• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lapsus TB Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lapsus TB Anak"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Di

Diperperkikirarakan kan sesekikitatar r seseperpertitiga ga penpendudduduk uk dundunia ia teltelah ah teteririnfnfekeksi si ololeheh Mycobacterium tuberkulosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien T Mycobacterium tuberkulosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien T  baru dan !

 baru dan ! juta kematian akibat T juta kematian akibat T diseluruh dunia. Diperkirakan diseluruh dunia. Diperkirakan 95" kasus T dan95" kasus T dan 9#" kematian akibat T didunia, terjadi pada negara$negara berkembang. Demikian 9#" kematian akibat T didunia, terjadi pada negara$negara berkembang. Demikian  juga, kematian

 juga, kematian %anita akibat %anita akibat T lebih T lebih banyak dabanyak dari pada ri pada kematian kakematian karena kehamilan,rena kehamilan,  persalinan dan nifas.

 persalinan dan nifas.11

Pada tahun 1999, &'( memperkirakan setiap tahun terjadi 5#!.))) kasus Pada tahun 1999, &'( memperkirakan setiap tahun terjadi 5#!.))) kasus  baru

 baru T* T* dengan dengan kematian kematian sekitar sekitar 1+).))). 1+).))). ecara ecara kasar kasar diperkirakan diperkirakan setiapsetiap 1)).))) penduduk -ndonesia terdapat 1!) penderita baru T* paru dengan T 1)).))) penduduk -ndonesia terdapat 1!) penderita baru T* paru dengan T  positif.

 positif. Di Di -ndonesia, -ndonesia, T T merupakan merupakan masalah masalah utama utama kesehatan kesehatan masyarakat. masyarakat. /umlah/umlah  pasien

 pasien T T di di -ndonesia -ndonesia merupakan merupakan ke$! ke$! terbanyak terbanyak di di dunia dunia setelah setelah -ndia -ndia dan dan *ina*ina dengan jumlah pasien sekitar 1)" dari total jumlah pasien T didunia. Diperkirakan dengan jumlah pasien sekitar 1)" dari total jumlah pasien T didunia. Diperkirakan  pada

 pada tahun tahun 0))+, 0))+, setiap setiap tahun tahun ada ada 5!9.))) 5!9.))) kasus bakasus baru ru dan dan kematian kematian 1)1.))) 1)1.))) orang.orang. -nsidensi kasus T T

-nsidensi kasus T T positif sekitar 11) per 1positif sekitar 11) per 1)).))) pendud)).))) penduduk.uk.11

Dengan meningkatnya kejadian T pada orang de%asa, maka jumlah anak  Dengan meningkatnya kejadian T pada orang de%asa, maka jumlah anak  yan

yang g terterinfinfekseksi i T T akaakan n menmeningkingkat at dan dan jumjumlah lah anak dengan anak dengan penypenyakiakit t T T jugjugaa men

meningingkat. kat. TuTuberberkulkulosiosis s anak anak memmempunypunyai ai permpermasalasalahan ahan khuskhusus us yanyang g berberbedabeda dengan orang de%asa. Pada T anak, permasalahan yang dihadapi adalah masalah dengan orang de%asa. Pada T anak, permasalahan yang dihadapi adalah masalah diagnos

diagnosis, pengobatan, pencegahan, serta T is, pengobatan, pencegahan, serta T pada infeksi '-. epada infeksi '-. eorang anak orang anak dapatdapat terkena infeksi T tanpa menjadi sakit T dimana terdapat uji tuberkulin positif  terkena infeksi T tanpa menjadi sakit T dimana terdapat uji tuberkulin positif  tanpa ada kelainan klinis, radiologis dan laboratoris.

tanpa ada kelainan klinis, radiologis dan laboratoris.00

Tuberkulosis primer pada anak kurang membahayakan masyarakat karena Tuberkulosis primer pada anak kurang membahayakan masyarakat karena kebanya

kebanyakan tidak kan tidak menularmenular, tetapi bagi , tetapi bagi anak itu anak itu sendirsendiri i cukup berbahaya oleh cukup berbahaya oleh karenakarena dapa

dapat t timtimbul bul T T ekstekstra ra thothorakrakal al yanyang g sersering ing kali menjadkali menjadi i sebsebab ab kemkematiatian an ataatauu menimbulkan cacat, Misal pada T Meningitis.

(2)

Diagnosis yang paling tepat untuk T adalah bila ditemukan basil T dari Diagnosis yang paling tepat untuk T adalah bila ditemukan basil T dari  bahan

 bahan 2 baha2 bahan sepen seperti sputum, rti sputum, bilasan lambunbilasan lambung, bg, biopsy dan iopsy dan lain 2 lain 2 lain, tetapi lain, tetapi hal inihal ini  pada

 pada anak anak sulit sulit didapat. didapat. (leh (leh karena karena itu, itu, sebagian sebagian besar besar diagnosis diagnosis T T anak anak  didasarkan atas gambaran klinik, gambaran radiologis dan uji tuberkulosis.

(3)

BAB II

TUBERKULOSIS PADA ANAK 

A. DEFINISI

Tuberkulosis 3T4 adalah penyakit akibat infeksi kuman  Mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi  primer. T nak adalah penyakit T yang terjadi pada anak usia )$1+ tahun.!,+

T merupakan penyakit infeksi yang sudah sangat lama dikenal manusia, setua peradaban manusia. Pada a%al penemuan obat antituberkulosis 3(T4, timbul harapan penyakit ini akan dapat ditanggulangi. amun dengan perjalanan %aktu terbukti penyakit ini tetap menjadi masalah kesehatan yang sangat serius, baik dari aspek gangguan tumbuh$kembang, morbiditas, mortalitas, dan kecacatan. T anak  yang tidak mendapat pengobatan yang tepat akan menjadi sumber infeksi T pada saat de%asanya nanti.!

Perlu ditekankan sejak a%al adanya perbedaan antara infeksi T dengan sakit T. -nfeksi T relatif mudah diketahui, yaitu dengan berbagai perangkat diagnostik  infeksi T, misalnya uji tuberkulin. eseorang 3de%asa atau anak4 yang positif  terinfeksi T 3uji tuberkulin positif4 belum tentu menderita sakit T. Pasien sakit T  perlu mendapat terapi (T, namun seseorang yang mengalami infeksi T tanpa sakit

T, tidak perlu terapi (T. 6ntuk kelompok risiko tinggi, pasien dengan infeksi T tanpa sakit T, perlu mendapat profilaksis.!

