• Tidak ada hasil yang ditemukan

Banyak Prestasi, AIRMUN Siap Jadi Unit Kegiatan Mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Banyak Prestasi, AIRMUN Siap Jadi Unit Kegiatan Mahasiswa"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Banyak Prestasi, AIRMUN Siap

Jadi Unit Kegiatan Mahasiswa

UNAIR NEWS – Untuk mewadahi mahasiswa yang ingin melatih

kemampuan berdiplomasi dan bernegosiasi di tingkat global, Universitas Airlangga memiliki sebuah komunitas bernama Airlangga Model United Nation (AIRMUN) Club. Tiap tahunnya, ada banyak ajang MUN yang bisa diikuti oleh mahasiswa UNAIR. Namun, anggota AIRMUN Club sendiri hanya mengadakan seleksi bagi mahasiswa UNAIR yang ingin mengikuti Harvard National Model United Nations (HNMUN), Harvard World Model United Nations (WMUN), dan Asia-Pacific Model United Nations Conference (AMUNC).

Kini, para anggota AIRMUN Club ingin mengubah bentuk dari komunitas menjadi unit kegiatan mahasiswa (UKM). Tujuannya agar komunitas yang dipimpinnya ini memiliki legitimasi di hadapan sivitas akademika UNAIR lainnya, termasuk Direktorat Kemahasiswaan. Pernyataan itu disampaikan oleh Ni Putu Indah Maharani selaku Ketua AIRMUN Club tahun 2016.

“AIRMUN Club selama ini juga agak mengalami kesusahan dana karena klub ini bukanlah sebuah organisasi yang memiliki surat keputusan. Sayang kalau tidak dibikin sebagai UKM. Klub ini sebenarnya tidak hanya mewadahi teman-teman yang ingin mengikuti MUN saja, tetapi juga mengakomodasi mereka-mereka yang ingin melatih skill seperti negosiasi dan berbahasa Inggris,” tutur mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional (HI) FISIP UNAIR yang akrab disapa Rani ini.

Rani ingin agar AIRMUN Club memiliki keanggotaan yang beragam. Menurutnya, mahasiswa yang berasal dari program studi selain Ilmu HI juga membutuhkan kemampuan untuk berbicara di depan publik dan menguasai bahasa Inggris. Jadi, menurutnya, tak masalah apabila ada mahasiswa yang ingin bergabung dengan AIRMUN Club tapi tidak berminat mengikuti ajang MUN.

(2)

Rani percaya bahwa komunitas yang kini tengah dipimpinnya mampu mengharumkan nama UNAIR di kancah internasional.

“UNAIR katanya mau World Class University. Jadi, kalau kita (mahasiswa, -red) bisa berpartisipasi dalam ajang tersebut, mengapa tidak?,” tuturnya.

Rencananya, pada April 2016 nanti komunitas AIRMUN Club akan mengadakan rekrutmen anggota dan mengadakan roadshow ke semua fakultas untuk menarik minat mahasiswa UNAIR serta mengenalkan tentang profil klub.

“Mungkin orang berpikir kalau MUN itu hanya ranahnya mahasiswa HI. Padahal tidak. Di PBB sendiri ada banyak komite, misalnya WHO (World Health Organization) yang menangani masalah kesehatan. Itu, kan, cocok buat mahasiswa Fakultas Kedokteran. Ada juga UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization). Sebenarnya, yang paling penting adalah kita bisa belajar public speaking. Profesi apapun pasti membutuhkan skill itu. Itu semua bisa kita training di AIRMUN Club,” ujar Rani.

Pernyataan Rani itu diamini oleh Citra Hennida, staf pengajar Departemen HI FISIP UNAIR. Citra juga kerap berkiprah membina mahasiswa UNAIR yang akan berangkat ke ajang MUN. Citra menekankan bahwa AIRMUN Club tidak hanya menekankan soal ajang MUN, tetapi beragam softskill yang bisa dipelajari di komunitas itu.

