C R E /0 6 2/ A ug 1 0-A ug 11 /M F
Dr. Ika Prasetya Wijaya SpPD-KKV, FINASIM
Samarinda: 5 Januari 1968 Pendidikan :
S1 : FKUI 1992 Spesialis 1 : FKUI 2003 Spesialis 2 : KIPD 2011 Fellow INASIM : PAPDI 2009 Pekerjaan:
Staf Divisi Kardiologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPNCM 2003 Organisasi:
Kabid Humas, Publikasi dan Media PB PAPDI 2006-sekarang Sekretaris PAPDI Cabang Jakarta 2010- sekarang
Sekjen PB IKKI 2009-sekarang Peneliti:
Tim Karotis FKUI RSCUPNCM Tim Stem Cell FKUI RSUPNCM
INTERPRETASI EKG
Dr Ika Prasetya Wijaya, SpPD-KKV, FINASIM
Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta
- Frekuensi atau Kecepatan - Irama - Aksis QRS - Gelombang P - Interval PR - Gelombang Q - Kompleks QRS - Interval QT - Segmen ST
No ST Elevation
No ST Elevation ST ElevationST Elevation
Acute Coronary Syndrome
Acute Coronary Syndrome
Unstable Angina
Unstable Angina NQMINQMI Qw MIQw MI
NSTEMI NSTEMI Myocardial Infarction Myocardial Infarction Davies MJ Davies MJ Heart 83:361, 2000 Heart 83:361, 2000 Ischemic Discomfort Ischemic Discomfort Presentation Presentation Working Dx Working Dx ECG ECG Biochem. Biochem. Marker Marker Final Dx Final Dx Hamm Lancet 358:1533,2001 Hamm Lancet 358:1533,2001 STEMI STEMI
KRITERIA DIAGNOSTIK
(WHO) :
1. Klinis : keluhan terbanyak adalah nyeri dada
2. Perubahan gambaran EKG :
• Dengan elevasi segmen ST : STEMI
• Tanpa elevasi segmen ST : UAP, NSTEMI
3. Peningkatan kadar enzim jantung :
1. Kadar CK, CK-MB
Kasus 1
• Laki-laki, usia 50 tahun
• Nyeri dada semakin memberat sejak 7 jam sebelum masuk rumah sakit
• Riwayat nyeri sebelumnya (-)
• FR : merokok, HT dan DM tidak diketahui • Riw Keluarga : PJK (+)
• PF : CM, TD=140/90 mmHg
– Cor dan Pulmo : dalam batas normal – Abdomen : dalam batas normal
Interpretasi EKG ?
a.STEMI Anterior dan NSTEMI
Inferior
b.STEMI Anteroseptal dan OMI
Inferior
c. STEMI Anteroseptal
d.NSTEMI Inferior
STEMI Anteroseptal
Terdapat perubahan pada segmen ST
berupa elevasi yang merupakan terjadinya
acute injury di anteroseptal ( leads V1-V4)
Dengan atau tanpa perubahan resiprokal berupa depresi segmen ST pada sandapan inferolateral
Gamb EKG :
◦ Acute Injury pada sandapan V1-V3 :
Elevasi segmen ST upsloping Gel T yang tinggi
Kasus 2
• Laki-laki, 36 tahun
• Nyeri dada hebat sejak ± 40 menit sebelum datang ke IGD rumah sakit • FR : tidak jelas. Kadar lipid belum
diperiksa
• PF : CM. TD = 130/90 mmHg
Interpretasi EKG ?
