Tugas Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan
Tugas Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan
Tanda-Tanda Vital
Tanda-Tanda Vital
Oleh:
Oleh:
Kelompok 2
Kelompok 2
Miftahul
Miftahul Husna
Husna
0910321003
0910321003
Febrina
Febrina Muslimah
Muslimah
0910322035
0910322035
Aghnia
Aghnia Minjar
Minjar Witma
Witma
0910323065
0910323065
Intan
Intan Permata
Permata Sari
Sari
0910323095
0910323095
Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
Universitas Andalas
2010
2010
2 2
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Pu
Pu jji i yyukur penuukur penulili ucapkan kehaducapkan kehadiiraratt AAllllah SWTah SWT yyangang tteellah member ah member iikan rakhmakan rakhmatt dandan karun
karuniia-Na-Nyya seha sehiingga penungga penulilis dapas dapatt menmenyyeellesaesaiikan penkan penyyusunan paper perbausunan paper perbaiikan dakan dallamam ma
matta kua kuliliah ³Keah ³Ketteramperampililan Dasar Daan Dasar Dallam Keperawaam Keperawattan´.an´. Penu
Penulilis mens menyyadar adar ii bahwa keberhasbahwa keberhasililan penan penyyusunan paper usunan paper iinnii titidak dak tter er llepas dar epas dar ii banbanttuanuan berbaga
berbagaii ppiihak bahak baiik k llangsung maupunangsung maupun titidak dak llangsung. Daangsung. Dallam kesempaam kesempattanan iinni,i, penupenuliliss iingngiin menn menyyampaampaiikan rasakan rasa tter er iima kasma kasiihh yyang sebesar-besarnang sebesar-besarnyya kepada Ibu Rena kepada Ibu Renii Pr Pr iimama Gus
Gusty,ty, S.Kp.S.Kp. MM.Kes dan p.Kes dan piihak hak llaaiinn yyangang tteellah membanah membanttu hu hiingga sengga sellesaesaiinnyyaa ttuulilisansan iinnii.. Penu
Penuliliss j juga menuga menyyadar adar ii bahwabahwa ttuulilisansan iinnii j jauh dar auh dar ii kesempurnaankesempurnaan,, dan memdan memiliilik k ii banbanyyak ak kesa
kesallahan ser ahan ser tta kekurangan. Oa kekurangan. Olleh karenaeh karena ititu penuu penulilis mengharapkan kr s mengharapkan kr itiitikan dan sarankan dan saran agar kedepann
agar kedepannyya penua penulilis dapas dapatt member member iikankan yyangang tterbaerbaiik.k.
Padang
Padang,, 11Ok 11Ok toto ber 2010 ber 2010
Penu Penuliliss
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Pu
Pu jji i yyukur penuukur penulili ucapkan kehaducapkan kehadiiraratt AAllllah SWTah SWT yyangang tteellah member ah member iikan rakhmakan rakhmatt dandan karun
karuniia-Na-Nyya seha sehiingga penungga penulilis dapas dapatt menmenyyeellesaesaiikan penkan penyyusunan paper perbausunan paper perbaiikan dakan dallamam ma
matta kua kuliliah ³Keah ³Ketteramperampililan Dasar Daan Dasar Dallam Keperawaam Keperawattan´.an´. Penu
Penulilis mens menyyadar adar ii bahwa keberhasbahwa keberhasililan penan penyyusunan paper usunan paper iinnii titidak dak tter er llepas dar epas dar ii banbanttuanuan berbaga
berbagaii ppiihak bahak baiik k llangsung maupunangsung maupun titidak dak llangsung. Daangsung. Dallam kesempaam kesempattanan iinni,i, penupenuliliss iingngiin menn menyyampaampaiikan rasakan rasa tter er iima kasma kasiihh yyang sebesar-besarnang sebesar-besarnyya kepada Ibu Rena kepada Ibu Renii Pr Pr iimama Gus
Gusty,ty, S.Kp.S.Kp. MM.Kes dan p.Kes dan piihak hak llaaiinn yyangang tteellah membanah membanttu hu hiingga sengga sellesaesaiinnyyaa ttuulilisansan iinnii.. Penu
Penuliliss j juga menuga menyyadar adar ii bahwabahwa ttuulilisansan iinnii j jauh dar auh dar ii kesempurnaankesempurnaan,, dan memdan memiliilik k ii banbanyyak ak kesa
kesallahan ser ahan ser tta kekurangan. Oa kekurangan. Olleh karenaeh karena ititu penuu penulilis mengharapkan kr s mengharapkan kr itiitikan dan sarankan dan saran agar kedepann
agar kedepannyya penua penulilis dapas dapatt member member iikankan yyangang tterbaerbaiik.k.
Padang
Padang,, 11Ok 11Ok toto ber 2010 ber 2010
Penu Penuliliss
D
DAFTAR ISIAFTAR ISI
KATA
KATA PENGANTAR««««««««««.««««««««««««« PENGANTAR««««««««««.««««««««««««« 22
PENDAHULUAN««««««««««««««««««««««««« 5
PENDAHULUAN««««««««««««««««««««««««« 5
PE
PEMBMBAHASAN«««««««««««««««..«««««««««« AHASAN«««««««««««««««..«««««««««« 66 A. Tempera
A. Temperattur ur ttubuh««««««««...««««««««««««. ubuh««««««««...««««««««««««. 77 1. K
1. K oonsepnsep tteeoor r ii«««««.««««««««««««««««.. «««««.««««««««««««««««.. 77 2. Tu
2. Tu j juan...uan... ... 1111 3.
3. MManfaaanfaatt««««««««««««...««««««««««... ««««««««««««...««««««««««... 1111 4. Ind
4. Indiikaskasii«««««««««««««««...«««««««« 11«««««««««««««««...«««««««« 11 5. K
5. K oonnttrara iindndiikaskasii««««««««««««««««««««... 12««««««««««««««««««««... 12 6. Pers
6. Persiiapan peraapan perallaattan««««««...««««««««««««. an««««««...««««««««««««. 1212 7. Pr
7. Pr oosedur«««««««««««««««««««««««. sedur«««««««««««««««««««««««. 1212 8. Eva
8. Evalluasuasii«««««««««««..«««««««««««« 14«««««««««««..«««««««««««« 14 9 D
9 Dookumenkumenttasasii«««««««««««««..««««««««. «««««««««««««..««««««««. 1414 B
B. Den. Denyyuutt nadnadii««««««««««...««««««««««««.. ««««««««««...««««««««««««.. 1414 M
Menghenghititung denung denyyuutt nadnadii«««««««..«««««««««««« «««««««..«««««««««««« 1515 1. K