B. EPIDEMIOLOGI

Tuberculosis anak merupakan faktor penting di negara$negara berkembang karena jumlah anak berusia kurang dari 15 tahun adalah +)$5)" dari jumlah seluruh  populasi. Data T anak di -ndonesia menunjukkan proporsi kasus T nak di antara semua kasus T pada tahun 0)1) adalah 9,+", kemudian menjadi #,5" pada tahun 0)11 dan #,0" pada tahun 0)10. pabila dilihat data per pro7insi, menunjukkan 7ariasi proporsi dari 1,#" sampai 15,9". 'al ini menunjukan kualitas diagnosis T anak masih sangat ber7ariasi pada le7el pro7insi.0,+

(4)

8asus T nak dikelompokkan dalam kelompok umur )$+ tahun dan 5$1+ tahun, dengan jumlah kasus pada kelompok umur 5$1+ tahun yang lebih tinggi dari kelompok umur )$+ tahun. 8asus T positif pada T anak tahun 0)1) adalah 5,+" dari semua kasus T anak, sedangkan tahun 0)11 naik menjadi ,!" dan tahun 0)10 menjadi ".+

C. ETIOLOGI

Penyakit T adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri  Mycobacterium tuberculosis. akteri ini berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. akteri ini berukuran lebar ),! ), mm dan panjang 1+ mm. Dinding  M.tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi 3)"4. Penyusun utama dinding sel M.tuberculosis ialah asam mikolat, lilin kompleks 3comple:$%a:es4, trehalosa dimikolat yang disebut cord factor dan mycobacterial sulfolipid yang berperan dalam 7irulensi.5

uhu optimal untuk tumbuh pada !;<* dan p' ,+$;,) jika dipanaskan pada suhu )<* akan mati dalam %aktu 15$0) menit. 8uman ini sangat rentan terhadap sinar matahari dan radiasi sinar ultra7iolet. Disamping itu organisme ini agak resisten terhadap bahan$bahan kimia dan tahan pengeringan, sehingga memungkinkan untuk  tetap hidup dalam periode yang panjang didalam ruangan$ruangan, selimut dan kain yang ada di kamar tidur.5

D. PENULARAN

Penularan tuberkulosis anak sebagian besar melalui udara sehingga fokus  primer berada di paru dengan kelenjar getah bening membengkak serta jaringan paru

mudah terinfeksi kuman tuberkulosis. elain itu dapat melalui mulut saat minum susu yang mengandung kuman Mycobacterium bovis dan melalui luka atau lecet di kulit.1

E. PATOGENESIS

Paru merupakan port d=entr>e lebih dari 9#" kasus infeksi T. 8arena ukurannya yang sangat kecil, kuman T dalam percik renik 3droplet nuclei4 yang terhirup, dapat mencapai al7eolus. Masuknya kuman T ini akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis non spesifik. Makrofag al7eolus akan menfagosit kuman T dan biasanya sanggup menghancurkan sebagian besar kuman T. kan tetapi, pada

(5)

sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman T dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. 8uman T dalam makrofag yang terus  berkembang biak, akhirnya akan membentuk koloni di tempat tersebut. ?okasi  pertama koloni kuman T di jaringan paru disebut @okus Primer A('.1

Dari focus primer, kuman T menyebar melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke lokasi focus primer. Penyebaran ini menyebabkan terjadinya inflamasi di saluran limfe 3limfangitis4 dan di kelenjar limfe 3limfadenitis4 yang terkena. /ika focus primer  terletak di lobus paru ba%ah atau tengah, kelenjar limfe yang akan terlibat adalah kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika focus primer terletak di apeks paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. 8ompleks primer merupakan gabungan antara focus primer, kelenjar limfe regional yang membesar 3limfadenitis4 dan saluran limfe yang meradang 3limfangitis4.1

&aktu yang diperlukan sejak masuknya kuman T hingga terbentuknya kompleks primer secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi T. 'al ini berbeda dengan pengertian masa inkubasi pada proses infeksi lain, yaitu %aktu yang diperlukan sejak masuknya kuman hingga timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi T biasanya berlangsung dalam %aktu +$# minggu dengan rentang %aktu antara 0$ 10 minggu. Dalam masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga mencapai jumlah 1)!$1)+, yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respons imunitas seluler. elama berminggu$minggu a%al proses infeksi, terjadi pertumbuhan logaritmik  kuman T sehingga jaringan tubuh yang a%alnya belum tersensitisasi terhadap tuberculin, mengalami perkembangan sensiti7itas.1

Pada saat terbentuknya kompleks primer inilah, infeksi T primer dinyatakan telah terjadi. 'al tersebut ditandai oleh terbentuknya hipersensiti7itas terhadap tuberkuloprotein, yaitu timbulnya respons positif terhadap uji tuberculin. elama masa inkubasi, uji tuberculin masih negatif. etelah kompleks primer terbentuk, imunitas seluluer tubuh terhadap T telah terbentuk. Pada sebagian besar indi7idu dengan system imun yang berfungsi baik, begitu system imun seluler berkembang,  proliferasi kuman T terhenti. amun, sejumlah kecil kuman T dapat tetap hidup dalam granuloma. ila imunitas seluler telah terbentuk, kuman T baru yang masuk  ke dalam al7eoli akan segera dimusnahkan.1

(6)

etelah imunitas seluler terbentuk, focus primer di jaringan paru biasanya mengalami resolusi secara sempurna membentuk fibrosis atau kalsifikasi setelah mengalami nekrosis perkijuan dan enkapsulasi. 8elenjar limfe regional juga akan mengalami fibrosis dan enkapsulasi, tetapi penyembuhannya biasanya tidak  sesempurna focus primer di jaringan paru. 8uman T dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun$tahun dalam kelenjar ini.1

8ompleks primer dapat juga mengalami komplikasi. 8omplikasi yang terjadi dapat disebabkan oleh focus paru atau di kelenjar limfe regional. @okus primer di  paru dapat membesar dan menyebabkan pneumonitis atau pleuritis fokal. /ika terjadi

nekrosis perkijuan yang berat, bagian tengah lesi akan mencair dan keluar melalui  bronkus sehingga meninggalkan rongga di jaringan paru 3ka7itas4. 8elenjar limfe

hilus atau paratrakea yang mulanya berukuran normal saat a%al infeksi, akan membesar karena reaksi inflamasi yang berlanjut. ronkus dapat terganggu. (bstruksi parsial pada bronkus akibat tekanan eksternal dapat menyebabkan ateletaksis. 8elenjar yang mengalami inflamasi dan nekrosis perkijuan dapat merusak dan menimbulkan erosi dinding bronkus, sehingga menyebabkan T endobronkial atau membentuk fistula. Massa kiju dapat menimbulkan obstruksi komplit pada bronkus sehingga menyebabkan gabungan pneumonitis dan ateletaksis, yang sering disebut sebagai lesi segmental kolaps$konsolidasi.1

elama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas seluler, dapat terjadi  penyebaran limfogen dan hematogen. Pada penyebaran limfogen, kuman menyebar 

ke kelenjar limfe regional membentuk kompleks primer. edangkan pada penyebaran hematogen, kuman T masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. danya penyebaran hematogen inilah yang menyebabkan T disebut sebagai  penyakit sistemik.1

