1.
1. PENGUKURAN HUTANGPENGUKURAN HUTANG
Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada hutang. Atribut nilai yang diberikan Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada hutang. Atribut nilai yang diberikan pada hutang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian hutang menjadi lancar dan pada hutang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian hutang menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara umum hutang akan diukur tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara umum hutang akan diukur sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang. Aturan ini lebih tepat untuk hutang tidak lancar. Sementara itu hutang untuk melunasinya sekarang. Aturan ini lebih tepat untuk hutang tidak lancar. Sementara itu hutang yang berasal dari kegiatan operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang yang berasal dari kegiatan operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang ini akan segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya untuk tujuan tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya untuk tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.
praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.
Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
tiga jenis, yaitu : 1.
1. Hutang yang Hutang yang jumlahnya sudah pajumlahnya sudah pasti. Contoh dasti. Contoh dari hutang ini ri hutang ini adalah nominal dari adalah nominal dari wesel atau obligasi.wesel atau obligasi. 2.
2. Hutang yang jumlahnya Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang dari kepastiannya, hutang ini pasti terjadi ini pasti terjadi namunnamun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan contohnya.
jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan contohnya. 3.
3. Hutang Hutang bersyarat bersyarat ((contingent liablility contingent liablility ) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika terjadi kejadian lain.) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat membayar uang jika pengadilan memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya hutang bersyarat dapat dibagi menjadi :
kemungkinan timbulnya hutang bersyarat dapat dibagi menjadi : 1.
1. ProbableProbable : Tingkat kemungk: Tingkat kemungkinannya sangat tinggi dan inannya sangat tinggi dan bahkan dapat dikbahkan dapat dikatakan hampir pasti. Jikaatakan hampir pasti. Jika jumlah
jumlah hutangnya hutangnya dapat dapat diestimasi diestimasi dengan dengan handal, handal, maka maka hutang hutang ini ini dicatat, dicatat, jika jika jumlahnya jumlahnya sulitsulit diestimasi maka keberadaan hutang ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
diestimasi maka keberadaan hutang ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 2.
2. Reasonable posibleReasonable posible: Kem: Kemungkinan terjadinya 50% ungkinan terjadinya 50% atau dapat atau dapat terjadi dapat terjadi dapat pula tidak. pula tidak. JikaJika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 3.
3. RemoteRemote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan dilaporkan kecuali : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan dilaporkan kecuali untuk hutang jaminan pembayaran hutang walaupun tingkat kemungkinan terjadinya kewajiban kecil untuk hutang jaminan pembayaran hutang walaupun tingkat kemungkinan terjadinya kewajiban kecil tetapi harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
tetapi harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
2.
2. AKUNTANSI HUTANG JANGKA PENDEKAKUNTANSI HUTANG JANGKA PENDEK
Seperti telah dibahas pada bagian di atas, hutang jangka pendek tidak perlu didiskontokan ke nilai Seperti telah dibahas pada bagian di atas, hutang jangka pendek tidak perlu didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk hutang ini adalah Hutang Usaha (
sekarang. Yang termasuk hutang ini adalah Hutang Usaha ( Account Payable Account Payable), serta berbagai), serta berbagai hutang opersional seperti hutang gaji, listrik, telepon, pajak dan sebagainya. Sementara itu untuk hutang opersional seperti hutang gaji, listrik, telepon, pajak dan sebagainya. Sementara itu untuk hutang wesel, walaupun jangka pendek umumnya disajikan sebesar nilai sekarangnya.
hutang wesel, walaupun jangka pendek umumnya disajikan sebesar nilai sekarangnya. 1.
1. Hutang Hutang operasionaloperasional
No.
No.
Jenis
Jenis
Hutang
Hutang
Perlakuan
Perlakuan
1.
1.
Account
Account
Payable
Payable
Hutang ini dicatat jika hak
Hutang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah
kepemilikan barang sudah
berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari
berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari jumlahnya, yang
jumlahnya, yang
dicatat adalah sebesar jumlah yang akan dibayar yaitu harga
dicatat adalah sebesar jumlah yang akan dibayar yaitu harga
faktur.
faktur.