1. K oonsepnsep tteeoor r ii««««««««...««««««««««««« ««««««««...««««««««««««« 1414 2. Tu
2. Tu j juan««««««««««...«««««««««««««. uan««««««««««...«««««««««««««. 1515 3.
3. MManfaaanfaatt«...«««««««««««««««««««««... «...«««««««««««««««««««««... 1515 4. Ind
4. Indiikaskasii«««««««««««««««««««««««... 15«««««««««««««««««««««««... 15 5. K
5. K oonnttrara iindndiikaskasii««««««««.««««««««««««.. 16««««««««.««««««««««««.. 16 6. Pers
6. Persiiapan peraapan perallaattan««««««..««««««««««««.. an««««««..««««««««««««.. 1616 7. Pr
7. Pr oosedur««...««««««««««««««««««««.. sedur««...««««««««««««««««««««.. 1818 8. Eva
8. Evalluasuasii««««««««««««««.««««««««« ««««««««««««««.««««««««« 2222 9. D
9. Dookumenkumenttasasii«««««««««««««««««««««. «««««««««««««««««««««. 2323 C.
C. Irama Irama nafas««««««««««««««««««««««« nafas««««««««««««««««««««««« 2323 1. K
1. K oonsepnsep tteeoor r ii«««««««...«««««««««««««.. «««««««...«««««««««««««.. 2323 2. Tu
2. Tu j juan«««««««««««««««««««««««.. uan«««««««««««««««««««««««.. 2525 3.
3. MManfaaanfaatt««««««««««««««««««««««« ««««««««««««««««««««««« 2525 4.
5. K ontra indikasi««««««««.«««««««««««« 25 6. Persiapan peralatan«««««...««««««««««««« 25 7. Pr osedur «««««...««««««««««««««««« 26 8. Evaluasi««««««««««««««««««««««« 26 9. Dokumentasi«««««««««««««.«««««««« 26 D. Tekanan darah«««««««««««««««««««««« 26 1. K onsep teor i«««««««.««««««««««««««. 26 2. Tu juan«.««««««««««««««««««««««.. 30 3. Manfaat«««««««««««««««««««.«««« 30 4. Indikasi«««««««««««..««...««««««««« 30 5. K ontra««««..««««««««««...««««««««.. 31 6. Persiapan alat«««««...««««««...««««««««.. 31 7. Pr osedur««««««««««««««...««««««««. 31 8. Evaluasi««««««««««««««...«««««««.« 32 9. Dokumentasi«««««««««««««.«««««««« 32 PENUTUP«««««««««««««««««««««««««««. 33 DAFTAR PUSTAKA««««««««.««««««««««««««« 34
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanda± tanda vital merupakan bagian dar i pengka jian f isik lengkap sebagai suatu cara tepat untuk melihat k ondisi k lien atau menentukan status kesehatan seseorang. Tanda vital juga merupakan cara yang tepat dan ef isien untuk memantau k ondisi k lien atau mengidentif ikasi masalah dan mengevaluasi respons k lien terhadap intervensi.
2.1 Tu juan
Tu juan dar i pengukuran Tanda-Tanda Vital ( TTV ) yaitu :
1. Untuk melihat k ondisi k lien atau menentukan status seseorang
2. Untuk menandakan kebutuhan dilakukannya intervensi keperawatan dan medis. 3. Untuk mengidentif ikasi diagnosa keperawatan, mengimplementasikan rencana
BABII
PEMBAHASAN
Tanda-tanda vital merupakan bagian dar i pengka jian f isik lengkap sebagai suatu cara tepat untuk melihat k ondisi k lien atau menentukan status kesehatan seseorang. Tanda-tanda vital terdir i dar i Temperatur tubuh, Denyut nadi, Irama nafas, dan Tekanan darah. Wak tu perawat mengukur Tanda-tanda Vital ( TTV ), yaitu :
1. Ketika k lien masuk ke fasilitas kesehatan 2. Pada jadwal rutin
3. Sebelum dan sesudah pr osedur bedah dan dignostik invasif
4. Sebelum dan sesudah pr osedur medikasi yang mempengaruhi kardiak , pernafasan, dan k ontr ol suhu
5. Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan, dll. Pedoman Untuk mengukur Tanda-Tanda Vital :
1. Perawat yang merawat k lien ber tanggung jawab terhadap pengka jian tanda vital 2. Peralatan harus berfungsi dan sesuai
3. Peralatan harus di pilih berdasarkan k ondisi dan karak ter istik k lien 4. Perawat mengetahui batas nilai normal tanda vital
5. Perawat mengetahui r iwayat medis k lien, terapi, dan o bat-o batan yang di ber ikan 6. Perawat mengontr ol atau meminimalkan fak tor lingkungan yang dapat
mempengaruhi tanda vital
7. Perawat menggunakan pendekatan yang teratur dan sistematik ketika mengukur tanda vital
8. Cara pendekatan pada k lien dapat mengubah tanda vital
9. Berdasarkan k ondisi k lien, perawat melakukan k olaborasi dengan dok ter untuk menentukan frekuensi pengka jian tanda vital
10. Perawat mengembangkan rencana penyuluhan untuk menginstruksikan k lien atau pember i perawatan mengka ji tanda vital
12. Perawat memer iksa dan mengk omunikasikan perubahan yang signif ikan pada tanda vital
A. TEMPERATUR TUBUH
1. Konsep Teori 1.1 Penger tian
Suhu atau temperatur tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang di pr oduksi oleh tubuh dan jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh ke lingkungan. Suhu terdir i dar i dua yaitu, suhu inti dan suhu permukaan.
Suhu tubuh manusia mempunyai var iasi tiap har inya dimana pada pagi har i suhu tubuh relatif lebih rendah dan pada s ore/malam har i relatif lebih tinggi. Perbedaan suhu tersebut berk isar 0,5° C. Perbedaan itu normal dan ser ing disebut var iasi diurnal. Nilai normal suhu tubuh juga dapat di pengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ak tivitas f isik , suhu udara, dan fak tor lingkungan.
(Dikutip darihttp://smartpatient.wordpress.com/2010/02/05/demam/ )
Suhu tubuh rata-rata orang dewasa di bawah 370C. Seorang peneliti, HorvathSMdkk. pernah meneliti 54 orang dewasa muda (usia 23 tahun) selama beberapabulan dengan
kesimpulan, nilai rata-rata suhu r ongga mulut pada pagi har i36,50C dan malam har i 36,80C. Peneliti lain, Dinarello dan Wolff dar i Inggr ismelaporkan, hasil penelitian pada sembilan orang dewasa mudah (22 tahun),dalam sehar inya rata-rata suhu badan mereka 36,60C dengan nilai terendah 36,40C dan ter tinggi 36,80C. Suhu rata-rata r ongga mulut orang tua lebih rendahdar i pada orang muda, tetapi suhu duburnya sama.Padahal suhu anus biasanya lebih tinggi dar i pada suhu r ongga mulut.Perbedaan ini sangat bervar iasi. Pada orang muda, suhu lubang keluaran iturata-rata 0,560C lebih tinggi dar i pada suhu r ongga mulut.Pada anak usia kurang dar i 12 tahun, suhu tubuh wak tu malam har i ser ing lebihtinggi, rata-rata 37,40C. Sebagai pedoman kasar , suhu tubuh anak yang tidakmelebihi 380C (antara 360C ± 380C) tidak per lu dir isaukan karena belummerupakan indikasi untuk
di ber i o bat penurun panas. Karena sebenarnya suhuyang agak panas malah diper lukan untuk per tumbuhan dan sebagai salah satumekanisme untuk memper tahankan tubuh dar i serangan infeksi atau masuknyabenda asing ke dalam tubuh.