Penyebaran hamatogen yang paling sering terjadi adalah dalam bentuk   penyebaran hematogenik tersamar 3occult hamatogenic spread 4. Melalui cara ini,

kuman T menyebar secara sporadic dan sedikit demi sedikit sehingga tidak  menimbulkan gejala klinis. 8uman T kemudian akan mencapai berbagai organ di seluruh tubuh. (rgan yang biasanya dituju adalah organ yang mempunyai 7askularisasi baik, misalnya otak, tulang, ginjal, dan paru sendiri, terutama apeks  paru atau lobus atas paru. Di berbagai lokasi tersebut, kuman T akan bereplikasi

(7)

dan membentuk koloni kuman sebelum terbentuk imunitas seluler yang akan membatasi pertumbuhannya.1

Di dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi  pertumbuhannya oleh imunitas seluler, kuman tetap hidup dalam bentuk dormant. @okus ini umumnya tidak langsung berlanjut menjadi penyakit, tetapi berpotensi untuk menjadi focus reakti7asi. @okus potensial di apkes paru disebut sebagai @okus -M(. ertahun$tahun kemudian, bila daya tahan tubuh pejamu menurun, focus T ini dapat mengalami reakti7asi dan menjadi penyakit T di organ terkait, misalnya meningitis, T tulang, dan lain$lain.1

entuk penyebaran hamatogen yang lain adalah penyebaran hematogenik  generalisata akut 3acute generalized hematogenic spread 4. Pada bentuk ini, sejumlah  besar kuman T masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh. 'al ini

dapat menyebabkan timbulnya manifestasi klinis penyakit T secara akut, yang disebut T diseminata. T diseminata ini timbul dalam %aktu 0$ bulan setelah terjadi infeksi. Timbulnya penyakit bergantung pada jumlah dan 7irulensi kuman T yang beredar serta frekuensi berulangnya penyebaran. Tuberkulosis diseminata terjadi karena tidak adekuatnya system imun pejamu 3host4 dalam mengatasi infeksi T, misalnya pada balita.1

Tuberkulosis milier merupakan hasil dari acute generalized hematogenic  spread dengan jumlah kuman yang besar. emua tuberkel yang dihasilkan melalui

cara ini akan mempunyai ukuran yang lebih kurang sama. -stilih milier berasal dari gambaran lesi diseminata yang menyerupai butur padi$padianBje%a%ut 3millet seed 4. ecara patologi anatomik, lesi ini berupa nodul kuning berukuran 1$! mm, yang secara histologi merupakan granuloma.1

entuk penyebaran hematogen yang jarang terjadi adalah  protracted  hematogenic spread . entuk penyebaran ini terjadi bila suatu focus perkijuan menyebar ke saluran 7ascular di dekatnya, sehingga sejumlah kuman T akan masuk  dan beredar di dalam darah. ecara klinis, sakit T akibat penyebaran tipe ini tidak  dapat dibedakan dengan acute generalized hematogenic spread . 'al ini dapat terjadi secara berulang.1

Pada anak, 5 tahun pertama setelah infeksi 3terutama 1 tahun pertama4,  biasanya sering terjadi komplikasi. Menurut &allgren, ada ! bentuk dasar T paru  pada anak, yaitu penyebaran limfohematogen, T endobronkial, dan T paru kronik.

(8)

ebanyak ).5$!" penyebaran limfohematogen akan menjadi T milier atau meningitis T, hal ini biasanya terjadi !$ bulan setelah infeksi primer. Tuberkulosis endobronkial 3lesi segmental yang timbul akibat pembesaran kelenjar regional4 dapat terjadi dalam %aktu yang lebih lama 3!$9 bulan4. Terjadinya T paru kronik sangat  ber7ariasi, bergantung pada usia terjadinya infeksi primer. T paru kronik biasanya terjadi akibat reakti7asi kuman di dalam lesi yang tidak mengalami resolusi sempurna. Ceakti7asi ini jarang terjadi pada anak, tetapi sering pada remaja dan de%asa muda.1

Tuberkulosis ekstrapulmonal dapat terjadi pada 05$!)" anak yang terinfeksi T. T tulang dan sendi terjadi pada 5$1)" anak yang terinfeksi, dan paling banyak  terjadi dalam 1 tahun tetapi dapat juga 0$! tahun kemudian. T ginjal biasanya terjadi 5$05 tahun setelah infeksi primer.1

F. DIAGNOSIS

anyak orang yang menderita tuberkulosis paru dibanding dengan tuberkulosis organ yang lain. 'al ini dikarenakan penyebaran melalui udara yang dihirup mengandung kuman tuberkulosis yang berkembang menjadi kompleks pimer  dan disusul infeksi. 'al ini sangat sering terjadi tetapi gejala pada umumnya tidak  khas. atu$satunya bukti dengan menggunakan uji tuberculin cara Mantou: dengan ditemukannya basil tuberkulosis.

Pada anak, kesulitan menegakkan diagnosis pasti disebabkan 0 hal, yaitu sedikitnya jumlah kuman 3paucibacillary4 dan sulitnya pengambilan specimen 3sputum4. Mayoritas diagnosis tuberkulosis anak didasarkan pada gambaran klinis, gambaran radiologis dan uji tuberculin. danya ri%ayat kontak dengan pasien T de%asa T positif, uji tuberculin positif, dan foto paru yang mengarah pada T 3sugestif T4 merupakan bukti kuat yang menyatakan anak telah sakit T. nak  dicurigai menderita tuberkulosis apabila terdapat keadaan atau gejala sebagai  berikut0,

1. nak dicurigai menderita tuberkulosis bila

a. 8ontak erat dengan penderita tuberkulosis T positif   b. da reaksi kemerahan setelah suntik *A dalam !$; hari

c. Terdapat gejala umum tuberkulosis.

0. Aejala umum yang dicurigai anak menderita tuberculosis

a. erat badan turun ! bulan secara berturut$turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan %alaupun sudah dengan penanganan giEi yang baik 

(9)

 b.  afsu makan tidak ada 3anoreksia4

c. Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas 3bukan tifus, malaria, -P4

d. Pembesaran kelenjar limfe tanpa disertai nyeri e. atuk lebih dari !) hari dan nyeri dada

f. Diare persisten yang tidak kunjung sembuh. !. 6ji tuberculin

Tuberculin test positif 3indurasi lebih dari 1) mm4, meragukan bila indurasi 5$9 mm, negati7e bila kurang dari 5 mm. 6ji tuberculin positif menunjukkan adanya infeksi tuberkulosis dan mungkin tuberkulosis aktif pada anak.