2.
2.
Hutang
Hutang
biaya
biaya
Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah
Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah
yang akan dibayar.
yang akan dibayar.
1.
1. Pinjaman Pinjaman jangka jangka pendekpendek
Perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis untuk membayar uang pada Perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidaknya tarip bunga yang harus dibayar, noters dapat dibagi tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidaknya tarip bunga yang harus dibayar, noters dapat dibagi menjadi hutang wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga. Hutang wesel berbunga
merupakan hutang wesel yang penerbitannya disamping harus mem bayar nominal wesel juga harus membayar bunga.
1) Hutang Wesel Berbunga (Interest Bearing Notes Payable)
Misalkan perusahaan pada tanggal 2 April 2004 perusahaan menerbitkan sebuah promes nilai nominal Rp1.000.000,00 bunga 12% setahun yang akan jatuh tempo 30 Juni 2004 sebagai pelunasan hutang usaha. Jurnal yang dibuat pada tanggal 2 April adalah sebagai berikut :
2004
April 1
Hutang Usaha
1.000.000
Wesel Bayar/Hutang Wesel
1.000.000
Selanjutnya pada tanggal jatuh tempo (30 Juni 2004) jurnal yang dibuat adalah
2004
Juni 30
Wesel Bayar/Hutang Wesel
1.000.000
Biaya Bunga
30.000
Kas
1.030.000
Bunga yang dibayar = 12% x 3/12 x Rp1.000.000,00 = Rp30.000,00
2) Wesel Bayar Tak Berbunga secara eksplisit (Non Interest Bearing Notes)
Dalam wesel tak berbunga, penerbit promes hanya membayar nilai nominal, dengan demikian nilai nominal merupakan nilai pada saat jatuh tempo. Untuk tujuan pengukuran, wesel tersebut didiskontokan dan jumlah dilaporkan di neraca adalah sebesar nilai sekarang yaitu nilai nominal dikurangi diskontonya. Nilai sekarang dari hutang wesel ini kadangkala mudah diketahui, misalkan pada tanggal 30 Desember 2003 perusahaan menyerahkan wesel tak berbunga nominal Rp100.000.000,00 kepada seorang kreditur untuk melunasi hutang perusahaan kepadanya sebesar Rp90.000.000,00. Jika diserahkannya promes (hutang wesel) tersebut adalah nilai hutang yang dilunasi yaitu Rp90.000.000,00. Jatuh tempo wesel 30 Agustus 2004. Jurnal yang dibuat saat ini adalah :
2004
April 1
Hutang Usaha
90.000.000
Diskon atas Wesel Bayar
10.000.000
Wesel Bayar/Hutang Wesel
100.000.000
Saldo rekening wesel bayar Rp100.000.000,00 dan saldo discount atas hutang wesel Rp10.000.000,00 disajikan di neraca sebagai berikut :
Hutang Lancar :
Hutang Wesel
100.000.000
Dikurangi : Diskon atas Hutang Wesel
10.000.000
90.000.000
Pada tanggal 30 Agustus 2004, pada saat membayar wesel sebesar Rp100.000.000,00 perusahaan membuat dua jurnal sebagai berikut :
2004
Agustus 30
Hutang Wesel
100.000.000
Kas
100.000.000
Biaya Bunga
10.000.000
Diskon atas Wesel Bayar
10.000.000
1. Hutang Lancar yang akan diganti dengan Hutang Jangka Panjang
Suatu hutang lancar kadangkala dapat dibiayai kembali seperti diciptakan surat hutang baru sebagai pelunasan hutang pada saat jatuh temponya nanti. Surat Hutang yang baru akan jatuh tempo melebihi setahun. Dengan adanya tindakan ini maka perusahaan tidak akan membayar hutang dalam waktu setahun yang akan datang. Dalam kondisi seperti ini tentu akan lebih tepat jika hutang tersebut tidak diklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek. Namun terdapat syarat – syarat yang harus dipenuhi :
1. Manajemen bermaksud merefinance hutang tersebut menjadi hutang jangka panjang.
2. Manajemen harus dapat menunjukkan kemampuan merefinance hutang tersebut yang
terbukti dengan :
1. pelaksanaan refinace tersebut terjadi pada masa setelah tanggal neraca tetapi sebelum
laporan keuangan diterbitkan
2. mencapai kesepakatan yang kuat yang secara jelas yang memungkinkan refinance dengan
dasar jangka panjang.
