• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pengorganisasian P2K3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pengorganisasian P2K3"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (P2K3)

RSU WILLIAM BOOTH TAHUN 2013

RSU WILLIAM BOOTH JL RAYA TLEKUNG NO 1

(2)

ii

SURAT KEPUTUSAN No. 172/13/III/SK_DIR/2013

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DIREKTUR RSU WILLIAM BOOTH

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pengorganisasian Dan Pelayanan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja RSU William Booth, maka diperlukan penyelenggaraan Pengorganisasian & Pelayanan Pelayanan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja yang bermutu tinggi;

b. Bahwa agar pelayanan Pelayanan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di RSU William Booth dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur RSU William Booth sebagai landasan bagi penyelenggaraan Pengorganisasian Dan Pelayanan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di RSU William Booth;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSU William Booth.

MENGINGAT : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

c. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002 Tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws).

f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Dan Kesehatan Kerja.

g. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

(3)

iii

h. Himpunan Peraturan Perundangan Di Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Kompilasi, Editor Dan Penerbit Jack Matatula. Version 5.0. Tahun 2007.

i. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi RSU William Booth.

MEMPERHATIKAN : Perlunya usaha untuk meningkatkan kualitas Pengorganisasian Dan Pelayanan di RSU William Booth.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU WILLIAM BOOTH TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RSU WILLIAM BOOTH

KEDUA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja RSU William Booth sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KETIGA : Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja RSU William Booth harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada.

KEEMPAT : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian Dan Pelayanan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja RSU William Booth dilaksanakan oleh Wakil Direktur Pelayanan RSU William Booth.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 13 Maret 2013 Direktur RSU William Booth

(4)

iv

Dr. Sri Kadarsih, MM DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Surat Keputusan Direktur RSU William Booth ... ii

Daftar Isi... iv

BAB I. Pendahuluan ... 1

BAB II. Gambaran Umum RSU William Booth ... 3

2.1. Deskripsi RSU William Booth ... 3

2.2. Sejarah Institusi RSU William Booth ... 4

BAB III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan RSU William Booth ... 5

3.1. Visi ... 6 3.2. Misi ... 6 3.3. Falsafah ... 6 3.4. Nilai-Nilai ... 7 3.5. Tujuan ... 7 3.6. Motto ... 7

BAB IV. Struktur Organisasi RSU William Booth ... 8

4.1. Bagan Organisasi ... 8

4.2. Keterangan / Pengertian ... 8

BAB V. Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan P2K3 ... 12

5.1. Visi ... 12 5.2. Misi ... 12 5.3. Falsafah ... 12 5.4. Tujuan ... 12 5.4.1. Tujuan Umum ... 12 5.4.2. Tujuan Khusus ... 12

BAB VI. Uraian Jabatan ... 13

6.1. Direktur ... 13

6.2. Ketua P2K3 ... 14

6.3. Sekretaris ... 15

6.4. Bidang 1 (Pengamanan Peralatan Medik, Pengamanan Radiasi Dan Limbah Radioaktif ... 16

(5)

v

6.5. Bidang 2 (Pengamanan Peralatan Berat Non Medik,

Pengamanan Dan Keselamatan Kerja) ... 18

6.6. Bidang 3 (Pengamanan Saran Sanitasi Dan Lingkungan Kesehatan) .. 19

6.7. Bidang 4 (Pelayanan Kesehatan Kerja Dan Pencegahan Penyakit Akibat Kerja) ... 20

6.8. Komandan Satgas Evakuasi ... 21

6.9. Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Dan Bencana... 23

BAB VII. Tata Hubungan Kerja ... 25

7.1. Internal ... 25

7.2. Eksternal ... 28

BAB VIII. Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi ... 29

BAB IX. Kegiatan Orientasi ... 31

BAB X. Pertemuan / Rapat ... 32

10.1. Pertemuan Rutin ... 32

BAB XI. Pelaporan ... 33

11.1. Laporan Bulanan ... 33

11.2. Laporan Semester ... 33

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah merupakan tempat berkumpulnya karyawan/tenaga kerja, pasien, pengunjung, penunggu pasien & mitra kerja rumah sakit. Maka Keselamatan dan Kesehatan Kerja jelas sangat diperlukan guna menjamin keselamatan tenaga kerja/karyawan & orang di sekitarnya. Menjaga agar proses pelayanan berjalan lancar serta memelihara sarana & prasarana agar selalu siap untuk digunakan. Untuk itu maka ada hak & kewajiban yang perlu saling di jaga dan saling melengkapi guna memperoleh pelayanan kesehatan yang prima.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya Pasal 165 :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Maka jelas pengelola tempat kerja di Rumah Sakit harus melaksanakan semua aturan yang telah dibuat. Salah satunya dengan memberikan pelayanan kesehatan yang prima untuk semua tenaga kerjanya & masyarakat di sekitarnya. Dengan demikian maka resiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dapat dihindari.