+. Ceaksi cepat *A

etelah mendapatkan penyuntikan *A ada reaksi cepat 3indurasi lebih dari 5 mm4 dalam !$; hari curigai terkena infeksi tuberkulosis.

5. @oto rontgen paru

ebagian foto tidak menunjukkan gambaran yang khas untuk tuberculosis. . Pemeriksaan patologi anatomi

Pada pemeriksaan ini dilakukan biopsi kelenjar, kulit, jaringan lain yang dicurigai terkena infeksi tuberkulosis, biasannya ditemukan tuberkel dan basil tahan asam. ;. Pemeriksaan mikrobiologi

Pemeriksaan langsung T secara mikroskopis dari dahak. #. Pengobatan (T 3(bat nti Tuberkulosis4

Dilakukan e7aluasi tiap bulan, bila dalam 0 bulan terdapat perbaikan klinis akan menunjang diagnosis tuberkulosis. (bat nti Tuberkulosis 3(T4 yang biasa digunakan yaitu -soniaEid, Cifampisin, PiraniEamid, Ftambutol dan treptomisin. Ffek samping (T jarang dijumpai pada anak jika dosis dan cara pemberiannya  benar. Ffek samping yang biasa muncul yaitu hepatotoksisitas dengan gejala

ikterik, keluhan ini biasa muncul pada fase intensif 3a%al4. Panduan (T di -ndonesia dibagi menjadi 

a. 8ategori 1  0 3'CGF4B+ 3'C4!

 b. 8ategori 0  0 3'CGF4B3'CGF4B53'C4!F!

Dari kedua kategori ini disediakan panduan obat sisipan 3'CGF4 c. 8ategori anak  0'CGB+'C.

Panduan (T kategori 1 dan kategori 0 disediakan dalam bentuk  paket berupa obat kombinasi dosis tetap 3(T$8DT4 sedangkan untuk  kategori anak dalam  bentuk (T kombipak. Paket kombipak terdiri dari obat lepas yang dikemas

(10)

Diagnosis T anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis baik  o7erdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak batuk bukan merupakan gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya sulit, maka diagnosis tuberkulosis anak perlu kriteria lain dengan menggunakan sistim skor.

(11)

umber Petunjuk Teknis Manajemen T nak 8emenkes Cepublik -ndonesia.+

/ika ditemukan salah satu keadaan di ba%ah ini, pasien dirujuk ke fasilitas  pelayanan kesehatan rujukan0,+

(12)

1. @oto toraks menunjukan gambaran efusi pleura atau milier atau ka7itas 0. Aibbus, koksitis

!. Tanda bahaya

a. 8ejang, kaku kuduk   b. Penurunan kesadaran

c. 8ega%atan lain, misalnya sesak napas *atatan

1. Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter 

2. ila dijumpai gambaran milier atau skrofuluderma, langsung didiagnosis T

3. erat badan dan panjang atau tinggi badan dinilai saat pasien datang 3moment opname)

4. Demam 3H0 minggu4 dan batuk 3H! minggu4 yang tidak membaik setelah diberikan pengobatan sesuai baku terapi di puskesmas

5. @oto thoraks bukan merupakan alat diagnostik utama pada T anak 

. Aambaran sugestif T, berupa pembesaran kelenjar hilus atau  paratrakeal denganBtanpa infiltrat, atelektasis, konsolidasi segmentalBlobar, milier, kalsifikasi dengan infiltrat, tuberkuloma. Aambaran milier tidak dihitung dalam skor karena diperlakukan secara khusus.

;. Mengingat pentingnya peran uji tuberculin dalam mendiagnosis T anak, maka sebaiknya disediakan tes tuberculin di tempat pelayanan kesehatan. #. Pada anak yang diberikan imunisasi *A, bila terjadi reaksi cepat *A

3I; hari4 harus die7aluasi dengan sistem scoring T anak, *A bukan alat diagnostik 

9. Diagnosis kerja T anak ditegakkan jika jumlah skor H  3skor maksimal 1!4

(13)

Pengobatan secara umum dilakukan dengan meningkatkan giEi anak untuk  daya tahan tubuh dan istirahat. 'al yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat tuberkulosis pada anak yaitu pemberian obat tahap intensif atau lanjutan diberikan setiap hari, dosis obat disesuaikan dengan berat badan anak, pengobatan tidak boleh terputus dijalan.

6ntuk terapi tuberkulosis terdiri dari dua fase yaitu fase intensif 3a%al4 dengan panduan !$5 (T selama 0 bulan a%al dan fase lanjutan dengan panduan 0 (T 3-'$Cifampisin4 hingga $10 bulan. @ase intensif 3a%al4 pasien mendapat obat setiap hari dan perlu dia%asi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat, bila pengobatan fase intensif diberikan secara tepat biasannya pasien menular  menjadi tidak menular dalam kurun %aktu 0 minggu, sebagian besar pasien tuberkulosis T positif menjadi T negatif 3kon7ersi4 dalam 0 bulan sedangkan untuk fase lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka %aktu yang lebih lama, tahap ini penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

(bat nti Tuberkulosis 3(T4 yang biasa digunakan yaitu -soniaEid, Cifampisin, PiraniEamid, Ftambutol dan treptomisin. Terapi (T untuk  tuberkulosis paru yaitu -', Cifampisisn, PiraEinamid selama 0 bulan fase intensif  dilanjutkan -' dan Cifampisin hingga  bulan terapi 30'CG$+'C4. Ffek samping (T jarang dijumpai pada anak jika dosis dan cara pemberiannya benar. Ffek  samping yang biasa muncul yaitu hepatotoksisitas dengan gejala ikterik, keluhan ini  biasa muncul pada fase intensif 3a%al4.

(14)

*ara pengobatan -' diberikan selama  bulan, Cifampisin selama  bulan, PiraniEamid selama 0 bulan pertama. Pada kasus$kasus berat dapat ditambahkan Ftambutol selama 0 bulan pertama. 6ntuk mengurangi angka drop out dibuat dalam  bentuk @*D 3@i:ed Dose *ombination4 untuk 0 bulan pertama digunakan @D* yang  berisi CifampisinB-soniaEidBPiraniEamid dengan dosis ;5 mgB5)mgB15)mg sedangkan

untuk + bulan berikutnya digunakan @D* yang berisi CifampisinB-soniaEid dengan dosis ;5 mgB5)mg.

(15)

umber Pedoman asional Tuberkulosis nak.