2. Line of Credit
Perusahaan kadangkala mengadakan perjanjian dengan bank. Bank akan memberikan pinjaman kepada perusahaan sewaktu-waktu membutuhkan. Karena perjanjian ini sudah disetujui maka pada saat perusahaan menarik dana dari Bank, perusahaan tidak perlu melalui proses yang panjang . Pengaruhnya terhadap akuntansi adalah :
1. Pada saat line of credit ditandatangani, perusahaan belum mencatat adanya hutang
2. Jika perusahaan menarik uang dari bank, saat itu perusahaan mencatat hutang (lancar atau tidk
lancar tergantung pada hutang tersebut kapan jatuh temponya).
1. AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang jatuh tempo melebihi satu tahun sejak tanggal neraca. Hutang ini dapat didukung dengan penerbitan promes dan hutang seperti ini disebut hutang wesel jangka panjang. Hutang jangka panjang dapat juga didukung dengan menerbitkan sertifikat yang lazim disebut surat Obligasi. Karena akuntansi untuk hutang wesel jangka pendek di atas
hakekatnya sama dengan akuntansi hutang wesel jangka panjang, maka berikut ini hanya akan dibahas hutang obligasi. Akuntansi untuk obligasi antara lain terdiri dari saat penerbitan obligasi, saat pembayaran bunga dan amortisasi premium atau diskon serta pelunasannya.
Misalkan pada tanggal 1 Maret 2003 perusahaan menerbitkan obligasi nominal Rp1.000.000.000,00 dengan bunga 12% setahun yang dibayar setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Harga jual obligasi Rp900.000.000,00. Jangka waktu obligasi 5 tahun.
1. Saat menerbitkan obligasi
2003
Maret 1
Kas
900.000.000
Disagio Obligasi
100.000.000
Hutang Obligasi
1.000.000.000
Hutang obligasi dicatat sebesar nilai nominal yaitu nilai yang tercantum pada sertifikat obligasi. Selisih antara nilai nominal dengan kas yang diterima dicatat sebagai diskon.
1. Saat membayar bunga
2003
September 1
Biaya Bunga
60.000.000
Kas
60.000.000
Karena pada saat jatuh tempo perusahaan harus membayar sebesar nilai jatuh tempo, maka rekening disagio harus diamortisasi dengan cara mendebit rekening Biaya Bunga dan
mengkredit rekening Disagio Obligasi. Jumlah amortisasi dapat ditentukan dengan metode garis lurus atau metode lain. Jika digunakan metode garis lurus, amortisasi disagio untuk 1 Maret s/d 1 September adalah :
6/12 x (100.000.000/5) = Rp10.000.000,00 dan jurnal yang dibuat adalah :
2003
September 1
Biaya Bunga
10.000.000
Disagio Obligasi
10.000.000
1. Pada akhir tahun
Pada akhir tahun ada bunga yang belum dibayar selama 4 bulan yaitu dari 1 September s/d 31 Desember 2003. Disamping itu amortisasi disagio untuk masa itu juga perlu dilakukan. Untuk itu pada tanggal 31 Desember 2003 dibuat adjustment sebagai berikut :
2003
Desember 31
Biaya Bunga
46.666.666,67
Disagio Obligasi
6.666.666,67
1. Pada saat jatuh tempo
Jika amortisasi dilakukan secara konsisten, rekening disagio pada tanggal jatuh tempo obligasi akan bersaldo Rp6.666.666,67 yaitu disagio yang akan diamortisir untuk bulan Januari dan Pebruari 2008. Sementara itu rekening Hutang Obligasi bersaldo kredit sebesar Rp1.000.000.000,00. Karena jumlah yang dibayar sebesar Rp1.000.000.000,00 ditambah dengan bunga dari September 2007
s/d Maret 2008 maka jurnal yang dibuat sat itu adalah :
2008
Maret 1
Biaya Bunga
23.333.333
Hutang Bunga
40.000.000
Hutang Obligasi
1.000.000.000
Disagio Obligasi
3.333.333
Kas
1.060.000.000
Pada tanggal tersebut hutang obligasi sudah lunas dan rekening Hutang Obligasi bersaldo nol.