Untuk membantu tugas pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja maka jelas perlu dibentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah :

Merupakan upaya untuk menekan dan mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan antara keselamatan dan kesehatan.

Rumah sakit sebagai badan usaha merupakan tempar berkumpulnya tenaga kerja, pimpinan, pasien, pengunjung, dan mitra kerja yang lain. Dalam hubungannya antara pimpinan dan tenaga kerja, ada hak dan kewajiban yang harus dilakukan, salah satunya adalah hak tenaga kerja untuk mendapatkan keselamatan dan kesehatan dalam menjalankan tugasnya. Sedangkan kewajiban tenaga kerja di antaranya adalah menjalankan atau mematuhi

(7)

2

peraturan yang ditetapkan, misalnya tenaga kerja harus memakai alat pelindung diri pada proses pekerjaan yang memerlukan alat pelindung diri. Sementara itu, pimpinan berkewajiban untuk menyediakan alat pelindung diri sehingga

penderita terhindar dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Dalam pelaksanaan K3 diperlukan penanganan yang serius dan dukungan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang melibatkan seluruh bidang kegiatan dan seluruh sumber daya manusia (SDM) yang ada. Dengan adanya komitmen antara pimpinan, karyawan, dana, dan pengelolaan yang baik disertai pelaksanaan yang berkesinambungan maka rumah sakit akan dapat melaksanakan kegiatan K3 sesuai dengan harapan.

Pelaksanaan K3 yang serius dan baik akan dapat mengurangi timbulnya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja baik bagi karyawan, pekerja, pasien, dan masyarakat/pengunjung yang berada di RSU WILLIAM BOOTH. Sehingga pada akhirnya, diharapkan segenap karyawan, pekerja, pasien, dan masyarakat/ pengunjung akan merasa aman dan nyaman berada di RSU WILLIAM BOOTH.

(8)

3 BAB II

GAMBARAN UMUM RSU WILLIAM BOOTH.

2.1. DESKRIPSI RSU WILLIAM BOOTH.

RSU William Booth (RSU William Booth) merupakan rumah sakit umum dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam.

65327, Jawa Timur, Indonesia. Telp 0341- 594161, (hunting) Fax: 0341 – 598911 dengan alamat e-mail www.rsbaptisbatu@yahoo.com

RSU William Booth diresmikan pada tanggal 11 Mei 1999, dengan status berada dibawah kepemilikan Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia. RSU William Booth merupakan rumah sakit tipe madya yang setara dengan rumah sakit pemerintah tipe C. Pada saat ini RSU William Booth dipimpin oleh Dr. Sri Kadarsih, MM selaku direktur.

Pada permulaan kepemimpinan beliau pada tahun 2008 motto RSU William Booth yang lama yaitu Rumah Sakitku, Kebanggaanku, Tanggung Jawabku diubah menjadi Compassionate Hospital atau Rumah Sakit yang berbelas kasih. Demikian juga visi, misi, dan nilai dasar yang lama mengalami perubahan untuk menyusun rencana strategi RSU William Booth sesuai kebutuhan dan perkembangan RSU William Booth.

Pada tahun 2009 RSU William Booth sudah terakreditasi 5 pelayanan dasar untuk Pelayanan Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Instalasi Gawat Darurat, Pelayanan Medik dan Pelayanan Keperawatan

RSU William Booth memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain klinik umum, klinik gigi dan mulut, dan klinik spesialis, Instalasi Gawat Darurat, serta rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP dan VVIP yang dilengkapi pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi, fisioterapi, anestesi, home

care, hotel care, dan medical spa. Kapasitas tempat tidur pasien yang disediakan

di RSU William Booth sebanyak 100 tempat tidur.

Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep

(9)

4

yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada sejak RS Baptis Kediri berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RS Baptis.

2.2. SEJARAH INSTITUSI RSU WILLIAM BOOTH.

RSU William Booth mulai dibangun pada tahun 1996, berlokasi di Jl. Raya Tlekung No. 1 Desa Tlekung Kec. Junrejo, Semarang 65327, Jawa Timur, Indonesia. Di atas areal tanah seluas +/-7 hektar. Secara legalitas disahkan pada tanggal 11 Mei 1999.

RSU William Booth didirikan sebagai pengembangan RS Baptis Kediri, diprakarsai oleh dr. Sukoyo Suwandani, selaku direktur RS Baptis Kediri, yang didukung oleh seluruh staf RS Baptis Kediri. Jabatan direktur dirangkap oleh direktur RS Baptis Kediri, yaitu dr. Sukoyo Suwandani. Pada awal pembukaan, RSU William Booth sebagian besar karyawan adalah karyawan RS Baptis Kediri yang bersedia dipindah tugas. Jumlah seluruh karyawan saat itu 143 orang.