Tabel Nilai Normal Suhu Tubuh
(Dikutip dari http://smartpatient.wordpress.com/2010/02/05/demam/ )
Teknik Pengukuran
Nilai Normal DemamBila«. Keterangan
Meraba dengan tangan
- - Sangat tidak akurat, dan tidak direk omedasikan
Suhu di dalam mulut (Oral)
35.50C - 37.50C > 37.50C Aman dan akurat
Lebih akurat di bandingkan dengan suhu ketiak
Tidak dian jurkan pada anak usia < 5 tahun atau anak sulit beker ja sama
Suhu ketiak (aksila)
34.70C - 37.30C > 37.30C Cukup akurat
Hasil lebih rendah dar i 0.50C di bandingkan dengan suhu oral
Mudah dilakukan pada semua usia
Suhu rek tal (anus) 36.60C - 37.90C > 37.90C Akurat
Tidak nyaman bagi anak Suhu telinga 35.70C - 37.50C > 37.50C Keakuratannya masih
di perdebatkan para ahli
Tidak dian jurkan pada bayi usia < 3 bulan
Dalam mengukur suhu k ita per lu memahami bahwa suhu tubuh bervar iasi, tergantung pada teknik pengukuran yang di pakai. Dan lebih baik menggunakan 1 teknik pengukuran
Nilaisetandar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia di bagi men jadi empat yaitu :
Hi potermi, bila suhu tubuh kurang dar i 36°C
Normal, bila suhu tubuh berk isar antara 36 - 37,5°C
Febr is / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
Hi per termi, bila suhu tubuh lebih dar i 40°C
(Dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman:Pemeriksaan_fisik )
PANAS YANG DIPRODUKSI-PANAS YANG DIKELUARKAN=SUHU TUBUH 1.2Pr oduksi Panas
Panas di pr oduksi di dalam tubuh melalui metabolisme, yang merupakan reaksi k imia pada semua sel dalam tubuh. T ermoregulasi membutuhkan fungsi normal dar i pr oses pr oduksi panas. Pr oduksi panas ter jadi pada saat istirahat, gerakan otot polos, getaran
otot, dan termogenesis tanpa menggigil.
y Metabolisme basal menghasilkan panas yang di pr oduksi tubuh saat ostorahat. Jumlah rata-rata Laju Metabolik Basal (BMR) bergantung pada luas permukaan tubuh. Hormon tir oid juga mempengaruhi BMR. Tidak adanya hormon tir oid mengurangi setengah jumlah BMR.
y Gerakan volumter seper ti ak tivitas otot selama latihan, membutuhkan tambahan energi
y Menggigil merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam tubuh
1.3 Pengeluaran Panas
Pengeluaran dan pr oduksi panas ter jadi stimultan. Struk tur kulit dan paparan terhadap lingkungan secara k onstan, pengeluaran panas secara normal melalui radiasi, k onduksi, k onveksi, evaporasi.
Radiasi, adalah perpindahan panas dar i permukaan suatu o b jek ke permukaan o b jek lain tanpa keduanya bersentuhan ( Thi bodeau dan Patton, 1993 ). Panas berpindah dar i gelombang elek tr omagnetik. Aliran darah dar i organ internal inti membawa panas ke kulit
dan ke pembuluh darah permukaan. Jumlah panas yang di bawa ke permukaan tergantung dar i tingkat vasok onstr iksi dan vasodilatasi yang diatur oleh hi potalamus.
K onduksi, adalah perpindahan panas dar i satu o b jek ke o b jek lain dengan k ontak langsung.ketika kulit hangat menyentuh o b jek yang dingin, panas hilang. Ketika suhu dua o b jek sama, kehilangan panas k onduk tif terhenti.
K onveksi, adalah perpindahan panas karena gerakan udara. Panas d ik onduksi per tama kali pada molekul udara secara langsung dalam k ontak dengan kulit.
Evaporasi, adalah perpindahan energi panas ketika cairan berubah men jadi gas. Evaporasi ber lebihan dapat menyebabkan kulit gatal dan bersisik , ser ta hidung dan far ing ker ing.
1.4 Fak tor ± Fak tor yang Mempengaruhi Suhu Fak tor-fak tor yang mempengaruhi suhu tubuh yaitu:
y Usia : suhu tubuh bayi dapat berespons secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Regulasi suhu tidak stabil sampai anak-anak mencapai puber tas. Rentang suhu normal turun secara brangsur sampai seseorang mendekati masa lansia.
y Olah raga: ak tivitas otot yang memer lukan peningkatan suplai darah dan pemecahan karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan
metabolisme dan pr oduksi panas.
y Kadar hormon: wanita mengalami f luk tuasi suhu tubuh yang lebih besar di banding pr ia.
y Irama sirkandian
y Stress: stress f isik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan pernafasan. Perubahan f isiologi tersebut meningkatkan panas.
y Lingkungan: lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dika ji dalam ruangan yang sangat hangat, k lien mungk in tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengeluaran panas dan suhu akan na ik.
1.5 Perubahan suhu tubuh a. Pirexia atau demam
11
Ter jadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk memper tahankan kecepatan pengeluaran kelebihan pr oduksi panas, yang mengak i batkan peningkatan suhu tubuh abnormal.
Ti pe demam:
Intermitten, adalah suhu tubuh yang memuncak berseling yang bisa kembali normal kurang dar i 24 jam.
Remitten, adalah suhu tubuh yang memuncak dan bisa turun tanpa kembali normal.
Relaps, adalah suhu tubuh yang diselingi dengan suhu normal dan meman jang atau ber tahan lebih dar i 24 jam.
K onstan, adalah suhu tubuh yang tingginya menetap lebih dar i 24 jam.
b. Hi potermia
Pengeluaran panas ak i bat paparan terus menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mempr oduksi panas, mengak i batkan hi potermia.
2. Tujuan
Untuk mengetahui keadaan suhu tubuh k lien apakah diatas atau di bawah normal. 3. Manfaat
Agar k lien mendapat pelayanan kesehatan dar i petugas kesehatan agar suhu tubuhnya kembali normal.