8eterangan

C CifampisinJ ' -soniasidJ G PiraEinamid

1. ayi di ba%ah 5 kg pemberian (T secara terpisah, tidak dalam bentuk  kombinasi dosis tetap, dan sebaiknya dirujuk ke C rujukan

2. nak dengan  15$19 kg dapat diberikan ! tablet

3. nak dengan  K !! kg, di rujuk ke rumah sakit

+. pabila ada kenaikan  maka dosisBjumlah tablet yang diberikan, menyesuaikan berat badan saat itu

5. 6ntuk anak obesitas, dosis 8DT menggunakan erat adan ideal 3sesuai umur4.

. (T 8DT harus diberikan secara utuh 3tidak boleh dibelah, dan tidak boleh digerus4

;. (bat dapat diberikan dengan cara ditelan utuh, dikunyahBdikulum 3chewable4, atau dimasukkan air dalam sendok 3dispersable4.

#. (bat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah makan 9. pabila (T lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat tidak 

(16)

6ntuk kategori anak 30C'GB+C'4, prinsip dasar pengobatan tuberculosis minimal ! macam obat dan diberikan dalam %aktu  bulan. (T pada anak diberikan setiap hari baik pada fase intensif 3a%al4 maupun fase lanjutan, dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak.

Pada sebagian besar kasus tuberkulosis anak pengobatan selama  bulan cukup adekuat. etelah pemberian obat  bulan, lakukan e7aluasi baik klinis maupun  pemeriksaan penunjang. F7aluasi klinis pada tuberkulosis anak merupakan parameter 

terbaik untuk menilai keberhasilan pengobatan. ila dijumpai perbaikian klinis yang nyata %alaupun gambaran radiologik tidak menunjukkan perubahan yang berarti maka (T dihentikan.

Pro%i$aksis

Pemberian profilaksis primer diberikan pada balita sehat yang memiliki kontak dengan pasien T de%asa dengan T sputum positif, namun pada e7aluasi dengan sistem scoring, didapatkan skor I 5. (bat yang diberikan adalah -' dengan dosis 5$1) mgBkgBhari selama  bulan. ila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi *A, perlu diberikan *A setelah pengobatan profilaksis dengan  pengobatan -' selesai.0

H. FAKTOR &ANG MEMPENGARUHI TUBERKULOSIS '. Ci%ayat kontak 

umber penularan tuberkulosis anak adalah orang de%asa yang sudah menderita tuberkulosis aktif 3tuberkulosis positif4 sedangkan anak$anak  masih sangat rentan tertular tuberkulosis dari orang de%asa karena daya tahan dan kekebalan tubuh anak yang lemah.

(. tatus giEi

Pada anak status giEi sangatlah penting, anak yang memiliki giEi baik tidak  mudah terkena infeksi karena tubuh memiliki kemampuan yang cukup untuk  mempertahankan diri 3daya tahan tubuh meningkat4 sedangkan bagi anak  yang memiliki giEi buruk akan sangat mudah terkena infeksi karena reaksi kekebalan tubuh menurun yang berarti kemampuan tubuh untuk  mempertahankan diri terhadap serangan infeksi menurun.

(17)

Penyakit tuberkulosis sering ditemukan pada usia muda atau produktif karena sejak lama seseorang tersebut sudah tertular kuman  Mycobacterium tuberculosis yang mengakibatkan kondisi tubuhnya menurun.

+. /enis kelamin

Menurut penelitian -slamiyati cenderung lebih banyak pada anak perempuan,  perbandingannya 1+ 3laki$laki  perempuan4 karena pada anak laki$laki porsi makan lebih besar sehingga cenderung memiliki status giEi lebih baik yang memungkinkan memiliki pertahanan tubuh lebih baik dalam mela%an  penyakit.

5. tatus imunisasi

Pemberian imunisasi *A pada bayi dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit tuberkulosis karena dengan imunisasi *A ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis sehingga anak  tersebut tidak mudah terkena penyakit tuberkulosis.

. @aktor toksik 

@aktor toksik yang dapat mempengaruhi yaitu asap rokok karena asap rokok  dapat menurunkan respon terhadap antigen sehingga benda asing yang masuk  dalam paru tidak langsung bisa dikenali atau dila%an oleh tubuh selain itu  juga dapat menjadi salah satu penyebab anak mudah terkena tuberkulosis, anak selain dari asupan giEi juga memerlukan lingkungan yang bebas rokok  sehingga dapat menurunkan jumlah tuberkulosis anak.

;. 8ondisi rumah

8ondisi rumah ikut berpengaruh karena pada kondisi rumah yang buruk atau tidak layak untuk dihuni akan mempermudah terkena penyakit tuberkulosis. #. 8epadatan hunian

Merupakan proses penularan penyakit karena jika semakin padat maka  perpindahan penyakit 3khusus penyakit menular4 melalui udara akan semakin mudah dan cepat, apalagi jika dalam satu rumah terdapat anggota keluarga yang terkena tuberkulosis.

I. PROGNOSIS

Dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur anak, berapa lama setelah mendapat infeksi, luasnya lesi, keadaan giEi, keadaan sosial ekonomi keluarga,

(18)

diagnosa dini, pengobatan adekuat, kepatuhan minum obat, dan adanya infeksi lain seperti morbilli, pertusis, diare yang berulang dan lain 2 lain.1

BAB III

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

 ama  yakirah fiani 6mur  ! tahun 1 bulan

(19)

/enis 8elamin  Perempuan Tanggal ?ahir  0# 2 1) 2 0)10 Tanggal MC  )5 2 10 $ 0)15 lamat  Pattolosang

gama  -slam

Ci%ayat 8elahiran  ?ahir normal, cukup bulan, di Cumah akit dibantu oleh dokter 

B. IDENTITAS KELUARGA

 ama yah  Paturung 6mur yah  50 tahun Pekerjaan yah  uruh  ama -bu  Cosniati

6mur -bu  +1 tahun Pekerjaan -bu  -CT

C. ANAMNESIS

a. 8eluhan 6tama  atuk berdahak    b. Ci%ayat Penyakit ekarang 

eorang pasien perempuan berumur ! tahun MC dengan keluhan batuk   berdahak sejak L 1 bulan yang lalu. Pasien juga sering sesak ketika batuk  terutama di pagi hari. Pasien juga sering demam terutama di malam hari sejak ! minggu yang lalu. Demam tidak sampai menggigil ataupun kejang. Pasien saat ini malas makan, ditambah ibu mengeluh berat badan anaknya terus menurun. yeri kepala 3$4, muntah 3$4.  sangat jarang tapi konsistensi seperti biasa. 8 baik dan minum baik. Pasien saat ini  belum bisa berbicara. eberapa bulan yang lalu, terdapat tetangga yang

dekat dengan pasien yang berobat  bulan dan meninggal karena itu. ebelum meninggal, tetangganya tersebut sering main dan menggendong  pasien. Ci%ayat pernah menderita seperti ini saat berusia 11 bulan dan sembuh setelah berobat di Puskesmas. Ci%ayat penyakit jantung, hati dan ginjal disangkal. Status imunisasi Belum Pernah 1 2 3 Tidak Tahu Campak   Polio   