Visi RSU William Booth saat itu sama dengan visi RS Baptis Kediri, visi ini merupakan visi yang tumbuh dari hati para misionaris yang mendirikan RS Baptis Kediri yaitu :

1. Menyatakan kasih Tuhan Yesus dalam pelayanan kesehatan. 2. Terwujudnya kasih Tuhan Yesus kepada setiap orang melalui pelayanan rumah sakit.

Misinya adalah:

1. Mengupayakan pelayanan kesehatan yang prima dengan dasar kasih Kristus tanpa membedakan status sosial, golongan, suku, agama.

2. Menumbuhkembangkan aset yang ada.

Pelayanan kesehatan yang ada pada waktu itu adalah klinik umum, klinik spesialis (bedah, kandungan, penyakit dalam dan kesehatan anak), klinik gigi, instalasi gawat darurat, rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP dan VVIP, serta dilengkapi pelayanan laboratorium, alat X-Ray, USG, EKG, kamar obat,

(10)

5

fisioterapi. Sebagian besar peralatan medis dan non medis berasal dari RS Baptis Kediri.

Pada saat pendirian RSU William Booth, dicanangkan target kemandirian dicapai tahun 2009. Yang dimaksud dengan target kemandirian adalah kemampuan untuk menutupi biaya operasional sendiri. Mulai awal berdiri tahun 1999 sampai tahun 2009, RSU William Booth masih mendapat bantuan dana operasional dari Rumah Sakit induk yaitu RS Baptis Kediri yang sudah berdiri sejak tahun 1957.

Sebagai rumah sakit yang baru berdiri maka jumlah pasien yang dilayani tidak terlalu banyak. Pada waktu itu pasien lebih memilih berobat di rumah sakit yang berada di Malang yang lebih lengkap peralatannya. Setelah ada kerjasama dengan PT ASKES yang melayani askes sukarela, askes sosial, Jamkesmas dan Jamkesda jumlah pasien meningkat pesat mulai April 2006.

Pada tanggal 11 Mei 2007 bertepatan dengan ulang tahun RSU William Booth yang ke-8, ditunjuk pejabat direktur RSU William Booth yaitu Dr. Sri Kadarsih, MM, yang menjabat direktur sampai saat ini. Pada tahun 2008 disusunlah Rencana Strategis RSU William Booth 2008-2013. Sesuai dengan target, pada tahun 2009 RSU William Booth mencapai target kemandirian. Seluruh manajemen diserah terimakan dari direktur RS Baptis Kediri Dr. Sri Kadarsih, MM Sejak saat itu biaya operasional harus diusahakan sendiri. Apabila ada kekurangan dana operasional dapat meminta bantuan RS Baptis Kediri yang diperhitungkan sebagai pinjaman. Dengan target kemandirian ini RSU William Booth mulai berbenah sesuai dengan rencana strategis yang sudah dicanangkan.

(11)

6

VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RSU WILLIAM BOOTH

3.1. VISI.

RSU William Booth memiliki visi :

“Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Malang Raya karena Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien”

3.2. MISI.

RSU William Booth memiliki misi :

a) Memberikan pelayanan kesehatan prima secara holistik berlandaskan Kasih Kristus kepada setiap orang, tanpa membedakan status sosial, golongan, suku dan agama.

b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien. c) Mengelola aset secara efektif dan efisien bagi Kesejahteraan dan

Pengembangan rumah sakit dengan memanfaatkan potensi Kota Wisata Semarang.

d) Mengembangkan Sumber Daya Manusia secara utuh yang memiliki belas kasih, asertif, profesional, bekerja dalam tim, integritas dan sejahtera.

3.3.FALSAFAH.

RSU William Booth memiliki falsafah :

a) Menjadikan RSU William Booth pilihan utama masyarakat Malang Raya. b) Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.

c) Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan profesionalisme.

d) Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam berkarya.

e) Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar profesi.

(12)

7

f) Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan rumah sakit. g) Keselarasan dalam melaksanakan tugas.

3.4.NILAI – NILAI.

RSU William Booth memiliki nilai-nilai : B = Belas Kasih A = Asertif P = Profesional T = Tim Kerja I = Integritas S = Sejahtera 3.5.TUJUAN.

Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani

3.6.MOTTO.

RSU William Booth memiliki Motto :

“Memberikan pelayanan dengan belas kasih”

BAB IV

(13)

8 4.1.BAGAN ORGANISASI.