4. Indikasi
Suhu tubuh memilik i peranan penting dalam per tahan tubuh terhadap penyak it. Kalau badan mempunyai suhu diatas normal atau demam, berar ti sedang ter jadi per lawanan
didalam tubuh antara sel-sel per tahanan tubuh melawan kuman penyak it.
Semak in tinggi demam, semak i hebat per lawanan yang ter jadi. Kalau sel-sel per tahanan tubuh kuat, suhu tubuh akan kembali seper ti semula dan tubuh bisa normal kembali dan sembuh.
5. Kontra indikasi
Apabila suhu tubuh tidak turun dengan kata lain demamnya terus-menerus ter jadi yang berar ti ter jadi infeksi yang berat u jung-u jungnya menyebabkan gagal multi-organ dan
menyebabkan kematian (seper ti pada pender ita AIDS).
6. Persiapan Peralatan
Alat dan Bahan
1) Termometer 2) Tiga buah botol:
o Botol 1 ber isi larutan sabun
o Botol 2 ber isi larutan desinfek tan
o Botol 3 ber isi air bersih
3) Bengk ok 4) Ker tas / tissue 5) Vaselin
6) Buku catatan suhu 7) Sarung tangan
7. Prosedur
Prosedur K erja
a. Pemer iksaan suhu oral
1. Jelaskan pr osedur kepada k lien 2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan 4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak bawah lidah
6. Turunkan suhu termometer di bawah anatara 340C ± 350C. 7. Letakkan termometer di bawah lidah se ja jar dengan gusi 8. An jurkan mulut dikatupkan selama 3 ± 5 menit
13 9. Angkat termometer dan baca hasilnya 10. Catat hasil
11. Bersihkan termometer dengan ker tas / tissue
12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfek tan, bilas dengan air bersih dan ker ingkan.
13. Cuci tangan setelah pr osedur dilakukan b. Pemer iksaan suhu aksila
1. Jelaskan pr osedur kepada k lien 2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan 4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue
6. Turunkan suhu termometer di bawah anatara 340C ± 350C.
7. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien f leksi diatas dada (mendekap dada)
8. Setelah 3 ± 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya 9. Catat hasil
10. Bersihkan termometer dengan ker tas / tissue
11. Cuci termometer dengan air sabun, desinfek tan, bilas dengan air bersih dan ker ingkan.
12. Cuci tangan setelah pr osedur dilakukan c. Pemer iksaan suhu rek tal
1. Jelaskan pr osedur kepada k lien 2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien dengan posisi mir ing
5. Pakaian diturunkan sampai di bawah glutea (di bawah pantat) 6. Tentukan letak rek tal, lalu oleskan vaseline
8. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam rek tal dengan per lahan-lahan, jangan sampi berubah posisi dan ukur suhu
9. Setelah 3 ± 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya 10. Catat hasil
11. Bersihkan termometer dengan ker tas / tissue
12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfek tan, bilas dengan air bersih dan ker ingkan.
13. Cuci tangan setelah pr osedur dilakukan
8. Evaluasi
Menin jau kembali segala tindakan yang telah dilakukan untuk member i nilai secara o byek tif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakn sebelumnya.
9.Dokumentasi
Mencatat semua hasil ker ja dan mengumpulkannya untuk mendapat gambaran bagaimana pr oses pengukuran temperatur tubuh ber langsung ser ta untuk member ikan inf ormasi kepada petugas pelayan kesehatan lainnya, karena k lien telah mendapatkan pelayanan keehatan dan menambahkan f oto pada setiap pelayanan yang telah di ber ikan.
B. DENYUT NADI
1. Konsep Teori 1.1Penger tian Nadi
Adalah gerakan / aliran darah pada pembuluh darah ar ter i yang dihasilkan oleh k ontraksi dar i ventr ikel k ir i jantung.
1.2 Penger tian Denyut Nadi
Adalah rangsangan k ontraksi jantung dimulai dar i nodes sindaur i tular/nodus sinoatr ial yang merupakan bagian atas serambi kanan jantung:
15
y Volume str ok yaitu banyaknya darah yang di pompa keluar dar i bilik jantung dar i setiap k ontraksi.
Menghitung Denyut Nadi
Merupaan pr oses pengukuran denyut jantung yang terasa pada pembuluh darah ar ter i yang disebabkan oleh gelombang darah yang mengalir didalamnya sewak tu jantung memompa darah kedalam aor ta / ar ter i.
Nilai normal: Bayi: 120 ± 150 x / menit 1-5 tahun: 80 ± 150 x / menit 5-12 tahun: 60 ± 120 x / menit Dewasa: 60 ± 100 x / menit 2. Tujuan
1) Mengetahui jumlah denyut jantung yang terasa pada pembuluh darah. 2) Untuk mengetahui ker ja jantung
3) Untuk mengetahui kelemahan dengan segara
4) Untuk mengetahui denyut nadi rata ± rata pada bayi baru lahir , anak usia 2-3 tahun dan orang dewasa dengan denyut nadi per ifer dan ileguler.
5) Untuk megetahui data dasar dan evaluasi lan jut
6) Untuk menentukan apakah denyut nadi rata ± rata normal atau tidak
7) Untuk memonitor pasien dengan penyak it jantung dan reaksi dar i pengo batan yang diter ima.
3. Manfaat
Untuk mengetahui berapa denyut nadi yang dimilik i oleh k lien.Apakah di bawah normal atau diatas normal.
4. Indikasi
Pengukuran denyut nadi yang normalnya berada 60-100 per menitnya.Jika k lien mempunyai denyut nadi diatas normal, maka pelayan kesehatan harus mengulang kembali pengukuran denyut nadi agar denyut nadi k lien tersebut normal kembali.
5. Kontraindikasi
Jika pengukuran denyut nadi yang dilakukan oleh pelayan kesehatan di bawah normal.
6. Persiapan Peralatan
Pengukuran
1) Per i pheral Pulse (pal pasi) Ex: kak i, tangan, leher.
2) Apical pulse (pal pasi dan auscultasi) Ex: apek jantung.
Beberapa Hal Yang Per lu Di perhatikan Saat Menghitung Denyut Nadi
1) Frekuensi. Frekuensi dinyatakan dengan ketukan nadi dalam satu menit . Ex : 70 ± 80 x/menit. Kelainan (pada orang dewasa):
Bradikardia: nadi < 60x/menit
Tak ikardia: nadi> 100 x/menit
2) Volume. Kekuatan darah yang dialirkan dalam setiap kekuatan biasanya volume denyutnya sama setiap ketukan volume normal dapat dirasakan pada tekanan bila deraba oleh jar i tangan.