(20)

Difteri    Tetanus    BCG  D. PEM ERIKSAAN FISIK  1. tatus Present

8eadaan umum  akit sedang B *ompos mentis B AiEi buruk  erat adan  # kg Tinggi badan  ;) cm 0. Tanda ital  adi  1!):Bmenit Pernapasan  5):Bmenit uhu  !;,+o* !. tatus Aeneralis Anemia (-) Canosis (-) Tonus ! Baik  "kterus (-) Tur#or ! Baik  Busun# (-) $epala ! %e#alen&ephal

%uka ! 'ipoplasia #aris ten#ah muka

amut ! hitam* er#eloman#* tidak mudah di &aut

+un uun esar! menutup (,)

Telin#a ! otore (-) %ata ! &ekun# (-)

'idun# ! inore (-)* penekanan rid#e nasal (,)

Biir ! kerin# (-) idah ! kotor (-)

Sel. %ulut ! stomatitis (-) eher ! $aku kuduk (-)

$ulit ! Peteki (-)* kulit erleih (,) Ten##orok ! hiperemis (-)

Tonsil ! T1/T1* hiperemis (-)

Thora0 antun#

"nspeksi !

Simetris kiri dan kanan etraksi dindin# dada (-) Palpasi !

"nspeksi!

"&tus &ordis tidak tampak  Palpasi !

"&tus &ordis tidak teraa

Beralik ! lupa Berdiri ! lupa

Gi#i Pertama ! lupa  alan sendiri ! belum

Duduk ! lupa Bi&ara sendiri ! belum

%akanan !

(21)

o&al fremitus normal kiri 4 kanan

Perkusi! Sonor Auskultasi

Buni Pernapasan ! 5esikuler Buni tamahan! h ,/, 6h

-/-Perkusi !

Batas kiri ! linea mid&la5i&ularis sinistra

Batas kanan ! line parasternalis de0tra

Batas atas "CS """ sinistra Auskultasi !

Buni antun# " dan "" murni* re#ular

Bisin# 7antun# (-) Adomen

"nspeksi ! Palpasi !

impa ! tidak teraa 'ati ! tidak teraa 8eri tekan (-) Perkusi !

Timpani Auskultasi

Peristaltik kesan normal

Tidak die5aluasi An##ota #erak !

 ari tan#an erentuk  trident* 7ari tan#an dan kaki pendek* #enu 5arum

Taseh (-)

Col. erteralis ! skoliosis (-) Gius (-)* Spinal $phoss (,) $P ! ,/, kesan normal

AP ! ,/, kesan normal

E. PEMERIKSAAN PENUN)ANG

etelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, akan di lakukan  pemeriksaan penunjang untuk menunjang diagnosis masuk dan diagnosis

kerja nantinya, yaitu berupa 1. Darah Cutin

0. 6rin Cutin

!. Aula Darah e%aktu +. @oto Thoraks Posisi P

F. DIAGNOSIS KER)A

erdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,  pasien mengalami 

• Diagnosis Masuk  Pneumonia • Diagnosis AiEi  AiEi uruk 

Gerakan ikut #erak napas

(22)

• Diagnosis 8erja  Pneumonia, usp. Tuberculosis nak dan chondroplasia

• Diagnosis anding  sma, ronkiektasis, Pneumonia, Penyakit /antung a%aan, Pertusis, '-.

G. FOLLO* UP PASIEN

Tan##al / TT Per7alanan Penakit "nstruksi Dokter 9/12/2:19

8 !

13:0/menit P ! 9:0/menit S ! 3;*<=C

S ! eorang pasien perempuan berumur ! tahun MC dengan keluhan batuk berdahak sejak L 1  bulan yang lalu. Pasien juga sering sesak ketika  batuk terutama di pagi hari. Pasien juga sering demam terutama di malam hari sejak ! minggu yang lalu. Demam tidak sampai menggigil ataupun kejang. Pasien saat ini malas makan, ditambah ibu mengeluh berat badan anaknya terus menurun. yeri kepala 3$4, muntah 3$4.  sangat jarang tapi konsistensi seperti biasa. 8 baik dan minum baik. Pasien saat ini belum  bisa berbicara. eberapa bulan yang lalu, terdapat tetangga yang dekat dengan pasien yang  berobat  bulan dan meninggal karena itu. ebelum meninggal, tetangganya tersebut sering main dan menggendong pasien. Ci%ayat pernah menderita seperti ini saat berusia 11 bulan dan sembuh setelah berobat di Puskesmas. Ci%ayat  penyakit jantung, hati dan ginjal disangkal.

> !

Paru : BP : Vesikular, BT : !"#" $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal  Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

$ (V &aen 3B 500 #24 am $ mpiilin 200 m)#6 am#i $ enamiin 20 m)#12 am#i $ PT sr 3   ! $ Puer 3  1 mbr//l 4 m), T 1 m), eilpre-nis/l/n 1 m), ;albuam/l 0,5 m), Vi  1#3 ab, Vi B6 1#3 ab $ Periksa , ;, <, // T!/ra P ?/12/2:19 8 ! 11:0/menit P ! 3?0/menit S ! 3;=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+, ;esak *"+, emam *%+, ual *%+, una! *%+ > !

Paru : BP : Vesikular, BT : !"#" $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal  Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

'asil aoratorium ! $ (V &aen 3B 500 #24 am $ mpiilin 200 m)#6 am#i $ enamiin 20 m)#12 am#i $ PT sr 3  

(23)

: $B 18.500 *"+, =B 10.8 )#-l *%+, P>T 552.000 *"+ <: >euk/si 15 ell#u> *"+ ;: 95 m)#-l ! $ Puer 3  1 lanu ;/12/2:19 8 ! 1320/menit P ! 3?0/menit S ! 3?.9=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+, ;esak *"+, emam *%+, ual *%+, una! *%+, BB ener *"+ 1 kali a-i malam, ampas *"+, len-ir *%+

> !

Paru : BP : Vesikular, BT : !"#" $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal  Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

i?i Buruk

'asil adiolo#i !