“Perlu diingat bahwa di AIRMUN ini, kita tidak menekankan tentang MUN, tetapi bagaimana kita membekali mahasiswa itu dengan softskill yang khususnya dalam bahasa Inggris. Apalagi sekarang, kan, era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Mau anak teknik, atau apapun, kalau dia sedang berjualan, dia butuh kemampuan berbicara yang bagus, dan percaya diri. Nah, dengan bergabung di AIRMUN, kita coba pupuk hal-hal yang seperti itu,” tutur Citra. (*)

(3)

Editor: Binti Q. Masruroh

Mengedukasi Masyarakat Agar

Tidak Takut Reptil

UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) PDD UNAIR di Banyuwangi mengenalkan “Handling dan Sexing pada Reptil” kepada anak muda Banyuwangi, Sabtu (5/3). Acara ini dihadiri oleh puluhan anak muda di “Kota Gandrung Banyuwangian” ini dengan menghadirkan komunitas pecinta reptil Banyuwangi, “Banyuwangi Reptile Comunity”.

Tujuan acara ini dilaksanakan, selain mengedukasi para pecinta reptil di Banyuwangi mengenai “Handling dan Sexing pada Reptile” juga untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa reptile bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti.

”Kita juga punya tujuan selain suka, kami juga ingin menghilangkan stigma pada masyarakat yang berpikir bahwa reptil itu berbahaya, padahal tidak, bahkan bermanfaat untuk masyarakat,” ujar Bung Rudi, ketua Banyuwangi Reptile Community.

Keseimbangan pada ekosistem sangat dipengaruhi oleh reptil. Reptil memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Selain memainkan peran penting dalam banyak rantai makanan, yang menjaga populasi hewan kecil di bawah terkendali, reptil juga berfungsi sebagai makanan, hewan peliharaan, dan telah memainkan peran dalam seni dan budaya selama ribuan tahun. “Masyarakat dan mahasiswa diharap tahu lebih tentang hewan konservasi, terutama reptil, supaya bisa turut menjaga

(4)

biodiversitas satwa yang dilindungi. Karena reptil telah

berperan penting dalam ekosistem sejak ribuan tahun lalu, dan saat ini rawan di eksploitasi demi kepentingan oknum tertentu,” tambah Drh. Thohawi Elziyad, pemrasaran pada sesi materi dalam kegiatan ini. (*)

Penulis: Ahmad Zakky Multazam Editor : Bambang Bes

Blusukan

ke

Rumah-Rumah

Warga, Mahasiswa UNAIR Ikut

Tekan Penyebaran DBD

UNAIR NEWS – Pengabdian masyarakat mahasiswa program studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) PDD UNAIR Banyuwangi, berlanjut. Setelah diawali pada 11 Februari lalu, kemudian pekan lalu (2/3) melaksanakan edukasi pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Kelurahan Boyolangu, Kec. Giri, Kab. Banyuwangi, Minggu (6/3) kemarin, puncaknya dengan “blusukan” mengidentifikasi jentik ke rumah-rumah warga, sekaligus memberikan edukasi dengan pendekatan komunikasi interpersonal di wilayah yang sama. Sasarannya adalah bak mandi, jamban-jamban keluarga, dsb.

Mengapa harus dilaksanakan identifikasi terhadap jentik? Menurut Syifa, staf pengajar FKM UNAIR Banyuwangi, dengan

fogging saja tidak akan menyelesaikan masalah Demam Berdarah

Dengue (DBD), sebab asap hasil fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedang jentik-jentik yang tumbuh di tempat-tempat air tetap hidup dan akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa, dan nyamuk ini membawa virus dengue dari kecil.