4.2. KETERANGAN/PENGERTIAN. a. Unit Struktural

i. Direktur

Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RSU William Booth ii. Wakil Direktur

Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing – masing, yaitu :

1. Wakil Direktur Pelayanan : membantu direktur dalam bidang pelayanan medis dan keperawatan

2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan : membantu direktur dalam bidang umum dan keuangan

(14)

9

Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu atau lebih macam pelayanan rumah sakit, yaitu :

1. Manajer Rawat Jalan, Medical Check Up dan Klinik Satelit. 2. Manajer Rawat Inap dan Keperawatan

3. Manajer Gawat Darurat dan Out Care 4. Manajer ICU dan Kamar Operasi.

5. Manajer Pemasaran, Komplain dan Pelayanan Perusahaan Asuransi.

6. Manajer Wellness Center. iv. Unit Kerja

Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RSU William Booth dibedakan menjadi 2 yaitu divisi bisnis yang diberi istilah Instalasi dan divisi pendukung yang diberi istilah Bagian. Seluruh instalasi dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Pelayanan dan seluruh Bagian dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Umum Keuangan. Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas satu atau lebih Sub Unit Kerja. Berikut adalah daftar Unit Kerja :

- Instalasi Rawat Jalan.

- Instalasi Rawat Inap Ibu & Anak. - Instalasi Rawat Inap Kelas 1 & 2. - Instalasi Rawat Inap Lantai 2 ICU. - Instalasi Rawat Inap Kelas 3. - Instalasi Gawat Darurat. - Instalasi Kamar Operasi. - Instalasi Farmasi.

- Instalasi Rehabilitasi Medik. - Instalasi Laboratorium. - Instalasi Radiologi. - Instalasi Gizi

(15)

10 - Bagian Administrasi.

- Bagian Sumber Daya Manusia. - Bagian Rekam Medik.

- Bagian Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit. - Bagian Pemeliharaan Sarana.

- Bagian Layanan Perusahaan & Asuransi. - Bagian Akuntansi.

- Bagian Inventory. - Bagian Keuangan. - Bagian Pemasaran. - Bagian Humas. v. Unit Kerja Outsourcing

Cleaning Service, Satpam, Taman b. Unit Non Struktural

i. Komite

Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite yang ada di RSU William Booth adalah sebagai berikut :

1. Komite Pastoral.

2. Satuan Pemeriksa Internal. 3. Komite Etik Rumah Sakit. 4. Komite Medik.

5. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

6. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. 7. Komite Keperawatan

(16)

11

Adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional. Kelompok Staf Medis di RSU William Booth dikelompokkan sebagai berikut :

1. Kelompok Staf Medis Bedah. 2. Kelompok Staf Medis Non Bedah. 3. Kelompok Staf Gigi dan Mulut. iii. Panitia

Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit

1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien.

2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3. Panitia Rekam Medik.

4. Panitia Farmasi dan Therapi.

5. Panitia Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit.

(17)

12

VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN P2K3

5.1. VISI.

Rumah sakit yang mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

5.2. MISI.

1. Mewujudkan budaya pelayanan yang sehat, aman , dan profesional secara efisien dengan membudayakan sistem kerja yang berorientasi pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. Meningkatkan Profesional SDM dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

3. Mencegah dan menanggulangi terjadinya bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilingkungan rumah sakit.

4. Tercapainya kondisi yang aman, nyaman dan berkelanjutan dengan berkerjasama dengan lintas unit.

5.3. FALSAFAH.

Rumah sakit merupakan institusi kesehatan, wajib menjamin dan menjaga Keselamatan dan Kesehatan pekerja, pasien dan pengunjung untuk mengoptimalkan produktifitas kerja dan meningkatkan mutu pelayanan.

5.4. TUJUAN

5.4.1. TUJUAN UMUM

Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

5.4.2. TUJUAN KHUSUS

a. Menjaga keselamatan tenaga kerja dan orang di sekitarnya

b. Memelihara sarana dan prasarana kesehatan agar selalu siap untuk digunakan

c. Menjamin proses pelayanan kesehatan berjalan lancar, aman dan optimal

(18)

13

URAIAN JABATAN

6.1. DIREKTUR.

a. Hasil Kerja :

 Terbentuknya Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja disertai SK

 Tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Kebijakan kegiatan P2K3

b. Uraian Tugas :

 Membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Surat Keputusan

 Mendukung penyelenggaraan upaya P2K3  Menentukan kebijakan P2K3

 Mengesahkan SPO P2K3

c. Tanggung Jawab :

 Mengadakan evaluasi kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan saran dari P2K3

 Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan

 Bertanggung jawab mengadakan evaluasi kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan saran dari P2K3  Mengadakan evaluasi kinerja pengurus tim P2K3

d. Wewenang

 Dapat mengganti/merubah susunan pengurus P2K3 jika kinerjanya terus menurun

(19)

14 KERJA.

a. Hasil kerja :  Kebijakan P2K3

 SPO dan program P2K3  Laporan kegiatan P2K3  Target “Zerro Accident” b. Uraian Tugas :

 Bersama dengan Ketua Bidang dan Ketua Satgas menyusun program kegiatan untuk K3 RSU William Booth

 Mengkoordinasikan pelaksanaan program dengan bagian SDM/Diklat

 Memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada Direktur tentang masalah-masalah yang terjadi dan terkait dengan K3 di RSU William Booth

 Bersama dengan gugus tugas terkait, melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja RS