Biasanya volume pulse diukur dengan skala 0-4 1 : Tak teraba
2 : Kecil dan lemah 3 : Mudah teraba 4 : Ada kelainan
Fak tor Yang Mempengaruhi Denyut Nadi
1. Umur. Semak in ber tambah usia, secara ber tahap denyut nadi semak in menurun.
2. Jenis Kelamin. Pada umur yang sama lak i-lak i dan wanita, denyut nadi sangat bervar iasi setelah puber tas, denyut nadi lak i-lak i lebih cepat di banding wanita.
17
3. Irama. Irama adalah Jarak ketukan nadi per tama ke ketukan nadi selan jutnya. Normal : Aqual time.
Kelainan : Irama ireguler atau dygrhitmia / arrhimia Jika hal tersebut ditemukan :
Per iksa apical pulse
Bila per lu per iksa EKG
4. Stisitas dinding ar ter y. Stisitas dinding ar ter y merupakan ukuran elastisitas sebuah ar ter i .
Normal: lembut dan lurus
Pada orangtua ser ing kali ditemukan keras dan tidak elastis. Elastisitas ar ter i mungk in tidak mempengaruhi :
a. Frekuensi
b.Irama atau volume nadi tetapi mempengaruhi keadaan sitem vaskuler k lien.
Untuk mengetahui adekuat aliran darah per lu memer iksa denyut nadi satu dengan sisi tubuh yang lain.Ukuran Menurut Denyut Nadi: umur , ketentuan atau maut, rata ± rata, irama, volume atau amplitude.
PerincianT ugas Pemeriksaan Denyut Nadi :
1) Mengidentivikasi Pasien :
a. Dilakukan rutin setiap 4 jam b. Pasien yang dilakukan o parasi
c. Pasien post o p (setelah o perasi) d. Pasien yang akan di ber ikan iranfusi e. Pasien dengan keluhan menggigit 2) Persiapan Alat :
a. Ar loji tangan dengan petun juk detik
b. Buku catatan suhu nadi atau lembaran o bservasi c. Persiapan pasien :
Pasien di ber i pen jelasan supaya tenang
7. Prosedur
Pelaksanaan :
Mencuci tangan sebelum atau sesudah melakukan perasat.
Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu.
Pada wak tu pengukuran denyut nadi pasien benar ± benar istirahat dalam posisi berbar ing atau duduk.
Perhitungan dilakukan dengan menempelkan jar i telun juk dan jar i tengah diatas ar ter i selama setengah menit dan hasilnya dikalikan dua.
Khusus pada anak dihitung selama satu menit.
Hasil penghitungan dicatat pada buku suhu / nadi atau lembar o bservasi.
Perhatian :
1. Perhatian isi (volume), denyut nadi iramanya teratur atau tidak dan tekanya keras atau tidak.
2. Memegang denyut nadi tidak boleh dilakukan jika tangan petugas baru sa ja memegang es.
3. bila keadaan pasien payah atau bila di per lukan sewak tu ± wak tu terntu, perhitungan harus dilakukan lebih ser ing dicatat pada lembar khusus.
4. bila ter jadi perubahan pada denyut nadi pada pasien segera laporkan pada penanggung jawab ruangan / dok ter yang ber tanggung jawab.
5. bila ter jadi pada iramanya (irama tak teratur) sebiknya dihitung dengan satu menit.
Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi, yaitu :
1. Temporalis.
Ketika radial pulse tidak dapat dirasakan. 2. Kar otid.
Untuk bayi (cardias arrest). 3. Apikal.
Rutin dilaksanakan pada bayi dan anak sampai pada umur 3 tahun.
Untuk per timbangan denyut nadi radial.
Berhubungan dengan penber ian pengo batan. 4. Brank ialis.
19 Dilakukan pada pengukuran tekanan darah. 5. Femoralis.
Untuk cardial arrest.
Untuk bayi dan anak.
Untuk menentukan sirkulasi pada kak i. 6. Radialis.
Mutlak dilakukan dan umum digunakan. 7. Po plitea.
Menentukan sirkulasi di bawah kak i.
Tekanan darah pada kak i. 8. Dorsalis pedis dan timbialis poster ior.
T empat yang sering dilakukan dalam pemeriksaan nadi yaitu:
a. Arelis Radialis
Ter letak tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi i bu jar i, relatif mudah dan ser ing di pakai secara rutin.
Pengukuran Frekuensi Denyut Ar ter i Radialis 1. Persiapan Alat :
Alat pengukur wak tu ( jam tangan dengan jarum detik , sto p watch)
Kar tu status pasien.
Alat Tulis 2. Persiapan pasien :
Buatlah pasien r ileks dan nyaman
Bila pasien baru selesai berak tif itas, tunggu 5 ± 10 menit sebelum memer iksa denyut nadi.
3. Cara pemer iksaan :
Pemer iksa mencuci tangan.
Mentalah pasien untuk menyingsikan ba ju yang menutupi pergelangan tangan kanan.
Bila posisi pasien duduk : tangan diletakan pada paha dan lengan lurus se ja jar badan (ekstensi). Bila posisi pasien berbar ing : kedua tangan lurus se ja jar badan dan menghadap atas.
Lakukan pal pasi r ingan ar ter i radialis dengan menggunakan jar i telun juk dan jar i tengah ( jar i ke 2,3) diosepan jang lekuk radial pada pergelangan tangan sisi
Ibu jar i.
Rasakan denyut ar ter i radialis dan iramanya.
Hitung denyut tersebut selama satu menit.
Apabila denyut teratur cukup dihitung selama 30 detik , kemudian hasilnya dikalikan dua (2). Apabila denyut tidak teratur dihitung selama satu menit.
Catat hasil pengukuran jumlah denyut dan keteraturan iramanya pada kar tu status pasien.
Inf ormasikan kepasien.
Tanyakan pada pender ita apakah ada yang ditanyakan tentang hasil pengukuran denyut nadinya.
b. Ar ter i Brakhialis
Ter letak didalam otot biceps dar i lengan atau medial dili putan siku (f ossa antekubital, digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus hen ti jantung (radial arrest) pada bayi.
Pemer ikasaan Frekuensi Denyut Ar ter i Brakralis
Persiapan alat
a) Alat pengukur ( jam tangan dengan jarum detik , sto p watch) b) Kar tu status pasien.
c) Alat tulis
Persiapan Pasien :
a) Buatlah pasien r ileks dan nyaman
b) Bila pasien baru selesai berak tif itas, tunggu 5 ± 10 menit sebelum pemer iksaan frekuensi denyut.
Cara pemer iksaan :
21
2) Mintalah pasien untuk menyingsingkan ba ju yang menutupi f ossa cubiti atau li patan siku sebelah dalam.
3) Bila posisi pasien duduk : tangan diletakan pada paha dan lengan lurus se ja jar badan (ekstensi). Bila posisi pasien berbar ing : kedua lengan lurus se ja jar badan dan menghadap ke atas.