(5)

”Jadi kalau mau memberantas demam berdarah harus dari sarangnya dan jentik-jentiknya,” ujar Syifa. Seperti diketahui, DBD adalah salah satu wabah penyakit yang harus diwaspadai saat ini. Penyakit yang disebabkan virus dengue dan dibawa/ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti (AE) ini, bila terlambat tertangani bisa berpotensi menyebabkan kematian. Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, tahun 2015 lalu DBD di Banyuwangi dinyatakan berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa), yakni mencapai 154 kasus hanya dalam kurun waktu Januari hingga Februari dan menimbulkan korban jiwa.

Wabah ini harus diwaspadai saat awal musim penghujan dan akhir musim penghujan, saat-saat terdapat genangan air yang tidak tersiram oleh air hujan lagi dan menjadi tempat strategis berkembang-biaknya nyamuk AE. Karena itu dalam sosialisasi kemarin, warga diminta mewaspadai tempat-tempat genangan air seperti, bak mandi, selokan yang mampat, dan barang bekas yang berpotensi menampung air dan sifatnya terbuka.

Koordinator pengmas FKM UNAIR Banyuwangi, Azis, berharap kegiatan ini dapat menekan kejadian kasus DBD yang secara epidemiologis diprediksi akan mengalami lonjakan pada April mendatang.

”Kami sangat senang bisa menerapkan ilmu yang telah kami pelajari, dan semoga dapat bermanfaat sebagai salah satu langkah preventif dalam memutus daur hidup nyamuk AE, apapun spesiesnya. Saya juga berharap kegiatan ini tidak putus sampai hari ini saja, tetapi terus dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Azis.

Pengendalian berbasis pencegahan yang langsung oleh masyarakat, dinilai cara paling efisien dan sangat mudah dilakukan. Masyarakat hanya perlu melakukan pola hidup bersih dan sehat, termasuk melakukan 4N (Ngubur, Nguras, Nutup dan

Ngawasi – dari gigitan nyamuk) atau juga dikenal dengan

istilah 3M plus (Mengubur, Menguras, Menutup dan Hindari gigitan nyamuk). Kepada masyarakat juga diminta untuk

(6)

menebarkan bubuk larvasida atau bubuk abate pada bak mandi, dan melakukan pengawasan pada anak-anak yang sangat rawan terjangkit penyakit ini. (*)

Penulis : Ahmad Zakky Multazam Editor : Bambang ES

Delegasi UNAIR Bawa Emas dari

UPI Bandung

UNAIR News – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Himpunan

Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam (IPAI) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung menyelenggarakan acara bertajuk Islamic Education Fair. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari terhitung sejak 19-21 Februari 2016 ini diadakan dalam rangka mencari solusi dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islami dengan pendidikan.

Seorang dara Airlangga turut ikut menyumbangkan ide kreatifnya pada acara ini. Ialah Kiki Awalul Chasanah, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR yang juga perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran UNAIR. Kiki menyumbangkan ide kreatifnya pada perlombaan essai, dan menyabet juara 1 diantara 12 finalis yang turut serta.

Peserta lain yang berhasil Kiki kalahkan berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Satya Negara Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Politeknik Negeri Bandung, Universitas Negeri Jakarta, dan termasuk UNAIR. Essai Kiki berjudul “Children Islamic Education Park Berbasis Fun Religion Learning sebagai Upaya Pembentukan Karakter Penyambung Rantai Pasokan Berkualitas Islami yang Beradab”.

(7)

Mahasiswi yang juga pernah menjuarai LKTIN 2nd

Indonesian Medical Scientific Competition Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat ini menjelaskan bahwa dirinya baru pertama kali mengikuti perlombaan di UPI Bandung.

“Artikel tersebut saya buat berawal dari inspirasi dan rasa kagum saya terhadap museum Asma’ul Husnah, Madinah, dan komik Islam bergambar yang mengajarinya nilai-nilai Islam secara halus, namun belum semua orang mengetahuinya,” tutur Kiki. Mahasiswi yang memiliki hobi fotografi dan desain ini menjelaskan tentang proses kreatif pembuatan artikelnya yaitu dengan menggabungkan konsep komik Islam dan Museum Asma’ul Husnah menjadi konsep taman edukasi Islam. Selain menang, Kiki memiliki harapan lebih terhadap artikel yang ia lombakan tersebut.