&alsi@kasi peri!ilus -en)an in@lra  *Br/n!/pneum/nia, TB Paru+ $ (V &aen 3B 500 #24 am $ mpiilin 200 m)#6 am#i $ enamiin 20 m)#12 am#i $ PT sr 3   ! $ Puer 3  1 lanu $  75 3  150  $  Tuberkulin es @/12/2:19 8 ! 13@0/menit P ! <10/menit S ! 3;=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+, ;esak *"+, emam *%+, ual *%+, una! *%+, BB ener *%+, makan kuran), minum baik, B& lanar

> !

Paru : BP : Vesikular, BT : !"#" $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal  Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

i?i Buruk

S&orin# TB ! ; &/nak TB A 2

<i Tuberkulin A Belum BB#;aus i?i A 2 emam A 1 Bauk &r/nik A 1 &el. >ime A 0 Pemben)kakan Tulan) A 0 // A 1 $ (V &aen 3B 500 #24 am $ mpiilin 200 m)#6 am#i $ enamiin 20 m)#12 am#i $ PT sr 3   ! $ Puer 3  1 lanu $  75 3  150 

(24)

/12/2:19

8 !

1190/menit P ! <?0/menit S ! 3?.9=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+, ;esak *"+, emam *%+, ual *%+, una! *"+ 1 kali, BB ener *%+, makan membaik,

minum baik, B& lanar > !

Paru : BP : Vesikular, BT : !"#" $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal  Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

i?i Buruk S&orin# TB ! ; &/nak TB A 2 <i Tuberkulin A 0 BB#;aus i?i A 2 emam A 1 Bauk &r/nik A 1 &el. >ime A 0 Pemben)kakan Tulan) A 0 // A 1 $ (V &aen 3B 500 #24 am $ mpiilin 200 m)#6 am#i $ enamiin 20 m)#12 am#i $ PT sr 3   ! $ Puer 3  1 lanu $  75 3  150  1:/12/2:19 8 ! 13@0/menit P ! 9:0/menit S ! 3?.9=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+, ;esak *%+, emam *%+, ual *%+, una! *%+, BB ener *%+, makan kuran), minum baik, B& lanar

> !

Paru : BP : Vesikular, BT : !"#" $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal  Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

i?i Buruk $ (V &aen 3B 500 #24 am $ eria/n 400 m)#12 am#i $ Puer 3  1 lanu $ &T mulai $  75 3  150  11/12/2:19 8 ! 12:0/menit P ! <20/menit S ! 3?=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+, ;esak *%+, emam *%+, ual *%+, una! *%+, BB ener *%+, makan kuran), minum baik, B& lanar

> !

Paru : BP : Vesikular, BT : !%#% $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal  Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

$ (V &aen 3B 500 #24 am $ eria/n 400 m)#12 am#i $ Puer 3  1 lanu $ &T 12/12/2:19 8 ! 12:0/menit P ! <:0/menit S ! 3;.2=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+ berkuran), ;esak *%+, emam *%+, ual *%+, una! *%+, BB ener *%+, makan kuran), minum baik, B& lanar > !

Paru : BP : Vesikular, BT : !%#% $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+

$ (V &aen 3B 500 #24 am $ eria/n 400 m)#12 am#i $ Puer 3  1 lanu

(25)

b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal, kembun) *"+

 Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

$ &T 13/12/2:19 8 ! 12:0/menit P ! 3:0/menit S ! 3?.@=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+ berkuran), ;esak *%+, emam *%+, ual *%+, una! *%+, BB ener *%+, makan kuran), minum baik, B& lanar > !

Paru : BP : Vesikular, BT : !"#" $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal,

kembun) *"+

 Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

$ (V &aen 3B 500 #24 am $ eria/n 400 m)#12 am#i $ Puer 3  1 lanu $ &T 1</12/2:19 8 ! 13@0/menit P ! 3@0/menit S ! 3?.@=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+ berkuran), ;esak *%+, emam *%+, ual *%+, una! *%+, BB ener *%+, makan kuran), minum baik, B& lanar > !

Paru : BP : Vesikular, BT : !"#" $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal,

kembun) *"+

 Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

$ (V &aen 3B 500 #24 am $ eria/n 400 m)#12 am#i $ Puer 3  1 lanu $ &T $ Crali a- lib 19/12/2:19 8 ! 1220/menit P ! 320/menit S ! 3;.1=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+ berkuran), ;esak *%+, emam *%+, ual *%+,

una! *%+, Belum BB 2 !ari, makan kuran), minum baik, B& lanar

> !

Paru : BP : Vesikular, BT : !"#" $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal,

kembun) *"+

 Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia

$ (V &aen 3B 500 #24 am $ eria/n 400 m)#12 am#i $ Puer 3  1 lanu $ &T $ Crali a- lib $ Debul Dal 0.9 E 2,5  iap 8  am 1?/12/2:19 8 ! 12<0/menit P ! 3?0/menit S ! 3;=C

S ! Bauk ber-a!ak *"+ berkuran), ;esak *%+, emam *%+, ual *%+,

una! *%+, BB baik, makan kuran), minum baik, B& lanar

> !

Paru : BP : Vesikular, BT : !%#% $!%#% &V : B' (#((, murni, re)ular, bisin) *%+ b- : Perisalik *"+ kesan n/rmal,

kembun) *%+ $ F (nus $ ;/p eria/n $ Puer 3  1 lanu $ &T $ PT sr 3   ! *&#P+ $eteran#an!

(26)

 Tampak an-a%an-a !/n-r/plasia Boleh Pulan#

H. DIAGNOSIS

erdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,  pasien mengalami di diagnosis keluar adalah Tuberculosis nak. dapun diagnosis  penyerta adalah chondroplasia.

I. PEMBAHASAN

Pada pasien ini, diagnosis tuberkulosis anak didasarkan pada gambaran klinis, gambaran radiologis dan uji tuberculin. danya ri%ayat kontak dengan pasien T de%asa T positif, meskipun uji tuberculin negatif, akan tetapi foto paru yang mengarah pada T 3sugestif T4 merupakan bukti kuat yang menyatakan anak telah sakit T. dapun diagnosis tuberkulosis anak lebih jelas pada kasus ini dengan menggunakan scoring T.

1. 8ontak T

Pasien memiliki ri%ayat kontak yang sering dengan tetangga yang mengkonsumsi (T dan bahkan meninggal karena penyakit Tuberculosis. 8ontak erat dengan penderita tuberkulosis T positif sangat beresiko menderita tuberculosis

0. 6ji Tuberkulin

Tuberculin test positif 3indurasi lebih dari 1) mm4, meragukan bila indurasi 5$9 mm, negati7e bila kurang dari 5 mm. ementara hasil tes adalah 1 mm atau negatif.

