• Tidak ada hasil yang ditemukan

ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Juli 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3 : 30) EDISI Juli 2013"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30) EDISI Juli 2013 Saudara saudari seiman yang terkasih,

Bulan Juli tahun 2013 ini, KKI sangat beruntung. Pada tanggal 13 Juli di hari Sabtu, Gereja St Peter di Clayton merubah suasana cuaca yang dingin kelabu menjadi hangat. Beberapa relik dari tanah suci didatangkan dan umat diberi kesempatan untuk melakukan venerasi terhadap relik tersebut. Suasana di gereja St Peter ini sangat multi-kultural dan umat paroki terdiri dari banyak etnisitas. Karenanya, pihak paroki memberikan kesempatan melalui kelompok-kelompok etnis untuk memanfaatkan keberadaan relik ini. Banyak umat ikut dalam acara venerasi ini yang berjalan dengan tenang dan tertib dan diakhiri dengan minum kopi bersama.

Kesempatan yang diberikan pihak paroki St Peter ini dimanfaatkan dengan baik oleh komunitas orang-orang Katolik Indonesia yang diwakili oleh KKI - Melbourne.

KKI mengadakan ibadat relik yang sederhana dan diikuti oleh cukup banyak orang, walaupun proses pemberitahuan keberadaan relik ini sangat pendek dan tergesa-gesa. Laporan singkat dari ibadat tersebut dijadikan artikel utama dari warta KKI edisi Juli ini. Laporan juga dilengkapi oleh foto-foto dari relik itu sendiri dan juga umat yang mengikuti ibadat sabda. Redaksi mengucapkan banyak terima kasih kepada panitia maupun Bapak Eko Prijanto yang telah menyempatkan waktunya untuk membuat laporan ini.

Pada edisi bulan Juli ini, redaksi tidak memuat siraman rohani yang biasanya disiapkan oleh romo Wahyu, chaplain dari KKI. Atas kekosongan ini, redaksi mohon maaf kepada rekan-rekan pembaca. Redaksi menyadari dan sangat menghargai pentingnya artikel siraman rohani, mengingat KKI merupakan organisasi spiritual dari umat Katolik di Melbourne.

Untuk mengurangi kekosongan artikel siraman rohani bulan ini, redaksi menurunkan sebuah artikel sederhana, Intimasi. Artikel ini didasarkan atas refleksi dari Ben Sugija atas pengalamannya sehari-hari.

Untuk menghangatkan suasana musim dingin di Melbourne ini, redaksi juga menurunkan sebuah pojok senyum untuk edisi kali ini.

Selamat membaca. MISA KKI Minggu, 4 Agt 2013 St Martin de Porres 25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.30 Minggu, 11 Agt 2013 St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC

Pukul: 11.00 Minggu, 18 Agt 2013 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:30 Minggu, 25 Agt 2013 St. Paschal 98-100 Albion Rd

Box Hill VIC Pukul: 11.00 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church

631 Bourke Street Melbourne VIC

(2)

2 3

Seputar Ibadat Relic di St. Peter, Clayton

Pada hari Sabtu, 13 Juli 2013 kemarin gereja St. Peter, Clayton mendapat kunjungan dari puluhan Santo dan Santa yang datang membawa salib, mahkota duri, bunga karang berisi cuka yg diberikan oleh serdadu Romawi waktu Dia disalib. Betul...!! ... this is real !! Nggak bohong !!. Ya ampun nggak percaya,... bener !! Mereka bener bener datang ke Clayton ! Gereja penuh dari pagi sampai malam, semua berbondong bondong ingin melihat dari dekat Mereka Mereka yang datang. Kita boleh maju kedepan dan menyentuh mereka, banyak yg berlutut dan berdoa persis dibawah Mereka, tidak sedikit yg membawa Rosario atau salib dari rumah untuk “diberkati ulang”. Dan tentu saja bawa camera ataupun hand-phone untuk buat foto Mereka, kapan lagi...!! Foto bareng Santa dan Santo !. Benar benar sebuah pengalaman iman yg jarang terjadi.