“Harapannya supaya artikel yang saya buat nantinya bisa direalisasikan dengan semangat Excellent with Morality,” pungkasnya. (*)

Penulis : Akhmad Janni

Editor : Binti Q. Masruroh

Dirut

Pertamina

Berbagi

Cerita Inspiratif di FEB

UNAIR NEWS – Gedung Program Magister Manajemen FEB kedatangan

tokoh nasional Sabtu siang (6/3). Dia adalah Dirut Pertamina Dwi Soetjipto. Salah satu anggota majelis wali amanah UNAIR tersebut menjadi narasumber business gathering bertajuk

Transformasi Pertamina Menjadi Perusahaan Energi Berkelas Dunia.

(8)

Dalam kesempatan itu, mantan Dirut Semen Indonesia tersebut mengungkapkan pentingnya kreatifitas dan semangat juang. Semua itu menjadi modal utama untuk bersaing di pasar global. Wawasan mesti mendunia. Namun, nasionalisme dan rasa cinta pada tanah air harus pula menjadi landasan dalam bertindak. Yang tak kalah penting adalah perasaan tidak gampang merasa puas. Dia mencontohkan, Pertamina saat ini bisa dibilang sebagai BUMN besar. Namun, para penggawa di dalamnya tidak boleh merasa berada di zona aman. “Tantangan di luar sangat besar. Kita harus selalu peka terhadap perubahan. Jangan sampai terlena,” kata dia.

Perubahan yang begitu cepat dan beraneka rupa ini sempat dianalogikannya dengan kisah bahtera Nuh. Betapa waktu itu, banjir yang terjadi benar-benar tidak bisa diprediksi dan di luar dugaan. Kalau sudah begitu, sense of crisis sudah menjadi barang mutlak.

Di sisi lain, dia juga menyampaikan soal perlunya brain

storming dengan rekan-rekan. Sebab, berawal dari kebersamaan

dalam diskusi, kerap kali ide-ide brilian muncul.

Sekitar 150 mahasiswa dan civitas akademika hadir dalam acara tersebut. Khususnya, yang berasal dari FEB. Ada pula peserta dari kalangan praktisi dan pemerhati bisnis yang hadir dari luar kampus UNAIR.

Mereka tampak antusias mengikuti “sharing session” yang gayeng dan hangat kali ini. Gaya bertutur yang ringan dan gampang dipahami menjadikan Dwi magnet dalam venue.

Ketua Program Studi Magister Manajemen Dr Gancar Premananto menuturkan, pihaknya sudah kerap melangsungkan kuliah umum, seminar, business gathering, meet the CEO¸ yang dihadiri tokoh nasional dengan rekam jejak bagus. “Kami ingin mendapatkan ilmu dan pengetahuan langsung dari ahlinya. Para mahasiswa bisa belajar dan berinteraksi langsung dengan narasumber yang berkompeten,” kata dia.

(9)

Harapannya, apa yang disampaikan Dwi dapat diterima oleh mahasiswa sebagai alternatif berpikir dan mengaplikasikan ilmu di masyarakat. Terlebih, selama berkiprah di dunia bisnis, Dwi terhitung sukses dan sarat prestasi. (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Alumni dan Mahasiswa All Out

Bantu Korban Banjir Sampang

UNAIR NEWS – Tim UNAIR yang terjun ke lokasi bencana banjir

Sampang benar-benar all out. Mereka mengerahkan segenap tenaga untuk meringankan beban masyarakat di sana.