!. erat adan B 8eadaan AiEi

 afsu makan tidak ada 3anoreksia4 pada pasien. dapun hasil dari  pengukuran status giEi atau berat badan berdasarkan umur dengan menggunakan G$core berada I $! D. ang berarti pasien memiliki status giEi buruk. Dimana perlu perbaikan status giEi pasien untuk  menunjang diagnosis. Pada anak status giEi sangatlah penting, anak yang memiliki giEi baik tidak mudah terkena infeksi karena tubuh memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan diri 3daya tahan tubuh meningkat4 sedangkan bagi anak yang memiliki giEi buruk akan sangat mudah terkena infeksi karena reaksi kekebalan tubuh menurun yang

(27)

 berarti kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap serangan infeksi menurun.

+. Demam Tanpa Penyebab Pasti

Pasien menderita demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas 3bukan tifus, malaria, -P4 yaitu sejak ! minggu yang lalu dari pasien  pertama kali masuk.

5. atuk 8ronik 

atuk lebih dari 1 bulan yang lalu dan kadang mengeluh nyeri dada atau sesak juga dapat membedakan dengan penyakit lain dengan gejala batuk  . Pembesaran 8elenjar ?imfe

Pada pemeriksaan tidak didapatkan pembesaran. ;. Pembengkakan Tulang atau endi

Pada pemeriksaan tidak didapatkan pembengkakan. Mungkin juga sulit di dapat karena pasien menderita penyakit genetic berupa gangguan  pertumbuhan tulang sejak lahir. ehingga pasien juga tampak dengan  pera%akan pendek dan perkembangan serta pertumbuhan yang terhambat. #. @oto Thoraks

'asil foto thoraks di dapatkan gambaran kalsifikasi parahilus berupa infiltrate yang merupakan gambaran sugestif T. Meskipun gambaran tersebut juga sering pada bronchopneumonia, tapi gejala klinik  mendukung hasilnya untuk Tuberculosis.

Dari hasil scoring T didapatkan score ;. ehingga penanganan untuk (bat anti Tuberculosis sebaiknya dimulai. Pada pasien ini langsung diberikan segera setelah terdiagnosis yaitu berupa (T 8DT atau 8ombinasi Dosis Tetap.

Pada kasus ini, didapatkan juga hasil pemeriksaan fisik dengan tanda$tanda  pera%akan pendek yaitu dalam hal ini adalah chondroplasia.  Achondroplasia adalah dwarfisme atau kekerdilan yang disebabkan oleh gangguan osifikasi endokondral akibat mutasi gen @A@C ! 3 fibroblast growth factor receptor !4 pada lengan pendek kromosom +p1.!. ecara harfiah  Achondroplasia  berarti tanpa  pembentukanB pertumbuhan kartilago, %alaupun sebenarnya indi7idu dengan  Achondroplasia memiliki kartilago. Masalahnya adalah gangguan pada proses  pembentukan kartilago menjadi tulang terutama pada tulang$tulang panjang.

(28)

(rang yang terkena chondroplasia memiliki ukuran tubuh yang lebih  pendek dari orang pada umumnya, kepala yang besar, karakteristik %ajah yang khas, dan pemendekan rhizhomelik pada bagian tubuh mereka. ChiEomelik berarti bagian dari pendiri tubuh 3batang tubuh4 dan merupakan bagian yang sangat penting. Pada  penderita chondroplasia, mereka memiliki tangan dan kaki yang pendek .

dapun tanda$tanda chondroplasia tersebut adalah

1. Memiliki ukuran tubuh yang lebih pendek dari orang pada umumnya 0. Pemendekan rhiEomelik

!. /ari tangan berbentuk trident +. Penekanan brigde nasal

5. Aaris tengah muka hipoplasia . -nfeksi telinga

;. /ari tangan dan jari kaki yang pendek

#. Spinal Kyphosys 3tulang belakang mengarah keluar atau yang biasa disebut kon7eks4 atau  Lordosys 3tulang belakang masuk kedalam atau seperti membungkuk4.

9. 'ydrocephalus

Penderita chondroplasia memiliki ciri kepala yang besar  3megalencephaly4 yang dapat mempengaruhi perkembangan tulang %ajah dan kepala. elum diketahui dengan pasti penyebabnya, tetapi  pembesaran itu se%aktu$%aktu akan menjadi 'ydrocephalus.

1). 8ulit berlebih sehingga menimbulkan lipatan di bagian tubuh 11. Aenu arum

Aenu arum adalah kelainan yang terjadi pada genu 7algus pada  penderita achondroplasia. eorang ahli mengatakan ini terjadi karena  pertumbuhan yang tidak setara dari tibia dan fibula sehingga

(29)

DAFTAR PUSTAKA

1. &erdhani, C.  atofisiologi! "iagnosis! dan Klasifikasi #uberkulosis. @akultas 8edokteran 6ni7ersitas -ndonesia. /akarta. 0)1) 1$5.

0. 8elompok 8erja T nak.  "iagnosis dan #atalaksana #uberculosis Anak. Depkes$-D-. 0))# 1$00.

!. Pudjiadi ', 'egar , 'andryastuti , -dris , Aandaputra FP, 'ormaniati FD. #uberkulosis. Pedoman Pelayanan Medis -katan Dokter nak -ndonesia. adan Penerbit -D-. 0))9 !0!$5.

+. Direktorat /enderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan ?ingkungan 8ementerian 8esehatan Cepublik -ndonesia.  etun$uk #eknis Mana$emen #%  Anak. /akarta. 0)1! 1$0, 11$5.

5. #uberkulosis Anak. 6ni7ersitas umatera 6tara. 0)1! 1$!.

6. Putra, eptia. #uberkulosis Anak dan &izi %uruk. 6ni7ersitas Muhammadiyah emarang. 0)11 1$1).

Referensi

Dokumen terkait

Pokja Jasa Konsultansi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

[r]

Pada tahap ini, citra teks biner dilakukan proses segmentasi setiap objek yaitu memisahkan objek satu per satu berdasarkan labelnya dan masing-masing objek akan ditempatkan

Train Dispatching System merupakan sistem komunikasi suara dan persinyalan antara Train Dispatch Centre dengan waystation dan lokomotif untuk mengontrol

Pengumpulan data ditekankan pada dua kelompok informasi, yakni tentang: (a) pemahaman guru-guru sains tentang konsep dan kedudukan pembelajaran berorientasi kecakapan hidup

The localized increase in adipose tissue in the subcutaneous tissue leads to the aggravation of cellulite lesions by contribut- ing to a worsening of the irregular undulations of

Akhirnya dengan ridho Tuhan penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi dan perancangan program yang harus dipenuhi sebagai syarat untuk menyelesaikan Program

Ayam Goreng &amp; Bakar Mang Didin Asgar yaitu porsi yang disajikan, rasa makanan yang dijual, harga terjangkau, adanya fasilitas mushola dan toilet, mempunyai cukup