Utang wesel adalah utang yang berbentuk bukti te rtulis formal, yang isinya tertulis kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu. Orang atau perusahaan yang mempunyai tagihan bia sanya lebih menyukai jenis ini karena ada bukti yang kuat untuk menagih, apalagi jika urusannya dengan pengadilan.
Wesel digolongkan menjadi dua jenis yaitu : 1. Wesel berbunga
Wesel berbunga adalah wesel yang pada saat pembayarannya selain membayar pokok utangnya juga harus membayar bunga yang telah disepakati.
Contoh : bank A pada tanggal 1 oktober 2008 setuju memberikan pinjaman kepada PT. B sebesar Rp. 5000.000; untuk itu PT. B ha rus menandatangani promes dengan bunga 10% yang berjangka waktu 5 bulan.
Jurnal penerimaan kas oleh PT. B :
Kas Rp 6.000.000
Utang wesel Rp 6.000.000
Saat tutup tahun, 31 desember 2008, PT. B membuat jurnal penyesuaian untuk biaya bunga selama tiga bulan (okt-des)
Biaya bunga Rp 150.000
Utang bunga Rp 150.0001
1.
Rp 6.000.000 X 10% X 3/12 = Rp 150.000
Utang wesel Rp 6.000.000 Utang bunga Rp 150.000 Biaya bunga Rp 100.000 Kas Rp 6.250.000 Keterangan :
utang biaya Rp 150.000 telah dibebankan pada tahun 2008
biaya bunga Rp 100.000, biaya bunga untuk bunga bulan januari dan februari 2009
Contoh 2 : pada tanggal 3 desember 2008 PT. C menarik wesel sebesar Rp 12.000.000 dengan bunga 10% dan jangka waktu 2 bulan untuk menggantikan utang yang telah jatuh tempo
jurnal saat penggantian utang :
Utang dagang Rp 12.000.000
Wesel bayar Rp 12.000.000
jurnal saat pembayaran/ pelunasan wesel bayar Rp 12.000.000
bunga Rp 200.0002
Kas Rp 12.200.000
2) Rp 12.000.000 X 10% X 2/12 = Rp 200.000 2. Wesel tidak berbunga
Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.
Sebenarnya wesel tersebut tetap ada bunganya karena peminjam wajib membayar lebih besar daripada
pinjaman yang diterima. Selisih antara pinjaman yang diterima dengan yang ha rus dibayar inilah bunga. Dengan kata lain, peminjam menerima kas sebesar nilai tunai atau nilai wesel saat ini (present value).
Nilai tunai adalah sama dengan nilai nominal wesel pada tanggal jatuh tempo dikurangi bunga/ diskonto yang dibebankan.
Contoh : PT. C menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp 9.300.000, jangka waktu 3 bulan tanpa bunga. Nilai tunai wesel adalah Rp 9.000.000.
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas dalam pembukuan PT. C adalah : Kas Rp 9.000.000
Diskonto utang wesel Rp 300.000 >>>Utang wesel Rp 9.300.000
Rekening diskonto utang wesel adalah merupakan lawan (contra account) terhadap rekening utang wesel, rekening ini dalam neraca dikurangkan terhadap rekening utang wesel. Diskonto utang wesel ini diamortisasi selama jangka waktu utang wesel.
Jurnal untuk mencatat amortisasi diskonto utang wesel : Biaya bunga Rp 300.000