Rachmat Muttaqin, alumni FISIP yang dulu aktif di UKM Menwa menjelaskan, pada Rabu malam (2/3), lima personel berangkat ke Sampang. Mereka meluncur ke Pulau Garam dengan menggunakan tiga unit sepeda motor. Selain Muttaqin, ada pula tiga anggota Menwa dari berbagai fakultas dan seorang sukrelawan dari Fakultas Psikologi.

“Di sana, kami langsung berkoordinasi dengan posko-posko. Kami dipersilakan melakukan survey dan pengamatan lapangan. Dari situ, kami tahu kalau ada di kawasan yang belum tersentuh bantuan. Yakni, Panggung dan Paseyan,” kata dia.

(10)

Penuh sesak : suasana di dalam posko kesehatan (Foto: UNAIR NEWS)

Mereka pun memutuskan untuk fokus mendistribusikan bantuan berupa barang dan tenaga guna ikut bersih-bersih lingkungan di sana. Barang yang diberikan pada penduduk sekitar antara lain bahan makanan, pakaian, obat-obatan, serta perkakas atau kebutuhan sehari-hari lainnya.

Pada Jum’at (4/3), sejumlah alumni dan Mahasiswa Tanggap Bencana (Mahagana) menyusul hadir. Mahagana adalah sekumpulan mahasiswa lintas UKM dan eksponen. Misalnya, Menwa, Pramuka, KSR PMI, Wanala, Mapanza, BEM, dan lain-lain. Tepatnya, pada Sabtu sore (5/3) tim dari UNAIR itu baru kembali dari Sampang. “Ini merupakan tugas dan tanggungjawab sosial kami. Wujud nyata pengabdian untuk masyarakat bangsa dan negara,” kata Muttaqin. (*)

(11)

Penulis: Rio F. Rachman

FKG Terus Siapkan Akreditasi

Internasional

Asean

University Network

UNAIR NEWS – Pada 2015 lalu, program akademik S1, profesi

kedokteran gigi, dan magister, meraih akreditasi A dari BAN PT. Pada 2016, FKG UNAIR kembali mendapat akreditasi untuk beberapa program spesialis.

Program spesialis ini diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAMPTKES). Tahun ini, program spesialis Prostodonsia dan Konservasi Gigi mendapat akreditasi A dan program D3 teknologi kedokteran gigi mendapat akreditasi B.

“Target kami adalah akreditasi untuk 11 program studi. Setelah 6 program mendapat akreditasi yang membanggakan, selanjutnya adalah pengajuan akreditasi untuk 5 program spesialis lain, yaitu Ilmu kedokteran gigi anak, orthodonsia, periodonsia, ilmu penyakit mulut dan bedah mulut,” ujar Dekan FKG, Dr. R., Darmawan Setijanto, drg., M.Kes.

Darmawan menambahkan, tujuan dari akreditasi ini tidak sekadar pengakuan secara tertulis. Lebih jauh, ini adalah bentuk peningkatan mutu pendidikan. Akreditasi yang sangat baik ini adalah modal dasar untuk tahap selanjutnya. Yaitu, pengakuan dunia melalui akreditasi Asean University Network (AUN). (*) Penulis: Humas FKG

(12)

Balik

dari

Singapura,

Mengabdi untuk Almamater

Tercinta

UNAIR NEWS – Untuk menjadi mahasiswa yang aktif kuliah sambil

kerja, dibutuhkan banyak aspek. Misalnya, kreatifitas dan kemampuan mengatur waktu. Hal itu selalu diupayakan oleh Asih Saraswati, mahasiswa S1 Jurusan Budidaya Perairan.

Belia kelahiran Mojokerto 16 Januari 1991 ini boleh dikata multi talenta. Dia pernah menjadi reporter sekaligus fotografer di media cetak Warta UNAIR. Lantas, pindah ke bagian Radio untuk menjadi penyiar dan tim kreatif. Dia juga kerap melaksanakan tugas mengedit produk audio visual. Termasuk, membuat teaser dan poster promosi. “Saya mencintai apa yang saya lakukan. Banyak dapat pengalaman, wawasan, dan jaringan,” kata salah satu peserta ekspedisi NKRI dengan Kopassus pada 2013 tersebut.