4) Lakukan pal pasi r ingan ar ter i dengan menggunakan jar i telun juk dan jar i tengah ( jar i ke2,3) pada f ossa cubiti atau li patan siku sebelah kanan.
5) Rasakan denyut ar ter i brakrelis dan iramanya. 6) Hitung denyut tersebut selama satu menit.
7) Apabila denyut teratur cukup dihitung selama 30 detik , kemudian hasilnya dikalikan dua. Apabila denyut tidak teratur dihitung selama satu menit.
8) Catat hasil pengukuran jumalah denyut dan keteraturan iramanya pada kar tu status pasien.
9) Inf ormasikan kepasien.
10) Tanyakan pada pender ita apakah ada yang ditanyakan tentang hasil pengukuran denyut nadinya.
c. Ar ter i Kar otid
Ter letak dileher di bawah lo bus telinga, dimana terdapat ar ter i kar otid ber jalan diatara trakea dan otot sternok lerdo mastordius, ser ing digunakan untuk dewasa, kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah keotak.
Pemer iksaan Frekuensi Denyut Ar ter i Kar otid
Persiapan alat :
a) Alat pengukur wak tu ( jam tangan dengan jarum detik , sto p watch). b) Kar tu status pasien.
c) Alat tulis.
Pemer iksaan Pasien :
1) Pemer iksa mencuci tangannya.
2) Mintalah pasien untuk melepaskan ba junya sehingga bagian leher ter lihat jelas.
3) Bila posisi pasien duduk: tangan diistihatkan pada paha. Bila posisi pasien berbar ing : kedua tangan lurus se ja jar badan dan menghadap atas. 4) Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut Ar ter i Kar otid mintalah
pasien untuk memalingkan kepalanya pada sisi arah yang ber lawanan dengan yang akan di per iksa.
5) Kemudian lakukan pal pasi dengan lembut, jangan ter lalu keras untuk menghindar i rangsangan sinus kar otid.
6) Rabalah antara trachea dan otot sternocledo mastoideus bagian media yang menggunakan jar i tangan dan telun juk.
7) Perhatikan perubahan denyut pada saat menar ik atau menghembuskan napas.
8) Apabila denyut teratur cukup dihitung selama 30 detik , kemudian hasilnya dikalikan dua. Apabila denyut tidak teratur dihitung selama satu menit.
9) Kemudian dengan menggunakan s isi bel dar i stetosk o p, aoskultasi denyut Ar ter i Kar otid diu jung lateral tulang k laulkula dan tepi poster ior otot sternocledo mastoideus pada saat pender ita menahan napas.
10) Normal denyut ar ter i kar otid bersifat lokal, kuat, menghentak dan tidak terpengaruh pada saat bernapas, atau perubahan posisi tubuh. Kedua ar ter i sebanding dalam frekuensi baik kuatnya, elastisitas, keteraturan, irama dan tidak ada bunyi yang terdengar diatas ar ter i kar otid
11) Catat hasil pengukuran jumlah denyut dan keteraturan iramanya pada kar tu status pasien.
12) Inf ormasikan kepasien.
13) Tanya pada pender ita apakah ada yang ditanyakan tentang hasil pengukuran denyut nadinya.
8. Evaluasi
Meneliti kembali pelayanan kesehatan yang telah di ber ikan kepada k lien.Dimana pelayan kesehatan mengk oreksi tindakan yang telah di ber ikannya selama member ikan pelayanan kesehatan.
23 9.Dokumentasi
Pelayan kesehatan mencatat semua kegiatan yang dilakukan selama member ikan pelayanan kesehatan kepada k lien, dan menyisi pkan f oto k lien untuk men jadi buk ti bahwa k lien tersebut sudah mendapatkan pelayanan kesehatan.
C. IRAMA NAFAS
1. Konsep Teori
Tabel Irama Nafas Normal pada Anak Kecil
Umur Nafas per Menit
Per iode neonatal 30-60 Awal masa kanak-kanak 20-40 Di akhir masa kanak-kanak 15-25
y Ventilasi paru-paru
Ventilasi paru-paru merupakan per istiwa masuk dan keluarnya udara pernafasan antara atmosfer dan peru-paru. Pr oses ventilaasi ini meli batkan beberapa organ tubuh yang sangat penting dalam pernafasan. Organ tersebut adalah hidung, far ing, lar ing, trachea, br onchus, br onk iolus, alveolus, dan paru-paru.
Udara yang masuk dar i atmosfer ke dalam r ongga hidung mengalami tiga pr oses penting yaitu menyar ing (f iltrasi), menghangatkan (heating) dan melembapkan (humidif ikasi). Pada pr oses f iltrasi par tikel-par tikel yang ada dalam udara pernafasan akan disar ing oleh silia khususnya par tikel yang berdiameter > 2 mm. Efek tivitas mekanisme ventilasi paru- paru di pengaruhi oleh beberapa fak tor antara lain :K onsentrasi oksigen atmosfer , k ondisi jalan napas, kemampuan compliance dan recoil paru ser ta pengaturan pernafasan.
Pada pengaturan pernafasan, banyak sedik itnya oksigen yang masuk dan karbondioksida yang keluar dar i paru-paru dalam ventilasi di pengaruhi oleh irama kedalaman, dan
frekuensi pernafasan. Irama pernafasan yang teratur menyebabkan ter jadinya keseimbangan antara jumlah oksigen yang di hirup dengan karbondioksida yng di keluarkan dar i paru-paru.
Namun bila sebaliknya, misalnya pada orang lar i ketakutan, irama bafasnya men jadi tidak teratur sehingga mengak i batkan oksigen yang di hirup sedik it. Kedalaman pernafasan juga memperngaruhi terhadap ventilasi paru-paru. Kedalaman pernafasan ini
mmengindikasikan kemampuan inspirasi paru-paaru. Frekuensi penafasan merupakan jumlah compliance dan recoil paru-paru dalam 1 menit. Pada seseorang yang frekuensi pernafasannya di bawah frekuensi normal, maka oksigen yang di hirup juga akan sedik it
sehingga tubuh kekurangan oksigen.
Irama, frekuensi dan kedalaman pernafasan ini sangat bergantung pada ker ja pusat pengaturan pernafasan yang terdapat pada medulla dan pons. Pusat pernafasan inilah yang
mengatur ker ja paru-paru. Ada tiga pusat pengaturan pernafasan yaitu pusat respirasi, pusat apneustik dan pusat pneumotaksis.
y Gangguan irama pernafasan :
a. Pernafasan µcheyne-stokes¶ yaitu sik lus pernafasan yang amplitudonya mula-mula dangkal, mak in naik , kemudian menurun dan berhenti. Lalu pernafasan dimulai lagi dengan sik lus baru . jenis pernafasan ini biasanya ter jadi pada k lien gagal jantung k ongesti, peningkatan tekanan intracranial, overdosis o bat. Namun secara f isiologis, jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang yang I ketinggian 12.000-15000
kak i di atas permukaan laut dan pada bayi saat tidur.
b. Pernafasan biot yaitu pernafasan yang mir i p dengan pernafasan cheyne stokes tetapi amplitudonya rata dan diser tai apnea. Keadaan pernafasan ini kadang di temukan pada penyak it radang selaput otak.
c. Pernafasan kussmaul yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalamannya meningkat ser ing melebihi 20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapt di temukan pada k lien dengan asidosis metabolic dan gagal gin jal.