a. NSTEMI Anterior dan Inferior b. STEMI Anterior Ekstensif/Luas c. STEMI Anterior Ekstensif/Luas
dengan Ventricular ectopic beats d. STEMI Anteroseptal
STEMI Anterior Ekstensif/Luas dengan Ventricular Ectopic beats
• Terdapat perubahan berupa elevasi
segmen ST yang menunjukkan terdapatnya
acute injury pada hampir seluruh
sandapan anterior (V1-V6) dan I-aVL
• Dengan atau tanpa perubahan resiprokal pada berupa depresi segmen ST pada
sandapan inferior • Gamb EKG :
– Gambaran HIPERAKUT : jam-jam pertama infark
• Peningkatan tinggi gel R • Elevasi ST upsloping
Kasus 3
• Wanita, 67 tahun
• Nyeri dada semakin memberat sejak ±3 jam
• FR : riw DM (+)
• PF : CM. TD = 140/90 mmHg • Lab :
– GDS = 250 mg/dL
– Troponin T (-), CK dan CK-MB dalam batas normal
Interpretasi EKG ?
a.OMI Anteroseptal
b.NSTEMI Inferior
c.STEMI Anteroseptal
d.STEMI Lateral
STEMI Lateral
Terdapat perubahan pada segmen ST berupa
elevasi di sandapan lateral (V4-V6) dan I-aVL Dengan atau tanpa perubahan resiprokal
berupa depresi segmen ST pada sandapan inferior
Gamb EKG :
◦ Gamb acute injury pada sandapan V4-V6 dan I-aVL :
Elevasi ST upsloping Gel T yang tinggi
◦ Perubahan resiprokal pada sandapan inferior (leads III dan aVF)
◦ Kemungkinan terdapat infark lama di daerah anteroseptal : poor R wave progression
Kasus 4
• Laki-laki, usia 60 tahun
• Nyeri dada beberapa jam sebelum masuk RS (onset tidak jelas)
• FR : DM (+)
• PF : CM. TD = 80/50 mmHg
– Cor dan Pulmo dalam batas normal – Lain-lain tidak ditemukan kelainan – Lab : Troponin T (+)
Interpretasi EKG
a. STEMI Inferior
b. STEMI Inferior dan Infark
Ventrikel Kanan
c. NSTEMI Inferior dan Infark
Ventrikel Kanan
STEMI Inferior
dengan Infark Ventrikel Kanan
Perubahan pada segmen ST di daerah
inferior (leads II, III dan aVF) berupa elevasi, menunjukkan terjadinya acute injury .
Infark inferior sering berhubungan dan Infark pada Ventrikel Kanan. Ditandai
dengan elevasi segmen ST > 1 mm pada sandapan V4R .
Gamb EKG :
◦ Incomplete RBBB
◦ Infark miokard inferior akut ◦ Infark ventrikel kanan akut
◦ Perubahan resiprokal pada berupa depresi ST pada sandapan anterior
◦ Junctional Premature Beat (JPB)
•
Interpretasi EKG :
– Curiga iskemi/infark inferior, harus dilakukan pemeriksaan ventrikel
kanan dan posterior
– Gejala klinis tidak khas pada pasien DM dan usia lanjut
– Komplikasi infark inferior dan infark
ventrikel kanan :
• infark inferior : blok pada AV node • infark ventrikel kanan : gangguan
EVOLUSI EKG PADA
STEMI
Anatomic
Region Coronary Artery Descriptive Leads
Anterior wall Anteroseptal Anteroseptal Lateral Septal wall Inferior wall Inferior and RV Inferoposterior Posterior wall Lateral wall Anterolateral Inferolateral posterolateral LAD LAD Proximal LAD LAD RCA; LCX Proximal RCA RCA; LCX RCA; LCX LAD LAD; LCX LAD; LCX LAD; LCX V3 and V4 V1 to V4 V1-V6, I and aVL V1 and V2
II, III and aVF
II, III, aVF, V1, V2 and V3R-V6R
II, III, aVF, V1, V2 and V7-V9 V1, V2 and V7-V9 V5, V6, I and aVL V3-V6, I and aVL II, III, aVF, I, aVL, V5 and V6
V1, V2, V7 to V9, V5, V6, I and aVL
ELECTROCARDIOGRAPHIC HIGHLIGHTS
Kasus 5
• Laki-laki, usia 42 tahun
• Nyeri dada yang memberat sejak 2 hari sebelum datang ke IGD
• RPD : infark miokard akut 1 tahun yang lalu, belum dilakukan intervensi selain obat-obatan
• FR : merokok
• PF : CM. TD = 130/80 mmHg
Interpretasi EKG ?