(13)

Asih Saraswati, mahasiswa S1 Jurusan Budidaya Perairan (Foto: Istimewa)

Dia paham, sejumlah orang menganggap kalau apa yang dia lakukan tidak berhubungan dengan kuliah yang dijalaninya. “Tapi, prinsip saya, jadikan hobi kedua sebagai pekerjaan dan hobi pertama sebagai sarana rekreasi. Hobi pertama saya adalah travelling. Karena itu saya memilih jurusan yang mengharuskan saya untuk berkeliling dan bekerja di luar lapangan. Hobi kedua saya, kurang lebih adalah apa yang saya lakukan di media kampus saat ini,” kata peraih full-schoolarship selama 4 tahun pertama perkuliahan ini.

Dari Singapura, Balik ke PIH

Kecintaan Yeano D. Andhika pada dunia tulis-menulis tidak terbantahkan. Pada 2013 lalu, pemuda kelahiran Ngawi 1 Januari 1994 ini bergabung dengan Warta UNAIR. Dia sempat menjadi kontributor dan editor hingga Juni 2015.

(14)

Islam FEB angkatan 2012 ini ikut program exchange ke National University of Singapore (NUS). Februari 2016, dia kembali ke tanah air. Tak hanya itu, ketua divisi keilmuan Hima Ekonomi Islam 2014 ini juga kembali bergabung dengan News Room UNAIR. Baik sebagai editor majalah maupun website UNAIR News. “Kualitas bahasa Inggris Yeano bisa dibilang mumpuni. Dia dulu juga punya pengalaman di sini. Maka itu, kami dengan senang hati menerimanya kembali,” kata Koordinator News Room Bambang BES.

Yeano D. Andhika , mahasiswa S1 Ekonomi Islam FEB angkatan 2012 (Foto: Istimewa)

Yeano sendiri merasa bersyukur bisa kembali berkiprah di salah satu struktur dalam Pusat Informasi dan Humas (PIH) tersebut. Kemampuan tulis menulisnya makin terasah. Dia juga kerap bertemu dan mewawancarai para tokoh atau negarawan. “Pengalaman tersebut sangat mencerahkan,” kata ketua departemen keilmuan BEM FEB UNAIR 2015 tersebut.(*)

(15)

Penulis: Rio F. Rachman

Krisis Perizinan sebagai

Pemicu Bencana Banjir

Musim penghujan yang mencapai puncaknya saat ini menyebabkan terjadinya bencana banjir di hampir seluruh wilayah Indonesia. Penyebutan banjir sebagai bencana seakan memberikan justifikasi bahwa banjir adalah kehendak dari Allah SWT atau biasa kita ucapkan sebagai takdir. Hal inilah yang harus dikaji ulang. Lantas, disadari dan dipahami. Bahwa banjir sejatinya merupakan akumulasi dari perbuatan manusia yang selalu merasa kurang. Misalnya, kurang memahami akibat membuang sampah di sungai, merasa kurang luas lahan sehingga menggunakan sempadan sungai sebagai bangunan, kurang lahan resapan air, kurang mengetahui adanya peraturan yang mengharuskan adanya perizinan dan dokumen lingkungan dalam pembangunan dan beraneka “kekurangan” lainnya.

Sebenarnya, hukum, peraturan perundang-undangan, dan keputusan yang telah dibuat pemerintah pusat maupun daerah, sudah banyak yang bisa menjadi instrumen pencegah pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan. Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan, instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas sejumlah elemen. Di antaranya, Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Baku Mutu Lingkungan (BML), AMDAL, UKL-UPL, perizinan, retribusi/pajak, peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan, analisa resiko lingkungan hidup dan instrument lainnya sesuai dengan kebutuhan.