 Berupaya meminimalisasi kerugian yang timbul akibat PAK dan KAK, perlindungan tenaga kerja serta pemenuhan peraturan perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku

 Membuat tindakan korektif dan pencegahan yang terkait dengan pelayanan K3

c. Tanggung Jawab :

 Sosialisasi kebijakan P2K3 agar dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit

 Mengevaluasi pelaksanaan program P2K3

 Memberikan konsultasi pada petugas rumah sakit tentang P2K3  Berkoordinasi dengan unit terkait

d. Kewenangan :

 Mengembangkan dan meningkatkan program kerja P2K3  Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan K3 di

(20)

15

 Mengusulkan pengadaan fasilitas untuk tim P2K3

 Mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam P2K3

 Memberikan laporan kepada direktur tentang masalah yang terkait dengan K3 RS

e. Syarat Jabatan :

 Dokter dan berminat terhadap kegiatan K3

 Mendapat pelatihan dasar tentang K3 umum/rumah sakit dan lanjutan

 Mempunyai kemampuan memimpin dan inovatif  Mempunyai integritas & loyalitas tinggi

 Bekerja purna waktu

6.3. SEKRETARIS. a. Hasil kerja :

 Laporan notulensi rapat P2K3

 Laporan audit/identifikasi bahaya di lingkungan RS  Laporan bulanan ,semesteran & tahunan

 Rekomendasi perbaikan program/kegiatan ke Ketua P2K3 b. Uraian Tugas :

 Mengkoordinasikan kegiatan K3 di RSU William Booth  Membuat dan menyebarkan undangan rapat P2K3

 Membuat dokumentasi kegiatan dalam bentuk hard copy dan soft copy

 Membuat notulensi hasil rapat P2K3

 Mengelola administrasi surat-surat/dokumen P2K3

 Membantu Ketua dalam pemantauan pelaksanaan program/rekomendasi dari P2K3

c. Tanggung Jawab :

 Membuat laporan notulensi rapat dan melaporkan ke Ketua P2K3

(21)

16

 Membuat laporan audit/identifikasi bahaya bersama Ketua P2K3

 Membuat laporan bulanan, semesteran & tahunan ke manajemen

 Bersama Ketua Melakukan pemantauan pelaksanaan program/rekomendasi dari P2K3

 Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit K3

 Memprakarsai penyuluhan bagi pengurus P2K3 tentang budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja

d. Kewenangan

 Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan K3 di rumah sakit

 Memberikan saran tentang pelaksanaan program kerja K3 ke Ketua

 Memerikan saran & solusi tentang hasil audit e. Syarat Jabatan :

 S1/D3 semua jurusan

 Berminat terhadap kegiatan K3

 Mendapatkan pelatihan dasar K3 dan Ahli K3 Umum  Mempunyai integritas & loyalitas tinggi

 Memiliki kemampuan memimpin, inovatif dan percaya diri  Bekerja purna waktu

6.4. BIDANG 1 (PENGAMANAN PERALATAN MEDIK, PENGAMANAN RADIASI DAN LIMBAH RADIOAKTIF).

a. Hasil Kerja :  Program kerja  SPO

 Dokumentasi b. Uraian Tugas :

(22)

17

 Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada Direktur RS mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan K3

 Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur

 Membuat program K3RS

 Membuat, menetapkan dan melaksanakan standar prosedur operasional (SPO) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku

 Melakukan evaluasi, memperbaharui dan melakukan komunikasi dan sosialisasi pada karyawan dan pihak yang terkait

c. Tanggung Jawab :

 Membuat program kerja, kebijakan,SPO  Koordinasi & sosialisasi program kerja

 Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan kegiatan K3

d. Kewenangan :

 Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan K3 di rumah sakit

 Memberikan saran tentang pelaksanaan program kerja ke Ketua P2K3

e. Syarat Jabatan :

 D3 Elektromedik/sederajat  Berminat terhadap kegiatan K3

 Mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan  Memiliki kemampuan memimpin dan Inovatif

6.5. BIDANG 2 PENGAMANAN PERALATAN BERAT NON MEDIK, PENGAMANAN DAN KESELAMATAN BANGUNAN).

(23)

18 a. Hasil kerja :  Program kerja  SPO  Dokumentasi b. Uraian Tugas :  Membuat program K3RS

 Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur.

 Membuat, menetapkan dan melaksanakan standar prosedur operasional (SPO) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku.

 Memberikan pemahaman tentang Peraturan Perundangan yang berlaku.

 Menetapkan kriteria untuk meminimalkan bahaya kebakaran, ledakan, dan kelistrikan pada bangunan fasilitas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk manusia.

 Mengeliminasi kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap pengunjung/ pengguna jasa pelayanan RSU William Booth yang disebabkan kondisi yang tidak aman yang disebabkan oleh kondisi bangunan, konstruksi dll.