Tidak efek tifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan (1) Pengangkatan glotis
25 (2) Batuk
(3) Kerusakan menelan (4) Edema jalan nafas
(5) Peningkatan pr oduksi sputum (6) Br onk ospasme
(7) Kelemahan, Ditandai: perubahan kedalaman, frekuensi, kecepatan dan irama nafas, kesulitan bernafas/dyspnea, abnormalitas bunyi nafas, batuk dan pr oduksi sputum, penggunaan otot bantu pernafasan, dan sianosis
2. Tujuan
Untuk mengetahui keefek tivan mekanisme paru-paru dan irama nafas k lien. 3. Manfaat
Agar k lien bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. 4. Indikasi
Pada pengaturan pernafasan, banyak sedik itnya oksigen yang masuk dan karbondioksida yang keluar dar i paru-paru dalam ventilasi di pengaruhi oleh irama kedalaman, dan frekuensi pernafasan. Irama pernafasan yang teratur menyebabkan ter jadinya keseimbangan antara jumlah oksigen yang di hirup dengan karbondioksida yng di keluarkan dar i paru-paru.
5. Kontraindikasi
Pada seseorang yang frekuensi pernafasannya di bawah frekuensi normal, maka oksigen yang di hirup juga akan sedik it sehingga tubuh kekurangan oksigen.
6. Persiapan Peralatan
Alat dan Bahan:
Alat pengukur wak tu Stetosk o p
7. Prosedur
Cara Ker ja :
1) Cuci tangan
2) Ber itahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3) Buka ba ju pasien bila per lu ( dengan ijin pasien ), untuk mengo bservasi gerakan dinding dada
4) Letakkan telapak tangan kanan pada dada pas ien, o bservasi kedalaman dan kesimetr isan gerakan dinding dada
5) Tentukan irama pernafasan
6) Hitung frekuensi nafas selama 1 menit ( baru lahir 35-50 x/menit, umur < 2 th 25-35 x/menit, umur 2-12 th 18-26 x/menit, dewasa 16-20 x/menit )
7) Tentukan frekuensi nafas normal, bradi pnea ( N )
8) Dengarkan dengan menggunakan stetosk o p kemungk inan adanya bunyi nafas yang abnormal
9) Inf ormasikan hasil pengukuran pada pasien 10) Catat
11) Cuci tangan
8. Evaluasi
Meneliti kembali pelayanan kesehatan yang telah di ber ikan kepada k lien.Dimana pelayan kesehatan mengk oreksi tindakan yang telah di ber ikannya selama member ikan pelayanan kesehatan.
9.Dokumentasi
Pelayan kesehatan mencatat semua kegiatan yang dilakukan selama member ikan pelayanan kesehatan kepada k lien, dan menyisi pkan f oto k lien untuk men jadi buk ti bahwa k lien tersebut sudah mendapatkan pelayanan kesehatan.
D. TEKANANDARAH
27 1.1 Penger tian
Pengukuran tekanan darah merupakan tindakan melakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan spignomanometer.
Tekanan darah adalah kekuatan darah mengalir di dinding pembuluh darah yang keluar dar i jantung (pembuluh ar ter i) dan kembali ke jantung (pembuluh balik) (Lanny Sustrani, 2004:13).Sedangkan menurut Tom Smith (1991:5) tekanan darah adalah ukuran dar i tekanan sistolik yang berpengaruh pada darah karena k ontraksi otot jantung dan kekuatan atau tekanan diastolik pada dinding pembuluh darah yang lebih kecil yang mengalirkan darah dan yang mempercepat jalannya darah pada wak tu jantung mengendur antar denyut.*
1.2 Macam Tekanan Darah 1.2.1 Tekanan Darah Normal
Menurut WHO tekanan darah dikatakan normal apabila terbaca sek itar 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik.Tekanan darah normal(normotensif) sangat di butuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaituuntuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi.Besarnya tekanan darah normalmenurut Ok tia Wor o KH.dkk (2005:12) adalah* :
Usia TekananDarah
15-20 tahun keatas 90-120/60-80 mmHg 30-40 tahun 110-140/70-90 mmHg
50 tahun 120-150/70-90 mmHg
1.2.2. Tekanan Darah Rendah
Tekanan darah rendah yaitu catatan ukuran tekanan darah di bawah tekanan darah normal (Tom Smith, 1991:6).Jika tekanan darah rendah maka ker ja jantung juga rendah.Tekanan darah rendah ser ing ter jadi pada wak tu setelah sak it atau semasa penyembuhan.Tenaga yang memper tahankan tekanan darahnya pada nilai normal berkurang. Ge jalanya: lesu, ter lihat sangat lemah.*
1.2.3 Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengak i batkan suplai oksigen dan nutr isi, yang di bawa oleh darah, terhambat sampai ke jar ingan tubuh yang membutuhkanya (Lanny Sustrani, 2004:12). Tekanan darahnya selalu terbaca diatas 140/90 mmHg. Keadaan ini berkaitan dengan peningkatan resik o serangan jantung, kegagalan jantung, kegagalan gin jal dan str oke.Resik o itu meningkat 2 kali bila tekanan darah melebihi 140/90 mmHg resik onya meningkat lagi bila tekanan darah mencapai 165/90 mmHg.*
Tekanan darah tinggi di bedakan men jadi dua yaitu hi per tensi esensial adalah hi per tensi yang tidak diketahui sebabnya dan hi per tensi sekunder adalah hi per tensi yang disebabkan oleh penyak it lain. Hi per tensi pr imer terdapat pada lebih dar i 90% pender ita hi per tensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hi per tensi sekunder (L Gunawan, 2001:15).*
Berdasarkan inf ormasi WHO ditentukan standar batasan tekanan darah manusia agar memudahkan diagnosis dan terapi atau penatalaksanaan hi per tensi.Seper ti yang ditun jukan dalam tabel di bawah.*
Batasan Tekanan Darah menurut WHO Tekanan sistolik
(mmHg)
Tekanan diastolik
(mm.Hg) Tingkatan tekanan darah <140 141-159 >160 <90 91-95 >95 Normal Perbatasan Hi per tensi Sumber: Lany Gunawan (2001:11) *
1.3 Pengukuran Tekanan Darah
Pengukurantekanan darah dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran secara langsung hanya dilakukan pada kasus-kasus ter tentu sa ja, karena harus memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah yang akan diukur tekanan darahnya. Dalam prak tek sehar i-har i, pengukuran tekanan darah dilakukan secara tidak langsung*
29
dengan menggunakan alat yang disebut sphygmomanometer atau tensimeter yang dapat dilakukan dengan 2 cara:
Cara Perabaan (pal pasi)
Cara pendengaran (auskultasi)
Dalam pengukuran tekanan darah ada beberapa ha l yang per lu di perhatikan yaitu sebagai ber ikut:
(1) Pengukurantekanan darah boleh dilakukan dalam posisi duduk ataupun berbar ing. Namun yang paling penting, lengan tangan harus dapat diletakkan dengan santai, (2) Pengukurantekanan darah dalam posisi duduk , akan member ikan angka yang agak
lebih tinggi di bandingkan dengan posisi berbar ing, (3) Tekanandarah di pengaruhi k ondisi saat pengukuran,
(4) Padasuatu pemer iksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3 kali ber turutturut,
(5) Ukuran manset harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang mengembang harus melingkar 80% lengan dan mencakup dua per tiga dar i pan jang lengan atas.