Komunitas Indonesia bersama warga KKI diberi kesempatan untuk membuat ibadat relic dari jam 11 – 12 siang. Ada seki-tar 40 warga yg datang. Ibu Bernadette dan Anastasia memimpin ibadat 7 sabda. Saya pribadi merasa sangat nyaman dan terkesan, karena ditengah hiruk pikuknya warga Katolik dengan berbagai etnik dan bahasa, saya berada didalam sebuah kelompok kecil yang berbicara dan beribadat dalam bahasa ibu saya. Saya tidak sendirian...!

Relics yang datang diletakkan dalam 6 container berwarna emas yang sangat bagus. Setelah saya hitung, ada relic dari 22 Santo dan Santa ditambah relic dari Salib Yesus, Mahkota duri dan bunga karang, lalu masih ditambah relic dari tempat tempat kudus mulai dari rumah Joseph dan Maria, taman Getsemani, sampai tempat Yesus dibaringkan. Masih ada lagi....relic dari tempat tempat di tanah Suci tempat gereja mulai berkembang yang tentu saja penuh dengan gejo-lak dan ketidak tenangan dibandingkan dengan pola hidup kristiani kita hari ini yang kalau boleh saya katakan penuh dengan keindahan dan romantika ala kristiani. Coba tengok betapa indah dan nyamannya bangunan bangunan gereja kita, dimana kita punya hak untuk masuk dan menikmatinya. Jangan lupa juga perayaan perayaan besar seperti Natal dan Paskah...wow...yang ada cuman wajah wajah ceria dan lampu yang gemerlapan plus makanan yang...ampuunn uenakknya. Pernahkah kita lihat ada gua natal yg jorok, debu dimana mana, penuh kotoran Sapi dan baunya ampuunn... Atau suasana penyaliban yang panas, gersang, penuh teriakan ngeri dan ketakutan, semua pada menutup wajah dan menyangkal, takut ketahuan kalau jadi pengikutNya. Atau pernahkah kita berangkat ke gereja dengan perasaan takut dan was was karena bisa ditangkap dan dibunuh kalau ketahuan kita ini kristiani seperti yang dialami oleh umat Kristen purba. Rekan rekan seiman, saya yakin tidak ada salahnya kita menjadi penikmat kehidupan kristiani modern ini. Selain Misa mingguan, masih ada lagi Mudika, Karismatik, Cell Group, Pertemuan (dan makan makan !!) di wilayah, Sekolah Katolik buat anak anak kita, Ziarah, dsb dsb. ( Diperlukan sekitar 2 halaman lagi untuk mendaftar semua fasilitas yang tersedia buat kita, orang Katolik). Ini semua adalah anugerah...! Anugerah hasil perjuangan dan darah puluhan ribu pendahulu kita yang dimulai oleh Yesus sendiri. Kita ini pewarisnya !! Punya hak penuh atas semua ini !!

(3)

Kedatangan para Santo dan Santa membawa salib Yesus lengkap dengan mahkota duri dan lain lainnya mencoba membangunkan kita dari tidur, keenakan menjadi orang Kristen. Mengajak kita untuk menengok kebelakang, melihat bagaimana Gereja dibentuk, penuh dengan perjuangan berat dan darah. Menengok para Pahlawan kita.

Untuk apa ??

Untuk mohon kekuatan, karena perjuangan masih panjang. Masing masing kita pasti menyadari betapa sulitnya mem-bawakan kebenaran dalam hidup kita sehari hari. Semakin kita mau benar semakin kita dibenci, dipersulit, dipojokkan. Masih untung kalau tidak dipecat dari kerja. Buntutnya kita sering mengalah dan mengikuti arus, yang penting selamat dululah. Mengikuti Dia tidak gampang ternyata. Pertanyaannya adalah apakah kita mau berdiri dibelakang barisan pan-jang yang dimulai dari Yesus ini atau geser sedikitlah...