(16)

RTRW merupakan perencanaan tata ruang kabupaten/kota yang disusun berdasarkan RPPLH sebagai dokumen perencanaan yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaan dalam kurun waktu tertentu. Penjabaran RTRW ditetapkan dalam perda yang mengatur Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan peraturan zoning yang digunakan sebagai pedoman dalam mengatur pemanfaatan kawasan di suatu wilayah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dicantumkan bahwa Pemerintah daerah berwenang menyelenggarakan urusan wajib di bidang penataan ruang dan lingkungan hidup. Wewenang merupakan salah satu unsur keabsahan bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan daerah, dimana ruang lingkup wewenang meliputi pengaturan, perizinan dan penegakan hukum.

Pandangan umum selalu menyatakan bahwa banjir yang terjadi rutin setiap tahun disebabkan oleh curah hujan tinggi. Lantas, mengakibatkan meluapnya sungai dan naiknya air laut. Pendapat ini seakan menutup pemikiran bahwa salah satu penyebab banjir yang cukup relevan adalah menyempit dan dangkalnya sungai. Serta, kurangnya resapan air akibat perkembangan pembangunan.

Daerah punya Perda tangkal banjir

Setiap daerah kabupaten/kota telah memiliki perda tentang RTRW, perda RDTRK, dan perda IMB. Di dalamnya terdapat norma perintah, larangan, izin dan dispensasi dimana setiap orang/badan yang akan memanfaatkan kawasan sebagai kawasan perumahan, perindustrian dan perdagangan diwajibkan memiliki izin yang mempersyaratkan adanya dokumen lingkungan sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan (AMDAL/UKL-UPL).

Dalam praktek penyusunan AMDAL/UKL-UPL, dibutuhkan waktu dan biaya yang cukup mahal. Hal ini mendorong pemerintah daerah memberikan kemudahan berupa pemrosesan izin yang dibarengkan dengan penyusunan dokumen lingkungan tersebut. Kemudahan yang

(17)

bertujuan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif telah mengubah tujuan dan konsep perlunya dibuatnya dokumen lingkungan.

Pembuatan dokumen lingkungan merupakan analisis terhadap rencana kegiatan yang akan memberikan dampak terhadap lingkungan. Sehingga, keberadaan dokumen lingkungan merupakan pertimbangan diterbitkannya izin. Sesuai dengan dokumen lingkungan, maka pemegang izin wajib memenuhi kewajiban sebagaimana dijanjikan dalam AMDAL/UKL-UPL.

Dengan demikian, jika pemegang izin melanggar kewajiban tersebut, maka dapat dilakukan upaya penegakan hukum akibat pelanggaran izin. Apabila penyusunan AMDAL/UKL-UPL dibarengkan dengan pemrosesan izin, maka hal ini memberi peluang kewajiban pengelolaan dan pemantau lingkungan disusun secara umum dan penuangan dalam kewajiban pemegang izin juga sangat umum. Hal ini menimbulkan peluang terjadinya pelanggaran dan kesulitan bagi pengawasan dan penegakan hukum.

Kelemahan di bidang penegakkan hukum

Pengusaha harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal untuk meminta bantuan seorang ahli dalam penyusunan dokumen lingkungan. Hal ini yang menjadi salah satu sebab kelemahan penyusunan dokumen lingkungan. Di sisi lain, dokumen lingkungan merupakan salah satu instrumen penting bagi pejabat pemberi izin. Guna menilai dan mempertimbangkan diterbitkannya izin serta kewajiban yang harus dipenuhi oleh pengusaha dalam menjalankan usaha agar tidak terjadi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan.