 Melakukan perbaikan, pemeliharaan gedung dan bangunan.

c. Tanggung Jawab :

 Membuat prgram kerja,kebijakan,SPO  Koordinasi & sosialisasi program kerja

 Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan kegiatan K3

d. Kewenangan :

 Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program kerja K3 pada setiap personil di unit masing-masing

 Memberikan saran tentang pelaksanaan program kerja ke Ketua P2K3

(24)

19 e. Syarat Jabatan :

 Minimal STM listrik

 Berminat terhadap kegiatan K3

 Mendapat pelatihan K3 umum dan lanjutan  Memiliki kemampuan memimpin dan Inovatif

6.6. BIDANG 3 (PENGAMANAN SARANA SANITASI DAN LINGKUNGAN KESEHATAN). a. Hasil kerja :  Program kerja  SPO  Dokumentasi b. Uraian Tugas :  Membuat program K3RS

 Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur.

 Membuat, menetapkan dan melaksanakan standar prosedur operasional (SPO) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku.

 Melakukan pengukuran ambang batas terhadap kualitas udara, air dan kebersihan ruang rawat inap.

 Melakukan pengendalian dampak kegiatan rumah sakit yang tertuang dalam RKP-RPL RSU William Booth.

 Melakukan pemantauan dan terhadap kualitas efluaent limbah RSU William Booth termasuk pengendalian Sampah medis dan non medis.

 Melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap kegiatan Sanitasi dan Pengelolaan Lingkungan.

 Melakukan evaluasi secara terus menerus.

c. Tanggung Jawab :

(25)

20

 Koordinasi & sosialisasi program kerja

 Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan kegiatan K3

d. Kewenangan :

 Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program kerja K3 pada setiap personil di unit masing-masing

 Memberikan saran tentang pelaksanaan program kerja ke Ketua P2K3

e. Syarat Jabatan :

 S1 Kesling/sederajat

 Berminat terhadap kegiatan K3

 Mendapat pelatihan K3 umum dan lanjutan  Memiliki kemampuan memimpin dan Inovatif

6.7. BIDANG 4 (PELAYANAN KESEHATAN KERJA DAN PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA).

a. Hasil kerja :  Program kerja  SPO  Dokumentasi b. Uraian Tugas :  Membuat program K3RS

 Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur.

 Membuat, menetapkan dan melaksanakan standar prosedur operasional (SPO) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku.

 Menghilangkan bahaya, menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada

(26)

21

 Memberikan jaminan keamanan kepada pasien (patient safety) yang diwujudkan dalam tindakan dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

c. Tanggung Jawab :

 Membuat program kerja,kebijakan,SPO  Koordinasi & sosialisasi program kerja

 Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan kegiatan K3

d. Kewenangan :

 Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program kerja K3 pada setiap personil di unit masing-masing

 Memberikan saran tentang pelaksanaan program kerja ke Ketua P2K3

e. Syarat Jabatan :

 S1/D3 Keperawatan

 Berminat terhadap kegiatan K3

 Mendapat pelatihan K3 umum dan lanjutan  Memiliki kemampuan memimpin dan Inovatif

6.8. KOMANDAN SATGAS EVAKUASI. a. Hasil kerja :

 Program kerja (buat jadwal jaga harian satgas evakuasi,pengecekan sarana & prasarana evakuasi,dll)

 SPO

 Dokumentasi b. Uraian Tugas :

 Perencanaan (Planning)

a. Perencanaan adalah proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan–penentuan prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan.

(27)

22

b. Mengarahkan tujuan dan sasaran organisasi maupun tujuan suatu program tentang kebutuhan penggunaan tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan, dan sumber – sumber (resources) lainnya.

 Pengorganisasian (Organizing)

a. Pengorganisasian merupakan proses penyusunan pembagian kerja kedalam unit–unit kerja dan fungsi–fungsinya beserta penetapannya dengan cara–cara yang tepat mengenai orang–orangnya (staffing) yang harus menduduki fungsi– fungsi itu berikut penentuannya dengan tepat tentang hubungan wewenang dan tanggung jawabnya.

b. Pengorganisasian itu dilakukan demi pelaksanaan kerja dan pelaksanaan dari perencanaan, yang penting demi adanya pembagian kerja yang tepat.

 Pendorongan (Motivating)

a. Pendorongan merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan mendorong semangat kerja dan kerelaan kerja para pegawai (anggota organisasi) demi tercapainya tujuan organisasi.

 Pengendalian atau kontrol (Controlling )

a. Pengendalian atau kontrol adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mengadakan pengawasan, penyempurnaan dan penilaian untuk menjamin bahwa tujuan dapat tercapai sebagai mana yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

b. Dari hasil itu dapatlah diadakan penyempurnaan, evaluasi, dan penentuan tentang perlunya tindakan – tindakan korektif atupun tindaklanjut yang harus dilakukan, sehingga pemborosan – pemborosan dapatdi hindarkan dan pengembangan – pengembangan selanjutnya dapat ditingkatkan pelaksanaannya.