a. Angina Pektoris Stabil
b. Angina Pektoris tidak Stabil
(UAP)
c. Angina pasca infark
d. NSTEMI Anteroseptal
Deep and symmetrical T
wave inversion pada sandapan
anterior (V1-V5, I-aVL)
Inversi gelombang T seringkali
merupakan perubahan yang
non-spesifik kecuali inversi yang
KLASIFIKASI:
1. Berdasarkan laju nadi:
a. Takiaritmia: >100 x/mnt b. Bradiaritmia: <60 x/mnt 2. Berdasarkan asal fokus:
a. Sinus Node aritmia b. Atrial aritmia
c. Junctional aritmia d. Ventrikel aritmia 3. Gangguan konduksi:
a. Henti sinus (sinus arrest) dan block b. Blok atrioventrikuler
TERMINOLOGI DASAR
• Gelombang P yg berasal dari SA node
(P sinus) : positif di II dan negatif di aVR
• Gelombang P atrial:bentuk
gelombang P berbeda dgn P sinus. Positif di II dan negatif di aVR
• Gelombang P nodal (junctional): Bisa
di depan, di dalam, dan di belakang QRS. Negatif di II dan positif di aVR
TERMINOLOGI DASAR
• Kompleks QRS dari supraventrikel:
a.Kompleks QRS sempit (durasi <0,12 detik)
b.Aksis sesuai saat sinus
• Kompleks QRS dari ventrikel:
a. Bentuk bizarre, dan diikuti oleh segmen ST yg abnormal, durasi
>0,12 detik
b. Aksis QRS berbeda pada saat sinus
Kasus 1
• Pria 67 tahun, anggota DPR
• Berdebar dan sesak nafas sejak
2 jam
• Hipertensi dan PPOK
Apa diagnosis EKG ?
A. Atrial fibrillation B. Atrial Tachycardia C. Sinus arrhythmia D. Atrial flutter
Aritmia Atrial
1. Atrial Premature Beat (Atrial Ekstrasistole)
2. Atrial Takikardia 3. Atrial Flutter
4. Atrial Fibrillasi
Atrial Pemature Beat (Atrial Extrasystole)
1. Rangsangan dari fokus ektopik di atrium kiri atau kanan
2. Kriteria:
a. Gel P bukan P sinus
b. Bentuk gel P berbeda saat sinus
Atrial Premature Beat (Atrial Extrasystole)
Kepentingan Klinis:
• Konsekuensi klinis yang signifikan
umumnya tdk ada
• Dapat mencetuskan AF paroksismal,
terutama focus yg berasal dari vena pulmonalis
• Bila simptomatik dapat diberikan
obat golongan 1C
• Bila menyebabkan AF kalau perlu
dilakukan pacu jantung khusus atau ablasi kateter
Atrial Takikardia
1. Takikardia dgn laju atrium 150-200 x/mnt
2. Kriteria:
a. Kompleks QRS sempit
b. Bentuk gel P berbeda saat sinus c. Letak gel P lebih dari setengah jarak RR
d. Bila laju atrium terlalu cepat dpt disertai Wenckebach block.
