indonesia

Memberi

Pertimbangan Pendek, 25 Juta Komite III

Prioritas Prolegnas 2015

7

RUU Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

Situasi problematis yang dihadapi di bidang tenaga kesehatan adalah realitas kebutuhan akan tenaga kesehatan masih banyak di sisi lain distribusinya timpang. Selain itu, belum ada keseragaman ataupun jaminan memadai kualitas tenaga kesehatan secara optimal. Meskipun ada UU yang mengatur terkait tenaga kesehatan secara parsial, namun pada praktiknya masih belum dapat menyelesaikan persoalan ketimpangan dalam distribusi tenaga kesehatan, kualitas tenaga kesehatan yang belum memenuhi standar dan kompetensi antar tenaga kesehatan baik di tingkat nasional maupun daerah. Tujuan kajian adalah menemukenali persoalan ketimpangan tenaga kesehatan baik dari jumlah, distribusi, mutu dan perlindungannya serta menyusun rekomendasi peluang

Kajian Evaluasi Kebijakan

Kajian Evaluasi Kebijakan Mengenai Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Indonesia dan Realitanya

Memberi

Pertimbangan Pendek, 25 Juta Komite III

Long List 2015-2019

(5)

SUBSTANSI MATERI DIHASILKAN TUGAS DPD PRIORITAS LEMBAGA RISET

8

RUU tentang Perubahan atas UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Situasi problematis yang dihadapi kekinian adalah tuntutan terhadap perguruan tinggi yang semakin besar terkait pemenuhan kualitas, sehingga biaya yang dibebankan kepada mahasiswa menjadi besar atau mahal. Selain itu, Perguruan tinggi belum memiliki standar yang sama di masing-masing daerah. Dan juga belum adanya kolaborasi yang maksimal antara perguruan tinggi dengan lembaga riset baik swasta maupun pemerintah. Tujuan kajian adalah menemukenali secara komperhensif persoalan pendidikan tinggi serta peluang perbaikannya melalui perubahan UU Pendidikan Tinggi.

Kajian Evaluasi Kebijakan

Kajian Evaluasi Kebijakan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasca di tolaknya UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan oleh MK

Memberi

Pertimbangan Pendek, 25 Juta Komite III

Long List 2015-2019

9

RUU Tentang Perubahan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Situasi problematis yang dihadapi adalah fakta beberapa pasal yang yang ada di UU Ketenagakerjaan sudah dibatalkan oleh MK. Selain itu, Adanya hubungan industrial yang belum seimbang antara buruh dan pengusaha diantaranya terkait hak-hak buruh dan kewenangan pengusaha dalam mem-PHK buruh termasuk persoalan outsourcingkhususnya dari sisi pengaturan sanksi yang belum ada. Tujuan kajian adalah menemukenali permasalahan ketenagakerjaan, mendesain gagasan perbaikan persoalan ketenagakerjaan dan menganalisis peluang perubahan UU Ketenagakerjaan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan.

Policy Research

Policy Research Pengawasan Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia

Ikut Membahas Pendek, 25 Juta Komite III Long List 2015-2019

(6)

SUBSTANSI MATERI DIHASILKAN TUGAS DPD PRIORITAS LEMBAGA RISET

10

RUU tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

Situasi problematis berkembang ketika perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial bagi lingkungan belum diatur secara tegas dalam perundangan terkait tugas dan tanggung jawabnya. Mekanisme pengaturan pelaksanaan tanggung jawab perusahaan dan bagaimana cakupan yang harus diatur dalam UU menjadi permasalahan tersendiri. DI sisi lain, UU Perseroan Terbatas sangat terbatas mengatur mengenai CSR dan itupun hanya bagi korporasi yang bergerak di bidang sumber daya alam. Tujuan kajian adalah mengidentifikasi persoalan CSR selama ini dan memberikan penguatan argumentasi menyangkut kebutuhan UU CSR serta materi muatan apa saja yang diperlukan untuk diatur di dalam RUU CSR.