Krisis kedua dalam kebijakan perizinan yang menyebabkan kelemahan tercapainya tujuan izin sebagai instrumen pencegahan adalah di bidang pengawasan. Wewenang pengawasan dan penegakan hukum merupakan wewenang yang berkaitan dengan wewenang pengaturan dan penerbitan izin. Namun, dengan adanya kebijakan pemerintah untuk kemudahan perizinan yang dilakukan oleh satu

(18)

lembaga perizinan atau dikenal dengan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu), penerbitan izin dilakukan oleh Badan Perizinan sedangkan pengawasan dan penegakan hukum dilakukan oleh SKPD teknis atau Polisi Pamong Praja.

Kebijakan PTSP satu sisi memberikan kemudahan bagi masyarakat atau pengusaha dalam memperoleh izin. Di sisi lain, kebijakan yang membagi kewenangan pengawasan dan penegakan hukum memberikan kelemahan, khususnya di bidang penegakan hukum. Kelemahan pengawasan dan penegakan hukum yang dilakukan oleh instansi yang berbeda akan terjadi apabila instansi pengawas tidak memiliki data yang akurat atas izin-izin yang telah diterbitkan. Hal ini terjadi akibat tidak adanya harmonisasi dan koordinasi bagi penerbit izin untuk selalu memberikan tembusan kepada SKPD teknis dan Polisi Pamong Praja.

Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum seakan memberi gambaran bahwa pemerintah daerah melakukan pembiaran dan hal ini dianggap bukan pelanggaran. Sehingga, masyarakat tidak memiliki rasa bersalah atas pelanggaran yang dilakukan. Juga, tidak ada sarana yang membuat masyarakat jera.

Beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh pengembang perumahan yang belum membuat irigasi atau membuat bangunan yang lebih tinggi dari ketentuan sering lepas dari pengawasan pemerintah daerah. Hal ini akan diketahui setelah perumahan telah dihuni dan menyebabkan banjir bagi kawasan lain. Sehingga, bila dilakukan pengubahan akan terjadi benturan antara masyarakat penghuni dengan pemerintah daerah atau dengan penghuni lainnya. Kondisi ini menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi lemahnya penegakan hukum. Khususnya, penegakan hukum administrasi.

Dalam pemanfaatan kawasan, perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat bahwa keberadaan izin pemanfaatan, IMB dan dokumen lingkungan merupakan upaya legitimasi dan instrumen pencegahan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan. Bukan

(19)

semata-mata alat bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Selain itu, diperlukan adanya komitmen yang tinggi dari aparat pemerintah untuk mengikuti peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam menerbitkan izin. Jika dalam menerbitkan izin tidak didasarkan pada kedua hal tersebut, maka berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, pejabat dapat diminta pertanggungjawaban dengan alasan terjadinya penyalahgunaan wewenang. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, Gagasan Illia Delio tentang Kristus, evolusi, dan kepegarian yang menampilkan Kristus sebagai ketidakpastian yang senantiasa muncul dalam kreativitas semesta

FatchurRohman, SE, MM MisbahuddinAzzuhri, SE, MM IkhtiaraKaideniIsharina, SE,MM RadityoPutroHandrito, SE,MM RiscaFitriAyuni, SE,MM KuliahTamuKebujaka n BI

Untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan, maka ibu hamil dengan anemia perlu ditangani segera dengan asupan nutrisi yang baik sesuai dengan kebutuhan antara lain makanan

Berdasarkan analisis ABC dari 60 jenis obat rutin yang dipakai di Instalasi Farmasi yang termasuk golongan obat A sebanayak 6 item dengan nilai investasi sebesar Rp.. Golngan Obat

tactile play ini tidak hanya dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang akan tetapi juga dapat mengembangkan motorik halus anak tunagrahita

Menurut Usman (2015), salinitas yang tinggi menyebabkan kation alkali dan alkalin bersaing untuk mendapatkan tempat pada partikel padat dengan cara mengganti

Dari rumusan tersebut maka moral tidak hanya sebatas perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup yang dipegang, dibahas dan dibicarakan kembali hanya ketika ada