Kepentingan Klinis
• Diagnosis banding adalah SVT
(AVNRT)
• Untuk membedakan : carotid
massage atau adenosine
• Terapi: obat golongan I atau III
untuk terminasi
• Bila gagal : kontrol laju (rate
control) dgn digitalis, verapamil, atau penyekat beta
Atrial Flutter
1. Takikardia dgn laju atrium 250-350 x/mnt Biasanya konduksi AV 2:1atau 3 :1.
Mekanisme: suatu macroreentrant Pada counterclockwise type (typical type) terlihat gambaran mata gergaji pada EKG permukaan
2. Kriteria:
a. Laju atrium 250-350 x/mnt
b. Terlihat gelombang flutter (tdk ada
garis isoelektrik di antara2 gelombang P) c. Laju ventrikel bisa teratur dan tdk
Atrial Flutter
Atrial Flutter
TYPE COUNTER-CLOCKWISE
TYPE COUNTER-CLOCKWISE MACROREENTRANT
Kepentingan Klinis
• Diagnosis banding dengan AF kasar(coarse AF)
• Bisa ditemukan pada jantung normal
atau dgn kelainan anatomi
• Terapi obat kontrol irama (rhythm
control): golongan I atau III
• Terapi obat kontrol laju (rate control):
verapamil, digoxin, dan penyekat beta
Atrial Fibrillasi:
1. Akibat fokus ektopik multipel atau
sirkuit reentri yg cepat di atrium
2. Kriteria:
a. Laju gelombang P 350-360 x/mnt
sangat tdk teratur
b. Laju ventrikel (kompleks QRS) tdk teratur
Klassifikasi AF:
1. Berdasarkan respons ventrikel:
a. AF rapid response: laju ventrikel >100 x/mnt
b. AF normo response: laju ventrikel 60-100 x/mnt
c. AF slow response: laju ventrikel <60
Klasifikasi AF:
2. Berdasarkan bentuk
gelombang fibrilasi:
a. AF kasar (coarse)
b. AF halus (fine)
Klassifikasi AF:
3. Berdasarkan waktu dan perjalanannya:
a. AF Paroksismal: menjadi SR
secara spontan. Berlangsung < 48 jam
b. AF Persisten: hanya dpt
dikonversi ke SR dgn obat atau kardioversi. Berlangsung > 48 jam c. AF Permanen: tidak dpt
Kepentingan Klinis
• Dapat menyebabkan tromboemboli:
antikoagulan (sesuai CHADS score)
• Terapi rhythm control: golongan I atau
III
• Terapi rate control: verapamil, digoxin,
dan beta blocker
• Kardioversi eksterna: AF paroksismal
dan persisten
• Ablasi kateter fokal: pada fokus di vena
Junctional (Atrioventrikuler)
Aritmia
1. Premature Junctional Contraction (Junctional Extrasystole)
2. AV Nodal Reentrant Tachycardia (AVNRT) 3. Atrio-ventricular Reciprocating Tachycardia (AVRT): a. Ortodromic Reciprocating Tachycardia b. Antidromic Reciprocating Tachycardia
Premature Junctional
Contraction:
1. Berasal dari fokus ektopik di AV junction yg timbul lebih awal
2. Kriteria:
a. Laju sesuai dgn irama dasar b. Irama ireguler
c. Gel P junctional di depan, di dalam, atau di blkg QRS
Junctional Escape Rhythm
1. Berasal dari escape rhythm di AV junction
2. Kriteria:
a. Laju 40-60 x/mnt
b. Irama ventrikel teratur dgn QRS normal
c. Gelombang P junctional bisa terlihat atau tidak
Accelerated Junctional tachycardia
1. Berasal dari fokus ektopik di AV junction
2. Kriteria:
a. Laju 60-150 x/mnt
b. Gelombang P junctional umumnya tdk terlihat
Kasus 2
• Pria, 32 thn• Berdebar sejak 2 jam lalu
• Serangan sudah 3 kali dalam
tahun ini
• Saat ini masuk dgn TD=120/80
mmHg
Dignosis EKG?
• A. Atrial fibrillation • B. SVT
• C. Atrial flutter
Apa yg harus dilakukan
segera?