Tabel Tekanan Darah pada Anak Kecil Umur TekananDarah Sistolik
Saat lahir 70 mmHg 6 bulan 90 mmHg 2 tahun 92 mmHg 6 tahun 95 mmHg 8 tahun 100 mmHg 10 tahun 105 mmHg
1.4 Fak tor Yang Mempengaruhi
Dar i berbagai penelitian dapat dilihat bahwa tekanan darah di pengaruhi oleh banyak fak tor antara lain*:
Jeniskelamin
Umur
Lingkunganhidup
Sukubangsa
Di samping itu tidak sedik it fak tor yang terdapat dalam pr oses pengukuran tekanan darah yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Fak tor tersebut antara lain*:
Suhuruang
Kegiatan jasmani sebelum di per iksal
Lenganatas ter tekan oleh lengan ba ju
Kecepatanmenurunkan tekanan udara manset
Sikaptubuh selama di per iksa
Kegelisahan
Keta jaman
Pendengaranpemer iksa
Mesk i pun pemer iksaan darah secara auskultasi dikatakan mempunyai nilai yang hanya berbeda 10% di bandingkan dengan pemer iksaan cara langsung, tetapi bila fak tor-fak tor tersebut di atas kurang di perhatikan maka kesalahan hasil pengukuran akan ber tambah besar.
* Dikutip dari artikel pembakuan pengukuran tekanan darah oleh Dr. A. Amin Singgih Bagian Faal Fakultas K edokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
2. Tujuan
Dengan mengetahui hasil dar i pengukuran tekanan darah dapat diketahui keadaan hemodinamik k lien dan keadaan kesehatan menyeluruh.
3. Manfaat
Agar k lien dapat mengetahui berapa tekanan darah yang dimilik inya. 4. Indikasi
Menilai Pola hidup ser ta identif ikasi fak to-fak tor r isik o kardiovaskular lainnya.Jika hasil pengukuran darah berada diatas normal, maka k lien tersebut mempunyai tekanan darah
31
yang tinggi atau hi per tensi.Hi per tensi dapat mengak i batkan kerusakan berbagai organ target seper ti otak , jantung, gin jal, aor ta, pembuluh darah per if ir , dan retina.
5. Kontraindikasi
Hi potensi akan ter jadi bila k ondisi tekanan darah k lien berada di bawah normal. Hi potensi dapat mengak i batkan str oke dan bahkan mengak i batkan kematian.
6. Persiapan peralatan
a. Stetosk o p
b. Spignomanometer air raksa atau aner oid dengan balon udara dan manset c. Buku catatan dan alat tulis
d. Kapas alk ohol dalam tempatnya e. Bengk ok
7. Prosedur
1) Men jelaskan pada k lien tentang tindakan yang akan dilakukan 2) Mendekatkan alat ke samping k lien
3) Mencuci tangan
4) Mengatur posisi pasien : duduk atau berbar ing yang nyaman dengan lengan tersok ong setinggi jantung dan telapak tangan menghadap ke atas
5) Membuka pakaian yang menutupi lengan atas
6) Pal pasi ar ter i brakhialis dan menempatkan manset 2.5cm diatas sisi denyut ar ter i brakhialis.
7) Letakkan manometer se ja jar dengan mata pemer iksa agar pemer iksaan lebih akurat
8) Gunakan stetosk o p agar suara jelas dan bersih.
9) Pasang stetosk o p dengan meletakkan bel atau diafragma dar i stetosk o p diatas ar ter i brachial, untuk melepaskan suara yang maksimal.
10) Tutup katup dengan mengunci sampai rapat, lalu pompa bola manometer sampai 30 mmHg diatas tekanan systolik (untuk meyak inkan keakuratan pengukuran tekanan systolik)
11) Buka katup untuk mengeluarkan udara. Katup 2-3 mmHg/detik. Keluarkan udara dar isdi buka secara per lahan-lahan manset secara berangsur-angsur dan perhatikan angka pada manometer saat terdengar bunyi (dup) per tama
(systolik) dan perhatikan suara keras yang terakhir (diastolyk). Kemudian keluarkan seluruh udara dar i manset dengan tepat.
12) Buka manset dar i lengan pasien, ber itahu hasil pemer iksaan pada pasien 13) Rapikan pasien
14) Bereskan alat 15) Cuci tangan
16) Dokumentasikan tindakan
8. Evaluasi
Meneliti kembali pelayanan kesehatan yang telah di ber ikan kepada k lien.Dimana pelayan kesehatan mengk oreksi tindakan yang telah di ber ikannya selama member ikan pelayanan kesehatan.
9.Dokumentasi
Pelayan kesehatan mencatat semua kegiatan yang dilakukan selama member ikan pelayanan kesehatan kepada k lien, dan menyisi pkan f oto k lien untuk men jadi buk ti bahwa k lien tersebut sudah mendapatkan pelayanan kesehatan.
BABIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran Tanda-Tanda Vital yang terdir i dar i pengukuran suhu tubuh, pengukuran denyut nadi, pengukuran irama nafas dan tekanan darah selalu dilakukan oleh tim pelayan kesehatan sebelum member ikan diagnosa lan jut terhadap penyak it yang dider ita oleh k lien baik sehat maupun sak it.
C. Saran
Mesk i pun pengukuran tanda-tanda vital secara tidak langsung akan mendapatkan nilai yang kurang cermat, per lu dilakukan sebaik-baiknya untuk memonitor perkembangan tanda-tanda vital pasien ser ta untuk mencegah tindakan menyimpangdalam pengelolaan penyak it.