Kajian Latar Belakang Kebijakan

Kajian Latar Belakang Kebijakan mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Ikut Membahas Pendek, 25 Juta Komite III Long List 2015-2019

11

RUU Tentang tentang Perlindungan Umat Beragama

Situasi problematis yang dihadapi menyiratkan adanya kompleksitas, tantangan dan masalah dalam pengembangan kehidupan umat beragama yang beragam di Indonesia, namun di sisi lain minim upaya perlindungan kepada agama yang diakui khususnya dari dimensi legal dan pengaturan legal interaksi antar umat beragama. Tujuan kajian adalah mengidentifikasi persoalan perlindungan umat beragama selama ini dan menggali prospek peluang pengaturan UU perlindungan agama khususnya menyangkut materi muatan apa saja yang prinsipil harus diatur di dalam UU Perlindungan Umat Beragama.

Kajian Latar Belakang Kebijakan

Kajian Latar Belakang Kebijakan

Perlindungan Umat Bergama Ikut Membahas Pendek, 25 Juta Komite III

Long List 2015-2019

(7)

SUBSTANSI MATERI DIHASILKAN TUGAS DPD PRIORITAS LEMBAGA RISET

12

RUU Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Kebijakan pendidikan khususnya menyangkut tenaga pendidikan sedang mengalami berbagai persoalan. Pertama, dari segi peningkatan kapasitas guru melalui program sertifikasi pada realitasnya belum dapat melahirkan guru yang ideal yang diharapkan, yang kreatif dan mampu mengintegrasikan potensi peserta didik baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Kedua, persoalan tenaga guru honorer. Dengan diberlakukannya UU Aparatur Sipil Negara, terdapat tenaga guru honorer yang bermasalah seperti terdapat guru honorer yang sudah lolos ujian seleksi CPNS namun didiskualifikasi karena tafsir atas aturan. selain itu minimnya kesejahteraan tenaga guru honorer menjadi persoalan tersendiri. Ketiga, persoalan penguasan kompetensi tenaga guru untuk implementasi kurikulum 2013. Adapun tujuan kajian sendiri adalah dimaksudkan untuk mendeskripsikan kebijakan tenaga pendidik yang saat ini berlaku dan memberikan rekomendasi bagi perbaikan tenaga pendidik.

Kajian Evaluasi Kebijakan

Kajian Evaluasi Kebijakan Tenaga Pendidik di Indonesia Pasca Berlakunya UU Aparatur Sipil Negara dan Implementasi Kurikulum 2013

Ikut Membahas Pendek, 25 Juta Komite III Long List 2015-2019

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, sebanyak 17 persen informan menyatakan bahwa hashtag#2019GantiPresiden berdampak pada orientasi politik mereka dalam menentukan pilihan politik terhadap

a. Pembangunan komitmen Bupati, Perangkat Daerah Lintas Sektor, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Pati, Camat,

Apabila t-hitung lebih besar pada t-tabel (t-hit > t-tab) maka dinyatakan terjadi hubungan secara signifikan. Hasil pengujian VAR ditunjukkan pada Tabel 5. Berdasarkan hasil

Penarikan kesimpulan dan saran adalah tahap terakhir dari penelitian dimana data hasil pengujian sistem akan dianalisa yang nantinya akan menghasilkan kesimpulan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tanah longsor dangkal yang disebabkan oleh hujan lebat pada tanggal 3 sampai 4 Mei 2011 di provinsi Sulawesi Selatan dan

Kecerdasan interpersonal peserta didik SMAMDA Sidoarjo mampu memenuhi indikator dari kecerdasan interpersonal tinggi menurut Safaria, Dryden dan Vos yang ditunjukkan

Nilai R/C atas biaya tunai yaitu 3,95 dan biaya total yaitu 2,92 yang artinya nilai R/C yang diperoleh menunjukkan bahwa penerimaan agroindustri lebih besar

: Tidak boleh melakukan tindakan yang menyangkut risiko pribadi atau tanpa pelatihan yang sesuai.. Jika terduga bahwa masih ada asap, petugas penolong harus mengenakan