• A. Vagal manoever
• B. Ice pack on the face • C. Carotid massage
AVNRT AVRT TachycardiaAtrial REENTRY AT VARIOUS SITES
1. Takikardia dgn QRS sempit dgn laju 160-240 x/mnt
2. Kriteria:
a. Kompleks QRS sempit, sangat teratur
b. Gel P tdk terlihat krn terkubur di dalam kompleks QRS
c. Bila gel P terlihat di akhir QRS seperti gambaran iskemia
AV Nodal Reentrant Tachycardia (AVNRT)
1. Takikardia dgn QRS sempit dgn laju 160-240 x/mnt, disebabkan oleh
accessory pathway
2. Kriteria:
a. Kompleks QRS sempit (pada tipe ortodromik) dan sangat teratur
b. Gel P berada setelah kompleks QRS pada awal gelombang T
c. Pada tipe antidromik QRS lebar
Kepentingan Klinis
• Penderita: usia muda, jantung
normal
• Diagnosis: EKG saat serangan
• Saat akut di IGD: valsava manouevre
adenosine atau verapamil intravena
• Bila frekuensi serangan jarang: obat
oral verapamil, beta blocker, atau digoxin
• Simptomatik dgn obat: ablasi
Kasus 3
• Wanita muda dan sehat
• Denyut jantung tidak teratur,
terutama saat aktivitas fisik. Berlangsung bbrp detik.
Kadang2 lima menit disertai lemas dan sesak nafas
• Pemeriksaan fisik dan echo:
Diagnosis EKG?
A. Bigeminy PVC/VESB. Trigeminy PVC/VES C. R on T PVC/VES
D. Trigeminy with couplet of PVC/VES
Aritmia Ventrikel
1. Ventricular Extrasystole
(VES) /Premature Ventricular Contraction (PVC)
2. Ventricular Tachycardia 3. Ventricular Fibrillation 4. Asistole ventrikel
Ventricular Extrasystole (VES)
1. VES krn adanya fokus ektopik pd
ventrikel yg muncul lbh awal dari irama dasar
2. Kriteria:
a. Laju nadi sesuai irama dasar
b. Irama tdk teratur dgn kompleks QRS lebar
c. Gel P tdk ada. Bila terlihat biasanya tdk ada hubungan dgn kompleks QRS d. Terdapat perubahan ST-T sekunder e. Tdpt fully compensatory pause
Ventricular Extrasystole (VES) • Kompleks QRS lebar (>0,12 sec)
• Datang lebih awal dari seharusnya • Pause kompensatoir
Klassifikasi:
1. VES jarang: < 5x/mnt2. VES sering: > 5x/mnt
3. VES bigemini: muncul pd tiap denyutan kedua
4. VES salvo : bila dua VES berkelompok 5. VES multifokal: bentuk berbeda dlm
satu sandapan
6. Fenomena R on T: VES muncul pada
Kepentingan Klinis
• Asal fokus tergantung morfologi QRS kompleks • Morfologi LBBB dari ventrikel kanan, RBBB dari
ventrikel kiri
• Data tambahan: jantung normal atau tidak,
Adakah sindroma long QT
• Tehnik diagnosis: EKG, Holter, treadmil
(exercised induced VT)
• Tatalaksana:bila pd treadmill VES hilang,
reassurance. Bila pd treadmill VES muncul maka biasanya VES dari RVOT: obat atau ablasi
Takikardia Ventrikel
1. Tdpt tiga atau lebih VES
2. Fokus dpt brasal dari ventrikel kiri atau kanan
3. Kriteria:
a. Laju nadi 120-300 x/mnt
b. Kompleks QRS lebar, bizarre, dan tdk teratur
c. Tdp gel P soliter (AV disosiasi) d. Tdpt captured dan fusion beat
Kriteria VT:
• Takikardia QRS lebar, reguler • AV disosiasi
P P
Klassifikasi Klinis:
1. VT idiopatik: struktur jantung normal
a. RVOT (right ventricular outflow tract)
b. ILVT (Idiopathic left ventricular tachycardia)
2. VT pd Kardiomiopati Idiopatik 3. VT iskemik: krn CAD dan IMA
Right Ventricular Outflow Tract (RVOT) VT
• Takikardi QRS lebar, morfologi LBBB, aksis inferior/Normal • Anatomi jantung normal (EF > 50%)
Kepentingan Klinis
• Biasanya tercetus dgn latihan fisik • Prognosis baik (benigna) dan
hampir tdk pernah menyebabkan sudden death
• Dapat diberikan beta-blocker:
metoprolol 2 x 50 mg atau 2 x 100 mg per hari
Ventrikel Fibrillasi
1. Berasal dari sejumlah fokus ektopik di ventrikel dgn
gelombang fibrilasi yg cepat 2. Kriteria:
a. Irama sangat tdk teratur b. Tdk ada laju ventrikel yg terkordinasi
KASUS 4
• Seorang laki-laki, 45 dengan keluhan nyeri di sering merasa pusing.