(28)

23

 Membuat program kerja,kebijakan,SPO  Koordinasi & sosialisasi program kerja  Memonitor sarana & prasarana evakuasi d. Kewenangan :

 Memberikan saran tentang pelaksanaan program kerja ke Ketua P2K3

e. Syarat Jabatan :  D3 Keperawatan

 Berminat terhadap kegiatan K3

 Mendapat pelatihan K3 umum dan lanjutan  Memiliki kemampuan memimpin dan Inovatif

6.9. KOMANDAN SATGAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN

BENCANA.

a. Hasil kerja :

 Program kerja (jadwal jaga harian satgas kebakaran,pengecekan hidran/APAR,dll)

 SPO

 Dokumentasi b. Uraian Tugas :

 Melakukan pengawasan & sosialisasi agar peraturan dan Protap tentang pencegahan penanggulangan kebakaran tersosialisasi dengan baik, sehingga dapat dipahami, dipatuhi, dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan

 Melakukan Pengawasan / upaya agar tidak terbiarkannya penurunan fungsi dari peralatan dan instalasi kebakaran.

 Mengadakan latihan kebakaran /sehingga bila terjadi kebakaran regu/ kelompok dapat melaksanakan peran masing-masing, latihan berupa : Pelatihan Pemadaman, Evakuasi, Pengamanan, Penyelamatan dan Evakuasi.

 Menetapan prosedur, pencatatan, dokumentasi, cheklist , guna melacak dan mengevaluasi Penyebab terjadinya kebakaran.

(29)

24 c. Tanggung Jawab :

 Membuat program kerja,kebijakan,SPO  Koordinasi & sosialisasi program kerja

 Memonitor sarana & prasarana kebakaran/bencana d. Kewenangan :

 Memberikan saran tentang pelaksanaan program kerja ke Ketua P2K3

e. Syarat Jabatan :  SMU/Sederajat

 Berminat terhadap kegiatan K3

 Mendapat pelatihan K3 umum dan lanjutan  Memiliki kemampuan memimpin dan Inovatif

BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

(30)

25

1. Hubungan kerja P2K3 dengan unit keperawatan

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) 2. Hubungan kerja P2K3 dengan instalasi gizi

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) 3. Hubungan kerja P2K3 dengan kamar operasi

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) 4. Hubungan kerja P2K3 dengan instalasi farmasi

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) c. Koordinasi tentang MSDS (Material Safety Data Sheet)

d. Sosialisasi tentang MSDS (Material Safety Data Sheet) 5. Hubungan kerja P2K3 dengan kamar steril

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam)

P2K3 UNIT KEPERAWATAN INSTALASI KAMAR OPERASI INSTALASI FARMASI INSTALASI GIZI LAUNDRY PEMELIHARAAN SARANA PELAYANAN MEDIS HOUSE KEEPING KAMAR STERIL PENYULUHAN KESEHATAN RS BAGIAN SDM PENUNJANG MEDIS KKPRS REHABILITASI MEDIS CLEANING SERVICE BAGIAN MR SATPAM KPPIRS

(31)

26

6. Hubungan kerja P2K3 dengan pelayanan medis

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) 7. Hubungan kerja P2K3 dengan penunjang medis

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) 8. Hubungan kerja P2K3 dengan penyuluhan kesehatan rumah sakit

a. Membuat jadwal PKRS tentang K3 kepada pasien, keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit

b. Membuat laporan hasil PKRS P2K3 ke tim PKRS rumah sakit 9. Hubungan kerja P2K3 dengan rehabilitasi medis

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) 10. Hubungan kerja P2K3 dengan laundry

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) 11. Hubungan kerja P2K3 dengan pemeliharaan sarana

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) c. Berkoordinasi untuk pengelolaan sampah medis meliputi

penyimpanan sementara, pembakaran dan pengelolaan sisa pembakaran sampah medis

d. Berkoordinasi untuk pengelolaan kolam IPAL e. Berkoordinasi untuk pengelolaan kalibrasi alkes f. Berkoordinasi untuk pemeliharaan fasilitas g. Berkoordinasi untuk uji air bersih dan minum h. Audit kepatuhan K3

i. Laporan hasil audit beserta rekomendasi 12. Hubungan kerja P2K3 dengan house keeping

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) c. Koordinasi tentang standar K3

(32)

27 d. Sosialisasi tentang standar K3

13. Hubungan kerja P2K3 dengan bagian SDM

a. Koordinasi orientasi pegawai baru, tenaga magang yang ada di rumah sakit

b. Koordinasi tentang program K3 14. Hubungan kerja P2K3 dengan satpam

a. Membuat standar safety briefing sesuai P2K3 b. Koordinasi tentang program K3

c. Sosialisasi tentang program K3

15. Hubungan kerja P2K3 dengan bagian Medical Record

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) 16. Hubungan kerja P2K3 dengan cleaning service