Salam, Eko Prijanto.

(4)

4

INTIMASI

Oleh : Ben Sugija

Saya masih teringat pengalaman membawa anak saya di pusat belanja Duta Merlin, Jakarta. Hal itu terjadi 30 tahun lalu dimana anak saya masih balita. Kebetulan pada saat itu, ada perayaan Sinterklas dengan pembantunya, si Piet Hitam. Banyak anak yang berkerumun, menantikan hadiah dan juga banyak anak yang ketakutan kepada Piet, seperti anak saya. Dia tidak mau lepas dari dekapan saya dan tidak mau mendekati Sinterklaas maupun si Piet Hitam lagi. Dia begitu yakin dan merasa aman dengan dekapan ayahnya.

Pengalaman kedua adalah masa lebih awal lagi, waktu saya masih di bangku sekolah SMA. Di sekolah tersebut ada dua orang guru yang sangat ‘ditakuti’. Yang pertama, pak gurunya sering mencaci maki murid kalau muridnya lamban menjawab pertanyaan dan kurang sigap merespon pekerjaan rumah. Guru yang kedua orangnya humor. Para murid semuanya ‘takut’ dan selalu taat kepada apapun yang diperintahkan kedua guru tersebut. Setelah mengamati lebih cermat, ternyata ada perbedaan rasa takut terhadap kedua guru ini. Takut terhadap guru yang pertama lebih didasarkan takut terhadap hukuman yang mungkin dijatuhkan seperti cacian yang memalukan seperti goblok, bloon atau, ‘jitakan’ penggaris ke kepala dsb. Ketakutan terhadap guru yang kedua, menurut saya, lebih disebabkan oleh rasa hormat ke-padanya dan malu kalau tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkannya.

Pengalaman ketiga adalah pengalaman ngobrol dengan seorang teman tentang kehidupan spiritual. Dia mengatakan mengapa kita harus takut terhadap Tuhan, apalagi kalau kita berbuat dosa. Kita tidak dapat bersembunyi di dalam ge-dung sampai ‘di kolong meja’; Tuhan pasti akan menemukan kita. Saya agak kaget dan hanya tersenyum mendengarkan ceramahnya.

Tiga pengalaman diatas saya ingin refleksikan dalam kehidupan spiritual atau kehidupan beragama pada umumnya. Banyak orang berpendapat bahwa semua agama itu sama, mengajarkan hal-hal yang baik. Kalau kita berbuat baik, kita mendapat ganjaran dan kalau berbuat jahat akan mendapat hukuman; persis seperti Sinterklaas dengan Piet hitam-nya. Benarkah gambaran atau persepsi Tuhan begitu sederhananya? Refleksi yang kedua, haruskah Tuhan ditakuti atau dihormati, seperti pengalaman dengan dua orang guru SMA diatas. Menurut saya, ajaran Kristiani mengenai Tuhan jauh lebih luhur, indah dan kudus. Memang betul, gambaran Tuhan itu didalam kitab suci sering diekspresikan dalam simbol-simbol, perumpamaan-perumpamaan atau parabel, tetapi cara tersebut tidak mengurangi kekudusan Tuhan.

Misalnya saja, Tuhan sering digambarkan sebagai raja, pemilik kebun, seorang bapak atau gembala yang baik. Saya berpendapat cara ini tepat, karena memang Tuhan tidak dapat digambarkan secara spesifik dan akurat. Pengikut Jesus-pun saat itu merupakan orang-orang yang sederhana, bukan para ahli kitab. Kita dapat melihatnya nanti, perumpamaan-perumpamaan ini dapat memberikan impak yang sangat dalam, seandainya dimanfaatkan secara optimal.