• Pernah merasakan nyeri di sekitar ulu hati yang terjadi lebih kurang seminggu yg lalu.
INTERPRETASI EKG 1. STEMI INFERIOR
2. BLOK AV TIPE 2 3. BLOK AV TOTAL
MASALAH • Blok AV Total
AV Block 1
stdegree.
• Letak kelainan di AV node • Penyebab klinis:
- Efek digitalis, PJK, usia tua Gambaran EKG:
- P-R interval > 0.21 sek
- Semua impuls dari atrium dihantarkan ke ventrikel.
• PR>
AV Block 2
nddegree
Wenckebach (Mobitz type I)
Letak kelainan sebagian besar di AV node.
Penyebab klinis: IMA, Digitalis, demam rema, degeneratif
Gambaran EKG:
P-R interval makin lama makin
memanjang, kemudian diikuti oleh
block dari gel.P, shg. terlihat 1 gel.P yang tak diikuti oleh kompleks QRS.
AV Block 2
nddegree
Wenckebach
AV Block 2
nddegree
Mobitz type II.
• Letak kelainan: terutama didaerah His Purkinye
• Penyebab klinis: IMA inf., miokarditis, demam rema, vagal, kongenital, obat.
• Gambaran EKG:
P – R interval konstant, tiba-tiba 1 impuls tidak dihantarkan ke ventrikel, shg. ada 1 gel. P yg. tak diikuti oleh kompleks QRS.
P-R interval bisa normal atau agak memanjang sedikit.
AV Block 2
nddegree Mobitz II
• PR konstant, lalu P stopAV Block 2
nddegree
High grade (2:1; 3:1)
• Letak kelainan bisa di AV node atau sistem His Purkinye
• Penyebab klinis: IMA inf., miokarditis, demam rema, vagal, kongenital, obat. • Gambaran EKG:
- 2:1= Didapatkan 2 gel.P dan 1 QRS. Artinya dari setiap 2 impuls atrium,
hanya 1 impuls yang diteruskan ke ventrikel.
AV Block high grade 2:1 dan 3 :
1
AV Block 3
rddegree
AV block total
• Letak kelainan terutama di sistem His Purkinye. • Penyebab klinis: lebih sering pada PJK akut atau
kronik. Sebab lain spt. pd. AV Block 2nd degree.
• Gambaran EKG:
Impuls dari atrium tak ada yg diteruskan ke ventrikel, shg. Pacemaker yg lebih rendah mengeluarkan
rangsang (membentuk QRS sendiri). Akibatnya P dan QRS tak ada hubungan.
Bila block diatas bifurcatio: QRS kompleks langsing, QRS rate 40-50/men.
Bila block dibawah bifurcatio: QRS melebar (M form), QRS rate< 40/men.
Complete AV Block
Kepentingan Klinis:
• Blok AV derajat 1 biasanya tdk perlu
terapi. Hati-hati dgn obat digitalis dan penyekat beta
• Blok AV derajat 2 tipe 1: biasanya akibat
infark miokard akut
• Blok AV derajat 2 tipe 2: lebih berbahaya
dan cendrung menjadi total AV blok
• Blok AV derajat 3: sering tdk stabil dan
memerlukan pacu jantung sementara emergensi