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) 17. Hubungan kerja P2K3 dengan KKPRS

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) c. Koordinasi tentang jumlah angka incident yang terjadi di rumah

sakit

18. Hubungan kerja P2K3 dengan KPPIRS

a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran/bencana alam) c. Koordinasi angka tertusuk benda tajam dan paparan cairan tubuh d. Koordinasi kepatuhan karyawan tentang penggunaan APD

7.2. EKSTERNAL

P2K3 DISNAKER KOTA

BATU PMK KOTA BATU

(33)

28

1. Hubungan kerja P2K3 dengan PMK KOTA BATU

a. Koordinasi tentang program pelatihan kebakaran/bencana alam b. Saling tukar wacana tentang K3

2. Hubungan kerja P2K3 dengan DISNAKER KOTA BATU a. Koordinasi tentang program pelatihan K3

b. Memberi laporan mengenai kegiatan K3 jika diperlukan

BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

(34)

29

JABATAN KEBUTUHAN

Ketua P2K3 Dokter Pelatihan K3 umum/RS Pelatihan K3 lanjutan

1

Sekretaris S1/D3 semua jurusan Pelatihan K3 umum Pelatihan Ahli K3 umum 1 Bidang 1 D3 elektromedik/sederajat Pelatihan K3 umum Pelatihan K3 lanjutan 2

Bidang 2 minimal STM listrik Pelatihan K3 umum Pelatihan K3 lanjutan

1

Bidang 3 S1 Kesling/sederajat Pelatihan K3 umum Pelatihan K3 lanjutan

2

Bidang 4 S1/D3 Keperawatan Pelatihan K3 umum Pelatihan K3 lanjutan 1 Komandan Satgas evakuasi D3 Keperawatan Pelatihan K3 umum Pelatihan K3 lanjutan 1 Komandan Satgas kebakaran SMU/sederajat Pelatihan K3 umum Pelatihan K3 1

(35)

30

lanjutan

BAB IX

(36)

31 BAB X

PERTEMUAN / RAPAT

HARI KE M A T E R I WAKTU METODA PENANGGUNG

JAWAB Hari ke 2 orientasi karyawan baru Pengertian APAR Pemakaian APAR Program evakuasi

(37)

32 10.1.PERTEMUAN RUTIN

Pertemuan rutin pengurus P2K3 :  1 kali rapat dalam sebulan  Jam 12.00 s/d 14.00

 Peserta : semua pengurus P2K3

 Materi : Pembahasan program kerja P2K3

 Rapat Insidentil dengan manajemen diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas segera.

BAB XI PELAPORAN

(38)

33 11.1.LAPORAN BULANAN.

 Laporan hasil audit/identifikasi potensi bahaya di lingkungan rumah sakit beserta solusinya/rekomendasi.

 Laporan angka insiden.

11.2.LAPORAN SEMESTER.

 Laporan trend angka insiden selama 6 bulan beserta analisa masalah dan rekomendasi.

 Laporan hasil audit beserta rekomendasi.

11.3.LAPORAN TAHUNAN.

 Laporan angka insiden selama 1 tahun.

 Laporan indikator dan SPM K3 dalam 1 tahun.

Referensi

Dokumen terkait

karbon sebagai inhibitor korosi baja karbon dalam larutan elektrolit jenuh karbon dioksida yang sesuai dengan kondisi di industri petroleum serta mempelajari mekanisme

Artinya tidak ada hubungan antara penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung kombinasi hormonal dengan kejadian vaginal discharge patologis, walaupun dalam penelitian

7 ANANDA RAYHAN PUTRA FIRDAUS SDIT LUQMAN AL HAKIM 4 BERBAKAT A 8 ANDINI SALSABILA NAJIYYA TSAQIIFA SD MUHAMMADIYAH 1 KRIAN 4 BERBAKAT A. 9 ANDREA FITRI AZ ZAHRA SD YIMI GRESIK

Untuk membedakannya dapat dilihat dari lima kriteria diantaranya adalah perbedaan hasil pada persilangan resiprok menunjukkan penyimpangan pola transmisi gen Mendel,

Stok Akhir, Memasukkan Nama Operator, Nama Konsumen , Disetiap Sudut Kiri Atas yg Digaris Bawahi, Yg Apa Bila Kita Klik, Kita Akan kembali kehalaman Ini. Laporan Totalisator

Dengan pendekatan saintifik dan menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learning, setelah menyimak video peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi dan

Selanjutnya peserta yang dinyatakan diterima dapat melakukan pendaftaran ulang (Registrasi) dengan mengikuti ketentuan pada Pengumuman Pendaftaran Ulang (Registrasi)

Semua pelajar yang mengikuti Program Geografi UPSI diwajibkan menggunakan penulisan yang telah ditetapkan untuk penulisan kertas kerja, esei, kertas ilmiah, laporan projek,