Misalnya saja, sang bapak dalam parabel tentang kembalinya anak yang hilang. Sang bapak diceritakan sebagai bapak yang terus merindukan anak durhakanya yang telah meninggalkannya. Waktu dia melihatnya si anak kembali pulang dari jauh, sang bapak lari menjemputnya dan menciuminya seolah masih kecil. Dia tidak memperhatikan formalitas lagi saking gembiranya (patut diingat, kultur orang Yahudi sangat menjaga wibawa ke-bapaan-nya).

Si anak tidak diberi kesempatan untuk meminta maaf atas kesalahannya, malahan diberikan jubah yang bagus dan dikenakan cincin sebagai tanda pemulihan status putra-nya. Membaca diskripsi ini mengenai Tuhan sebagai bapak yang diceritakan Jesus sendiri, sangat layak untuk dihayati untuk kepentingan membina hubungan yang indah dengan Tuhan. Perumpamaan lainnya yang juga layak dihayati adalah, tentang gembala yang baik. Gembala yang baik dikenal oleh domba-dombanya dan iapun mengenal semua dombanya. Konsern-nya begitu besar dengan dombanya, dia akan me-ninggalkan sembilan puluh sembilan dombanya untuk mencari seandainya satu dombanya hilang. Sesudah dia menemu-kan domba yang hilang, ia mengadamenemu-kan pesta bersama teman-temannya untuk merayamenemu-kan penemuan domba tersebut.

(5)

Memfokuskan kedua parable ini saja, kita dapat membentuk persepsi Tuhan yang seperti apa yang kita hadapi. Dia jauh lebih indah, patut dihormati, luhur dari pada Sinterklaas, guru ataupun hakim yang memberikan ganjaran kalau kita baik dan menjatuhkan azab kalau kita tidak baik. Apakah Tuhan dalam gambaran Jesus menakutkan? Terserah kepada pem-baca untuk menilainya.

Mutu hubungan kita dengan Tuhan harus ditingkatkan dan akan menjadi indah dan terjalin kemesraan atau intimasi yang didasarkan oleh kerinduan, dan bukan atas anugerah kalau kita baik atau takut atas hukuman kalau kita tidak baik. Disinilah kita dapat mengukur dan mengakui secara jujur bagaimana hubungan kita dengan Tuhan. Saya sendiri tidak percaya kalau Tuhan itu senang dipuji-puji, disanjung-sanjung apalagi kalau dalam bentuk yang kolosal. Tuhan tidak memerlukan semuanya itu. Pujian, sanjungan ataupun penghormatan kepada-Nya adalah bagian dari pengakuan yang tulus dari kita sebagai seorang ciptaan kepada sang Pencipta, tanpa ada embel-embelnya untuk mendapatkan sesuatu. Unsur lain yang juga dapat membantu untuk meningkatkan hubungan dengan Tuhan adalah respon kita atas persepsi kita tentang Tuhan. Misalnya saja hubungan anak dengan ayahnya. Hubungan anak dengan bapak ini akan menjadi lebih akrab dan indah, seandainya ada partisipasi dari si anak dengan pekerjaan maupun rencana sang Bapak. Dengan begitu kita akan menjadi bagian dari Bapak. Bayangkan saja, anak yang ikut membantu bapaknya mencuci mobil ber-sama atau memotong rumput berber-sama, ngobrol, makan dan minum berber-sama. Hubungan ini jauh lebih indah dari pada seandainya si bapak memberikan uang atau hadiah kepada anaknya. Karenanya, baik sekali kalau kita bertanya kepada Tuhan, apa yang kita bisa lakukan atau partisipasi kita dalam melaksanakan rencana ilahi-Nya.

Sikap akrab seperti ini, digabungkan dengan peghayatan persepsi tentang Tuhan diatas akan membuat kita nyaman untuk menyerahkan diri kita kepada Tuhan; seperti anak kecil yang merindukan dekapan, rangkulan dan belaian orang tuanya. Hubungan sederhana dan rendah hati tetapi indah inilah, yang layak kita terus usahakan untuk mencapainya, intimasi.

Saya jadi teringat lagu yang sering kita nyanyikan bersama di masing-masing paroki, .... your way is love, into your hand, I trustingly place mine ...

(6)

6

Lagi Lagi Humor Pesawat

Dalam rencana penghematan anggaran belanja, pemerintah menutup beberapa rumah sakit. Salah satu rumah sakit yang ditutup adalah sebuah rumah sakit jiwa. Hal ini menyebabkan pasien RSJ tersebut harus dipindahkan kerumah sakit yang lebih besar. Persoalan yang timbul, bagaimana memindahkan pasien yang mengalami gang-guan jiwa dan dalam kelompok besar. Perlu suatu cara dan perhatian yang khusus untuk relokasi ini. Beberapa perusahaan pengangkutan bis dan kereta api telah dirujuk dan mereka semuanya menolak mengingat resiko tinggi dan tidak adanya personil yang memadai. Akhirnya timbul pemikiran untuk minta bantuan angkutan militer dari angkatan udara. Setelah mempelajari seluruh resiko akhirnya disetujui untuk memindahkan sekaligus dengan pesawat angkut Hercules.

Pada waktu yang telah disetujui, para pasien diberangkatkan dan semua berjalan dengan apa yang telah diren-canakan. Waktu sang pilot dan ko-pilot santai melakukan pembicaraan sambil mengemudikan pesawat, mulai terdengar pasien didalam pesawat, berteriak teriak, memukul dinding pesawat. Sang pilot memerintahkan ko-pilot untuk melihat apa yang terjadi dan coba mengatasinya. Setelah sang pilot meninggalkan kabinnya, perlahan lahan keributan mulai mereda dan akhirnya semuanya tenang.

Begitu ko-pilot duduk kembali di kursinya, sang pilot menyapanya, well done!! Bagaimana anda mengatasi pasien pasien tersebut. Gunakan kekerasan apa tidak? Dengan enteng ko-pilot menjawab, ... saya menemui mereka yang membuat kegaduhan dan bertanya apa yang terjadi? .. mereka menjawabnya, kita sedang bertanding sepak bola; lagi seru nih pak. Saya mengatakan bahwa didalam pesawat tidak boleh bermain sepak bola dong. Kalau mau main, boleh saja, tapi bermainnya diluar. Saya membuka pintu pesawat, dan mereka satu persatu lompat keluar pesawat.

Langsung sang pilot mendesis !@#$%!@#$%! ..!

Warta KKI diterbitkan oleh pengurus Keluarga Katolik Indonesia setiap akhir bulan.

Sumbangan tulisan, naskah, dan berita seputar kegiatan KKI anda, bisa di kirim lewat email ke Bpk Rufin Kedang di rufink@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

 Penggunaan SAP Solution Manager Enterprise Edition (dan setiap penerus SAP Solution Manager Enterprise Edition yang diberikan berdasarkan dokumen ini) akan tunduk

Kelakuan berkas berupa jangkau proton dan profil berkas di dalam target cair diamati dengan simulasi program SRIM, dan efek-efeknya tentang perubahan suhu dan tekanan yang

tertulis atau cetak yang berisi materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, dan latihan yang disusun secara sistematis dan menarik untuk

Dari definisi di atas kiranya dapat di tarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang

Dalam mengeksiskan Pesantren sebagai organisasi Islam modren di masa penjajahan penuturan Azyumardi Azra tersebut diperkuat oleh Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh

Pondok merupakan tempat tinggal bersama antara kyai dengan para santrinya.Di Pondok, seorang santri patuh dan taat terhadap peraturan – peraturan yang diadakan, ada

Cultural transform dan jenis konteks arkeologi di situs Benteng Putri Hijau Berdasarkan laporan penelitian tahun 2008 dan 2009, data artefaktual yang diperoleh dari

Teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moloeng, 2007:186). Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang